DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 5 KELAS A
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2019
BAB I. PENDAHULUAN
Sistem koordinat yang sering dipakai adalah sistem koordinat kartesius atau kartesian.
Sistem koordinat ini biasa dipakai untuk menggambarkan garis dalam sistem persamaan linier
dan sistem persamaan kuadrat. Dalam fungsi juga menerapkan sistem koordinat untuk
menggambarkan setiap pasangan terurut himpunan penyelesaiannya. Bangun datar dan bangun
ruang juga mempergunakan sistem koordinat ini untuk menggambarkan bangun serta untuk
menentukan turunan rumusnya. Dalam integral juga diperlukan sistem koordinat untuk
menentukan bentuk dan menghitung luas maupun volume benda putar atau benda pejal.
Transformasi titik-titik dari satu sistem koordinat ke sistem koordinat yang lain
merupakan sebuah permasalahan yang ada pada pengukuran dan pemetaan (Gilanhi, 2008).
Transformasi dapat diartikan sebagai suatu metode yang dapat digunakan untuk memanipulasi
lokasi sebuah titik. Apabila transformasi dikenakan terhadap sekumpulan titik yang membentuk
sebuah benda (obyek) maka benda tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam hal ini
adalah perubahan dari lokasi awal suatu benda menuju lokasi yang baru dari benda tersebut.
Sistem koordinat menjadi sangat penting dalam mempelajari matematika tingkat atas dan lanjut.
Hampir setiap submaterinya menggunakan sistem koordinat. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dijelaskan mengenai materi sistem koordinat dua dimensi.
BAB II. PARAMETER TRANSFORMASI KOORDINAT
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik
pada bidang atau ruang . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara lain sistem
koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat
tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik pada umumnya dinyatakan
dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R3) letak suatu titik pada
umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
Koordinat tidak hanya mendeskripsikan mengenai posisi, tetapi juga pergerakan suatu
titik. Untuk menjamin konsistensi dan standarisasi, perlu ada satu sistem dalam menyatakan
koordinat. Pengertian kerangka koordinat adalah suatu himpunan dari sumbu-sumbu koordinat
atau bangun geometrik yang lainnya, kepadanya posisi suatu titik ditentukan. Hubungan
geometrik antara dua kerangka koordinat dinyatakan oleh kombinasi vektor translasi yang
menetapkan posisi titik nol kerangka yang satu terhadap lainnya, dan matrik rotasi yang
menyatakan orientasi kerangka yang satu terhadap yang lainnya.
Sistem koordinat juga merupakan suatu metode untuk menentukan posisi titik terhadap kerangka
koordinat tertentu. Misalnya, dalam sistem koordinat geodetik, lintang, bujur, dan tinggu
ditentukan terhadap ellipsoida referensi menggunakan cara tertentu. Sistem koordinat ini
mempermudah pendeskripsian, perhitungan, dan analisis baik yang bersifat geometrik maupun
dinamik.
Sistem referensi merupakan definisi secara konseptual secara lengkap bagaimana sistem
koordinat ditentukan. Terkait dalam pendefinisian origin (titik pusat) dan orientasi dari
sumbu-sumbu sistem koordinat. Termasuk yang mendasari model matematika dan model fisik.
Kerangka referensi merupakan realisasi praktis dari sistem referensi melalui pengukuran dan
pengamatan. Terdapat 4 parameter dalam sistem koordinat yaitu:
1. Origin.
Posisi suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap
suatu sistem koordina tterestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat
berlokas idititik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah
satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).
2. Unit vektor yang digunakan.
Besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk mendefinisikan
posisi suatu titik dalam system koordinat. Posisi titik juga dapat dinyatakan dalam
2D, baik dalam (L,B), ataupun dalam suatu system proyeksi tertentu (x,y)
seperti Polyeder, Traverse Mercator (TM) dan Universal Traverse Mercator
(UTM).
3. Sumbu.
Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat. Posisi tiga-dimensi (3D) suatu
titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu system koordinat
geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter pendefinisi koordinat yang
digunakan, dikenal dua system koordinat yang umum digunakan, yaitu system
koordinat Kartesian (X,Y,Z) dan system koordinat Geodetik (L,B,h), yang
keduanya diilustrasikan pada gambar berikut :
Untuk menyatakan Koordinat Cartesius dalam Koordinat Kutub dapat digunakan rumus
berikut,
Sedangkan untuk menyatakan Koordinat Kutub dalam Koordinat Cartesius dapat digunakan
rumus berikut,
Sekarang kita belajar menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat polar. Perhatikanlah
beberapa contoh titik-titik dibawah ini,
Dalam gambar diatas ada dua lingkaran kecil yang berjari-jari 2 dan yang besar berjari-jari 3.
Dan juga terdapat dua garis lurus yang menunjukkan sudut diukur dari sumbu polar. Titik A
terdapat pada lingkaran kecil (r=2) dengan sudut phi/4 sehingga dapat dinyatakan A (2, phi/ 4).
Titik B terdapat pada lingkaran besar (r=3) dengan sudut phi/2 sehingga dapat dinyatakan B (3,
phi/2).
4.1.4 Konversi Koordinat Kutub ke Koordinat Kartesian
Dwi Purnomo. 2016. TRIGONOMETRI (Ilmu Ukur Sudur). Malang. Gunung Samudra.
https://www.academia.edu/12168883/Bab_2._Persamaan_Parametrik_dan_Sistim_Koordin
at_Kutub . Diakses pada 4 September 2019 pukul 19.00.