Anda di halaman 1dari 67

PETUNJUK TEKNIS

PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT


DALAM SKEMA AKSES MENGIKUTI ASET
(PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PASCA LEGALISASI ASET)
ATAU
DALAM SKEMA ASET MENGIKUTI AKSES
DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI
DAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2019
NOMOR: PH.02/499-400/IV/2019

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT


DIREKTORAT JENDERAL HUBUNGAN HUKUM KEAGRARIAAN
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL
2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv
I. LATAR BELAKANG ...................................................................... 1
II. MAKSUD DAN TUJUAN ............................................................... 7
III. DASAR HUKUM ............................................................................ 8
IV. PENERIMA MANFAAT .................................................................. 9
V. PELAKSANA KEGIATAN PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH
MASYARAKAT .............................................................................. 9
VI. MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN/TATA CARA KERJA
SESUAI PETUNJUK OPERASIONAL KEGIATAN (POK) .................. 10
A. KEGIATAN DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ..... 10
1. PEMBENTUKAN ORGANISASI ............................................ 10
2. PENETAPAN LOKASI KEGIATAN PEMBERDAYAAN HAK
ATAS TANAH MASYARAKAT ................................................ 11
3. PEMETAAN SOSIAL............................................................. 12
4. PENYULUHAN DALAM RANGKA PENGEMBANGAN
KEGIATAN .......................................................................... 14
5. PENYUSUNAN MODEL PEMBERDAYAAN ............................ 14
6. PENDAMPINGAN PEMBERDAYAAN .................................... 15
7. EVALUASI DAN PELAPORAN ............................................... 16
B. KEGIATAN DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI .............................................................. 16
1. BIMBINGAN TEKNIS SDM PELAKSANA PEMBERDAYAAN
HAK ATAS TANAH MASYARAKAT ........................................ 16
2. INVENTARISASI POTENSI DAN PENDAMPINGAN ................ 18
3. FASILITASI DAN KERJASAMA ............................................. 18
4. PENGEMBANGAN DAN DISEMINASI MODEL
PEMBERDAYAAN ................................................................ 21
5. MONITORING DAN EVALUASI ............................................ 24
VII. PEMBIAYAAN .............................................................................. 26
A. KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ............................ 26
B. KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ................................................................................ 27
VIII. PERTANGGUNGJAWABAN KINERJA DAN ANGGARAN ................. 28
IX. PENUTUP .................................................................................... 29

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) ............. 3


Gambar 2 Skema Koordinasi Lokasi Reforma Agraria ................... 4
Gambar 3 Contoh hasil produk KUB mitra binaan Dinas Pertanian
dengan Kementerian ATR/BPN diKabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat .................................................... 6
Gambar 4 Diagram Model Pemberdayaan ..................................... 22
Gambar 5 Bagan Model Pemberdayaan ......................................... 23
Gambar 6 Bagan contoh akses untuk mendukung model-model
PHATM yang dilaksanakan di kabupaten/kota ............. 24

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Format SK Pokja Pemberdayaan Hak Atas


TanahMasyarakat Kabupaten/Kota .............................. 30
Lampiran II Format SK Penetapan Lokasi PemberdayaanHak Atas
Tanah Masyarakat ....................................................... 38
Lampiran III Tata Cara Penentuan Koordinat Titik Tengah Bidang
Tanah Lokasi Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat .................................................................. 42
Lampiran IV Hasil Pemetaan Sosial .................................................. 44
Lampiran V Hasil Rapat Penyusunan Model Pemberdayaan di
Kabupaten/Kota .......................................................... 45
Lampiran VI Hasil Pendampingan Pemberdayaan ............................. 46
LampiranVII Sistematika Laporan Kegiatan Pemberdayaan
Masyarakat di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ....... 47
Lampiran VIII Hasil Kegiatan Inventarisasi Potensi Dan Pendampingan
di Provinsi ...................................................................... 48
Lampiran IX Format SK Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi ....................................................... 49
Lampiran X Hasil Kegiatan Fasilitasi dan Kerja Sama di Provinsi ...... 57
Lampiran XI Hasil Rapat Pengembangan Dan Diseminasi Model Di
Provinsi ......................................................................... 58
Lampiran XII Rekapitulasi Data Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat (Skema Akses Mengikuti Aset) .......... 59
Lampiran XIII Rekapitulasi Data Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat (Skema Aset Mengikuti Akses) ......... 60
Lampiran XIV Kerangka Penulisan Laporan Hasil Monitoring Dan
Evaluasi ........................................................................ 61

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 iv
PETUNJUK TEKNIS
PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
DALAM SKEMA AKSES MENGIKUTI ASET
(PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PASCA LEGALISASI ASET)
ATAU
DALAM SKEMA ASET MENGIKUTI AKSES
DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI
DAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2019

I. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dijelaskan bahwa “bumi, dan
air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Pasal
tersebut mengamanatkan bahwa segala sesuatu mengenai bumi, tanah, air,
sumber daya alam, dan kekayaan alam lainnya yang berada dalam wilayah
teritorial Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikuasai, diatur, dan
dikelola oleh Negara, Pemerintah, dan segenap lembaga pengelolanya untuk
dipergunakan sebagai alat untuk memakmurkan dan menyejahterakan
rakyat Indonesia.
Selanjutnya Pasal 2, Pasal 12, dan Pasal 13 Undang-Undang Nomor
5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)
menjelaskan bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam
yang terkandung didalamnya, pada tingkatan tertinggi dikuasai oleh negara
yang digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat dan
segala usaha bersama dalam lapangan agraria dilaksanakan untuk
meningkatkan produktivitas yang didasarkan atas kepentingan bersama
dalam rangka kepentingan nasional serta mencegah adanya usaha monopoli
oleh organisasi, usaha-usaha perseorangan, swasta, maupun usaha-usaha
pemerintah yang merugikan masyarakat.
Tap MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Peraturan Presiden Republik Indonesia

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 1
Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria mengamanatkan untuk
melaksanakan asset reform (penataan aset) dan access reform (penataan
akses).
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional bertugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan
Nasional (BPN) hadir dan berkomitmen mewujudkan tanah untuk keadilan
ruang hidup bagi rakyat serta menjamin kepastian hukum hak atas tanah
serta menjadikan tanah sebagai sumber kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Hal ini merupakan implementasi dari Nawacita atau Sembilan
Agenda Prioritas Presiden Republik Indonesia Periode 2014-2019.
Pelaksanaan Program Nawacita angka 5 yaitu “Meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan
pelatihan dengan program "Indonesia Pintar" serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan
"Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program
kepemilikan tanah seluas 9 juta hektar, program rumah Kampung Deret
atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat
di tahun 2019.” Adapun arah kebijakan dan strateginya dengan
melaksanakan Reforma Agraria melalui redistribusi tanah dan bantuan
pemberdayaan masyarakat.
Reforma Agraria merupakan salah satu cita-cita Pemerintah
sebagaimana terdapat dalam Nawacita dan telah menjadi program prioritas
nasional sesuai dengan amanat RPJMN 2014-2019. Untuk mendukung
terlaksananya Program Nawacita tersebut, Pemerintah telah menetapkan
Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sebanyak 9 (sembilan) juta hektar.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 2
TANAH OBJEK REFORMA AGRARIA (9 JUTA HEKTAR)
“T O R A”

01 Tanah yang Tersedia 02 Redistribusi Tanah


4,5 Juta Hektar 4,5 Juta Hektar

Tanah Pelepasan Kawasan Tanah Ex HGU &


Tanah Hutan Tanah Terlantar
Transmigrasi Masyarakat
3,9 Juta Hektar*) 4,1 Juta Hektar**) 0.4 Juta Hektar**)
0,6 juta Hektar

PTSL
LEGALISASI ASET

B A Keterangan:
A: Skema Akses Mengikuti Aset
B: Skema Aset Mengikuti Akses Melalui PTSL

PENATAAN AKSES *) Sebelum legalisasi aset, jika diperlukan


dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah.
**) Sebelum di redistribusi, jika diperlukan
dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah.

Gambar 1 Diagram Tanah Objek Reforma Agraria (TORA)

Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sebanyak 9 (sembilan) juta


hektar (Legalisasi Aset dan Penataan Akses) terdiri dari:
a. 4,5 juta hektar merupakan tanah yang sudah ada/tersedia, terdiri dari
0,6 juta hektar tanah transmigrasi dan 3,9 juta hektar tanah
masyarakat. Sebelum legalisasi aset, jika diperlukan dilakukan kegiatan
Konsolidasi Tanah;
b. 4,5 juta hektar tanah redistribusi yang terdiri dari 0,4 juta hektar tanah
ex HGU, tanah terlantar, dan tanah negara lainnya dan 4,1 juta hektar
tanah pelepasan kawasan hutan. Sebelum di redistribusi, jika
diperlukan dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 3
Tanah-tanah yang telah dilegalisasi aset dapat diberikan kesempatan untuk
memperoleh akses ke sumber-sumber ekonomi (modal, usaha, produksi,
dan pasar).
Dalam pelaksanaan Reforma Agraria terdapat 2 (dua) skema yang
dapat digunakan untuk menentukan lokasi pelaksanaan Reforma Agraria,
yaitu :

a. Skema pertama (akses mengikuti aset) adalah kegiatan penataan


akses dari Para Pemangku Kepentingan terkait yang dilaksanakan
di lokasi Legalisasi Aset yang dilakukan oleh BPN.

b. Skema kedua (aset mengikuti akses) adalah kegiatan legalisasi aset


yang akan dilaksanakan oleh BPN, di desa kegiatan penataan akses
yang telah atau sedang dilakukan oleh Para Pemangku
Kepentingan terkait.

Kedua skema dimaksud bertujuan untuk mempermudah para


pemangku kepentingan untuk menyinkronkan dan mengoptimalkan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

SKEMA KOORDINASI LOKASI REFORMA AGRARIA

1 2
Mengarahkan pelaksanaan program BPN mengarahkan penetapan
penataan akses K/L-Pemda tahun desa program legalisasi aset tanah
berjalan untuk memberikan bantuan (PTSL) tahun berjalan pada lokasi
pada lokasi-lokasi program redistribusi pelaksanaan program penataan
dan legalisasi aset tanah yang telah akses K/L-Pemda, yang telah atau
dilakukan BPN pada tahun T-1 (yang sedang berjalan.
telah bersertipikat).
Skema A Skema B
Lokasi Akses (K/L-Pemda) mengikuti Lokasi Legalisasi asset (BPN)
lokasi aset (BPN) yang ada mengikuti lokasi akses (K/L-Pemda)

Gambar 2 Skema Koordinasi Lokasi Reforma Agraria

Legalisasi aset atau disebut juga kegiatan sertipikasi hak atas tanah
adalah kegiatan asset reform (penataan aset) untuk menjamin kepastian
hukum hak atas tanah yang telah dilaksanakan oleh jajaran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sertipikasi hak atas tanah, selain

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 4
untuk mewujudkan tertib hukum dan tertib administrasi pertanahan juga
untuk menjadikan bidang tanah dimaksud sebagai aset yang hidup serta
dapat menjadi modal dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya dengan memberikan akses ke sumber-sumber ekonomi
(modal, usaha, produksi, dan pasar) yang berprinsip pada partisipasi,
kemandirian, kewirausahaan, keadilan, kemakmuran, dan keberlanjutan.
Dengan demikian proses penataan aset dan penataan akses dilaksanakan
dengan memperhatikan potensi, kontribusi, dan kepentingan masyarakat
serta kondisi daerah.

Dalam upaya merealisasikan cita-cita dimaksud, Direktorat


Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat melalui jajarannya di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota, turut serta memberikan kontribusi dan
sumbangsih terbaik dalam melaksanakan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat atau mendorong dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota terhadap bidang tanah yang calon
pemegang haknya sudah melaksanakan model pemberdayaan/
memperoleh akses yang difasilitasi dan didampingi oleh pemangku
kepentingan terkait.
Untuk itu, terdapat beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan,
antara lain:
1. Pembentukan Organisasi/Penguatan Kelembagaan
Pembentukan kelompok usaha bersama di masyarakat terhadap
kegiatan usaha yang akan mendapatkan bantuan permodalan,
pembinaan, pendampingan, fasilitasi, dan bimbingan teknis/pelatihan
oleh pemangku kepentingan terkait.
2. Infrastruktur
Ketersediaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan
penataan akses (access reform) bagi masyarakat, antara lain: jaringan
jalan, komunikasi, irigasi, dan lain-lain yang menjadi tanggung jawab
Pemerintah Daerah melalui pemangku kepentingan terkait.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 5
3. Pembinaan, pelatihan, fasilitasi, dan pendampingan
Pemberian pembinaan, pelatihan, fasilitasi, dan pendampingan yang
dibutuhkan masyarakat.
4. Permodalan
Akses permodalan dibutuhkan untuk meningkatkan dan
mengembangkan usaha, antara lain melalui penjaminan sertipikat hak
atas tanah untuk memperoleh kredit perbankan.
5. Interkoneksi dengan dunia usaha/Kemitraan
Fasilitasi penyaluran bahan baku bagi industri-industri hilir
didasarkan kepada kesepakatan para pihak, sebagai contoh: susu ke
perusahaan pengolahan susu, rempah-rempah ke perusahaan jamu,
rumput laut sebagai bahan baku utama pembuatan tepung agar-agar,
dan lain-lain.
6. Pemasaran/Tata niaga
Bantuan pemasaran hasil produksi dilakukan oleh pemangku
kepentingan terkait.

Sebagai contoh di Kabupaten Garut, hasil Produk Kelompok Usaha


Bersama, baik produk-produk UMKM, pertanian, maupun perikanan dapat
dipasarkan di Garut Fresh Market.

Gambar 3 Contoh hasil produk Kelompok Usaha Bersama - mitra binaan Dinas
Pertanian dengan Kementerian ATR/BPN di Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 6
Kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat dilaksanakan
sesuai dengan DIPA masing-masing Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Dalam pelaksanaan tersebut, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pembentukan Organisasi;
2. Penetapan Lokasi;
3. Pemetaan Sosial;
4. Penyuluhan Dalam Rangka Pengembangan Program;
5. Penyusunan Model Pemberdayaan;
6. Pendampingan dan Fasilitasi; dan
7. Evaluasi dan Pelaporan.

II. Maksud dan Tujuan

a. Maksud
1. Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat.
2. Mendorong dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota terhadap bidang tanah yang sudah mempunyai
akses dan model pemberdayaan.
b. Tujuan
1. Terlaksananya pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang
terstruktur, komprehensif, dan terintegrasi sehingga bidang tanah
hasil kegiatan legalisasi aset dapat dimanfaatkan secara maksimal
dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
2. Terlaksananya prioritas legalisasi aset terhadap bidang tanah yang
calon pemegang haknya sudah melaksanakan model pemberdayaan/
memperoleh akses yang difasilitasi dan didampingi oleh pemangku
kepentingan terkait.
3. Meningkatkan koordinasi di jajaran Kementerian ATR/BPN dengan
pemangku kepentingan terkait di tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota demi kelancaran dan keberhasilan kegiatan
pemberdayaaan hak atas tanah masyarakat.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 7
III. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-


pokok Agraria;
2. Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumberdaya Alam;
3. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015, Tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
4. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan
Nasional;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018 Tentang
Reforma Agraria;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
Tahun 2015-2019;
8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
32/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2019;
9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
69/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran
2019;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan
Kantor Pertanahan;
11. Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian
Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor:

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 8
37/SKB/XII/2017; Nomor: 593/9395/SJ; Nomor:
14/KB/M.KUKM/XI/2017; Nomor: 07/Mou/HK. 220/M/12/2017;
Nomor: 16/MEN-KP/KB/XII/2017 Tanggal 27 November 2017 Tentang
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat bagi Pelaku Usaha Mikro
dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudi Daya Ikan;
12. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional Dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Direktur Jenderal Prasarana
dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Direktur
Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian Kelautan dan Perikanan
Tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya
Ikan Nomor 29/SKB-400/IV/2018, 500/1738/ Bangda/2018,
01/PKS/Dep.2/IV/2018, 03/MoU/OT.160/B/04/ 2018,
01/PKS/DJPT-KKP/IV/2018, 01/DJPB-KKP/PKS/IV /2018.

IV. Penerima Manfaat


Penerima manfaat dalam kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat adalah masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah maupun
masyarakat yang telah menerima bantuan dari Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) yang terkait, Pihak Perbankan, dan Lembaga Keuangan
lainnya/pemangku kepentingan yang terkait.

V. Pelaksana Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat


Pelaksana kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat adalah
pegawai di lingkungan Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota bersama Jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
terkait, Pihak Perbankan, Instansi Jasa Keuangan lainnya, dan pemangku
kepentingan yang terkait, serta konsultan perorangan/pegiat pemberdayaan
yang ditunjuk.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 9
VI. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan/Tata Cara Kerja sesuai Petunjuk
Operasional Kegiatan (POK).

A. Kegiatan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

1. Pembentukan Organisasi

Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota membentuk Pokja


(Kelompok Kerja) Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat tingkat
Kabupaten/Kota yang tujuannya melakukan percepatan koordinasi,
kerjasama dan sinergi antara Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dengan OPD, Instansi Jasa Keuangan, serta pemangku kepentingan
yang terkait, sehingga tercapai percepatan pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.
Kelompok Kerja (Pokja) Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat, beranggotakan unsur dari Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota dan pemangku kepentingan terkait. Adapun
susunan Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
a. Ketua : Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
b. Wakil Ketua : Pejabat dari OPD yang ditunjuk Sekretaris
Daerah
c. Sekretaris : Kepala Seksi Hubungan Hukum Pertanahan
d. Anggota :
1) Kepala Sub Seksi Penetapan Hak Tanah dan Pemberdayaan
Hak Tanah Masyarakat;
2) Staf Pelaksana Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebanyak
3 orang;
3) Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Pemangku
Kepentingan terkait (jumlahnya disesuaikan dengan anggaran
yang terdapat di dalam DIPA Kantor Pertanahan
kabupaten/kota masing-masing) antara lain : Dinas yang
membidangi Koperasi dan UKM, Dinas yang membidangi
Prasarana dan Sarana Pertanian, Pertanian Tanaman Pangan
dan Hortikultura, Dinas yang membidangi Perkebunan, Dinas

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 10
yang membidangi Peternakan, Dinas yang membidangi
Kelautan dan Perikanan, Dinas yang membidangi
Perindustrian dan Perdagangan, dan Kepala Kantor
Perwakilan Perbankan dan Lembaga Keuangan Non Bank
(disesuaikan dengan kebutuhan dan keterkaitan dengan OPD
dalam pemberdayaan kelompok usaha masyarakat).
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Pokja Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat berhak mendapatkan honorarium sesuai
yang tercantum dalam POK.
Pembentukan Pokja dilakukan melalui rapat koordinasi
dengan pembiayaan konsumsi serta transport OPD dan pemangku
kepentingan terkait ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
pulang pergi (pp) disesuaikan dengan DIPA Kantor Pertanahan
yang bersangkutan.
Output pembentukan Pokja adalah terbitnya SK Pokja
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat (dalam 1 (satu) tahun
anggaran) yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota sebagaimana contoh pada lampiran I.
SK Pokja dimaksud dilaporkan kepada Kepala Kanwil BPN
Provinsi dengan tembusan kepada Direktorat Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat.

2. Penetapan Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat;
Penetapan lokasi dilakukan untuk menentukan desa/kelurahan,
tempat dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat. Pemilihan lokasi desa/kelurahan ditentukan oleh Pokja
sesuai dengan kriteria tertentu antara lain:

a. Jumlah sertipikat bidang tanah yang telah diterbitkan.


b. Data dari pemangku kepentingan terkait mengenai model
pemberdayaan yang sedang dikembangkan di salah satu
desa/kelurahan.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 11
Misalnya kelompok pembudi daya ikan, pertanian padi organik,
dll.
c. Lokasinya terjangkau, sesuai dengan kondisi infrastruktur, sarana
dan prasarana yang ada.
d. Masyarakat di lokasi desa/kelurahan yang ditetapkan menjadi
mitra binaan bersama.

Penetapan lokasi ditentukan berdasarkan hasil rapat Pokja yang


dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota, dengan
pembiayaan konsumsi dan transport untuk anggota Pokja dan
pemangku kepentingan terkait ke Kantor Pertanahan Kabupaten/
Kota pulang pergi (pp), sesuai dengan DIPA Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota masing-masing. Notulensi Hasil Rapat Pokja
dijadikan sebagai dasar SK Penetapan Lokasi.

SK Penetapan Lokasi ini dilaporkan kepada Kepala Kanwil


BPN Provinsi dan tembusan kepada Direktorat Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat dalam 1 (satu) tahun anggaran.

Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah SK penetapan


lokasi yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota sebagaimana Lampiran II.

3. Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial adalah pengumpulan informasi sosial pada
desa/kelurahan yang telah ditetapkan sebagai lokasi kegiatan
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat. Pemetaan sosial
menghasilkan data inventarisasi dan identifikasi warga masyarakat
yang telah menjadi pelaku usaha atau mempunyai potensi menjadi
pelaku usaha baru untuk digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan dalam menentukan model pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat sehingga dapat dikembangkan guna mensejahterakan
masyarakat di lokasi dimaksud atau prioritas terhadap pelaksanaan
kegiatan legalisasi aset/pensertipikatan hak atas tanah masyarakat.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 12
Pemetaan sosial dapat dilakukan dengan cara:
a. Observasi (pengamatan) langsung di lapangan berkaitan dengan
data dan peta.
b. Wawancara dengan kepala desa, tokoh masyarakat, atau penduduk
di lokasi kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat.
c. Pengecekan lapang terhadap Data pendukung (contoh: data
sertipikasi di desa/kelurahan dimaksud dari Kantah Kabupaten/
Kota, data dari pemangku kepentingan terkait, seperti data dari
Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi
dan UMK, Dinas Perdagangan, Kantor Desa, dll).
d. Pendataan spasial bidang tanah berupa koordinat titik tengah (X,Y)
TM 3º dan geografis (lintang,bujur/L,B) yang dilaksanakan
terhadap tempat usaha dan aset warga masyarakat yang telah
menjadi pelaku usaha serta bidang tanah warga masyarakat yang
berpotensi menjadi pelaku usaha baru, baik bidang tanah yang
sudah maupun yang belum bersertipikat, dilakukan sebagaimana
petunjuk dalam Lampiran III.
e. Pendataan visual berupa foto-foto dan/atau video kegiatan
produksi/usaha warga masyarakat yang telah menjadi pelaku
usaha.
Dari data hasil pemetaan sosial tersebut menjadi dasar
dilaksanakannya pengembangan potensi di lokasi desa dimaksud
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pemetaan sosial dilaksanakan oleh sejumlah petugas sesuai
dengan DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota masing-masing
dengan kegiatan pengambilan data, klarifikasi data hingga
finalisasi data pemetaan sosial.
Pengolahan dan analisa data hasil pemetaan sosial
dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota melalui rapat
yang dilakukan oleh Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
Kabupaten/Kota dengan pembiayaan konsumsi sesuai dengan DIPA
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota masing-masing. Hasil yang

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 13
diharapkan dari kegiatan ini adalah laporan pemetaan sosial dengan
format sebagaimana Lampiran IV.

4. Penyuluhan Dalam Rangka Pengembangan Kegiatan

Penyuluhan dilakukan oleh Pokja Kabupaten/Kota yang


jumlahnya disesuaikan dengan DIPA masing-masing Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota. Lokasi penyuluhan adalah di
Desa/Kelurahan yang telah ditetapkan sebagai lokasi kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.
Peserta Penyuluhan adalah masyarakat peserta kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat yang nantinya akan
dibentuk kegiatan usaha bersama. Jumlah peserta disesuaikan
dengan dengan DIPA masing-masing Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota.
Materi penyuluhan meliputi arti penting sertipikat tanah sebagai
bukti kepemilikan tanah, jaminan kepastian hukum hak atas tanah,
bidang tanah yang bersertipikat sebagai aset yang hidup dan menjadi
modal dasar untuk meningkatkan kesejahteraan, tujuan dan manfaat
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, serta penataan akses yang
meliputi akses permodalan, akses usaha, produksi (antara lain:
pengembangan teknologi sarana dan prasarana produksi), dan akses
pasar (antara lain: interkoneksi dengan dunia usaha/ kemitraan).
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dilakukan sesuai dengan DIPA
masing-masing Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan dan
pemahaman masyarakat dalam upaya membangun kelompok/
kegiatan usaha bersama di masyarakat.

5. Penyusunan Model Pemberdayaan

Penyusunan model pemberdayaan dan pembentukan kegiatan


usaha bersama di desa/kelurahan yang telah ditetapkan sebagai lokasi
kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang
dilaksanakan oleh Pokja melalui rapat persiapan di Kantor

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 14
Pertanahan Kabupaten/Kota yang pelaksanaannya disesuaikan
dengan DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota masing-masing
Penyusunan model pemberdayaan ini dilakukan setelah melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Pemetaan sosial yang menghasilkan data inventarisasi potensi
usaha yang dapat dikembangkan atau pengembangan terhadap
usaha yang sudah ada.
b. Terlaksananya koordinasi pembinaan, fasilitasi dan kerjasama
penataan akses dari pemangku kepentingan terkait.
c. Difokuskan pada kegiatan usaha bersama dalam mewujudkan
masyarakat yang partisipatif, mandiri, berjiwa wira usaha serta
usaha meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Penentuan model pemberdayaan mempertimbangkan dan
mengacu pada hasil rapat pengembangan dan diseminasi model
pemberdayaan yang dilaksanakan di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi.
Hasil yang diharapkan adalah terbangunnya model
pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan usaha bersama yang
dijadikan sebagai bahan pendampingan, monitoring dan evaluasi bagi
Pokja pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, sebagaimana tabel
pada Lampiran V.

6. Pendampingan Pemberdayaan
Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya membangun
partisipasi masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang
dimilikinya, sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang
lebih baik. Pendampingan pemberdayaan dilaksanakan oleh Pokja di
lokasi kegiatan usaha bersama dengan jumlah anggota Pokja dan
masyarakat yang hadir disesuaikan dengan DIPA Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota masing-masing.
Pendampingan pemberdayaan masyarakat dilaksanakan untuk
meningkatkan keterampilan SDM Penerima Manfaat melalui proses
pembinaan, konsultasi/bimbingan teknis/sekolah lapang/fasilitasi,

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 15
kemitraan, untuk meningkatkan usaha, produksi, dan pemasaran
hasil usaha. Hasil pendampingan disajikan sebagaimana Lampiran
VI.
7. Evaluasi dan Pelaporan

Tahap akhir pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah


masyarakat adalah melalui rapat koordinasi Pokja Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sesuai
dengan DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota masing-masing.
Hasil dari Rapat Koordinasi Pokja adalah laporan akhir
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat
sebagaimana Lampiran VII. Laporan tersebut disampaikan secara
berjenjang kepada Kantor Wilayah BPN Provinsi dan Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan dan ditembuskan ke
Direktorat Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.
Agar kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat dapat
tetap berkelanjutan, maka Kantor Pertanahan dan pemangku
kepentingan terkait harus tetap melakukan pendampingan terhadap
kelompok/kegiatan usaha bersama tersebut.

B. Kegiatan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi,


yaitu:

1. Bimbingan Teknis SDM Pelaksana Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat

Bimbingan teknis adalah suatu kegiatan pelatihan bagi para


pegiat pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang dilaksanakan
untuk meningkatkan kompetensi peserta di bidang pemberdayaan hak
atas tanah masyarakat.
Materi bimbingan teknis membahas kebijakan Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat, memfasilitasi, serta menyamakan
persepsi dengan para pemangku kepentingan terkait mengenai konsep
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat berkaitan dengan Reforma

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 16
Agraria (Penataan Aset dan Penataan Akses) dan sinkronisasi data
yang ada di BPN dengan data yang ada pada pemangku
kepentingan terkait, by name by adress, serta data spasial tanah
obyek Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat dengan
membangun koordinasi, kerja sama, dan sinergi seluruh unsur
pemangku kepentingan terkait baik di Provinsi maupun di
Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis dilakukan oleh Kantor
Wilayah BPN Provinsi dengan narasumber yang salah satunya dari
Direktorat Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat, Direktorat
Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan Kementerian ATR/BPN serta
pakar, pegiat atau praktisi pemberdayaan masyarakat.
Peserta Bimbingan Teknis adalah peserta dari Bidang Hubungan
Hukum Pertanahan dan Bidang Penataan Pertanahan Kanwil BPN
Provinsi, serta Seksi Hubungan Hukum Pertanahan dan Seksi
Penataan Pertanahan pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang
terdapat lokasi pemberdayaan, OPD terkait, pihak perbankan, dan
pegiat pemberdayaan yang dilakukan secara fullday/fullboard sesuai
dengan DIPA masing-masing Kantor Wilayah BPN Provinsi. Kegiatan
ini diharapkan dapat dilaksanakan pada caturwulan pertama tahun
anggaran berjalan.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini:
a. Meningkatnya kompetensi, pemahaman, dan penyamaan
persepsi terhadap penataan akses dan pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat bagi jajaran Kementerian ATR/BPN yang
ditunjuk dan pemangku kepentingan tekait.
b. Meningkatnya motivasi dalam melaksanakan kegiatan penataan
akses dan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat.
c. Meningkatnya koordinasi, kerjasama, dan sinergi antara jajaran
Kementerian ATR/BPN dengan pemangku kepentingan terkait.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 17
2. Inventarisasi Potensi dan Pendampingan
Inventarisasi Potensi dilaksanakan untuk memperoleh data
mengenai potensi yang akan dikembangkan melalui kegiatan
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat di lokasi kegiatan yang
ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Data
tersebut diperoleh dari hasil kegiatan pemetaan sosial yang dilakukan
oleh Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
Kabupaten/Kota.
Kegiatan inventarisasi potensi dan pendampingan dilaksanakan
dengan melaksanakan perjalanan dinas ke Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota dan lokasi desa yang sudah ditetapkan sesuai
dengan DIPA masing-masing Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi.
Output yang diharapkan adalah tersedianya data mengenai
inventarisasi potensi masyarakat penerima manfaat serta penataan
akses dan bantuan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, baik
dalam memulai usaha atau mengembangkan usaha yang telah ada,
baik bagi bidang tanah yang sudah atau belum bersertipikat.
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah sebagaimana
lampiran VIII. Data dimaksud selanjutnya disampaikan kepada
Direktorat Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Kementerian
ATR/BPN.

3. Fasilitasi dan Kerjasama


Untuk memberikan pengetahuan, wawasan dan pemahaman
serta motivasi kepada masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah
baik melalui program Transmigrasi, Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (PTSL), dan redistribusi tanah, dilaksanakan kegiatan
fasilitasi dan kerjasama access reform (penataan akses) bagi penerima
sertipikat hak atas tanah.
Kegiatan pembinaan, fasilitasi, dan kerja sama access reform
dilaksanakan sebelum kehadiran Presiden Republik Indonesia/

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 18
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional/
Gubernur/Kakanwil/Bupati/ Walikota.
Kegiatan ini dilakukan dengan menghadirkan narasumber dari
OPD terkait dan Instansi Jasa Keuangan serta perwakilan dari
masyarakat yang memberikan kisah sukses/testimoni tentang
penggunaan sertipikat tanah, yaitu selain menjamin kepastian
hukum hak atas tanah, juga sebagai aset yang hidup dan dapat
menjadi modal dasar bagi peningkatan akses modal, usaha, produksi
serta pemasarannya yang bermuara pada peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk mendukung kegiatan tersebut dilakukan koordinasi,
kerjasama, dan sinergi dengan pemangku kepentingan terkait melalui
pelaksanaan pendampingan, fasilitasi, dan bimbingan teknis untuk
meningkatkan akses modal, usaha, produksi, dan pemasarannya.
Presiden Republik Indonesia/Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional/Gubernur/Kakanwil/
Bupati/Walikota akan memberikan pengarahan dan pembinaan
langsung kepada masyarakat tentang penataan akses untuk
memanfaatkan sertipikat hak atas tanah sebagai aset yang hidup dan
menjadi modal dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya. Pada tahun ini, pembiayaan/anggaran kegiatan
pembinaan, fasilitasi, dan kerjasama yang dihadiri Presiden Republik
Indonesia/Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional/Gubernur/Kakanwil/Bupati/Walikota hanya
dialokasikan pada provinsi yang ada di Pulau Jawa. Sedangkan
kegiatan dimaksud, apabila dilakukan di Provinsi di luar Pulau Jawa,
dibiayai oleh DIPA Kementerian ATR/BPN c.q Biro Umum dan
Protokol.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan kerjasama
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, maka dibentuk Kelompok
Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat di tingkat Provinsi
yang susunannya sebagai berikut:

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 19
Ketua : Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi
Wakil Ketua : Kepala Dinas yang ditunjuk oleh Sekretaris Daerah
Sekretaris : Kepala Bidang Hubungan Hukum Pertanahan.
Anggota : 1. Staf Pelaksana Kanwil BPN Provinsi sebanyak
2 orang;
2. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan
Pemangku Kepentingan terkait (maksimal
8 orang) antara lain : Dinas yang membidangi
Koperasi dan UKM, Dinas yang membidangi
Prasarana dan Sarana Pertanian, Pertanian
Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas yang
membidangi Perkebunan, Dinas yang
membidangi Peternakan, Dinas yang membidangi
Kelautan dan Perikanan, Dinas yang membidangi
Pendapatan Daerah, Dinas yang membidangi
Perindustrian dan Perdagangan, dan Kepala
Kantor Perwakilan Perbankan dan Lembaga
Keuangan Non Bank (jumlah pemangku
kepentingan terkait disesuaikan dengan DIPA
masing-masing Kanwil dan kebutuhan serta
keterkaitan dengan OPD dalam pemberdayaan
kelompok usaha masyarakat di Kabupaten/Kota).
Pembentukan Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi merupakan amanat dari Nota Kesepahaman dan
Perjanjian Kerja Sama antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pertanian, dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Surat Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi. Selanjutnya SK
dimaksud dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Hubungan Hukum

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 20
Keagrariaan c.q. Direktorat Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Kementerian ATR/BPN, sebagaimana Lampiran IX.
Pelaksanaan rapat koordinasi Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat Provinsi dilakukan sesuai dengan anggaran
yang terdapat di dalam DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi masing-masing.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kelompok Kerja
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Provinsi berhak
mendapatkan honorarium sebagaimana yang terdapat di dalam DIPA
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi masing-masing.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah terbangunnya
koordinasi, kerjasama dan sinergitas antara para pemangku
kepentingan yang terkait dalam rangka pemberian akses
permodalan, usaha dan produksi serta pemasarannya bagi
masyarakat penerima sertipikat hak atas tanah sesuai dengan
tabel pada lampiran X.

4. Pengembangan dan Diseminasi Model Pemberdayaan.

Dalam rangka mengembangkan model pemberdayaan yang


didasarkan kepada hasil inventarisasi potensi dalam pemetaan sosial,
serta usaha pendampingan yang akan diberikan, maka dilaksanakan
kegiatan perumusan model pemberdayaan masyarakat.
Model-model pemberdayaan yang telah ditetapkan kemudian
didiseminasikan (direncanakan, disebarkan, diarahkan, dan dikelola)
dan dikembangkan sesuai dengan potensi dan kondisi daerah yang
bersangkutan.
Salah satu contoh model pemberdayaan adalah sebagai berikut:

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 21
MODEL PEMBERDAYAAN

Pemetaan Masalah dan/atau Tantangan yang ditemukan di lapangan


Sosial

Penyuluhan Pelatihan Pendampingan

Membuka peluang Penganekaragaman Keberlanjutan


usaha baru jenis usaha usaha dan Integrasi
usaha masyarakat

Penyediaan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

Penguatan basis data dan informasi komoditas

Interkoneksi dan Pemasaran Produk-Produk

Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan

Gambar 4 Diagram Model Pemberdayaan

TEMPLATE MODEL PEMBERDAYAAN


BUDIDAYA

No JENIS Modal Bibit Peralatan Pasca panen Pemasaran

I PERIKANAN
1 Lele √ √ √ √ √
2 Udang √ √ √ √ √
3 Bandeng √ √ √ √ √
II PERTANIAN
1 Jagung √ √ √ √ √
2 Cabe √ √ √ √ √
3 Kopi √ √ √ √ √

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 22
PERIKANAN TANGKAP/NELAYAN

No JENIS Modal Bibit Peralatan Pasca panen Pemasaran

Telur Ikan
1 √ - √ - √
Terbang
2 Ikan Tongkol √ - √ - √

UMKM
No JENIS Modal Bahan Peralatan Pasca panen Pemasaran
1 Bengkel √ - √ - √
Warung/
2 √ √ √ - √
Klontong
Kerajinan
3 √ √ √ - √
Batik

Gambar 5 Bagan Model Pemberdayaan

Adapun contoh model-model pemberdayaan hak atas tanah


masyarakat yang dilaksanakan di kabupaten/kota antara lain:

1. Perikanan Budidaya: Budidaya Rumput Laut, Ikan Lele,


Udang, dll.
2. UMK: Usaha Toko Klontong, Perbengkelan, Kripik
Singkong,dll.
3. Pertanian: Minapadi, ayam potong, ayam petelur, tanaman
obat, padi organik, dll.
4. Nelayan: perkapalan, usaha pembuatan jaring ikan, dll.

Contoh akses untuk mendukung model-model pemberdayaan hak


atas tanah masyarakat yang dilaksanakan di kabupaten/kota antara
lain:

No. Pertanian UMK Nelayan Perikanan Budidaya


1. Bantuan bibit dan Pembinaan, Pembinaan, pelatihan Bantuan pembibitan,
pupuk kepada para pelatihan dan dan pendampingan teknologi budidaya,
petani dari Dinas pendampingan kegiatan pemberdayaan sarana dan
Pertanian/pemangku usaha UMK. kepada para nelayan. prasarana produksi.
kepentingan terkait. Teknologi atau Contoh: ikan, udang,
manajemen penyimpanan rumput laut, kerang
hasil tangkapan. mutiara, dll.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 23
2. Akses permodalan Akses Akses permodalan untuk Akses permodalan
untuk kegiatan permodalan kegiatan produktif. untuk kegiatan
produktif. untuk kegiatan produktif.
produktif.

3. Pemasaran hasil Pemasaran Pemasaran melalui pasar Pemasaran hasil


pertanian cabai hasil produksi ikan digital oleh perikanan budidaya.
melalui kemitraan UKM. PT.ARUNA.
dengan pihak ketiga
(PT.UNILEVER).

Gambar 6 Bagan contoh akses untuk mendukung model-model pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat yang dilaksanakan di kabupaten/kota

Pengembangan dan diseminasi model pemberdayaan hak atas


tanah masyarakat dilaksanakan dengan melakukan rapat di Kantor
Wilayah BPN Provinsi atau paket meeting dalam kota (fullday)
dengan peserta rapat adalah anggota Pokja Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat Provinsi dan Pokja Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat Kabupaten/Kota yang dilaksanakan sesuai
dengan DIPA Kantor Wilayah BPN Provinsi masing-masing.

Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini berupa model-model


pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang dapat dikembangkan
melalui interkoneksi dengan dunia usaha atau kemitraan. Laporan
hasil dimaksud selanjutnya disampaikan kepada Direktorat
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Kementerian ATR/BPN,
sebagaimana Lampiran XI.

5. MONITORING DAN EVALUASI

Kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan


pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, dilakukan oleh Kantor
Wilayah BPN Provinsi ke Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Dari
kegiatan monitoring dan evaluasi ini, Kantor Wilayah BPN Provinsi
melakukan penguatan basis data dengan mengumpulkan, mengolah
dan mengklasifikasikan data dalam satu database pemberdayaan hak

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 24
atas tanah masyarakat by name by address serta data spasial tanah
obyek Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat di Kabupaten/Kota.
Database tersebut memberikan informasi mengenai kegiatan
pemberdayaan hak atas tanah masyarakat, antara lain:
a. Inventarisasi potensi masyarakat yang diketahui dari hasil
pemetaan sosial Kabupaten/Kota (Lampiran VIII);
b. Penyusunan Model Pemberdayaan di Kabupaten/Kota
(Lampiran V);
c. Hasil Pendampingan Pemberdayaan di Kabupaten/Kota (Lampiran
VI);
d. Hasil Kegiatan Fasilitasi dan Kerjasama di Provinsi (Lampiran
X);
e. Rapat Pengembangan dan Diseminasi Model di Provinsi (Lampiran
XI);
f. Kabupaten/Kota yang akan dan atau telah ditindaklanjuti dengan
kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat yang
mencakup data-data sebagaimana tersebut dalam Lampiran XII
dan XIII Rekapitulasi Data Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat.
Dalam kegiatan ini Kantor Wilayah BPN Provinsi melakukan
monitoring dan evaluasi ke salah satu lokasi pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat yang telah dilaksanakan di Kabupaten/Kota pada
tahun sebelumnya sebagai sample.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Kanwil
selama 1 (satu) tahun anggaran, dilaporkan sesuai dengan
kerangka/sistematika sebagai mana tersebut dalam lampiran XIV dan
paling lambat laporan tersebut diterima pada minggu pertama bulan
November tahun anggaran berjalan.
Laporan tersebut selanjutnya disampaikan kepada Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional c.q. Direktorat
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat pada triwulan IV tahun
berjalan.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 25
VII. Pembiayaan

Biaya untuk pelaksanaan kegiatan dari dana APBN tahun 2019 adalah
sebagai berikut :

A. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota


Pembiayaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
dibiayai melalui DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota masing-
masing. Apabila dalam tahun anggaran berjalan akan dilakukan
penghematan anggaran, maka anggaran yang tidak dapat dikurangi,
yaitu:

1. Pembentukan Organisasi
Biaya transportasi OPD ke Kantor Pertanahan dan honor tim
Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat tidak dapat
dikurangi.

2. Penetapan Lokasi Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat
Minimal 1 (satu) kali volume rapat.

3. Pemetaan Sosial
Minimal 1 (satu) kali volume rapat. Perjalanan untuk
melaksanakan Pemetaan Sosial ke desa/kelurahan yang telah
ditetapkan sebagai lokasi pelaksanaan pemberdayaan hak atas
tanah masyarakat tidak dapat ditiadakan. Diperbolehkan
melakukan pengurangan jumlah petugas pemetaan sosial (1-2
orang) sesuai dengan prioritasnya.

4. Penyuluhan Dalam Rangka Pengembangan Kegiatan


Minimal 2 (dua) kali volume rapat penyuluhan kepada kelompok
usaha bersama di masyarakat mengenai kegiatan pemberdayaan hak
atas tanah masyarakat. Anggaran yang dapat dikurangi adalah
biaya seminar kit.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 26
5. Penyusunan Model Pemberdayaan
Minimal 3 (tiga) kali volume rapat pembentukan model dari
kelompok usaha bersama di masyarakat.

6. Pendampingan Pemberdayaan
Minimal 4 (empat) kali volume rapat dalam rangka
pendampingan.

7. Evaluasi dan Pelaporan


Minimal 2 (dua) kali volume rapat penyusunan evaluasi dan
pelaporan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah masyarakat.
Anggaran yang dapat dikurangi adalah volume penggandaan yang
disesuaikan dengan kebutuhan.

B. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi :


Kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat dibiayai
melalui DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
masing-masing. Apabila dalam tahun anggaran berjalan akan dilakukan
penghematan anggaran, maka anggaran yang tidak dapat dikurangi,
yaitu:

1. Bimbingan Teknis SDM Pelaksana Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat.
Honor narasumber dan biaya perjalanan dinas paket meeting
dalam kota. Biaya lainnya dapat disusun sendiri sesuai dengan
kelayakannya.

2. Inventarisasi Potensi dan Pendampingan


Perjalanan dinas, Inventarisasi Potensi, dan Pendampingan tidak
dapat ditiadakan. Diperbolehkan melakukan pengurangan jumlah
perjalanan dinas ke kabupaten/kota (1-2 kabupaten/ kota) sesuai
dengan prioritasnya.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 27
3. Fasilitasi dan Kerjasama
Secara keseluruhan anggaran ini tidak dapat dilakukan
penghematan, karena dalam kegiatan ini menghadirkan Presiden
Republik Indonesia dan Menteri ATR/Kepala BPN untuk
memberikan pembinaan kepada masyarakat penerima sertipikat hak
atas tanah.

4. Pengembangan dan Diseminasi Model Pemberdayaan

Minimal 1 (satu) kali dilakukan rapat koordinasi.

5. Monitoring dan Evaluasi


Volume rapat, ATK dan penggandaan tidak dapat dikurangi serta
perjalanan dinas untuk Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat tidak dapat ditiadakan. Diperbolehkan
melakukan pengurangan jumlah perjalanan dinas ke
kabupaten/kota (1-2 kabupaten/kota) sesuai dengan
prioritasnya.

VIII. Pertanggungjawaban Kinerja Dan Anggaran

1. Pertanggungjawaban kinerja dan keuangan diukur dari hasil output


yang dihasilkan dalam kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat.

2. Kinerja anggaran mengikuti tingkat penyelesaian pekerjaan pada


masing-masing tahapan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.
Anggaran yang dibayarkan sebanding dengan hasil kinerja pelaksanaan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.

3. Dalam hal pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah


Masyarakat perlu dilakukan revisi anggaran, karena alasan teknis dan
administratif, maka dapat dilakukan perubahan POK yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing wilayah dengan pertimbangan
output kegiatan tetap terlaksana.

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Tahun 2019 28
LAMPIRAN
Lampiran I Format SK Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
Kabupaten/Kota

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA…


NOMOR .....
TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA)
PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
KABUPATEN/KOTA …… TAHUN ........

KEPALA KANTOR PERTANAHAN


KABUPATEN/KOTA …..

Membaca : Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)


Tahun Anggaran .... Nomor ..... Tanggal .....
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai kemakmuran dan
peningkatan kesejahteraan rakyat yang berprinsip pada
“keadilan, kemakmuran, kemandirian dan
keberlanjutan” diperlukan kegiatan Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat;
b. bahwa untuk meningkatkan koordinasi, kerjasama dan
sinergi antara Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
dengan Pemangku Kepentingan Terkait (Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) Provinsi, Instansi Jasa
Keuangan, dll) perlu dibentuk Kelompok Kerja;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan
Keputusan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
……… tentang Pembentukan Kelompok Kerja
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Kabupaten/
Kota ............ Tahun Anggaran ..........;
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

30
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
e. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan
Kantor Pertanahan.
g. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pertanian, dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan Tentang
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi Pelaku
Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan
Pembudidaya Ikan Nomor 37/SKB/XII/2017; Nomor
593/9395/SJ; Nomor 14/KB/M/KUKM/XI /2017;
Nomor 07/Mon/HK.220/M/12/2017; Nomor 16/MEN-
KP/KB/XII/2017;
h. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal
Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria

31
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Dengan
direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal Perikanan
Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Direktur Jenderal Perikanan Budi daya Kementerian
Kelautan dan Perikanan Tentang Pelaksanaan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi Pelaku
Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi
Daya Ikan Nomor 29/SKB-400/IV/2018, 500/1738/
Bangda/2018, 01/PKS/Dep.2/IV/2018, 03/MoU/
OT.160/B/04/2018, 01/PKS/DJPT-KKP/IV/2018, 01/
DJPB-KKP/PKS/IV/2018;
i. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7 Agustus
2018 Nomor 520/5623/SJ Perihal Dukungan
Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan Kecil, Petani,
Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang Ditujukan
Kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi Di Seluruh
Indonesia;
j. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7 Agustus
2018 Nomor 520/5624/SJ Perihal Dukungan
Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan Kecil, Petani,
Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang Ditujukan
Kepada Bupati/Walikota Di Seluruh Indonesia.
Memperhatikan : a. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
32/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2019;
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

32
69/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya Keluaran
Tahun Anggaran 2019.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/


KOTA ……... NOMOR .….... TENTANG PEMBENTUKAN
KELOMPOK KERJA (POKJA) PEMBERDAYAAN HAK ATAS
TANAH MASYARAKAT TAHUN .…....
PERTAMA : Menunjuk nama-nama sebagaimana tercantum dalam
Lampiran 1 Surat Keputusan ini sebagai Ketua, Sekretaris dan
Anggota Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Kabupaten/Kota: ........................ Tahun .…....
KEDUA : Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
mempunyai tugas:
1. Pra sertipikasi
a. koordinasi kegiatan pra sertipikasi hak atas tanah;
b. sosialisasi kegiatan pra sertipikasi hak atas tanah;
c. melaksanakan identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi
calon lokasi dan calon peserta;
d. Menyampaikan usulan calon lokasi, daftar calon peserta,
dan jumlah bidang tanah kegiatan sertipikasi hak atas
tanah hasil identifikasi, inventarisasi, dan verifikasi,
yang telah disepakati kepada Kanwil Badan Pertanahan
Nasional Provinsi paling lambat bulan Mei setiap
tahunnya untuk ditetapkan dalam kegiatan sertipikasi
hak atas tanah tahun anggaran berikutnya.
2. Sertipikasi
a. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
menyampaikan hasil kegiatan pra sertipikasi hak atas
tanah berikut data yuridis masing-masing peserta
kepada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
b. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
melakukan koordinasi dengan Kantor Pertanahan

33
Kabupaten/Kota dalam penetapan lokasi desa/
kelurahan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL)
bagi kegiatan sertipikasi hak atas tanah;
c. Melaksanakan penyuluhan bersama dalam kegiatan
sertipikasi hak atas tanah;
d. Melakukan gerakan pemasangan tanda batas bidang
tanah dan pemetaan partisipatif bersama peserta
kegiatan sertipikasi hak atas tanah;
e. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota
melakukan pendampingan bagi para peserta kegiatan
sertipikasi hak atas tanah yang dilaksanakan oleh
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota;
f. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
kegiatan sertipikasi hak atas tanah.
3. Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi potensi yang
dapat dikembangkan menjadi sebuah model
pemberdayaan bagi para penerima sertipikat hak atas
tanah;
b. Melakukan pendampingan, fasilitasi, bimbingan teknis
kepada para penerima sertipikat hak atas tanah yang
telah diseleksi dalam rangka akses permodalan, usaha,
produksi dan pemasaran;
c. Melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat;
d. Menghimpun, menyusun dan membentuk data base
pelaksanaan kegiatan pemberdayaan hak atas tanah
masyarakat by name by address serta menyampaikan
laporannya kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi.

34
KETIGA : Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU memperoleh
honorarium sebagaimana tercantum pada Lampiran 2
Keputusan ini;
KEEMPAT : Sumber pendanaan untuk Pelaksanaan Kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat ini berasal dari
Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) .... Tahun Anggaran ..…
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir
pada Tanggal 31 Desember ... dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di :................................
Pada Tanggal :.................................
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ……………

Nama ……………...........……………..
NIP. ................................

Tembusan, disampaikan kepada Yth.


1. Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Gubernur Provinsi .....................;
3. Direktur Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
PertanahanNasional Provinsi .........................;
5. Bupati/Walikota ..........................;
6. Pemangku Kepentingan terkait Kabupaten/Kota sebagai anggota Pokja.

35
Lampiran 1 Surat Keputusan Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Kabupaten/Kota .....

Nomor :
Tanggal :

SUSUNAN KELOMPOK KERJA (POKJA)


PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
KABUPATEN/KOTA ................................ TAHUN .........................

No. Nama NIP Jabatan Jabatan Dalam Pokja


1. Kepala Kantor Pertanahan Ketua
Kabupaten/Kota
2. Pejabat Administrator dari Dinas yang Wakil Ketua
ditunjuk oleh Sekretaris Daerah
3. Kepala Seksi Hubungan Hukum Sekretaris
Pertanahan
4. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Koperasi dan UKM
5. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Prasarana dan Sarana Pertanian
6. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Pertanian Tanaman Pangan, dan
Hortikultura
7. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Perkebunan
8. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Peternakan
9. Unsur Dinas yang membidangi Anggota
Kelautan dan Perikanan
10. Kantor Perwakilan Perbankan dan Anggota
Lembaga Keuangan Non Bank
11. Staf Pelaksana di Kantah BPN Anggota
Kabupaten/Kota....
12. Staf Pelaksana di Kantah BPN Anggota
Kabupaten/Kota....
... ... Anggota

... ... Anggota

Ditetapkan Di : ................................
Pada Tanggal : .................................
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota .........
Keterangan:
Jumlah anggota Pokja disesuaikan dengan jumlah
pemangku kepentingan terkait dan anggaran yang
terdapat di dalam DIPA Kantor Pertanahan Nama …………………………..
kabupaten/kota masing-masing.
NIP. .................
36
Lampiran 2 Surat Keputusan Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Kabupaten/Kota .....

Nomor :
Tanggal :

DAFTAR SATUAN HONORARIUM KELOMPOK KERJA (POKJA)


PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
KABUPATEN/KOTA ......... TAHUN .........................

No. Jabatan Dalam Pokja Satuan Honorarium


1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota

Ditetapkan Di : ...............................
Pada Tanggal : ................................
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota

Nama ………………………………
NIP ………………………….

37
Lampiran II Format SK Penetapan Lokasi Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA…


Nomor ...

TENTANG
PENETAPAN LOKASI PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
KABUPATEN/KOTA……
TAHUN ........
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA….

Menimbang : a. Bahwa untuk mencapai kemakmuran dan


peningkatan kesejahteraan rakyat yang berprinsip
pada “keadilan, kemakmuran, kemandirian dan
keberlanjutan” dalam kerangka reforma agraria,
perlu dilaksanakan penataan akses (access reform)
melalui Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat perlu
ditetapkan lokasi desa/kelurahannya;
c. bahwa lokasi desa/kelurahan dimaksud
diputuskan berdasarkan Rapat Pokja
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat.
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, b dan huruf c, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ..................... tentang Penetapan
Lokasi Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat;
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang

38
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
172);
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
dan Kantor Pertanahan;
h. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7
Agustus 2018 Nomor 520/5624/SJ Perihal
Dukungan Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan
Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan
Yang Ditujukan Kepada Bupati/Walikota Di
Seluruh Indonesia
Memperhatikan : a. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 32/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya

39
Masukan Tahun Anggaran 2019;
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 69/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya
Keluaran Tahun Anggaran 2019.
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN/KOTA ….… Nomor …..... TENTANG
PENETAPAN LOKASI PEMBERDAYAAN HAK ATAS
TANAH MASYARAKAT
PERTAMA : Menetapkan :
Desa/Kelurahan : ................................
Kecamatan : ................................
Kabupaten/Kota : ................................
Sebagai Lokasi Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Tahun Anggaran ................
KEDUA : Sumber pendanaan untuk Pelaksanaan Rapat
Penetapan Lokasi Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat ini berasal dari Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
..... Tahun Anggaran...
KETIGA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dan berakhir pada tanggal 31 Desember ............

Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ...........

Nama ...............................
NIP ..................................
Tembusan, disampaikan kepada Yth.
1. Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Gubernur Provinsi .....................
40
3. Direktur Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
PertanahanNasional Provinsi .........................
5. Bupati/Walikota ..........................
6. Pemangku Kepentingan terkait Kabupaten/Kota sebagai anggota Pokja.

41
Lampiran III Tata Cara Penentuan Koordinat Titik Tengah Bidang Tanah
Lokasi Pemberdayaan Hak Atas tanah Masyarakat

Tata cara untuk mendapatkan titik tengah koordinat (X,Y) TM3⁰ dan/atau
Lintang, Bujur sebagi berikut:

1. Download aplikasi coordinator melalui appstore atau playstore


pada handphone android;
2. Nyalakan fasilitas lokasi;
3. Buka aplikasi coordinator seperti gambar diatas;
4. Klik collect coordinates;
5. Klik Indonesia;
6. Klik DGN 1995 Indonesia TM3⁰;
7. Klik Start;
8. Klik gambar station point;
9. Tunggu beberapa saat;
10. Lihat koordinat (L,B) TM3⁰ pada bagian bawah.
Untuk menampilkan data spasial visual berupa photo kegiatan produksi
serta narasi untuk menjelaskan hambatan, kendala, potensi, dan akses apa
saja yang telah didapatkan secara keseluruhan, diperlukan aplikasi google
earth. Adapun tahapannya sebagai berikut:

1. Download aplikasi google earth seperti gambar di atas melalui app store
atau play store pada handphone android;
2. Nyalakan fasilitas lokasi;
3. Buka aplikasi google earth;
4. Input koordinat lintang bujur pada kolom search (google earth tidak
dapat menggunakan data TM3⁰) *contoh -6.23766, 106.7987, arahkan
kursor pada gambar tanda panah pada kolom get directions history;
5. Klik save to my place;
6. Klik kanan pada gambar tanda lokasi;
7. Klik properties;
8. Arahkan kursor ke kolom name ganti nama sesuai dengan yang
diinginkan contohnya pengrajin tempe;
9. Pilih kolom descriptions tulis narasi sesuai dengan kebutuhan (tidak
perlu menyebutkan nomor sertipikat dan luas tanah);
10. Klik add local image (untuk menambahkan photo);
11. Pilih photo yang diinginkan;
42
12. Klik open;
13. Klik ok.

Contoh hasil map google earth

43
Lampiran IV Hasil Pemetaan Sosial

Data Hasil Pemetaan Sosial

Desa/Kelurahan: Sukakaya Kecamatan: Sukamaju


Kabupaten/Kota :……………… Provinsi : ……………….. Tahun 2019

Koordinat
Nama Status Kepemilikan
Titik Tengah
Pelaku Tanah
Bidang Tanah Hambatan/
Usaha/ Penggunaan Jenis Nama Instansi Potensi Akses yang di
No Kendala/ Ket.
NIK/ Tanah Sertipikat Belum Usaha KUB Pendamping Usaha butuhkan
Masalah
Alamat (No. Hak/ Terdaftar/ L B
Sesuai KTP Desa/ Tahun) ± Luas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Doni/ 1. Rumah M. 50/ --- -6.23º 106.7º Perikanan Sumber a. Bank BNI Pemasaran Produk Olahan Modal, Kemitraan ---
32768809112 Tinggal dan Sukakaya/ Budidaya Rezeki b. Dinas (Abon ikan, dll) (Pemasaran)
10001/ kolam 2016/ 250 m2 Lele Perikanan
Jl.Merpati
2. Sawah --- √ -4.26º 104.2º Pertanian Alam a.Bank BNI a. Modal Produk Olahan Modal, Bibit, Prioritas
700 m2 Cabai Lestari b.Dinas b. Bibit (Cabai bubuk, dll) Pupuk PTSL
Pertanian c. Pupuk

3. Kebun --- √ -6.30 106.9 --- --- --- --- --- --- Prioritas
900 m2 PTSL

2. Ervita/ Kandang M. 46/ --- -4.21º 102.2º Usaha --- a.Koperasi Modal Kemitraan a.Modal Berpotensi
32768809125 Ayam Sukakaya/ Ayam b.Dinas (Pemasaran) b.Pendampingan, menjadi
00002/ 2015/ Potong Peternakan Bimbingan pelaku
Jl.Merpati 2000 m2 Peternakan usaha baru
Unggas dan
Pemasaran

3. Purwanto/ Kebun --- √ -4.30º 103.1º Kripik Telo a.PT Pegadaian a. Pemasaran Produk olahan a. Pemasaran Prioritas
32768809136 Singkong 3000 m2 Singkong b.Dinas b. Pupuk (Keripik singkong b. Pupuk PTSL
00002/ Pertanian aneka rasa,
Jl.Salak c.Dinas UKM Getuk goring)

Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan


*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

44
Lampiran V Hasil Rapat Penyusunan Model Pemberdayaan di Kabupaten/Kota

Desa/Kelurahan: Sukakaya Kecamatan: Sukamaju


Kabupaten/Kota :……………… Provinsi : ……………….. Tahun 2019
ASET AKSES
Koordinat Titik
Status Kepemilikan Tanah Tengah Bidang
Tanah
No Nama Pelaku Ket
Penggunaan Instansi Akses yang Model
Usaha/ NIK/ Alamat Nama KUB*)
Tanah Sertipikat Pendamping dibutuhkan Pemberdayaan
Sesuai KTP Belum
(No. Hak/ L B
Terdaftar
Desa/ Tahun)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Doni/ 1. Rumah Tinggal M. 50/ --- -6.23º 106.7º Sumber a. Bank BNI Modal, Kemitraan Perikanan
3276880911210001/ dan kolam Sukakaya/ Rezeki b. Dinas (Pemasaran) Budidaya
Jl.Merpati 2016/ 250 m2 Perikanan

2. Sawah --- √ -4.26º 104.2º Alam Lestari a.Bank BNI Modal, Bibit, UMKM Prioritas
700 m2 b.Dinas Pertanian Pupuk PTSL

2 Ervita/ Kandang Ayam M. 46/ --- -4.21º 102.2º --- a.Koperasi a.Modal Peternakan Berpotensi
3276880912500002/ Sukakaya/ b.Dinas b.Pendampingan, menjadi
Jl.Merpati 2015/ Peternakan Bimbingan pelaku
2000 m2 Peternakan usaha baru
Unggas dan
Pemasaran

3 Purwanto/ Kebun Singkong --- √ -4.30º 103.1º Telo a.PT Pegadaian Kemitraan, Pertanian Prioritas
3276880913600002/ 3000 m2 b.Dinas Pertanian Pupuk PTSL
Jl.Salak c.Dinas UKM

Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan


*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

45
Lampiran VI Hasil Pendampingan Pemberdayaan

Data Hasil Pendampingan Pemberdayaan


Desa/Kelurahan: Sukakaya Kecamatan: Sukamaju
Kabupaten/Kota :……………… Provinsi : ……………….. Tahun 2019

Koordinat
Status Kepemilikan Tanah Titik Tengah
Bidang Tanah Jenis
Nama Pelaku Penggunaan Nama Instansi Jenis Pendampingan/ Nomor
No Usaha/NIK/ Sertipikat Usaha/ Model Ket.
Tanah Belum KUB Pendamping Akses Sertipikat HT
Alamat Sesuai KTP (No. Hak/ Pemberdayaan
Terdaftar/ L B
Desa/ Tahun/
± Luas
Luas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Doni/ Rumah M. 50/ --- -6.23º 106.7º Perikanan Sumber a. Bank BNI a Modal Rp 25 Juta HT No. 10 ---
3276880911210001/ Tinggal dan Sukakaya/ Budidaya Lele Rezeki b. Dinas b. Bimbingan Teknis
Jl.Merpati Kolam 2016/ 250 m2 Perikanan Budidaya Perikanan/
Sekolah Lapang
c. Pemasaran
Sawah M. 42/ --- -4.26º 104.2º Pertanian Cabai Alam a.Bank BNI a. Modal Rp 15 Juta HT No. 25 ---
Sukakaya/ Lestari b.Dinas b. Pendampingan Usaha
2015/ Pertanian Tani dan Pemasaran
700 m2
Ervita/ Kandang M. 46/ --- -4.21º 102.2º Usaha Ayam Murni a.Koperasi a. Modal Rp 25 Juta HT No. 15
3276880912500002/ Ayam Sukakaya/ Potong Abadi b.Dinas b.Pendampingan Usaha
2 ...
Jl.Merpati 2015/ Peternakan Ternak dan Pemasaran
2000 m2
3 Purwanto/ Kebun M. 82/ --- -4.30º 103.1º Kripik Singkong Telo a.PT Pegadaian a. Modal Rp 5 juta HT No. 13 ---
3276880913600002/ Singkong Sukakaya/ b.Dinas b. Bimbingan Teknis
Jl. Salak 3000 m2 Pertanian Pertanian/Sekolah
c.Dinas UKM Lapang
c. Pemberian Bibit
Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan
*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

46
Lampiran VII Sistematika Laporan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

SISTEMATIKA LAPORAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTA ……………….

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian
Kegiatan)
BAB II
KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Pembentukan Organisasi (dilampirkan bukti kegiatan seperti SK Pokja,
berita acara rapat, absensi, foto rapat pokja, dll)
B. Penetapan lokasi kegiatan pemberdayaan masyarakat (dilampirkan SK
penetapan lokasi, berita acara rapat, absensi, foto rapat dalam rangka
penetapan lokasi, dll)
C. Pemetaan Sosial (mengisi form lampiran IV dan dilampirkan bukti
kegiatan seperti foto kegiatan produksi, foto pelaku usaha, dll)
D. Penyuluhan dalam rangka pengembangan program (dilampirkan bukti
kegiatan seperti berita acara rapat, absensi, foto penyuluhan, dll)
E. Penyusunan Model Pemberdayaan (mengisi form lampiran V dan
dilampirkan bukti kegiatan seperti berita acara rapat, absensi, foto rapat
dalam rangka pembentukan KUB, dll)
F. Pendampingan Pemberdayaan (mengisi form lampiran VI dan
dilampirkan bukti kegiatan seperti foto dll)
G. Evaluasi dan Pelaporan (melampirkan berita acara rapat, absensi, foto
rapat evaluasi dan pelaporan, dll)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

47
Lampiran VIII Hasil Kegiatan Inventarisasi Potensi dan Pendampingan di Provinsi
Inventarisasi Potensi dan Pendampingan di Provinsi : ……………….. Tahun 2019
Koordinat
Status Kepemilikan
Titik Tengah
Tanah
Nama Pelaku Bidang Tanah
Desa/Kel/ Jenis Jenis Nomor
No Usaha/NIK/ Penggunaan Sertipikat Nama Instansi
No Kecamatan Usaha/ Model Pendampingan/ Sertipikat Ket.
Urut Alamat Tanah (No. Hak/ Belum KUB Pendamping
/Kab Pemberdayaan Akses HT
Sesuai KTP Desa/ Terdaftar L B
Tahun/ / ± Luas
Luas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
I Sukakaya/ 1 Doni/ Rumah M. 50/ --- -6.23º 106.7º Perikanan Sumber a. Bank BNI a Modal Rp 25 Juta HT No. 10 ---
Sukamaju/ 32768809112 Tinggal dan Sukakaya/ Budidaya Lele Rezeki b. Dinas b. Bimbingan
Kaputihan 10001/ Kolam 2016/ 250 Perikanan Teknis Budidaya
Jl.Merpati m2 Perikanan/ Sekolah
Lapang
c. Pemasaran
Sawah M. 42/ --- -4.26º 104.2º Pertanian Cabai Alam a.Bank BNI a. Modal Rp 15 Juta HT No. 25 ---
Sukakaya/ Lestari b.Dinas b. Pendampingan
2015/ Pertanian Usaha Tani dan
700 m2 Pemasaran
2 Ervita/ Kandang M. 46/ --- -4.21º 102.2º Usaha Ayam Murni a.Koperasi a. Modal Rp 25 HT No. 15
327688091250 Ayam Sukakaya/ Potong Abadi b.Dinas Juta
0002/ 2015/ Peternakan b.Pendampingan ...
Jl.Merpati 2000 m2 Usaha Ternak dan
Pemasaran
3 Purwanto/ Kebun M. 82/ --- -4.30º 103.1º Kripik Singkong Telo a.PT Pegadaian a. Modal Rp 5 juta HT No. 13 ---
327688091360 Singkong Sukakaya/ b.Dinas b. Bimbingan
0002/ Jl. Salak 3000 m2 Pertanian Teknis
c.Dinas UKM Pertanian/Sekolah
Lapang
c. Pemberian Bibit
4 Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
II Semarangan/ 1 Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
Bandungan/
Ulu Ilir
Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan
*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

48
Lampiran IX Format SK Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………………..…
NOMOR ………………………....
TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA)
PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
PROVINSI …........ TAHUN .........

Membaca : Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran


(DIPA) Tahun Anggaran ..... Nomor ..... Tanggal .....
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai kemakmuran dan
peningkatan kesejahteraan rakyat yang berprinsip
pada “keadilan, kemakmuran, kemandirian dan
keberlanjutan” diperlukan kegiatan Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat;
b. bahwa untuk meningkatkan koordinasi, kerjasama
dan sinergi antara Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi dengan Pemangku Kepentingan
Terkait (Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Provinsi,
Instansi Jasa Keuangan, dll) perlu dibentuk Kelompok
Kerja;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b di atas, perlu
ditetapkan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi ..................... tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak
Atas Tanah Masyarakat Provinsi …............... Tahun
Anggaran .......;
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

49
Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2018 Tentang Reforma Agraria;
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan
Kantor Pertanahan;
h. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pertanian,
dan Kementerian Kelautan dan Perikanan Tentang
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan
Pembudidaya Ikan Nomor 37/SKB/XII/2017; Nomor
593/9395/SJ; Nomor 14/KB/M/KUKM/XI/2017;
Nomor 07/Mon/HK.220/M/12/2017; Nomor 16/MEN
-KP/KB/XII/2017.
50
i. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal
Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Dengan
direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah
Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang
Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil
dan Menengah, Direktur Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur
Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan
dan Perikanan dan Direktur Jenderal Perikanan Budi
daya Kementerian Kelautan dan Perikanan Tentang
Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil,
Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Nomor
29/SKB-400/IV/2018, 500/1738/Bangda/2018, 01/
PKS/Dep.2/IV/2018, 03/MoU/OT.160/B/04/2018,
01/PKS/DJPTKKP/IV/2018, 01/DJPB-KKP/PKS/IV
/2018;
j. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal
7 Agustus 2018 Nomor 520/5623/SJ Perihal
Dukungan Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan
Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang
Ditujukan Kepada Gubernur Kepala Daerah Provinsi
Di Seluruh Indonesia;
k. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal
7 Agustus 2018 Nomor 520/5624/SJ Perihal
Dukungan Pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan
Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang
Ditujukan Kepada Bupati/Walikota Di Seluruh
Indonesia.

51
Memperhatikan : a. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 32/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2019;
b. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor 69/PMK.02/2018 Tentang Standar Biaya
Keluaran Tahun Anggaran 2019.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN


PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ... NOMOR ... TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA)
PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT TAHUN...
PERTAMA : Menunjuk nama-nama sebagaimana tercantum dalam
Lampiran-1 Surat Keputusan ini sebagai Ketua, Sekretaris
dan Anggota Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi: ........................ Tahun .....
KEDUA : Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
mempunyai tugas:
b. Melaksanakan koordinasi, kerja sama dan sinergi terhadap
kegiatan Pembinaan, Fasilitasi dan Kerjasama Akses
Reform di tingkat Provinsi;
c. Melaksanakan koordinasi dengan Pokja Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat di tingkat Kabupaten/Kota
terhadap pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat yang dilaksanakan di tingkat
Kabupaten/Kota;
d. Memantau, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan
kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat yang
dilaksanakan di tingkat Kabupaten/Kota;
e. Melakukan bimbingan/konsultasi teknis terhadap
pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat yang dilaksanakan di tingkat
Kabupaten/Kota;

52
f. Memfasilitasi penyelesaian permasalahan terhadap
pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat yang dilaksanakan di tingkat
Kabupaten/Kota;
g. Menghimpun, menyusun, dan menyampaikan database
pelaksanaan Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
by name by adress dan lokasi bidang tanahnya serta
laporan pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Hak Atas
Tanah Masyarakat di tingkat Kabupaten/Kota kepada
Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat Pusat.
KETIGA : Kelompok Kerja Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat
sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU memperoleh
honorarium sebagaimana tercantum pada Lampiran II
Keputusan ini;
KEEMPAT : Sumber pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan
Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat ini berasal dari
Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) ..... Tahun Anggaran ....
KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan berakhir
pada Tanggal 31 Desember ... dengan ketentuan apabila
terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …..
Pada tanggal …..

Kepala Kantor Wilayah


Badan Pertanahan Nasional
Provinsi ……

Nama …………………………..
NIP ……………………………

Tembusan, disampaikan kepada Yth.


1. Direktur Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;

53
2. Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kementerian Dalam
Negeri;
3. Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan UKM;
4. Direktur Jenderal Prasana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian;
5. Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
6. Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan
Perikanan;
7. Direktur Pemberdayaan Hak Atas Tanah Masyarakat, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
8. Gubernur Provinsi .....................;
9. Kepala Dinas Terkait Provinsi.........;
10. Kepala Kantor Perwakilan Perbankan........

54
Lampiran 1 Surat Keputusan Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi

Nomor :
Tanggal :

SUSUNAN KELOMPOK KERJA (POKJA)


PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
PROVINSI ................................ TAHUN .........................

No. Nama NIP Jabatan Jabatan Dalam


Pokja
1. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Ketua
Nasional Provinsi
2. Kepala Dinas yang ditunjuk oleh Wakil Ketua
Sekretaris Daerah
3. Kepala Bidang Hubungan Hukum Sekretaris
Pertanahan
4. Kepala Dinas yang membidangi Koperasi Anggota
dan UKM
5. Kepala Dinas yang membidangi Prasarana Anggota
dan Sarana Pertanian
6. Kepala Dinas yang membidangi Pertanian Anggota
Tanaman Pangan, dan Hortikultura
7. Kepala Dinas yang membidangi Anggota
Perkebunan
8. Kepala Dinas yang membidangi Anggota
Peternakan
9. Kepala Dinas yang membidangi Kelautan Anggota
dan Perikanan
10. Kepala Kantor Perwakilan Perbankan dan Anggota
Lembaga Keuangan Non Bank
11. Staf Pelaksana di Kanwil BPN Prov… Anggota
12. Staf Pelaksana di Kanwil BPN Prov... Anggota
... ... Anggota
... ... Anggota

Ditetapkan Di :................................
Pada Tanggal :.................................
Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi ..............
Keterangan:
Jumlah anggota Pokja disesuaikan dengan jumlah
pemangku kepentingan terkait dan anggaran yang
terdapat di dalam DIPA Kantor Wilayah Badan Nama …………………………..
Pertanahan Nasional Provinsi masing-masing.
NIP................................

55
Lampiran 2 Surat Keputusan Pokja Pemberdayaan Hak Atas Tanah
Masyarakat Provinsi

Nomor :
Tanggal :

DAFTAR SATUAN HONORARIUM KELOMPOK KERJA (POKJA)


PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
PROVINSI ..................... TAHUN .........................

No. Jabatan Dalam Pokja Satuan Honorarium


1. Ketua
2. Wakil Ketua
3. Sekretaris
4. Anggota

Ditetapkan Di :................................
Pada Tanggal :.................................
Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional
Provinsi............

Nama …………………………..
NIP. .................

56
Lampiran X Hasil Kegiatan Fasilitasi dan Kerjasama di Provinsi

Data Hasil Kegiatan Fasilitasi dan Kerjasama


Provinsi : ……………….. Tahun 2019
Koordinat
Status Kepemilikan
Nama Titik Tengah
Tanah
Pelaku Bidang Tanah Interkoneksi
Jenis Nomor
Usaha/ Penggunaan Sertipikat Nama Instansi Jumlah Pinjaman/ /kemitraan
No Usaha/ Model Sertipikat Ket.
NIK/ Tanah (No. Hak/ Belum KUB Pendamping Pendampingan dengan dunia
Pemberdayaan HT
Alamat Desa/ Terdaftar L B usaha
Sesuai KTP Tahun/ / ± Luas
Luas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Desa/Kelurahan: Sukakaya Kecamatan: Sukamaju, Kabupaten/Kota: Kaputihan
1 Doni/ 1. Rumah M. 50/ --- -6.23º 106.7º Perikanan Sumber a.Bank BNI a Modal Rp 25 Juta HT No. 10 PT.UNILEVER Mitra Binaan
32768809112 Tinggal dan Sukakaya/ Budidaya Lele Rezeki b.Dinas b. Bimbingan BPN dan Dinas
10001/ kolam 2016/ 250 Perikanan Teknis Budidaya Peternakan
Jl.Merpati m2 Perikanan/ Sekolah
Lapang
c. Pemasaran
2. Sawah M. 42/ --- -4.26º 104.2º Pertanian Cabai Alam a.Bank BNI a. Modal Rp 15 Juta HT No. 25 PT Kobe Boga Mitra Binaan
Sukakaya/ Lestari b.Dinas b. Pendampingan BPN dan Dinas
2015/ Pertanian Usaha Tani dan Pertanian
700 m2 Pemasaran
2 Ervita/ Kandang M. 46/ --- -4.21º 102.2º Usaha Ayam Murni a.Koperasi a. Modal Rp 25 HT. No 15 Restoran Mitra Binaan
327688091250 Ayam Sukakaya/ Potong Abadi b.Dinas Juta Cepat Saji BPN dan Dinas
0002/ 2015/ Peternakan b.Pendampingan (KFC) Peternakan
Jl.Merpati 2000 m2 Usaha Ternak dan
Pemasaran
3 Purwanto/ Kebun M. 82/ --- -4.30º 103.1º Kripik Singkong Telo a.PT Pegadaian a. Modal Rp 20 HT No. 13 PT Cipta Mitra Binaan
327688091360 Singkong Sukakaya/ b.Dinas Juta Pangan BPN dengan
0002/ Jl. Salak 3000 m2 Pertanian b.Pendampingan Dinas
c.Dinas UKM Usaha Tani dan Pertanian.
Pemasaran
Desa/Kelurahan: Semarangan, Kecamatan: Bandungan, Kabupaten/Kota: Ulu Ilir
1 dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
2 dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst dst
Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan
*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

57
Lampiran XI Hasil Rapat Pengembangan dan Diseminasi Model di Provinsi

Data Hasil Rapat Pengembangan dan Diseminasi Model


Desa/Kelurahan: Sukmajaya Kecamatan: Sukamaju
Kabupaten/Kota :……………… Provinsi : ……………….. Tahun 2019
No ASET AKSES
Nama Pelaku Penggunaan Status Kepemilikan Koordinat Titik Nama KUB Instansi Model Interkoneksi Pengembangan/ Perkiraan Perkiraan
Usaha/ NIK/ Tanah Tanah Tengah Bidang Pendamping Pemberdayaan dengan dunia Penganekaragam Penghasilan Penghasilan
Alamat Tanah usaha an Usaha sebelum setelah
Sesuai KTP Sertipikat Belum L B pendampingan pendampingan Ket
(No. Hak/ Terdaftar per bulan per bulan
Desa/ / ±Luas
Tahun/Luas)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Desa/Kelurahan: Sukakaya Kecamatan: Sukamaju, Kabupaten/Kota: Kaputihan
1 Doni/ 1. Rumah M. 50/ --- -6.23º 106.7º Sumber a.Bank BNI Perikanan PT.UNILEVER Kerupuk ikan Rp. 2,5 Juta Rp. 6 Juta Cluster
32768809112 Tinggal dan Sukakaya/ Rezeki b.Dinas Budidaya Ikan
10001/ kolam 2016/ 250 m2 Perikanan anggota
Jl.Merpati 50
orang
2. Sawah M. 42/ --- -4.26º 104.2º Alam a.Bank BNI UMKM PT Kobe Boga Produk Cabai Rp 3 juta Rp 8 juta Cluster
Sukakaya/ Lestari b.Dinas Bubuk dan Cabai
2015/ Pertanian bahan dasar anggota
700 m2 bumbu masak 100
instant orang
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)
2 Ervita/ Kandang M. 46/ --- -4.21º 102.2º Murni a.Koperasi Peternakan Restoran Cepat Bahan ayam Rp. 2 Juta Rp. 5 Juta Cluster
32768809125 Ayam Sukakaya/ Abadi b.Dinas Saji (KFC) cepat saji, ayam
00002/ 2015/ Peternakan kerupuk kulit potong
Jl.Merpati 2000 m2 ayam goreng 50
orang
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)
3 Purwanto/ Kebun M. 82/ --- -4.30º 103.1º Telo a.PT Pegadaian Pertanian PT Cipta Kripik Singkong Rp. 2 Juta Rp. 7 Juta Cluster
32768809136 Singkong Sukakaya/ b.Dinas Pangan aneka rasa, Olahan
00002/ Jl. 3000 m2 Pertanian getuk goreng Singkong
Salak c.Dinas UKM 25 orang
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)
Desa/Kelurahan: Semarangan, Kecamatan: Bandungan, Kabupaten/Kota: Ulu Ilir
1 Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
2 Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst
Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan
*)KUB: Kelompok Usaha Bersama

58
Lampiran XII REKAPITULASI DATA KEGIATAN PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
(SKEMA AKSES MENGIKUTI ASET)

PELAKSANAAN PENATAAN AKSES PASCA PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH MELALUI
RUTIN/PTSL/REDISTRIBUSI TANAH/KONSO LIDASI TANAH/PRONA/UMKM/PERTANIAN/NELAYAN/PEMBUDIDAYA IKAN
(*coret yang tidak perlu)

DESA: ………………………………………….. KECAMATAN: …………………………………………..


KABUPATEN/KOTA: …………………………………….
PROVINSI: ……………………………………….
NAMA KELOMPOK/KESERAGAMAN JENIS USAHA: (Cabai Segar Lestari/Cluster Cabai); (PT Maju Jaya/Cluster Ayam
Potong); (Arwana Berlian/Cluster Budidaya Ikan Hias).
SKEMA AKSES MENGIKUTI ASET
ASET AKSES

Nama
Koordinat Perkiraan Perkiraan
Pelaku Sertipikat Interkoneksi/
NO Titik Tengah Jumlah Pinjaman/ Nomor Penghasilan Penghasilan KET
Usaha/ (No. Hak/ Model Instansi kemitraan
Bidang Tanah Jenis Sertipikat sebelum setelah
NIK/ Desa/ Pemberdayaan Pendamping dengan dunia
Pendampingan HT/Desa pendampingan pendampingan
Alamat Tahun/Luas) usaha
per bulan per bulan
Sesuai KTP L B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Doni/ M. 50/ -6.23º 106.7º Perikanan a.Bank BNI a.Rp 50 juta SHT No. PT.UNILEVER Rp. 2,5 Juta Rp. 6 Juta Cluster Ikan
32768809112 Sukakaya/ Budidaya b.Dinas b.Bimbingan 10/ anggota 50
10001/ 2016/ 250 m2 Perikanan Budidaya Ikan dan Sukakaya orang
Jl.Merpati Pemasaran
M. 42/ -4.26º 104.2º UMKM a.Bank BNI a.Rp 50 juta SHT No. PT Kobe Boga Rp 3 juta Rp 8 juta Cluster Cabai
Sukakaya/ b.Dinas b.Bimbingan 25/ anggota 100
2015/ Pertanian pertanian cabai, bibit, Sukakaya orang
700 m2 pupuk, dan
pemasaran
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)
2 Ervita/ M. 46/ -4.21º 102.2º Peternakan a.Koperasi a.Rp 100 juta SHT No. Restoran Cepat Rp. 2 Juta Rp. 5 Juta Cluster ayam
327688091250 Sukakaya/ b.Dinas b.Bimbingan Teknis 15/ Saji (KFC) potong 50
0002/ 2015/ Peternakan Peternakan Ayam dan Sukakaya orang
Jl.Merpati 2000 m2 pemasaran
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)
3 Purwanto/ M. 82/ -4.30º 103.1º Pertanian a.PT Pegadaian a. Rp 50 juta SHT No. PT Cipta Pangan Rp. 2 Juta Rp. 7 Juta Cluster Olahan
327688091360 Sukakaya/ b.Dinas b. Bimbingan 13/ Singkong 25
0002/ Jl. Salak 3000 m2 Pertanian pertanian, pupuk, Sukakaya orang
c.Dinas UKM dan pemasaran
Dst (Data diisi sesuai dengan jumlah anggota cluster)

Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan


59
Lampiran XIII REKAPITULASI DATA KEGIATAN PEMBERDAYAAN HAK ATAS TANAH MASYARAKAT
(SKEMA ASET MENGIKUTI AKSES)

PELAKSANAAN PENATAAN ASET MENGIKUTI AKSES YANG SUDAH ADA


PTSL/ UMKM/PERTANIAN/NELAYAN/PEMBUDIDAYA IKAN (*coret yang tidak perlu)
DESA: ………………………………………….. KECAMATAN: …………………………………………..
KABUPATEN/KOTA: …………………………………….
PROVINSI: ……………………………………….

NAMA KELOMPOK: (Cabai Segar Lestari/Cluster Cabai); (PT Maju Jaya/Cluster Ayam Potong); (Arwana Berlian/Cluster
Budidaya Ikan Hias)

SKEMA ASET MENGIKUTI AKSES


AKSES ASET

Koordinat Titik
Perkiraan Perkiraan
Nama Pelaku Interkoneksi/ Tengah Bidang RENCANA
NO Jumlah Pinjaman/ Penghasilan Penghasilan Ket.
Usaha/ NIK/ Model Instansi kemitraan LUAS Tanah
Jenis sebelum setelah
Alamat Pemberdayaan Pendamping dengan dunia (±M2)
Pendampingan sertipikat per sertipikat per
Sesuai KTP usaha Program
bulan bulan
L B Sertipikasi/
Tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Doni/ Perikanan a.Bank BNI a.Rp 50 juta PT.UNILEVER Rp. 2,5 Juta Rp. 6 Juta 250 m2 -6.23º 106.7º PTSL 2020
32768809112 Budidaya b.Dinas b.Bimbingan
10001/ Perikanan Budidaya Ikan dan
Jl.Merpati Pemasaran
UMKM a.Bank BNI a.Rp 50 juta PT Kobe Boga Rp 3 juta Rp 8 juta 700 m2 -4.26º 104.2º PTSL 2020
b.Dinas b.Bimbingan
Pertanian pertanian cabai,
bibit, pupuk, dan
pemasaran
2 Ervita/ Peternakan a.Koperasi a.Rp 100 juta Restoran Cepat Rp. 2 Juta Rp. 5 Juta 2000 m2 -4.21º 102.2º PTSL 2020
327688091250 b.Dinas b.Bimbingan Teknis Saji (KFC)
0002/ Peternakan Peternakan Ayam
Jl.Merpati dan pemasaran
3 Purwanto/ Pertanian a.PT Pegadaian a. Rp 50 juta PT Cipta Rp. 2 Juta Rp. 7 Juta 3000 m2 -4.30º 103.1º PTSL 2020
327688091360 b.Dinas b. Bimbingan Pangan
0002/ Jl. Salak Pertanian pertanian, pupuk,
c.Dinas UKM dan pemasaran
Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst Dst

Keterangan: isi tabel sesuai dengan data di lapangan

60
Lampiran XIV KERANGKA PENULISAN LAPORAN HASIL MONITORING
DAN EVALUASI

SISTEMATIKA LAPORAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ……

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian
Kegiatan)

BAB II
KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
A. Bimbingan Teknis SDM Pelaksana PHATM (dilampirkan bukti kegiatan
seperti SK, foto dll)
B. Inventarisasi Potensi dan Pendampingan (mengisi form lampiran IV dan
dilampirkan bukti kegiatan seperti foto dll)
C. Fasilitasi dan Kerja sama (dilampirkan SK Pokja)
D. Pengembangan dan Desiminasi Model Pemberdayaan
E. Monitoring dan Evaluasi Pemberdayaan Masyarakat (dilampirkan
sermua laporan kantah dan bukti kegiatan seperti SK, foto dll)

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

61

Anda mungkin juga menyukai