Anggota Kelompok :
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................5
1.3 Tujuan.....................................................................................................................5
1.4 Manfaat...................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.......................................................................................................
BAB III METODOLOGI............................................................................................................
3.1 Lokasi Kuliah Lapangan.....................................................................................12
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................12
3.3 Langkah-langkah Pengukuran............................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................
4.1 Pelaksanaan Kuliah Lapangan.................................................................................16
4.2 Hasil dan Pembahasan...............................................................................................16
4.3 Hasil Kuliah Lapangan..............................................................................................19
4.4 Analisis........................................................................................................................22
BAB V PENUTUP......................................................................................................................
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................23
5.2 Saran.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................24
LAMPIRAN......................................................................................................................25
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari, hal yang perlu di diskusikan dan sering menjadi
topik di masyarakat Dusun Karang Anyar Kec. Jati Agung mengenai pendaftaran
tanah. Pendaftaran tanah memiliki arti yang sangat penting serta memiliki aspek yang
sangat diperlukan oleh masyarakat. Awalnya tanah merupakan SDA yang diperlukan
oleh setiap mahluk hidup sebagai tempat tinggal, berladang dan budidaya tanaman
maupun hewan. Tanah memiliki beberapa aspek diantaranya aspek hukum dan aspek
ruang. Aspek ruang biasanya berupa tempat tinggal masyarakat dan kegiatan serta
aktivitas yang dilakukan diatas permukaan bumi. Dimana kedua aspek tersebut sudah
menjadi sebuah hak bagi pemilik tanah sebagai subjek hak dan tanah sebagai objek
hak.
Namun pada kenyataannya, tidak semua tempat tinggal dan bidang tanah masyarakat
yang dimiliki atas nama sang pemilik, melainkan ada beberapa tempat tinggal dan
bidang tanah yang mereka tempati masih dalam kepemilikan orang lain atau dalam
bentuk harta warisan. Hal tersebut membuat beberapa tempat tinggal dan bidang tanah
mereka masih dalam satu sertifikat yang sama sehingga belum seutuhnya menjadi hak
milik yang bertempat tinggal dirumah tersebut. Dalam sebuah warisan biasanya dapat
diberikan dalam bentuk rumah maupun bidang tanah yang nantinya akan diolah dan
dikelola kepada seseorang yang akan diberi tanggung jawab dalam menjaga dan
merawat sebagai mana teracntum dalam bentuk fisik berupa sertifikat tanah yang akan
didaftarkan kepada Badan Pertanahan Nasional (BPN). Adanya kegiatan pendaftaran
bidang tanah ini nantinya akan dikelola oleh BPN sebagai data pendaftaran tanah baik
berupa data yuridis dan data fisik. Data fisik mencakup batasan, letak dan luas bidang
tanah masyarakat sedangkan data yuridis mencakup sumber hukum yang berlaku atas
bidang yang didaftarkan dan pemegang hak secara penuh dengan beban yang
dibebaninya. Data- data inilah yang nantinya dikeluarkan dalam bentuk sertifikat
tanah beserta batasan bidang tanah dan hak pemilik secara penuh kepada sang pemilik.
3
Pengukuran kembali bidang tanah dilakukan untuk mengetahui batasan mana
saja yang menjadi hak milik masyarakat dengan konsep sketsa kerangka yang dibuat
tersebut dengan nilai luas bidang dan diagonal bidang yang sudah diukur nantinya
akan diolah kembali menjadi data dalam bentuk digital. Pengambilan titik koordinat X
dan Y serta akurasi setiap bidang diambil guna untuk membentuk bidang pengolahan
data digital Autocad yang nantinya hasil output berupa prta bidang tanah (PBT).
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa ada beberapa masalah yang
perlu dikaji dan dianalisis dalam kuliah lapangan ini.
1.3 Tujuan
Tujuan dilakukan kuliah lapangan ini adalah agar mahasiswa dapat
memahami dan mendalami mengenai pembuatan peta bidang tanah dan inventarisasi
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah di Dusun II B Karang
Anyar.
1.4 Manfaat
Manfaat dari kuliah lapangan ini adalah untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan mahasiswa serta sebagai bahan belajar dari penerapan materi yang telah
disampaikan pada saat perkuliahan.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Pendaftaran tanah memiliki arti yaitu sebuah kegiatan yang bertujuan untuk
mendaftarkan tanah hak milik suatu bidang yang menunjukan pada luas, nilai dan
kepemilikan agar dapat terlindungi oleh hukum. Pendaftaran tanah menurut PP 24
tahun 1997 menyatakan bahwa pendaftaran tanah merupakan sebuah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah yang dilakukan secara terus-menerus, berkesinambungan,
dan teratur meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta
pemeliharaan data-data yuridis dalam bentuk peta. Daftar mengenai bidang tanah dan
satuan rumah susun tersebut dinyatakan dalam bentuk tanda bukti berupa sertifikat
tanah yang sudah tercantum nama pemilik dan sudah menjadi bagian penuh dalam
pengelolaan bidang tanah yang didaftarkan tersebut. Bila terjadi sangketa mengenai
batas kepemilikan tanah, maka sertifikat tanah harus disampaikan pada persidangan
pemeriksaan perkara dalam tahap pembuktian. Bukti ini bertujuan untuk menguatkan
dalam dalil yang dilindungi oleh hukum yang dapat meyakinkan hukum dan hakim
ketika dilakukan pemeriksaan mengenai sangketa. Bukti dapat dikatakan sebagai salah
satu yang dapat digunakan untuk meyakinkan pihak lain (Sasangka, 2005).
Menurut Pasal 19 Ayat 2 UUPA kegiatan dalam pendaftaran tanah dibedakan menjadi
3 bagian, yaitu :
5
dijatuhkan sebagai pemilik bidang tanah tersebut. Setelah proses tersebut selesai
dilaksanakan maka akan diberikan tanda bukti hak kepemilikan berupa sertifikat
bidang tanah.
(Urip, 2011) mengatakan asas yang berlaku dalam pendaftaran tanah dibedakan menjadi
3 bagian, yaitu:
1. Asas Spesialitas
Asas spesialitas merupakan sebuah pemberian data dalam bentuk fisik
mengenai sebuah letak bidang tanah, batasan dengan luasnya. Catatan tanah ini dapat
dipakai untuk oleh seorang pemilik terkait kebutuhan pribadi dan dapat dipakai
sebagai kepentingan bersama. Pada asas ini konsekuensi dari asas ini dimana tanah
harus ada kejelasan mengenai identifikasi data yang menyangkut sebuah objek, subjek,
serta hubungan hukum secara spesifik. Identifikasi objek hak meliputi letak, luas dan
batas bidang tanah. Sedangkan subjek hak meliputi nama pemilik, alamat pemilik,
umur pemilik, dan identitas lainnya yang dimiliki oleh pemilik tersebut.
2. Asas Publisitas
Asas publisitas merupakan pemberian data dalam bentuk yuridis yang
menyangkut orang-orang yang menjadi pemegang hak, nama hak atas tanah dan
bagaimana proses terjadinya peralihan serta pembebanan. Daftar umum yang
diselenggarakan dalam pendaftaran tanah ini bersifat terbuka. Asas ini merupakan
sebuah upaya perlindungan hukum dimana Indonesia memberikan batasan mengenai
daftar nama yang tidak terbuka secara umum yang mana hal ini dapat melanggar
privasi, kecuali petugas yang memiliki wewenang mewakili dalam pengusutan kasus
di pengadilan.
Asas hukum dilakukan dengan tujuan agar dapat melindungi pemegang hak
yang sebenarnya terhadap tindakan jahat orang lain yang akan mengalihkan hak
kepemilikian tanah tanpa diketahui oleh sang pemiliknya. Hal ini dapat terjadi jika
6
peralihan hak oleh orang yang seharusnya tidak berhak memiliki dapat di asumsikan
batal secara sendirinya. Pemegang sah kepemilikan bidang berwenang menuntut
kembali hak yang telah dialihkan oleh orang yang tidak bertanggungjawab tanpa
sepengetahuan siapapun.
Menurut Pasal 2 PP No. 24 tahun 1997, ada 5 asas yang dimiliki pendaftaran tanah
diantaranya :
1. Asas Sederhana
Merupakan sebuah asas dengan ketentuan dan prosedur yang mudah dipahami
oleh pihak yang bersangkutan terutama para pemilik bidang tanah.
2. Asas Aman
Merupakan sebuah bentuk perwujudan pendaftaran tanah yang harus dilakukan
dengan cermat dan teliti supaya hasil didapatkan dari prosedur tersebut dapat
memberikan jaminan kepastian hukum yang sesuai dengan tujuan pendaftaran tanah
yang berlaku.
3. Asas Terjangkau
Merupakan asas yang dapat dijangkau oleh orang yang memiliki ekonomi
rendah dengan memperhatikan kebutuhan hidup seseorang pendaftar, sehingga asas ini
bisa dilakukan oleh semua kalangan pihak yang membutuhkan.
4. Asas Muthakir
Merupakan sebuah asas dimana data yang diperoleh dari penyelenggaraan pendaftaran
tanah harus dijaga secara utuh dan dipelihara sesuai dengan kenyataan yang berlaku.
5. Asas Terbuka
Merupakan sebuah asas yang memiliki sifat terbuka, dimana pemerintah mendapatkan
bukti data fisik dan yuridis secara nyata pada setiap kantor pertanahan.
(Harsono, 2008) mengatakan bahwa sistem pendaftaran tanah yang berlaku dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu sitem pendaftaran akta (registration of deeds) dan sistem
7
pendaftaran hak (registration of titles). Sistem pendaftaran ini akan digunakan untuk
menentukan bentuk penyimpanan dan penyajian yuridis dengan bukti berupa haknya.
1. Tunai, merupakan bentuk penyerahan hak atas tanah oleh seorang pemilik
tanah (penjual) yang dilakukan secara bersamaan dengan pembayaran tunai
terhadap pembeli.
2. Nyata, merupakan seseorang yang berniat maka uapannya harus diiringi
dengan perbuatan yang nyata.
3. Terang, merupakan perbuatan yang dilakukan dihadapan kepala desa sebagai
bukti bahwa perbuatan yang dilakukan tidak melanggar ketentuan yang
berlaku.
8
Menurut Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1961 pendaftaran tanah pertama
kali adalah sebuah kegiatan pendaftaran tanah yang belum pernah dilakukan atau
dicatat pada buku register pendaftaran tanah. Bidang tanah dan pemegang hak pertama
kali baru dicatat atau didaftarkan baik sebagai pemilik pertama maupun pemilik
terakhir. Menurut metode pendaftaran tanah pertama kali dapat dilakukan dengan 2
cara, yaitu :
9
hari. Untuk pendaftaran tanah secara sporadik dilaksanakan di Kantor
Pertanahan, Kantor Kepala Desa/Kelurahan melalui media massa dalam waktu
60 hari.
Menurut Pasal 94 Ayat 2 dan 3 PMNA/Kepala BPN Nomor 3 Tahun 1997, perubahan
yuridis dapat terjadi karena :
10
Terjadinya pemecahan bidang tanah.
Terjadinya pemisahan antara sebagian atau beberapa bagian dari bidang tanah.
Terjadinya penggabungan dua atau beberapa bidang tanah.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Lokasi Kuliah Lapangan
Lokasi : Dusun II B Karang anyar Kec. Jati Agung Kab. Lampung Selatan
Prov.Lampung
Waktu : 4 November 2022 – 3 Desember 2022
Bahan :
1. Patok
2. Kertas HVS
3. Alat tulis
4. Mobile Topo
Dalam kuliah lapangan kali ini metode yang digunakan adalah metode polar
dimana hasil pengukuran dapat dilakukan pengolahan data berupa jarak, lebar, luas,
diagonal dan koordinat disetiap titik bidang tanah maupun kerangka bidang. Untuk
mendapatkan hasil yang didapatkan tersebut langkah-langkah yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut :
11
2. Menentukan titik atau patok pada area yang ditentukan kemudian menandai
titik dengan menggunakan patok.
4. Mengukur jarak dari titik atau patok 1 ke titik atau patok yang lainnya
menggunakan pita ukur untuk menentukan kerangka kemudian mencatat hasil
pengukurannya.
5. Mengukur luas bidang dan diagonal dengan menggunakan pita ukur kemudian
mencatat hasil pengukurannya.
12
4.3 Langkah-langkah Pengukuran
1. Pengukuran bidang tanah dilakukan dengan menggunakan alat pita ukur.
2. Pertama, buatlah kerangka pengukuran yang telah ditentukan dengan memberikan
batasan patok pada setiap kerangka yang ukur panjang dan lebar bidang tanah
yang sudah ditentukan dengan pita ukur.
3. Kemudian catat nilai yang didapatkan
4. Ukurlah diagonal depan bidang tanah dengan pita ukur jika dalam bentuk rumah,
namun jika berbentuk lahan kosong diagonal ujung ke ujung.
5. Catat nilai pengukuran yang didapatkan
6. Untuk wilayah yang sulit dijangkau atau bidang tanah yang berbentuk ekstrim,
maka dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat total station
7. Dengan cara membidik prisma yang mana prisma tersebut diletakan di ujung
bidang tanah yang sulit dijangkau oleh pita ukur.
8. Setelah pengukuran bidang tanah selesai, ambilah koordinat titik X dan Y bidang
tanah dan kerangka bidang tanah tersebut dengan menggunakan aplikasi
topografi.
9. Setelah semua selesai melakukan penguukuran, maka Langkah selanjutnya adalah
melakukan plotting di aplikasi Autocad kemudian wilayah yang sudah dilakukan
pengukuran digambarkan di dalam kertas A0 sebagai peta.
a) Data primer yaitu data yang didapatkan secara langsung terhadap masyarakat
sebagai media utama dalam penelitian ini.
b) Data sekunder yaitu data yang didapatkan berupa hukum primer dari peraturan dan
bahan hukum sekunder berupa sumber referensi buku yang berkaitan secara langsung
terhadap masalah yang sedang diteliti. (Arianto, 2019)
13
1. Bahan hukum primer merupakan sebuah peraturan perundang-undangan yang
membahas mengenai data dalam penelitian ini, diantaranya adalah :
e) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
f) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Indonesia No 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria Dan
Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional No 35 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. 23
g) Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia No 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah
Sitematis Lengkap.
h) Peraturan Menteri Agraria / Kepala BPN No 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan.
2. Bahan hukum sekunder merupakan sebuah bahan hukum mengenai hukum yang
didapatkan dari masyarakat, studi literatur maupun media sosial yang saling
berhubungan dengan kasus yang sedang diteliti.
14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Kuliah Lapangan
Pelaksanaan kuliah lapangan ini dilakukan setiap hari sabtu pukul 08.00 s/d
15.00 dimulai dari tanggal Jum’at 4 November 2022 – 3 Desember 2022. Kuliah
lapangan ini dilakukan di Desa Karang Anyar Dusun II B Kec. Jati Agung Kab.
Lampung Selatan Prov. Lampung.
15
.
15 Saleman 742.429
.
16 Supriyati 771.258
.
17 Supriyono 296.282
.
18 Rumiati Cahyono 220.541
.
19 Rukini 218.007
.
20 Sunami 216.960
.
21 Yudi 213.945
.
22 Junaidi 726.211
.
23 Sumadi 988.505
.
24 Sunardi 935.356
.
25 Andi 5615.336
.
26 Muhidi 1064.532
.
27 Tunggono 123.797
.
28 Wiji 144.598
.
29 Iswandi 167.185
16
.
30 Basarmiarjo 6746.486
.
31 Saleman (Wakaf mushola) 167.651
.
32 Ribut 94.855
.
Menurut Pasal 16 Ayat (1) UUPA menyatakan bahwa hak-hak atas tanah dibedakan
menjadi 7 diantaranya : hak milik; hak guna usaha; hak guna bangunan; hak pakai;
hak sewa; hak membuka tanah; dan hak memungut hasil hutan.
Hak milik merupakan sebuah hak dimana ketika pemilik menggunakan bidang tanah
yang bersangkutan untuk memenuhi kepentingan dirinya. Tidak hanya bersifat
kepemilikan, namun bersifat psikologis-emosional. Hak milik ini hanya berlaku
untuk seseorang yang berkewarganegaraan tunggal Indonesia.
Hak guna usaha merupakan sebuah hak tanah yang dikuasai oleh negara sebagai
bentuk usaha pertanian, perikanan, atau peternakan. Hak guna usaha dapat dibedakan
menjadi dua dalam kategori perolehan, yaitu diperoleh dari perorangan Indonesia atau
perusahaan Indonesia. Rentang waktu penggunaan hak guna usaha untuk perorang
selama 25 tahun dan untuk perusahaan selama 35 tahun. Namun ternyata dapat diberi
17
perpanjangan waktu selama 25 tahun. Hak guna bangunan merupakan sebuah hak
yang bertujuan untuk mendirikan dan memiliki bangunan atas tanah yang bukan
menjadi miliknya sendiri. Lama waktu yang dibutuhkan adalah selama 30 tahun dan
bisa dilakukan perpanjangan selama 20 tahun. Hak guna bangunan juga dapat
dibedakan menjadi dua kategori perolehan, yaitu diperoleh dari perorangan Indonesia
atau badan hukum Indonesia. Hak ini dapat diletakan diatas hak milik maupun diatasa
tanah milik negara.
Hak pakai merupakan sebuah hak yang bertujuan menggunakan dan/atau memungut
hasil tanah yang dikuasai secara langsung oleh Negara maupun dikuasai oleh orang
lain.
Hak membuka tanah dan hak memungut hasil hutan merupakan sebuah hak dengan
tujuan untuk memanfaatkan SDA yang berada di hutan yang bersangkutan dimana
hutan tersebut dimiliki oleh si penerima hak.
Menurut hasil kuliah lapangan yang kelompok 18 lakukan dapat diperoleh bahwa,
hak yang dimiliki oleh masyarakat Dusun IIB Karang Anyar adalah hak milik atas
bidang tanah yang dimilikinya. Hak milik memiliki arti bahwa setiap orang berhak
atas hak untuk melakukan atau memakai bidang tanah yang bersangkutan untuk
kepentingan dirinya. Namun ada salah satu masyarakat yang mewakafkan tanahnya
untuk dibangun sebuah masjid. Harta benda wakaf hanya diperuntukan untuk fungsi
tertentu misalnya saran kegiatan pendidikan dan peribadatan maupun kesehatan.
Menurut Pasal 1 UU No. 41 tahun 2004 menyatakan bahwa tanah wakaf dapat
dipergunakan dalam jangka waktu tertentu, dengan tujuan agar masyarakat dapat
memanfaatkan kegiatan tersebut sebaik mungkin.
Kendala yang dihadapi oleh kelompok 18 ketika melakukan pengukuran pada lokasi
bidang tanah perkebunan dan persawahan. Pada bidang tanah tersebut lahan yang
ekstrim membuat kelompok 18 kesulitan dalam melakukan pengukuran
menggunakan pita ukur. Solusi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengukuran
menggunakan alat Total Station agar dapat memperoleh luas bidang tanah tersebut.
18
4.3 Hasil Kuliah Lapangan
a. Data Kerangka
b. Data Bidang
19
c. Data Plotting di Autocad
20
21
d. Sketsa
4.4 Analisis
Point: untuk plotting titik dari mobile topo
Untuk membuat gambar di autocad, maka di perlukan ketelitian yang sangat cermat
agar tidak terjadi kesalahan penginputan data dalam penggamabaran yang mana
gambar ini merupakan perwujudan dari
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa :
Mahasiswa mengetahui batasan dari bidang tanah yang akan diukur. Konsep
yang diambil adalah dengan melakukan wawancara terhadap pemilik bidang tanah
mengenai hak dan batasan atas kepemilikan bidang tanah yang dimilikinya. Dari hasil
kuliah lapangan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa bidang tanah yang
dimiliki oleh masyarakat termasuk ke dalam kategori hak milik. Hak milik artinya
setiap orang berhak atas hak untuk melakukan atau memakai bidang tanah yang
bersangkutan untuk kepentingan dirinya.
5.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan pengukuran bidang tanah, ketelitian sangat
dibutuhkan. Sebab ketelitian sangat dibutuhkan ketika melakukan pengukuran dan
pembacaan pita ukur untuk mencari panjang, diagonal dan lebar bidang. Selain itu
ketelitian dalam menggunakan alat Total Station juga sangat diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan blunder. Ketelitian dalam proses pemetaan dan penggambaran
sangat diperlukan kecermatan yang tinggi, agar memperoleh bentuk peta yang sesuai
dengan realita. Kerja sama dalam kelompok serta konsep kerja sangat dibutuhkan
23
untuk melakukan pengukuran ini agar dapat diselesaikan dan dipikul secara bersama-
sama.
DAFTAR PUSTAKA
Urip, S. (2011). Pendaftaran dan Peralihan Hak Atas Tanah. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
24
LAMPIRAN
Dokumentasi Lapangan
25
Dokumentasi Data Lapangan
26