2023
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
DAFTAR ISI
ii
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
iii
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan laju pembangunan yang
pesat, isu lingkungan menjadi isu utama dalam pengelolaan pembangunan. Pembangunan
berwawasan lingkungan menjadi suatu kebutuhan penting bagi setiap bangsa dan negara
dalam menjaga kelestarian lingkungan dan kekayaan sumberdaya alamnya. Hal ini
berkaitan dengan kelangsungan hidup manusia saat ini, maupun untuk generasi yang akan
datang. Dengan semakin bertambahnya jumlah populasi manusia, kebutuhan akan lahan
bagi pembangunan semakin meningkat, antara lain untuk perumahan, pertanian dan
pertambangan dan lain-lain. Khususnya, pengelolaan sektor pertanian dan pertambangan
yang kurang baik memberikan dampak terhadap lingkungan seperti adanya lahan-lahan
kritis.
Munculnya lahan kritis di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh degradasi lahan
atau penurunan kualitas lahan yang disebabkan diantaranya oleh kegiatan penambangan.
Degradasi lahan tersebut terjadi karena perubahan kondisi lingkungan fisik (bentang alam)
yang berubah dan kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman akibat kegiatan manusia
dalam mengelola suatu lahan berupa limbah (tailing), dan morfologi lubang terbuka (kolam
tambang atau kolong). Lebih lanjut, kurangnya kesadaran masyarakat dalam
menggunakan, memanfaatkan, dan mengelola tanah juga berkontribusi dalam
menyebabkan lahan/tanah kritis.
Berdasarkan Data Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan
Lindung (PDASHL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK)
menunjukkan bahwa luas lahan kritis di Indonesia terus menurun. Namun, Tahun 2018,
luas lahan kritis tercatat seluas 14,01 juta hektar. Sebelumnya, pada tahun 2009 tercatat
berada pada angka 30,1 juta hektar, dan tahun 2014 seluas 27,2 juta hektar.
Jika tanah kritis dibiarkan dan tidak ada perlakuan perbaikan, maka keadaan itu akan
membahayakan kehidupan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh
sebab itu, tanah kritis harus segera dikelola untuk menghindari kerusakan yang lebih besar.
Untuk mengembalikan fungsi lahan bekas kawasan tambang semestinya dilakukan
reklamasi.
Reklamasi merupakan upaya untuk mengembalikan fungsi lahan yang telah
dilaksanakan penambangan kepada kondisi semula, atau setidaknya mengubahnya ke jenis
penggunaan lain yang dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tanah kritis
1
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
selain dapat terjadi sebagai akibat dari kegiatan penambangan, juga dapat terbentuk karena
kondisi alam. Terjadinya Tanah Kritis karena kondisi alam dipengaruhi oleh iklim
dan bencana alam. Beberapa kondisi tanah kritis akibat pengaruh iklim dan bencana alam
antara lain adalah kekeringan, tergenang air yang cukup lama, erosi tanah maupun
pembekuan air. Untuk mengembalikan fungsi tanah kritis yang disebabkan oleh kondisi
alam, dapat dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi tanah kritis perlu dilaksanakan untuk
mengembalikan fungsi lahan tersebut secara optimal agar menjadi tanah produktif
sehingga berguna bagi kelangsungan hidup dan sosial ekonomi masyarakat.
Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis merupakan upaya penanganan pengelolaan
lahan/tanah kritis agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Kegiatan Inventarisasi
Data Tanah Kritis dilaksanakan dengan melakukan pendataan penguasaan/pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan tanah kritis melalui peninjauan lapangan. Data yang
diperoleh dianalisis dan disajikan dalam bentuk tekstual dan spasial. Hasil analisis tersebut
dapat menjadi bahan perumusan kebijakan penataan pertanahan dalam rangka tertib
administrasi pertanahan, khususnya dalam mendukung Program Reforma Agraria dan
Program Rencana Aksi Nasional Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB). Disamping itu,
juga dapat dijadikan bahan masukan bagi perencanaan dan penyusunan kebijakan yang
terkait dengan masalah penguasaan/pemilikan, penggunaan, pemanfaatan dan rehabilitasi
tanah kritis sesuai dengan rencana tata ruang wilayah.
Tujuan pelaksanaan Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah untuk memperoleh data
dan informasi penguasaan/pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah pada tanah kritis
baik data tekstual maupun spasial. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan Tata Cara
Kerja sebagai pedoman bagi para petugas di lapangan dalam melaksanakan Inventarisasi
Data Tanah Kritis.
B. Batasan Definisi
Beberapa pengertian tanah kritis menurut bidang keahliannya sebagai berikut :
a. Tanah kritis adalah Tanah yang telah mengalami kerusakan sehingga kehilangan
atau berkurang fungsinya sampai pada batas toleransi (Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan);
b. Tanah kritis adalah Tanah yang telah mengalami atau dalam proses kerusakan
fisik, kimia, atau biologi, yang akhirnya dapat membahayakan fungsi hidrologi,
orologi, produksi pertanian, pemukiman, dan kehidupan sosial ekonomi dari
daerah lingkungan pengaruhnya (Kuswanto dalam Hanipah, 2005);
2
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
1
Kamus Agraria dan Tata Ruang/Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN ebook Tahun 2017, Hal 430
3
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Tujuan dari penyusunan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah untuk
memperoleh data dan informasi penguasaan/pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
pada tanah kritis yang terstandarisasi dan dapat digunakan sebagai bahan penyusunan kebijakan
terkait pengelolaan tanah kritis.
b. Lokasi Tanah Kritis karena kondisi alam baik di dalam dan/atau di luar kawasan
hutan (apabila tidak terdapat objek lokasi bekas tambang) antara lain:
- Tanah tandus, tanah berbatu, dan tanah kapur;
- Bekas Perkebunan (Kelapa Sawit) yang tidak produktif2.
E. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis adalah :
1. TAP MPR RI Nomor IX Tahun 2001 Tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria;
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya;
4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan;
2
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Rencana Aksi Nasional Perkebunan
Kelapa Sawit Berkelanjutan Tahun 2019-2024 Lampiran 7 Nomor 5
4
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
5
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN
A. Persiapan
Kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis diawali koordinasi dengan dinas terkait
(Bappeda, ESDM, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait
lainnya) di Kantor Wilayah BPN Provinsi atau di Kantor Dinas yang bersangkutan oleh
petugas Kantor Wilayah BPN Provinsi. D alam rangka pemilihan atau penentuan lokasi
6
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
tanah kritis, dilaksanakan penjajakan awal program sektor, pengumpulan data sekunder
terkait lokasi tanah kritis dan klarifikasi status pengelolaan lahan bekas tambang
(reklamasi). Berikut penjelasan tahapan persiapan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis:
1. Penetapan Lokasi Kegiatan.
Penetapan lokasi kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis ditetapkan melalui Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi (Lampiran 1).
2. Penjelasan teknis (coaching).
Penjelasan teknis disampaikan kepada petugas untuk menyamakan persepsi mengenai
tata cara kerja dan pelaksanaan administrasi kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis;
3. Penyiapan bahan dan peralatan kerja.
Bahan dan peralatan kerja untuk melaksanakan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis antara lain ATK dan bahan teknis, serta GPS(Global Positioning System).
4. Penyiapan Data dan Informasi
Data dan informasi yang disiapkan dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis meliputi:
- Informasi mengenai tanah kritis yang diperoleh dari dinas terkait (Bappeda,
ESDM, Dinas Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait
lainnya) antara lain mengenai erosi, lereng, kesuburan tanah, ekologi, dan data
lainnya yang mendukung.
- Data sosial ekonomi antara lain jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, mata
pencaharian, penduduk, tingkat kesejahteraan penduduk, dan tingkat pendidikan.
Data diatas digunakan sebagai dasar untuk menentukan lokasi kegiatan Inventarisasi
Data Tanah Kritis.
5. Penyiapan Peta Kerja
Peta yang disiapkan untuk membuat peta kerja dalam kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis adalah :
a. Peta dasar yang berisi batas administrasi, jalan, sungai, tempat- tempat penting,
dan toponimi dengan skala peta minimal 1 : 10.000;
b. Peta petunjuk letak lokasi tanah kritis dengan skala peta minimal1 : 50.000;
c. Peta Penguasaan Tanah dengan skala peta minimal 1 : 1.000 sampai dengan 1 :
10.000;
d. Peta Penggunaan dengan skala peta minimal 1 : 10.000;
e. Peta Pola Ruang RTRW dengan skala peta minimal 1 : 50.000;
7
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
B. Pelaksanaan Inventarisasi
Inventarisasi dilaksanakan oleh petugas lapangan yang terdiri dari :
▪ 2 (dua) orang Petugas Kantor Wilayah BPN Provinsi;
▪ 1 (satu) orang Pembantu Lapangan (Kelurahan/Desa/tokoh
masyarakat setempat);
▪ 2 (dua) orang Petugas Kantor Pertanahan.
Tahapan Inventarisasi Data Tanah Kritis meliputi :
1. Persiapan Pelaksanaan :
▪ Menyiapkan administrasi (Surat Tugas dan Surat Perjalanan Dinas (SPD)),
Surat pemberitahuan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota setempat serta
instansi terkait;
▪ Menyiapkan form isian sesuai Lampiran 2 dan Lampiran 3.
2. Pelaksanaan Inventarisasi Data Tekstual dan Spasial
a. Inventarisasi data tekstual
▪ Pengumpulan data tingkat Kecamatan meliputi data tentang monografi dan
sosial ekonomi (format Lampiran 2). Dalam penelitian lapangan dibuat
catatan mengenai hal-hal yang diperoleh di lapangan serta riwayat tanah yang
menjadi obyek inventarisasi. Hal ini akan membantu dalam proses
pengolahan data/pelaporan;
▪ Melengkapi form isian Lampiran 3 yang berisi Lembar Kerja Lapangan
merupakan tabel yang berisi informasi yang diperoleh pada saat pelaksanaan
penelitian lapangan. Lembar Kerja Lapangan ini yang akan digunakan oleh
petugas dalam melaksanakan inventarisasi (sesuai dengan kondisi lokasinya),
serta untuk memudahkan dalam pelaksanaan wawancara. Informasi atau
masukan tambahan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan
inventarisasi hendaknya dicatat sebagai laporan tambahan (CSL).
Data/informasi lainnya dapat diperoleh dari Bappeda, ESDM, Dinas
Pertanian, Dinas Kehutanan, Dinas Tata Ruang, dan dinas terkait.
b. Inventarisasi data spasial
Data/informasi yang diinventarisasi meliputi :
1) Data spasial penggunaan dan pemanfaatan tanah
Tahapan pendataan penggunaan dan pemanfaatan tanah : Pendataan
8
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
9
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Data Tanah Kritis yang diperoleh dari lapangan dibuat dalam bentuk shapefile
(.shp) dengan menggunakan software GIS untuk membuat peta penggunaan
tanah.
▪ Peta Penguasaan Tanah Kritis
Data penguasaan tanah di lokasi tanah kritis dari hasil inventarisasi
penguasaan/pemilikan tanah kritis dibuat dalam bentuk shapefile (.shp) untuk
membuat peta pengusaan tanah kritis dan di layout dengan menggunakan
software GIS.
d) Membuat Tabel rekapitulasi data dari masing-masing tema, meliputi:
▪ Tabel Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
1. Bekas Tambang
Bekas
2. Perkebunan
Tanah kritis karena kondisi
3. alam
10
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Tabel 3.4 Contoh Tabel Kondisi Fisik di Lokasi Inventarisasi Tanah Kritis
Objek Tanah
Luas
No Kritis/Lokasi Kemampuan Tanah % Luas
(Kelurahan/Desa) (m2)
1. Bekas Tambang Lereng :
Kelurahan …. a) 0 – 2%
b) 2 – 15%
c) 15 – 25%
d) 25 – 40%
e) > 40%
Tekstur : (halus/sedang/kasar) pilih
salah satu *)
Kedalaman Efektif :
(<30cm/30-
60cm/60-90cm/90-120cm/>120cm)
Drainase
a) Tidak tergenang
b) Tergenang periodik
(….. bulan/tahun)
c) Tergenang terus menerus
Erosi
a) Tidak ada erosi
b) Ada erosi
Faktor pembatas
a) Gambut sedalam meter
b) Tutupan batuan (. %)
c) Dst
2. Analisis Data
▪ Analisis Hasil Pengolahan Data:
Analisis hasil pengolahan data merupakan analisis deskriptif berdasarkan
tabel-tabel hasil pengolahan data penguasaan/pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah terhadap rencana tata ruang dan kondisi fisik di lokasi
Inventarisasi Data Tanah Kritis.
▪ Analisis Arahan Program (visioning) dan Arahan Pengelolaan (action plan):
Arahan Program diperoleh dari analisis data Penguasaan/Pemilikan dengan
kesesuaian penggunaan tanah terhadap peruntukan tata ruang yang
mempertimbangkan kondisi sosial ekonomi budaya masyarakat lokal dan
jenis objek tanah kritis.
Arahan Pengelolaan merupakan tindaklanjut dari hasil analisis arahan
program yang disepakati bersama stakeholder terkait. Arahan pengelolaan
ditentukan berdasarkan jenis arahan program yaitu berupa action plan atau
renaksi yang mendukung terlaksananya program.
Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan disederhanakan
dalam bentuk tabel 3.5 sebagaimana contoh di bawah ini.
11
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Tabel 3.5 Contoh Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan
Objek Tanah Kritis/Lokasi Arahan Program Arahan Pengelolaan
No
(Kelurahan/Desa) (visioning) (Action Plan)
1. Bekas Tambang 1. TORA 1. Reklamasi
Kelurahan/Desa …. 2. Rekayasa Teknik
3. Optimalisasi Penggunaan
Tanah
2. Bank Tanah 1. Optimalisasi Penguasaan
tanah (legalisasi aset)
2. Penetapan Tanah Cadangan
untuk Negara (TCUN)
3. Program Sektor (contoh: Penetapan lokasi proyek,Pengusulan
Pembangkit listrik tenaga PSN
surya, Pariwisata)
4. RAN KSB 1. Penetapan lokasiproyek
2. Rekayasa teknik
… dll … dll
2. Bekas Perkebunan Dalam 1. TORA melalui pelepasan Penetapan Tata batas
Kawasan Hutan kawasan hutan
Kelurahan/Desa …. 2. Perhutanan Sosial (PS) SK Perhutanan Sosial
… dll … dll
3. Bekas Perkebunan Di Luar 1. TORA Penetapan Tata batas
Kawasan Hutan 2. Redistribusi Tanah Optimalisasi Penggunaan Tanah
Kelurahan/Desa ….
3. Program Strategis Optimalisasi Penguasaan, Pemilikan,
Pertanahan Penggunaan, dan Pemanfaatan Tanah
… dll … dll
4. Tanah kritis karena kondisi TORA 1. Rekayasa Teknik
alam (Tanah Tandus dll) 2. Optimalisasi Penggunaan
Kelurahan/Desa …. Tanah
… dll … dll
D. Kontrol Kualitas
Kontrol Kualitas dilaksanakan berjenjang oleh Koordinator Substansi Penatagunaan
Tanah dengan Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan terhadap hasil pengolahan data
Inventarisasi Data Tanah Kritis. Tujuan kontrol kualitas ini dilakukan agar dapat
memastikan bahwa hasil pengolahan data yang dilakukan sesuai dengan kesesuaian data
yang diolah dengan Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis. Kontrol kualitas
tersebut meliputi hal-hal berikut :
1. Data penggunaan dan pemanfaatan tanah hasil deliniasi dan inventarisasi lapangan di
lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis sesuai dengan Tabel 3.1;
2. Data penguasaan tanah di lokasi tanah kritis dari hasil inventarisasi
penguasaan/pemilikan tanah kritis sesuai dengan Tabel 3.2;
3. Pola Ruang RTRW di lokasi Inventarisasi Data Tanah Kritis sesuai dengan Tabel 3.3;
4. Data kondisi fisik lokasi inventarisasi tanah kritis sesuai dengan Tabel 3.4;
5. Hasil Analisis Arahan Program dan Arahan Pengelolaan sesuai dengan Tabel 3.5.
12
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
F. Pelaporan
Draft laporan kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis dibahas lebih lanjut melalui rapat
dengan Instansi terkait di Kantor Wilayah BPN Provinsi. Hasil pelaksanaan kegiatan
berupa Buku Laporan beserta peta dalam bentuk hardcopy maupun softcopy dikirimkan
kepada Direktorat Jenderal Penataan Agraria cq. Direktorat Penatagunaan Tanah, disertai
rincian pencapaian fisik, administrasi dan keuangan. Laporan akhir terdiri dari :
1. Hardcopy berupa buku laporan format A4 dan dilampiri peta format A3;
2. Softcopy berisi buku laporan (.doc) dan data spasial (.shp) dan layout peta A3 (.mxd
dan .pdf).
Format buku laporan sesuai dengan Lampiran 5, disajikan dalam format A4 yang
berisi Ringkasan Eksekutif (Abstract), Uraian Pendahuluan, Dasar Hukum, Gambaran
Umum Wilayah, Pengolahan dan Analisis Data, Arahan Pengelolaan dan Arahan Program.
Peta*) yang dilampirkan dalam laporan ini sekurang-kurangnya meliputi:
1. Peta petunjuk letak lokasi, skala 1 : 25.000 sampai dengan 1 : 50.000;
2. Peta Administrasi, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
3. Peta Penguasaan Tanah, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
4. Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, skala 1 : 5000 sampai dengan 1 : 10.000
5. Peta Objek Tanah Kritis, skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
6. Peta kemampuan tanah skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000;
7. Peta Pola Ruang RTRW skala 1 : 5.000 sampai dengan 1 : 10.000.
*) - simbolisasi mengikuti standardisasi basis data tahun 2019
- simbologi dan Style Peta mengikuti Standardisasi Basis Data Penatagunaan Tanah 2019
13
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
BAB III
PENUTUP
Tata Cara Kerja ini merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan Inventarisasi Data Tanah
Kritis agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan tujuan
dan sasaran yang telah ditetapkan. Namun tidak menutup kemungkinan dilakukan improvisasi
dalam pelaksanaannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan.
14
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
LAMPIRAN
15
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 1
TENTANG :
16
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN :
PERTAMA : Menetapkan lokasi dalam lampiran keputusan ini sebagai lokasi
Inventarisasi Data Tanah Kritis dengan volume .... ( ) SP;
KEDUA : Dengan diterbitkannya Surat Keputusan ini, maka segala biaya
17
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
DITETAPKAN DI : .............................
PADA TANGGAL : .............................
KEPALA KANTOR WILAYAH BPN
PROVINSI ..................................
( )
NIP……………………………….
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Penataan Agraria, di Jakarta;
2. Direktur Penatagunaan Tanah, di Jakarta;
3. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
18
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 1
LETAK TANAH
KANTOR
- DESA/KELURAHAN LUAS AREAL(HA)
PERTANAHAN NO KETERANGAN
- KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA
- KABUPATEN
( NAMA )
NIP. ......................................
19
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 2
Daftar isian tingkat Desa/Kelurahan Lokasi Obyek Inventarisasi Data Tanah Kritis (dapat disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan)
1. Lokasi Obyek Inventarisasi :
a. Desa/Kelurahan : .................................................................
b. Kecamatan : .................................................................
c. Kabupaten/Kota : .................................................................
d. Provinsi : .................................................................
2. Orbitasi:
a. Jarak ke pusat pemerintahan kecamatan ................................................. km
b. Jarak ke pusat pemerintahan kabupaten ................................................. km
3. Kependudukan:
a. Jumlah penduduk................................................................................... jiwa
b. Jumlah Kepala keluarga......................................................................... KK
c. Jumlah penduduk laki-laki ..................................................................... jiwa
- Dewasa (lebih 17 tahun) ................................................................. jiwa
- Anak-anak (dibawah 17 tahun) ....................................................... jiwa
d. Jumlah penduduk wanita ....................................................................... jiwa
- Dewasa (lebih 17 tahun) ................................................................. jiwa
- Anak-anak (dibawah 17 tahun) ....................................................... jiwa
e. Keadaan penduduk menurut mata pencaharian
No Mata pencaharian Jumlah Rumah Tangga
1. Petani
2. Buruh tani
3. Nelayan
4. Peternak
5. Pekerja Non tani (tukang, bengkel, pengrajin,
pedagang, tukang ojek)
6. Pegawai negeri/TNI/POLRI
7. Pegawai swasta
8. Lainnya (penambang)
Jumlah
20
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
4. Penguasaan Tanah:
a. Jumlah rumah tangga yang tidak memiliki tanah pertanian ..................... RT
b. Jumlah rumah tangga yang tidak memiliki tanah perumahan .................. RT
c. Jumlah rumah tangga yang sama sekali tidak memiliki tanah ................. RT
5. Penggunaan tanah
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas (Ha)
1. Sawah
2. Perkebunan Swasta
3. Perkebunan Rakyat
4. Ladang/kebun campuran
5. Perumahan/Kantor/Sekolah
6. Kolam/Tambak
7. Kawasan hutan
8. Lain-lain
Jumlah
6. Pemanfaatan Tanah
No. Jenis Pemanfaatan Tanah Luas (Ha)
1. Perkebunan
2. Sawah irigasi
3. Peternakan
4. Lain-lain
Jumlah
21
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 3
DESA/KECAMATAN :
KAB./KOTA :
PROVINSI :
Petugas Lapangan :
1.
2.
3.
4.
5.
22
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 4
BERITA ACARA
HASIL KEGIATAN INVENTARISASI DATA TANAH
KRITIS
PROVINSI …………………..
Kami yang bertanda tangan dibawah ini, peserta diseminasi hasil kegiatan Inventarisasi Data
Tanah Kritis di Provinsi ……., Pada hari ini ........Tanggal ..... Bulan ……….Tahun…………,
telah mengikuti paparan hasil kegiatan kegiatan Inventarisasi Data Tanah Kritis yang berlokasi
pada :
Lokasi Luas
No Kelurahan/Desa Objek Tanah Kritis
Kecamatan Kabupaten (Ha)
1. Sidomulyo Bambanglipuro Bantul 105 Bekas Tambang (galian C)
Tanah Kritis karena kondisi
2. Nglanggeran Patuk Gunungkidul 50
alam
3. … dll … dll … dll … … dll
1. .......................... 1
2. .......................... 2
dst .......................... 3
23
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
Lampiran 5
Sampul/Judul
Abstrak
Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Berisi tentang uraian mengenai latar belakang dilakukannya
inventarisasi dan disusunnya laporan, antara lain sebagai
pertanggungjawaban atas kegiatan yang terdapat dalam DIPA
dan POK, jumlah biaya, jumlah satuan pekerjaan, serta luas tanah
yang diinventarisasi, dan hasil akhir .
2. Maksud dan Tujuan
Berisi tentang maksud dilaksanakannya inventarisasi dan
tujuannya.
3. Dasar Pelaksanaan Tugas
Berisi Surat Tugas (nomor dan tanggal) dan SPD (nomor dan
tanggal), sertanama petugas.
4. Tahapan Kegiatan
BAB II KEADAAN UMUM WILAYAH
1. Gambaran Umum Lokasi Inventarisasi
Deskripsi keadaan umum wilayah Desa/Kelurahan letak lokasi.
2. Penggunaan Tanah
Penggunaan tanah Desa/Kelurahan di lokasi inventarisasi.
3. Penguasaan Tanah
Status penguasaan Tanah di lokasi inventarisasi
4. Penduduk
Penduduk Desa/Kelurahan letak lokasi
5. Rencana Pola Ruang RTRW di lokasi inventarisasi
BAB III HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
1. Deskripsi tanah kritis
Asal usul tanah kritis (darimana, siapa yang menguasai, penggarapannya,
penggunaan tanahnya, jenis haknya/Dasar Perolehan Atas Tanah (DPAT)),
serta permasalahan di atas tanah tersebut.
2. Pengolahan dan Analisis Data
- Deskripsi penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
24
Tata Cara Kerja Inventarisasi Data Tanah Kritis
2023
25