Anda di halaman 1dari 109

LAPORAN

AKHIR

GUGUS TUGAS
REFORMA AGRARIA (GTRA)
TAHUN 2021

KABUPATEN GOWA

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN GOWA
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebijakan Reforma Agraria merupakan upaya untuk menata


kembali hubungan antara masyarakat dengan tanah, yaitu menata
kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
permukaan bumi yang berkeadilan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA)
merupakanrujukan pokok bagi kebijakan dan pelaksanaan reforma
agraria. UUPA telah meletakkan dasar-dasar pengaturan, penguasaan,
pemilikan penggunaan dan pemanfaatan tanah.

Pengertian Reforma Agraria yang lebih lengkap adalah suatu


upaya sistematik, terencana, dan dilakukan secara relatif cepat, dalam
jangka waktu tertentu dan terbatas, untuk menciptakan kesejahteraan
dan keadilan sosial serta menjadi pembuka jalan bagi pembentukan
masyarakat ‘baru’ yang demokrasi dan berkeadilan; yang dimulai
dengan langkah menata ulang penguasaan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah dan kekayaan alam lainnya, kemudian disusul
dengan sejumlah program pendukung lain untuk meningkatkan
produktivitas petani khususnya dan perekonomian rakyat pada
umummnya.

Kesadaran akan pentingnya menata kembali kehidupan bersama


yang berkeadilan sosial melalui reforma agraria mencapai puncaknya
dengan dikeluarnya Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP
MPR) Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaharuan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam yang mengharuskan dilakukannya
reforma agraria. TAP MPR ini mengatur mengenai pengertian, prinsip
dan arah kebijakan pembaruan agraria dan pengelolaan sumber daya
alam yang dalam pelaksanaannya menugaskan Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia bersama Presiden Republik Indonesia untuk

BAB I-1
segera mengatur lebih lanjut pelaksanaan pembaruan agraria dan
pengelolaan sumber daya alam serta mencabut, mengubah dan/atau
mengganti semua undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang
tidak sejalan dengan TAP MPR ini. Penyelesaian pertentangan dan
tumpang tindih pengaturan agraria dan pengelolaan sumber daya alam.

Pada 24 September 2018, telah diundangkan Peraturan Presiden


Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria sebagai peraturan
perundang-undangan pelaksanaan Reforma Agraria. Dalam peraturan
presiden dimaksud disebutkan bahwa tujuan Reforma Agraria adalah
untuk:
1. Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah
dalam rangka menciptakan keadilan;
2. Menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
3. Menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang berbasis agraria melalui pengaturan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah;
4. Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
5. Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
6. Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan; dan
7. Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

Guna memastikan pelaksanaan Reforma Agraria sebagaimana


diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 berjalan efektif
dan berhasil mencapai tujuannya serta sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka Direktorat Jenderal Penataan
Agraria menyusun Panduan Pelaksanaan Kegiatan Gugus Tugas
Reforma Agraria untuk memberikan arah, petunjuk dan menjadi
pedoman kerja dalam menyelenggarakan Gugus Tugas Reforma Agraria
(GTRA) baik di tingkat Pusat khususnya mengenai kelembagaan GTRA,
Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota.
Data yang dihimpun sebagai sumber Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA) di luar peta indikatif meliputi data Pelepasan Kawasan

BAB I-2
Hutan (PKH), Usulan Masyarakat, Data Transmigrasi, dan HGU Habis.
Untuk itu perlu koordinasi dengan instansi lain seperti BPKH, Dinas
Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perdagangan dan Perindustrian,
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Bappeda, Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Tanaman
Pangan dan Hortukultura, Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan
Pertanahan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa, Dinas Kehutanan UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan
Jeneberang I, dan Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
Untuk Pelaksanaan Reforma Agraria di Kabupaten Gowa yang
terukur dan berkesinambungan maka disusun pelaporan dalam bentuk
laporan bulanan secara berkala oleh Tim Konsultan Gugus Tugas
Reforma Agraria Kabupaten Gowa melalui koordinasi intensif oleh
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sulawesi Selatan.

B. MAKSUD, TUJUAN, DAN MANFAAT


1) Maksud
Maksud dari penyusunan laporan akhir yang dilakukan oleh
Tim Tenaga Pendukung Gugus Tugas Refoma Agraria Kabupaten
Gowa adalah sebagai bahan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
dalam bentuk pelaporan kegiatan dan mekanisme pelaksanaan
kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria.

2) Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini antara lain:
a. Untuk menginventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa,
updating data TORA hasil pengumpulan data TORA
Kabupaten Gowa.
b. Menyusun data by name by address Aset Reform dan Akses
Reform.
c. Menyusun dan membuat sistem data base TORA
d. Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi potensi

BAB I-3
pemberian pemberdayaan masyarakat reforma agraria.

3) Manfaat
Manfaat penyusunan Laporan Akhir Pelaksanaan Reforma
Agraria Kabupaten Gowa tahun 2021 ini yaitu:

a. Memberikan informasi tentang pelaksanaan kegiatan Reforma


Agraria di Kabupaten Gowa.
b. Memberikan informasi tentang progres pelaksanaan Gugus
Tugas Reforma Agraria agar bisa dijadikan sebagai acuan untuk
membuat kebijakan di kegiatan Reforma Agraria selanjutnya.
c. Memberikan informasi mengenai kendala-kendala yang
ditemukan saat pelaksanaan kegiatan Reforma Agraria,
sehingga dapat dilakukan tindakan antisipasi ataupun solusi jika
menemukan kendala yang sama pada kegiatan selanjutnya.

C. RUANG LINGKUP
1. Lingkup Substansi
Reforma Agraria merupakan penataan kembali struktur
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang
lebih berkeadilan melalui penataan aset dan disertai dengan penataan
akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia.

Gambar 1.1 Reforma Agraria

Pelaksanaan Penataan Aset yaitu dengan melakukan penataan


kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
dalam rangka menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan pemilikan

BAB I-4
tanah, sedangkan Penataan Akses dengan memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya kepada pemegang aset melalui pendidikan dan
pelatihan, penyediaan infrastruktur, akses permodalan dan pasar maupun
bantuan lain dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis
pada pemanfaatan tanah.

Gambar 1.2 Penataan Aset dan Penataan Akses

BAB I-5
a. Penataan Aset
Penataan Aset menjadi dasar dilakukannya Penataan Akses,
terdiri atas redistribusi tanah dan legalisasi aset. Objek Redistribusi
Tanah dalam Rangka Reforma Agraria, terdiri dari Eks HGU, Tanah
Terlantar, Tanah Transmigrasi, Pelepasan Kawasan Hutan, Usulan
Masyarakat, dan Tanah Negara Lainnya.
Salah satu Objek Reforma Agraria yang ada di Kabupaten
Gowa adalah Tanah Transmigrasi sesuai dengan Keputusan Bupati
Gowa Nomor : 392/VIII/2021 Tentang Penetapan Hak Warga
Transmigrasi Unit Permukiman Transmigrasi Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Transmigrasi merupakan
perpindahan penduduk secara sukarela untuk meningkatkan
kesejahteraan dan menetap di Kawasan Transmigrasi yang
diselenggarakan oleh pemerintah, dan transmigran/peserta
transmigrasi berhak mendapatkan lahan pekarangan dan atau lahan
usaha yang luasnya disesuaikan dengan pola usaha pokok yang
ditetapkan.
Redistribusi tanah adalah pembagian tanah-tanah yang
dikuasai oleh negara dan telah ditegaskan menjadi objek landreform
yang diberikan kepada para petani penggarap yang telah memenuhi
syarat ketentuan Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 yang
bertujuan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan
cara mengadakan pembagian tanah yang adil dan merata atas
sumber penghidupan rakyat tani berupa Tanah.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018
tentang Reforma Agraria, Redistribusi Tanah dari Objek Reforma
Agraria berupa Tanah Transmigrasi, dilakukan melalui tahapan :
1) Inventarisasi penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah
2) Analisa data fisik dan data yuridis bidang tanah
3) Pelepasan hak atas tanah atau garapan atas Tanah Negara

BAB I-6
4) Penetapan sebagai objek redistribusi tanah.
Kegiatan Redistribusi tanah secara garis besar terdiri dari
rangkaian kegiatan yang terdiri dari Persiapan dan Perencanaan
serta Kegiatan Redistribusi Tanah itu sendiri, yang dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1.3 Rangkaian Kegiatan Redistribusi Tanah

Objek redistribusi tanah yang telah ditetapkan meliputi:


1) Redistribusi tanah untuk pertanian
Subjek Reforma Agraria dengan luasan paling besar 5
(lima) hektare sesuai dengan ketersediaan TORA
2) Redistribusi tanah untuk non-pertanian.
Diredistribusi kepada Subjek Reforma Agraria disertai
dengan pemberian sertipikat hak milik

Objek legalisasi aset meliputi:


1) Tanah transmigrasi yang belum bersertipikat
2) Tanah yang dimiliki masyarakat
3) Tidak termasuk dalam kawasan hutan
4) Telah diberikan hak pengelolaan untuk transmigrasi.

BAB I-7
b. Penataan Akses
Penataan Akses adalah pemberian kesempatan akses
permodalan maupun bantuan lain kepada Subjek Reforma Agraria
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada
pemanfaatan tanah, yang disebut juga pemberdayaan masyarakat.
Dilaksanakan berbasis kalster dalam rangka meningkatkan skala
ekonomi, nilai tambah serta mendorong inovasi kewirausahaan
Subjek Reforma Agraria. Kegiatan penataan akses meliputi:
1) Pemetaan Sosial
2) Peningkatan kapasitas kelembagaan
3) Pendampingan Usaha
4) Penggunaan Teknologi Tepat Guna
5) Diversifikasi Usaha
6) Fasilitasi Akses Permodalan
7) Fasilitasi Akses Pemasaran (Offtaker)
8) Penguatan Basis Data Dan Informasi Komoditas
9) Penyediaan Infrastruktur Pendukung

Penataan Akses dapat dilaksanakan dengan pola berupa pemberian


langsung oleh pemerintah; kerja sama anatar masyarakat yang memiliki
Sertifikat Hak Milik dengan badan hukum melalui program kemitraan yang
berkeadilan; dan/atau kerja sama antara kelompok masyarakat yang
memiliki hak kepemilikan bersama dengan badan hukum melalui program
tanah sebagai penyetaraan modal.

2. Lingkup Lokasi
Lokasi pelaksanaan Gugus Tugas Reforma Agraria di Kabupaten
Gowa. Berikut lingkup lokasinya:

BAB I-8
Tabel 1.1 Lokasi Objek TORA Kabupaten Gowa Tahun 2021

Objek TORA Lokasi

Tanah Transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe

- PT. Markisa Segar


Desa : Tonasa, Kanreapia,
Bolaromang Kec : Tombolopao
HGU Habis - PT. Poleko Djaya
Agung Desa :
Pabentengang Kec :
Bajeng
Kecamatan Biringbulu, Bontolempangan, Bungaya,
Pelepasan Kawasan Hutan Manuju, Parangloe, Parigi, Tinggimoncong dan
Tombolopao
Usulan Masyarakat Kelurahan Malino, Pattapang, dan Garassi

Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa, 2021

Gambar 1.4 Peta Ruang Lingkup Lokasi Potensi Reforma Agraria


Kabupaten Gowa Tahun 2021

BAB I-9
D. KELUARAN
Adapun keluaran dari Laporan Akhir ini adalah:

1) Realisasi pelaksanaan reforma agraria tahun 2021 Kabupaten


Gowa untuk potensi TORA yang berasal dari Tanah Transmigrasi
(Penataan Aset dan Penataan Akses)
2) Data by name by address hasil pelaksanaan Reforma Agraria
Tahun 2021
3) Rencana Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA) Kabupaten Gowa
4) Arahan program-program akses reform dan pemberdayaan dalam
kerangka reforma agraria.

E. SISTEMATIKA LAPORAN
Laporan Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa Tahun
2021 ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PELAKSANAAN GUGUS TUGAS REFORMA


AGRARIA KABUPATEN GOWA TAHUN 2021

BAB III RENCANA KEGIATAN REFORMA AGRARIA


KABUPATEN GOWA TAHUN 2022

BAB IV PENUTUP
LAMPIRAN

F. KELEMBAGAAN
Kelembagaan Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa
Tahun Anggaran 2021 berupa tim Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Gowa yang telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Gowa
Nomor 390/I/2021 Tentang Pembentukan Tim Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa, dan Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten
Gowa yang telah ditetapkan dalam Keputusan Kepala Kantor

BAB I-10
Pertanahan Kabupaten Gowa Nomor 924/SK.73.06.NT.01.01/IX/2021
Tentang Revisi Tim Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Gowa. Untuk Tenaga Pendukung telah ditetapkan dalam
Surat Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Nomor
291/SK.73.06.NT.01.01/III/202 Tentang Penunjukan Tenaga Pendukung
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa.

1. Tim GTRA Kabupaten Gowa


Tim GTRA Kabupaten Gowa diberi tugas dalam hal
mengoordinasikan penyediaan Tanah Objek Reforma Agraria
(TORA) dalam rangka Penataan Aset di tingkat Kabupaten/Kota,
memberikan usulan dan rekomendasi tanah untuk ditegaskan
sebagai Tanah Negara sekaligus ditetapkan sebagai objek TORA
kepada Menteri atau pejabat yag ditunjuk oleh Menteri,
melaksanakan penataan penguasaan dan pemilikan TORA,
mewujudkan kepastian hukum dan legalisasi hak atas TORA,
melaksanakan Penataan Akses, melaksanakan integrasi
pelaksanaan penataan aset dan penataan akses, memperkuat
kapasitas pelaksanaan Reforma Agraria, menyampaikan laporan
hasil Reforma Agraria Kabupaten Gowa kepada GTRA Provinsi
Sulawesi Selatan, mengkoordinasikan dan memfasilitasi
penyelesaian sengketa dan konflik agraria di Kabupaten Gowa, dan
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan legalisasi aset dan
redistribusi tanah. Adapun susunan tim Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2021, sebagai berikut:

Ketua : Bupati Gowa


Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa
Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Gowa
Sekretaris : Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan pada Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa

BAB I-11
Anggota 1. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Gowa
2. Kepala Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Gowa
3. Kepala Balai Pemantapan Kawasan
Hutan Wilayah VII Makassar
4. Kepala UPT KPH Jeneberang I Kab.
Gowa
5. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Kabupaten Gowa
6. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura Kabupaten Gowa
7. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten
Gowa
8. Kepala Dinas Perumahan, Kawasan
Pemukiman dan Pertanahan
Kabupaten Gowa
9. Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah Kabupaten Gowa
10. Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten
Gowa
11. Kepala Dinas Perdagangan dan
Perindustrian Kabupaten Gowa
12. Kepala Badan Pengelolaan
Keuangan Daerah Kabupaten Gowa
13. Kepala Bappeda Kabupaten Gowa
14. Kepala Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(DPM-PTSP) Kabupaten Gowa

BAB I-12
Anggota 15. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kantor Pertanahan Kabupaten
Gowa
16. Kepala Seksi Survei dan Pemetaan
Kantor Pertanahan Kabupaten
Gowa
17. Kepala Seksi Penetapan Hak dan
Pendaftaran Kantor Pertanahan
Kabupaten Gowa
18. Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan
Pengembangan Kantor Pertanahan
Kabupaten Gowa
19. Kepala Seksi Pengendalian dan
Penanganan Sengketa Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa
20. Unsur masyarakat dan/atau
akademisi (Kelompok Tani Nelayan
Andalan (KTNA) Tamarunang)

2. Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten Gowa


Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten Gowa bertugas
menyiapkan pelaksanaan administrasi kegiatan termasuk penyiapan
konsep SK dan keanggotaan Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Gowa, melaksanaan inventarisasi, identifikasi,
pengolahan, analisa, updating data TORA hasil pengumpulan data
TORA ke lokasi, melaksanakan inventarisasi dan identifikasi potensi
pemberian penataan akses baik oleh Pemerintah Kabupaten Gowa
maupun pihak terkait lainnya di Kabupaten Gowa, menyusun
data/rencana kerja pemberian Penataan Aset dan Penataan Akses
masyarakat Reforma Agraria baik oleh Pemerintah Kabupaten
Gowa, menyiapkan bahan penyelesaian konflik agraria di Kabupaten

BAB I-13
Gowa, memfasilitasi pelaksanaan integrasi penataan aset dan
penataan akses di Kabupaten Gowa, menyusun data by name by
address penataan aset dan penataan akses di Kabupaten Gowa,
menyusun dan menyampaikan Laporan GTRA Kabupaten Gowa
kepada GTRA Provinsi Sulawesi Selatan. Adapun susunan Tim
Pelaksana Harian Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa,
sebagai berikut:

Ketua Pelaksana Harian Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten


Gowa

Anggota Sekretartis 1. Ibrahim Nur, S,SiT


2. Hermisyam, S.H.
3. Mariyani, S.H.
4. Dhafina Almas, S.T

Satgas Legalisasi Aset 1. Wendy Amelia Triani, S.H.


2. Marjuniwati

Satgas Potensi TORA 1. Priyo Sudarso, S.H.


dari Pelepasan Kawasan 2. Andi Farida Tenrisanna, S.P
Hutan 3. Dadang S.Hut
4. Iriani Djamaluddin, S.T., M.T.
5. Andi Habiba, S.P.

Satgas Potensi TORA 1. Hasmula, S.Sos, M.Si


dari Tanah Transmigrasi 2. Isra Nurfidya Anggraeni Putri, S.E.

Satgas Potensi Tora dari 1. Asriany Ismail, S.H


Tanah HGU yang tidak 2. Nur Inzana Gaus, S.T.
diperpanjang dan Tanah
Terlanjar dan TN
Lainnya.

Satgas Penanganan 1. Muh. Imran Hamid DM, S.H.


Sengketa dan Konflik 2. Mukhlis Nawawi, S.IP, M.Si
Agraria/Potensi TORA
dari Usulan
Daerah/Masyarakat

BAB I-14
Satgas Pengembangan 1. Rosiana Natalia Tulenan, S.Kom.,
Penataan Akses M.H
2. Ir. Ratna Tahir, M.Si
3. Dienul Akmal
4. Hj. Andi Hernawati, SIP, Msi
5. Haris S, S.E.,M.Si
6. Muh Akbar
7. Ma'ruf Alam, S.E.,M.M.
8. Antonius Birana, S.Hut

3. Tim Tenaga Pendukung GTRA Kabupaten Gowa


Tenaga Pendukung GTRA Kabupaten Gowa berupa
Konsultan Perorangan yang merupakan tenaga ahli Perencanaan
Wilayah dengan kualifikasi pendidikan Perencanaan Wilayah dan
Kota dan tenaga ahli Sosial Eknomi dengan kualifikasi pendidikan
Ilmu Ekonomi Pertanian. Terdiri dari 3 (tiga) orang, yang bertugas
membantu menyiapkan administrasi kegiatan, membantu
pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, pengolahan, analisa,
updating data TORA hasil pendataan TORA, membantu
pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi potensi pemberian
penataan akses baik oleh Pemerintah Daerah maupun pihak terkait
lainnya di Kabupaten Gowa, membantu penyiapan data untuk
analisis penggunaan tanah penggunaan tanah-tanah dengan tata
ruang, aspek fisik, penguasaan tanah, kebijakan pembangunan, dan
sosial ekonomi pada lokasi potensi TORA yang akan ditindaklanjuti
dengan kegiatan penataan aset, membantu penyusunan
data/rencana kerja pemberian Penataan Aset dan Penataan Akses
masyarakat Reforma Agraria baik oleh Pemerintah Daerah maupun
pihak terkait lainnya, membantu penyiapan bahan penyelesaian
konflik agraria di tingkat kabupaten, membantu fasilitasi pelaksanaan
integrasi penataan aset dan penataan akses di tingkat kabupaten,
membantu penyusunan data by name by adress penataan aset dan
penataan akses di tingkat kabupaten, membantu penyusunan dan
pembuatan sistem data base TORA di tingkat kabupaten, membantu

BAB I-15
penyusunan Laporan GTRA kabupaten, menjalankan penugasan
lainnya yang diberikan oleh Tim Pelaksana Harian GTRA Kabupaten
Gowa.
Adapun daftar Tenaga Pendukung Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2021, sebagai berikut:

Tabel 1.2 Lokasi Objek TORA Kabupaten Gowa Tahun 2021

No Nama Keterangan
Tenaga Ahli Perencana
1 Chandra Yunus, S.T
Wilayah
Tenaga Ahli Perencana
2 Ainun Khusnuzhzhan, S.T
Wilayah
Tenaga Ahli Sosial
3 Nurfaisah Baharuddin, S.P., M.Si
Ekonomi
Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa, 2021

BAB I-16
BAB II
PELAKSANAAN GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA
KABUPATEN GOWA TAHUN 2021

A. PELAKSANAAN KEGIATAN

Tahapan pelaksanaan kegiatan Reforma Agraria dalam Gugus


Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa tertuang dalam jadwal
pelaksanaan yang dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Target Realisasi Pelaksanaan Pekerjaan
No Kegiatan (Bulan) Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
PERSIAPAN &
1 PERENCANAAN
Pembentukan Tim GTRA
Terlaksana
Kabupaten Gowa
Penunjukan Tenaga
Pendukung GTRA Kab. Terlaksana
Gowa
Penyiapan Rencana Kerja
Pelaksanaan GTRA Kab. Terlaksana
Gowa
2 PELAKSANAAN
Rapat Koordinasi Awal
Terlaksana
GTRA Kab. Gowa
Inventarisasi dan
Terlaksana
Identifikasi Data TORA
Integrasi Penataan Aset
Terlaksana
dan Akses
Rapat Koordinasi Akhir
Terlaksana
GTRA Kab. Gowa
3 PELAPORAN
Laporan Bulanan Terlaksana
Laporan Triwulan Terlaksana
Laporan Akhir Terlaksana
Sumber : Penulis, 2021

BAB II-1
1. Rapat Koordinasi Awal GTRA Kabupaten Gowa
Rapat Koordinasi Kegiatan Gugus Tugas Reforma Agraria,
pada tanggal 7 April 2021, bertempat di Baruga Pattingalloang
Kantor Bupati Kabupaten Gowa yang dihadiri oleh tim GTRA
Kabupaten Gowa. Rapat ini dimulai dengan sambutan dari Bapak
Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan SH, MH dan selanjutnya
penyampaian secara umum mengenai Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa oleh Bapak Asmain Tombili, S.E, S.H, M.Si
selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Adapun hasil
kesepahaman yang diperoleh pada Rapat Koordinasi Awal yang
telah dilaksanakan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Lokasi TORA Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2021 adalah
Berasal dari Eks HGU, yakni Eks PT. Markisa Segar dan Eks PT.
Poleko Djaya Agung/PT. Bumi Indah Bosowa, Tanah
Transmigrasi, Pelepasan Kawasan Hutan, dan Usulan
Masyarakat.
b. Untuk Eks HGU PT. Markisa Segar berakhir haknya pada tahun
2013 dan Eks PT. Poleko Djaya Agung/PT. Bumi Indah Bosowa
berakhir haknya pada tahun 2000.
c. Untuk data potensi objek TORA Usulan Masyarakat, Kelurahan
Malino dan Desa Tonasa ada yang berstatus Hutan Konservasi.
Perlunya peninjauan kembali objek tersebut menggunakan
SK362/MENLHK/Setjen/PLA.0/V/ 2019 untuk mengetahui lokasi
tersebut berada dalam kawasan hutan atau diluar kawasan
hutan.

BAB II-2
Gambar 2.1 Dokumentasi Rapat Koordinasi Awal

2. Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi data TORA


Tahap pelaksanaan pada bulan Juni dalam kegiatan Gugus
Tugas Reforma Agraria di Kabupaten Gowa adalah Pelaksanaan
Inventarisasi dan Identifikasi data TORA (pendataan). Pendataan
TORA merupakan pengumpulan data/informasi lokasi-lokasi bidang
tanah yang berpotensi untuk dijadikan sebagai TORA. Data TORA
berasal dari berbagai sumber baik yang berasal dari internal
Kementerian ATR/BPN, dan sumber eksternal dari
Kementerian/Lembaga lain (Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dan Kementerian Desa dan PDTT), BPKH, Pemerintah
Daerah, maupun usulan dari masyarakat (kelompok masyarakat dan
LSM).

BAB II-3
Kegiatan pengumpulan data pendukung dilakukan dengan
menggunakan bantuan data sekunder dari OPD/Instansi terkait
ataupun data primer hasil pengumpulan data di lapangan. Dari
kegiatan inventarisasi ini terkumpul data nominatif subyek dan obyek
Reforma Agraria (jumlah dan daftar nama subyek, serta jumlah
bidang obyek Reforma Agraria). Berikut merupakan jadwal
pengumpulan data Potensi TORA oleh Tim Pelaksana Harian GTRA
Kabupaten Gowa, Tenaga Pendukung GTRA Kabupaten Gowa, dan
OPD terkait, dapat dilihat tabel 2.2 :

Tabel 2.2 Pelaksanaan Inventarisasi dan Identifikasi data TORA


No Potensi TORA Pelaksanaan Dokumentasi

Tanah
Transmigrasi Bertempat di Dusun Pokolompo,
(UPT Desa Desa Borisallo, Kec. Parangloe.
1
Borisallo Dilaksanakan pada tanggal 15-
Kecamatan 16 Juli 2021.
Parangloe)

BAB II-4
No Potensi TORA Pelaksanaan Dokumentasi

Bertempat di Kecamatan
Eks HGU PT.
2 Tombolopao. Dilaksanakan pada
Markisa Segar
tanggal 22-23 Juli 2021.

Eks HGU PT.


Bertempat di Desa
Poleko Djaya
Pa’bentengang, Kecamatan
3 Agung/PT.
Bajeng. Dilaksanakan pada
Bumi Indah
tanggal 22-23 Juli 2021.
Bosowa

BAB II-5
No Potensi TORA Pelaksanaan Dokumentasi

Bertempat di Kecamatan
Pelepasan
4 Tinggimoncong. Dilaksanakan
Kawasan Hutan
pada tanggal 27-28 Juli 2021.

Bertempat di Kecamatan
Usulan
5 Tinggimoncong. Dilaksanakan
Masyarakat
pada tanggal 29-30 Juli 2021.

Sumber : Penulis, 2021

BAB II-6
3. Integrasi Penataan Aset dan Penataan Akses
Rabu, 15 September 2021 pukul 10.00 – selesai Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa melaksanakan Rapat Integrasi
Pelaksanaan Penataan Aset dan Penataan Akses Kegiatan Gugus
Tugas Reforma Agraria. Rapat ini dimulai dengan sambutan dari
Bapak Asmain Tombili, S.E, S.H, M.Si selaku Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa. Sambutan tersebut berisi penjelasan
singkat mengenai potensi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)
yang ada di Kabupaten Gowa. Potensi TORA tersebut terdiri dari
tanah transmigrasi, eks HGU, pelepasan kawasan hutan dan usulan
masyarakat.

Setelah penyampaian sambutan, pemaparan materi oleh


tenaga pendukung Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa
mengenai hasil pengumpulan data akhir potensi TORA yang ada di
Kabupaten Gowa. Potensi TORA tersebut terdiri dari:

a. Berdasarkan subjek yang disebutkan dalam laporan


Inventarisasi Kepemilikan Lahan (IPL) Tahun 2019 dan subjek
yang disebutkan dalam Keputusan Bupati Gowa Nomor :
392/VIII/2021 tanggal 4 Agustus 2021 Tentang Penetapan
Hak Warga Transmigrasi Unit Permukiman Transmigrasi
Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa
diketahui bahwa terdapat 18 KK yang sesuai, 44 KK sebagai
pengganti, dan 38 yang kosong (tanpa subjek).
b. Potensi TORA Eks HGU PT. Markisa Segar yang berada di 3
desa yakni Desa Kanreapia, Bolaromang dan Tonasa dengan
total luas 221,02 Ha dan jumlah masyarakat yang menguasai
lokasi tersebut sebanyak 364 KK. Kemudian, Eks HGU PT.
Poleko Jaya Agung yang berada di Desa Pa’Bentengang
seluas 69 Ha dengan jumlah masyarakat yang menguasai
lokasi tersebut sebanyak 122 KK. Kedua eks HGU tersebut

BAB II-7
masuk dalam daftar tanah terlantar pada database Kanwil
BPN Sulsel. Namun, sampai saat ini belum ada Keputusan
untuk mengeluarkan objek tersebut dari database tanah
terlantar oleh Pusat Kementerian ATR/BPN.
c. Berdasarkan data indikatif dari Kanwil BPN Sulsel, potensi
TORA Pelepasan Kawasan Hutan seluas 5.669,93 Ha
tersebar pada 8 Kecamatan (Biringbulu, Bontolempangan,
Bungaya, Manuju, Parangloe, Parigi, Tinggimoncong dan
Tombolopao). Namun, pihak BPKH merekomendasikan
potensi TORA Pelepasan Kawasan Hutan dengan total luas
13.206,19 Ha yang tersebar pada 10 Kecamatan (Biringbulu,
Bontolempangan, Bungaya, Manuju, Parangloe, Parigi,
Pattalassang, Tinggimoncong dan Tombolopao) yang
diperoleh dari hasil overlay dari SK 434/Menhut-II/2009
dengan SK 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019 yang statusnya
sudah berubah menjadi Areal Penggunaan Lain (APL).
Potensi TORA tersebut belum selesai dilakukan tata batas
sehingga belum bisa ditetapkan sebagai tanah objek Reforma
Agraria.
d. Potensi TORA usulan masyarakat dengan total luas 1.926,6
Ha yang tersebar pada 5 Desa yakni Desa Bulu Ballea, Batu
Lapisi, Bulu-bulu, Garassi dan Pattapang dengan jumlah luas
yang direkomendasikan seluas 659,23 Ha dan yang tidak di
rekomendasikan seluas 1.236,47 Ha dikarenakan masuk
dalam kawasan hutan berdasarkan SK
362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019. Pada lokasi Usulan
Masyarakat yang direkomendasikan belum dilakukan tata
batas sehingga potensi tersebut belum bisa dititetapkan
sebagai tanah objek Reforma Agraria.

BAB II-8
Gambar 2.2 Dokumentasi Rapat Integrasi Penataan Aset dan Akses

4. Rapat Koordinasi Akhir GTRA Kabupaten Gowa


Rabu, 21 Desember 2021 pukul 10.00 – selesai Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa melaksanakan Rapat Pelaporan
Akhir Gugus Tugas Reforma Agraria. Rapat ini dimulai dengan
sambutan dari Bapak Asmain Tombili, S.E, S.H, M.Si selaku Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa. Sambutan tersebut berisi
penjelasan singkat mengenai kegiatan pelaporan akhir Gugus
Tugas Reforma Agraria. Setelah penyampaian sambutan,
pemaparan singkat mengenai gambaran umum Potensi TORA
Kabupaten Gowa oleh Sekretaris Tim Pelaksana Harian Gugus
Tugas Reforma Agraria.
Selanjutnya, pemaparan materi oleh Tenaga Pendukung
GTRA Kabupaten Gowa mengenai TORA Kabupaten Gowa Tahun
Anggaran 2021 berasal dari potensi TORA yakni Tanah
Transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe yang
ditetapkan dalam Keputusan Bupati Gowa Nomor 392/VIII/2021
tanggal 4 Agustus 2021 terdiri dari 62 Lahan Pekarangan dan 62
Lahan Usaha. Penetapan objek tersebut dikarenakan hanya tanah
transmigrasi yang memenuhi syarat sebagai objek TORA
Kabupaten Gowa tahun 2021. Hasil kajian Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa adalah rekomendasi rencana penataan
aset Reforma Agraria Kabupaten Gowa Tahun 2021 berupa

BAB II-9
Redistribusi Tanah dan rencana penataan akses Reforma Agraria
Kabupaten Gowa Tahun 2021 berupa pengembangan penataan
dan penyediaan akses oleh OPD Kabupaten Gowa.

Gambar 2.3 Dokumentasi Rapat Koordinasi Akhir

B. RELISASI PELAKSANAAN GTRA KABUPATEN GOWA TAHUN 2021


Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Desa Borisallo Kecamatan
Parangloe
a. Gambaran Umum UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
UPT Parangloe berada di Desa Borisallo, Kecamatan
Parangloe, Kabupaten Gowa dengan luas ± 125 Ha. UPT.
Parangloe merupakan salah satu lokasi transmigrasi yang ada di
Kabupaten Gowa dimana warga transmigrasinya berasal dari
korban bencana longsor di Desa Lengkesa Kabupaten Gowa.
Lahan pemukiman pada UPT Parangloe terdiri dari lahan
pekarangan seluas 0,25 Ha dan lahan usaha seluas 1 Ha. Warga
transmigrasi yang bermukim di UPT. Parangloe sebagian besar
bermata pencaharian sebagai petani. Letak geografis dan batas
UPT. Parangloe dapat dilihat sebagai berikut :
1) Letak Geografis
Secara geografis, UPT. Parangloe terletak pada posisi :
- Bujur Timur : 119’ 39” 15” s/d 119” 42” 05”
- Lintang Selatan : 05” 10” 10” s/d 05” 13” 00”

BAB II-10
2) Batas Wilayah
Secara administrasi, UPT. Parangloe mempunyai batas-
batas sebagai berikut :
- Utara : Batas Kabupaten Gowa
- Selatan : Poros Jalan Kampung Parang
- Barat : Dusun Panyangkalang dan Bulu Bi’tolo
- Timur : Desa Borisallo Kec. Parangloe

b. Penataan Aset
Penataan Aset adalah penataan kembali penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan di bidang penguasaan dan pemilikan
tanah.

1) Analisis Tutupan Lahan


Pemanfaatan lahan di desa dibedakan atas dua fungsi, yaitu:
✓ Fungsi sosial adalah untuk perkampungan desa.
✓ Fungsi ekonomi adalah dimanfaatkan untuk aktivitas
ekonomi seperti, sawah, perkebunan, pertanian dan
peternakan
Pemanfaatan lahan pedesaan tidak terlepas dari tujuan
dan ruang lingkup pembangunan pedesaan itu sendiri. Dalam
uraian tujuan pembangunan ini sudah mencakup ruang lingkup
pembangunan pedesaan yang apabila dicermati terdapat
beberapa bagian penting yang membutuhkan keterlibatan
masyarakat setempat. Bagian penting keterlibatan masyarakat
ini antara lain berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya
alam, sumber daya manusia, kebutuhan akan sarana dan
prasarana pedesaan serta unsur-unsur kelembagaan
masyarakat. Berikut penggunaan lahan atau tutupan lahan di
UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe:

BAB II-11
Tabel 2.3 Penggunaan Lahan di UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe

Guna Lahan Luas Presentase


(Ha) (%)
Tegalan/Ladang 119,05 92,71
Sawah 3,76 2,92
Permukiman 5,6 4,36
Total 128,41 100
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Dari tabel 2.3 dapat dilihat penggunaan lahan dominan di


UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe adalah
Tegalan/Ladang dengan luas 119,05 Ha atau 92,71%.

Gambar 2.4 Peta Tutupan Lahan UPT Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

2) Analisis Pola Ruang terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah


Pola ruang desa pada umumnya sangat sederhana, letak
rumah di kelilingi pekarangan cukup luas, jarak antara rumah
satu dengan lain cukup renggang, setiap rumah mempunyai

BAB II-12
halaman, sawah dan ladang di luar perkampungan.
Berdasarkan Rencana Pola Ruang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gowa 2012-2032 seluruh wilayah UPT
Desa Borisallo Kecamatan Parangloe peruntukan fungsi
kawasan sebagai kawasan budidaya berupa perkebunan
sehingga dapat dilakukan pengembangan untuk peningkatan
sosial ekonomi masyarakat. Berikut tabel 2.4 fungsi Kawasan
UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe:

Tabel 2.4 Fungsi Kawasan Rencana Pola Ruang


UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
Fungsi Kawasan Luas (Ha) Presentase (%)
Kawasan Budidaya Perkebunan 127,83 99,43
Kawasan Peruntukan Permukiman 0,73 0,56
Total 128,6 100
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Rencana pola ruang yang dominan di UPT Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe adalah Kawasan Budidaya Perkebunan
dengan luas 127,83 Ha atau 99,43% oleh karena itu dibutuhkan
peningkatan pemanfataan lahan, karena masih banyak lahan
usaha, penggunaan lahan masih berupa hutan atau belum
dikelola masyarakat. Peta pola ruang UPT Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe dapat dilihat pada gambar 2.5 :

BAB II-13
Gambar 2.5 Peta Pola Ruang di UPT Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe

3) Analisis Kemiringan Lereng


Kemiringan lereng merupakan faktor fisik dalam
perencanaan pembukaan suatu wilayah dan berpengaruh
langsung pada usaha dan kegiatan penduduk. Dalam
menyusun tingkat kemampuan dan kesesuaian tanah,
kemiringan lereng dikelompokkan kedalam empat kelas, yaitu:
a) Wilayah landai, yaitu wilayah yang berlereng antara 2 - 15%
persen;
b) Wilayah agak curam, yaitu wilayah yang berlereng antara
15 - 40% persen;
Pada tabel 2.5 ini, terlihat bahwa kelas kemiringan lereng
antara 15 - 25% (wilayah agak curam) merupakan wilayah
terluas yakni 76 ha atau 63,41% jika dibandingkan dengan
kemiringan lereng yang Iain.

BAB II-14
Tabel 2.5 Kemiringan Lereng di kawasan transmigrasi
UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
Luas Presentase
Kemiringan
(Ha) (%)
2-15% 51.75 40.31
15-25% 76.66 59.69
Total 128.41 100
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Gambar 2.6 Peta Kemiringan Lereng di UPT Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

4) Elevasi
Elevasi adalah posisi ketinggian suatu objek dari satu titik
tertentu (datum). Pengaruh pembatas ketinggian akan banyak
tampak pada temperatur (suhu) yang selanjutnya berpengaruh
pula terhadap pertumbuhan. Ketinggian wilayah pada kawasan
transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe antara
160 - 335 meter diatas permukaan laut, dapat dilihat pada
gambar 2.7 :

BAB II-15
Gambar 2.7 Peta Elevasi di UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe

5) Analisis Tekstur Tanah

Tekstur tanah di Kawasan UPT Desa Borisallo Kecamatan


Parangloe merupakan tekstur tanah yang halus hasil pelapukan
dari batuan atau satuan formasi dan kelompok batuan yang ada
di wilayah tersebut. Mengingat kondisi klimatologi dengan tipe A
(wilayah tropik) dengan curah hujan dan hari hujan yang sangat
besar dan intensif, maka tingkat pelapukan/pembentukan tanah
adalah sangat tinggi, dapat dilihat pada gambar 2.8:

BAB II-16
Gambar 2.8 Peta Tekstur Tanah di UPT Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe

6) Curah Hujan

Unsur iklim yang terpenting adalah curah hujan, suhu,


kelembaban udara dan kecepatan angin. Curah hujan dan hujan
rata-rata bulanan banyak digunakan untuk menilai besarnya
erosivitas hujan dan klasifikasi iklim, sedangkan suhu dan
kelembaban udara banyak digunakan untuk pemilihan jenis
tanaman.
Dalam menentukan type iklim sangat dipengaruhi oleh
banyaknya bulan basah dan bulan kering. Kriteria bulan basah
dapat dicirikan dengan banyaknya curah hujan Iebih dari 200
mm/bulan dan terjadi pada jumlah bulan secara berturut-
turut/berurutan. Sedangkan kriteria bulan keing dapat ditandai
pada jumlah bulan secara berturut-turut dengan curah hujan

BAB II-17
kurang dari 100 mm/bulan. Intensitas curah hujan ditentukan
berdasarkan nilai curah hujan maksimum harian rata-rata. Untuk
Kawasan UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe memiliki
nilai curah hujan tahunan sedang 2000-2500 mm.

Gambar 2.9 Peta Curah Hujan di UPT Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

7) Analisis Prioritas Lahan


Analisis prioritas Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)
merupakan tahapan analisis untuk menentukan TORA yang
dapat ditindaklanjuti dengan legalisasi aset, redistribusi tanah,
ataupun konsolidasi tanah. Analisis prioritas TORA dilakukan
dengan menggunakan analisis spasial dengan menggunakan
aplikasi SIGTORA (Sistem Informasi Geografis Tanah Objek
Reforma Agraria) Dekstop. Penentuan prioritas TORA mengacu
kepada kondisi kelayakan fisik lokasi dan kesesuaiannya
terhadap kebijakan tata ruang atau RTRW Kabupaten Gowa.
Sedangkan indikator kelayakan fisik sendiri berupa kemiringan

BAB II-18
lereng, gambut, dan elevasi. Analisis spasial dilakukan dengan
overlay peta lokasi TORA, peta penggunaan lahan terbaru, peta
kelerengan, peta elevasi, peta gambut, dan peta pola ruang
RTRW Kabupaten Gowa. Berikut alur analisis prioritas TORA :

Gambar 2.10 Alur Analisis Prioritas TORA

Gambar 2.11 Peta Analisis Prioritas UPT Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

BAB II-19
Tabel 2.6 Kelayakan Lahan UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe

Layak Ket.

LU Budidaya Pertanian/Non Pertanian 100%

RTRW Budidaya Pertanian/Non 100%


Pertanian
Lereng < 40% 100%
Elevasi < 1000 mdpl 100%
Tidak Bergambut 100%

Sumber : Hasil Analisis, 2021

Berdasarkan tabel 2.6 dapat disimpulkan bahwa secara


keseluruhan luas wilayah UPT Desa Borisallo Kecamatan
Parangloe untuk lahan pekarangan dan lahan usaha
menghasilkan Prioritas 1 yang 100% dapat direkomendasikan
untuk dilaksanakan penataan aset dan penataan akses.

c. Penataan Akses
1) Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana memiliki arti yang sama dengan
fasilitas dapat mempermudah upaya dan memperlancar kerja
dalam rangka mencapai suatu tujuan, sedangkan menurut
Subroto di dalam Arianto (2008), fasilitas adalah segala sesuatu
yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan
suatu usaha dapat berupa benda-benda maupun uang.
Ditinjau dari sarana dan prasarana, kondisi yang ada di
UPT. Desa Borissllo, Kecamatan Parangloe belum memadai.
Sarana dan prasana yang belum memadai menyebabkan warga
transmigran tidak betah bermukim di lokasi tersebut. Ada
beberapa sarana dan prasarana yang ada di UPT. Desa
Borisallo yang sudah lama tidak digunakan sehingga
bangunannya sudah mulai rapuh dan tidak layak digunakan.
Diantaranya adalah Sarana jalan, tempat ibadah (masjid),

BAB II-20
sekolah SD, puskesmas dan gudang. Permasalahan lahan yang
disediakan pemerintah sebagai fasilitas yang didapat oleh
warga transmigran ibarat sub sistem yang tidak berjalan baik
karena kondisinya yang tidak memadai. Hal tersebut jelas
merupakan permasalahan yang sangat vital dan harus segera
direspon oleh pihak pemerintah agar program transmigrasi
dapat berjalan sesuai tujuan dan harapan pelaksanaannya.
Kondisi sarana dan prasarana UPT. Parangloe dapat dilihat
pada uraian berikut :
a) Masjid
Kondisi tempat ibadah (masjid) yang ada di UPT.
Borisallo sudah lama tidak digunakan oleh warga transmigran
sehingga bangunan tersebut sudah tidak terurus dan tidak
layak digunakan. Masjid yang berukuran sederhana tersebut
terlihat kusam dan sudah hampir roboh. Oleh karena itu,
warga transmigran harus menempuh jarak sekitar 3 Km
Ketika hendak beribadah ke masjid. Lokasi masjid tersebut
masih berada dalam wilayah Desa Borisallo Kecamatan
Parangloe. Dokumentasi masjid yang sudah tidak layak
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.12 :

Gambar 2.12 Masjid UPT. Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

b) Puskesmas

BAB II-21
Puskesmas yang ada di UPT. Desa Borisallo sudah
lama tidak terurus sehingga tidak layak digunakan. Bangunan
tersebut terlihat kusam yang sudah dikelilingi tanaman gulma
dan hampir roboh. Kondisi tersebut menyebabkan warga
transmigran harus pergi ke kota untuk mendapatkan fasilitas
layanan kesehatan yang layak. Jarak yang harus ditempuh
ketika hendak berobat ke Puskesmas yang ada di Kota yakni
sekitar 5 Km dari lokasi transmigrasi. Letak sarana Kesehatan
yang jauh dari lokasi transmigran menyebabkan warga
transmigran tidak betah sehingga beberapa mereka perlahan-
lahan meninggalkan daerah tersebut. Dokumentasi
Puskesmas warga transmigran dapat dilihat pada gambar
2.13 :

Gambar 2.13 Kondisi Puskesmas UPT. Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

c) Jalan
Kondisi jalan yang ada di UPT. Desa Borisallo belum
memadai yakni masih berupa jalan berbatu. Hal ini
menyebabkan sulitnya kendaraan roda dua maupun roda
empat melintasi jalan di lokasi tersebut. Sulitnya kendaran
yang mengakses jalan tersebut juga berpengaruh terhadap
perekonomian warga transmigran. Oleh karena itu, menjadi
perhatian pemerintah setempat untuk memperbaiki akses
jalan yang ada di UPT. Desa Borisallo. Dokumentasi jalan

BAB II-22
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.14 :

Gambar 2.14 Sarana jalan yang ada di UPT. Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

d) Rumah
Kondisi rumah yang ada di UPT. Desa Borisallo
sebagian masih layak huni. Rumah yang layak huni tersebut
adalah rumah yang dihuni oleh warga transmigran hingga
saat sekarang. Namun ada beberapa rumah yang tidak layak
huni karena sudah lama tidak dihuni oleh warga transmigran.
Bangunan rumah tersebut sebagian besar termasuk rumah
non permanen. Dokumentasi rumah warga transmigran dapat
dilihat pada gambar 2.15 :

Gambar 2.15 Kondisi Rumah Warga Transmigran UPT. Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

e) Lahan Usaha

BAB II-23
Lahan Usaha merupakan lahan yang diperuntukkan
warga transmigran untuk dimanfaatkan dalam usaha
pertanian, perkebunan atau peternakan. Lahan usaha
tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi warga
transmigran agar dapat hidup mandiri dan bertahan hidup di
lokasi transmigrasi. Kondisi lahan usaha yang ada di UPT.
Desa Borisallo termasuk lahan subur. Hal ini terlihat beberapa
tanaman yang diusahakan dapat tumbuh dengan baik. Warga
transmigran memanfaatkan lahan tersebut sebagai lahan
pertanian dan peternakan. Peternakan seperti sapi
dikembangkan di lokasi tersebut. Dokumentasi lahan usaha
warga transmigran dapat dilihat pada gambar 2.16 :

Gambar 2.16 Lahan Usaha Warga Transmigran UPT. Desa Borisallo


Kecamatan Parangloe

f) WC umum
WC umum yang ada di UPT. Desa Borisallo sudah
tidak layak digunakan. Hal ini dikarenakan banyak warga
transmigran yang sudah tidak bermukim di lokasi tersebut
sehingga WC umum tersebut sudah tidak terurus dan mulai
rapuh. Bangunan tersebut terlihat sudah dikelilingi oleh gulma
sehingga hampir tidak terlihat. Dokumentasi WC umum yang
ada di UPT. Desa Borisallo dapat dilihat pada gambar 2.17 :

BAB II-24
Gambar 2.17 WC Umum Warga Transmigrasi
UPT. Desa BorisalloKecamatan Parangloe

2) Permasalahan dan Potensi Sektor


Permasalahan yang ditemui berdasarkan hasil pendataan
yaitu, ada 2 macam yakni saat pra panen dan pasca panen, pra
panen sendiri berupa kekurangan air di beberapa lokasi
utamanya lahan sawah tadah hujan, kurangnya inovasi
pengolahan hasil panen, kelangkaan pupuk subsidi maupun non
subsidi, masa panen yang hanya sekali setahun, sedangkan
untuk pasca panen berupa harga jual yang rendah serta tidak
adanya usaha peningkatan pendapatan dari hasil pertanian dan
perkebunan berupa inovasi pengolahan hasil panen, sehingga
masyarakat sangat minim dalam hal pendapatan.
Akses Reforma atau pemberdayaan tanah masyarakat
merupakan pemberian kesempatan akses permodalan maupun
bantuan lain kepada subjek Reforma Agraria dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan
tanah. Akses Reforma merupakan salah satu bentuk upaya
Kementrian ATR/BPN untuk menggerakkan pihak-pihak yang
dianggap kurang agar memiliki kekuatan lebih untuk mengatasi
persoalan yang menjadi masalah. Dengan adanya kegiatan

BAB II-25
akses reform, maka dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam
meningkatkan dan memperbaiki kehidupan masyarakat baik di
bidang ekonomi maupun sosial, menata ulang ketimpangan
penguasaan kepemilikan tanah, membantu akses permodalan
dan pemasaran ke masyarakat penerima manfaat dan
memperbaiki serta menjaga kualitas lingkungan hidup yang
terdapat di lokasi kegiatan.
Tujuan dari Kegiatan Usaha Bersama Pemberdayaan
Masyarakat Pasca Legalisasi Aset adalah sebagai berikut:
a) Terlaksananya Pemberdayaan Masyarakat yang
terstruktur, konprehensif dan terintegrasi sehingga tanah
hasil kegiatan Legalisasi Asset dapat dimanfaatkan secara
maksimal dalam mewujudkan kemakmuran.

b) Melanjutkan koordinasi dengan POKJA/OPD terkait untuk


kelancaran dan keberhasilan kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Pasca Legalisasi Asset.
Rencana pengembangan Akses Reform atau
pemberdayaan masyarakat pada UPT. Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe berupa usaha pertanian yang dibantu
oleh lembaga penunjang atau pemerintah daerah setempat.
Lahan usaha yang ada pada UPT tersebut cukup luas yakni 1
ha dan termasuk tanah yang subur sehingga cocok untuk
dikembangkan usaha pertanian. Dengan adanya
pengembangan akses reform tersebut, diharapkan warga
transmigran dapat hidup mandiri dan meningkatkan pendapatan
yang berbasis pemanfaatan tanah.

a) Potensi Usaha Pertanian


UPT. Desa Borisallo Kecamatan Parangloe memiliki
tanah yang subur sehingga berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dan berkembang di daerah tersebut. Tanaman yang
dapat dikembangkan yakni padi, jagung, porang, pisang,

BAB II-26
cabai dan kacang mete. Tanaman tersebut dapat diolah
menjadi berbagai jenis produk misalnya :
(1) Tanaman padi dapat diolah menjadi tepung beras
kemasan
(2) Tanaman jagung dapat diolah menjadi tepung jagung
kemasan, jagung pipil frozen dan popcorn
(3) Tanaman porang dapat diolah menjadi mie shirataki
dan bahan perekat (lem dan cat tembok)
(4) Tanaman pisang dapat diolah menjadi kripik pisang
dan pisang nugget
(5) Tanaman cabai dapat diolah menjadi cabai bubuk dan
sambal botol
(6) Tanaman kacang mede dapat diolah menjadi kacang
mede kemasan dan kue kering mede.
Produk olahan tersebut didukung oleh berbagai
instansi/lembaga daerah setempat dalam hal pemasaran dan
bimbingan teknis. Dalam hal pemasaran, produk olahan
tersebut dibantu oleh berbagai instansi seperti dinas
perdagangan dan perindustrian, dinas koperasi UMKM, KUB,
dan BUMDes. Kemudian dalam hal penyuluhan terkait
bimbingan teknis maupun teknologinya dapat dibantu oleh
berbagai instansi seperti Dinas Perkebunan dan Peternakan
serta Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura.
Potensi usaha peternakan yang dapat dikembangkan
di UPT. Desa Borisallo Kecamatan Parangloe yakni ayam dan
sapi. Usaha peternakan ayam dapat diolah menjadi berbagai
produk seperti nugget dan sosis ayam. Sedangkan usaha
peternakan sapi dapat diolah menjadi produk abon, kornet
dan sosis sapi. Produk olahan tersebut didukung oleh
berbagai instansi/lembaga daerah setempat dalam hal
pemasaran dan bimbingan teknis. Dalam hal pemasaran,

BAB II-27
produk olahan tersebut dibantu oleh berbagai instansi seperti
dinas perdagangan dan perindustrian, dinas koperasi UMKM,
KUB, dan BUMDes. Kemudian dalam hal penyuluhan terkait
bimbingan teknis maupun teknologinya dapat dibantu oleh
berbagai instansi seperti Dinas Perkebunan dan Peternakan.
Potensi usaha pertanian dan peternakan tersebut
dapat dipasarkan diberbagai tempat seperti pasar swalayan,
PT. Alfamidi, PT. Indomaret, E-Commerce dan PT. Japfa
Comfeed Indonesia. Selain itu untuk modal usaha tersebut
didukung oleh lembaga Bank, CSR dan Koperasi.

b) Bentuk Permodelan

Kegiatan pemberdaaan masyarakat merupakan salah


satu cara mengatasi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat pada warga transmigran. Oleh
karena itu, diperlukan langkah-langkah atau tahapan dalam
melaksanakan kegiatan pemberdaaan masyarakat. Menurut
Aswas (2014), dalam kegiatan pemberdayaan khususnya
yang ditujukan kepada masyarakat, aparat/agen
pemberdayaan perlu memegang prinsip dalam
pemberdayaan masyarakat dan yang menjadi acuan dalam
pelaksanaan sehingga kegiatan dapat berjalan dengan benar
dan tepat sesuai dengan hakikat dan konsep pemberdayaan.
Bentuk permodelan yang ada di UPT. Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe yakni pemberdayaan tanah
masyarakat berbasis pertanian korporasi (cooperative
farming). Pemberdayaan tanah masyarakat dengan model
Cooperative Farming merupakan model pemberdayaan
petani melalui kelompok, dengan melakukan rekayasa sosial,
ekonomi, teknologi, dan nilai tambah, berikut penjelasannya
lebih lanjut:

BAB II-28
(1) Rekayasa sosial dapat dilakukan dengan penguatan
kelembagaan tani, penyuluhan, dan pengembangan
SDM.
(2) Rekayasa ekonomi dilakukan dengan pengembangan
akses permodalan untuk pengadaan dan akses pasar.
(3) Rekayasa teknologi dapat dilakukan dengan
pencapaian kesepakatan teknologi anjuran dengan
kebiasan petani.
(4) Rekayasa nilai tambah dilakukan melalui
pengembangan usaha off farm yang terkoordinasi
secara vertikal dan horisontal
c) Permodalan (Investment)
Permodalan merupakan faktor utama dalam
mengembangkan suatu unit usaha. Pada umumnya usaha
kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau
perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan
modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas.
Fasilitasi akses permodalan dibutuhkan dengan tujuan untuk
menjembatani dan membantu masyarakat sebagai pelaku
usaha mikro bertemu dengan Lembaga Keuangan
(Perbankan atau Non Perbankan) untuk mendapatkan akses
permodalan sehingga dengan kegiatan ini masyarakat
mampu mengembangkan usahanya.
Permodalan menjadi salah satu alat penunjang
ekonomi bagi masyarakat. Dalam rangka penguatan ekonomi
khususnya reforma agraria, bantuan berupa modal usaha dari
pemerintah dan swasta sangat dibutuhkan. Bantuan yang
diberikan kepada warga transmigran UPT. Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe berasal dari Bank. Warga transmigran
menggunakan sertifikat lahannya untuk dijadikan jaminan
oleh bank agar mendapatkan modal usaha. Modal yang

BAB II-29
diterima oleh warga tansmigran akan dimanfaatkan dalam
menjalankan usahanya agar dapat hidup mandiri dan
sejahtera.

d) Penyuluhan dan Bimbingan Teknis (Transfer Knowledge)


Usaha untuk menggalakkan pembangunan desa yang
dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf
hidup serta kondisi sosial masyarakat desa yang merupakan
bagian terbesar dari masyarakat Indonesia, melibatkan tiga
pihak, yaitu pemerintah, swasta dan warga desa. Dalam
prakteknya, peran dan prakarsa pemerintah masih dominan
dalam perencanaan dan pelaksanaan maupun untuk
meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis warga desa
dalam pembangunan desa.

Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi


memiliki makna meningkatkan kualitas kehidupan sosial
ekonomi masyarakat yang tercermin peningkatan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Adapun bentuk
program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah
adalah pembinaan di bidang mekanisasi pertanian.
Pembinaan ini dimaksudkan untuk warga transmigran UPT.
Desa Borisallo Kecamatan Parangloe bisa hidup mandiri dan
sejahtera.

Penyuluhan dan bimbingan teknis terhadap


masyarakat baik dari pemerintah maupun pihak swasta,
terkait pemanfaatan teknologi sangat membantu dalam
perkembangan lokasi transmigrasi UPT. Desa Borisallo
Kecamatan Parangloe khususnya dalam bidang pertanian
dan peternakan. Pemanfaatan teknologi dilakukan pemda
Kabupaten Gowa seperti Dinas Tanaman Pangan dan
Holtikultura. Pembinaan ini dilakukan agar masyarakat

BAB II-30
transmigrasi yang ada di UPT. Desa Borisallo Kecamatan
Parangloe bisa hidup mandiri dan sejahtera.

e) Pengembangan Sarana dan Prasarana (Infrastructure)


Pembangunan sarana dan prasarana memiliki peran
yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi,
sosial, budaya, serta kesatuan dan persatuan bangsa
terutama sebagai modal dasar dalam memfasilitasi interaksi
dan komunikasi di antara kelompok masyarakat serta
mengikat dan menghubungkan antarwilayah. Pengembangan
sarana dan prasarana seperti perbaikan akses jalan dapat
melancarkan perekonomian masyarakat setempat.

Tersedianya akses jalan yang lebih baik hingga


pemenuhan sarana pendukung lain menjadi pendorong
perwujudan kampung reforma agraria. Akses jalan yang ada
di UPT. Desa Borisallo Kecamatan Parangloe belum
memadai yakni masih berbatu. Perbaikan akses jalan di UPT.
Desa Borisallo tersebut dapat dibantu oleh Pemda Kabupaten
Gowa yakni Dinas PUPR. Dengan adanya perbaikan akses
jalan tersebut, dapat memudahkan investor ataupun warga
melintasi lokasi transmigrasi sehingga dapat meningkatkan
perekonomian warga transmigrasi.

Eks Hak Guna Usaha (HGU)


Berdasarkan hasil pengumpulan data, Eks HGU PT. Markisa
Segar dan PT. Poleko Djaya Agung/PT. Bumi Indah Bosowa terdaftar
dalam database Kanwil BPN Sulawesi Selatan sebagai indikasi tanah
terlantar. Tetapi sampai saat ini, belum ada Keputusan penetapan
sebagai tanah terlantar. Data sebaran Eks HGU yang diperoleh dari
Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa dapat dilihat pada tabel 2.7:

BAB II-31
Tabel 2.7 Data Potensi Objek Reforma Agraria Eks HGU
Tanggal
Luas Jumlah
No. Perusahaan Desa Kecamatan Berakhir
(Ha) KK
Hak
Kanreapia 111,25 300 31
PT MARKISA
1 Tombolopao Desember
SEGAR Tonasa 109,77 170 2013
PT POLEKO
JAYA AGUNG
Tahun
2 INDONESIA Pa'bentenga Bajeng 69 122
2000
( PT INDAH BUMI ng
BOSOWA )
Total 312,59 592
Sumber : Kantor Pertanahan Kab. Gowa, 2021

a. HGU PT. Markisa Segar

HGU PT. Markisa Segar berada di 2 Desa yakni Desa


Tonasa seluas 109,77 Ha dan Desa Kanreapia seluas 111,25 Ha,
dimana lokasi tersebut sudah tidak dimanfaatkan oleh bekas
pemegang hak. Kemudian terdapat rencana pengembangan sapi
perah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Gowa dengan luas ±
40 Ha di lokasi HGU PT. Markisa Segar Desa Tonasa yang saat
ini sudah pada tahap awal yaitu survei kelompok. Jumlah KK
yang menggarap pada Eks HGU tersebut sebanyak ± 470 KK.
Peta Kawasan Eks HGU PT. Markisa Segar dapat dilihat pada
gambar 2.18 :

BAB II-32
Gambar 2.18 Peta Kawasan Eks HGU PT. Markisa Segar

1) Desa Tonasa
Secara geografis Desa Tonasa terletak antara 5° 11'
30" LS - 5° 14 30" LS dan 119° 54' 30" BT- 119° 58' 0" BT
dengan luas wilayah ± 2,125,65 ha atau ± 21,25 km².
Dikarenakan berada pada daerah gunung api, menyebabkan
tanahnya menjadi subur.

Batas Wilayah Administratif Desa Tonasa, Kecamatan


Tombolo Pao sebagai berikut :
• Sebelah Utara : Kelurahan Tamaona dan
Desa Mamampang
• Sebelah Timur : Desa Mamampang dan
Desa Kanreapia
• Sebelah Selatan : Desa Kanreapia dan
Kelurahan Pattapang
• Sebelah Barat : Desa Erelembang dan
Kelurahan Tamaona

BAB II-33
Berdasarkan data buku tanah (HGU Nomor
00001/desatonasa/1988) yang diperoleh dari Kantor
Pertanahan Kab. Gowa, Eks HGU PT Markisa Segar Desa
Tonasa seluas 109,77 Ha. Lokasi Eks HGU tersebut, saat ini
secara keseluruhan sudah digarap oleh masyarakat Desa
Tonasa sebanyak 170 KK. Masyarakat memanfaatkan lahan
tersebut dengan menanam sayur- sayuran sejak tahun 1998
yang dapat dilihat pada gambar 2.19 :

Gambar 2.19 Kondisi lahan yang digarap masyarakat Desa Tonasa

Tabel 2.8 Daftar Nama Penggarap Eks HGU PT. Markisa Segar
Desa Tonasa

Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
1 Nacca 7306100811570001 1957 64 3
2 Syukur 7306100802810003 1981 40 5
3 La'lang 7306101006770001 1977 44 4
4 Amin 7306100908630001 1963 58 3
5 Muliadi 7306101211950001 1995 26 1
6 Safri D 7306101103680002 1968 53 2
7 Liong Dio 7306102103680001 1968 53 7
8 Hage 7306100908650002 1965 56 3
9 Bahar 7306102510690001 1969 52 3
10 Nuru Pariengi 7306101708700001 1970 51 6
11 Jufri N 7306101007880003 1988 33 4
12 Raming 7306102501830002 1983 38 4

BAB II-34
Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
13 Summang B 7306100809670001 1967 54 6
14 Abu 7306100107830189 1983 38 4
15 Ismail 7306100101890002 1989 32 4
16 Muh. Nurdin 7306100908730004 1973 48 6
17 Hamang 7306102510820001 1982 39 3
18 Herman N 7306101906900001 1990 31 3
19 Umar M 7306041607850001 1985 36 4
20 Jabbar C 7306100802940003 1994 27 3
21 Udding 7306101001920001 1992 29 3
22 Ahmad Ismail 7306102301950002 1995 26 3
23 Kamase 7306101708440001 1944 77 2
24 Maing K 7306102508880002 1988 33 4
25 Amir K 7306102005740001 1974 47 4
26 Abd Asis 7306100204970001 1997 24 3
27 Nurmiati 7306106501950002 1996 25 4
28 Arif Nadi 7306101007870006 1987 34 3
29 Amir D 7306103112730001 1973 48 4
30 Sukri 7306103003920001 1992 29 3
31 Ramli 7306100906970001 1997 24 3
32 Lani 7306101312790002 1979 42 9
33 Arifin Baco 7306102603790002 1979 42 5
34 Muh. Irfan 7306101003960003 1997 24 3
35 Mansyur 7306101312880003 1988 33 4
36 Nyambung 7306103012750010 1975 46 3
37 Ramalang 7306101912550001 1965 56 2
38 Baso 7306100309980003 1998 23 2
39 Ramang Nyampa 7306102509840002 1984 37 3
40 Asri Cahu 7306100204820002 1980 41 4
41 Herman B 7306101105720001 1972 49 4
42 Bobby 7306101110000002 2000 50 1
43 Daming L 7306100908680001 1968 53 5
44 Bambo 7306100204510001 1951 70 4
45 Sanneng 7306101712710001 1971 50 7
46 Agustina 7306105808930003 1993 28 2
47 Basri 7306100702830002 1983 38 5
48 Taming 7306100708710001 1971 50 4
49 Mansyur 7306101603880001 1980 41 2
50 Usman G 7306101102770003 1977 44 4

BAB II-35
Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
51 Hermansyah 7306102301910001 1991 30 1
52 Sangkala Haru 7306102006670001 1967 54 3
53 Pahu 7306100503530001 1953 68 2
54 Hasdar 7306101402020003 2002 19 1
55 Dahlan 7306100110790182 1992 29 4
56 Hardiansyah 7306103007940001 1994 27 4
57 Safri P 7306100610840003 1984 37 4
58 Dudding P 7306102005640001 1964 57 5
59 Suhardi 7306101707950002 1995 26 1
60 Ansar 7306101607960002 1996 25 1
61 Sukri 7306101507890001 1989 32 4
62 Muhtar C 7306101708840001 1984 37 4
63 Rusdin 7306100102790006 1979 42 5
64 Rudding 2104100402770001 1977 44 5
65 Jamaluddin 7306042503750003 1975 46 4
66 Mansyur S 7306101008770002 1977 44 2
67 Sudding 7306101702100026 1950 71 2
68 Suhardi 7306101406010002 2001 20 2
69 Adi Ruddin 7306101505820002 1982 39 6
70 Amir 7306100101800010 1980 41 4
71 Arman 7306101701730004 1973 48
72 Sommeng 7306101212700002 1970 51 5
73 Wardiman 7306100404860001 1986 35 4
74 Isa 7306104603780003 1978 43 8
75 Hasang T 7306100107420088 1942 79 4
76 Sapri 7306100107880182 1988 33 5
77 Asdar 7306101107840001 1984 37 4
78 Sulaiman Saba 7306100809730001 1973 48 3
79 Efendi Mami 7306040510550002 1955 66
80 Caco Saba 7306100710520001 1952 69 5
81 Hendrik B 7306102005740004 1974 47 2
82 Baco Sau 7306100708450001 1945 76 4
83 Cahu 7306100504590002 1959 62 3
84 Dudding L 7306100204670003 1967 54 6
85 Muh.Arfah Akbar A. 7306101305030001 2003 18 1
86 Jamaluddin 7306100808750001 1975 46 5
87 Yunus 7306100910720001 1972 49 5
88 Cudding 7306102512490001 1949 72 2

BAB II-36
Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
89 Ramli Caco 7306100809690003 1969 52 4
90 Rusli 7306101312860004 1986 35 4
91 Anti 7306106201910001 1991 30 3
92 Habibi 7306100909900005 1990 31 3
93 Darmawati 7306105302890004 1989 32 3
94 Hasrun 7306100505900005 1990 31 1
95 Zaenal 7306100807900002 1990 31 8
96 Sabbi 7306100710450001 1945 76 4
97 Ahmad Safriyadi 7306102004030007 2003 18 1
98 Akib Baharuddin 7306101612760001 1976 45 3
99 Arif 7306100507870003 1987 34 3
100 Baharudding 7306100112840003 1984 37 6
101 Najo Enre 7306100503690001 1969 52 5
102 Simon 7306101108730004 1973 48 5
103 Nanga 7306100305700003 1970 51 3
104 Summang 7306100206710002 1971 50 4
105 Hendri 7306100505880004 1988 33 3
106 Budo 7306100204670001 1967 54 3
107 Ilham 7306102307980002 1998 23 1
108 Abdullah 7306102002880001 1988 33 5
109 Wahyudin 7306101503940001 1994 27 2
110 Batong 7306040204690001 1969 52 2
111 Abd Rahman 7306100410950002 1995 26 4
112 Rusdin Dg Sarro 7306080505820025 1982 39 4
113 Usman 7306100308730001 1973 48 7
114 Nurlia B 7306104906820001 1982 39 3
115 Sommeng S 7306101312690002 1969 52 3
116 Mawang 7306041810890001 1989 32 3
117 Mustakim 7306101312900001 1990 31 3
118 Hasan 7306100204620001 1962 59 6
119 Fathudin 7306100410870003 1987 34 3
120 Hendra 7306102506990003 1999 22 3
121 Ardan 7306100107800141 1980 41 3
122 Noong 7306100204510002 1951 70 2
123 Ati 7306105401870001 1987 34 4
124 Hakim '7306100107680041 1968 53 3
125 Rasyid 7306100105820001 1982 39 3
126 Ramli 7306170107830025 1983 38 3

BAB II-37
Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
127 Mansyur 7306100108920002 1992 29 4
128 Maccing 7306040107550117 1955 66 8
129 Baco Salampe 7306103112600028 1960 61 3
130 Nasrullah 7306102807760001 1976 45 5
131 Menre 7306100206750002 1975 46 5
132 Abd. Latif 7306040504700002 1974 47 4
133 Herling 7306100507900001 1990 31 3
134 H. Sukku Jala 7306100206650001 1965 56 2
135 Rafiuddin 7306101211790003 1979 42 4
136 Salmah 7306104211790003 1979 42 5
137 Rusli 7306102908880001 1988 33 4
138 Udin 7306040107880224 1988 33 3
139 Zulkifli 73060423860001 1986 35 4
140 Sabala 7306101506660002 1966 55 4
141 Ridwan 7306100405740002 1974 47 3
Rahmat
142 7306101902020001 2002 19 2
Nurhidayah
143 Salli 7306101711740001 1974 47 7
144 Asdar Dg Rate 7306040304890004 1989 32 5
145 Baso Sikki 7306040807700004 1970 51 4
146 Kardila 7306106610970002 1997 24 4
147 Gassing 7306103112800030 1980 41 5
148 Rabo 7306100117680067 1968 53 3
149 Rodi 7306100107990153 1999 22 3
150 Suhardi 7306042005930001 1993 28 4
151 Rustam 7306103004820003 1982 39 3
152 Sukriadi 7306100802940006 1996 25 4
153 Asri 7306100709840003 1984 37 4
154 Nasir 7306100204790004 1979 42 6
155 Firman 7306040907970001 1997 24 3
156 Arzad 7306100107810015 1981 40 3
157 Irpan 7306100109920006 1992 29 3
158 Muslimin 7306101312920002 1992 29 4
159 Wahyudin 7306102207940001 1994 27 2
160 Munirah 7306105702980002 1997 24 1
161 Nurhayati 7306105212810022 1981 40 4
162 Firman 7306102410010001 2001 20 5
163 Steven 7306101507950001 1995 26 1
164 Hesron 7371101104880006 1988 33 1

BAB II-38
Jumlah
No. Nama Lengkap NIK Umur (thn) Anggota
keluarga
165 Te'ne 7306106003870002 1987 34 6
166 Asri Sandi Putra 7306082207790002 1979 42
Sumber : Profil Desa Tonasa

2) Desa Kanreapia
Berdasarkan Gambar Situasi No. 220/1988 yang
diperoleh dari Kantor Pertanahan Kab. Gowa, Eks HGU PT.
Markisa Segar Desa Kanreapia seluas 111,25 Ha. Sekitar tahun
2003, Desa Kanreapia terjadi pemekaran menjadi 2 desa yaitu
Desa Kanreapia dan Bolaromang. Eks HGU di Desa Kanreapia
seluas 34,72 Ha dan Desa Bolaromang seluas 72,51 Ha. Lokasi
Eks HGU tersebut, saat ini secara keseluruhan sudah
dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Kanreapia sebanyak 120
KK dan Desa Bolaromang sebanyak 78 KK. Masyarakat
memanfaatkan lahan tersebut dengan berbagai macam sayur-
sayuran dan pohon ekaliptus sejak tahun 1998 yang dapat dilihat
pada gambar 2.20 :

BAB II-39
Gambar 2.20 Kondisi lahan yang digarap masyarakat di Desa Kanreapia

Masyarakat yang ada di lokasi Eks HGU PT. Markisa


Segar Desa Bolaromang memanfaatkan lahan tersebut dengan
berbagai macam tanaman hortikultura seperti kubis, kol, wortel,
jagung sejak tahun 1998 yang dapat dilihat pada gambar 2.21:

Gambar 2.21 Kondisi lahan yang digarap masyarakat di Desa Bolaromang

BAB II-40
Tabel 2.9 Daftar Nama Penggarap Eks HGU PT. Markisa Segar
Desa Kanreapia
No Nama Alamat Luas Lahan (m²)

1 Sampara Halahalaya 989


2 Ramli Halahalaya 511
3 Abdullah Halahalaya 502
4 Hamid Halahalaya 998
5 Supriadi/Baya Halahalaya 980
6 Saleh Halahalaya 1020
7 Baso Halahalaya 1185
8 Muing Halahalaya 1015
9 Asri Halahalaya 487
10 Yusuf Halahalaya 1213
11 Heri Halahalaya 979
12 Raming Halahalaya 521
13 Supri Halahalaya 1211
14 Amir Halahalaya 489
15 Sulemang Halahalaya 2123
16 Mustakim Halahalaya 577
17 Ahmad Mahmud Halahalaya 983
18 Bahri Bontona 1517
19 Syahrir Halahalaya 1473
20 Hamzah Halahalaya 1027
21 Kahar Halahalaya 1233
22 Sirajuddin Halahalaya 1967
23 H Yusuf Halahalaya 6427
24 Suing/Andi/Rahman Halahalaya 5573
25 Sukri Kanreapia 2745
26 Abbas Kanreapia 6555
27 Tahe/Sapri Kanreapia 6218
28 Jupring Halahalaya 544
29 Kadir Kanreapia 1156
30 Bobi Kanreapia 1981
31 Japing Halahalaya 619
32 Darwis Halahalaya 1541
33 Mansur Halahalaya 7459
34 Herman Baco Halahalaya 1822
35 Sangkala Kanreapia 9778
36 Asis Halahalaya 1533
37 Amin Solle Bontona 6467
38 Boby Kanreapia 3542

BAB II-41
No Nama Alamat Luas Lahan (m²)

39 Sapri Kanreapia 4958


40 Kadir Kanreapia 4481
41 Ujung Rahmat Kanreapia 519
42 Syukur Silanggaya 4,974
43 Hasni Silanggaya 5,026
44 Marsuki Silanggaya 471
45 Abbas Silanggaya 5,002
46 Jumain Silanggaya 527
47 Baharuddin Silanggaya 2987
48 Anto Silanggaya 413
49 Nurdin.L Silanggaya 3981
50 Umar Silanggaya 6879
51 Hasriadi Silanggaya 519
52 Sumarlin Silanggaya 482
53 Abd. Rahman K Silanggaya 7121
54 Ancu Silanggaya 517
55 Ribi Silanggaya 303
56 Juma Silanggaya 5011
57 Anca Silanggaya 289
58 Asri Silanggaya 484
59 Hamuddin Silanggaya 1016
60 Saneng Balanglohe 521
61 Daming Silanggaya 479
62 Hamzah Silanggaya 2879
63 Zulkarnain Silanggaya 421
64 Hamini Silanggaya 995
65 Nurang Silanggaya 8085
66 Muslim Silanggaya 478
67 Nuru Haru Silanggaya 522
68 Jenni Silanggaya 227
69 Rusli Silanggaya 373
70 Dummang Silanggaya 488
71 Pudding Silanggaya 991
72 Patta Jali Silanggaya 509
73 P Mansur Silanggaya 527
74 Musta' Silanggaya 4890
75 Lahami Silanggaya 410
76 Uma' Silanggaya 973
77 Aco Silanggaya 1843
78 Mansyur Suaya Balanglohe 278

BAB II-42
No Nama Alamat Luas Lahan (m²)

79 Labo' Silanggaya 579


80 Tamrin Silanggaya 1508
81 Sapri Silanggaya 4992
82 Sudding Silanggaya 2493
83 Anci Silanggaya 1007
84 Agus Silanggaya 477
85 Raping Silanggaya 2023
86 P Daho Silanggaya 12569
87 P Lanti Silanggaya 12431
88 Rusli Balanglohe 1010
89 Yali Silanggaya 2525
90 Jama' Balanglohe 4981
91 Suhardi Balanglohe 219
92 Maring Balanglohe 1101
93 Enre' Silanggaya 1212
94 Abyan Silanggaya 289
95 Aminah Silanggaya 5515
96 Mudding Balanglohe 4992
97 Nuru Tepu Silanggaya 5008
98 Uddin Tepu Silanggaya 2573
99 Arifin Silanggaya 5084
100 Baho Silanggaya 2505
101 Ruslan Silanggaya 1561
102 Ruddin Pampe Silanggaya 2067
103 P Adam Silanggaya 3751
104 Suhardi Saleh Silanggaya 4027
105 Nappu Silanggaya 2900
106 Musta'/Hakim Silanggaya 1011
107 Abbas Silanggaya 3224
108 Raping Silanggaya 3131
109 Adda Sami' Silanggaya 1577
110 Ujang Rahmat Silanggaya 1409
111 Andi Basri B Silanggaya 2350
112 Ansu Silanggaya 3827
113 Diana Latip Silanggaya 1792
114 Junaid Silanggaya 4221
115 Arsil Rosi Silanggaya 3424
116 Aci Jala Silanggaya 1892
117 Andi Silanggaya 1780
118 Ruslan Silanggaya 2878

BAB II-43
No Nama Alamat Luas Lahan (m²)

119 Juma Silanggaya 3917


120 Jama' Silanggaya 7481
Total 302.242
Sumber : Profil Desa Kanreapia

b. PT. Poleko Djaya Agung/PT. Bumi Indah Bosowa


Berdasarkan data buku tanah (HGU
00002/desapabentengan/2000) yang diperoleh dari Kantor
Pertanahan Kab. Gowa, Eks HGU PT. Poleko Djaya Agung (PT.
Bumi Indah Bosowa) yaitu seluas ± 69 ha yang terletak di Dusun
Lanra- lanra, Desa Pabentengan, Kecamatan Bajeng, Kabupaten
Gowa. Berdasarkan petikan risalah lelang No. 2/1998-1999
tanggal 8 bulan 4 tahun 1998, PT. Poleko Djaya Agung Indonesia
telah melakukan proses lelang kepada PT. Bumi Indah Bosowa
pada tahun 1998 sebelum berakhir hak pada tahun 2000, namun
PT. Bumi Indah Bosowa tidak pernah memanfaatkan lahan
tersebut. Jumlah masyarakat yang menggarap pada lokasi Eks
HGU tersebut sebanyak 122 orang dengan total luas ± 66 Ha.

BAB II-44
Gambar 2.22 Peta Kawasan Eks HGU PT. Markisa Segar

Berdasarkan hasil identifikasi pada lokasi Eks HGU PT.


Poleko Djaya Agung Desa Pa’bentengang, diperoleh bahwa
sebagian besar tanaman yang dimanfaatkan oleh masyarakat
adalah Ubi Kayu dan Pisang yang dapat dilihat pada gambar
2.23:

Gambar 2.23 Kondisi lahan yang digarap masyarakat di


Desa Pa’bentengang

BAB II-45
Tabel 2.10 Daftar Nama Penggarap Eks HGU PT. Poleko Djaya Agung

Luas
No. Nama
(m²)
1 H Nyampa Muhammad 5000
2 Abd Rasid B Rappang 8500
3 H Mustari Sawi 4700
4 Djamaluddin B Kaba 6000
5 Ilham 7500
6 Ir Hambali Mammilei 13600
7 Nyaling B Baco 2500
8 Ir Hambali Mammilei 2300
9 Ir Hambali Mammilei 2300
10 H Baharuddin B Lebe 2500
11 Sarip Mansur 2000
12 Mansyur Dg Norohadja 29500
13 Ir Hambali Mammilei 3700
14 Ir Hambali Mammilei 4000
15 H Nyampa Muhammad 5000
16 Ir Hambali Mammilei 5000
17 Abd Rajab Latef 10600
18 Abd Samad B Nompo 17000
19 Mista B Sakola 9000
20 Ar Nompo 10000
21 H Nyampa 10000
22 Ir Hambali Mammilei 2700
23 Ir Hambali Mammilei 2400
24 Saripuddin B Djalil 5600
25 H Muh Sabir Mamang 24600
26 H Muh Sabir Mamang 8600
27 Kadaruddin Sila 11500
28 Langa B 5200
29 Dani Ardianto Stp Mm 6000
30 Dani Ardianto Stp Mm 5100
31 Syaripuddin Dg Ngitung 3200
32 Puddin B Karing 2700
33 Sattu B Raba 1100
34 Suniati Bt Kulle 3000
35 Sadi Mali 2900
36 H Baharuddin B Lebe 1300
37 Jumasang Talli 12300
38 Umar Bella 3500

BAB II-46
Luas
No. Nama
(m²)
39 Phoa Tian Hui 10000
40 Abd Latif B Samsuddin 5600
41 Phoa Tian Hui 2000
42 Phoa Tian Hui 9000
43 Phoa Tian Hui 14000
44 Haya B Lebu 1200
45 Phoa Tian Hui 1000
46 H Baharuddin B Lebe 4000
47 Abd Thalib B Nombon 4000
47 H Muh Sabir Hm 11843
48 H Muh Sabir Mamang 6200
49 Aliyas Gassing B Rasyid 4500
50 Abd Rasyid B Sila 2600
50 Misbahuddin Bt Basonan 2050
51 Sirajuddin B Sila 2600
52 H Abd Kadir Muhammad 5000
53 H Abd Kadir Muhammad 3400
54 Syaripuddin Dg Ngitung 3500
56 Djafaruddin B Abd Rasyid 2600
57 Debbete Batari Rintjap 12000
58 M Rongkasi 3700
59 Debbete Batari Rintjap 4000
60 Totok Lisdiarto 3300
61 H Kadir Muhammad 2600
62 Jony Pratama 2500
63 Phoa Tian Hui 15000
64 Abd Kadir Nyampa 2100
65 Abd Kadir Nyampa 2100
66 Phoa Tian Hui 4500
67 Muh Tahir 3500
68 Jony Pratama 3000
69 Jony Pratama 3500
70 Djassa Gading B Nombong 3100
71 Rahma Sila 3000
72 Abd Jalil Bong 3400
73 Abd Asis 9500
74 Abdullah Djoabtabo 5000
75 Taga B Nombong 2300
76 Baineng 2800
77 Batjo Kulle B Manoa 4900

BAB II-47
Luas
No. Nama
(m²)
78 Salatong B Mandu 2800
79 H Kadir Muhammad 1500
80 H Kadir Muhammad 4000
81 Nappa B Sarrro 2800
82 Mannu B Padjonga 2800
83 Abd Kadir B Sampara 5000
84 Baharuddin B Lebe 4800
85 Maruga B Taba 5300
86 Tjamang Tingri 2500
87 Batjo Kulle B Parajo 2500
88 Abd Kadir Nyampa 3000
81 Abd Kadir Nyampa 2800
82 Abd Kadir Nyampa 4000
83 H Kadir Muhammad 2600
84 H Kadir Muhammad 3400
85 H Kadir Muhammad 4000
86 H Kadir Muhammad 1700
87 Langke B Bagong 1200
88 H Kadir Muhammad 1000
89 M Kulle B Nombong 1200
90 Tompo Rate B Bolle 3700
91 Sutu B Ahyar 2000
92 Tambaru B Jaba 2000
93 Usman B Baco 2000
94 Bora Lawa 2800
95 Kasmira Dg Nganne 3900
96 Dasong B Salasa 2400
97 H Kadir Muhammad 3000
98 Allejurang B Sainong 4200
99 MK 5071
100 H Baharuddin B Lebe 3000
101 Djumia B Basolo 3900
102 Ardan Nompo 6400
103 Abd Latif Lurang 1100
104 Henra Thioritz 3500
105 Katjong Sila 2500
106 Ilham B Baharuddin 6400
107 Abd Rasid B Tibi 4000
108 Salle B Sadong 1500
109 Bantong B Lantu 3800

BAB II-48
Luas
No. Nama
(m²)
110 Saugi B Bangung 1100
111 Sonrong 500
112 Tanang 400
113 Siama 500
114 Hasna B Bangung 800
115 Irmawati Bt Saleh 1500
116 Tammu B Bangung 900
117 Lina B Sabang 1500
118 Jumalia 2100
119 Lallo B Bisi 2093
120 Rabai B Bangung 900
121 Maisa B Sabang 2300
122 Bandi 2100
Total 596057
Sumber : Profil Desa Pa’bentengang

Pelepasan Kawasan Hutan


Berdasarkan data indikatif dari Kanwil BPN Sulsel, potensi TORA
Pelepasan Kawasan Hutan seluas 5.669,93 Ha tersebar di 8 (delapan)
Kecamatan yakni Kecamatan Biringbulu, Bontolempangan, Bungaya,
Manuju, Parangloe, Parigi, Tinggimoncong, dan Tombolopao. Namun
data indikatif tersebut tidak bisa dijadikan Tanah Objek Reforma Agraria
dikarenakan tata batas kawasan hutan berdasarkan surat keputusan
tentang kawasan hutan yang terbaru belum selesai dilakukan, sehingga
data tersebut masih berupa data indikatif. Selain itu, data yang
diperoleh hanya berupa data tekstual luasan per-kecamatan sehingga
belum bisa diolah lebih lanjut khususnya untuk pendataan by name by
address. Data indikatif yang tersebar di 8 (delapan) Kecamatan dapat
dilihat pada tabel 2.11 :
Tabel 2.11 Data Indikatif Pelepasan Kawasan Hutan

No Kecamatan Luas (ha)


1 Biringbulu 1084.25

2 Bontolempangan 112.62

BAB II-49
No Kecamatan Luas (ha)
3 Bungaya 1497.79

4 Manuju 1688.34

5 Parangloe 519.83

6 Parigi 76.32

7 Tinggimoncong 233.19

8 Tombolopao 457.58

Total 5669.93

Sumber : Kanwil BPN Sulsel, 2021

Kecamatan Tinggimoncong merupakan satu-satunya


Kecamatan yang baru saja selesai dilakukan tata batas oleh pihak
BPKH. Kecamatan Tinggimoncong termasuk salah satu kawasan
peruntukan pertanian. Wilayah ini memiliki potensi pada bidang
pertanian dimana sebagian besar masyarakatnya memanfaatkan
bidang pertanian holtikulutra. Pertanian komoditi holtikultura yang ada
di Kecamatan Tinggomoncong berupa buah buahan yang mempunyai
daya tarik kuat untuk pengembangan suatu wilayah yang berkelanjutan.
Kecamatan Tinggimoncong merupakan daerah pegunungan yang
berbatasan dengan :
• Sebelah Utara : Kabupaten Maros
• Sebelah Selatan : Kecamatan Parigi
• Sebelah Barat : Kecamatan Parangloe
• Sebelah Timur : Kecamatan Tombolo Pao

Curah hujan rata dalam pertahun antara 135 hari sampai 160 hari
dan ketinggian dari permukaan laut berkisar rata-rata 500 meter.
Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 7 (tujuh) Desa/Kelurahan,
dan dibentuk berdasarkan PERDA No. 7 Tahun 2005. Ibukota
Kecamatan Tinggimoncong adalah Kelurahan Malino dengan jarak
sekitar 63 km dari Sungguminasa merupakan salah satu daerah tujuan
wisata di Sulawesi Selatan.

BAB II-50
Gambar 2.24 Peta Kawasan Pelepasan Kawasan Hutan

Pihak BPKH merekomendasikan potensi objek TORA pelepasan


Kawasan Hutan berdasarkan hasil overlay SK 434/Menhut-II/2009
dengan SK 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019. Secara administrasi, hasil
overlay tersebut tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan di Kabupaten
Gowa yakni Kecamatan Biringbulu, Bontolempangan, Bungaya,
Manuju, Parangloe, Parigi, Pattalasang, Tombolopao, Tompobulu, dan
Tinggimoncong. Namun, hasil overlay tersebut juga belum bisa
dijadikan Tanah Objek Reforma Agraria dikarenakan statusnya sudah
berubah menjadi Areal Penggunaan Lain (APL). Data hasil overlay SK
434/Menhut-II/2009 dengan SK 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019 dapat
dilihat pada tabel 2.12 :
Tabel 2.12 Data Potensi TORA PKH

No Kecamatan Luas (Ha)


1 Biringbulu 8296.93
2 Bontolempangang 171.53
3 Bungaya 1493.14

BAB II-51
No Kecamatan Luas (Ha)
4 Manuju 2471.51
5 Parangloe 501.44
6 Parigi 186.88
7 Pattalasang 50.64
8 Tambolopao 1415.58
9 Tompobullu 94.68
10 Tunggimoncong 1858.49
Total 16540.82
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Tabel 2.12 menunjukkan bahwa hasil overlay SK 434/Menhut-


II/2009 dengan SK 362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019 berada di 10
Kecamatan dengan luas 16.540,82 Ha. Dokumentasi lahan potensi
Pelepasan Kawasan Hutan dapat dilihat pada gambar 2.25 :

Gambar 2.25 Dokumentasi Hasil Peninjauan Lapang


Pelepasan Kawasan Hutan

Usulan Masyarakat
Tanah Usulan Masyarakat untuk pendataan potensi objek
TORA terletak di 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Tinggimoncong
dan Kecamatan Tombolopao. Sama halnya dengan pelepasan
kawasan hutan, potensi objek TORA Usulan Masyarakat yang
direkomendasikan berada didalam areal data Pelepasan Kawasan
Hutan, sehingga harus tetap berkoordinasi dengan pihak BPKH terkait
status wilayah dari persil usulan masyarakat yang berada di

BAB II-52
Kecamatan Tinggimoncong dan Kecamatan Tombolopao.

Gambar 2.26 Peta Kawasan Usulan Masyarakat

Dari hasil koordinasi tersebut pihak BPKH sudah melakukan


pengecekan terhadap data awal dengan kawasan hutan yang
menghasilkan usulan sebagai berikut :
Tabel 2.13 Hasil Overlay PKH dan Usulan Masyarakat

Tidak Total
Direkomendasikan Ditangguh
No. Dusun/Kelurahan Direkomendasikan
(Ha) kan (Ha)
(Ha)
1. Batu Lapisi’/Malino 218,9 119,4 - 338,3
Bulu
2. 38,8 0,6 - 39,4
ballea/Pattapang
3. Bulu-bulu /Tonasa - 124,1 6,2 130,3
4. Garassi’/Garassi 401,5 969,6 24,6 1.395,7
Labbro
5. Lompoa/Pattapang - 22,8 - 22,8
Total (Ha) 659,23 1.236,47 30,87 1.926,6
Sumber : BPKH, 2021.

Tabel 2.13 menunjukkan bahwa tanah usulan masyarakat yang


direkomendasikan seluas 659,23 Ha terletak di luar kawasan hutan

BAB II-53
berdasarkan SK Kawasan Hutan No.
362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019 yang dulunya di dalam kawasan
hutan menurut SK 434/Menhut-II/2009. Sedangkan yang tidak
direkomendasikan seluas 1.236, 47 Ha terletak di dalam kawasan
hutan dan 30,87 Ha menunggu hasil tata batas BPKH.
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa Potensi TORA
Usulan Masyarakat tersebut tidak bisa dijadikan Tanah Objek Reforma
Agraria. Hal ini dikarenakan terdapat lahan seluas 1.236,47 Ha yang
tidak direkomendasikan dan seluas 30,87 Ha yang ditangguhkan.
Lahan yang tidak direkomendasikan dikarenakan lahan tersebut
termasuk dalam Kawasan hutan berdasarkan SK
362/Menlhk/Setjen/PLA.0/5/2019. Kemudian lahan yang
ditangguhkan merupakan lahan yang statusnya masih menunggu
dilakukan tata batas oleh pihak BPKH. Sebagian besar lahan yang ada
pada usulan masyarakat sudah dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat untuk ditanami tanaman holtikutura seperti jagung, daun
bawang, tomat, dan cabai. lahan yang ditanami berbagai jenis
tanaman hortikultura dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.27 lahan yang digarap masyarakat pada lokasi


Usulan Masyarakat

BAB II-54
C. POTENSI TORA KABUPATEN GOWA
Berikut Potensi TORA Kabupaten Gowa yang terdiri dari Eks HGU,
Pelepasan Kawasan Hutan, dan Usulan Masyarakat :

Tabel 2.14 Potensi TORA, Permasalahan, dan Arahan

Potensi TORA dan


Lokasi Luas (Ha) Arahan
Permasalahan
➢ Eks HGU (PT. Poleko
Djaya Agung/PT. Bumi Eks HGU PT. Poleko
Indah Bosowa dan PT. Djaya Agung Desa Eks HGU PT.
Markisa segar) Pa’bentengang, Poleko Djaya Dibutuhkan koordinasi
Saat ini HGU Habis Kecamatan Bajeng. Agung = 69 Ha dengan Bidang V Kanwil
PT. Poleko Djaya Sulsel terkait
Agung/PT. Bumi Indah Eks HGU PT. pengeluaran PT. Poleko
Bosowa dan PT. Markisa Markisa Segar = Djaya Agung/PT. Bumi
segar terdaftar di Desa Tonasa, Desa Indah Bosowa dan PT.
database Tanah Terlantar Kanreapia, dan Desa Eks HGU PT. Markisa segar dari
tetapi belum ada surat Bolaromang Markisa Segar = database tanah terlantar.
keputusan (SK) oleh Kecamatan 219 Ha
pusat. Tombolopao.

➢ Pelepasan Kawasan Kecamatan


Hutan Biringbulu,
Pihak BPKH masih Kecamatan
melakukan kegiatan tata Bontolempangan,
batas dan mengingat data Kecamatan Bungaya,
Tetap melakukan
peta indikatif pelepasan Kecamatan Manuju,
koordinasi dengan pihak
Kawasan hutan tidak bisa Kecamatan
Balai Pemantapan
dijadikan acuan dalam Parangloe,
Kawasan Hutan (BPKH),
pengambilan keputusan Kecamatan Parigi, 13.206,19 Ha
serta menunggu
potensi objek TORA. Kecamatan
Keputusan penetapan
Pattalassang,
tata batas kawasan
Kecamatan
hutan.
Tinggimoncong,
Kecamatan
Tombolopao, dan
Kecamatan
Tompobulu
➢ Usulan Masyarakat Kelurahan Malino
Diketahui bahwa (Batulapisi), Desa
sebagian besar lokasi Pattapang (Bulu’
Usulan Masyarakat Ballea), dan Desa Diperlukan adanya
terindikasi masuk dalam Garassi. 659,23 Ha Keputusan penetapan
kawasan hutan tata batas kawasan hutan
berdasarkan SK
362/Menlhk/Setjen/PLA.0/
5/2019
Sumber : Hasil Analisis, 2021

BAB II-55
BAB III
RENCANA KEGIATAN REFORMA AGRARIA
KABUPATEN GOWA

A. RENCANA PENATAAN ASET TANAH TRANSMIGRASI UPT DESA


BORISALLO KECAMATAN PARANGLOE
Kegiatan Penataan Aset dapat dilakukan dalam bentuk
Redistribusi Tanah, Konsolidasi Tanah, Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL), atau Pemanfaatan Bersama. Dalam kegiatan Gugus
Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa Tahun 2021, setelah
didapatkan hasil analisis arahan program yang menyatakan arahan
kegiatan pertanahan untuk TORA Kabupaten Gowa Tahun Anggaran
2022 adalah program redistribusi tanah, dan pertimbangan kesesuaian
kriteria Lahan Usaha (pertanian dan perkebunan) dan Lahan
Pekarangan, serta ketersediaan program yang ada di Kantor
Pertanahan Kabupaten Gowa yaitu redistribusi tanah.
Terjadi perubahan daftar nama transmigran dari Laporan
Inventarisasi Kepemilikan Lahan dengan daftar nama di adanya
Keputusan Bupati Gowa Nomor : 392/VIII/2021 tanggal 4 Agustus 2021
Tentang Perencanaan Hak Warga Transmigrasi Unit Permukiman
Transmigrasi Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa,
oleh karena itu Berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor 208 Tahun 2004 Tentang Syarat Dan Tata Cara
Penetapan Sabagai Transmigran yang berbunyi pemilik tanah yang
menelantarkan rumah, lahan pekarangan, dan fasilitas usaha pokok
yang diberikan oleh pemerintah dalam batas waktu maksimal 2 bulan
maka status transmigran dicabut dan mengalihkan hak atas tanahnya
kepada orang lain.
Tanah Transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
yang diusulkan dalam kegiatan reforma agraria ini, dapat ditindaklanjuti
penataan asetnya dalam bentuk kegiatan redistribusi tanah. Untuk
memenuhi kegiatan Redistribusi Tanah maka persyaratan yang utama

BAB III-1
adalah adanya Keputusan Bupati Gowa Nomor : 392/VIII/2021 tanggal
4 Agustus 2021 Tentang Perencanaan Hak Warga Transmigrasi Unit
Permukiman Transmigrasi Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
Kabupaten Gowa. Adapun perencanaan lokasi Redistribusi Tanah
Tahun 2022 untuk Lahan Pekarangan dan Lahan Usaha UPT Desa
Borisallo Kecamatan Parangloe, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Rencana Redistribusi pada Tanah Transmigrasi

Program
Kepemilikan Kepemilikan Kosong Jumlah Sertifikasi
Tetap Pengganti /Tahun

Redistribusi
18 KK 44 KK 38 KK 62 KK
2022
Sumber : Hasil Analisis, 2021

Redistribusi tanah adalah pembagian tanah-tanah yang dikuasai


oleh negara dan telah ditegaskan menjadi objek landreform yang
diberikan kepada para petani penggarap yang telah memenuhi syarat
sebagaimana diatur dalam ketentuan Peraturan Pemerintah No. 224
Tahun 1961 yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan sosial ekonomi
rakyat khususnya para petani dengan cara mengadakan pembagian
tanah yang adil dan merata atas sumber penghidupan rakyat tani berupa
Tanah. Sehingga dengan pembagian tersebut dapat dicapai pembagian
hasil yang adil dan merata.
Berdasarkan tabel 3.1 perencanaan jumlah lokasi Redistribusi
Tanah untuk lahan pekarangan (LP) dan lahan usaha (LU) berjumlah 62
KK yang berdasarkan kriteria yang telah memenuhi syarat sesuai
Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria,
dimana tahap pertama pengumpulan data subjek legalisasi tanah
berdasarkan data dari dinas transmigrasi dan ketenagakerjaan dengan
dasar hukum yang telah memiliki Keputusan Bupati Gowa Nomor :
392/VIII/2021 Tentang Penetapan Hak Warga Transmigrasi Unit

BAB III-2
Permukiman Transmigrasi Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
Kabupaten Gowa. Selanjutnya akan diadakan peninjauan kembali yang
akan di lakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa untuk
memastikan pemilik tanah atau subjek bertempat tinggal di lokasi
transmigrasi tersebut.

BAB III-3
Tabel 3.2 Rencana Penggunaan Tanah Transmigrasi

Total
Kemiringan Tekstur Curah Luas Persentase
Penggunaan Lahan Rencana Pola Ruang Luas
Lereng Tanah Hujan (Ha) (%)
(Ha)
3000-
Kawasan Budidaya
Permukiman 0-25% Halus 4000 219.69 220.69 3.51
Perkebunan
MM
3000-
Kawasan Budidaya
Sawah 0-15% Halus 4000 223.71 224.71 3.57
Perkebunan
MM
Kawasan Budidaya 3000-
Perkebunan 5813.08
Tegalan/Ladang 0-25% Halus 4000 5847.14 92.92
Kawasan Permukiman MM 34.06
TOTAL 6290.54 6292.54 100
Sumber : Hasil Analisis, 2021

BAB III-4
B. ARAHAN PENATAAN AKSES DAN PEMBERDAYAAN TANAH
TRANSMIGRASI UPT DESA BORISALLO KECAMATAN
PARANGLOE
Akses Pemberdayaan adalah upaya untuk membangun kemampuan
masyarakat dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan
potensi tersebut menjadi tindakan nyata yang dilaksanakan secara terus
menerus hingga masyarakat memperoleh akses terhadap sumber-sumber
kehidupan lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Tujuan dari
terlaksananya pemberdayaan adalah terbentuknya kelompok masyarakat
yang terstruktur, konprehensif dan terintegrasi sehingga tanah hasil
kegiatan legalisasi aset dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam
mewujudkan kemakmuran demi keberhasilan kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat Pasca Legalisasi Aset. Adapun metode pemberdayaan
masyarakat transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe adalah
sebagai berikut :

1. Pembentukan Organisasi
Langkah awal dalam kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat ini ialah pembentukan organisasi. Pembentukan organisasi
perlu dilakukan agar adanya koordinasi dan kerjasama bagi Percepatan
Kegiatan Pemberdayaan Pasca Legalisasi Aset. Membentuk kelompok
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat bertujuan untuk melakukan
percepatan koordinasi, kerjasama, dan sinergi antara Kantor Pertanahan
Kabupaten Gowa dengan OPD serta pemangku kepentingan terkait,
sehingga tercapai percepatan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak
Atas Tanah.
Pembentukan KUB terdiri dari ketua, bendahara, sekretaris dan anggota
yang merupakan warga transmigrant UPT Desa Borisallo Kecamatan
Parangloe. Beberapa tahapan kegiatan dalam tahap pembentukan
kelompok usaha bersama (KUB) adalah sebagai berikut:

BAB III-5
a) Sosialisasi program kepada warga transmigran mengenai
pembentukan Kelompok Usaha Bersama (KUB) yang dapat
menjadi wadah peningkatan ekonomi bersama anggota.
b) Musyawarah warga transmigran dalam penentuan perlunya
pembentukan KUB untuk mendukung kegiatan ekonomi keluarga.
c) Musyawarah warga transmigran untuk menentukan maksud dan
tujuan, nama, pengurus, aturan main, kegiatan usaha dan
kedudukan KUB yang dibentuk di lokasi penelitian.
d) Sosialisasi keberadaan KUB dan pendaftaran anggota oleh para
pengurus di lokasi transmigrasi.

2. Penyuluhan Pemberdayaan

Penyuluhan dalam rangka pengembangan program sangat penting


dilakukan. Pada kegiatan penyuluhan ini, warga transmigran UPT Desa
Borisallo Kecamatan Parangloe diberikan pemahaman mengenai arti
penting sertipikat tanah dan mekanisasi pertanian dan bidang tanah yang
bersertipikat sebagai aset yang hidup dan menjadi modal dasar untuk
meningkatkan kesejahteraan, tujuan dan manfaat pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat, serta penataan akses yang meliputi akses permodalan,
akses usaha, produksi, dan akses pasar. Dimana diharapkan dari kegiatan
ini ialah meningkatnya pemahaman masyarakat dalam upaya membangun
kegiatan usaha bersama di masyarakat.

a) Membuat Pelatihan Mengenai Pengembangan Pertanian


Penyuluhan pada dasarnya adalah penyaluran pengetahuan
tentang bagaimana cara bercocok tanam dan beternak dengan baik
agar produktivitas dapat maksimal. Pengetahuan dalam bidang
pertanian tersebut mengenai budidaya tanaman mulai dari
pemupukan hingga tahap pemaneman. Sedangkan untuk bidang
peternakan mengenai pemilihan kendang dan bibit ayam terbaik

BAB III-6
hingga penyotiran telur saat panen dimana target/sasaran utama
yaitu para petani.
b) Pendampingan Hingga Proses Pemasaran
Pendampingan sangat di perlukan agar pemerintah
mengetahui permasalahan pelaku ekonomi kecil warga transmigran
UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe. Setelah diperoleh
seluruh data yang diperlukan untuk melakukan pemberdayaan
terhadap masyarakat, dilakukan pendampingan pemberdayaan.
Pendampingan pemberdayaan dimulai dari proses produksi hingga
proses pemasaran. Pendampingan tersebut dilakukan oleh instansi
terkait seperti Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura, dinas
perdagangan dan dinas koperasi dan UMKM. Kegiatan ini bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan pelaku usaha melalui proses
pembinaan untuk meningkatkan usaha baik dalam produksi maupun
pemasaran produk, dan bantuan-bantuanberup aperalatan yang
diperlukan oleh pelaku usaha agar usahanya semakin maju dan
berkembang.

3. Modal Pemberdayaan
Berdasarkan hasil pendataan, potensi yang dominan pada UPT
Desa Borisallo Kecamatan Parangloe didominasi oleh lahan pertanian dan
mayoritas pekerjaan adalah petani, sehingga model pemberdayaan yang
paling tepat adalah corporative farming atau pertanian koorporatif dengan
landasan utama pemilihan didasari oleh :
1. Sarana produksi pertanian rendah
2. Produktifitas lahan pertanian yang tergolong sedang
3. Sistem kelembagaan dan Manajemen yang belum maksimal
Coorporative farming dalam kegiatannya adalah penggabungan
lahan usaha tani untuk dikelola secara bersama-sama oleh para petani dan
terpadu di dalam satu manajemen.

BAB III-7
Tabel 3.3 Rencana Penataan Akses pada Tanah Transmigrasi
Potensi Penyusunan Model Instansi
Rekomendasi Kegiatan
Usaha Pemberdayaan Pendamping
- Padi Model 1. Dinas 1. Bantuan usaha mikro kecil
- Jagung pemberdayaan yang Tanaman dan menengah
- Porang sesuai dengan Pangan dan 2. Rekayasa ekonomi melalui
- Pisang pelaku usaha di Holtikultura Akses permodalan dari
- Kacang model 2. Dinas Koperasi Lembaga Keuangan dengan
Mete pemberdayaan & UMKM syarat mudah, dan sistem
berbasis pertanian 3. Dinas pembayaran yang terjangkau
korporasi, yaitu Pemberdayaan oleh subjek
dengan melakukan: Masyarakat 3. Penyediaan infrastruktur
1. Rekayasa sosial dan Desa untuk kepentingan pengairan
2. Rekayasa 4. Dinas PU dan pertanian dan perkebunan
ekonomi Tata Ruang (cekdam, embung, sumur
3. Rekayasa 5. Dinas dalam, dll)
teknologi Perdagangan 4. Penyuluhan peningkatan
4. Nilai tambah dan Kapasitas SDM yaitu dengan
5. Kemitraan Perindustrian melakukan pelatihan
5. Membentuk Kelompok Usaha
Bersama (KUB)
Sumber : Hasil Analisis, 2021

BAB III-8
BAB IV
KESIMPULAN

Setelah dilaksanakannya seluruh rangkaian atau tahapan kegiatan


Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2021,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. TORA Kabupaten Gowa Tahun Anggaran 2021 berasal dari Tanah
Transmigrasi UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe yang
ditetapkan dalam Keputusan Bupati Gowa Nomor 392/VIII/2021
tanggal 4 Agustus 2021 tentang Penetapan Hak Warga Transmigran
Unit Permukiman Transmigrasi Desa Borisallo Kecamatan Parangloe
Kabupaten Gowa yang terdiri dari 62 Lahan Pekarangan dan 62
Lahan Usaha.
2. Berdasarkan hasil kajian Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Gowa adalah berupa rekomendasi rencana penataan aset Reforma
Agraria Kabupaten Gowa Tahun 2021 berupa Redistribusi Tanah dan
rencana penataan akses Reforma Agraria Kabupaten Gowa Tahun
2021 berupa pengembangan penataan dan penyediaan akses oleh
OPD Kabupaten Gowa.

BAB IV-1
LAMPIRAN

A. Data By Name By Address UPT Desa Borisallo Kecamatan Parangloe

Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan


No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Salotang Krg
1 Late - - - - - - - - -
(Meninggal)

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
2 Gani dg Tula 7306050712560001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
3 Jufri Naba 7306050107900130 Wiraswasta dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
4 Ali Dg Tola 7306040107570095 Pedagang dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
5 Akbar Kadir 7306051303730001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Tidak Belum
6 Amir dg Bani 7306050107780127 Petani dan Lahan Mengikuti Bontojai Pengoperan Pertanian
Bersertifikat Pernah
Kering Akses

1
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Turu dg Jl. Tidak Belum
7 7306050104600000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Liwang Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jamluddin Dg Jl. Tidak Belum
8 7306050704720001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Sabba Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Abd Kadir dg Jl. Tidak Belum
9 7306051303730001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Ngunjung Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
10 Sunggu 7306054505570004 IRT dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
11 Ninda 7306054107700102 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
12 Suardi C 7306051403830001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
13 A dg Rola 7306053012450000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

2
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Makmur Dg Jl. Tidak Belum
14 7306051311840001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Romo Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Herman dg Jl. Tidak Belum
15 7306050507840000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Tinggi Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Lanong Dg Jl. Tidak Belum
16 7306052304600001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Ngalle Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Asri dg Jl. Tidak Belum
17 7305040107790201 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Nojeng Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Hamima Dg Tidak Belum
18 7306054204450003 Tdk Bekerja dan Lahan Mengikuti Bontojai Pengoperan Pertanian
Minne Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
19 Rudianto 7306020205890003 Sopir dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
20 Yahya 7306050411720000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

3
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Abd Rasyid Jl. Tidak Belum
21 7306052703640001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Dg Bella Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
22 Simang 7306050210300000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Ne’ne Dg Jl. Tidak Belum
23 7306054103650000 Tidak Bekerja dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Ngunga Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
24 Ramli Tutu 7306050106840007 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Sengke Dg Jl. Tidak Belum
25 7306050709790000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Rangka Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
26 Sang 7301032804930001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
27 NAKKU 7306051505530000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

4
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Sakir Dg Jl. Tidak Belum
28 7306050107790054 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Dulla Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Syahril Dg Jl. Tidak Belum
29 7306050810800002 Staf Desa dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Linrung Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Ahmad Dg Jl. Tidak Belum
30 7306051302700002 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Sila Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Rahman Dg Jl. Tidak Belum
31 7306055101820004 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Tunru Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
32 H. Sikki 7306050107620004 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Petani/Pekeb Jl. Tidak Belum
33 Ramli Paga 7306050910780001 dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
un Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Petani/Pekeb Jl. Tidak Belum
34 C dg Bade 7306051604640002 dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
un Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

5
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Boko bin Dusun Tidak Belum
35 7306050286800001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Paga Tombolo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
36 Ajji 7306052107640001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Bilang Dg Jl. Tidak Belum
37 7306050711660001 Tidak Bekerja dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Salle Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
38 Jumaroh 73060525512710001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
B dg Tidak Belum
39 73060563112630018 Petani dan Lahan Mengikuti Bontojai Pengoperan Pertanian
Mangung Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Yasa dg
40 Ngasa - - - - - - - - -
(Meninggal)

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
41 Rabi Bt Ali 7306052908910004 Pelajar dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

6
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Syamsuddin Jl. Tidak Belum
42 7306051005780003 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
dg Rani Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Palengu dg Jl. Tidak Belum
43 7306050102630002 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Ngitung Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Lahuddin dg Jl. Tidak Belum
44 7306051608720001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Surung Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
45 Salia 7306055207670001 IRT dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Kaharuddin Jl. Tidak Belum
46 7306050704760001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Dg Suro Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jamaluddin Jl. Tidak Belum
47 7306050704720000 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Tiro Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
48 Jufri Dg Sele 7306050210660001 PNS dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

7
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Salam Dg Jl. Tidak Belum
49 7306051211730001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Nguntung Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Halija Dg Jl. Tidak Belum
50 7306054107620120 Tidak Bekerja dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Ngimi Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
51 Nurdiana 7306144910710000 IRT dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
52 BN. Krg Tiro 7306051211730001 Wiraswasta dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Tolong bin Jl. Tidak Belum
53 7306051304700001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Massu Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Tidak Belum
54 Samsul 73060514123880004 Pelajar dan Lahan Mengikuti Bontojai Pengoperan Pertanian
Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Boto Jl. Tidak Belum
55 7306050810720001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Beddong Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

8
Nama Perolehan Kepemilikan Potensi Bantuan
No NIK Pekerjaan Penggunaan Pola RA Alamat
Transmigran Tanah Tanah Akses Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
56 Muh Arif 7306051607970003 Wiraswasta dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Baharuddin Jl. Tidak Belum
57 7306055612890002 tidak Bekerja dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
dg Ngalanga Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Rahmat Belum/Tidak Jl. Tidak Belum
58 7306052108960001 dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Kurniawan bekerja Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Mongang dg Jl. Tidak Belum
59 7306052011620001 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Rapi Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Pelejar/Maha Jl. Tidak Belum
60 Jusman 7306052107990001 dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
siswa Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Jl. Tidak Belum
61 Dg Kuning 7306053009560002 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
Pakkolompo Bersertifikat Pernah
Kering Akses

Permukiman Aset
Paranglabb Tidak Belum
62 Dg Rate 7306053112580024 Petani dan Lahan Mengikuti Pengoperan Pertanian
ua Bersertifikat Pernah
Kering Akses

9
B. Keputusan Bupati Gowa Nomor 392/VIII/2021 Tentang
Penetapan Hak Warga Transmigrasi Unit Permukiman
Transmigrasi Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten
Gowa

10
11
C. Keputusan Bupati Gowa Nomor 390/I/2021 Tentang
Pembentukan Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Gowa

12
13
D. Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa Nomor
924/SK.73.06.NT.01.01/IX/2021 Tentang Tim Pelaksana Harian
Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten Gowa

14
15
E. Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Gowa
Nomor 291/SK.73.06.NT.01.01/III/2021 Tentang Penunjukan
Tenaga Pendukung Gugus Tugas Reforma Agraria Kabupaten
Gowa

16
17
18
F. Berita Acara Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria
Kabupaten Gowa Tahun 2021

19
20
21
22
23
24
G. Rekomendasi Penataan Akses Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa Tahun 2021

25
26
H. Rekomendasi Penataan Akses Gugus Tugas Reforma
Agraria Kabupaten Gowa Tahun 2021

27
28

Anda mungkin juga menyukai