Diajukan oleh:
Richard, S.Si
199204082020121011
Segala berkat, puji dan syukur diucapkan kepada nama Tuhan Yang Maha
Esa. Sehingga karena berkatnya, penulis dapat membuat rancangan aktualisasi
dengan judul “Tinjauan Atas Kegiatan Pengumpulan Data Fisik Tanah di Provinsi
Kalimantan Tengah ” untuk memenuhi persyatan diklat prajabatan CPNS
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah
berkontribusi pada Tulisan ini, antar lain:
1. Papa dan Ibu, serta Koko yang telah menyemangati penulis
2. Bapak Rudi Hartanta, S.SIT , M.Si sebagai mentor penulis
3. Bapak Eka Jarang Mula, S.H sebagai Kepala Bidang Pengadaan dan
Pengembangan Kantor Provinsi Kalimantan Tengah
4. Ibu Maduharani, S.SIT, M.Si sebagai koordinator Subbidang Pengadaan Tanah
pada Bidang Pengadaan Tanah dan Pengembangan Kantor Wilayah Kalimantan
Tengah
5. Bapak Aprilius atas masukannya kepada penulis
6. Clara Damaiyanti, Edwin Maryoel, Dan Yuliana Citra Lativonia sebagai teman
sejawat
7. Seluruh pihak yang telah membantu dan berkontribusi atas tulisan ini.
Richard, S.Si
iii
DAFTAR ISI
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 4
A. Landasan Teori........................................................................................... 11
B. Pembahasan................................................................................................ 26
1. Kesimpulan ................................................................................................ 37
2. Saran .......................................................................................................... 38
Gambar 3.1. gambaran mengenai metode pengeamatan GNSS dengan metode static. .......................................... 21
Gambar 3.2. gambaran mengenai pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan satelit post static ....... 23
Gambar 3.3. gambaran mengenai pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan satelit RTK .................. 24
Gambar 3.3. gambaran mengenai pengukuran bidang tanah dengan metode pengamatan satelit stop and go ...... 25
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah adalah sebuah kata yag memiliki pengertian yang cukup luas. Dalam
pengertian umum, Tanah dapat diartikan sebagai bagian dari kulit bumi. Sedangkan
didalam UUPA 1960 pasal 4 ayat 1 mendefinisikan tanah sebagai permukaan bumi
dengan segala yang terkandung didalamnya dan diatasnya. Hal ini berarti juga
mencakup kekayaan alam yang ada didalamnya serta bangunan yanga ada di
atasnya. Menurut Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 3 mengatakan bahwa
“Bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
bahwa tanah secara yuridis dikuasai oleh negara. Negara sendiri akan memberikan
pembagian hak-hak penggunaan tanah kepada rakyat ataupun kepada badan usaha
berbadan hukum sesuai dengan keperluanya. Dalam mengatur hak-hak atas tanah,
maka negara membagikan hak-hak tersebut dalam sebuah sertifikat tanah yang berisi
mengenai data fisik bidang tanah maupun data yuridis bidang tanah.
batas, dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang daftarkan termasut
data data fisik tanah tersebut, maka dilakukan kegiatan survei kadastral di setiap
pengukuran, batas-batas tanah harus dipasang tanda batas dan ditetapkan batas
ini memiliki pengertian dimana ketika melakukan suatu pengukuran tanah, maka
seorang pemilik tanah yang akan didaftarkan tanahnya harus dapat dilihat batas
tanah tersebut yang ditunjukan dengan adanya tanda batas tanah berupa patok tanah.
Selain itu, untuk menunjukan kesesuaian batas tanah dengan aslinya, maka Setelah
penetapan tanda batas dan pemasangan tanda batas, pihak pemohon dan pihak yang
berbatasan membuat surat keterangan persetujuan penetapan batas serta pihak yang
tanda batas serta lembaran gambar ukur ini digunakan sebagai tanda bukti bahwa
asas Kontradiktur Delimitasi dipenuhi pada saat penetapan batas dan pengukuran.
memperoleh gambar batas dari dua buah bidang tanah atau mengetahui luas bidang
tanah. Kegiatan ini berhubungan dengan kegiatan pengambilan data fisik lahan
survei dan pengukuran kadastral untuk luasan lebih sempit dari 10 Ha menjadi
kantor wilayah, dan wewengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang untuk
Tengah memiliki berbagai kendala lapangan dalam penentuan data fisik bidang
tanah dan data yuridis bidang tanah. Kendala di lapangan yang ditemui dalam
permasalahan teknis yang disebabkan pada beberapa factor, antara lain adalah
A. tidak adanya batas bidang tanah saat pengukuran lapangan. Mengingat akan hal
ini, umumnya pengukuran tanah yang tidak memiliki batas tanah yang jelas tidak
B. pemilik tanah yang berbatasan dengan pemohon pengukuran tanah sering tidak
berada di tempat. Alasan ini dikarenakan luasnya tanah yang ada di Provinsi
alat pengukuran di lapangan serta metode pengambilan data di lapangan. Hal ini
B. Tujuan Penulisan
C. Pembatasan Masalah
Kalimantan Tengah memiliki cakupan yang cukup luas dan komprehensif sehingga
penulisan tugas akhir ini. Maka dari itu, penulis hanya membatasi permasalahan
kesesuaian data batas tanah dan hasil titik koordinat batas tanah yang didapat di
5
lapangan. Kesesuaian data fisik yang dimaksudkan dalam makalah ini adalah
mengenai letak tanah secara administrasi, batas bidang tanah serta luas bidang tanah
dan keberadaan bangunan yang terdapat diatas tanah tersebut. Makalah inimakan
tidak hadir saat pengukuran serta pemilihan metode yang tepat dan efisien
literatur yang digunakan oleh penulis. Literatur yang menjadi acuan dalam
penyususnan makalah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu sebagai berikut ini.
2. Metode wawancara mendalam dengan mentor penulis maupun dengan pihak yang
lebih memahami survei kadastral . Dalam hal ini, penulis berkonsultasi dengan
BAB II
(https://ppid.atrbpn.go.id/bpn/page/index/visi-dan-misi-ppid)
Kalimantan Tengah
Sedangkan Kepala Bagian Tata Usaha BPN Kantor Wilayah Kalimantan Tengah
Dikarenakan hal yang diangkat oleh penulis ini lebih dekat dengan tugas dan fungsi
dari Bidang Survei dan Pemetaan, maka mengutip dari Peraturan Menteri Agraria
dan Tata Ruang/ Badan pertanahan Nasional no 17 tahun 2020, maka tugas dari
Bidang Survei dan Pemetaan adalah melaksanakan pengordinasian, pembinaan, dan
pelaksanaan pengukuran dan pemetaaan bidang dan ruang, pemeliharaan kerangka
10
dasar kadastral nasional, pengukuran dan pemetaan dasar, survei dan pemetaan
tematik bidang dan Kawasan pertanahan dan ruang serta tenaga teknis dan surveyor
berlisensi
Dalam kegitan survei dan pengukuran kadastral yang saat ini sedang berjalan,
terdapat berapa isu dan permasalahan yang dihadapi di Kalimantan Tengah. Hal ini
tidak berada di tempat. Alasan ini dikarenakan luasnya tanah yang ada di
Delimitasi.
BAB III
LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
Tahun 19997. Dalam peraturan pemerintah ini, terdapat beberapa definisi yang
pengo-lahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data
yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan
satuansatuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi
bidangbidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah
b. Bidang tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang
yang berbatas.
c. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan
d. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan
rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta
tanah untuk pertama kali, meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data
fisik dan data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah
menyesuaikan data fisik dan data yuridis dalam peta pendaftaran, daftar tanah,
daftar nama, surat ukur, buku tanah, dan sertipikat dengan perubahan-perubahan
g. Titik dasar teknik adalah titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari
suatu pengukuran dan per-hitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi
sebagai titik control atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi
batas.
h. Peta dasar pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan
bidangbidang tanah.
j. Surat ukur adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
k. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan
data fisik suatu obyek pendaf-taran tanah yang sudah ada haknya.
13
Pendaftaran tanah
pelaksanaan pendaftaran tanah yang terdiri dari kegiatan pendaftaran tanah pertama
kali dan kegiatan pemeliharaan data pendaftaran tanah. Lebih lanjut, dalam pasal 12
(1) Kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali meliputi : a. pengumpulan dan
sertipikat; d. penyajian data fisik dan data yuridis; e. penyimpanan daftar umum dan
dokumen.
dengan pengumpulan data dan pengolahan data fisik. Dalam Pasal 14 ayat 1
dikatakan bahwa untuk keperluan pengumpulan dan pengolahan data fisik dilakukan
kegiatan pengukuran dan pemetaan ini mecakup pembuatan peta dasar pendaftaran,
tanah dan pembuatan peta pendaftaran; pembuatan daftar tanah, dan pembuatan surat
ukur.
Kegiatan peta dasar yang dimaksudkan di pasal 13 ayat 1 dimulai dengan pembuatan
peta dasar pendaftaran. (2) Di wilayah-wilayah yang belum ditunjuk sebagai wilayah
sporadik.
Pasal 16 mengatur mengenai pembuatan peta dasar pendaftaran . Dalam pasal ini
menyebutkan bahwa pengukuran dan pembuatan peta dasar pendaftaran tanah harus
Sedangkan jika di suatu daerah tidak ada atau belum ada titik-titik dasar teknik
pendaftaran dapat digunakan titik dasar teknik lokal yang bersifat sementara, yang
kemudian diikatkan menjadi titik dasar teknik nasional. Selain itu Paragraf 4 Pasal
bidang tanah yang sudah ditetapkan batas-batasnya diukur seperti dalam pasal 17,
18, dan 19 harus diukur dan selanjutnya dipetakan dalam peta dasar pendaftaran.
Jika dalam wilayah pendaftaran tanah secara sporadik belum ada peta dasar
pendaftaran, maka dapat digunakan peta lain sepanjang peta tersebut memenuhi
15
syarat untuk pembuatan peta pendaftaran. Sedangkan jika dalam wilayah dimaksud
belum tersedia peta dasar pendaftaran maupun peta lainnya pembuatan peta dasar
yang bersangkutan.
ini menyatakan bahwa untuk memperoleh data fisik yang diperlukan bagi
tanda batas di setiap sudut bidang tanah yang bersangkutan. Dalam penetapan batas
bidang tanah pada pendaftaran tanah perlu diupayakan penataan batas berdasarkan
kesepakatan para pihak yang berkepentingan, yaitu pihak-pihak yang memiliki tanah
batas dan pemeliharaannya wajib dilakukan oleh pemegang hak yang bersangkutan.
Lebih lanjut dalam pasal 18 mericikan mengeanai penetapan batas bidang tanah
yang sudah dipunyai dengan suatu hak yang belum terdaftar atau yang sudah
terdaftar tetapi belum ada surat ukur/gambar situasinya atau surat ukur/gambar
situasi yang ada tidak sesuai lagi dengan keadaan yang sebenarnya dilakukan oleh
batas oleh pemegang hak atas tanah yang bersangkutan dan sedapat mungkin
16
disetujui oleh para pemegang hak atas tanah yang berbatasan. Persetujuan ini
Pasal 19 berbicara mengenai penetapan batas bidang tanah yang diukur pada tanah
yang terjadi sengketa batas bidang tanah. Pada ayat pertama menyatakan jika dalam
penetapan batas bidang tanah tidak diperoleh kesepakatan antara pemegang hak atas
tanah yang bersangkutan dengan pemegang hak atas tanah yang berbatasan,
yang bersangkutan. Jika pada waktu yang telah ditentukan pemegang hak atas tanah
yang bersangkutan atau para pemegang hak atas tanah yang berbatasan tidak hadir
Ketua Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala
Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik membuat berita acara
dan ayat (2), termasuk mengenai belum diperolehnya kesepakatan batas atau
ketidakhadiran pemegang hak atas tanah yang bersangkutan. Dalam gambar ukur
sebagai hasil pengukuran sementara harus dibubuhkan catatan atau tanda yang
17
sementara. Data ini dapat disesuaikan dengan hasil musyawarah antara pihak yang
bersengketa batas atau hasi pengadilan jika pengadilan telah memberikan hasil
putusan sengketa.
Paragraf 5 pasal 21 menjelaskan tentang pembuatan Daftar Tanah. Dalam Pasal ini
Bidang atau bidang-bidang tanah yang sudah dipetakan atau dibubuhkan nomor
Paragraf 6 Pasal 22 ayat 1 menjelaskan mengenai surat ukur. Pasal ini menyatakan
menyatakan bahwa bidang-bidang tanah yang telah diukur serta dipetakan dalam
bidang pendataran dibuatkan surat ukur untuk keperluan haknya. Sedangkan wilayah
yang belum tersedia peta pendaftaran maka surat ukur dibuat dari hasil pengukuran
sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-bidang tanah yang terletak
dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari desa/kelurahan atau lebih
untuk pemetaan bidang tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran
hasil pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media
18
tertentu. Hal ini mengakibatkan letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui
tanah yang belum terdaftar maupun bidang-bidang tanah yang telah terdaftar dengan
fotogrametris, metode pengamatan satelit dan kombinasi dari beerapa metode yang
1. Metode Terestris
adalah pengukuran secara langsung di lapangan dengan cara mengambil data ukuran
sudut dan jarak yang dikerjakan dengan teknik-teknik pengambilan data trilaterasi
2. Metode fotografmetris
dan luas bidang tanah. Fotogrametri sendiri adalah ilmu, teknologi, dan rekayasa
yang bersumber dari cara pengolahan data hasil rekaman dan informasi, baik dari
citra fotografik maupun dari non fotografik; untuk tujuan pemetaan rupa bumi serta
pembentukan basis data bagi keperluan rekayasa tertentu (Wahyono, 2017). Metode
bidang tanah dengan menggunakan peta foto atau peta garis hasil
fotogrametris dan menarik garis ukur (deliniasi) untuk batas bidang tanah
yang jelas dan memenuhi syarat. Metode ini hanya dapat dilaksanakan untuk
b. Jumlah jumlah sisi minimal bidang tanah yang diukur. Jumlah sisi minimal
bidang tanah yang diukur tersebut minimal 1 sisi bidang tanah untuk skal
foto udara paling besar dari 1: 2. 500, sedangkan skala citra yang lebih kecil
spasial yang dimiliki oleh skala citra, dimana skala peta kerja harus lebih
Mengingat citra dengan resolusi spasial yang lebih besar dari skala peta bidang tanah
sangat jarang yang lebih dari 1:500 dan1:1000, maka metode ini umumnya pada
dari minimal 4 satelit menggunakan alat GNSS (global navigation satellite system).
GNSS merupakan suatu sistem satelit yang terdiri dari konstelasi satelit yang
dalam bentuk frekuensi secara terus menerus, yang tersedia di semua lokasi di atas
(UNOOSA, 2011)
Ketelitian posisi yang didapatkan dari pengukuran metode pengamatan satelit ini
1. Keakuratan data Akurasi data bergantung pada tipe data yang digunakan,
2. Geometri satelit bergantung pada jumlah satelit, lokasi dan distribusi satelit,
3. Metode penentuan posisi Bergantung pada metode yang diambil, apakah itu
metode static, metode posted static, metode real time kinematic (RTK) serta metode
stop and go. Adapun metode penjabaran mengenai metode-metode tersebut adalah
a. Metode static
Pada metode pengukuran ini titik yang akan ditentukan posisinya tidak bergerak,
ketelitian yang diperoleh cukup tinggi yaitu di orde milimeter sampai centimeter,
maupun survey geodetik. Adapun mengenai gambaran metode statis dapat dilihat
metode static.
Metode pengukuran statik singkat ini dilakukan dengan sesi pengamatan yang
lebih singkat (5-20 menit), prosedur pengumpulan data di lapangan sama dengan
lunak pemroses data GNSS yang andal dan canggih. Pada saat melakukan
bias dan kesalahan data yang relatif rendah, serta lingkungan yang relatif tidak
mempunyai data dual frekuensi. Ketelitian relatif posisi titik yang diperoleh
digunakan untuk survey pemetaan dengan orde tidak terlalu tinggi, perapatan
dengan metode post statis ini dapat dilihat pada gambar 3.2. di halaman 22
23
Pada metode pengukuran kinematik ini titik-titik yang akan ditentukan posisinya
pengamatan satelit RTK dapat dilihat pada gambar 3.3. di bawah ini.
24
Metode pengukuran ini dilakukan pergerakan alat GNSS sebagai rover dan stop
selama beberapa puluh detik dari titik ke titik dinamakan juga survey semi
kinematic, metode ini mirip dengan pengukuran kinematik, hanya titik yang akan
ditentukan posisinya tidak bergerak dan alat GNSS diam beberapa saat di titik
titik awal harus ditentukan sebelum alat GNSS rover bergerak, untuk
karakteristik Rover yang bergerak dan stop dari titik ke titik selama beberapa
saat hingga puluhan detik. Metode ini miripdengan metode kinematic, hanya
posisi titik yang akan ditentukan posisinya diam dan receiver diam beberapa saat.
Ambiguitas fase pada titik awal harus ditentukan (Inisiasi) sebelum receiver
25
antar titik, receiver harus selalu mengamati sinyal GPS (tidak boleh loose). Jika
selama pengukuran terjadi cycle slip, receiver harus kembali ke titik sebelumnya
untuk inisialisasi lagi kemudian baru bergerak. Dasar penentuan posisi dalam
metode ini adalah Differensial Positioning. Trajectori dari moving receiver antar
titik tidak diperlukan meskipun teramati. Metode ini memerlukan piranti lunak
hasil yang baik maka geometri satelit harus baik dengan tingkat bias dan
kesalahan rendah dan tidak ada multipath. Penentuan posisi dapat dilaksanakan
secara real time atau post prosessing. Adapun mengenai gambaran pengamatan
dnegan metode stop and go dapat dilihat pada gamabr 3.4. di bawah ini.
B. Pembahasan
permasalahan yang telah dipaparkan oleh penulis. Permasalahan ini adalah sebagai
berikut ini.
a. Pemilik tanah yang berbatasan dengan tanah yang diukur tidak berada di tempat
Sebagaimana yang telah ditulis sebelumnya oleh penulis dalam Bab 1 dan
dalam landasan teori, dalam kegiatan pengukuran bidang tanah perlu memenuhi asas
menyepakati batas tanah yang jelas anatara tanah milik mereka. Kegiatan
tanah dan pembuatan peta pendaftaran, pembuatan daftar tanah, serta pembuatan
Surat Ukur. Pengukuran dan pemetaan yang dimaksud adalah dilaksanakan bidang
pengukuran, batas-batas tanah harus dipasang tanda batas dan ditetapkan batas-
Tahapan meletakkan tanda batas ini harus disaksikan oleh pejabat atau
aparat yang mengetahui atau memiliki data para pemilik tanah yang berbatasan. Data
ini dimiliki oleh Kepala Desa atau Kelurahan, oleh sebab itu pelaksanaan asas ini
wajib disaksikan oleh aparat desa atau kelurahan. Asas kontradiktur delimitasi
dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditandatangani oleh pemilik tanah yang
berbatasan langsung dan dilengkapi tanda tangan dari kepala desa atau kelurahan.
Selain itu, para pemilik tanah yang berbatasan secara langsung juga menandatangani
Daftar Isian yang diperoleh dari Kantor Pertanahan. Kedua bukti tersebut
sebagai tahap awal dalam proses pendaftaran tanah maupun peralihan hak. Tanpa
adanya dua syarat yang merupakan proses awal dalam pendaftaran tanah tersebut,
maka kantor pertanahan tidak akan melakukan pengukuran. Jadi, asas kontratur
delimitasi merupakan hal yang sangat penting untuk seorang pemilik tanah yang
tanah yang berbatasan dengan tanah yang diukur tidak dapat ditemui. Hal ini ini
dikarenakan umumnya pemilik tanah yang bersebelalahan dengan pemilk tanah yang
diukur tinggal di desa yang berbeda dengan lokasi pengukuran tanah yang akan
diukur, baik di luar kota/kabupaten tanah yang diukur atau diluar Provinsi
Kalimantan Tengah.
28
batas tanah tidak mencapai kesepakatan, maka pengukuran bidang tanah dapat
Penggambaran batas bidang tanah yang belum disepakati ini dilakukan dengan tanda
khusus yang menjelaskan bahwa batas bidang tanah masih bersifat sementara
dengan garis putus-putus. Umumnya, untuk khasus dimana pemilik lahan yang
desa yang sama dengan lokasi pengukuran bidang tanah, maka tanda tangan titik
pada gambar ukur diwakilkan oleh orang yang ditunjuk oleh pihak pemilik tanah
yang berada bersebelahan dengan tanah yang diukur yang dibuktikan dengan adanya
surat pemberian kuasa atau diwakilkan dengan pamong desa yang mengetahui letak
batas yang ditunjukan dalam gambar ukur ini masih bersifat sementara dan dapat
berubah setelah adanya kesepatan antara 2 pihak . Kepala tim ajufikasi atau kepala
pengukuran yang menjelaskan keadaan tersebut sebagai bukti . oleh sebab itu, maka
kehadiran pamong desa yang mengetahui batas tanah antara warga desa sangat
dan Pemetaan Kadastral pada Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebagai berikut
ini.
Teknik Terestris menggunakan alat ukur total station adalah metode yang paling
hari untuk pemukiman dan 15 bidang per hari untuk kebun masyarakat. Setiap total
station memiliki aplikasi bawaan dari alat tersebut agar bisa melakukan import data
dari total station ke komputer. Dengan menggunakan aplikasi GeoKKP petugas ukur
menghubungkan titik detail hasil import tadi sampai membentuk bidang tanah.
Penggambaran seperti ini sangat cepat dibandingkan pengukuran total station yang
tidak memakai sistem record data. Total station yang tidak memakai record data
harus memasukan data jarak dan sudut yang banyak untuk bisa melakukan
penggambaran dan perhitungan luas. Perhitungan luas untuk total station dilakukan
total station dianggap cukup memenuhi toleransi yang ada oleh petugas ukur kantor
30
pertanahan sehingga mereka banyak menggunakan alat ini. Alasan lainnya petugas
ukur pertanahan menggunakan total station karena alat ini lebih efektif dan efisien
untuk melakukan pengukuran dan mudah untuk ditemukan dalam hal sewa atau
membeli baru.
di berbagai medan dengan hasil yang akurat, efisien dan memiliki presisi tinggi.
Total station juga mudah melakukan pengolahan data seperti penggambaran dan
perhitungan luas. Teknik ini juga lebih menghemat waktu dibandingkan teknik
terestris menggunakan pita ukur. Teknik ini juga mengurangi dari human error.
Kekurangan Teknik Terestris menggunakan total station ini adalah sebagai berikut
ini:
1. Beratnya alat pengukuran sehingga susah dibawa ketika petugas ukur ingin
memakan waktu yang cukup lama bila pengukuran diperlukan banyak titik
simpul.
2. Alat total station yang perlu dikalibrasi secara berkala. Kalibrasi alat total
e. kalibrasi jarak
31
kelima kalibrasi ini diperlukan agar kegiatan survei bisa mendapatkan data
koordinat titik batas bidang tanah dengan baik sehingga mendapatkan data
Teknik terestris ini adalah salah satu teknik yang digunakan oleh petugas
dikarenakan keterbatasan alat yang dimiliki oleh beberapa kantor pertanahan. Teknik
ini adalah teknik yang kurang efisien dibandingkan teknik lainnya seperti
telah diambil berupa jarak akan dipindahkan ke AutoCAD dari sket bidang. Bidang
tanah di tempat posisinya sesuai dengan keadaan sebenarnya dengan bantuan 2 buah
koordinat dari bidang tanah yang diukur. Penggambaran seperti ini cukup lama
untuk pita ukur sama caranya dengan perhitungan luas dengan total station yaitu
dengan menggunakan aplikasi GeoKKP setelah bidang tanah selesai tergambar. Luas
bidang tanah akan keluar secara otomatis dari GeoKKP ketika berkas PTSL
32
dijalankan. Kelebihan Teknik Terestris menggunakan pita ukur adalah praktis dan
mudah untuk dibawa ketika melakukan pengukuran. Pita ukur tidak perlu dikalibrasi.
1. Metode ini kurang efesien dan efektif jika ditimbang dari batas waktu yang
lapangan dikarenakan kondisi bidang tanah yang rapat rumah penduduk. Hal
data dengan masuk kedalam rumah pemilik tanah dan mengukur dari dalam
rumah.
2. Teknik menggunakan Pita Ukur juga membutuhkan waktu yang lama saat
3. Pita ukur pada saat digunakan bisa merenggang etika sering ditarik saat
melakukan pengukuran, hal ini karena bahan pita ukur dari plastik. Daya
Untuk mengurangi kekurangan metode ini, maka cara yang dapat dilakukan
satelit sebagai titik acuan penentuan titik koordinat batas bidang tanah . cara ini dpat
dengan teknik ini hampir sama antara daerah pemukiman dan daerah kebun yaitu 50
bidang per hari. Penggambaran hasil pengukuran juga dilakukan dengan AutoCAD.
Data hasil pengukuran akan dilakukan import data dengan menggunakan aplikasi
bawaan alat GNSS. Alat ini memiliki aplikasi bawaan untuk pengolahan data.
Aplikasi bawaan ini mudah dipahami oleh pengguna. Jadi data yang disimpan dalam
GNSS tinggal diambil dengan cara mengcopy dan paste pada aplikasi Microsoft
excel. Data GPS kemudian di-Export file dari Microsoft excel ke AutoCAD seperti
yang diambil mengurangi human error. Alat mudah dibawa hanya dalam 1
box.
2. Alat ini sudah mempunyai kemampuan anti interfensi dari sinyal dan bisa
bekerja pada lingkungan apapun. Sinyal satelit yang ditangkap cukup banyak
1. Ketersedian alat masih kurang karena memiliki harga yang cukup tinggi
dibandingkan harga total station. Harga alat ini berkisar kurang lebih 200 juta
rupiah. Hal ini mengakibatkan alat ukur ini tidak begitu banyak digunakan di
dan metode real time kinetic/RTK. Metode ini memiliki akurasi hingga beberapa
cm dengan catatan bahwa base dapat mengambil signal serta jarak rover yang
berikut ini:
b. Keadaaan cuaca. Signal satelit GNSS dapat terhalang jika terkena cuaca
Setelah kita melihat berbagai macam pemaparan metode pengukuran yang dilakukan
dalam penggukuran bidang tanah, maka terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan
kelebihan dan kekurangan metode ini dalam metode pengukuran data ini, maka
1. Penentuan metode yang tepat sesuai dengan kondisi penggunaan tanah yang
akan diukur dan cuaca pada saat pengukuran lapangan. Hal ini untuk memilih
metode yang paling sesuai dengan penggunaan tanah yang ada diatasnya.
36
3. Kalibrasi alat , utamnaya kalibrasi alat tachiometri seperti total station dan
4. Pemilihan pengukuran dengan metode terrestrial dengan alat pita ukur dan
kompas sebisa mungkin dihindari agar data yang didapatkan dapat lebih akurat
dan efisien
37
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Permasalahan batas tanah yang tidak dapat menghasilkan data fisik tanah
yang berbatasan dengan tanah pemohon pengukuran tanah yang tidak dapat
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut pada saat
dipercayai.
data penting dilakukan agar data koordinat batas tanah yang didapatkan
akurat .
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia. 2015. Lampiran Peraturan Mentri Agraria dan Tata Ruang /
Badan Pertanahan Nasional no 18 tahun 2015 tentang uraian jabatan
fungsional di Lingkungan Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan
pertanahan Nasional. Kementerian Agraria dan tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional. Jakarta
Pertanahan Nasional tentang Organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Badan
Semarang
Yogyakarta.
Wahyono, Eko Budi, dan Suyadi, Bambang. Modul Survey Satelit Pertanahan.