Anda di halaman 1dari 29

Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis

2023
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................................1
B. Batasan Definisi ......................................................................................................................2
C. Maksud dan Tujuan .................................................................................................................3
D. Ruang Lingkup dan Objek Inventarisasi ..................................................................................4
E. Dasar Hukum ..........................................................................................................................4
BAB II TAHAPAN PELAKSANAAN .............................................................................................6
A. Persiapan ................................................................................................................................6
B. Pelaksanaan Inventarisasi ........................................................................................................8
C. Pengolahan Data dan Analisis..................................................................................................9
D. Kontrol Kualitas.................................................................................................................... 12
E. Diseminasi Hasil Analisis ...................................................................................................... 13
F. Pelaporan .............................................................................................................................. 13
BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 14

ii
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Tabel Penggunaan dan Pemanfataan Tanah .............................................. 10


Tabel 3.2 Contoh Tabel Penguasaan Tanah Kritis ................................................................ 10
Tabel 3.3 Contoh Tabel Pola Ruang RTRW Tanah Kritis..................................................... 10
Tabel 3.4 Contoh Tabel Kondisi Fisik di Lokasi Inventarisasi Tanah Kritis .......................... 11
Tabel 3.5 Contoh Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan .......................... 12

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Tanah Kritis ...................................... 6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penetapan Lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis ............................................ 16


Lampiran 2 Kriteria Sosial Ekonomi ................................................................................... 20
Lampiran 3 Lembar Kerja Lapangan ................................................................................... 22
Lampiran 4 Berita Acara ..................................................................................................... 23
Lampiran 5 Format Laporan Kegiatan ................................................................................. 24

iii
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan laju pembangunan yang
pesat, isu lingkungan menjadi isu utama dalam pengelolaan pembangunan. Pembangunan
berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara
dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kekayaan sumberdaya alamnya. Hal ini
berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia saat ini, maupun untuk generasi yang akan
datang. Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan akan lahan
bagi pembangunan semakin meningkat, antara lain untuk perumahan, pertanian dan
pertambangan dan lain-lain. Khususnya, pengelolaan sektor pertanian dan pertambangan
yang kurang baik memberikan dampak terhadap lingkungan seperti adanya lahan-lahan
kritis.
Munculnya lahan kritis di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh degradasi lahan
atau penurunan kualitas lahan yang disebabkan diantaranya oleh kegiatan penambangan.
Degradasi lahan tersebut terjadi karena perubahan kondisi lingkungan fisik (bentang alam)
yang berubah dan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman akibat kegiatan manusia
dalam mengelola suatu lahan berupa limbah (tailing), dan morfologi lubang terbuka (kolam
tambang atau kolong). Lebih lanjut, kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menggunakan, memanfaatkan, dan mengelola tanah juga berkontribusi dalam
menyebabkan lahan/tanah kritis.
Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menunjukkan bahwa luas lahan kritis di Indonesia terus menurun. Namun, Tahun 2018,
luas lahan kritis tercatat seluas 14,01 juta hektar. Sebelumnya, pada tahun 2009 tercatat
berada pada angka 30,1 juta hektar, dan tahun 2014 seluas 27,2 juta hektar.
Jika tanah kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu akan
membahayakan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
sebab itu, tanah kritis harus segera dikelola untuk menghindari kerusakan yang lebih besar.
Untuk mengembalikan fungsi lahan bekas kawasan tambang semestinya dilakukan
reklamasi.
Reklamasi merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi lahan yang telah
dilaksanakan penambangan kepada kondisi semula, atau setidaknya mengubahnya ke jenis
penggunaan lain yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tanah kritis

1
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

selain dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan penambangan, juga dapat terbentuk karena
kondisi alam. Terjadinya Tanah Kritis karena kondisi alam dipengaruhi oleh iklim
dan bencana alam. Beberapa kondisi tanah kritis akibat pengaruh iklim dan bencana alam
antara lain adalah kekeringan, tergenang air yang cukup lama, erosi tanah maupun
pembekuan air. Untuk mengembalikan fungsi tanah kritis yang disebabkan oleh kondisi
alam, dapat dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi tanah kritis perlu dilaksanakan untuk
mengembalikan fungsi lahan tersebut secara optimal agar menjadi tanah produktif
sehingga berguna bagi kelangsungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat.
Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis merupakan upaya penanganan pengelolaan
lahan/tanah kritis agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan Inventarisasi
Data Tanah Kritis dilaksanakan dengan melakukan pendataan penguasaan/pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah kritis melalui peninjauan lapangan. Data yang
diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tekstual dan spasial. Hasil analisis tersebut
dapat menjadi bahan perumusan kebijakan penataan pertanahan dalam rangka tertib
administrasi pertanahan, khususnya dalam mendukung Program Reforma Agraria dan
Program Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB). Disamping itu,
juga dapat dijadikan bahan masukan bagi perencanaan dan penyusunan kebijakan yang
terkait dengan masalah penguasaan/pemilikan, penggunaan, pemanfaatan dan rehabilitasi
tanah kritis sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Tujuan pelaksanaan Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah untuk memperoleh data
dan informasi penguasaan/pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah pada tanah kritis
baik data tekstual maupun spasial. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan Tata Cara
Kerja sebagai pedoman bagi para petugas di lapangan dalam melaksanakan Inventarisasi
Data Tanah Kritis.

B. Batasan Definisi
Beberapa pengertian tanah kritis menurut bidang keahliannya sebagai berikut :
a. Tanah kritis adalah Tanah yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan
atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi (Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan);
b. Tanah kritis adalah Tanah yang telah mengalami atau dalam proses kerusakan
fisik, kimia, atau biologi, yang akhirnya dapat membahayakan fungsi hidrologi,
orologi, produksi pertanian, pemukiman, dan kehidupan sosial ekonomi dari
daerah lingkungan pengaruhnya (Kuswanto dalam Hanipah, 2005);

2
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

c. Tanah kritis adalah : 1. Kondisi lahan yang membahayakan stabilitas dan


kelangsungan tata air, alam, serta lingkungan; 2. Lahan yang sudah tidak lagi
subur untuk ditanami. (Kamus Penataan Ruang Edisi 2 Tahun 2009);
d. Tanah kritis adalah tanah yang nilainya berkurang bagi kehidupan yang
disebabkan oleh alam dan perbuatan manusia, karena tidak sesuai penggunaan
tanah, kemampuan tanah dan pemanfaatannya, sehingga mengakibatkan
kerusakan tanah secara fisik, kimia, maupun biologi. Sehingga tanah tersebut
tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media
produksi maupun sebagai media tata air kondisi tanah yang terjadi keadaan tanah
yang terbuka atau tertutupi semak belukar, sebagai akibat dari solum tanah yang
tipis dengan batuan bermunculan di permukaan tanah akibat tererosi berat dan
produktivitasnya rendah, kondisi lahan yang membahayakan stabilitas dan
kelangsungan tata air, alam, serta lingkungan;
e. Tanah kritis adalah tanah, baik yang sudah maupun belum pernah ada hak atas
tanahnya, atau bekas hak atas tanah menurut UUPA, yang kondisi fisik dan
kimiawinya mengalami degradasi sehingga tidak memungkinkan untuk dapat
dipergunakan tanpa usaha-usaha merehabilitasi dan sentuhan teknologi terlebih
dahulu1;
f. Hutan dan lahan kritis adalah hutan dan lahan yang berada di dalam dan di luar
kawasan hutan yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai media pengatur tata air
dan unsur produktivitas lahan sehingga menyebabkan terganggunya
keseimbangan ekosistem DAS. (Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008
tentang Rehabilitasidan Reklamasi Hutan Pasal 1 Nomor 6).
Berdasarkan beberapa pengertian tanah kritis di atas, di dalam kriteria tanah kritis
pedoman dalam pelaksanaan Inventarisasi Data Tanah Kritis ini dibatasi pada tanah yang
telahmengalami kerusakan/degradasi yang disebabkan oleh eksploitasi tambang atau
karena kondisi alam.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah
memberikan pedoman dalam pelaksanaan Inventarisasi Data Tanah Kritis yang
dilaksanakan di daerah.

1
Kamus Agraria dan Tata Ruang/Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN ebook Tahun 2017, Hal 430

3
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

Tujuan dari penyusunan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah untuk
memperoleh data dan informasi penguasaan/pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
pada tanah kritis yang terstandarisasi dan dapat digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan
terkait pengelolaan tanah kritis.

D. Ruang Lingkup dan Objek Inventarisasi


1. Ruang lingkup satuan pekerjaan:
Ruang lingkup satuan pekerjaan yang digunakan dalam kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis ini menggunakan luasan 1 SP sebesar 200 Ha – 250 Ha per satu
kecamatan. Apabila luasan tidak terpenuhi dalam satu lokasi, maka dapat dilaksanakan
pada beberapa lokasi dalam satu kecamatan yang sama. Untuk lokasi berupa
kepulauan luas satuan SP menyesuaikan dengan kondisi kepulauan tersebut.
2. Objek Inventarisasi Data Tanah Kritis :
Objek Inventarisasi Data Tanah Kritis difokuskan pada tanah yang telah mengalami
kerusakan/degradasi yang disebabkan oleh eksploitasi tambang dan/atau karena
kondisi alam, meliputi:
a. Lokasi Bekas Tambang (prioritas); atau

b. Lokasi Tanah Kritis karena kondisi alam baik di dalam dan/atau di luar kawasan
hutan (apabila tidak terdapat objek lokasi bekas tambang) antara lain:
- Tanah tandus, tanah berbatu, dan tanah kapur;
- Bekas Perkebunan (Kelapa Sawit) yang tidak produktif2.

E. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah :
1. TAP MPR RI Nomor IX Tahun 2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;

2
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan
Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024 Lampiran 7 Nomor 5

4
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;


6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Tanah Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang- Undang
Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Tentang Penatagunaan Tanah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2008 Tentang Rehabilitasi
dan Reklamasi Hutan;
13. Peraturan Pemerintah Tahun 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pasca Tambang;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang;
15. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria;
16. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 Tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang;
17. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 Tentang Badan Pertanahan Nasional;
18. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Aksi Nasional
Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024;
19. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Kaidah
Tambang yang Baik dan Pengawasan Pertambangan Mineral dan Batubara;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

5
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN

Mekanisme pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis meliputi persiapan,


pelaksanaan inventarisasi, pengolahan data dan analisis, kontrol kualitas, diseminasi hasil
analisis dan pelaporan.

Gambar 3.1 Bagan Pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Tanah Kritis

A. Persiapan
Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis diawali koordinasi dengan dinas terkait
(Bappeda, ESDM, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait
lainnya) di Kantor Wilayah BPN Provinsi atau di Kantor Dinas yang bersangkutan oleh
petugas Kantor Wilayah BPN Provinsi. D alam rangka pemilihan atau penentuan lokasi

6
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

tanah kritis, dilaksanakan penjajakan awal program sektor, pengumpulan data sekunder
terkait lokasi tanah kritis dan klarifikasi status pengelolaan lahan bekas tambang
(reklamasi). Berikut penjelasan tahapan persiapan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis:
1. Penetapan Lokasi Kegiatan.
Penetapan lokasi kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi (Lampiran 1).
2. Penjelasan teknis (coaching).
Penjelasan teknis disampaikan kepada petugas untuk menyamakan persepsi mengenai
tata cara kerja dan pelaksanaan administrasi kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis;
3. Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
Bahan dan peralatan kerja untuk melaksanakan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis antara lain ATK dan bahan teknis, serta GPS(Global Positioning System).
4. Penyiapan Data dan Informasi
Data dan informasi yang disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis meliputi:
- Informasi mengenai tanah kritis yang diperoleh dari dinas terkait (Bappeda,
ESDM, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait
lainnya) antara lain mengenai erosi, lereng, kesuburan tanah, ekologi, dan data
lainnya yang mendukung.
- Data sosial ekonomi antara lain jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, mata
pencaharian, penduduk, tingkat kesejahteraan penduduk, dan tingkat pendidikan.

Data diatas digunakan sebagai dasar untuk menentukan lokasi kegiatan Inventarisasi
Data Tanah Kritis.
5. Penyiapan Peta Kerja
Peta yang disiapkan untuk membuat peta kerja dalam kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis adalah :
a. Peta dasar yang berisi batas administrasi, jalan, sungai, tempat- tempat penting,
dan toponimi dengan skala peta minimal 1 : 10.000;
b. Peta petunjuk letak lokasi tanah kritis dengan skala peta minimal1 : 50.000;
c. Peta Penguasaan Tanah dengan skala peta minimal 1 : 1.000 sampai dengan 1 :
10.000;
d. Peta Penggunaan dengan skala peta minimal 1 : 10.000;
e. Peta Pola Ruang RTRW dengan skala peta minimal 1 : 50.000;

7
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

f. Ploting lokasi yang akan diinventarisasi ke dalam peta dasar.

B. Pelaksanaan Inventarisasi
Inventarisasi dilaksanakan oleh petugas lapangan yang terdiri dari :
▪ 2 (dua) orang Petugas Kantor Wilayah BPN Provinsi;
▪ 1 (satu) orang Pembantu Lapangan (Kelurahan/Desa/tokoh
masyarakat setempat);
▪ 2 (dua) orang Petugas Kantor Pertanahan.
Tahapan Inventarisasi Data Tanah Kritis meliputi :
1. Persiapan Pelaksanaan :
▪ Menyiapkan administrasi (Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas (SPD)),
Surat pemberitahuan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat serta
instansi terkait;
▪ Menyiapkan form isian sesuai Lampiran 2 dan Lampiran 3.
2. Pelaksanaan Inventarisasi Data Tekstual dan Spasial
a. Inventarisasi data tekstual
▪ Pengumpulan data tingkat Kecamatan meliputi data tentang monografi dan
sosial ekonomi (format Lampiran 2). Dalam penelitian lapangan dibuat
catatan mengenai hal-hal yang diperoleh di lapangan serta riwayat tanah yang
menjadi obyek inventarisasi. Hal ini akan membantu dalam proses
pengolahan data/pelaporan;
▪ Melengkapi form isian Lampiran 3 yang berisi Lembar Kerja Lapangan
merupakan tabel yang berisi informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan
penelitian lapangan. Lembar Kerja Lapangan ini yang akan digunakan oleh
petugas dalam melaksanakan inventarisasi (sesuai dengan kondisi lokasinya),
serta untuk memudahkan dalam pelaksanaan wawancara. Informasi atau
masukan tambahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
inventarisasi hendaknya dicatat sebagai laporan tambahan (CSL).
Data/informasi lainnya dapat diperoleh dari Bappeda, ESDM, Dinas
Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait.
b. Inventarisasi data spasial
Data/informasi yang diinventarisasi meliputi :
1) Data spasial penggunaan dan pemanfaatan tanah
Tahapan pendataan penggunaan dan pemanfaatan tanah : Pendataan

8
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

dilakukan untuk memperoleh informasi spasial penggunaan dan pemanfaatan


tanah.
Teknik yang digunakan adalah melalui survei lapangan dengan
meninjau lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan acuan peta kerja,
apabila terdapat perbedaan penggunaan dan pemanfaatan tanah di lapangan,
direkam menggunakan GPS dan didelineasi di atas peta kerja sebagai bahan
untuk pemutakhiran peta penggunaan tanah.
2) Data spasial penguasaan dan kepemilikan tanah
Data spasial penguasaan dan kepemilikan tanah dapat diperoleh dari
KKP. Informasi yang tidak terdapat di dalam KKP diperoleh dari
inventarisasi langsung di lapangan.
3) Klasifikasi penggunaan dan penguasaan tanah yang digunakan mengikuti
Standardisasi Basisdata Spasial Penatagunaan Tanah tahun 2019, Direktorat
Penatagunaan Tanah, Direktorat Jenderal Penataan Agraria Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
c. Inventarisasi Data Pendukung
1) Mengumpulkan data pendukung berupa peta kemampuan tanah
2) Data pendukung lainnya, antara lain data kependudukan dan sosial ekonomi
dari Kantor Statistik dan/atau Badan Pusat Statistik (BPS), koordinasi dengan
Dinas Kehutanan dan Dinas Pertambangan pada Pemerintah Provinsi dan
Pemerintah Kabupaten/Kota, serta dinas terkait lainnya.

C. Pengolahan Data dan Analisis


1. Pengolahan Data
Tahapan pengolahan Data :
a) Melengkapi data sosial ekonomi sesuai format daftar isian yang dituangkan dalam
Lampiran 2;
b) Melengkapi data Hasil inventarisasi lapangan sesuai format Lembar Kerja
Lapangan yang dituangkan dalam Lampiran 3 dan dijumlahkan baik jumlah
penggarapnya maupun luasannya;
c) Melakukan digitasi lokasi tanah kritis dari hasil lapangan dengan menggunakan
software GIS, berupa:
▪ Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
Data penggunaan dan pemanfaatan tanah hasil delineasi dan inventarisasi

9
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

Data Tanah Kritis yang diperoleh dari lapangan dibuat dalam bentuk shapefile
(.shp) dengan menggunakan software GIS untuk membuat peta penggunaan
tanah.
▪ Peta Penguasaan Tanah Kritis
Data penguasaan tanah di lokasi tanah kritis dari hasil inventarisasi
penguasaan/pemilikan tanah kritis dibuat dalam bentuk shapefile (.shp) untuk
membuat peta pengusaan tanah kritis dan di layout dengan menggunakan
software GIS.
d) Membuat Tabel rekapitulasi data dari masing-masing tema, meliputi:
▪ Tabel Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

Tabel 3.1 Contoh Tabel Penggunaan dan Pemanfataan Tanah


Objek Lokasi Penggunaan Pemanfaatan Luas %
No Tanah Kritis (Kelurahan/Desa) Tanah Tanah (Ha) Luas

1. Bekas Tambang
Bekas
2. Perkebunan
Tanah kritis karena kondisi
3. alam

▪ Tabel Penguasaan Tanah Kritis

Tabel 3.2 Contoh Tabel Penguasaan Tanah Kritis


Objek Tanah Lokasi Penguasaan Luas
No % Luas
Kritis (Kelurahan/Desa) Tanah (Ha)
Bekas
1. Tambang
Bekas
2.
Perkebunan
Tanah kritis
3. karena kondisi
alam

▪ Tabel Pola Ruang RTRW di lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis

Tabel 3.3 Contoh Tabel Pola Ruang RTRW Tanah Kritis


Objek Tanah Lokasi Luas
No Kritis (Kelurahan/Desa) Pola Ruang RTRW (Ha) % Luas
Bekas
1.
Tambang
Bekas
2.
Perkebunan
Tanah kritis
3.
karena kondisi
alam

10
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

▪ Tabel Kondisi Fisik di Lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis

Tabel 3.4 Contoh Tabel Kondisi Fisik di Lokasi Inventarisasi Tanah Kritis
Objek Tanah
Luas
No Kritis/Lokasi Kemampuan Tanah % Luas
(Kelurahan/Desa) (m2)
1. Bekas Tambang Lereng :
Kelurahan …. a) 0 – 2%
b) 2 – 15%
c) 15 – 25%
d) 25 – 40%
e) > 40%
Tekstur : (halus/sedang/kasar) pilih
salah satu *)
Kedalaman Efektif :
(<30cm/30-
60cm/60-90cm/90-120cm/>120cm)
Drainase
a) Tidak tergenang
b) Tergenang periodik
(….. bulan/tahun)
c) Tergenang terus menerus
Erosi
a) Tidak ada erosi
b) Ada erosi
Faktor pembatas
a) Gambut sedalam meter
b) Tutupan batuan (. %)
c) Dst

2. Analisis Data
▪ Analisis Hasil Pengolahan Data:
Analisis hasil pengolahan data merupakan analisis deskriptif berdasarkan
tabel-tabel hasil pengolahan data penguasaan/pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah terhadap rencana tata ruang dan kondisi fisik di lokasi
Inventarisasi Data Tanah Kritis.
▪ Analisis Arahan Program (visioning) dan Arahan Pengelolaan (action plan):
Arahan Program diperoleh dari analisis data Penguasaan/Pemilikan dengan
kesesuaian penggunaan tanah terhadap peruntukan tata ruang yang
mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat lokal dan
jenis objek tanah kritis.
Arahan Pengelolaan merupakan tindaklanjut dari hasil analisis arahan
program yang disepakati bersama stakeholder terkait. Arahan pengelolaan
ditentukan berdasarkan jenis arahan program yaitu berupa action plan atau
renaksi yang mendukung terlaksananya program.
Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan disederhanakan
dalam bentuk tabel 3.5 sebagaimana contoh di bawah ini.

11
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

Tabel 3.5 Contoh Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan
Objek Tanah Kritis/Lokasi Arahan Program Arahan Pengelolaan
No
(Kelurahan/Desa) (visioning) (Action Plan)
1. Bekas Tambang 1. TORA 1. Reklamasi
Kelurahan/Desa …. 2. Rekayasa Teknik
3. Optimalisasi Penggunaan
Tanah
2. Bank Tanah 1. Optimalisasi Penguasaan
tanah (legalisasi aset)
2. Penetapan Tanah Cadangan
untuk Negara (TCUN)
3. Program Sektor (contoh: Penetapan lokasi proyek,Pengusulan
Pembangkit listrik tenaga PSN
surya, Pariwisata)
4. RAN KSB 1. Penetapan lokasiproyek
2. Rekayasa teknik
… dll … dll
2. Bekas Perkebunan Dalam 1. TORA melalui pelepasan Penetapan Tata batas
Kawasan Hutan kawasan hutan
Kelurahan/Desa …. 2. Perhutanan Sosial (PS) SK Perhutanan Sosial
… dll … dll
3. Bekas Perkebunan Di Luar 1. TORA Penetapan Tata batas
Kawasan Hutan 2. Redistribusi Tanah Optimalisasi Penggunaan Tanah
Kelurahan/Desa ….
3. Program Strategis Optimalisasi Penguasaan, Pemilikan,
Pertanahan Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah
… dll … dll
4. Tanah kritis karena kondisi TORA 1. Rekayasa Teknik
alam (Tanah Tandus dll) 2. Optimalisasi Penggunaan
Kelurahan/Desa …. Tanah
… dll … dll

D. Kontrol Kualitas
Kontrol Kualitas dilaksanakan berjenjang oleh Koordinator Substansi Penatagunaan
Tanah dengan Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan terhadap hasil pengolahan data
Inventarisasi Data Tanah Kritis. Tujuan kontrol kualitas ini dilakukan agar dapat
memastikan bahwa hasil pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan kesesuaian data
yang diolah dengan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis. Kontrol kualitas
tersebut meliputi hal-hal berikut :
1. Data penggunaan dan pemanfaatan tanah hasil deliniasi dan inventarisasi lapangan di
lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis sesuai dengan Tabel 3.1;
2. Data penguasaan tanah di lokasi tanah kritis dari hasil inventarisasi
penguasaan/pemilikan tanah kritis sesuai dengan Tabel 3.2;
3. Pola Ruang RTRW di lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis sesuai dengan Tabel 3.3;
4. Data kondisi fisik lokasi inventarisasi tanah kritis sesuai dengan Tabel 3.4;
5. Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan sesuai dengan Tabel 3.5.

12
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

E. Diseminasi Hasil Analisis


Diseminasi dilaksanakan oleh petugas Kantor Wilayah BPN Provinsi yang diwakili
oleh 2 (dua) orang untuk membahas hasil pengolahan data Inventarisasi Data Tanah Kritis
dengan mengundang Instansi terkait (Bappeda, ESDM, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan,
Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait lainnya) yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan
setempat. Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menjaring potensi kolaborasi dalam rangka
tindaklanjut hasil Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan program sektor terkait.
Diharapkan ada keberlangsungan program pertanahan, khususnya dalam rangka
mendukung program reforma agraria, Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan
(RAN-KSB), dan program sektoral lainnya. Hasil dari kegiatan diseminasi dituangkan
dalam Berita Acara (Lampiran 4) yang memuat arahan program (visioning) dan
ditindaklanjuti dengan arahan pengelolaan (action plan).

F. Pelaporan
Draft laporan kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis dibahas lebih lanjut melalui rapat
dengan Instansi terkait di Kantor Wilayah BPN Provinsi. Hasil pelaksanaan kegiatan
berupa Buku Laporan beserta peta dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dikirimkan
kepada Direktorat Jenderal Penataan Agraria cq. Direktorat Penatagunaan Tanah, disertai
rincian pencapaian fisik, administrasi dan keuangan. Laporan akhir terdiri dari :
1. Hardcopy berupa buku laporan format A4 dan dilampiri peta format A3;
2. Softcopy berisi buku laporan (.doc) dan data spasial (.shp) dan layout peta A3 (.mxd
dan .pdf).

Format buku laporan sesuai dengan Lampiran 5, disajikan dalam format A4 yang
berisi Ringkasan Eksekutif (Abstract), Uraian Pendahuluan, Dasar Hukum, Gambaran
Umum Wilayah, Pengolahan dan Analisis Data, Arahan Pengelolaan dan Arahan Program.
Peta*) yang dilampirkan dalam laporan ini sekurang-kurangnya meliputi:
1. Peta petunjuk letak lokasi, skala 1 : 25.000 sampai dengan 1 : 50.000;
2. Peta Administrasi, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
3. Peta Penguasaan Tanah, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
4. Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, skala 1 : 5000 sampai dengan 1 : 10.000
5. Peta Objek Tanah Kritis, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
6. Peta kemampuan tanah skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
7. Peta Pola Ruang RTRW skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000.
*) - simbolisasi mengikuti standardisasi basis data tahun 2019
- simbologi dan Style Peta mengikuti Standardisasi Basis Data Penatagunaan Tanah 2019

13
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

BAB III
PENUTUP

Tata Cara Kerja ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan improvisasi
dalam pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.

14
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN

15
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Penetapan Lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis

Lampiran 1

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN


NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI....................

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BPNPROVINSI ……


NOMOR : ...................................

TENTANG :

PENETAPAN LOKASI INVENTARISASI DATA TANAH KRITISPROVINSI


..................... TAHUN ............

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI .............................

MENIMBANG : a. Bahwa berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)


Tahun Anggaran ............ Nomor : ............. , tanggal .............
Kantor Wilayah BPN Provinsi .................. mendapat alokasi
anggaran untuk Kegiatan ……… Sub Kegiatan .............. Rincian
Belanja Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan volume … (……)
SP;
b. bahwa berdasarkan Tata Cara Kerja Direktorat Penatagunaan
Tanah Kementeriaan Agraria dan Tata Ruang/ BPN, tanggal
............... ,
c. bahwa lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis ditentukan Kepala
Kantor
Wilayah BPN Provinsi ............. atas usulan Kepala Bidang
Penataan Pertanahan;
d. bahwa untuk Penetapan Lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis
perlu ditetapkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
BPN Provinsi ...........
e. bahwa berdasarkan Tata Cara Kerja Direktorat Penatagunaan
Tanah Kementeriaan Agraria dan Tata Ruang/ BPN tanggal
.........., telah ditetapkan luas minimum tiap Satuan Pekerjaan
untuk tanah perkotaan/perumahan, dan luas minimum untuk tanah
pertanian/pedesaan.

MENGINGAT : 1. TAP MPR RI Nomor IX Tahun 2001 tentang Pembaruan Agraria


dan Pengelolaan Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok Pokok Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batu bara;
7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan

16
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;


8. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan
Tanah Pertanian Pangan Berkelanjutan;
9. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
10. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2008
Tentang Rehabilitasi Dan Reklamasi Hutan;
13. Peraturan Pemerintah Tahun 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi
dan Pascatambang;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang;
15. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria;
16. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
17. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
18. Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan
Tahun 2019-2024;
19. Peraturan Menteri ESDM Nomor 26 Tahun 2018 Tentang
Pelaksanaan Kaidah Tambang yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara;
20. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanah
Badan Pertanahan Nasional Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan.
MEMPERHATIKAN :
1. Data Tanah Kritis pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
……………. atau Kantor Wilayah BPN Provinsi…….;
2.
Data Tanah Kritis pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …
atau Kantor Wilayah BPN Provinsi….; (menyesuaikan dengan
kegiatan).
dan sebagainya ……….

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
PERTAMA : Menetapkan lokasi dalam lampiran keputusan ini sebagai lokasi
Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan volume .... ( ) SP;
KEDUA : Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini, maka segala biaya

17
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

yang timbul dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


(DIPA) Tahun Anggaran ......... Nomor : …….tanggal..............;
KETIGA :
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan
perubahan seperlunya.

DITETAPKAN DI : .............................
PADA TANGGAL : .............................
KEPALA KANTOR WILAYAH BPN
PROVINSI ..................................

( )
NIP……………………………….

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
2. Direktur Penatagunaan Tanah, di Jakarta;
3. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

18
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Penetapan Lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis

Lampiran 1

Lampiran Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi ..........


Nomor :
Tanggal :

LETAK TANAH
KANTOR
- DESA/KELURAHAN LUAS AREAL(HA)
PERTANAHAN NO KETERANGAN
- KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA
- KABUPATEN

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI


........................

( NAMA )
NIP. ......................................

19
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Kriteria Sosial Ekonomi

Lampiran 2

Daftar isian tingkat Desa/Kelurahan Lokasi Obyek Inventarisasi Data Tanah Kritis (dapat disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan)
1. Lokasi Obyek Inventarisasi :
a. Desa/Kelurahan : .................................................................
b. Kecamatan : .................................................................
c. Kabupaten/Kota : .................................................................
d. Provinsi : .................................................................
2. Orbitasi:
a. Jarak ke pusat pemerintahan kecamatan ................................................. km
b. Jarak ke pusat pemerintahan kabupaten ................................................. km
3. Kependudukan:
a. Jumlah penduduk................................................................................... jiwa
b. Jumlah Kepala keluarga......................................................................... KK
c. Jumlah penduduk laki-laki ..................................................................... jiwa
- Dewasa (lebih 17 tahun) ................................................................. jiwa
- Anak-anak (dibawah 17 tahun) ....................................................... jiwa
d. Jumlah penduduk wanita ....................................................................... jiwa
- Dewasa (lebih 17 tahun) ................................................................. jiwa
- Anak-anak (dibawah 17 tahun) ....................................................... jiwa
e. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian
No Mata pencaharian Jumlah Rumah Tangga
1. Petani
2. Buruh tani
3. Nelayan
4. Peternak
5. Pekerja Non tani (tukang, bengkel, pengrajin,
pedagang, tukang ojek)
6. Pegawai negeri/TNI/POLRI
7. Pegawai swasta
8. Lainnya (penambang)
Jumlah

20
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

f. Tingkat kesejahteraan Penduduk


No Tingkat kesejahteraan keluarga Jumlah Rumah tangga
1. Prasejahtera
2. Sejahtera I (satu)
3. Sejahtera
g. Tingkat pendidikan penduduk
No. Tingkat pendidikan Jumlah jiwa
1. Tidak lulus SD
2. Lulus SD
3. Lulus SLTP
4. Lulus SLTA
5. Lulus PT
Jumlah

4. Penguasaan Tanah:
a. Jumlah rumah tangga yang tidak memiliki tanah pertanian ..................... RT
b. Jumlah rumah tangga yang tidak memiliki tanah perumahan .................. RT
c. Jumlah rumah tangga yang sama sekali tidak memiliki tanah ................. RT

5. Penggunaan tanah
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)
1. Sawah
2. Perkebunan Swasta
3. Perkebunan Rakyat
4. Ladang/kebun campuran
5. Perumahan/Kantor/Sekolah
6. Kolam/Tambak
7. Kawasan hutan
8. Lain-lain
Jumlah

6. Pemanfaatan Tanah
No. Jenis Pemanfaatan Tanah Luas (Ha)
1. Perkebunan
2. Sawah irigasi
3. Peternakan
4. Lain-lain
Jumlah

21
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Lembar Kerja Lapangan

Lampiran 3

LEMBAR KERJA LAPANGAN

DESA/KECAMATAN :
KAB./KOTA :
PROVINSI :

NAMA PEMILIK/ DASAR LUAS PENGGUNAAN PEMANFAATAN


NO PENGGARAP PENGUASAAN (m2) TANAH TANAH KETERANGAN

Jumlah Total Pemilik/Penggarap : .... orang


Luas Total Tanah yang terdapat penguasaan dan pemilikan : ±.... m2
Luas Total Tanah yang tidak terdapat penguasaan dan pemilikan : ±.... m2

Petugas Lapangan :
1.
2.
3.
4.
5.

22
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Berita Acara

Lampiran 4

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN


PERTANAHANNASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI....................

BERITA ACARA
HASIL KEGIATAN INVENTARISASI DATA TANAH
KRITIS
PROVINSI …………………..

Kami yang bertanda tangan dibawah ini, peserta diseminasi hasil kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis di Provinsi ……., Pada hari ini ........Tanggal ..... Bulan ……….Tahun…………,
telah mengikuti paparan hasil kegiatan kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis yang berlokasi
pada :
Lokasi Luas
No Kelurahan/Desa Objek Tanah Kritis
Kecamatan Kabupaten (Ha)
1. Sidomulyo Bambanglipuro Bantul 105 Bekas Tambang (galian C)
Tanah Kritis karena kondisi
2. Nglanggeran Patuk Gunungkidul 50
alam
3. … dll … dll … dll … … dll

Menyepakati hasil kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis sebagai berikut :


1. Menindaklanjuti hasil kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan melakukan arahan
program ……. (TORA/Bank Tanah/Program Sektor/RAN-KSB/TORA Pelepasan
Kawasan Hutan/Perhutanan Sosial, …, dll)
2. Menindaklanjuti arahan program sesuai dengan arahan pengelolaan (Reklamasi, Rekayasa
Teknik, Penetapan Lokasi Proyek, Optimalisasi Penggunaan Tanah, …, dll)
3. … (sesuai dengan kebutuhan)
4. Hasil kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis akan dijadikan sebagai acuan pengambilan
kebijakan bagi Instansi Terkait;
5. Informasi yang terkandung di dalam hasil kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis
bersifatterbuka untuk publik dan dapat dipergunakan oleh masyarakat luas;
6. ……….
Demikian berita acara ini dibuat untuk diketahui sebagaimana mestinya. Berita Acara ini dibuat
rangkap secukupnya untuk menjadi pegangan masing-masing peserta rapat.

Peserta Rapat diseminasi hasil kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis


NO NAMA JABATAN TANDA TANGAN

1. .......................... 1
2. .......................... 2
dst .......................... 3

23
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

LAMPIRAN JUKNIS INVENTARISASI DATA TANAH KRITIS


Format Laporan Kegiatan

Lampiran 5

Sampul/Judul
Abstrak
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisi tentang uraian mengenai latar belakang dilakukannya
inventarisasi dan disusunnya laporan, antara lain sebagai
pertanggungjawaban atas kegiatan yang terdapat dalam DIPA
dan POK, jumlah biaya, jumlah satuan pekerjaan, serta luas tanah
yang diinventarisasi, dan hasil akhir .
2. Maksud dan Tujuan
Berisi tentang maksud dilaksanakannya inventarisasi dan
tujuannya.
3. Dasar Pelaksanaan Tugas
Berisi Surat Tugas (nomor dan tanggal) dan SPD (nomor dan
tanggal), sertanama petugas.
4. Tahapan Kegiatan
BAB II KEADAAN UMUM WILAYAH
1. Gambaran Umum Lokasi Inventarisasi
Deskripsi keadaan umum wilayah Desa/Kelurahan letak lokasi.
2. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah Desa/Kelurahan di lokasi inventarisasi.
3. Penguasaan Tanah
Status penguasaan Tanah di lokasi inventarisasi
4. Penduduk
Penduduk Desa/Kelurahan letak lokasi
5. Rencana Pola Ruang RTRW di lokasi inventarisasi
BAB III HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
1. Deskripsi tanah kritis
Asal usul tanah kritis (darimana, siapa yang menguasai, penggarapannya,
penggunaan tanahnya, jenis haknya/Dasar Perolehan Atas Tanah (DPAT)),
serta permasalahan di atas tanah tersebut.
2. Pengolahan dan Analisis Data
- Deskripsi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

24
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023

terhadap rencana pola ruang RTRW dan kemampuan tanah di


lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis;
- Objek Tanah Kritis
analisis deskriptif berdasarkan hasil pengamatan lapangan
serta jenis objek tanah kritis;
- Arahan Program (visioning)
Deskripsi arahan program yang telah disepakati terhadap
Objek Tanah Kritis di lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis;
- Arahan Pengelolaan (action plan)
Deskripsi arahan pengelolaan berdasarkan arahan program
yang telah disepakati terhadap Objek Tanah Kritis di lokasi
Inventarisasi Data Tanah Kritis.
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Peta, Tabel, CSL, Dokumentasi Kegiataan dan Berita Acara

25

Anda mungkin juga menyukai