Anda di halaman 1dari 13

ESSAY SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT

“Sistem Transformasi Koordinat ​2D​”

DISUSUN OLEH:

MOH MAHRUS ALI (18/425044/TK/46739)

FARHAN AJI KUMARA (18/428705/TK/47207)

CHIKA LAKSITA DEWI (18/428701/TK/4720)

FADLY ASKALANI P. (18/431128/TK/4772)

EVI DWI KURNIASARI (18/425034/TK/46729)

KELOMPOK 5 KELAS A

DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
BAB I. PENDAHULUAN
Sistem koordinat yang sering dipakai adalah sistem koordinat kartesius atau kartesian.
Sistem koordinat ini biasa dipakai untuk menggambarkan garis dalam sistem persamaan linier
dan sistem persamaan kuadrat. Dalam fungsi juga menerapkan sistem koordinat untuk
menggambarkan setiap pasangan terurut himpunan penyelesaiannya. Bangun datar dan bangun
ruang juga mempergunakan sistem koordinat ini untuk menggambarkan bangun serta untuk
menentukan turunan rumusnya. Dalam integral juga diperlukan sistem koordinat untuk
menentukan bentuk dan menghitung luas maupun volume benda putar atau benda pejal.
Transformasi titik-titik dari satu sistem koordinat ke sistem koordinat yang lain
merupakan sebuah permasalahan yang ada pada pengukuran dan pemetaan (Gilanhi, 2008).
Transformasi dapat diartikan sebagai suatu metode yang dapat digunakan untuk memanipulasi
lokasi sebuah titik. Apabila transformasi dikenakan terhadap sekumpulan titik yang membentuk
sebuah benda (obyek) maka benda tersebut akan mengalami perubahan. Perubahan dalam hal ini
adalah perubahan dari lokasi awal suatu benda menuju lokasi yang baru dari benda tersebut.
Sistem koordinat menjadi sangat penting dalam mempelajari matematika tingkat atas dan lanjut.
Hampir setiap submaterinya menggunakan sistem koordinat. Oleh karena itu, dalam makalah ini
akan dijelaskan mengenai materi sistem koordinat dua dimensi.
BAB II. PARAMETER TRANSFORMASI KOORDINAT
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik
pada bidang atau ruang . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara lain sistem
koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat
tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik pada umumnya dinyatakan
dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R3) letak suatu titik pada
umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
Koordinat tidak hanya mendeskripsikan mengenai posisi, tetapi juga pergerakan suatu
titik. Untuk menjamin konsistensi dan standarisasi, perlu ada satu sistem dalam menyatakan
koordinat. Pengertian kerangka koordinat adalah suatu himpunan dari sumbu-sumbu koordinat
atau bangun geometrik yang lainnya, kepadanya posisi suatu titik ditentukan. Hubungan
geometrik antara dua kerangka koordinat dinyatakan oleh kombinasi vektor translasi yang
menetapkan posisi titik nol kerangka yang satu terhadap lainnya, dan matrik rotasi yang
menyatakan orientasi kerangka yang satu terhadap yang lainnya.
Sistem koordinat juga merupakan suatu metode untuk menentukan posisi titik terhadap kerangka
koordinat tertentu. Misalnya, dalam sistem koordinat geodetik, lintang, bujur, dan tinggu
ditentukan terhadap ellipsoida referensi menggunakan cara tertentu. Sistem koordinat ini
mempermudah pendeskripsian, perhitungan, dan analisis baik yang bersifat geometrik maupun
dinamik.
Sistem referensi merupakan definisi secara konseptual secara lengkap bagaimana sistem
koordinat ditentukan. Terkait dalam pendefinisian origin (titik pusat) dan orientasi dari
sumbu-sumbu sistem koordinat. Termasuk yang mendasari model matematika dan model fisik.
Kerangka referensi merupakan realisasi praktis dari sistem referensi melalui pengukuran dan
pengamatan. Terdapat 4 parameter dalam sistem koordinat yaitu:
1. Origin.
Posisi suatu titik di permukaan bumi umumnya ditetapkan dalam/terhadap
suatu sistem koordina tterestris. Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat
berlokas idititik pusat massa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah
satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik).
2. Unit vektor yang digunakan.
Besaran (kartesian, curvilinear) yang digunakan untuk mendefinisikan
posisi suatu titik dalam system koordinat. Posisi titik juga dapat dinyatakan dalam
2D, baik dalam (L,B), ataupun dalam suatu system proyeksi tertentu (x,y)
seperti Polyeder, Traverse Mercator (TM) dan Universal Traverse Mercator
(UTM).
3. Sumbu.
Orientasi dari Sumbu-sumbu Koordinat. Posisi tiga-dimensi (3D) suatu
titik di permukaan bumi umumnya dinyatakan dalam suatu system koordinat
geosentrik. Tergantung dari parameter-parameter pendefinisi koordinat yang
digunakan, dikenal dua system koordinat yang umum digunakan, yaitu system
koordinat Kartesian (X,Y,Z) dan system koordinat Geodetik (L,B,h), yang
keduanya diilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 1: Sistem Koordinat Kartesian Dan Geodetik

Koordinat 3D suatu titik juga bias dinyatakan dalam suatu system


koordinat toposentrik, yaitu umumnya dalam bentuk system koordinat Kartesian
(N,E,U) yang diilustrasikan pada gambar berikut:
Gambar 2: Sistem Koordinat Toposentrik.
4. Arah positif.
BAB III. SISTEM TRANSFORMASI KOORDINAT KARTESIAN

3.1. Sistem Koordinat Kartesian


Sistem koordinat kartesian atau disebut juga rectangular merupakan metode untuk
menentukan posisi dengan menggunakan dua skalar dari arah sumbu x (absis) dan dari arah
sumbu y (ordinat). Titik pusat atau origin dari sistem koordinat kartesian berada di titik 0 (0,0)
yang merupakan titik perpotongan dari sumbu x dan sumbu y.

Gambar 3. Sistem koordinat kartesian 2D

3.2. Posisi pada Sistem Koordinat Kartesian


Bidang xy pada sistem koordinat kartesian dibagi menjadi 4 bagian yang disebut dengan
kuadran.

Gambar 4. Kuadran pada sistem koordinat kartesian 2D


BAB IV. SISTEM KOORDINAT KUTUB
4.1.1 Koordinat Kutub
Dua orang Perancis yaitu ​Pierre Fermat dan ​Rene Descartes, ​telah memperkenalkan
system k​ oordinat yang sekarang kita kenal dengan sebutan system Koordinat Cartesius atau
siku-siku. Dasar pemikiran mereka ialah untuk menunjukkan kedudukan titik P pada bidang
dengan dua bilangan yang ditulis dengan lambang (x,y) setiap bilangan menggambarkan jarak
berarah dari dua sumbu yang tegak lurus sesamanya. Sistem koordinat ini adalah dasar dari
geometri analitik dan sangat membantu pengembangan kalkulus diferensial dan kalkulus integral
yang kita capai hingga saat ini. Dengan memberikan jarak berarah dari dua sumbu yang tegak
lurus bukanlah satu-satunya jalan untuk menunjukkan kedudukan suatu titik pada bidang. Cara
lain adalah menggunakan apa yang disebut ​Koordinat Kutub​.

4.1.2 Sistem Koordinat Kutub


Sistem Koordinat Kutub dalam suatu bidang terdiri dari satu titik tetap O yang disebut
titik asal atau titik kutub dan sebuah garis berarah yang bermula dari titik asal tersebut, yang
disebut dengan sumbu kutub. Dalam koordinat kutub, setiap titik P dinyatakan dalam pasangan
(r, θ)​, di mana ​r adalah jarak titik P ke titik asal dan ​θ adalah sudut dari sumbu kutub ke garis
OP. Bilangan r disebut koordinat radial dan q disebut koordinat angular atau sudut kutub dari P.
Sudut dinyatakan dalam angka positif jika diukur berlawanan jarum jam dan dinyatakan dengan
angka negatif jika diukur searah jarum jam.
Hubungan antara koordinat Kutub dan koordinat Cartesius dapat dilihat pada gambar
berikut ini,

Untuk menyatakan ​Koordinat Cartesius dalam ​Koordinat Kutub dapat digunakan rumus
berikut,
Sedangkan untuk menyatakan ​Koordinat Kutub dalam ​Koordinat Cartesius dapat digunakan
rumus berikut,

4.1.3. Persamaan Kutub


Contoh persamaan kutub adalah,
r = 8 sin θ dan r = cos​-1 2θ . Seperti halnya dengan ​system koordinat siku-siku, kita juga
dapat menggambarkan grafik sebuah persamaan kutub. Grafik persamaan kutub adalah
himpunan titik-titik yang mempunyai paling sedikit sepasang koordinat kutub yang memenuhi
persamaan yang bersangkutan. Salah satu cara untuk menggambar grafik itu adalah dengan
menyusun daftar nilai-nilai koordinat, kemudian menggambar titik dengan koordinat-koordinat
yang bersangkutan dan akhirnya menghubungkan titik itu dengan sebuah kurva yang mulus.

Sekarang kita belajar menyatakan posisi suatu titik dalam koordinat polar. Perhatikanlah
beberapa contoh titik-titik dibawah ini,
Dalam gambar diatas ada dua lingkaran kecil yang berjari-jari 2 dan yang besar berjari-jari 3.
Dan juga terdapat dua garis lurus yang menunjukkan sudut diukur dari sumbu polar. Titik A
terdapat pada lingkaran kecil (r=2) dengan sudut phi​/4 sehingga dapat dinyatakan A (2, phi/​ 4).
Titik B terdapat pada lingkaran besar (r=3) dengan sudut ​phi​/2 sehingga dapat dinyatakan B (3,
phi​/2).
4.1.4 Konversi Koordinat Kutub ke Koordinat Kartesian

Kutub ke Kartesius Kartesius ke Kutub


x = r cos q r 2​​ = x 2​ ​+ y​2
y = r sin q q = tan​-1​ (y/x)
BAB V. SISTEM KOORDINAT RASTER
Dalam model data raster, setiap lokasi digambarkan sebagai suatu posisi sel. Sel ini
diorganisasikan dalam bentuk kolom dan baris sel-sel dan biasa disebut sebagai grid. Dengan
kata lain, model data raster menampikan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau piksel untuk membentuk grid dimana setiap piksel ini
memiliki koordinat yang unik.
Setiap baris matrik berisikan sejumlah sel yang memiliki nilai yang merepresentasikan
nilai geografik. Nilai yang termuat oleh suatu sel adalah angka yang menunjukkan data nominal.
Ketepatan dan akurasi model data ini sangat bergantung pada resolusi pikselny.
Resolusi suatu data raster akan merujuk pada ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh setiap piksel. Makin kecil ukuran atau luas permukaan bumi yang dapat
direpresentasikan oleh setiap pikselnya, makin tinggi resolusi spasialnya.
Piksel-piksel di dalam zona atau area yang sejenis memiliki nilai (isi piksel atau ID number)
yang sama.
Pada umumnya, lokasi di dalam model data raster, diidentifikasi dengan menggunakan
pasangan koordinat kolom dan baris (x,y). Pada sistem koordinat piksel monitor komputer, asal
sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis akan terlihat mengarah ke kanan
sedangkan nilai ordinat akan mengarah ke bawah. Dapat juga direpresentasikan menjadi nilai
absis ke arah kiri dan nilai ordinat ke arah atas jika asal sistem koordinat rasternya berada di kiri
bawah.
Nilai yang merepresentasikan suatu piksel dapat dihasilkan dengan cara sampling yang
berlainan:
Nilai suatu piksel merupakan nilai rata-rata sampling untuk wilayah yang direpresentasikannya
dan juga merupakan nilai sampling yang berposisi di pusat (atau di tengah) piksel yang
bersangkutan dan terletak tertetak di sudut-sudut grid.
BAB VI. PENUTUP
6.1.1 Kesimpulan
Sistem koordinat kartesius digunakan untuk menentukan tiap titik dalam bidang
dengan menggunakan dua bilangan yang biasa disebut dengan koordinat x dan koordinat y.
Sedangkan, dalam system koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan sebagai fungsi dari
arah dan jarak titik ikatnya.
Titik horizontal dan vertikal (x, y) menentukan di mana posisi titik berada dengan
titik x mendesktripsikan posisi horizontal titik terhadap titik O(0, 0) atau origin. Sebaliknya, titik
x mendeskripsikan posisi horizontal titik terhadap titi origin. Hal ini berlaku untuk koordinat
kartesius. Untuk koordinat kutub, posisi titik ditentukan oleh jarak yang dibentuk oleh titik origin
dengan titik yang dicari dan sudut yang dibentuk oleh titik tersebut dengan garis x (horizontal).
Lain lagi dengan koordinat raster, posisi kolom yang dicari ditentukan dengan banyaknya kolom
yang memisahkan kolom yang dicari dengan garis horizontal untuk menemukan nilai ordinat,
sebaliknya untuk nilai absis ditentukan dengan menghitung banyaknya kolom yan gmemisahkan
kolom tersebut dengan garis vertikal.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Purnomo. 2016. TRIGONOMETRI (Ilmu Ukur Sudur). Malang. Gunung Samudra.

Yani Lilis Istiqomah. 2015. Sejarah Sistem Koordinat Kartesius. Siliwangi.

https://www.academia.edu/18169114/Sistem_koordinat_geografi​ . Diakses pada 4


September 2019 pukul 19.00.

https://www.academia.edu/12168883/Bab_2._Persamaan_Parametrik_dan_Sistim_Koordin
at_Kutub​ . ​Diakses pada 4 September 2019 pukul 19.00.

Anda mungkin juga menyukai