Anda di halaman 1dari 65

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

penyusunan
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

DIREKTORAT PENERTIBAN PENGUASAAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN TANAH


DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN
TANAH DAN RUANG
2022
KATA PENGANTAR

Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa bumi,


air serta kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berkenaan dengan
pengelolaannya, sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA), Negara mempunyai
kekuasaan untuk mengatur peruntukan, penggunaan, persediaan, pemeliharaan
bumi, air, ruang angkasa serta kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Dalam upaya pengendalian ruang dan tanah sebagai sumber kesejahteraan
negara dan masyarakat, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020
tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 48
Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalam
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional diberi tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang, pengendalian
alih fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan
wilayah tertentu, penertiban pemanfaatan ruang, dan penertiban penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Direktorat
Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah sebagai unit kerja
dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan
program, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
pelaporan di bidang penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah.
Untuk pelaksanaan tugas yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
DAFTAR FORMAT ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Dasar Hukum................................................................................. 6
C. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 6
D. Keluaran (Output) ............................................................................ 7
E. Sistematika ................................................................................... 8
BAB II OBJEK DAN KEGIATAN DALAM PENDAYAGUNAAN
TANAH TELANTAR................................................................................ 9
A. Objek Pendayagunaan Tanah Telantar ........................................... 9
B. Kegiatan dalam Pendayagunaan Tanah Telantar ........................... 11
BAB III TATA CARA PENETAPAN PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN
TANAH CADANGAN UMUM NEGARA (TCUN) ...................................... 15
A. Kegiatan yang dilaksanakan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ......................... 15
1. Identifikasi Kepastian Objek TCUN .......................................... 15
2. Pelaksanaan Pengamanan TCUN ............................................ 23
3. Pengusulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN ...... 26
B. Kegiatan yang Dilaksanakan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ....................................... 31
1. Tim Nasional Pendayagunaan Tanah Telantar ......................... 31
2. Penyusunan Pertimbangan Teknis Alokasi Peruntukan
TCUN oleh Tim Nasional Pendayagunaan Tanah Telantar ......... 35
3. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN ......................................... 35
4. Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN
oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional .................................................... 38

iii
BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN KEPUTUSAN PENETAPAN
PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN TANAH
CADANGAN UMUM NEGARA (TCUN) ................................................... 39
A. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Reforma Agraria ............ 39
B. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui
Proyek Strategis Nasional ........................................................... 40
C. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Bank Tanah .................. 42
D. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui
Cadangan Negara Lainnya ........................................................... 42
E. Pelaksanaan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang
Sebelumnya telah Ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN Berdasarkan
PP No. 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Telantar .................................................. 43
F. Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN ...................... 44
G. Basis Data TCUN ....................................................................... 45
H. Pengawasan dan Pengendalian TCUN ......................................... 47
I. Pelaporan Pendayagunaan TCUN ................................................ 47
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 50

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Proses Penetapan Peruntukan Pendayagunaan


TCUN untuk Reforma Agraria, Proyek Strategis Nasional,
Bank Tanah dan Cadangan Negara Lainnya ................................ 13
Gambar 2. Diagram Alir Tindak Lanjut Penetapan Peruntukan TCUN
sampai ke Penerima Manfaat TCUN ............................................ 14

v
DAFTAR FORMAT

Format 1 Surat Pernyataan Penggarap ........................................................ 16


Format 2 Berita Acara Penelitian/Peninjauan Lapang Objek TCUN .............. 17
Format 3 Papan Pengumuman Penetapan Tanah Yang Langsung
Dikuasai Oleh Negara .................................................................. 24
Format 4 Draft Keputusan Menteri Tentang Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara .......................... 36

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Layout Peta Petunjuk Lokasi Objek TCUN .............................. 52


Lampiran 2 Layout Peta/Skets Bidang Penguasaan/
Penggarapan Tanah .............................................................. 53
Lampiran 3 Layout Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah ................. 54
Lampiran 4 Layout Peta Kemampuan Tanah ............................................ 55
Lampiran 5 Layout Peta Rencana Tata Ruang Wilayah ............................. 56
Lampiran 6 Layout Peta Rencana Peruntukan Pendayagunaan TCUN ........ 57

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan salah satu
unsur utama dalam segala aktivitas kehidupan manusia. Semua aktivitas
kehidupan manusia di dunia ini memerlukan tanah. Sebagai sumber daya alam,
tanah memiliki nilai ekonomi, sehingga kebijakan pertanahan haruslah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari kebijakan
pembangunan nasional.

Permintaan akan tanah semakin besar akibat meningkatnya


pembangunan dan bertambahnya jumlah penduduk. Sebaran penduduk yang
tidak merata, sedangkan luas tanah relatif tetap, secara akumulatif telah
mengakibatkan permasalahan tanah semakin kompleks. Untuk dapat
dimanfaatkan sesuai potensi maksimalnya, tanah harus dikelola secara
terencana, terkoordinasi, dan terpadu. Kecenderungan penguasaan tanah yang
terpusat dalam luasan yang sangat besar menjadikan pengusahaan tanah
tersebut menjadi tidak optimal, bahkan cenderung dibiarkan terlantar sehingga
tanah tersebut menjadi tidak berdaya guna dan berhasil guna, baik bagi yang
menguasai tanah tersebut, pemerintah, maupun bagi masyarakat sekitarnya.

Terhadap tanah-tanah yang tidak diusahakan oleh yang menguasai tanah


tersebut, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah maupun tindakan
dalam penertiban dan pendayagunaan tanah-tanah yang diterlantarkan.
Tindakan pemerintah untuk menertibkan tanah-tanah terlantar adalah suatu
langkah yang harus ditempuh dalam upaya pengendalian hak atas tanah dan
pengusahaan tanah tersebut. Terhadap tanah-tanah yang tidak digunakan dan
diusahakan oleh pemegang haknya, akan ditertibkan dan selanjutnya dapat
diberikan kepada pihak lain, baik badan usaha, pemerintah, maupun
perorangan, sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat dan
negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang


Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar juncto Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Tata Cara Penertiban
dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar, diatur jenis-jenis Hak Atas

1
Tanah dan Dasar Penguasaan Atas Tanah yang menjadi objek penertiban tanah
terlantar, sebagai berikut:

1. Tanah hak milik, jika dengan sengaja tidak dipergunakan, tidak


dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara sehingga dikuasai oleh pihak lain
secara terus-menerus selama 20 (dua puluh) tahun tanpa adanya hubungan
hukum dengan Pemegang Hak dan menjadi wilayah perkampungan.

a. dikuasai oleh masyarakat serta menjadi wilayah perkampungan;


b. dikuasai oleh pihak lain secara terus-menerus selama 20 (dua puluh)
tahun tanpa adanya hubungan hukum dengan Pemegang Hak; atau
c. fungsi sosial Hak Atas Tanah tidak terpenuhi, baik Pemegang Hak masih
ada maupun sudah tidak ada. Fungsi sosial Hak Atas Tanah mewajibkan
setiap orang, badan hukum, atau instansi yang mempunyai hubungan
hukum dengan tanah mempergunakan tanahnya dengan memelihara
tanah, menambah kesuburannya, dan mencegah terjadi kerusakannya,
sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna, bermanfaat bagi
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan, serta tidak mengganggu
ketertiban umum, kepentingan masyarakat, dan kenyamanan
masyarakat.

2. Tanah hak guna bangunan, jika dengan sengaja tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara terhitung
mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya hak.

3. Tanah hak guna usaha, jika dengan sengaja tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan terhitung mulai 2 (dua) tahun
sejak diterbitkannya hak.

4. Tanah hak pakai, jika dengan sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan,
tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara terhitung mulai 2 (dua) tahun
sejak diterbitkannya hak.

5. Tanah Hak Pengelolaan, jika dengan sengaja tidak diusahakan, tidak


dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak dipelihara terhitung
mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya hak.

6. Tanah yang diperoleh berdasarkan DPAT, jika dengan sengaja tidak


diusahakan, tidak dipergunakan, tidak dimanfaatkan, dan/atau tidak
dipelihara terhitung mulai 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya DPAT.

2
Terhadap Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah yang
memenuhi kriteria sebagai objek penertiban tanah telantar, selanjutnya
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melakukan
Penertiban Tanah Terlantar dengan pelaksana Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi dengan melibatkan Panitia C yang didalamnya
terdapat unsur instansi/dinas teknis terkait. Kegiatan Penertiban Tanah
Telantar meliputi pelaksanaan Evaluasi oleh Panitia C selama 180 hari, apabila
berdasarkan hasil evaluasi diketahui Pemegang HAT/DPAT masih
menelantarkan tanahnya dilanjutkan dengan tahapan Pemberitahuan oleh
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi untuk
memberikan kesempatan kepada Pemegang HAT/DPAT mengusahakan,
menggunakan, memanfaatkan, dan/atau memelihara tanahnya secara optimal
dalam jangka waktu paling lama 180 hari. Apabila berdasarkan Pemantauan
dan Evaluasi setelah masa Pemberitahuan berakhir diketahui masih terdapat
tanah yang ditelantarkan, maka Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi akan memberikan Peringatan, sebagai berikut:
1. Peringatan Pertama, diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah kepada
Pemegang Hak, Pemegang Hak Pengelolaan, atau Pemegang Dasar
Penguasaan Atas Tanah dan pihak lain yang berkepentingan agar
mengusahakan, mempergunakan, memanfaatkan, dan/ atau memelihara
tanahnya dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan pertama, dalam hal
berdasarkan hasil evaluasi setelah masa Pemberitahuan terdapat Tanah
Telantar.
2. Peringatan Kedua, diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah kepada Pemegang
Hak, Pemegang Hak pengelolaan, atau Pemegang Dasar Penguasaan Atas
Tanah agar mengusahakan, mempergunakan, memanfaatkan, dan/atau
memelihara tanahnya dalam jangka waktu paling lama 45 (empat puluh
lima) hari kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan kedua,
dalam hal peringatan tertulis pertama tidak dilaksanakan.
3. Peringatan Ketiga, diberikan oleh Kepala Kantor Wilayah kepada Pemegang
Hak, Pemegang Hak pengelolaan, atau Pemegang Dasar Penguasaan Atas
Tanah agar mengusahakan, mempergunakan, memanfaatkan, dan/atau
memelihara tanahnya dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh hari)
hari kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan kedua, dalam hal
peringatan tertulis kedua tidak dilaksanakan.

3
Apabila berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi pada akhir
Peringatan III, Pemegang Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah tidak
melaksanakan peringatan tertulis ketiga, Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi mengusulkan objek tersebut untuk ditetapkan
sebagai tanah telantar. Berdasarkan Usulan Penetapan Tanah Telantar
tersebut, apabila dipenuhi kelengkapan administrasi dan yuridis maka Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional menetapkan
tanah tersebut sebagai tanah telantar melalui Keputusan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Tanah
Telantar.
Terhadap tanah yang ditetapkan sebagai tanah telantar, menjadi tanah
negara bekas tanah telantar, dihapuskan haknya, diputus hubungan
hukumnya, dan ditegaskan sebagai tanah yang dikuasai langsung oleh Negara,
dan selanjutnya disebut Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN). Tanah
Cadangan Umum Negara yang selanjutnya disingkat TCUN adalah tanah yang
sudah ditetapkan sebagai Tanah Telantar dan ditegaskan menjadi tanah yang
dikuasai langsung oleh negara. Terhadap Tanah Cadangan Umum Negara
tersebut akan dilakukan pendayagunaan. Pendayagunaan adalah
pengusahaan dan penataan kembali agar dapat mendatangkan hasil dan
manfaat untuk kepentingan masyarakat dan negara. Sehingga dalam rangka
pendayagunaan Tanah cadangan Umum Negara, dimaksudkan dalam rangka
pengusahaan dan penataan kembali Tanah Cadangan Umum Negara agar
dapat mendatangkan hasil dan manfaat untuk kepentingan masyarakat dan
negara.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Tanah Telantar, peruntukan penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan TCUN didayagunakan untuk kepentingan
masyarakat dan negara melalui:

1. Reforma Agraria;
2. Proyek Strategis Nasional;
3. Bank Tanah; dan
4. Cadangan Negara Lainnya.

4
Reforma Agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan,
pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang lebih berkeadilan
melalui penataan aset dan disertai dengan penataan akses untuk kemakmuran
rakyat Indonesia.

Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah badan
khusus (sui generis) yang merupakan badan hukum Indonesia yang dibentuk
oleh pemerintah pusat yang diberi kewenangan khusus untuk mengelola
tanah.

Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh


pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki
sifat strategis untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
pembangunan daerah.

Cadangan Negara Lainnya adalah kebutuhan tanah untuk kepentingan


pemerintah pusat atau pemerintah daerah, pertahanan dan keamanan,
kebutuhan tanah akibat adanya bencana alam, serta relokasi dan pemukiman
kembali masyarakat yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum.
Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan TCUN
dalam rangka pendayagunaannya dilakukan setelah diperoleh kepastian objek
TCUN tidak dalam sengketa fisik dan sengketa yuridis.

Untuk melaksanakan kegiatan Pendayagunaan Tanah Telantar


tersebut, diperlukan Petunjuk Teknis (Juknis) Pendayagunaan Tanah Telantar.
Dalam Juknis Pendayagunaan Tanah Telantar tersebut mengatur mengenai
tata cara peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan
tanah dalam rangka pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara melalui
Reforma Agraria, Proyek Strategis Nasional, Bank Tanah dan Cadangan Negara
Lainnya, sehingga TCUN dapat dikelola, dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
bagi kepentingan masyarakat, pemerintah, atau badan usaha untuk mencapai
kesejahteraan Negara dan Masyarakat.

Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara


sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor
20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan
dan Tanah Telantar, diharapkan dapat memberikan pedoman bagi pelaksana
di tingkat pusat dan daerah dalam melaksanakan pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara dengan sebaik-baiknya.

5
B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok


Agraria;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan
dan Tanah Telantar;
3. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang;
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019 tentang
Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan Menteri Negara
Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;
8. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar;
11. Peraturan-peraturan terkait lainnya.
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud:
Maksud dari ditetapkannya Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Telantar
adalah untuk dapat dijadikan sebagai pedoman teknis dan operasional bagi
petugas pelaksana dalam melaksanakan pendayagunaan Tanah Cadangan
Umum Negara.
2. Tujuan:
Tujuan dari ditetapkannya Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Telantar
adalah tersedia standar dan pedoman bagi pelaksana dalam memahami
substansi secara substansial tahapan pendayagunaan TCUN, sehingga
terwujud kesamaan persepsi terhadap alokasi pendayagunaan TCUN.

6
D. Keluaran (Output)

Keluaran (output) kegiatan Pendayagunaan TCUN yang diatur dalam


Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Telantar, adalah sebagai berikut :

1. Tahapan dalam rangka Identifikasi Kepastian Objek TCUN, Pengamanan


TCUN, Pengusulan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang dilaksanakan
oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional :
a. Identifikasi Kepastian Objek TCUN :
1) Data Tekstual mengenai kondisi ada/tidaknya penggarapan tanah,
penggunaan dan pemanfaatan, kesesuaian rencana tata ruang
wilayah, daya dukung wilayah dan kemampuan tanah;
2) Data Spasial, meliputi :
a) Peta Petunjuk Lokasi Objek TCUN;
b) Peta/Sket Bidang Penguasaan atau Penggarapan Tanah;
c) Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;
d) Peta Kemampuan Tanah (dalam hal diperlukan atau tersedia);
e) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah;
f) Peta Rencana Peruntukan Pendayagunaan TCUN.
3) Laporan Hasil Identifikasi Kepastian Objek TCUN.
b. Pengamanan TCUN :
Laporan Pengamanan Objek TCUN.
c. Pengusulan Peruntukan Pendayagunaan TCUN :
Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN disertai dengan
data tekstual dan data spasial hasil identifikasi kepastian objek TCUN dan
informasi kondisi pengamanan TCUN.
2. Tindak Lanjut Usulan Penetapan Peruntukan TCUN pada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional :

a. Tim Nasional Pendayagunaan TCUN :


Pertimbangan Teknis Tim Nasional dalam rangka Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN.
b. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN :
1) Risalah Pengolahan Data dalam rangka Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN;
2) Draft Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

7
3. Tindak Lanjut Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN :
a. Laporan Pelaksanaan Keputusan Pendayagunaan TCUN, disusun oleh
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
b. Basis Data TCUN, disusun oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional :
1) Sistem Informasi Pertanahan mengenai Basis Data TCUN (terintegrasi
dengan Si-Tante);
2) Laporan Pengelolaan/Pemeliharaan Basis Data TCUN.
c. Laporan Pengawasan dan Pengendalian Pendayagunaan TCUN, disusun
oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
berdasarkan laporan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional.
E. Sistematika

Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Telantar disusun dengan


sistematika penyajian sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
Bab II Objek dan Kegiatan dalam Pendayagunaan Tanah Telantar
Bab III Tata Cara Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Tanah Cadangan
Umum Negara (TCUN)
Bab IV Tata Cara Pelaksanaan Keputusan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN)
Bab VI Penutup

8
BAB II
OBJEK DAN KEGIATAN
DALAM PENDAYAGUNAAN TANAH TELANTAR

A. Objek Pendayagunaan Tanah Telantar

Objek Pendayagunaan Tanah Telantar adalah objek Tanah Negara yang


berasal dari hasil penetapan tanah telantar dalam Keputusan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan Tanah
Telantar maupun objek tanah terindikasi telantar yang oleh Pemegang Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah dilepaskan secara sukarela kepada
Negara.

1. Objek TCUN yang Berasal dari Penetapan Tanah Telantar


Objek TCUN yang berasal dari Penetapan Tanah Telantar, terdiri dari:
a. Objek Penetapan Tanah Telantar Sebagian
Terhadap objek penetapan tanah telantar sebagian karena terdapat tanah
yang tidak diusahakan, digunakan dan dimanfaatkan sebagian dari luas
keseluruhan Hak Atas Tanah, terdapat kewajiban Pemegang Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah untuk melakukan revisi luas
HAT/DPAT-nya. Objek yang menjadi TCUN adalah hanya bagian yang
ditelantarkan dan ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Tanah
Telantar.
b. Objek Penetapan Tanah Telantar Seluruhnya.
Terhadap objek penetapan tanah telantar seluruhnya dari Hak Atas
Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah, seluruh tanahnya telah ditetapkan
sebagai tanah telantar, dihapuskan Hak Atas Tanah-nya, diputus
hubungan hukum antara subjek dan objek tanahnya, dan seluruhnya
menjadi objek TCUN.
2. Objek TCUN yang Berasal dari Pelepasan Tanah Terindikasi Telantar
a. Objek TCUN yang Berasal dari Pelepasan Tanah Terindikasi Telantar
Sebagian.
Objek TCUN yang berasal dari pelepasan tanah terindikasi telantar
sebagian adalah hasil pelepasan sebagian tanah yang terindikasi telantar,
dan oleh Pemegang HAT/DPAT dilepaskan secara sukarela kepada
Negara.
Terhadap pelepasan tanah terindikasi telantar sebagian, Pemegang
HAT/DPAT berkewajiban untuk melakukan revisi luas HAT/DPAT-nya.

9
b. Objek TCUN yang Berasal dari Pelepasan Tanah Terindikasi Telantar
Seluruhnya.

Objek TCUN yang berasal dari pelepasan tanah terindikasi telantar


seluruhnya adalah hasil pelepasan seluruh tanah yang terindikasi
telantar, dan oleh Pemegang HAT/DPAT dilepaskan seluruhnya secara
sukarela kepada Negara. Dengan dilepaskannya seluruh tanahnya kepada
Negara maka status HAT/DPAT-nya hapus dan menjadi tanah yang
dikuasai secara langsung oleh Negara.

c. Kewajiban Pemegang HAT/DPAT dalam Pelepasan Tanah Terindikasi


Telantar

Dalam hal terjadi pelepasan tanah telantar secara sukarela oleh


pemegang hak kepada Negara sebelum jangka waktunya berakhir,
Pelepasan Hak/HPL/ DPAT dibuat oleh dan dihadapan pejabat yang
berwenang dan dilaporkan kepada Menteri. Ketentuan dan format
pelepasan sebagian/seluruh Hak/Hak Pengelolaan/DPAT mengikuti
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2021 tentang tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah juncto Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun
2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan dan Hak Atas Tanah,
atau ketentuan peraturan perundang-undangan terkait lainnya.
Berdasarkan ketentuan Pasal 183 Peraturan Menteri ATR/Kepala
BPN Nomor 18 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penetapan Hak Pengelolaan
dan Hak Atas Tanah, mekanisme pelepasan hak atas tanah atau hak
pengelolaan menjadi tanah negara adalah sebagai berikut:
a. pelepasan hak atas tanah atau hak pengelolaan menjadi tanah negara
diketahui oleh pejabat yang berwenang dengan menyerahkan
sertipikat hak atas tanah atau hak pengelolaan yang bersangkutan
kepada Kantor Pertanahan;
b. dalam hal hak atas tanah atau hak pengelolaan dilepaskan sebagian,
maka dilakukan pengukuran atas bagian tanah yang akan dilepaskan
sebagai dasar pelepasan haknya;
c. pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada huruf a meliputi
Notaris, Camat atau Kepala Kantor Pertanahan;

10
d. pelepasan hak atas tanah atau hak pengelolaan dituangkan dalam
bentuk surat pernyataan pelepasan hak atas tanah atau hak
pengelolaan oleh pemegang hak;
e. berdasarkan pernyataan pelepasan hak, Kepala Kantor Pertanahan
mencatat pelepasan hak atas tanah atau hak pengelolaan dalam
sertipikat, buku tanah dan daftar umum lainnya;
f. dalam hal sertipikat tidak diserahkan, maka diumumkan melalui
website Kementerian ATR/BPN, surat kabar harian setempat,
dan/atau pada media lainnya selama 30 (tiga puluh) hari kalender
yang menyatakan sertipikat telah dilepaskan; dan
g. pelepasan hak atas tanah atau hak pengelolaan yang merupakan aset
BUMN/BUMD dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai aset BUMN/BUMD.
Tanah negara yang berasal dari pelepasan sebagian hak atas
tanah atau hak pengelolaan oleh pemegang hak pada saat proses
penertiban tanah telantar dapat didayagunakan melalui penataan kembali
penggunaan, pemanfaatan, dan pemilikan tanah negara oleh Menteri
ATR/Kepala BPN sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 32
ayat (2), Pasal 47 ayat (2), dan Pasal 62 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah. Selanjutnya, berdasarkan
ketentuan Pasal 79 ayat (2) huruf b dan huruf c, Pasal 107 ayat (2) huruf
b dan huruf c, serta Pasal 131 ayat (2) huruf b dan huruf c Permen No. 18
Tahun 2021, penataan kembali penggunaan, pemanfaatan, dan pemilikan
tanah negara oleh Menteri ATR/Kepala BPN.

B. Kegiatan Dalam Pendayagunaan Tanah Telantar

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan


Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar, Bagian Kedua mengenai Tata
Cara Pendayagunaan Tanah Telantar, dalam rangka proses pendayagunaan
meliputi Persiapan, Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN sampai
dengan Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN, terdiri dari:

1. Kepastian Objek TCUN;


Identifikasi kepastian objek TCUN diperlukan dalam memastikan objek hasil
penetapan tanah telantar telah clear and clean untuk dapat dilakukan proses
pendayagunaannya.

11
2. Pengamanan TCUN;
Pengamanan objek TCUN dilakukan untuk mencegah masuknya penggarap-
penggarap baru dan penggarap yang tidak terdata oleh Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan, baik Pusat, Kanwil BPN Provinsi
maupun Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
3. Peruntukan TCUN;
Peruntukan TCUN dialokasikan untuk kepentingan masyarakat dan negara
melalui Reforma Agraria, Bank Tanah, atau Cadangan Negara Lainnya.
4. Tim Nasional;
Tim Nasional adalah tim yang bertugas membantu Menteri dalam rangka
Pendayagunaan TCUN. Tim Nasional dipimpin oleh Menteri yang dibantu oleh
Direktur Jenderal selaku ketua pelaksana harian
5. Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN;
Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN dibuat dalam rangka
memastikan peruntukan TCUN dilaksanakan sesuai dengan alokasi yang
ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Peruntukan TCUN, sehingga
pendayagunaan TCUN berjalan tepat sasaran dan optimal.
6. Basis Data TCUN;
Basis data TCUN yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Pertanahan
dibuat dalam rangka mempermudah penyiapan data tekstual dan data
spasial pendayagunaan TCUN maupun sebagai sarana pengendalian,
pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pendayagunaan TCUN.
7. Pengawasan dan Pengendalian TCUN;
Pengawasan dan Pengendalian TCUN dilakukan sebelum penetapan
peruntukan TCUN maupun setelah penetapan peruntukan TCUN.
8. Pelaporan Pendayagunaan TCUN.
Pelaporan Pendayagunaan TCUN dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional dalam rangka pelaporan calon objek penetapan
peruntukan TCUN maupun pelaporan pelaksanaan pendayagunaan TCUN
yang telah ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Peruntukan Alokasi
TCUN.

Adapun alur proses Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk


kepentingan Reforma Agraria, Proyek Strategis Nasional, Bank Tanah, dan
Cadangan Negara Lainnya maupun proses tindak lanjut setelah ditetapkan
alokasi Peruntukan TCUN sampai didayagunakan kepada Penerima Manfaat
baik perorangan, badan usaha dan pemerintah dapat dilihat pada diagram alir
berikut.

12
Gambar 1. Diagram Alir Proses Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk Reforma Agraria,
Proyek Strategis Nasional, Bank Tanah dan Cadangan Negara Lainnya

13
Gambar 2. Diagram Alir Tindak Lanjut Penetapan Peruntukan TCUN sampai ke Penerima Manfaat TCUN

Menteri ATR/KBPN
C.q. Dirjen PPTR

14
Dengan batas-batas:
Utara : ………………
Timur : ………………
Selatan : ………………
Barat : ………………
Menyatakan dengan ini:
1. tidak akan memperluas tanah garapan;
2. tidak akan memindahtangankan kepada pihak lain; dan
3. bersedia mematuhi ketentuan persyaratan dalam pendayagunaan TCUN.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa
tekanan dari pihak manapun, dan apabila saya melanggar isi pernyataan ini, saya
bersedia menerima sanksi untuk tidak diusulkan sebagai calon penerima TCUN
dan bersedia meninggalkan lokasi garapan saya.

…………………, …………...
Yang Membuat Pernyataan,

Meterai 10.000

(Nama Penggarap)

e. Pembuatan Berita Acara Hasil Penelitian/Peninjauan Lapang Objek TCUN.


Berdasarkan kegiatan Penelitian/Peninjauan Lapang Objek TCUN
yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi, dan/atau Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional, dibuat Berita Acara Hasil
Penelitian/Peninjauan Lapang Objek TCUN. Adapun format Berita Acara
tersebut sebagai berikut :

Format 2. Berita Acara Penelitian/Peninjauan Lapang Objek TCUN


BERITA ACARA PENELITIAN/PENINJAUAN LAPANG
OBJEK PENETAPAN TANAH TELANTAR (TCUN)/PELEPASAN TANAH*) YANG
BERASAL DARI HAK MILIK/HAK GUNA BANGUNAN/HAK GUNA USAHA/
HAK PAKAI/HAK PENGELOLAAN/DASAR PENGUASAAN ATAS TANAH
NOMOR ……….. ATAS NAMA ………………………….
DALAM RANGKA IDENTIFIKASI KEPASTIAN
TANAH CADANGAN UMUM NEGARA

I. DASAR HUKUM :
1. Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria:
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar;
5. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan
Tata Ruang;

17
2) TCUN menjadi objek gugatan di pengadilan namun belum terdapat
putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap yang
memenangkan pihak penggugat.
d. Tindakan terhadap tanah telantar yang pada saat ditetapkan sebagai
TCUN telah terdapat kelompok masyarakat yang menggarap lokasi
tersebut:
1) Dilakukan upaya pendataan para penggarap lama maupun penggarap
baru.
2) Upaya pendataan dilakukan untuk rencana pengaturan peruntukan
Pendayagunaan TCUN dan untuk mencegah perluasan penguasaan
baru oleh para penggarap lama maupun penggarap baru.
3) Upaya pendataan dilakukan dengan pembuatan surat pernyataan oleh
setiap penggarap, yang menyatakan penggarap:
a) tidak akan memperluas tanah garapan;
b) tidak akan memindah tangankan kepada pihak lain; dan
c) bersedia mematuhi ketentuan persyaratan dalam Pendayagunaan
TCUN.
4) Format surat pernyataan tercantum dalam Lampiran III dalam
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar, sebagai
berikut:
Format 1. Surat Pernyataan Penggarap dalam Lampiran III Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar

A. SURAT PERNYATAAN PENGGARAP

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………
Alamat : ………………
Pekerjaan : ………………
No. KTP/NIK : ………………
Bahwa saya selaku penggarap sebidang tanah Negara bekas tanah Telantar sejak
tahun …….., seluas + …… m2 ( ….. meter persegi), terletak di:
Desa/Kelurahan : ………………
Kecamatan : ………………
Kabupaten/Kota : ………………
Provinsi : ………………

16
telah melakukan peninjauan lapang terhadap objek Penetapan Tanah
Telantar/Tanah Cadangan Umum Negara tersebut.
V. HASIL PENINJAUAN LAPANG

Berdasarkan pelaksanaan peninjauan lapang terhadap objek Tanah


Cadangan Umum Negara yang berasal dari Penetapan Tanah Telantar/Pelepasan
Tanah Hak/HPL/DPAT tersebut pada hari ….. Tanggal …. bulan …. Tahun ….,
diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Objek Penetapan Tanah Telantar/Pelepasan Tanah (Tanah Cadangan


Umum Negara)
a. Nama Bekas Pemegang Hak/
Hak Pengelolaan/DPAT*) : ..................................
b. Objek Penetapan Tanah Telantar/
Tanah Cadangan Umum Negara
berasal dari :
1) Nomor/tanggal SK Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ............ /
..............
2) Nomor/tanggal Sertipikat/DPAT*) : ............ / ..............
3) Peruntukan Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ..............................
4) Berakhir Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ………………………..

c. Letak tanah :
1) Desa/Kelurahan : ...................................................................
2) Kecamatan : ...................................................................
3) Kabupaten/Kota : ...................................................................
4) Provinsi : ...................................................................
d. Luas hak/hak pengelolaan/DPAT*) : ...........................................
e. Luas Penetapan Tanah Telantar :
1) Berasal dari Penetapan Tanah Telantar :
a) Penetapan Tanah Telantar berdasarkan PP No. 11 Tahun 2010
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar juncto
Peraturan Kepala BPN RI 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Penertiban Tanah Terlantar :
i. Penetapan Tanah Telantar Sebagian seluas …..Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha (<25% yang ditelantarkan); atau
ii. Penetapan Tanah Seluruhnya (karena telantar seluas …… Ha
dari luas Hak/HPL/DPAT karena > 25% telantar < 100%); atau
iii. Penetapan Tanah Telantar Seluruhnya (karena 100% telantar
dari Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha).
atau
b) Penetapan Tanah Telantar berdasarkan PP No. 20 Tahun 2021
tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar juncto Peraturan
Menteri ATR/Kepala BPN No. 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah telantar.
i. Penetapan Tanah Telantar Sebagian seluas ….. Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha; atau
ii. Penetapan Tanah Seluruhnya seluas …... Ha.
2) Berasal dari Pelepasan Tanah Terindikasi Telantar :
Dijelaskan luas tanah yang dilepaskan oleh Pemegang Hak.

20
6. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional ;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Telantar;
10. Peraturan-peraturan terkait lainnya.
II. DASAR PELAKSANAAN :
1. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ……………….,
atas nama ………………..
2. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ……………….,
atas nama …………….. (Pelaksana Tugas);
3. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ……………….,
atas nama …………….. (Pelaksana Tugas);
4. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ……………….,
atas nama …………….. (Pelaksana Tugas);
5. dst …………………...

III. DASAR OBJEK TCUN:

1. Dasar Perolehan Objek TCUN :


……………………………………………………………………………………………………
…........
(Diisi berdasarkan dasar perolehan TCUN berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor ………... tentang
Penetapan Tanah Terlantar, atau Keputusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor ……..… tentang Penetapan
Tanah Terlantar), atau Surat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional/Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah
dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor ……….. tanggal ………. perihal (yang memuat adanya
pelepasan tanah oleh Pemegang Hak/HPL/DPAT).

2. Riwayat Perolehan Objek TCUN :


……………………………………………………………………………………………………
(Diisi berdasarkan riwayat perolehan tanah objek TCUN, berasal dari
Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional tentang Penetapan Tanah Telantar, atau Surat Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional/Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. Memuat mengenai luas penetapan
tanah telantar atau pelepasan dari Pemegang Hak/Pemegang HPL/Pemegang
DPAT).

a. TCUN berasal dari Penetapan Tanah Telantar :


Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik
Indonesia / Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor …. tentang ……….. tentang Penetapan Tanah
Telantar yang Berasal dari Hak Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Guna

18
Usaha/Hak Pakai/ Hak Pengelolaan/Dasar Penguasaan Atas Tanah *)
Nomor ……… Atas Nama ……., Terletak di Desa/Kelurahan …………,
Kecamatan ………, Kabupaten ……….., Provinsi ………, ditetapkan di ……..
pada tanggal ……….. , telah diputuskan oleh Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia / Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional, antara lain :
1. …………………………
2. …………………………
3. …………………………
4. …………………………
5. dst ……………………
b. TCUN berasal dari Pelepasan Tanah oleh Pemegang Hak/HPL/DPAT :
Berdasarkan Surat Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah
dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional, Nomor ………… Tanggal ………….. perihal ……………………….,
terhadap Hak/HPL/DPAT seluas ……………… Ha, telah dilepaskan seluas
…………. Ha dari luas Hak/HPL/DPAT tersebut oleh Pemegang
Hak/HPL/DPAT berdasarkan ……………….. Surat Pernyataan ……………
tanggal …………….yang ditandatangani oleh …………… bertindak sebagai
………….., atau Akta Notar
.iil Nomor ……….. Tanggal ………… tentang ……………., dibuat oleh dan di
hadapan ………………… Notaris berkedudukan di ……………………., atau
Pelepasan di hadapan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
………………..

IV. PETUGAS PENINJAUAN LAPANG


Berdasarkan penetapan tanah telantar/pelepasan tanah Hak/HPL/DPAT
atas nama ……………, terletak di Desa/Kelurahan ………………., Kecamatan
………………, Provinsi ………………. tersebut, pada Hari ………….. Tanggal ………….
Bulan ………… Tahun ……, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
3. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
4. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
5. dst.

Dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 20


Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Telantar,

19
telah melakukan peninjauan lapang terhadap objek Penetapan Tanah
Telantar/Tanah Cadangan Umum Negara tersebut.
V. HASIL PENINJAUAN LAPANG

Berdasarkan pelaksanaan peninjauan lapang terhadap objek Tanah


Cadangan Umum Negara yang berasal dari Penetapan Tanah Telantar/Pelepasan
Tanah Hak/HPL/DPAT tersebut pada hari ….. Tanggal …. bulan …. Tahun ….,
diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Objek Penetapan Tanah Telantar/Pelepasan Tanah (Tanah Cadangan


Umum Negara)
a. Nama Bekas Pemegang Hak/
Hak Pengelolaan/DPAT*) : ..................................
b. Objek Penetapan Tanah Telantar/
Tanah Cadangan Umum Negara
berasal dari :
1) Nomor/tanggal SK Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ............ /
..............
2) Nomor/tanggal Sertipikat/DPAT*) : ............ / ..............
3) Peruntukan Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ..............................
4) Berakhir Hak/Hak Pengelolaan/DPAT*) : ………………………..

c. Letak tanah :
1) Desa/Kelurahan : ...................................................................
2) Kecamatan : ...................................................................
3) Kabupaten/Kota : ...................................................................
4) Provinsi : ...................................................................
d. Luas hak/hak pengelolaan/DPAT*) : ...........................................
e. Luas Penetapan Tanah Telantar :
1) Berasal dari Penetapan Tanah Telantar :
a) Penetapan Tanah Telantar berdasarkan PP No. 11 Tahun 2010
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar juncto
Peraturan Kepala BPN RI 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Penertiban Tanah Terlantar :
i. Penetapan Tanah Telantar Sebagian seluas …..Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha (<25% yang ditelantarkan); atau
ii. Penetapan Tanah Seluruhnya (karena telantar seluas …… Ha
dari luas Hak/HPL/DPAT karena > 25% telantar < 100%); atau
iii. Penetapan Tanah Telantar Seluruhnya (karena 100% telantar
dari Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha).
atau
b) Penetapan Tanah Telantar berdasarkan PP No. 20 Tahun 2021
tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar juncto Peraturan
Menteri ATR/Kepala BPN No. 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah telantar.
i. Penetapan Tanah Telantar Sebagian seluas ….. Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha; atau
ii. Penetapan Tanah Seluruhnya seluas …... Ha.
2) Berasal dari Pelepasan Tanah Terindikasi Telantar :
Dijelaskan luas tanah yang dilepaskan oleh Pemegang Hak.

20
2. Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah pada Objek
Penetapan Tanah Telantar/Pelepasan Tanah (Tanah Cadangan Umum
Negara)
(Terhadap TCUN berasal dari Penetapan Tanah Telantar, diisi sesuai dengan
luas penetapan tanah telantar atau luas Tanah Cadangan Umum Negara karena
tidak dilaksanakannya kewajiban Revisi Luas/Permohonan Hak terhadap
bagian tanah yang masih diusahakan, digunakan dan dimanfaatkan oleh bekas
pemegang Hak/HPL/DPAT.
Terhadap TCUN berasal dari Pelepasan Tanah oleh Pemegang Hak/HPL/DPAT
diisi sesuai dengan luas tanah yang dilepaskan).
Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah pada Tanah
Cadangan Umum Negara, adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Penguasaan/Penggarapan Tanah :
1) Tidak ada Penguasaan/Penggarapan : ……………. Ha
2) Dikuasai/Digarap Masyarakat : ……………. Ha
3) Dikuasai/Digarap Pihak Lain : ……………. Ha
(dalam hal ada penguasaan/penggarapan
oleh kelompok/badan hukum lain) : ……………. Ha
4) Luas keseluruhan : ……………. Ha
( 1 + 2 + 3)
b. Kondisi Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah :
1) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
2) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
3) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(sebutkan) : ……………. Ha
4) dst. (disebutkan) : ……………. Ha
5) Luas keseluruhan : ……………. Ha
(1+2+3+4)
3. Data Tekstual Kepastian Fisik dan Yuridis
a. Kepastian Fisik :
1) ……………………………………………………………..…… dst.
(Dijelaskan kondisi keamananan atau kondisi ada/tidaknya
sengketa/konflik/ lainnya di lokasi objek TCUN);
2) ……………………………
(Apabila terdapat penguasaan/penggarapan oleh masyarakat, apakah
sudah ada pendataan penggarap lama yang telah didata oleh Kanwil
BPN/Kantor Pertanahan/Pemerintah Daerah yang disetujui oleh Kanwil
BPN atau Kantor Pertanahan).
b. Kepastian Yuridis :
……………………………………………………………………….. dst.
(Dijelaskan apakah terdapat permasalahan yuridis, perkara/gugatan
terhadap objek penetapan tanah telantar, atau gugatan/perkara lain di
lokasi objek TCUN).
4. Data Pendukung Lainnya :
a. Kebijakan strategis nasional yang terkait dengan lokasi objek
TCUN/sekitar objek TCUN;
b. Rencana Tata Ruang Wilayah pada lokasi objek TCUN;
c. Kesesuaian tanah dan daya dukung wilayah.

21
d. Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar objek TCUN;
e. Hasil koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat; atau
f. Data pendukung lainnya.
(Diperoleh berdasarkan ketersediaan data pendukung yang ada, dalam hal
belum diperoleh data pendukung lainnya selanjutnya dapat dilaksanakan oleh
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional atau Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota).

VI. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………………
(Kesimpulan dibuat berdasarkan data tekstual, data spasial, dan informasi yang
diperoleh pada saat peninjauan lapang) berisi mengenai kepastian objek TCUN untuk
dapat/tidaknya ditindaklanjuti dan dianalisis menjadi bahan informasi bagi Tim
Nasional dalam memberikan pertimbangan teknis dalam rangka penetapan alokasi
peruntukan pendayagunaan TCUN. Dalam hal belum diperoleh hasil peninjauan
lapang yang memadai, maka kesimpulan dibuat berdasarkan hasil sementara
peninjauan lapang).
VII. REKOMENDASI
…………………………………………………………………………………………………………
(Rekomendasi dibuat berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh yang memuat
masukan kepada Tim Nasional mengenai alokasi penetapan peruntukan
pendayagunaan TCUN. Dalam hal rekomendasi belum memuat masukan alokasi
penetapan peruntukan pendayagunaan TCUN dikarenakan belum diperoleh hasil
peninjauan lapang yang memadai, maka rekomendasi memuat saran dan masukan
kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi dan/atau Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota untuk melakukan peninjauan/penelitian lebih
mendalam terhadap objek TCUN tersebut).
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapang Objek Penetapan Tanah
Telantar Hak Milik/Hak Guna Bangunan/Hak Guna Usaha/Hak Pakai/ Hak
Pengelolaan/Dasar Penguasaan Atas Tanah Nomor ……….. Atas Nama
…………………………. dibuat untuk penyiapan data tekstual dan spasial
penyusunan bahan pertimbangan teknis Tim Nasional dalam rangka persiapan
penetapan alokasi peruntukan pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara.

Lokasi Kabupaten/Kota, tanggal bulan tahun

Petugas Peninjauan Lapang,

1. (……………………………..)

NIP. ……………………….

2. (……………………………..)
NIP. ………………………..

3. (……………………………..)
NIP. ………………………..

4. dst.

22
Catatan :

1. *) : Coret yang tidak perlu;


2. Dalam hal terdapat data atau informasi yang belum diperoleh karena
keterbatasan data tekstual dan data spasial pada saat dilakukan peninjauan
lapang, penelitian lebih lanjut dapat dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan/atau Kantor Pertanahan;
3. Lampiran Data Spasial :
a. Peta Petunjuk Lokasi;
b. Peta Bidang Objek TCUN;
c. Peta Pengusaan/Penggarapan Tanah;
d. Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah;
e. Peta Kemampuan Tanah;
f. Peta Kesesuaian RTRW pada Objek TCUN;
g. dan Peta lain yang dianggap perlu.
4. Format Berita Acara ini dapat disesuaikan.
2. Pelaksanaan Pengamanan TCUN
a. Pelaksanaan Pengamanan TCUN didelegasikan oleh Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
b. Pengamanan TCUN bertujuan untuk :
1) Pengamanan administrasi dan fisik pada Kantor Pertanahan yang
dapat dilakukan sejak tanah diusulkan ditetapkan sebagai Tanah
Telantar sampai tahap Pendayagunaan TCUN;
2) Menjaga dan mencegah agar lokasi TCUN tidak diduduki, digarap,
dan/atau dikuasai oleh penggarap baru;
3) Mencegah timbulnya sengketa pada saat akan dilakukan
pengalokasian dan Pendayagunaan TCUN; dan
4) Mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pengalokasian dan
Pendayagunaan TCUN.
c. Pengamanan administrasi objek TCUN, meliputi :
1) Penyimpanan secara khusus dan digitalisasi warkah tentang
keputusan Penetapan Tanah Telantar dan data lainnya yang
berhubungan dengan TCUN;
2) Back up data pengamanan kerahasiaan data untuk mencegah
manipulasi data;
3) Warkah tentang keputusan Penetapan Tanah Telantar dan data
lainnya dilarang diberikan kepada pihak yang tidak berwenang.

Dalam rangka mencegah timbulnya perbuatan hukum oleh


masyarakat/pihak lain di atas objek TCUN, maka dilakukan
pemberitahuan kepada Kepala Desa/Lurah melalui Pemerintah
Kabupaten/Kota setempat untuk tidak dilakukan pemberian
keterangan/surat/izin/keputusan mengenai pemberian dasar

23
penguasaan atas tanah apapun di atas objek TCUN sampai dengan proses
pendayagunaan TCUN.

d. Pengamanan fisik, sebagai berikut :


1) Pengamanan fisik dilakukan dengan cara:
a) Pemasangan papan pengumuman mengenai penetapan menjadi
tanah yang langsung dikuasai negara di lokasi TCUN;
Format papan pengumuman sebagaimana Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Telantar sebagai berikut :

Format 3. Papan Pengumuman Penetapan Tanah Yang


Langsung Dikuasai Oleh Negara

24
Telantar dan Kanwil BPN Provinsi bersama Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat untuk melakukan Rapat Pembahasan atau
Ekspose Pendayagunaan Tanah Telantar sebagai informasi awal bagi
Tim Nasional dalam penyiapan Pertimbangan Teknis Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

Rapat/Ekspose Pendayagunaan Tanah Telantar juga dilakukan


dalam rangka menentukan peruntukan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan TCUN dan memberikan gambaran
terhadap penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan TCUN
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional. Adapun pada Rapat/Ekspose Pendayagunaan Tanah
Telantar tersebut, pelaksanaanya sebagai berikut :

a) Penyampaian Materi Usulan Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
menyajikan/menyampaikan Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN beserta data tekstual dan data spasial yang
dibutuhkan dalam bentuk paparan di hadapan Tim Nasional
Pendayagunaan Tanah Telantar. Data tekstual dan data spasial
yang disampaikan rapat/ekspose tersebut meliputi data yang
disampaikan dalam Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN, yaitu :

1) Data Spasial, terdiri dari :


- Peta Petunjuk Lokasi;
- Peta Lokasi TCUN;
- Peta Penggunaan Tanah;
- Peta Kemampuan Tanah;
- Peta Penggarapan Tanah;
- Peta Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
- Peta lain yang dianggap diperlukan.
2) Data Tekstual, terdiri dari :
- Data calon penerima TCUN;
- Data yuridis.
3) Data pendukung lainnya, antara lain :
- Data sosial ekonomi;

33
- Hasil koordinasi dengan instansi dan/atau pemerintah
daerah;
- Data lain yang diperlukan.
b) Pembuatan Berita Acara Hasil Rapat/Ekspose Pendayagunaan
TCUN
Hasil dari rapat/ekspose pendayagunaan TCUN dituangkan
dalam berita acara pelaksanaan rapat/ekspose, berisi sebagai
berikut:

1) Data Objek TCUN, berisi :

- Riwayat Penetapan Tanah Telantar;


- Letak dan Luas Objek TCUN; dan
- Data lain yang dipandang diperlukan

2) Pokok-Pokok Materi Paparan Kepala Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi :

Pokok-pokok materi Paparan berisi hal-hal yang disampaikan


oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi dalam paparan atau penyampaian Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

3) Pokok-Pokok Diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN :


Pokok-pokok diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN
berisi hasil diskusi, tanggapan, atau saran dari peserta Ekspose
maupun Tim Nasional Pendayagunaan TCUN.

4) Kesimpulan Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN, berisi


antara lain :

- Dapat atau tidaknya Usulan Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN menjadi bahan penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN.
- Dalah hal Usulan Penetapan Peruntukan TCUN dipandang
sudah mencukupi, kesimpulan memuat arahan Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk kepentingan
masyarakat dan negara melalui Reforma Agraria, Proyek
Strategis Nasional, Bank Tanah, dan/atau Cadangan Negara
Lainnya.

34
5) Rekomendasi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN, berisi
antara lain :

- Rekomendasi dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam


hal materi Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
TCUN belum mencukupi dalam rangka penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional Pendayagunaan
TCUN;

- Rekomendasi dan arahan alokasi peruntukan TCUN dalam


hal Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN
dipandang sudah mencukupi dalam rangka penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional Pendayagunaan
TCUN.

2. Penyusunan Pertimbangan Teknis Alokasi Peruntukan TCUN oleh Tim


Nasional Pendayagunaan Tanah Telantar

Berdasarkan hasil Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN yang telah


dilakukan, dalam hal arahan alokasi peruntukan TCUN dan Usulan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN dari Kanwil BPN Provinsi
dipandang sudah mencukupi, maka dilakukan penyusunan Pertimbangan
Teknis Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional
Pendayagunaan TCUN. Dalam rangka membantu tugas Tim Nasional
tersebut, Sekretariat Tim Nasional dalam rangka penyiapan bahan bagi
pertimbangan teknis Tim Nasional kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, membantu menyiapkan data
tekstual dan spasial untuk Tim Nasional Pendayagunaan TCUN untuk
memudahkan penyusunan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN tersebut.

3. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN

Berdasarkan hasil dalam Berita Acara Pelaksanaan Rapat/Ekspose


Pendayagunaan TCUN dan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN dari Tim Nasional Pendayagunaan TCUN, selanjutnya
dibuat Risalah Pengolahan Data (RPD) dan Draft Keputusan Penetapan
Peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara oleh Direktorat Jenderal

35
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Menimbang : a. ....;
b. ....;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor ….. Tahun …..
tentang Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara Terletak di Desa/Kelurahan .....,
Kecamatan, ….. Kabupaten/ Kota ..... Provinsi .....;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6632);
3. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor …. Tahun ….. tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ….
Nomor ….);
5. dst;
Memperhatikan : Usulan Tim Nasional, tanggal …. Nomor …. perihal …..;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PENETAPAN
PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN TANAH CADANGAN
UMUM NEGARA TERLETAK DI DESA/KELURAHAN …..,
KECAMATAN ….., KABUPATEN/KOTA ….. PROVINSI ….. .
KESATU : Alokasi umum peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara
(TCUN) yang berasal dari penetapan Tanah Telantar
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
.... tanggal ..... tentang ..... didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat dan negara melalui reforma agraria

37
seluas ..... m2/Ha, program strategis negara seluas.....
m2/Ha, bank tanah seluas ..... m2/Ha, dan cadangan negara
lainnya seluas ..... m2/Ha.
KEDUA : 1. Memerintahkan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi ..... untuk melakukan
redistribusi tanah objek TCUN melalui reforma agraria.
2. Memerintahkan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi ..... untuk melakukan
pemberian hak atas TCUN melalui program strategis
negara dan cadangan negara lainnya kepada penerima
TCUN yang ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan/kesalahan dalam penetapannya, Keputusan ini
akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...............
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

…………………………………………

4. Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN oleh Menteri


Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Berdasarkan Pasal 74 Ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar,
“Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan TCUN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri atas
pertimbangan teknis Tim Nasional”. Berdasarkan Pasal tersebut, maka sesuai
kewenangannya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
menetapkan Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang
dilampiri dilampiri dengan peta peruntukan Pendayagunaan TCUN
sebagaimana disebutkan pada Pasal 74 Ayat (5).

38
BAB IV

TATA CARA PELAKSANAAN KEPUTUSAN PENETAPAN PERUNTUKAN


PENDAYAGUNAAN TANAH CADANGAN UMUM NEGARA (TCUN)

Berdasarkan Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang


ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional, pelaksanaan pendayagunaan TCUN didayagunakan untuk kepentingan
masyarakat dan negara melalui:

1. Program Reforma Agraria;


a. Dimanfaatkan untuk pertanian dan non pertanian;
b. Secara administrasi dilaksanakan melalui program-program pertanahan;
c. Dilaksanakan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi, setelah menerima
keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional tentang Peruntukan TCUN.
2. Proyek Strategis Nasional, dimanfaatkan untuk kepentingan sektor yang
ditetapkan dalam rencana Proyek Strategis Nasional dari instansi terkait dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Proyek
Strategis Nasional.
3. Bank Tanah, dimanfaatkan melalui Bank Tanah dan selanjutnya pengaturannya
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021
tentang Badan Bank Tanah.
4. Peruntukan Cadangan Negara Lainnya
Dilaksanakan memenuhi kebutuhan tanah untuk kepentingan pemerintah,
pertahanan dan keamanan, akibat bencana alam, relokasi dan pemukiman
kembali masyarakat yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum.
Sebelum didayagunakan untuk kepentingan Nasional, kewenangan
pengelolaannya oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
A. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Reforma Agraria

1. Apabila dalam penetapan peruntukan TCUN terdapat alokasi untuk Reforma


Agraria, maka dalam Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional memuat Diktum yang memerintahkan Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi untuk melaksanakan
peruntukan TCUN tersebut.

39
2. Setelah menerima Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi membuat rencana detail yang berisi :

a. Penetapan pemanfaatan TCUN untuk pertanian dan non pertanian yang


secara administrasi dilaksanakan melalui program pertanahan.
b. Penetapan sistem distribusi TCUN;
c. Penetapan calon penerima TCUN;
d. Penetapan luas TCUN yang diterima masing-masing calon penerima
TCUN;
e. Penetapan fasilitas sosial dan fasilitas umum;
f. Pembuatan peta rincikan TCUN bagi calon penerima TCUN, fasilitas sosial
dan fasilitas umum.

3. Seleksi calon penerima TCUN dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dengan melibatkan unsur Pemerintah Daerah setempat.

4. Selanjutnya terkait dengan hal-hal seperti :

Pengukuran rincikan bidang-bidanga tanah untuk calon penerima TCUN,


fasilitas sosial dan fasilitas umum, pemberian hak milik atas tanah kepada
penerima TCUN, dan dalam kolom catatan sertipikat dan buku tanah
dicantumkan catatan : “Pemegang hak dilarang mengadakan perjanjian
dalam bentuk apapun yang bersifat mengalihkan hak atas tanah baik
sebagian atau seluruhnya dalam tenggang waktu sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun”, sudah menjadi kewenangan atau tupoksi Direktorat
Jenderal terkait dengan program Reforma Agraria.

B. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Proyek Strategis Nasional.

1. Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah


pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat
strategis
untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional


menetapkan bidang TCUN didayagunakan untuk Proyek Strategis Nasional
berdasarkan adanya rencana Proyek Strategis Nasional pada lokasi objek

40
TCUN yang telah diperoleh dalam pertimbangan teknis Tim Nasional
Pendayagunaan Tanah Telantar.

3. Proyek Strategis Nasional dilaksanakan oleh :

a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah; dan/atau
c. Badan usaha.

4. Penetapan pelaksana Proyek Strategis Nasional diperoleh berdasarkan


rekomendasi dari kementerian/lembaga terkait dengan Proyek Strategis
Nasional.

5. Terhadap pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang telah ditetapkan


terdapat pelaksana untuk badan usaha baik sebagian atau seluruhnya dari
Proyek Strategis Nasional, dilakukan seleksi pelaksana Proyek Strategis
Nasional dengan syarat dan ketentuan, masing-masing sebagai berikut :

a. Persyaratan :

1) Badan hukum yang memenuhi syarat, yakni badan hukum yang


bergerak di bidang yang sesuai dengan sektor yang ditentukan, yang
dinyatakan dalam akta pendiriannya;
2) Badan hukum mengajukan permohonan disertai dengan proposal,
ditujukan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Timnas;
3) Badan hukum calon penerima TCUN bukan bekas pemegang hak;
4) Badan hukum calon penerima TCUN tidak memiliki hubungan hukum
sebagai bekas pemegang hak tanah terlantar;

b. Tahapan seleksi :

1) Dalam rangka memenuhi asas publisitas, Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional memerintahkan Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi untuk mengumumkan penetapan bidang
TCUN untuk Proyek Strategis Nasional dengan sektor tertentu melalui
media massa Nasional dan/atau lokal serta website Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN (www.atrbpn.go.id) dalam tenggang waktu
30 hari. Pelaksanaan pengumuman dibiayai dana DIPA.
2) Timnas mengundang badan hukum calon penerima TCUN melalui
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi untuk mempresentasikan
proposal yang diajukan;

41
Telantar dan Kanwil BPN Provinsi bersama Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota setempat untuk melakukan Rapat Pembahasan atau
Ekspose Pendayagunaan Tanah Telantar sebagai informasi awal bagi
Tim Nasional dalam penyiapan Pertimbangan Teknis Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

Rapat/Ekspose Pendayagunaan Tanah Telantar juga dilakukan


dalam rangka menentukan peruntukan penguasaan, pemilikan,
penggunaan dan pemanfaatan TCUN dan memberikan gambaran
terhadap penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan TCUN
kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional. Adapun pada Rapat/Ekspose Pendayagunaan Tanah
Telantar tersebut, pelaksanaanya sebagai berikut :

a) Penyampaian Materi Usulan Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN oleh Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
menyajikan/menyampaikan Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN beserta data tekstual dan data spasial yang
dibutuhkan dalam bentuk paparan di hadapan Tim Nasional
Pendayagunaan Tanah Telantar. Data tekstual dan data spasial
yang disampaikan rapat/ekspose tersebut meliputi data yang
disampaikan dalam Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN, yaitu :

1) Data Spasial, terdiri dari :


- Peta Petunjuk Lokasi;
- Peta Lokasi TCUN;
- Peta Penggunaan Tanah;
- Peta Kemampuan Tanah;
- Peta Penggarapan Tanah;
- Peta Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
- Peta lain yang dianggap diperlukan.
2) Data Tekstual, terdiri dari :
- Data calon penerima TCUN;
- Data yuridis.
3) Data pendukung lainnya, antara lain :
- Data sosial ekonomi;

33
- Hasil koordinasi dengan instansi dan/atau pemerintah
daerah;
- Data lain yang diperlukan.
b) Pembuatan Berita Acara Hasil Rapat/Ekspose Pendayagunaan
TCUN
Hasil dari rapat/ekspose pendayagunaan TCUN dituangkan
dalam berita acara pelaksanaan rapat/ekspose, berisi sebagai
berikut:

1) Data Objek TCUN, berisi :

- Riwayat Penetapan Tanah Telantar;


- Letak dan Luas Objek TCUN; dan
- Data lain yang dipandang diperlukan

2) Pokok-Pokok Materi Paparan Kepala Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi :

Pokok-pokok materi Paparan berisi hal-hal yang disampaikan


oleh Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi dalam paparan atau penyampaian Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

3) Pokok-Pokok Diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN :


Pokok-pokok diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN
berisi hasil diskusi, tanggapan, atau saran dari peserta Ekspose
maupun Tim Nasional Pendayagunaan TCUN.

4) Kesimpulan Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN, berisi


antara lain :

- Dapat atau tidaknya Usulan Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN menjadi bahan penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN.
- Dalah hal Usulan Penetapan Peruntukan TCUN dipandang
sudah mencukupi, kesimpulan memuat arahan Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk kepentingan
masyarakat dan negara melalui Reforma Agraria, Proyek
Strategis Nasional, Bank Tanah, dan/atau Cadangan Negara
Lainnya.

34
5) Rekomendasi Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN, berisi
antara lain :

- Rekomendasi dan tindak lanjut yang harus dilakukan dalam


hal materi Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
TCUN belum mencukupi dalam rangka penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional Pendayagunaan
TCUN;

- Rekomendasi dan arahan alokasi peruntukan TCUN dalam


hal Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN
dipandang sudah mencukupi dalam rangka penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional Pendayagunaan
TCUN.

2. Penyusunan Pertimbangan Teknis Alokasi Peruntukan TCUN oleh Tim


Nasional Pendayagunaan Tanah Telantar

Berdasarkan hasil Rapat/Ekspose Pendayagunaan TCUN yang telah


dilakukan, dalam hal arahan alokasi peruntukan TCUN dan Usulan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN dari Kanwil BPN Provinsi
dipandang sudah mencukupi, maka dilakukan penyusunan Pertimbangan
Teknis Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN oleh Tim Nasional
Pendayagunaan TCUN. Dalam rangka membantu tugas Tim Nasional
tersebut, Sekretariat Tim Nasional dalam rangka penyiapan bahan bagi
pertimbangan teknis Tim Nasional kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, membantu menyiapkan data
tekstual dan spasial untuk Tim Nasional Pendayagunaan TCUN untuk
memudahkan penyusunan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN tersebut.

3. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan TCUN

Berdasarkan hasil dalam Berita Acara Pelaksanaan Rapat/Ekspose


Pendayagunaan TCUN dan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN dari Tim Nasional Pendayagunaan TCUN, selanjutnya
dibuat Risalah Pengolahan Data (RPD) dan Draft Keputusan Penetapan
Peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara oleh Direktorat Jenderal

35
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, dalam hal ini dilaksanakan
pada unit kerja Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan
Penggunaan Tanah. Adapun alokasi penetapan peruntukan TCUN sesuai
dengan arahan penetapan peruntukan pendayagunaan TCUN dalam
Pertimbangan Teknis dimaksud, yaitu untuk kepentingan negara dan
masyarakat melalui Reforma Agraria, dan/atau Proyek Strategis Nasional,
dan/atau Bank Tanah, dan/atau Cadangan Negara Lainnya, yang
disampaikan dan dilaporkan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional. Risalah Pengolahan Data (RPD) dan Draft
Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN dilengkapi dengan
Peta Peruntukan Pendayagunaan TCUN.

Sebagai upaya preventif dalam memastikan objek pendayagunaan


tanah telantar dapat dilaksanakan secara baik, penyiapan Risalah
Pengolahan Data dan Draft Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN
dibuat dengan catatan menunggu kepastian sebagai berikut :

a. Sudah berakhir masa sanggah (masa untuk mengajukan gugatan peradilan


TUN) terhadap Keputusan Penetapan Tanah Telantar, yaitu 90 (sembilan
puluh hari) kalender sejak ditetapkan Keputusan Penetapan Tanah Telantar;
b. Dalam hal terdapat tuntutan/gugatan/perkara di peradilan terhadap objek
penetapan tanah telantar, sudah diperoleh keputusan hakim yang
berkekuatan hukum tetap (inkraacht van gewijsde) yang dimenangkan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Berikut ini adalah Format Draft Keputusan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN sebagaimana tercantum dalam Lampiran III. C. Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan
Tanah Telantar :

Format 4. Draft Keputusan Menteri Tentang Penetapan Peruntukan


Pendayagunaan Tanah Cadangan Umum Negara

KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/


KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL
NOMOR ...........

TENTANG
PENETAPAN PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN
TANAH CADANGAN UMUM NEGARA
TERLETAK DI DESA/KELURAHAN ....., KECAMATAN .....,
KABUPATEN/KOTA ....., PROVINSI ......

36
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

Menimbang : a. ....;
b. ....;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan
Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor ….. Tahun …..
tentang Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara Terletak di Desa/Kelurahan .....,
Kecamatan, ….. Kabupaten/ Kota ..... Provinsi .....;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 30,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6632);
3. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 84);
4. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor …. Tahun ….. tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar (Berita Negara Republik Indonesia Tahun ….
Nomor ….);
5. dst;
Memperhatikan : Usulan Tim Nasional, tanggal …. Nomor …. perihal …..;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA
BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG PENETAPAN
PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN TANAH CADANGAN
UMUM NEGARA TERLETAK DI DESA/KELURAHAN …..,
KECAMATAN ….., KABUPATEN/KOTA ….. PROVINSI ….. .
KESATU : Alokasi umum peruntukan Tanah Cadangan Umum Negara
(TCUN) yang berasal dari penetapan Tanah Telantar
sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
.... tanggal ..... tentang ..... didayagunakan untuk
kepentingan masyarakat dan negara melalui reforma agraria

37
seluas ..... m2/Ha, program strategis negara seluas.....
m2/Ha, bank tanah seluas ..... m2/Ha, dan cadangan negara
lainnya seluas ..... m2/Ha.
KEDUA : 1. Memerintahkan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi ..... untuk melakukan
redistribusi tanah objek TCUN melalui reforma agraria.
2. Memerintahkan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi ..... untuk melakukan
pemberian hak atas TCUN melalui program strategis
negara dan cadangan negara lainnya kepada penerima
TCUN yang ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan/kesalahan dalam penetapannya, Keputusan ini
akan ditinjau kembali sebagaimana mestinya.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...............
MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

…………………………………………

4. Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN oleh Menteri


Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional

Berdasarkan Pasal 74 Ayat (2) Peraturan Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar,
“Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan TCUN
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri atas
pertimbangan teknis Tim Nasional”. Berdasarkan Pasal tersebut, maka sesuai
kewenangannya Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
menetapkan Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang
dilampiri dilampiri dengan peta peruntukan Pendayagunaan TCUN
sebagaimana disebutkan pada Pasal 74 Ayat (5).

38
BAB IV

TATA CARA PELAKSANAAN KEPUTUSAN PENETAPAN PERUNTUKAN


PENDAYAGUNAAN TANAH CADANGAN UMUM NEGARA (TCUN)

Berdasarkan Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN yang


ditetapkan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional, pelaksanaan pendayagunaan TCUN didayagunakan untuk kepentingan
masyarakat dan negara melalui:

1. Program Reforma Agraria;


a. Dimanfaatkan untuk pertanian dan non pertanian;
b. Secara administrasi dilaksanakan melalui program-program pertanahan;
c. Dilaksanakan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi, setelah menerima
keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional tentang Peruntukan TCUN.
2. Proyek Strategis Nasional, dimanfaatkan untuk kepentingan sektor yang
ditetapkan dalam rencana Proyek Strategis Nasional dari instansi terkait dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Proyek
Strategis Nasional.
3. Bank Tanah, dimanfaatkan melalui Bank Tanah dan selanjutnya pengaturannya
dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021
tentang Badan Bank Tanah.
4. Peruntukan Cadangan Negara Lainnya
Dilaksanakan memenuhi kebutuhan tanah untuk kepentingan pemerintah,
pertahanan dan keamanan, akibat bencana alam, relokasi dan pemukiman
kembali masyarakat yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum.
Sebelum didayagunakan untuk kepentingan Nasional, kewenangan
pengelolaannya oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan
Nasional.
A. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Reforma Agraria

1. Apabila dalam penetapan peruntukan TCUN terdapat alokasi untuk Reforma


Agraria, maka dalam Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional memuat Diktum yang memerintahkan Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi untuk melaksanakan
peruntukan TCUN tersebut.

39
2. Setelah menerima Keputusan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional tentang Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi membuat rencana detail yang berisi :

a. Penetapan pemanfaatan TCUN untuk pertanian dan non pertanian yang


secara administrasi dilaksanakan melalui program pertanahan.
b. Penetapan sistem distribusi TCUN;
c. Penetapan calon penerima TCUN;
d. Penetapan luas TCUN yang diterima masing-masing calon penerima
TCUN;
e. Penetapan fasilitas sosial dan fasilitas umum;
f. Pembuatan peta rincikan TCUN bagi calon penerima TCUN, fasilitas sosial
dan fasilitas umum.

3. Seleksi calon penerima TCUN dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan


Pertanahan Nasional Provinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dengan melibatkan unsur Pemerintah Daerah setempat.

4. Selanjutnya terkait dengan hal-hal seperti :

Pengukuran rincikan bidang-bidanga tanah untuk calon penerima TCUN,


fasilitas sosial dan fasilitas umum, pemberian hak milik atas tanah kepada
penerima TCUN, dan dalam kolom catatan sertipikat dan buku tanah
dicantumkan catatan : “Pemegang hak dilarang mengadakan perjanjian
dalam bentuk apapun yang bersifat mengalihkan hak atas tanah baik
sebagian atau seluruhnya dalam tenggang waktu sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun”, sudah menjadi kewenangan atau tupoksi Direktorat
Jenderal terkait dengan program Reforma Agraria.

B. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Proyek Strategis Nasional.

1. Proyek Strategis Nasional adalah proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah


pusat, pemerintah daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat
strategis
untuk peningkatan pertumbuhan dan pemerataan pembangunan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah.

2. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional


menetapkan bidang TCUN didayagunakan untuk Proyek Strategis Nasional
berdasarkan adanya rencana Proyek Strategis Nasional pada lokasi objek

40
TCUN yang telah diperoleh dalam pertimbangan teknis Tim Nasional
Pendayagunaan Tanah Telantar.

3. Proyek Strategis Nasional dilaksanakan oleh :

a. Pemerintah pusat;
b. Pemerintah daerah; dan/atau
c. Badan usaha.

4. Penetapan pelaksana Proyek Strategis Nasional diperoleh berdasarkan


rekomendasi dari kementerian/lembaga terkait dengan Proyek Strategis
Nasional.

5. Terhadap pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang telah ditetapkan


terdapat pelaksana untuk badan usaha baik sebagian atau seluruhnya dari
Proyek Strategis Nasional, dilakukan seleksi pelaksana Proyek Strategis
Nasional dengan syarat dan ketentuan, masing-masing sebagai berikut :

a. Persyaratan :

1) Badan hukum yang memenuhi syarat, yakni badan hukum yang


bergerak di bidang yang sesuai dengan sektor yang ditentukan, yang
dinyatakan dalam akta pendiriannya;
2) Badan hukum mengajukan permohonan disertai dengan proposal,
ditujukan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional melalui Timnas;
3) Badan hukum calon penerima TCUN bukan bekas pemegang hak;
4) Badan hukum calon penerima TCUN tidak memiliki hubungan hukum
sebagai bekas pemegang hak tanah terlantar;

b. Tahapan seleksi :

1) Dalam rangka memenuhi asas publisitas, Menteri Agraria dan Tata


Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional memerintahkan Kepala
Kantor Wilayah BPN Provinsi untuk mengumumkan penetapan bidang
TCUN untuk Proyek Strategis Nasional dengan sektor tertentu melalui
media massa Nasional dan/atau lokal serta website Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/BPN (www.atrbpn.go.id) dalam tenggang waktu
30 hari. Pelaksanaan pengumuman dibiayai dana DIPA.
2) Timnas mengundang badan hukum calon penerima TCUN melalui
Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi untuk mempresentasikan
proposal yang diajukan;

41
3) Timnas melakukan penilaian terhadap proposal yang diajukan oleh
badan hukum;
4) Timnas membuat berita acara sebagai bahan pertimbangan teknis
yang disampaikan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional;
5) Berita acara penilaian disertai nilai dan usulan urutan prioritas
penerima TCUN;
6) Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
menetapkan badan hukum yang paling memenuhi syarat untuk
menerima TCUN dan melaksanakan kegiatan sektor proyek strategis
nasional yang telah ditentukan;
7) Biaya yang timbul akibat pelaksanaan seleksi calon penerima TCUN
dalam proyek strategis nasional dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara;
8) Prosedur Pemberian Hak Atas Tanah dengan mengikuti ketentuan
peraturan perundangan tentang pemberian hak atas tanah yang
berlaku;
9) Badan Hukum penerima TCUN membayar uang pemasukan kepada
negara sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;
10) dan persyaratan lain yang dianggap perlu.

C. Pelaksanaan peruntukan TCUN melalui Bank Tanah :

1. TCUN yang telah ditetapkan peruntukan pendayagunannya melalui Bank


Tanah, selanjutnya pelaksanaan peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk
Bank Tanah tersebut ditujukan untuk ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah.

2. Pengaturan pelaksanaan pendayagunaan TCUN oleh Bank Tanah dilakukan


sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2021 tentang Badan
Bank Tanah.

D. Pelaksanaan peruntukan TCUN melalui Cadangan Negara Lainnya

1. TCUN yang telah ditetapkan sebagai Cadangan Negara Lainnya dikuasai oleh
Negara;
2. Pelaksanaan peruntukan TCUN untuk Cadangan Negara Lainnya, dengan
mempertimbangkan ketersediaan tanah, kesesuaian tanah, dan kemampuan
tanah bagi kepentingan nasional;

42
Lampiran 3. Layout Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

54
peruntukan pendayagunaan TCUN dilaksanakan sesuai dengan diktum
Keputusan tentang Penetapan Peruntukkan TCUN, dengan ketentuan:
1. Terhadap penetapan peruntukan TCUN yang belum dilakukan pelaksanaan
pendayagunaan tanah telantar sampai kepada penerima manfaat, yaitu
dengan peruntukan Reforma Agraria dan Cadangan Negara Lainnya,
pelaksanaan peruntukan TCUN dilakukan mengikuti ketentuan pada huruf
A. Pelaksanaan Peruntukan TCUN melalui Reforma Agraria dan/atau huruf
D. Pelaksanaan peruntukan TCUN melalui Cadangan Negara Lainnya.

2. Terhadap alokasi peruntukan TCUN yang telah ditetapkan dalam Keputusan


Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN untuk Program Strategis
Negara, yang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tidak terdapat lagi alokasi
peruntukan TCUN untuk Program Strategis Negara, peruntukan tersebut
tidak perlu dirubah, hanya pelaksanaan pendayagunaan TCUN dari
Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan TCUN tersebut sampai ke
penerima manfaat mengikuti tahapan sebagaimana ketentuan pada huruf
B. Pelaksanaan Peruntukkan TCUN mengikuti tahapan Peruntukkan Proyek
Strategis Nasional.

F. Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN;

Kewajiban, Larangan, dan Sanksi Penerima TCUN dibuat dalam rangka


memastikan peruntukan TCUN dilaksanakan sesuai dengan alokasi yang
ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Peruntukan TCUN, sehingga
pendayagunaan TCUN berjalan tepat sasaran dan optimal.
1. Kewajiban Penerima TCUN dan Subjek yang Dikecualikan :
a. Kewajiban Penerima TCUN :
1) Menggunakan dan mengusahakan sendiri tanahnya secara aktif;
2) Menjaga dan memelihara TCUN;
3) Mematuhi seluruh ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri dan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
4) Menaati ketentuan dan syarat pemanfaatan TCUN; dan
5) Melaporkan pengusahaan, penggunaan, pemanfaatan, dan/atau
pemeliharaan tanah secara berkala setiap tahun.

44
b. Subjek yang Dikecualikan :

Ketentuan kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf a dikecualikan


bagi Bank Tanah.

2. Larangan bagi Penerima TCUN dan Subjek yang Dikecualikan :


a. Larangan bagi Penerima TCUN :
1) Menelantarkan tanah;
2) Mengalihkan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
TCUN;
3) Memerintahkan pihak lain untuk mengusahakan, mempergunakan,
memanfaatkan, dan/atau memelihara TCUN; dan/atau
4) Mengubah pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan TCUN.
b. Subjek yang Dikecualikan :
Ketentuan larangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dikecualikan bagi :
1) Bank Tanah;
2) Proyek Strategis Nasional yang dilaksanakan oleh
pemerintah pusat atau pemerintah daerah; dan
3) Cadangan Negara Lainnya.
3. Sanksi bagi Penerima TCUN :
Pelanggaran terhadap ketentuan Kewajiban dan Larangan mengakibatkan
Hak Atas Tanahnya batal demi hukum dan tanahnya kembali
dikuasai langsung oleh negara.
G. Basis Data TCUN;

Basis data TCUN yang terintegrasi dengan dengan Sistem Informasi Pertanahan
dibuat dalam rangka mempermudah penyiapan data tekstual dan data spasial
pendayagunaan TCUN maupun sebagai sarana pengendalian, pengawasan dan
pelaporan pelaksanaan pendayagunaan TCUN.

Pengelolaan Basis Data TCUN tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal


Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang dengan unit kerja pelaksana
Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah,
diselenggarakan terintegrasi dengan Sistem Informasi Tanah Telantar.

Basis Data TCUN tersebut dibuat dengan lingkup penggunaan sebagai berikut :
1. Jenis data tekstual dan data spasial meliputi :
a. Status Hak Atas Tanah/Hak Pengelolaan/DPAT sebelum ditetapkan
sebagai TCUN;

45
Lampiran 5. Layout Peta Rencana Tata Ruang Wilayah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

56
H. Pengawasan dan Pengendalian TCUN;

Pengawasan dan Pengendalian TCUN dilakukan sebelum penetapan


peruntukan TCUN maupun setelah penetapan peruntukan TCUN. Pengawasan
dan Pengendalian TCUN sebelum penetapan peruntukan TCUN dilakukan untuk
memastikan objek TCUN memenuhi prasyarat dalam rangka penetapan
peruntukan pendayagunaan TCUN.

Pengawasan dan Pengendalian TCUN setelah penetapan peruntukan


TCUN dilakukan untuk memastikan objek TCUN dapat dilaksananakan
pendayagunaan sebagaimana tersebut dalam Keputusan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan TCUN. Pengawasan dan Pengendalian TCUN setelah penetapan
peruntukan TCUN juga dilaksanakan terhadap Penerima Manfaat. Pengawasan
dan Pengendalian kepada Penerima Manfaat tersebut meliputi pengawasan dan
pengendalian terhadap kepatuhan Penerima Manfaat terhadap Kewajiban dan
Larangan yang tertuang dalam pemberian TCUN maupun kewajiban dan
larangan lain terhadap Pemegang Hak/Pemegang Hak Pengelolaan sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah juncto Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18
Tahun 2021 tentang, Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar juncto Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar.

I. Pelaporan Pendayagunaan TCUN.

Pelaporan Pendayagunaan TCUN dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah


Badan Pertanahan Nasional dalam rangka pelaporan calon objek penetapan
peruntukan TCUN maupun pelaporan pelaksanaan pendayagunaan TCUN yang
telah ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Peruntukan Alokasi TCUN.
Pelaporan tersebut dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan disampaikan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang.

Pelaporan calon objek penetapan peruntukan TCUN maupun pelaporan


pelaksanaan pendayagunaan TCUN selain hardcopy juga dikirimkan
softcopynya melalui email resmi tanahtelantar@atrbpn.go.id

47
1. Pelaporan Calon Objek Penetapan Peruntukan TCUN

Dalam rangka pelaporan calon objek penetapan peruntukan TCUN, pelaporan


disusun dengan sistematika sebagai berikut :

Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. DISKRIPSI OBYEK PENDATAAN
A. Umum
B. Penggunaan Tanah
C. Kemampuan Tanah
D. Pemanfaatan Tanah
E. Penguasaan/Pemilikan Tanah
BAB IV. ANALISIS
A. Ketersediaan TCUN
B. Kepastian obyek TCUN
C. Usulan Peruntukan TCUN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)
2. Pelaporan Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN
Pelaporan pelaksanaan pendayagunaan TCUN yang telah ditetapkan
dalam Keputusan Penetapan Peruntukan Alokasi TCUN, disusun dengan
sistematika sebagai berikut :
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas

48
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. PELAKSANAAN PENDAYAGUNAAN TCUN
A. Umum
B. Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN untuk Reforma Agraria
C. Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN untuk Proyek Strategis
Nasional
D. Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN untuk Bank Tanah
E. Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN untuk Cadangan Negara
Lainnya
BAB IV. ANALISIS
A. Perkembangan Pelaksanaan Pendayagunaan TCUN
B. Hambatan, Kendala dan Masalah dalam Pelaksanaan
Pendayagunaan TCUN
C. Upaya yang Dilaksanakan dalam Pelaksanaan Pendayagunaan
TCUN
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)
Lampiran Laporan Pelaksanaan Pendayagunaan Tanah Cadangan
Umum Negara sebagaimana Lampiran III. C. Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar,
sebagai berikut :

Format TABULASI LAPORAN PENDAYAGUNAAN TANAH CADANGAN UMUM NEGARA


BULAN/TRIWULAN/TAHUN …………..
PROVINSI ………….
Letak Lokasi : Luas Peruntukan
Proyek Cadangan
No. Kabupaten/Kota a. Desa/Kel Luas Tanah Reforma Bank
Strategis Negara Keterangan
b. Kec. Agraria Tanah
Nasional Lainnya

................., ..................

KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI
......

( ..................................... )
NIP. ...............................

49
BAB VI

PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Pendayagunaan Tanah Terlantar ini disusun, agar


dapat dijadikan pedoman bagi petugas dalam rangka pelaksanaan Pendayagunaan
Tanah Cadangan Umum Negara (TCUN), baik pelaksana di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota maupun
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

50
Lampiran 1. Layout Peta Petunjuk Lokasi Objek TCUN

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

52
Lampiran 2. Layout Peta/Skets Bidang Penguasaan/Penggarapan Tanah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

53
Lampiran 3. Layout Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

54
Lampiran 4. Layout Peta Kemampuan Tanah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

55
Lampiran 5. Layout Peta Rencana Tata Ruang Wilayah

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

56
Lampiran 6. Layout Peta Rencana Peruntukan Pendayagunaan TCUN

* Muka peta ditampilkan juga grid garis dan nilai koordinat pada sisi atas dan sisi kanan

57

Anda mungkin juga menyukai