Anda di halaman 1dari 2

1. Bagaimanakah konsep dari reforma agraria di Indonesia?

Reforma Agraria sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018
adalah Penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan melalui Penataan Aset dan disertai dengan
Penataan Akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Konsep yanga di terapkan dalam reforma agraria menurut Direktur Jenderal Penataan
Agraria, Dr. Andi Tenrisau, S.H., M.Hum., membawa era baru bagi kegiatan Reforma
Agraria dengan mencetuskan ide tentang Sistem Penataan Agraria Berkelanjutan
(SPAB). Munculnya SPAB merupakan suatu upaya untuk menyukseskan dan mendorong
pelaksanaan Reforma Agraria menjadi efektif, efisien, berdaya guna dan berhasil guna.

SPAB merupakan upaya pengejawantahan semangat Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang


Dasar 1945, prinsip-prinsip Sustainable Development Goals dan prinsip-prinsip
Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Direktur Jenderal Penataan Agraria
menyebutkan bahwa SPAB bisa diimplementasikan pada tingakatan lokal, regional
maupun nasional, sesuai dengan tatanan wilayahnya.

Melalui sistem ini diharapkan bidang-bidang tanah hasil redistribusi tanah dapat tertata
dengan baik, penggunaan dan pemanfataan tanah menjadi optimal dan lestari sehingga dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat dan terjaganya kelestarian alam.

Referensi Sumber : Tim Media Ditjen Penataan Agraria

2. Salah satu pelaksanaan landreform adalah hak menguasai dari negara atas tanah.
Bagaimanakah kewenangan dari Negara berdasarkan UUD 1945 dan UUPA?

Penguasaan negara terhadap tanah merupakan amanat yang tercantum dalam Pasal 33
ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun
1945). Negara diamanatkan untuk melakukan pengelolaan dan pemanfaatan tanah
yang didasari oleh semangat mensejahterakan masyarakat. Pembaruan agraria di
bidang pertanahan merupakan salah satu bentuk perombakan atau penataan ulang
terhadap pengelolaan dan pemanfaatan tanah.
Penguasaan negara terhadap tanah dapat berupa pengaturan, pengelolaan, kebijakan,
pengurusan, dan pengawasan. Bentuk penguasaan negara terhadap tanah ini perlu
diatur secara khusus dalam sebuah undang-undang yang mengatur tentang pertanahan.
Salah satu bentuk penguasaan negara yaitu dengan melakukan redistribusi tanah.
Redistribusi tanah untuk rakyat dilakukan dengan mengidentifikasi Tanah Obyek
Reforma Agraria (TORA) untuk kemudian dikelola sebagai bagian dari Reforma
Agraria. Selain itu, dalam rangka mendukung program redistribusi tanah, pemerintah
dapat melakukan moratorium penggunaan tanah untuk pembangunan yang
berorientasi pada bisnis, membatasi kepemilikan dan penguasaan tanah, pengendalian
harga tanah, dan mencabut hak atas tanah yang tidak dimanfaatkan.

3. Bagaimanakah tentang roadmap reforma agraria tahun 2022-2024!

Kementerian ATR/BPN sebagai kementerian utama pelaksana reforma agraria memiliki


roadmap reforma agraria 2020–2024. Setelah ditelisik, roadmap ini berisi pendahuluan,
arahan presiden, konsep reforma agraria, penataan agraria, skema dan capaian, progres
pelepasan kawasan hutan untuk tanah obyek reforma agraria, roadmap, isu strategis, rencana
aksi dan kisah sukses reforma agraria (Sumber: Dirjen Penataan Agraria, K-ATR/BPN, Juni
2020).

Sumber: https://mediaindonesia.com/opini/434792/menelisik-roadmap-reforma-agraria

Anda mungkin juga menyukai