Anda di halaman 1dari 27

GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA

KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN


ANGGARAN 2022

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
BAB 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Dasar Hukum 3
1.3 Tinjauan Kegiatan 3
1.4 Ruang Lingkup 5
BAB 2 Metodologi 6
2.1 Gambaran Umum Alur Pekerjaan 9
2.2 Tahapan Persiapan dan Perencanaan 9
2.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 9
2.3.1 Pelaksanaan Rapat Koordinasi GTRA 12
2.3.2 Pengumpulan Data TORA 10

2 2.3.3 Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses 14

2 2.3.4 Pembentukan Kampung Reforma Agraria 15


2.3.5 Pelaporan 15
2.4 Jadwal Pelaksanaan 14
2.9 Keluaran 17
BAB 3 Proses Pelaksanaan Kegiatan 18
3.1 Proses Pelaksanaan 18
3.2 Capaian Pekerjaan 18
3.3 Capaian Individu 18
BAB 4 Permasalahan dan Tindak Lanjut 25
4.1 Permasalahan 25
4.2 Tindak Lanjut 25

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebijakan Reforma Agraria merupakan upaya untuk menata kembali


hubungan antara masyarakat dengan tanah, yaitu menata kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan permukaan bumi yang berkeadilan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria (UUPA) merupakan rujukan pokok bagi kebijakan dan pelaksanaan
reforma agraria. UUPA telah meletakkan dasar-dasar pengaturan, penguasaan,
pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah.

Kesadaran akan pentingnya menata kembali kehidupan bersama yang berkeadilan


sosial melalui reforma agraria mencapai puncaknya dengan dikeluarnya Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) Nomor IX/MPR/2001 tentang
Pembaharuan Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang mengharuskan
dilakukannya reforma agraria. TAP MPR ini mengatur mengenai pengertian,
prinsip dan arah kebijakan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam
yang dalam pelaksanaannya menugaskan Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia bersama Presiden Republik Indonesia untuk segera mengatur lebih
lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya alam serta
mencabut, mengubah dan/atau mengganti semua undang-undang dan peraturan
pelaksanaannya yang tidak sejalan dengan TAP MPR ini. Secara khusus, TAP
MPR ini menekankan pentingnya penyelesaian pertentangan dan tumpang tindih
pengaturan agraria dan pengelolaan sumber daya alam.

Selanjutnya Program kerja pemerintah Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla yang dirumuskan sebagai Nawacita salah satunya menyebutkan Cita
ke-5 yaitu “Program Indonesia Kerja dan Indonesia Sejahtera dengan mendorong
landreform dan program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektare” yang
dituangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 adalah target

1
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektare, yang akan dilakukan melalui
Redistribusi Tanah Objek Landreform 4,5 juta hektare dan Legalisasi aset lainnya
4,5 juta hektare.

Pada 24 September 2018, telah diundangkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun


2018 tentang Reforma Agraria sebagai peraturan perundang-undangan
pelaksanaan Reforma Agraria. Dalam peraturan presiden dimaksud disebutkan
bahwa tujuan Reforma Agraria adalah untuk:

a. mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka


menciptakan keadilan;
b. menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
c. menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang
berbasis agraria melalui pengaturan penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaatan tanah;
d. menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
g. memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka


Menengah Nasional Tahun 2020–2024, reforma agraria yang dilaksanakan
mencakup: (a) penyediaan sumber Tanah Objek Reforma Agraria (TORA),
termasuk melalui pelepasan kawasan hutan; (b) pelaksanaan redistribusi tanah,
termasuk untuk pengembangan kawasan transmigrasi; (c) pemberian sertipikat
tanah (legalisasi), termasuk untuk kawasan transmigrasi yang penempatan
sebelum tahun 1998; dan (d) pemberdayaan masyarakat penerima TORA.

Reforma agraria tetap menjadi Program Prioritas yang harus dilaksanakan


untuk menyelesaikan backlog dari target redistribusi tanah sebesar 3.566.453
hektare yang harus diselesaikan pada RPJM 2020-2024, mengingat realisasi
RPJM 2015-2019 untuk redistribusi tanah dari target sebesar 4,5 juta hektare baru

2
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

mencapai 933.547 hektare. Guna memastikan pelaksanaan Reforma Agraria


sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 agar berjalan
efektif dan berhasil mencapai tujuannya serta sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka Direktorat Jenderal Penataan Agraria menyusun
Panduan Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria untuk memberikan
arah, petunjuk dan menjadi pedoman kerja dalam menyelenggarakan Gugus
Tugas Reforma Agraria (GTRA) baik di tingkat Pusat khususnya mengenai
kelembagaan GTRA, Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota.

1.2 Dasar Hukum


1. TAP Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2043);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015, tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang;

6. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;

3
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 Tentang


Reforma Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 172);
8. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 27 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2020-2024;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

1.3 Tujuan Kegiatan


Sebagaimana berdasarkan Peraturan Presiden nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria sebagai peraturan perundang-undangan pelaksanaan Reforma
Agraria, dapat disimpulkan tujuan kegiatan GTRA pada tahun 2022 meliputi:
1. Melanjutkan pelaksanaan penataan aset yang telah dilasksanakan pada
tahun 2021.
2. Melaksanaan penataan aset Kampung Reforma Agraria dan Objek TORA
di Kabupaten Rejang Lebong.
3. Meningkatkan koordinasi di jajaran Kantor Pertanahan ATR/BPN
Kabupaten dengan dinas dan organisasi masyarakat terkait di Kabupaten /
Kota demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan GTRA 2022.

Dengan harapan terlaksananya pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang


terstruktur, komprehensif, dan terintegrasi sehingga bidang tanah
hasil kegiatan legalisasi aset dapat dimanfaatkan secara maksimal
dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Terlaksananya
prioritas legalisasi aset terhadap bidang tanah yang calon pemegang haknya
sudah melaksanakan model pemberdayaan/memperoleh akses yang difasilitasi
dan didampingi oleh pemangku kepentingan terkait. Meningkatkan koordinasi di
4

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

jajaran Kementerian ATR/BPN dengan pemangku kepentingan terkait di tingkat


Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan
pemberdayaaan hak atas tanah masyarakat.

1.4 Ruang Lingkup


Secara spesifik, ruang lingkup kegiatan ini memiliki cakupan yang dibatasi oleh
beberapa hal, antara lain:

1. Membantu Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Rejang Lebong


dalam hal inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisis dan updating
data TORA kabupaten sesuai dengan bidangnya.
2. Membantu menyusun rencana aksi penataan aset dan penataan akses tahun
2022 di Kabupaten Rejang Lebong.
3. Membantu pelaksanaan integritas penataan aset dan akses reform
Kabupaten Rejang Lebong.
4. Menyusun data asset reform Kabupaten Rejang Lebong by name by
addres.
5. Membantu pengembangan sistem database TORA Kabupaten Rejang
Lebong.
6. Membantu menyiapkan laporan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Rejang Lebong sesuai dengan bidangnya terkait;
a. Realisasi pelaksanaan reforma agraria tahun 2022 Kabupaten
Rejang Lebong (akses reform dan asset reform)
b. Rencana lokasi TORA Kabupaten Rejang Lebong untuk tahun
selanjutnya
c. Arahan program-program asset reform dan akses reform dalam
kerangka reforma agrarian untuk tahun selanjutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

BAB II
METODOLOGI

2.1 Gambaran Umum Alur Pekerjaan


Secara umum alur pekerjaan dalam pelaksanaan gugus tugas reforma agraria
terkait dengan asset reform adalah seperti gambar di bawah ini :

Gambar 1. Skema Pelaksanaan Asset Reform

Dalam hal ini, penataan aset atau asset reform adalah penataan kembali
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan pemilikan tanah. Penataan aset
merupakan bentukan pertama dalam menentukan arah dan alur pekerjaan
selanjutnya yaitu access reform. Tanah-tanah objek kajian penataan aset tidak
sembarangan dan telah ditentukan kriteria sesuai dengan kegiatan Reforma
Agraria. Menurut buku Panduan GTRA Tanah Objek Reforma Agraria yang
selanjutnya disingkat TORA adalah tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau
tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat untuk diredistribusi atau dilegalisasi.

6
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Tugas dan tujuan penataan aset Reforma Agraria sesuai dengan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019 yaitu
merealisasikan target program kepemilikan tanah seluas 9 juta hektare, yang akan
dilakukan melalui Redistribusi Tanah Objek Landreform 4,5 juta hektare dan
Legalisasi aset lainnya 4,5 juta hektare yang sekarang sedang dilanjutkan dengan
target redistribusi tanah sebesar 3.566.453 hektare yang harus diselesaikan pada
RPJMN 2020-2024, mengingat realisasi RPJMN 2015-2019 untuk redistribusi
tanah dari target sebesar 4,5 juta hektare baru mencapai 933.547 hektare.

Pelaksanaan penataan aset dimulai dengan penyediaan TORA dengan cara


mendata dan mengidentifikasi potensi data TORA yang ada di wilayah kerja.
Data-data TORA akan dikelola dan dianalisa menggunakan Sistem Informasi
Geografi Tanah Objek Reforma Agraria (SIGTORA) Desktop yang merupakan
sebuah alat (tools) tambahan pada arcmap yang berfungsi untuk melakukan
analisis fisik awal terhadap suatu Subjek Tanah Objek Reforma Agraria. Alur
skema umum analisa untuk menentukan prioritas TORA di SIGTORA Desktop
sebagai berikut:

Gambar 2. Skema Umum Analisa Penentuan Prioritas TORA.

Secara umum data TORA berasal dari sumber-sumber tanah yang dikelompokkan
menjadi:

7
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

1. Tanah Transmigrasi yang Belum Bersertipika


Pengumpulan data atas tanah transmigrasi yang sudah ada SK HPL maupun
yang belum ada SK HPLnya; sudah ada SK HPLnya yang telah diteruskan
pendaftarannya menjadi sertipikat HPL dan yang belum menjadi sertipikat
HPL; serta tanah transmigrasi yang berasal dari pelepasan Kawasan Hutan.

2. Legalisasi Aset/Pensertipikatan Tanah oleh Pemerintah


Pengumpulan data atas tanah yang akan dijadikan target pensertipikatan tanah
oleh pemerintah dan data hasil pelaksanaan kegiatan PTSL yang masuk dalam
kategori K3 yang dapat berpotensi menjadi obyek penataan aset (redistribusi
tanah).

3. HGU dan HGB


HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya, tidak diperpanjang/
diperbarui, tanah terlantar dan tanah negara lainnya:
a. HGU dan Hak Guna Bangunan :
1) Tanah Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan:
- yang telah habis masa berlakunya, tidak diperpanjang, dan/atau
tidak diperbarui dan/atau permohonan perpanjangan haknya
ditolak;
- yang penggunaan tanahnya melebihi dari luas yang tercantum
dalam surat keputusan pemberian Hak yang bersangkutan.
2) Tanah yang diperoleh dari pelepasan Hak Guna Usaha yang diubah
menjadi Hak Guna Bangunan karena penyesuaian tata ruang.
3) Tanah yang diperoleh dari kewajiban menyerahkan sebagian dari
tanah yang diusahakan oleh pemegang hak.
b. Tanah Terlantar
Dilakukan terhadap tanah hasil penertiban tanah terlantar:
1) telah ditetapkan menjadi Tanah Cadangan Umum Negara yang
pendayagunaannya ditujukan untuk Reforma Agraria.
2) pelepasan sebagian hak yang merupakan hasil optimalisasi penggunaan
dan pemanfaatan tanah terindikasi terlantar.

8
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

c. Tanah Negara Lainnya


1) Tanah hasil penyelesaian konflik;
2) Tanah bekas tambang yang telah direklamasi di luar kawasan hutan;
3) Tanah timbul;
4) Tanah Negara yang belum digarap dan/atau telah digarap;
5) Tanah-tanah yang memenuhi persyaratan penguatan hak rakyat atas
tanah, meliputi:
- tanah yang dihibahkan oleh perusahaan dalam bentuk tanggung
jawab sosial dan/atau lingkungan;
- tanah hasil konsolidasi yang subyeknya memenuhi kriteria reforma
agraria yaitu berupa sumbangan tanah untuk pembangunan (STUP)
dan tanah pengganti biaya pelaksanaan (TPBP) Konsolidasi Tanah
yang telah disepakati untuk diberikan kepada pemerintah sebagai
TORA; dan
d. Tanah yang berasal dari pelepasan kawasan hutan dan tanah hasil
perubahan tata batas kawasan hutan.

Kegiatan penataan aset yang dikolaborasikan dengan penataan akses selain


bertujuan untuk mengurangi ketimpangan penguasaan, pemilikan, penggunaan
dan pemanfaaatan tanah juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.2 Tahapan Persiapan dan Perencanaan


2.2.1 Pembentukan GTRA
Tahap awal untuk melaksanakan pekerjaan adalah membentuk Tim GTRA
Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota dan Tim Pelaksana Harian
GTRA Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota. Bagi Kabupaten/Kota yang telah membentuk Tim GTRA yang
susunan anggotanya belum sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun
2018 tentang Reforma Agraria sebagaimana tertuang dalam Pasal 21 ayat (2)
agar disesuaikan. Output pembentukan GTRA adalah Keputusan Bupati/Walikota
tentang Tim GTRA Kabupaten/Kota dan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
tentang Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten/Kota. Dalam menjalankan tugas

9
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

dan fungsinya, Tim GTRA dan Tim Pelaksana Harian berhak mendapatkan
honorarium sesuai yang tercantum dalam POK.

2.2.2 Penunjukan Tenaga Pendukung GTRA


Dalam tahap persiapan juga dilakukan penunjukan Tenaga Pendukung GTRA
sebagai jawaban atas permasalahan kurangnya sumberdaya manusia untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan.

Kualifikasi Tenaga Pendukung GTRA dapat berasal dari lulusan Strata 1 jurusan:
Hukum, Perencanaan Wilayah dan Kota, Geografi, Geodesi, Pertanian,
Kehutanan, Ilmu Komunikasi, Ilmu Kesejahteraan Sosial, Teknik Informatika
atau jurusan lain yang disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila kualifikasi
dimaksud tidak dapat terpenuhi karena keterbatasan sumber daya manusia, maka
kriteria dapat diturunkan menjadi Diploma 3 dengan penyesuaian nilai Paket
Tenaga Pendukung GTRA berdasarkan standar wilayah setempat. Jumlah Tenaga
Pendukung GTRA disesuaikan dengan kebutuhan Tim GTRA dan anggaran yang
tersedia. Jika kebutuhan Tenaga Pendukung GTRA dirasa kurang dan belum
terakomodir oleh POK yang di anggarkan dan dibiayai dari APBN, maka dapat
dicarikan sumber pendanaan lainnya untuk penambahan personil sesuai kebutuhan
masing-masing Kabupaten/Kota.

Tugas Tenaga Pendukung GTRA pada GTRA Kabupaten/Kota antara lain:

a. Membantu pelaksanaan Inventarisasi, Identifikasi, Pengolahan, Analisa,


Updating data TORA hasil Pendataan TORA ke lokasi;
b. Membantu pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi (pengumpulan data)
potensi penataan akses baik oleh Pemerintah Daerah maupun pihak terkait
lainnya di tingkat Kabupaten/Kota;
c. Membantu penyiapan data untuk analisis penggunaan tanah penggunaan
tanah tanah dengan tata ruang, aspek fisik (kemampuan tanah), penguasaan
tanah (hak atas tanah), kebijakan pembangunan, dan sosial ekonomi pada
lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti dengan kegiatan penataan aset;

10
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

d. Membantu penyiapan bahan penyelesaian konflik agraria di tingkat


Kabupaten/Kota;
e. Membantu fasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan penataan akses di
tingkat Kabupaten/Kota;
f. Membantu penyusunan data potensi penataan aset dan potensi penataan akses
di tingkat Kabupaten/Kota;
g. Membantu mengolah dan updating data TORA di tingkat Kabupaten/Kota
pada aplikasi SIG TORA;
h. Membantu menyusun dan menyampaikan Laporan GTRA Kabupaten/Kota
kepada GTRA Provinsi;
i. Menjalankan penugasan lainnya yang diberikan oleh Tim Pelaksana Harian
GTRA Kabupaten/Kota.

Dalam menjalankan tugasnya, Tenaga Pendukung GTRA dapat diberikan biaya


perjalanan dinas dari DIPA Satker khususnya kegiatan GTRA. Mekanisme
Pengadaan Tenaga Pendukung GTRA sesuai dengan ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

2.2.3 Pelaksanaan Rapat Persiapan Kegiatan GTRA


Dalam rangka melaksanakan proses persiapan dan perencanaan, diselenggarakan
acara Rapat Persiapan GTRA yang bertujuan menyusun rencana kegiatan satu
tahun anggaran dan membentuk Tim Pelaksana Harian. Di Kabupaten Rejang
Lebong rencana kegiatan GTRA 2022 terfokus pada penyelesaian konflik
sengketa Ex-HGU PT. Budi Putra Makmur yang pernah dikaji pada GTRA tahun
2020. Selain itu, dilakukan juga maintenance dan follow up terkait kegiatan yang
telah dilaksanakan GTRA 2021 terkait Kampung Reforma Agraria Desa
Purwodadi dan proses perubahan batas kawasan hutan di Dusun Air Nipis.

Peserta dalam rapat persiapan ini adalah anggota GTRA dan pihak-pihak yang
mendukung penyelenggaraan GTRA seperti dinas-dinas dan organisasi
masyarakat. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan rapat persiapan adalah
kesepahaman dan kesepakatan bersama arah kebijakan dan penanganan reforma
agraria di tingkat Kabupaten dan Surat Keputusan Tim Pelaksana Harian.

11
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

2.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


2.3.1 Pelaksanaan Rapat Koordinasi GTRA
Dalam rapat koordinasi disampaikan arahan dalam pelaksanaan tugas dari GTRA
yang dibentuk maupun laporan dan tindak lanjut atau pelaksanaan GTRA tahun
sebelumnya. Rapat Koordinasi dipimpin oleh Bupati/Walikota selaku Ketua Tim
GTRA Kabupaten/Kota atau diwakilkan.

Dalam pelaksanaan rapat koordinasi GTRA di Kabupaten Rejang Lebong


direncanakan akan mengundang narasumber sesuai dengan fokus dan prioritas
kegiatan GTRA pada tahun 2022 yaitu terkait sengketa konflik pertanahan dan
disesuaikan dengan kebutuhan dari permasalahan lainnya.

Dalam pelaksanaan rapat koordinasi, peserta dapat memberikan masukan untuk


pertimbangan pengambilan keputusan dan keberhasilan pelaksanaan kegiatan
GTRA. Hal ini terbilang penting sebagai sudut pandang objektif dan alat ukur
batasan pelaksanaan kegiatan. Banyaknya masukan yang masuk tidak serta merta
diterima dan diaplikasikan, melainkan dapat ditampung untuk selanjutnya
diproses lebih lanjut.

Masukan-masukan tersebut diperoleh dari Pemerintah, OPD, LSM, atau


Kelompok Masyarakat lain yang bersifat membangun. Selanjutnya masukan
dipilah dan hasilnya akan kompilasikan sebagai masukan yang selaras dengan
kegiatan dan dapat diproses lebih lanjut. Kompilasi masukan dari hasil
kesepakatan dan diskusi merupakan tahap akhir dari penyusunan peta sebagai
bagian dari penyempurnaan peta. Apabila ada masukan karena ketidaksempurnaan
data atau kekeliruan, maka akan dilakukan revisi. Oleh karena itu, untuk mencapai
suatu rumusan dan program kegiatan yang baik diperlukan kompilasi masukan
dan revisi dalam kegiatan ini.

Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan rapat koordinasi adalah kesepahaman dan
kesepakatan bersama arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria serta
penguatan kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota

12
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

yang dituangkan dalam berita acara kesepahaman dan kesepakatan bersama


mengenai arah kebijakan dan penanganan Reforma Agraria.

2.3.2 Pendataan TORA dan Pengembangan Penataan Akses


Pendataan TORA dan rencana pengembangan penataan akses di setiap
kabupaten/kota terpilih dilaksanakan oleh satuan tugas yang telah ditetapkan
dalam tim pelaksana harian atau petugas yang ditunjuk dari Kantor Pertanahan.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan sejumlah anggaran untuk perjalanan
dinas ke lokasi-lokasi yang mempunyai potensi TORA maupun potensi
pengembangan penataan akses.
a. Pendataan Data Potensi TORA
Pendataan TORA adalah pengumpulan data/informasi lokasi-lokasi bidang
tanah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai TORA. Data TORA berasal
dari berbagai sumber baik yang berasal dari internal Kementerian
ATR/BPN, dan sumber eksternal dari Kementerian/Lembaga lain
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Desa
dan PDTT), Pemerintah Daerah, maupun usulan dari masyarakat
(kelompok masyarakat dan LSM). Data TORA yang dikumpulkan adalah
data spasial dan data tabular (atribut). Alur pelaksanaan Pendataan Data
TORA berbasis SIGTORA sebagai berikut:
1) Pendataan TORA
2) Pengolahan hasil pendataan TORA melaui penggunaan SIGTORA
Desktop.
3) Daftar hasil pendataan TORA melalui web survey
4) Updating data spasial TORA pada aplikasi SIGTORA
b. Pelaksanaan Pengembangan Akses
Penataan akses dikoordinasikan oleh GTRA dalam rangka
mensinkronisasikan program dan kegiatan yang pelaksanaan dan
anggarannya berada pada Kementerian/Lembaga/Dinas terkait dan
pemangku kepentingan lainnya. Tahapan dalam Kegiatan Penataan Akses
dapat dilihat dalam bagan berikut:

13
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Gambar 3. Tahapan Kegiatan Penataan Akses.

Pada pelaksanaan kegiatan pengembangan akses di Kabupaten Rejang Lebong


terfokus pada maintenance hasil kegiatan pengembangan akses pada tahun
2021 dan pengembangan akses di objek potensi TORA.

2.3.3 Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses


Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses dapat dilaksanakan melalui Rapat
integrasi penataan asset dan penataan akses Tim GTRA Kabupaten/Kota dengan
melibatkan seluruh stakeholder yang terkait dalam penyelenggaraan GTRA
Kabupaten/Kota. Hasil dari tahapan ini antara lain:

1. Data Potensi penataan aset dan Potensi penataan akses di tingkat


Kabupaten/Kota;
2. Rekomendasi Tim GTRA Kab/Kota kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala BPN melalui Bupati selaku Ketua Tim GTRA Kab/Kota
mengenai:
a. Penyelesaian sengketa dan konflik agraria pada potensi TORA
b. Potensi TORA (data matang) yang dapat ditindaklanjuti penataan aset
3. Rekomendasi Tim GTRA Kab/Kota kepada Pimpinan Perangkat Daerah atau
stakeholder terkait untuk tindaklanjut penataan akses.

Dalam hal Potensi TORA hasil pendataan tim GTRA yang akan ditindaklanjuti
dengan penataan asset maka:

1. Untuk kegiatan penataan aset melalui legalisasi aset yang dalam hal ini
dilaksanakan melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) maka
yang diperlukan adalah Surat Keputusan Penetapan Lokasi oleh Kepala

14
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai dasar pelaksanaan kegiatan


pendaftaran tanah.
2. Untuk kegiatan penataan aset melalui redistribusi tanah:
a. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang
Reforma Agraria, Pasal 7 ayat (6), penetapan objek redistribusi tanah oleh
Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
b. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2
Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah
Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah, Pasal 11, menyebutkan bahwa
penegasan tanah negara menjadi objek landreform yang sekarang
dimaknai sebagai objek redistribusi tanah, menjadi kewenangan Kepala
Kantor Wilayah BPN

2.3.4 Pembentukan Kampung Reforma Agraria


Dalam skala kecil keberhasilan pelaksanaan reforma agraria diwujudkan dalam
pembentukan Kampung Reforma Agraria. Kampung Reforma Agraria merupakan
wujud dan bentuk keberhasilan dari penyelenggaraan Reforma Agraria yang
didalamnya telah dilaksanakan penataan aset, penataan penggunaan tanah, dan
penataan akses. Kampung Reforma Agraria diharapkan mampu menjadi etalase
keberhasilan pelaksanaan reforma agraria dalam skala kecil yang meliputi
penataan aset, penatagunaan tanah, dan penataan akses dalam pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya dan potensi yang ada dalam suatu wilayah yang berbasis
pada penggunaan dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan masyarakat secara
adil, berasaskan keterpaduan, berdaya guna dan berhasil guna, serasi, selaras,
seimbang, berkelanjutan, keterbukaan, persamaan dan keadilan serta perlindungan
hukum.

Di Kabupaten Rejang Lebong pembentukan Kampung Reforma Agraria telah


dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Desa Purwodadi. Pada tahun anggaran
2022 akan dicanangkan kampung reforma agraria baru yang sesuai dengan kriteria
kampung reforma agraria.

15
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

2.3.5 Pelaporan
Pelaporan kegiatan pelaksanaan GTRA dilakukan secara berjenjang dari GTRA
Kabupaten/Kota melalui tim sekretariat kepada GTRA Provinsi. Pelaporan
pelaksanaan dilakukan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan atau sewaktu-waktu
diperlukan. Penyelenggaraan Reforma Agraria di tingkat Kabupaten/Kota
merupakan bagian dari kegiatan Prioritas Nasional pada Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang juga menjadi Objek pemantauan
Kantor Staf Presiden (KSP), sehingga pelaporan yang disiapkan untuk
disampaikan ke Tim GTRA Pusat melalui GTRA Provinsi adalah Laporan
Berkala dan Laporan Akhir, terdiri dari:

1. Laporan Triwulan I
2. Laporan Triwulan II
3. Laporan Triwulan III
4. Laporan Akhir

2.4 Jadwal Pelaksanaan

Pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten Rejang Lebong tahun


anggaran 2022 terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penyusunan laporan. Estimasi jadwal pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan
Maret hingga bulan Mei berupa tahap persiapan. Tahap persiapan mencakup
perekrutan konsultan perorangan, rapat persiapan berupa pembentukan Gugus
Tugas Reforma Agraria Kabupaten dan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten
dan rapat koordinasi sebagai langkah awal untuk menyediakan data dasar atau
pendukung dalam bentuk data sekunder maupun data primer terkait dengan
rencana lokasi peninjauan lapangan subjek calon TORA.
Tahap kedua atau kegiatan pelaksanaan merupakan kegiatan utama dari reforma
agraria, yaitu melakukan peninjauan ke lapangan terkait dengan masukan dan
arahan yang telah didapatkan dalam rapat koordinasi. Kegiatan ini adalah kegiatan
pendataan TORA pada lokasi-lokasi yang telah disepakati untuk dijadikan fokus
calon objek TORA . Di tahapan ini dalam kondisi ideal, kegiatan diharapkan
belangsung efektif pada bulan Mei sampai dengan Agustus.

16
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Kemudian dilanjutkan dengan melakukan pendampingan pengembangan akses di


lokasi Reforma Agraria untuk bulan September hingga Oktober. Memasuki tahap
akhir, yaitu penyusunan laporan akhir dilakukan ketika seluruh kegiatan di tahap
peninjuan lapangan dan pendampingan pengembangan akses sudah dilaksanakan
sesuai timeline yang telah ditentukan. Apabila terjadi kondisi anomali, maka akan
dibuat beberapa skenario berdasarkan tenggat waktu tertentu. Batas waktu
maksimal dalam pekerjaan kegiatan ini jatuh pada bulan Desember 2022.

2.5 Keluaran
Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten Rejang Lebong memiliki
harapan keluaran awal sebagai berikut :
1. Realisasi pelaksanaan reforma agrarian tahun berjalan se-Kabupaten/Kota
(penataan akses dan penataan aset).
2. Pendataan Data TORA dan Rencana Pengembangan Akses.
3. Arahan program-program penataan akses dan pemberdayaan dalam kerangka
Reforma Agraria.

17
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

BAB III
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Proses Pelaksanaan


Pada bulan pertama Tenaga Ahli/Konsultan Perorangan GTRA
melakukan telaah pada data hasil pelaksanaan kegiatan Gugus Tugas
Reforma Agraria Tahun Anggaran 2022, dari hasil pelaksaanaan ditahun
sebelumnya kemudian dilakukan penyusunan kerangka rencana pekerjaan
untuk melanjutkan pencapaian di tahun 2022. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih maksimal juga dilakukan rapat terbatas dari pihak Konsultan
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Rejang Lebong. Agenda utama rapat
terbatas tersebut bertujuan untuk:

1. Penguatan Kerangka Regulasi dan Penyelesaian Konflik Agraria;


2. Penataan Penguasaan dan Pemilikan Tanah Obyek Reforma Agraria;
3. Kepastian Hukum & Legalisasi Aset Atas Tanah Obyek Reforma
Agraria;
4. Pemberdayaan Masyarakat dalam Penggunaan, Pemanfaatan dan
Produksi Obyek Reforma Agraria;
5. Kelembagaan Pelaksana Reforma Agraria Pusat dan Daerah.

3.2 Capaian Pekerjaan


Adapun penjabaran capaian pekerjaan Gugus Tugas Reforma Agraria
selama satu bulan ini adalah sebagai berikut:

1. Penyusunan Surat Keputusan Pembentukan Gugus Tugas Reforma


Agraria Tahun 2022 yang mulai dilaksanakan pada awal bulan maret.
Draft Surat Keputusan disampaikan ke Kantor Bupati pada tanggal 14
Maret 2022.

18
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022
GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Gambar 4. Proses Penyerahan Draft SK Pembentukan GTRA 2022.

Gambar 5. Surat Keputusan Pembentukan Gugus Tugas Reforma Agraria


Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2022.

Surat Keputusan Bupati Rejang Lebong Tahun 2022 terbit pada tanggal 28
Maret 2022 dengan nomor 180.237.III tentang Pembentukan Gugus Tugas
Reforma Agraria Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2022.
2. Rapat Persiapan GTRA 2022 dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2022

19

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

bertempat di Hotel Syakilla Syari’ah. Pelaksanaan Rapat Persiapan


GTRA 2022 bertujuan untuk mempersiapkan rencana kegiatan GTRA
terkait penyusunan tim pelaksana harian.

Gambar 6. Rapat Persiapan GTRA 2022.

Pelaksanaan rapat persiapan di buka oleh Bupati Rejang Lebong yang


diwakili oleh Skretaris Daerah dan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Rejang Lebong serta dihadiri oleh Dinas dan Organisasi Masyarakat
terkait.

Output yang dihasilkan pada pelaksanaan Rapat Persiapan adalah Surat


Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Rejang Lebong, tentang
Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Rejang
Lebong Tahun Anggaran 2022.

20

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

Gambar 7. Surat Keputusan Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma


Agraria Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2022.

3. Kunjungan Tim GTRA ke lokasi calon objek TORA dilaksanakan pada


bulan Maret 2022. Rencana kegiatan GTRA di lokasi calon objek TORA
berupa penataan aset di Wisata Air Terjun Trisakti Desa Belitar Sebrang.

Kunjungan tim GTRA disambut oleh Kepala Desa Belitar Sebrang dan

21

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

dibimbing langsung menuju lokasi Wisata Air Terjun. Kondisi akses jalan
masuk wisata bisa dikatakan buruk karena belum dikelola dengan
optimal, hal tersebut sangat disayangkan mengingat potensi wisata air
terjun sangat memanjakan mata.

Gambar 8. Hasil Kunjungan Lokasi Calon Objek TORA di Desa Belitar


Sebrang.

22

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

4. Membuat kerangka kerja Tim Konsultan Perorangan GTRA Kabupaten


Rejang Lebong selama 10 bulan ke depan. Kerangka kerja tim konsultan
terdiri dari kegiatan utama yaitu, Rapat Persiapan, Rapat Koordinasi,
Pendataan Data TORA, Rapat Integrasi, Pembentukan Kampung Reforma
Agraria, dan Pelaporan.

3.3 Capaian Kerja Individu


Capaian kerja individu yang telah dilakukan diantaranya ;
- Menyusun persyaratan administrasi untuk Rapat persiapan. Untuk
menyelenggarakan acara rapat persiapan dibutuhkan file dokumen untuk
melengkapi kelengkapan administrasi seperti, SK Rapat Persiapan,
Undangan, Nota Dinas, Rundown Acara, Daftar Nominatif, Daftar Hadir,
Berita Acara, Notulensi.

23

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

- Koordinasi ke Kantor Pertanahan Kabupaten Rejang Lebong terkait SK


Tim Pelaksana Harian
- Menjadi moderator pada Rapat Persiapan GTRA Tahun 2022

24

LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022


GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN REJANG LEBONG TAHUN
ANGGARAN 2022

BAB 4
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT

4.1 Permasalahan
Dalam pelaksanaan pekerjaan tim konsultan Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Rejang Lebong Tahun Anggaran 2022 terdapat beberapa
permasalahan yang perlu dihadapi. Permasalahan-permasalahan yang dimaksud
antara lain, yaitu Penundaan penandatanganan Surat Keputusan Bupati Rejang
Lebong Tahun 2022 terkait Pembentukan Tim GTRA Kabupaten 2022
dikarenakan perjalanan dinas oleh Bapak Bupati.

4.2 Tindak Lanjut


Tindak lanjut untuk permasalahan ini adalah selalu melakukan follow up
ke pihak pemda agar segera ditindak lanjuti segera setelah Bupati selesai
perjalanan dinas.

25
LAPORAN PENDAHULUAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai