Anda di halaman 1dari 40

PROPOSAL KEGIATAN

PEMBUATAN SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI


PERTANAHAN KABUPATEN SELAMAN,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR PRAKTIKUM


SURVEI MANAJEMEN INFORMASI PERTANAHAN A

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Aldy Fakhryan (18/425045/TK/46740)


2. Farhan Aji Kumara (18/428705/TK/42707)
3. Naufal Fata Anshafa (18/428727/TK/47229)
4. Rochmat Darmawan (18/428733/TK/47235)
5. M. I. Hafiduddin (18/428718/TK/47220)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI


DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
PEMBAGIAN TUGAS

PENDAHULUAN (Muhammad Aldy Fakhryan)


- Latar Belakang
- Tujuan dan Sasaran
- Keluaran
- Ruang Lingkup Wilayah
- Ruang Lingkup Materi

LANDASAN TEORI (M. I. Hafiduddin)

RENCANA PELAKSANAAN (M. I. Hafiduddin)


- Perangkat dan data
- Diagram alir kegiatan
- Penjelasan masing – masing tahapan
- Peran masing-masing OPD

PELAKSANAAN PEKERJAAN (Farhan Aji Kumara)


- Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
- Rencana Anggaran Biaya
- Pelaporan Hasil Pekerjaan

ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN (Rochmat Darmawan)


- Jumlah personil
- Kualifikasi Personil
- Tugas dan tanggung jawab personil
- Jadwal penugasan personil

PENUTUP (Naufal Fata Anshafa)

DAFTAR PUSTAKA (Naufal Fata Anshafa)

LAMPIRAN (Naufal Fata Anshafa)


- Usulan Rencana Jadwal Kegiatan
- Usulan Rancangan Anggaran Biaya
- Jadwal Penugasan Personil

1
DAFTAR ISI

PEMBAGIAN TUGAS 1
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 4
I.1. Latar Belakang 4
I.2. Tujuan dan Manfaat 6
I.2.1. Tujuan 6
I.2.2. Manfaat 6
I.3. Keluaran 7
I.4. Ruang Lingkup Wilayah 7
I.5. Ruang Lingkup Materi 7
LANDASAN TEORI 7
II.3.1. Kelebihan Aplikasi GeoKKP 9
II.3.2. Kekurangan Aplikasi GeoKKP 9
RENCANA PELAKSANAAN 10
III.1. Perangkat dan Data 10
III.1.1. Perangkat Keras (Hardware) 10
III.1.2. Perangkat Lunak (Software) 10
III.1.3. Data 11
III.2. Diagram Alir 12
III.3. Penjelasan Masing-masing Tahapan 12
III.3.1. Pre-Processing Data 13
III.3.2. Pembuatan Basis Data Pertanahan 13
III.3.3. Pembuatan Sistem Informasi dan Sosialisasi 14
III.4. Peran Masing-masing OPD 15
PELAKSANAAN PEKERJAAN 16
IV.1. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan 16
IV.2. Rencana Anggaran Biaya 16
IV.3. Pelaporan Hasil Praktikum 17
ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN 17
V.1. Jumlah Personil 17
V.2. Kualifikasi, Tugas, dan Tanggung Jawab Personil 18
V.2.1. Kualifikasi Personil 18
V.2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Personil 18
V.3. Jadwal Penugasan Personil 19
PENUTUP 20

2
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21

3
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tanah merupakan aset yang bernilai tinggi. Selain itu, tanah


merupakan kebutuhan vital bagi siapapun karena dapat dipergunakan
dalam berbagai bidang, baik pertanian, pemukiman, perdagangan,
industri, maupun pertambangan. Pertambahan jumlah penduduk tiap
tahunnya tidak sebanding dengan pertambahan luas tanah, hal tersebut
memungkinkan setiap orang berupaya untuk memiliki dan menguasai
tanah (Ismaniar Ismail,2013). Sejalan dengan kebutuhan akan tanah,
maka perlu adanya peningkatan penanganan administrasi pertanahan
sesuai amanah Undang-undang Pokok Agraria (UUPA) pasal 19 ayat 1
yang berbunyi “untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah
diadakan pendaftaran tanah di seluruh Republik Indonesia menurut
ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”.

Pemegang hak atas tanah, baik perorangan, badan hukum, maupun


sekelompok orang secara bersama-sama berkewajiban untuk selalu
menjaga dan memelihara tanah yang dimilikinya. Kewajiban tersebut
juga dicantumkan dalam ketentuan yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok
Agraria. Tanah juga berperan dalam pembangunan Tanah digunakan
untuk mendukung berjalannya pembangunan, terutama dalam hal
pembangunan dibidang infrastruktur. Untuk membangun tentu
diperlukan tanah sebagai modal awalnya. Baik tanah pertanian maupun
tanah non pertanian. Pembangunan yang sangat membutuhkan tanah,
contohnya untuk pembangunan jalan tol, pelebaran jalan untuk
kepentingan umum, dan lain sebagainya.

Mengingat pentingnya peran tanah, berdasarkan Tap MPR Nomor


IV/MPR/1978 ditentukan agar pembangunan di bidang pertanahan
diarahkan untuk menata kembali penggunaan, penguasaan, dan
pemilikan tanah. Atas dasar Tap MPR Nomor IV/MPR/1978, Presiden
mengeluarkan kebijaksanaan bidang pertanahan yang dikenal dengan
catur tertib bidang pertanahan sebagaimana yang dimuat dalam
Keppres Nomor 7 Tahun 1979, yang salah satunya meliputi tertib
administrasi pertanahan, yang diarahkan pada program :

1. Mempercepat proses pelayanan yang menyangkut urusan


pertanahan;

4
2. Menyediakan peta dan data penggunaan tanah, keadaan sosial
ekonomi masyarakat sebagai bahan dalam penyusunan
perencanaan penggunaan tanah bagi kegiatan - kegiatan
pembangunan;
3. Penyusunan data dan daftar pemilik tanah, tanah-tanah kelebihan
batas maksimum, tanah-tanah absente dan tanah-tanah negara;
4. Menyempurnakan daftar-daftar kegiatan baik di Kantor Agraria
maupun di kantor PPAT;
5. Mengusahakan pengukuran tanah dalam rangka pensertipikatan
hak atas tanah.

Pelaksanaan tertib administrasi pertanahan ini menjadi salah satu


tugas dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang, yakni
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan pendaftaran
hak tanah. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun
2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pasal 15. Terdapat
susunan organisasi dalam Kementerian Agraria dan Tata Ruang, yang
salah satunya adanya direktorat jenderal hubungan hukum keagrariaan.

Direktorat jenderal hubungan hukum keagrariaan menurut


Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang, Pasal 15 mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan,
penetapan, dan pendaftaran hak tanah, pembinaan Pejabat Pembuat
Akta Tanah, serta pemberdayaan masyarakat. Dalam pelaksanaan
tugasnya, direktorat jenderal hubungan hukum keagrariaan
menyelenggarakan fungsi sesuai yang terdapat dalam Pasal 16 yang
terkait dengan pendaftaran tanah dan penyelenggaraan tertib
administrasi pertanahan, seperti merumuskan, melaksanakan kebijakan
di bidang pendaftaran hak tanah; penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria di bidang pengaturan, penetapan, dan pendaftaran hak
tanah; pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengaturan,
penetapan, dan pendaftaran hak tanah; pelaksanaan evaluasi dan
pelaporan di bidang pengaturan, penetapan, dan pendaftaran hak tanah;
serta pelaksanaan administrasi direktorat jenderal hubungan hukum
keagrariaan.

5
Pelaksanaan tugas Kementerian Agraria dan Tata Ruang ada pada
Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dalam pelaksanaan tugasnya, BPN
menggunakan unit organisasi dan sumber daya di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang yang tugas dan fungsinya
bersesuaian. Hal ini diterangkan dalam Peraturan Presiden Nomor 20
Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional. Dalam Pasal 3
peraturan presiden tersebut, disebutkan fungsi BPN yang terkait
dengan administrasi pertanahan seperti pelaksanaan koordinasi tugas,
pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit
organisasi di lingkungan BPN, serta pelaksanaan pengelolaan data
informasi di bidang pertanahan.

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan


yang dapat diteliti yakni bagaimana Pembangunan Sistem Informasi
Administrasi Pertanahan di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.

I.2. Tujuan dan Manfaat

I.2.1. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui proses pembangunan Sistem Informasi


Administrasi Pertanahan pada Kantor Kantor Badan Pertanahan
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Membangun Sistem Informasi Administrasi Pertanahan agar
lebih mudah dikelola oleh pihak Kantor Badan Pertanahan
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

I.2.2. Manfaat

Manfaat dari pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

a. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam


bidang pembuatan sistem informasi administrasi pertanahan, di
samping untuk melengkapi syarat bagi penulis untuk
menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Sistem dan Manajemen
Informasi Pertanahan program studi sarjana Teknik Geodesi
pada Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.
b. Menyediakan data administrasi pertanahan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
Yogyakarta.

6
I.3. Keluaran

Keluaran dari pembangunan Sistem Informasi Administrasi


Pertanahan di Kabupaten Sleman ini adalah informasi pertanahan dan
data administrasi pertanahan yang berguna bagi masyarakat. Keluaran
dari pembangunan Sistem Informasi Administrasi Pertanahan dibuat
dengan menggunakan data yang ada pada basis data dan diproses
menggunakan model tertentu.

I.4. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup penelitian berpusat pada wilayah Kabupaten


Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.

I.5. Ruang Lingkup Materi

Mengingat luasnya permasalahan yang ada pada masyarakat dalam


memperoleh informasi, maka dengan ini penulis membatasi ruang
lingkup hanya pada sistem informasi administrasi pertanahan, data –
data pertanahan pada wilayah Kabupaten Sleman serta laporan
pengarsipan yang dapat disampaikan kepada masyarakat.

II. LANDASAN TEORI

II.1. Administrasi Pertanahan

Administrasi pertanahan merupakan bagian dari administrasi


pemerintahan. Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014
Tentang Administrasi Pemerintahan menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan administrasi pemerintahan adalah tata laksana dalam pengambilan
keputusan dan atau tindakan oleh badan atau pejabat pemerintahan.
Penyelenggaraan administrasi pertanahan di Indonesia meliputi kegiatan
kegiatan (Rusmadi Murad, 2013:16):

1. Pengaturan dan kegiatan penyediaan, peruntukan, penggunaan serta


pemeliharaan bumi, air, dan ruang angkasa meliputi urusan
pemerintahan di bidang pembagian tanah (redistribusi), perizinan
peruntukan, penguasaan, pengendalian penguasaan dan pemilikan tanah
beserta pengenaan sanksi, dan sebagainya.

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan di dalam


hal: menjalankan, menentukan dan mengatur tentang hak-hak atas tanah
yang dapat ditetapkan kepada orang-orang pemilik tanah, memberikan
dan melindungi kepastian hukum dan hak atas tanah, hak dan
kewajibannya serta penegakan hukum berikut sanksi-sanksinya.

7
3. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan, yaitu:
menjalankan dan mengatur hubungan-hubungan hukum yang dilakukan
orang-orang yang objek perjanjiannya berupa tanah, perizinan dan
penetapannya, pengendalian dan pemberian wewenang pembuatan surat
perjanjiannya serta pengelolaan administrasi ketatausahaannya.

4. Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanahan yaitu


kegiatan pengukuran, pemetaan dalam rangka pemutakhiran data serta
penentuan fisik tanah untuk dukungan penguatan di dalam pembukuan,
pendaftaran, pemeliharaan dan pengeluaran alat pembuktian yang kuat.

5. Pembangunan administrasi pertanahan/Indonesia Land Administration


Project (ILAP).

Untuk mengatasi berbagai persoalan pertanahan, seperti konflik lahan,


harga tanah terlampau tinggi, kepemilikan tumpang tindih (sertifikat
ganda), disparitas kawasan tertentu dengan kawasan lain, dalam
Rancangan Undang-undang Pertanahan dikenalkan single land
administration yang merupakan sistem administrasi pendaftaran tanah
melalui satu pintu dengan harapan dapat mewujudkan suatu sistem
pertanahan yang terintegrasi untuk seluruh wilayah Indonesia. Sistem
pendaftaran tanah yang semula sistem publikasi negatif bertendensi positif
akan diubah ke arah sistem publikasi positif untuk lebih memberi
kepastian hukum.

II.2. Peta Pendaftaran

Pengertian peta menurut beberapa ahli sangat banyak dan beragam,


salah seorang tersebut Aryono Prihandito (1988) yang mengungkapkan
“Peta merupakan gambaran permukaan bumi dengan skala tertentu,
digambar pada bidang datar melalui sistem proyeksi tertentu”. Peta
pendaftaran merupakan gabungan kata dari Peta dan Pendaftaran tanah.
Sedangkan pengertian Pendaftaran tanah merupakan rangkaian kegiatan
yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan
dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar
mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun termasuk
pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah
ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu
yang membebaninya, hal ini sesuai dengan keputusan Peraturan
Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 1997 pasal 1 ayat 1.

8
Sehingga Peta Pendaftaran merupakan peta yang menginformasikan
mengenai bentuk, batas, letak, nomor bidang dari setiap bidang tanah dan
digunakan untuk keperluan pembukuan bidang. Pengertian tersebut sesuai
keputusan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang pendaftran
tanah tepatnya pasal 1 ayat 15.

II.3. Aplikasi Geo KKP

Geo KKP adalah suatu aplikasi yang mana diambil dari Sistem
Informasi Geografis (GIS), yang digunakan untuk menghubungkan data
spasial dan data tekstual ke dalam suatu sistem lalu disimpan ke dalam
server Kantor Pertanahan. Salah satu data spasial yang digunakan dalam
updating peta pendaftaran yaitu peta analog yang kemudian di
Inventerisasi berdasarkan nama desa dan tahun, setelah itu lakukan
scanning peta dan pendigitasian peta yang kemudian di import dan
dijadikan peta tunggal yang telah terstandarisasi BPN. Sedangkan pada
data tekstual yang digunakan adalah Surat Ukur (SU) dan Buku Tanah
(BT).
Adapun beberapa kelebihan serta kekurangan yang dimiliki aplikasi
GeoKKP tersebut, antara lain :

II.3.1. Kelebihan Aplikasi GeoKKP

a. Mampu memberikan informasi mengenai data spasial maupun data


tekstual;
b. GeoKKP merupakan aplikasi real-time yang mana dapat digunakan
setiap waktu;
c. Mampu menghindari adanya data pertanahan yang hilang;
d. Tidak dapat dilakukan manipulasi terhadap data pertanahan yang
telah dilakukan entri ke dalam server.;Dapat mempercepat dalam
pemrosesan data pertanahan.

II.3.2. Kekurangan Aplikasi GeoKKP

a. Pengguna aplikasi GeoKKP harus melakukan login dengan user ID


dan Password milik petugas kantor pertanahan;
b. Ketika terjadi pemadaman listrik, server GeoKKP secara otomatis
akan terjadi gangguan;
c. Sumber daya manusia yang mengerti mengenai penggunaan
aplikasi GeoKKP masih terbilang relatif sedikit.

9
III. RENCANA PELAKSANAAN

Pembangunan suatu Sistem Informasi Pertanahan hendak dilaksanakan


di Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam
perencanaan pelaksanaannya, terdapat beberapa hal-hal yang akan dibahas
pada proposal ini yaitu : Perangkat dan Data, Diagram Alir, Penjelasan
Masing-masing Tahapan, serta Peran Masing-masing Organisasi Perangkat
Daerah (OPD). Dengan kata lain, pada bab ini akan menjelaskan teknis
pengerjaan pembangunan sistem informasi pertanahan tersebut secara
umum.

III.1. Perangkat dan Data

Dalam membangun sebuah sistem basis data yang akan diaplikasikan


di Kabupaten Sleman ini. Terdapat beberapa perangkat serta data yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan sistem informasi pertanahan
ini. Berikut di bawah ini beberapa perangkat serta data yang dibutuhkan :

III.1.1. Perangkat Keras (Hardware)

a. Intel Core i5 @3.2GHz yang mana merupakan CPU (Central


Processing Unit) atau yang biasa disebut sebagai prosesor yang
bertanggung jawab untuk menjalankan instruksi perangkat
komputasi ;
b. RAM (Memory) 8 GB;
c. Hard Disk Storage 1 TB.

III.1.2. Perangkat Lunak (Software)

a. Windows 10 Pro 64-Bit merupakan sistem operasi yang digunakan


pada perangkat keras yang bersangkutan;
b. AutoCAD Map 2017 digunakan sebagai aplikasi pengolah data
spasial yang jika mana perlu untuk dilakukan digitasi maupun
penggabungan;
c. QGIS 3.10.33 with Grass merupakan sebuah aplikasi yang mana
nantinya digunakan untuk melakukan pengolahan suatu data
spasial; data bidang tanah, data administrasi, hingga data citra
satelit lokasi bersangkutan;
d. PostgreSQL sebagai penyimpanan basis data spasial serta data
teksual;
e. Laman GeoKKP yang mana menyediakan data spasial berformat
*.shp yang diperoleh melalui Kantor Pertanahan setempat.

10
III.1.3. Data

a. Data Bidang Tanah (format shapefile) yang mana merupakan data


hasil pengukuran bidang-bidang tanah yang berada di lokasi
bersangkutan dengan informasi spasial yang dimilikinya;
b. Data Toponimi serta Batas Administrasi lokasi setempat dengan
format shapefile;
c. Data Citra Satelit (Peta Rupa Bumi) dengan format Tagged Image
File Format (TIFF);
d. Data Atribut yang mana merupakan data milik masing-masing
bidang tanah yang ada yang diperoleh melalui laman KKP Kantor
Pertanahan setempat;
e. Data Himpunan Objek Pajak Bumi dan Bangunan di Kabupaten
Sleman.

11
III.2. Diagram Alir

Gambar 1. Diagram Alir Kegiatan

III.3. Penjelasan Masing-masing Tahapan


Secara umum, tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam kegiatan
pembuatan sistem informasi pertanahan ini yaitu Pre-Processing Data,
Pembuatan Basis Data Pertanahan, serta Pembuatan Sistem Informasi dan
Sosialisasi. Berikut di bawah ini beberapa penjelasan beberapa tahapan
secara umum.

12
III.3.1. Pre-Processing Data

Secara umum, tahap ini merupakan bagian yang sangat dibutuhkan


sebelum memulai pembuatan suatu sistem informasi pertanahan.
Sebelum memulai ke tahap pembuatan basis data, perlu bagi petugas
untuk menyiapkan beberapa dokumen serta perizinan terhadap pihak
yang berwenang. Setelah dokumen serta perizinan telah didapatkan,
petugas dapat melanjutkan ke tahap di mana perangkat serta peralatan
dipersiapkan. Dengan tersedianya perangkat serta peralatan tersebut,
inti dari pre-processing data telah dapat dilaksanakan yaitu mengambil
atau mengunduh data GeoKKP yang mana berupa Data Spasial dan
Data Tekstual.

a. Data Spasial

Dalam pembangunan basis data suatu sistem informasi


pertanahan, dibutuhkan suatu data spasial yang mana terdiri dari
data bidang tanah, data administrasi, serta data citra satelit
Kabupaten Sleman. Data spasial ini diperoleh melalui Laman
GeoKKP melalui Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman. Format
yang didapatkan pada data ini haruslah berformat shapefile. Selain
itu, dibutuhkan pula informasi geografis berupa toponimi serta
batas administrasi desa-desa yang berada di dalam lokasi
Kabupaten Sleman.

b. Data Tekstual

Pada pembuatan basis data suatu sistem informasi pertanahan


yang akan dilaksanakan di Kabupaten Sleman ini, setidaknya
terdapat dua buah jenis data yang dibutuhkan, yaitu data hasil
unduh melalui laman KKP Kantor Pertanahan Kabupaten Sleman
serta data himpunan objek Pajak Bumi wilayah setempat.

III.3.2. Pembuatan Basis Data Pertanahan

Pada tahap ini, diperlukannya beberapa data yaitu data spasial dan
data tekstual sebelum melakukan pembuatan sebuah basis data di
dalam suatu server. Setelah proses pengunduhan serta pengumpulan
data spasial serta data tekstual melalui laman GeoKKP Kantor
Pertanahan, dilakukan sebuah tahapan penggabungan antara keduanya.
Tiap-tiap bidang tanah yang ada dalam lingkup Kabupaten Sleman,
dilakukan penggabungan data atribut yang terunduh ke dalamnya.
Adapun beberapa langkah secara umum mengenai penggabungan data
spasial dengan data tekstual seperti langkah di bawah ini :

13
1. Mengaktifkan Aplikasi AutoCAD Map 3D 2017 login.
2. Memasukkan User ID serta Password petugas untuk melakukan
login ke dalam server BPN.
3. Memanggil peta wilayah Kabupaten Sleman.
4. Peta yang telah dilakukan pemanggilan tersebut berisi
bidang-bidang tanah yang berada di seluruh Kabupaten Sleman.
5. Melakukan proses penggabungan data spasial dengan data
tekstual yang telah tersedia sebelumnya.
6. Data spasial dan data tekstual bidang tanah telah saling
terhubung.

Setelah semua tahap tersebut dilaksanakan, basis data sistem


informasi pertanahan tersebut secara otomatis tersimpan pada server
GeoKKP.

III.3.3. Pembuatan Sistem Informasi dan Sosialisasi

Pada dasarnya, yang berhak menggunakan dalam sistem informasi


pertanahan yang hendak dibuat ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu
Admin dan Pengguna. Pengguna Sistem Informasi Pertanahan
diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Admin

Akses yang diberikan pada admin yaitu memiliki kewenangan


penuh dalam melakukan penambahan data, penghapusan data,
melihat data.

b. Pengguna

Dalam sistem informasi pertanahan ini, seorang pengguna hanya


mendapatkan akses untuk menambahkan data dan melihat data
saja.

Setelah sebuah sistem informasi pertanahan tersebut selesai


ditetapkan aturan-aturannya, tahap selanjutnya yang perlu untuk
dilakukan ialah sosialisasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) setempat, beberapa kepala daerah, serta masyarakat yang
sekiranya membutuhkan akses terhadap sistem informasi pertanahan
tersebut.

14
III.4. Peran Masing-masing OPD

Pembangunan sistem informasi administrasi pertanahan yang


berlokasi di Kabupaten Sleman ini, dibutuhkan beberapa peran
organisasi perangkat daerah (OPD) dalam pelaksanaan pembangunan
sistem informasi administrasi pertanahan ini. OPD yang terlibat
antara lain :

1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Bappeda dalam kegiatan ini memiliki peran untuk


mengawasi jalannya kegiatan pembangunan sistem informasi
pertanahan. Selain itu, mereka bertugas untuk menilai serta
meninjau hasil akhir maupun output dari Sistem Informasi
Pertanahan yang dibangun.

2. Badan Pendapatan Daerah

Badan Pendapatan Daerah atau yang biasa kita sebut


sebagai Bapenda berperan untuk memungut hingga mengolah
tarif yang didapatkan melalui transaksi jual-beli bidang tanah
yang ada.

3. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Dalam hal ini, Dukcapil memiliki peran untuk


melaksanakan pelayanan pemanfaatam data kependudukan di
Kabupaten Sleman serta melakukan pengelolaan terhadap
informasi administrasi kependudukan.

4. Kementerian ATR/BPN

Pihak Kementerian ATR/BPN berperan sebagai


penanggung jawab seluruh kegiatan pengolahan data sistem
informasi pertanahan yang hendak dibuat.

15
IV. PELAKSANAAN PEKERJAAN
IV.1. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan direncanakan akan dilaksanakan dalam serangkaian
kegiatan seperti yang kami rencanakan. (Lampiran 1.1 Rencana
Jadwal Kegiatan dan Penugasan Personil).

Tabel 1. Rencana Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

IV.2. Rencana Anggaran Biaya


Pekerjaan direncanakan menggunakan anggaran biaya seperti
yang kami rencanakan.

16
Tabel 2. Rancangan Anggaran Biaya

IV.3. Pelaporan Hasil Praktikum


Dalam menjalankan pekerjaan ini beberapa OPD daerah setempat
akan terlibat sehingga diperlukan proses monitoring sehingga dalam
pengaplikasiannya dipastikan berjalan sesuai target dan memberikan
informasi kondisi yang sebenarnya. Untuk mendukung hal tersebut,
diperlukaan pengawasan dan sosialisasi berkelanjutan sesuai dengan
kesepakatan yang dilakukan sehingga proyek yang dibuat dapat
berjalan sesuai sasaran.

V. ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

V.1. Jumlah Personil

Personil Jumlah Satuan

Team Leader 1 Orang

Administrasi 2 Orang

Ahli Kartografi 10 Orang

Ahli Sistem Informasi Geospasial 10 Orang


(SIG)

Web Developer 4 Orang

Kementerian Agraria dan Tata 1 Instansi


Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN)

17
Badan Perencanaan Pembangunan 1 Instansi
Daerah (BAPPEDA)

Tabel 3. Jumlah Personil

V.2. Kualifikasi, Tugas, dan Tanggung Jawab Personil

V.2.1. Kualifikasi Personil

Personil Kualifikasi

Team Leader S1 Geodesi/Geomatika

Administrasi S1 Akuntansi/Menejement

Ahli Kartografi S1 Geodesi/


Geomatika/Geografi

Ahli Sistem Informasi Geospasial S1 Geodesi/


(SIG) Geomatika/Geografi

Web Developer S1 Teknik Informatika

Kementerian Agraria dan Tata Kualifikasi sesuai bidang


Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(ATR/BPN)

Badan Perencanaan Pembangunan Kualifikasi sesuai bidang


Daerah (BAPPEDA)

Tabel 4. Kualifikasi Personil

V.2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Personil

1. Team Leader
- Membuat rencana kegiatan
- Membuat jadwal kegiatan
- Mengkoordinasi anggota tim
- Memonitoring progres kegiatan
- Bertanggung jawab selama kegiatan berlangsung

2. Administrasi
- Mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan
- Mengurus administrasi kegiatan
- Mengurus perizinan

18
3. Ahli Kartografi
- Pembuatan peta
- Melakukan proses kartografi pada peta

4. Ahli Sistem Informasi Geospasial (SIG)


- Melakukan analisis Informasi Geospasial (IG)
- Memasukkan Informasi Geospasial (IG) pada peta
- Membuat Sistem Informasi Administrasi Pertanahan

5. Web Developer
- Pembuatan Sistem Informasi Administrasi Pertanahan
berbasis website

6. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional (ATR/BPN)
- Pengumpulan data pertanahan
- Pengumpulan data yuridis pertanahan

7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)


- Membantu dalam perencanaan Sistem Informasi
Administrasi Pertanahan
- Pengumpulan data statistik daerah

V.3. Jadwal Penugasan Personil

Tabel 5. Penugasan Personil

19
VI. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengucapkan terima kasih


pada pihak yang sudah membantu proses penyusunan proposal kegiatan.
Kami juga berterima kasih pada para pihak yang berkenan membaca
proposal ini. Semoga proposal kegiatan yang kami ajukan dapat
dipertimbangkan, diterima, dan bermanfaat bagi semua.

Kami berharap jika proposal ini dapat diterima banyak pihak


sebagai tahapan awal untuk merintis suatu usaha yang bersangkutan.
Selain itu, kami juga berharap Bapak/Ibu berkenan memberikan bantuan
pendanaan agar kegiatan perancangan sistem informasi administrasi
pertanahan di Kabupaten Sleman dapat terealisasikan.

Kami menyadari bahwa proposal kami masih jauh dari kata


sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan untuk realisasi kegiatan yang telah diajukan. Atas segala waktu
dan perhatian Bapak/Ibu, kami ucapkan terima kasih.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Ardani, M. N. 2019, Penyelenggaraan Tertib Administrasi Bidang


Pertanahan Untuk Menunjang Pelaksanaan Kewenangan, Tugas dan
Fungsi Badan Pertanahan Nasional, Administrative Law & Governance
Journal, 2019, 2.3.

Ismail, I. 2013, Efektivitas Layanan Rakyat untuk Sertipikasi Tanah


(LARASITA) di Kota Makassar, Skripsi pada FISIP Universitas
Hasanuddin : tidak diterbitkan.

Chiemelu, N. E. & Onwumere, V. O. 2013, Land Information System for


Efficient Lands Administration and Revenue Generation: A Case Study of
Trans-Amadi Industrial Layout, Port Harcourt, Nigeria, University of
Nigeria, IISTE.

Puspitasari, F. E. 2015, Rancang Bangun Sistem Informasi Sertipikasi


Tanah Kantor Pertanahan Kabupaten Kebumen, PhD Thesis.
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG.

Nugraha, F.A., Muryono, S., & Utami, W. 2021, Membangun Sistem


Informasi Penggunaan Tanah Berbasis Bidang Tanah di Desa Blimbing
Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo, Sekolah Tinggi Pertanahan
Nasional, Yogyakarta.

20
Sari, R. P. 2013, Penggunaan Aplikasi Geospasial Komputerisasi Kantor
Pertanahan (Geo KKP) untuk Updating Peta Pendaftaran Kantor
Pertanahan Kota Bandar Lampung, Bandar Lampung.

VIII. LAMPIRAN

- Usulan Rencana Jadwal Kegiatan

- Usulan Rancangan Anggaran Biaya

21
- Jadwal Penugasan Personil

- Dokumen presentasi (Powerpoint)

22
Proposal Kegiatan Perancangan
Sistem Informasi Administrasi
Pertanahan
Di Kabupaten Sleman, DIY
Disusun oleh :
1. Muhammad Aldy Fakhryan (18/425045/TK/46740)
2. Farhan Aji Kumara (18/428705/TK/47207)
3. Naufal Fata Anshafa (18/428727/TK/47229)
4. Rochmat Darmawan (18/428733/TK/47235)
5. M. I. Hafiduddin (18/428718/TK/47220)
Overview

Deskripsi
Tujuan & Manfaat
Rencana Pelaksanaan
Pelaksanaan Pekerjaan
Organisasi Pelaksana
Deskripsi
Proposal ini bertajuk perancangan Pembangunan Sistem Informasi Administrasi
Pertanahan bertempat di lokasi Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Proposal ini diajukan untuk mengatasi berbagai persoalan pertanahan, seperti konflik
lahan, harga tanah terlampau tinggi, kepemilikan tumpang tindih (sertifikat ganda), disparitas
kawasan tertentu terutama di kawasan daerah Sleman, DIY.
Hasil dari pembangunan Sistem Informasi Administrasi Pertanahan di Kabupaten Sleman
ini adalah informasi pertanahan dan data administrasi pertanahan yang berguna bagi masyarakat
yang dibuat dengan menggunakan data yang ada pada basis data dan diproses menggunakan
model tertentu.
Tujuan & Manfaat

a. Mengetahui proses pembangunan Sistem Informasi Administrasi Pertanahan pada Kantor


Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Membangun Sistem Informasi Administrasi Pertanahan agar lebih mudah dikelola oleh
pihak Kantor Badan Pertanahan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
c. Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam bidang pembuatan sistem
informasi administrasi pertanahan, di samping untuk melengkapi syarat bagi penulis
untuk menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Sistem dan Manajemen Informasi
Pertanahan
d. Menyediakan data administrasi pertanahan sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta.
Rencana Pelaksanaan
1 Perangkat dan Data
Dalam membangun sebuah sistem basis data yang akan diaplikasikan, terdapat
beberapa perangkat serta data yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembangunan sistem
informasi pertanahan antara lain :

- Hardware untuk pengoperasian seperti PC, Hardisk


- Software untuk pengolahan data seperti AutoCAD, QGIS, Geo-KKP, SQL
- Data sebagai bahan pembuatan berupa data bidang tanah, toponimi dan batas
administrasi, data citra satelit, data atribut, dan data himpunan objek pajak
Rencana Pelaksanaan
2 Tahapan Pengerjaan

Dalam membangun sebuah sistem basis data yang akan diaplikasikan, terdapat
beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai dari pre-processing data, pembuatan
basisdata hingga, pembuatan sistem informasi dan sosialisasi.
- Pre-processing data berupa pengumpulan data seperti mengambil atau mengunduh
data GeoKKP yang mana berupa Data Spasial dan Data Tekstual.
- Pembuatan basis data berupa penyimpanan dan pengelompokan data
- Pembuatan sistem informasi yaitu penampilan data
- Sosialisasi terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat
Diagram Alir
Pengerjaan
Rencana Pelaksanaan
3 Peran Masing-masing OPD

- Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) = memiliki peran untuk mengawasi


jalannya kegiatan pembangunan sistem informasi pertanahan. Selain itu, mereka bertugas untuk
menilai serta meninjau hasil akhir maupun output dari Sistem Informasi Pertanahan yang
dibangun.

- Badan Pendapatan Daerah atau Bapenda = berperan untuk memungut hingga mengolah tarif yang
didapatkan melalui transaksi jual-beli bidang tanah yang ada.

- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil = memiliki peran untuk melaksanakan pelayanan
pemanfaatan data kependudukan di Kabupaten Sleman serta melakukan pengelolaan terhadap
informasi administrasi kependudukan.

- Kementerian ATR/BPN = berperan sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan pengolahan data
sistem informasi pertanahan yang hendak dibuat.
Pelaksanaan Pekerjaan
1 Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan direncanakan akan dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan dengan kurun waktu 10
bulan dengan skema sebagai berikut.
- Bulan Pertama berupa pengumpulan surat-surat, administrasi dan data serta persiapan
rencana kerja, alat dan personil
- Bulan kedua dan ketiga berupa pengumpulan dan pengsortiran data serta pembangunan
sistem informasi
- Bulan keempat hingga ke delapan berupa pembangunan, penambahan atribut dan query
pada sistem informasi dan web, penyematan data dan kontrol kualitas
- Bulan kesembilan berupa verifikasi dan perbaikan data serta persiapan pelaporan
- Bulan kesepuluh ada peninjauan hasil, penyajian dan laporan akhir serta sosialisasi
Pelaksanaan Pekerjaan
2 Rencana Anggaran Biaya

Pekerjaan direncanakan menggunakan anggaran biaya yang kami rencanakan sbb,


- Biaya personil memuat Team leader, Administrasi, GIS, Kartograper, dan Web
Desainer berjumlah sekitar Rp. 720.000.000,00
- Biaya peralatan yang berisi komputer, server dan printer berjumlah Rp.
118.000.000,00
- Biaya material berupa Domain dan Host Web sejumlah Rp. 8.400.000,00
- Biaya akomodasi berupa Logistik dan Kendaraan sejumlah Rp. 86.000.000,00
Jadi, total keseluruhan RAB yang dianggarkan berjumlah Rp. 984.400.000,00
Pelaksanaan Pekerjaan
3 Pelaporan Hasil

Dalam menjalankan pekerjaan ini beberapa OPD daerah setempat akan terlibat
sehingga diperlukan proses monitoring sehingga dalam pengaplikasiannya
dipastikan berjalan sesuai target dan memberikan informasi kondisi yang
sebenarnya. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan pengawasan dan sosialisasi
berkelanjutan sesuai dengan kesepakatan yang dilakukan sehingga proyek yang
dibuat dapat berjalan sesuai sasaran.
Organisasi Pelaksana
1 Jumlah dan Kualifikasi Personil
Organisasi Pelaksana

2 Tugas dan Tanggungjawab Personil

1. Team Leader 3. Administrasi


Membuat rencana kegiatan Mengelola keuangan
Membuat jadwal kegiatan Mengurus administrasi kegiatan
Mengkoordinasi anggota tim Mengurus perizinan
Memonitoring progres kegiatan 4. Ahli Kartografi
Bertanggung jawab selama kegiatan Pembuatan peta
2. Web Developer
Pembuatan sistem informasi administrasi pertanahan berbasis web
Organisasi Pelaksana

2 Tugas dan Tanggungjawab Personil

5. Ahli SIG 7. Bappeda


Melakukan analisis Informasi Geospasial (IG) Membantu dalam perencanaan
Memasukkan Informasi Geospasial (IG) pada peta Sistem Informasi Administrasi
Membuat Sistem Informasi Administrasi Pertanahan Pertanahan

6. Kementrian ATR/BPN Pengumpulan data statistik daerah

Pengumpulan data fisik dan yuridis pertanahan


Organisasi Pelaksana

3 Jadwal Penugasan Personil


Thank you.

Anda mungkin juga menyukai