Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR ISI

halaman

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang..............................................................i
b. Maksud dan Tujuan......................................................ii
II. PELAKSANAAN KEGIATAN REFORMA AGRARIA
TAHUN 2021
a. Laporan Realisasi Pelaksanaan Reforma Agraria se
Provinsi/Kabupaten/kota (asset reform dan
Akses reform)................................................................iii
b. Laporan Succes Story Pelaksanaan Reforma Agraria
Secara Utuh (Aset Plus Akses) Beserta Informasi
Perubahan/Perkembangan/Capaian Peningkatan
Kondisi Subyek Reforma Agraria................................... iv
c. Masalah dan Kendala Pelaksanaan Kegiatan.................v
d. Langkah-langkah Penanganan Masalah........................vi
III. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2021
a. Rencana Lokasi Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA)
Se Provinsi/Kabupaten/Kota.........................................vii
b. Arahan Program-program Akses Reform dan Pemberdayaan
Dalam Kerangka Reforma Agraria..................................viii
IV. PENUTUP...............................................................................ix
V. LAMPIRAN
a. Daftar Hasil Penataan Asset Reform dan Akses Reform
(by name by addres)...........................................................x
b. Daftar Isian Masalah Pelaksanaan Reforma Agraria........... xi
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Secara ideologis, reforma agraria ini disiapkan dan dijalankan
sebagai pelaksanaan dari amanat Pasal 33 Undang-Undang Dasar
(UUD) 1945 bahwa perekonomian negara disusun dan ditujukan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan
mengembangkan bentuk-bentuk ekonomi kerakyatan. Secara
khusus, strategi nasional ini juga menjalankan amanat Pasal 33 ayat
3 UUD 1945 yang berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat” yang menjadi landasan
konstitusional bagi pelaksanaan penataan penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah, hutan dan kekayaan alam. Di
bawah rezim Orde Baru, kewenangan pemerintah pusat mengatur
penguasaan, pemilikan, penggunaan, serta pemanfaatan tanah dan
kekayaan alam dilakukan secara sektoral, otoritarian, dan
sentralistik. Setelah berlakunya Otonomi Daerah di tahun 2000,
kewenangan pemerintah daerah menguat dalam pengaturan tanah
dan kekayaan alam khususnya dalam pemberian lisensi-lisensi
pemanfaatan lahan/hutan/tambang. Penafsiran mengenai konsep
penguasaan negara terhadap Pasal 33 UUD 1945 telah ditetapkan
secara otoritatif oleh Mahkamah Konstitusi dengan memberikan
wewenang kepada pemerintah untuk melakukan perbuatan hukum
yang ditujukan untuk memberikan sebesar-besar kemakmuran
rakyat.
Konsepsi penguasaan negara itu diwujudkan dalam lima
bentuk kewenangan, yaitu pembuatan kebijakan (beleid), melakukan
tindakan-tindakan pengurusan (bestuursdaad), menyelenggarakan
pengaturan (regelendaad), pengelolaan (beheersdaad), dan
pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
Sementara itu pada kenyataannya, pemberian izin-izin
pemanfaatan kekayaan alam kepada badan-badan usaha tersebut
mengakibatkan tiga masalah utama, yakni ketimpangan penguasaan
lahan, konflik-konflik agraria dan pengelolaan sumber daya alam,
serta kerusakan lingkungan. Strategi Nasional Reforma Agraria
(Stranas PRA) ini merujuk pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor IX Tahun 2001 (TAP MPR RI Nomor
IX/MPRRI/2001) tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam sebagai konsensus nasional di awal era reformasi
untuk mengatasi tiga masalah utama tersebut. Ketiganya diatasi
secara terpisah dengan merujuk pada kebijakan-kebijakan
pembaruan agraria dan kebijakankebijakan pengelolaan sumber daya
alam.

b. Maksud dan Tujuan


 Maksud
Panduan Pelaksanaan GTRA ini dimaksudkan sebagai
pedoman dan acuan dalam pelaksanaan kegiatan GTRA baik di
tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten/Kota sehingga
dapat mendorong dan meningkatkan koordinasi di jajaran
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan
Nasional dengan pemangku kepentingan agar terdapat
kesepahaman dalam penyelenggaraan GTRA dalam mengurangi
ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka
menciptakan keadilan; menangani sengketa dan konflik agraria;
menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang berbasis agraria melalui pengaturan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah;
menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan serta
memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

 Tujuan
1) Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan
tanah dalam rangka menciptakan keadilan.
2) Menangani sengketa dan konflik Agraria.
3) Menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan
masyarakat yang berbasis agraria melalui pengaturan
penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah.
4) Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi
kemiskinan.
5) Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi.
6) Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan.
7) Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN REFORMA AGRARIA

TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai