Anda di halaman 1dari 51

2019

PEDOMAN
TEKNIS

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG / BPN
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat dan perkenan-Nya penyusunan
Pedoman Teknis Inventarisasi dan Identifikasi Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil,
Perbatasan dan Wilayah Tertentu ini dapat diselesaikan dengan baik. Pedoman ini disusun
dalam rangka memberikan panduan pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan identifikasi
Data Pertanahan WP3WT yang berisi standar minimal dan kriteria teknis dalam
pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan identifikasi WP3WT yang harus dipenuhi.

Kegiatan Inventarisasi dan Identifikasi Data Pertanahan WP3WT merupakan kegiatan


yang berkesinambungan dan terpadu dalam pengelolaan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasan dan wilayah tertentu, untuk itu diperlukan pula pedoman teknis yang selalu
menyesuaikan dengan kebutuhan data dan keperluan analisis seperti analisis P4T, analisis
kemampuan tanah, kesesuaian tata ruang dan kawasan hutan, analisis intrusi sir laut dan
analisis potensi sumberdaya wp3wt untuk lebih mengeksplore kekhasan WP3WT yang
unik dibandingkan dengan sumberdaya agraria pada umumnya.

Akhirnya, dengan adanya pedoman ini diharapkan pelaksanaan kegiatan Inventarisasi dan
Identifikasi Data Pertanahan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan serta menghasilkan
data dan informasi yang terstandar, komprehensif, dan terintegrasi yang dapat
berkontribusi terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam rangka mensukseskan program-program
pemerintah, baik yang berskala sektoral, regional maupun nasional.

Demikian untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan tugas.

Jakarta, Januari 2019


Direktur Jenderal Penataan Agraria

H.S. Muhammad Ikhsan


NIP. 19620209 198703 1 002

1
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
I.2. Dasar Hukum
I.3. Maksud dan Tujuan
I.4 Definisi
I.5. Keluaran
I.6. Ruang Lingkup
I.7. Tahapan

BAB II INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI


II.1. Persiapan
II.1.1. Perencanaan
II.1.2. Penyiapan Bahan dan Peralatan Inventarisasi
WP3WT
II.1.3. Koordinasi
II. 2. Pelaksanaan
II.2.1. Persiapan Ke Lapangan
II.2.3. Inventarisasi Data WP3WT
II.3. Pengolahan Data
II.3.1. Persiapan Pengolahan Data
II.3.2. Input/Digitasi Peta/Kompilasi dan Integrasi Data
II.3.3. Analisis Data
II.3.4. Penyajian Data
II.4. Supervisi
II.5. Ekspos Kegiatan
II.6. Pelaporan

BAB III PENUTUP

2
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A FORMAT SK TIM KOORDINASI DAN PERSONIL

LAMPIRAN B FORMAT SK PENUNJUKKAN LOKASI

LAMPIRAN C STANDAR PENGUBAHAN ATRIBUT KOLOM

LAMPIRAN D STANDAR PENAMAAN FILE SHP

LAMPIRAN E ANALISIS DATA

LAMPIRAN F FORMAT BUKU LAPORAN

LAMPIRAN G FORMAT LAPORAN TRIWULAN

3
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG


Wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu beserta
sumberdaya alamnya memiliki makna strategis bagi pengembangan pembangunan
Indonesia, karena dapat diandalkan sebagai salah satu pilar ekonomi nasional. Direktorat
Penataan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah (WP3WT)
merupakan bagian dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
mempunyai tugas melaksanakan penataan pertanahan di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasan dan wilayah tertentu yang salah satunya melalui kegiatan inventarisasi dan
identifikasi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu.
Pelaksanaan kegiatan inventarisasi dan identifikasi wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, mengacu pada Pedoman Teknis Data Pertanahan
Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu yang selanjutnya
disebut Pedoman Teknis Data Pertanahan WP3WT. Pedoman Teknis Data Pertanahan ini
menyajikan acuan dan kriteria-kriteria teknis yang harus dipenuhi pada saat melaksanakan
inventarisasi dan identifikasi WP3WT. Indikator dari terlaksananya tugas tersebut adalah
tersedianya data dan informasi penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
di wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu.
Pedoman Teknis Data Pertanahan WP3WT ini disusun sebagai pedoman bagi
seluruh jajaran Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam
melaksanakan inventarisasi dan identifikasi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan
dan wilayah tertentu. Dengan adanya Pedoman Teknis Data Pertanahan ini diharapkan
kegiatan inventarisasi dapat terlaksana dengan baik sehingga menghasilkan data dan
informasi yang terstandar, komprehensif dan terintegrasi yang dapat berkontribusi terhadap
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Penataan WP3WT dalam rangka
mensukseskan program-program pemerintah, baik yang berskala sektoral, regional maupun
nasional.

4
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

I.2. DASAR HUKUM


Dasar hukum pelaksanaan kegiatan inventarisasi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasan dan wilayah tertentu adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-pokok Agraria (UUPA);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Wilayah Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Nasional;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2004 Tentang
Penatagunaan Tanah;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 Tentang Badan
Pertanahan Nasional;
9. Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Penetapan Pulau-Pulau Kecil
Terluar
10. Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang / Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2016 Tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 38 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;

5
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

I.3. MAKSUD DAN TUJUAN


Kegiatan Data Pertanahan WP3WT dimaksudkan untuk tersedianya data dan
informasi Pertanahan serta data pendukung lainnya pada wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil, perbatasan dan wilayah tertentu di Indonesia.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi Pertanahan
dalam rangka penyusunan basis data dan kebijakan pengaturan dan penataan pertanahan
pada wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu.

I.4. DEFINISI
Istilah yang muncul dalam kegiatan inventarisasi dan identifikasi wilayah pesisir,
pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu antara lain :
1. Inventarisasi adalah kegiatan pengumpulan atau pencarian keterangan atau bahan
nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan). (Sumber : Kamus
Bahasa Indonesia)
2. Identifikasi adalah kegiatan menentukan atau menetapkan identitas seseorang, benda,
dan sebagainya untuk membedakan sesuatu yang satu dengan yang lainnya, sehingga
tidak menimbulkan kebingungan.(Sumber : Kamus Bahasa Indonesia)
3. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan/atau aspek
fungsional. (Sumber : PP Nomor 26 Tahun 2008)
4. Wilayah Pesisir adalah daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang
dipengaruhi oleh perubahan di darat dan laut. Ruang lingkup pengaturan Wilayah
Pesisir meliputi daerah peralihan antara Ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi
oleh perubahan di darat dan laut, ke arah darat mencakup wilayah administrasi
kecamatan dan ke arah laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai.
(Sumber : UU Nomor 27 Tahun 2007 Jo. UU Nomor 1 Tahun 2014)
5. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 km2 (dua
ribu kilometer persegi) beserta kesatuan ekosistemnya. (Sumber : UU Nomor 27
Tahun 2007)
6. Wilayah Perbatasan adalah bagian dari Wilayah negara yang terletak pada sisi dalam
sepanjang batas Wilayah Indonesia dengan negara lain, dalam hal batas Wilayah

6
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
negara di darat, kawasan Wilayah Perbatasan berada di kecamatan. (Sumber : UU
Nomor 43 Tahun 2008)
7. Wilayah Tertentu adalah kawasan strategis nasional sebagaimana dimaksud dalam UU
No. 26 Tahun 2007.
8. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air
beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri
oleh garis sempadan.
9. Danau adalah wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alamiah termasuk
situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. (PMNLH Nomor 28 Tahun
2009)
10. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) adalah Kawasan dengan batas-batas tertentu dalam
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi-fungsi perekonomian yang bersifat khusus dan memperoleh
fasilitas tertentu. (Sumber : UU Nomor 39 Tahun 2009)
11. Kawasan Khusus adalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau kabupaten/kota yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan yang
bersifat khusus bagi kepentingan nasional. (Sumber : PP Nomor 43 Tahun 2010).
12. Situs Bersejarah adalah bidang tanah yang mengandung peninggalan purbakala dan
pernah dijadikan tempat kegiatan masyarakat atau bukti kejadian masa lalu.
13. Penguasaan Tanah adalah penguasaan fisik bidang tanah oleh orang per orang,
kelompok orang, atau badan hukum.
14. Pemilikan Tanah adalah hak atas tanah yang dimiliki perorangan/badan
hukum/instansi pemerintah yang telah terdaftar pada kantor pertanahan setempat
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.
15. Penggunaan Tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan
bentukan alami maupun buatan manusia. (Sumber : PP Nomor 16 Tahun 2004)
16. Pemanfaatan Tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah
wujud fisik penggunaan tanahnya. (Sumber : PP Nomor 16 Tahun 2004)
17. Rencana Tata Ruang Wilayah adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah. (Sumber : UU Nomor 26 Tahun 2007)

7
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
18. Peta dasar adalah peta yang berisi unsur-unsur dasar yang telah diketahui letaknya
secara pasti dan digunakan dalam pembuatan peta-peta tata guna tanah. (Sumber :
PMNA/KBPN Nomor 1 Tahun 1997)

I.5. KELUARAN
Keluaran kegiatan ini adalah data pertanahan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil,
Perbtasan, dan Wilayah Tertentu yang dituangkan berupa :
1. Laporan Akhir inventarisasi dan identifikasi WP3WT;
2. Data shapefile peta;
3. Data dokumentasi (softcopy) dalam bentuk video dan foto.

I.6. RUANG LINGKUP

Kriteria pemilihan lokasi kegiatan diprioritaskan dengan mempertimbangkan hal-


hal berikut:
1. Lokasi yang strategis secara nasional, provinsi, atau kabupaten;

2. Lokasi dengan potensi pengembangan pembangunan; atau

3. Lokasi pasca bencana alam.

I.6.1. Ruang Lingkup Wilayah Pesisir

Ruang lingkup kegiatan inventarisasi data pertanahan wilayah pesisir mencakup


administrasi desa/kelurahan yang strategis atau mempunyai potensi pengembangan
pembangunan dan 2 (dua) desa sekitarnya yang berbatasan langsung dalam kecamatan
pesisir.

I.6.2. Ruang Lingkup Pulau-Pulau Kecil

Ruang lingkup inventarisasi dan identifikasi pulau kecil mencakup pulau kecil yang
strategis atau mempunyai potensi pengembangan pembangunan yang terdapat dalam 1
(satu) desa/kelurahan.

8
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Dalam hal dalam 1 (satu) pulau kecil terdiri dari 2 desa atau lebih, maka yang dilaksanakan
pada tahun anggaran berjalan adalah 1 (satu) desa. Desa lainnya dianggarkan pada tahun
selanjutnya untuk menghasilkan 1 pulau utuh.

Dalam hal dalam 1 (satu) desa terdapat beberapa pulau kecil, maka yang dilaksanakan
adalah keseluruhan gugusan pulau dalam desa tersebut.

Dalam hal pulau kecil mempunyai luasan kecil dalam 1 desa, dapat ditambah dengan
pulau-pulau kecil di desa lainnya.

I.6.3. Ruang Lingkup Wilayah Perbatasan

Ruang lingkup wilayah perbatasan meliputi, perbatasan darat dan perbatasan laut.
1. Perbatasan Darat
Wilayah perbatasan darat mencakup wilayah administrasi desa/kelurahan di
kecamatan perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan 2 (dua) desa disekitarnya.
Ruang lingkup pendataan perbatasan darat dapat dilihat pada ilustrasi berikut ini :

2. Perbatasan Laut (Pulau-Pulau Kecil Terluar)


Ruang lingkup inventarisasi dan identifikasi pertanahan wilayah perbatasan laut
mencakup pulau terluar negara Republik Indonesia yang terdiri dari 111 pulau yang
ditetapkan dalam Keputusan Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang Pulau Kecil Terluar.

I.6.4. Ruang Lingkup Wilayah Tertentu

Ruang lingkup wilayah kegiatan inventarisasi dan identifikasi wilayah tertentu


meliputi :

1. Danau/Waduk
Ruang Lingkup inventarisasi dan identifikasi Wilayah Tertentu berupa Danau/Waduk
adalah
 Desa/kelurahan yang berbatasan langsung dengan Danau/Waduk dan 2 (dua)
desa disekitarnya

9
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
 Untuk Danau/Waduk yang desa berbatasan langsungnya lebih dari 1
kecamatan, dilanjutkan kegitan inventarisasi pada tahun selanjutnya, sehingga
dapat dihasilkan hasil pendataan yang utuh.
2. Situ/Embung
Ruang Lingkup inventarisasi dan identifikasi Wilayah Tertentu berupa situ/embung
adalah desa/kelurahan yang berbatasan langsung dengan SDEW, dapat berada dalam 1
atau lebih kecamatan.
3. Sungai Besar
Ruang Lingkup inventarisasi dan identifikasi Wilayah Tertentu berupa sungai besar
adalah desa strategis yang berbatasan langsung dengan sungai besar dan 2 (dua) desa
disekitarnya.
4. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) mencakup desa/kelurahan yang berada dalam KEK
atau usulan KEK, terdiri dari desa strategis dan 2 (dua) desa disekitarnya.
5. Situs Bersejarah mencakup desa/kelurahan pada lokasi situs bersejarah dan 2 (dua)
desa disekitarnya.

10
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
I.7. TAHAPAN

PERSIAPAN Tahapan inventarisasi diilustrasikan pada diagram alir sebagai berikut:

KOORDINASI
PERSIAPAN PENUNJUKKAN
LINTAS PETA KERJA
ADMINISTRASI LOKASI
BIDANG/SEKTOR

KOORDINASI
KOORDINASI

PEMERINTAH KANTOR MASYARAKAT


DAERAH PERTANAHAN SETEMPAT

INVENTARISASI /
IDENTIFIKASI
(GROUND CHECK)
PELAKSANAAN LAPANG

 PETA BATAS ADMINISTRASI DESA/KELURAHAN DAN KECAMATAN


 PENGUASAAN TANAH
 PEMILIKAN TANAH
 PENGGUNAAN TANAH
 PEMANFAATAN TANAH
 PETA KETINGGIAN, LERENG DAN/ATAU KEMAMPUAN TANAH
 PERDA DAN PETA RTRW KABUPATEN / KOTA ATAU RDTR DAN/ATAU
RENCANA ZONASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU KECIL (RZWP3K)
 PETA KAWASAN KEHUTANAN
 GAMBARAN UMUM WILAYAH
 DATA HISTORIS/SEJARAH WILAYAH ATAU PULAU
 DATA SOSIAL, EKONOMI, DAN KEPENDUDUKAN
PENGOLAHAN DATA

DELINEASI DIGITASI KLASIFIKASI

ANALISIS DATA SPASIAL


DAN TEKSTUAL
EKSPOSE

PAPARAN HASIL
EKSPOS KE PUSAT
KEGIATAN
PELAPORAN

LAPORAN DATA DATA


AKHIR SHAPEFILE DOKUMENTASI

Gambar 2. Diagram Inventarisasi Data


11
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

BAB II
PELAKSANAAN INVENTARISASI DAN
IDENTIFIKASI WILAYAH

Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi WP3WT terdiri dari 4 tahapan utama


yaitu persiapan, pelaksanaan lapangan, pengolahan data serta pelaporan dan penyerahan
hasil. Tahapan-tahapan dimaksud secara rinci diuraikan sebagai berikut:

II.1 PERSIAPAN
Tahapan persiapan meliputi kegiatan perencanaan dan penyiapan bahan dan peralatan
inventarisasi WP3WT.
II.1.1. Perencanaan
Rangkaian perencanaan kegiatan inventarisasi dan identifikasi WP3WT adalah
sebagai berikut:
1. Pengecekan POK DIPA Kegiatan
a. Memastikan target dan POK sesuai dengan perencanaan awal;
b. POK dapat dilakukan revisi dengan menyesuaikan lokasi, personil, akomodasi dan
akses transportasi yang tersedia;
c. Jika terjadi perubahan jenis kegiatan atau volume kegiatannya dapat dilakukan
revisi dengan persetujuan dari Direktorat Jenderal Penataan Agraria sesuai dengan
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

2. Pembentukan Tim Koordinasi


Dalam rangka meningkatkan koordinasi dan efektfitas pelaksanaan kegiatan, dapat
dibentuk Tim Koordinasi dengan peserta lintas bidang atau sektor hingga ke
komponen Pemerintah Desa. Dalam tim tersebut dapat memberikan masukan
pemilihan lokasi sesuai dengan kriteria dan ruang lingkup yang telah ditetapkan.

12
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Contoh Susunan Tim Koordinasi :
1. Ketua : Kepala Bidang Penataan Pertanahan Kanwil BPN
2. Sekretaris : Kepala Seksi Penataan Kawasan Tertentu
3. Anggota : Kepala Seksi Penataan Pertanahan Kantor Pertanahan
4. Anggota : Dinas Kelautan dan Perikanan
5. Anggota : Bappeda
6. Anggota : SKPD lainnya
7. Anggota : Perangkat Pemerintahan Desa

3. Penunjukan Lokasi
a. Lokasi dipilih berdasarkan hasil kesepakatan rapat Kantor Wilayah BPN yang
dapat melibatkan Pemerintah Daerah;
b. Penunjukan lokasi ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
BPN Provinsi (contoh pada Lampiran A).

4. Penyusunan Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan


a. Jadwal Rencana Kegiatan
Pembuatan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan berdasarkan kebutuhan waktu
pelaksanaan kegiatan seperti contoh pada tabel berikut:

Tabel 1. Contoh rencana kegiatan


Bulan
No. Pekerjaan Ket.
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

1. Persiapan
2. Koordinasi
3. Pelaksanaan
4. Pengolahan data
5. Ekspose hasil
6. Pelaporan

b. Jadwal Mobilisasi Personil


Tim Pelaksana Lapangan terdiri dari :

13
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
a. Pegawai Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional/ Kantor Pertanahan/
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN;
b. Aparat desa setempat terkait;
c. Pegawai Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dari instansi terkait; atau
d. Surveyor (perorangan atau badan hukum) yang bersertifikasi di bidang penataan
agraria.
Dalam rangka mempermudah koordinasi dapat melibatkan instansi terkait sesuai
dengan lokasi inventarisasi (misalkan: Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas
Pariwisata, Dinas Tata Ruang, dll).

II.1.2. Penyiapan Bahan dan Peralatan Inventarisasi WP3WT


Penyiapan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk seluruh pelaksanaan
inventarisasi dan identifikasi adalah :
a. Bahan dan alat teknis yang dibutuhkan berupa alat tulis kantor (ATK), GPS
Handheld, kompas, alat ukur jarak/disto/meteran, kamera digital dan alat teknis
lainnya yang menunjang (misal : drone, handycam).
b. Penyiapan peta kerja;

Peta Kerja adalah peta yang menjadi dasar acuan dalam pelaksanaan survei
lapangan, berisi informasi yang telah diperoleh sebelumnya seperti citra/peta foto,
peta tematik, peta pendaftaran, peta desa dan peta lainnya. Disesuaikan dengan
kaidah kartografi dengan skala menyesuaikan sama atau lebih besar dari hasil
akhir.

Selain peta kerja, dapat pula didukung dengan aplikasi survey pemetaan seperti
Orux, MapIT GIS atau aplikasi yang lain.
c. Form isian inventarisasi
Tabel tekstual yang berisi informasi lokasi inventarisasi.
d. Catatan Survei Lapangan
Catatan yang berisi hasil identifikasi yang ditemui di lapangan

14
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

Gambar 3. Contoh peta kerja yang merupakan gabungan


dari peta foto/citra dengan peta garis

II.2 PELAKSANAAN
Pelaksanaan inventarisasi dan identifikasi wilayah pesisir, pulau-pulau kecil,
perbatasan dan wilayah tertentu dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut:
- Persiapan Administrasi
- Koordinasi
- Pelaksanaan Lapangan

II.2.1. Persiapan Administrasi


Hal-hal yang perlu disiapkan sebelum pelaksanaan pekerjaan lapangan antara lain:
1. Mempersiapkan Surat Tugas,
2. Mempersiapkan Peta Kerja,
3. Mempersiapkan formulir-formulir isian,
4. Mempersiapkan peralatan lapang, seperti GPS Handheld yang telah di-upload
mapsource lokasi inventarisasi, kamera, voice recorder, alat ukur jarak (meteran), ATK
dan perlengkapan pribadi.

II.2.2. Koordinasi
Untuk memudahkan pekerjaan lapangan dan dalam rangka membuka akses terhadap
data yang akan dikumpulkan, harus dilakukan koordinasi. Kegiatan yang dilakukan dalam
tahap koordinasi adalah sebagai berikut:

15
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
1. Kantor Pertanahan dalam rangka mendapatkan informasi awal tentang lokasi kegiatan,
mengkonfirmasi ketersediaan personil dan data yang dibutuhkan, serta memastikan
waktu, akomodasi dan transportasi pada saat pelaksanaan inventarisasi.
2. Pemerintah Daerah dalam rangka memperoleh informasi awal terkait lokasi-lokasi
yang menjadi prioritas pengembangan pembangunan dan ekonomi atau pengembangan
lainnya.
3. Perangkat Desa/Kelurahan/Tokoh Masyarakat setempat untuk menunjang pelaksanaan
kegiatan lapangan.

II.2.3. Pelaksanaan Lapang


Dalam pelaksanaan lapangan dilakukan pengumpulan data-data, sebagai berikut :
1. Batas Administrasi Desa/Kelurahan dan Kecamatan,
2. Penguasaan Tanah,
3. Pemilikan Tanah,
4. Penggunaan Tanah,
5. Pemanfaatan Tanah,
6. Peta Ketinggian, Lereng dan/atau Kemampuan Tanah,
7. Perda dan Peta RTRW Kabupaten / Kota atau RDTR dan/atau Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (RZWP3K),
8. Peta Kawasan Kehutanan,
9. Gambaran Umum Wilayah,
10. Data historis/sejarah wilayah atau pulau,
11. Data sosial, ekonomi, dan kependudukan.

Kegiatan pelaksanaan lapang dilakukan dengan cara ground check/sampling dengan skala
1:5.000, dengan minimal unit 0,5 cm di peta atau setara dengan 25 meter di lapangan.
Data-data yang dikumpulkan, antara lain :
1. Batas Administrasi Desa/Kelurahan dan Kecamatan,
Batas administrasi Desa/Kelurahan dan Kecamatan yang diperoleh dari data resmi yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Dalam hal, belum terdapat batas administrasi yang
ditetapkan, dapat menggunakan batas-batas berdasarkan dari informasi dari masyarakat
setempat.

16
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

2. Penguasaan Tanah,
Pengambilan data penguasaan tanah dilakukan dengan mencari, menghimpun dan
memplotkan informasi awal mengenai penguasaan tanah ke dalam peta kerja yang
diklasifikasikan sebagai berikut :

No Penguasaan Tanah Ket.

21 Penguasaan Oleh Pemilik

22 Penguasaan Bukan Pemilik Secara Legal Oleh Perseorangan

23 Penguasaan Bukan Pemilik Secara Legal Oleh Badan Hukum

24 Penguasaan Bukan Pemilik Secara Legal Oleh Instansi Pemerintah

25 Penguasaan Bukan Pemilik Secara Ilegal Oleh Perseorangan

26 Penguasaan Bukan Pemilik Secara Ilegal Oleh Badan Hukum

27 Tidak Ada Penguasaan Tanah

Informasi mengenai penguasaan bidang tanah dapat diperoleh dari data yang
bersumber dari:

- Informasi dari perangkat desa/kelurahan/RT/RW atau tokoh masyarakat setempat;


- Wawancara dengan masyarakat;
- Peta blok dari Kantor Pelayanan PBB

Informasi yang di dapat selanjutnya dilakukan deliniasi pada peta kerja dan memberi
tanda waypoint pada GPS atau peta digital. Ilustrasi proses deliniasi data penguasaan
tanah pada peta kerja:

17
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

Gambar 5. Contoh deliniasi batas poligon penguasaan tanah

3. Pemilikan Tanah,
Pengambilan awal data pemilikan tanah dilakukan dengan mencari dan memplotkan
informasi awal mengenai pemilikan tanah. Informasi mengenai pemilikan bidang tanah
dapat diperoleh dari data sekunder yang berupa:
- Peta pendaftaran/peta bidang tanah dari Kantor Pertanahan.
- Peta Geo KKP
- Informasi dari perangkat desa/kelurahan/RT/RW atau masyarakat setempat dengan
menyertakan bukti otentik.

Dengan klasifikasi sebagai berikut :

No Pemilikan tanah Keterangan


31 Hak Milik Perseorangan

32 Hak Milik Badan Hukum

33 Hak Milik Satuan Rumah Susun Perseorangan

34 Hak Milik Satuan Rumah Susun Badan Hukum

35 Hak Milik Wakaf Perseorangan

36 Hak Milik Wakaf Badan Hukum

18
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
No Pemilikan tanah Keterangan
37 Hak Guna Usaha Perseorangan

38 Hak Guna Usaha Badan Hukum

39 Hak Guna Bangunan Perseorangan

40 Hak Guna Bangunan Badan Hukum

41 Hak Pakai Perseorangan

42 Hak Pakai Badan Hukum

43 Hak Pakai Instansi Pemerintah

44 Hak Pengelolaan

45 Belum Terdaftar Tanah Negara

46 Belum Terdaftar Tanah Ulayat

47 Belum Terdaftar Bekas Tanah Milik Adat

4. Penggunaan/Pemanfaatan Tanah,
Pengambilan data penggunaan tanah dilakukan dengan menginterpretasi dan mendeliniasi
penggunaan tanah yang ada dilapangan dengan menggunakan metode groundcheck.
Dengan klasifikasi sebagai berikut :

No Kelompok Klasifikasi Ket.


301 Permukiman Kampung Padat Teratur Kepadatan Tinggi
302 Kampung Padat Teratur Kepadatan Sedang
303 Kampung Padat Teratur Kepadatan Rendah
304 Kampung Padat Tidak Teratur Kepadatan Tinggi
305 Kampung Padat Tidak Teratur Kepadatan Sedang
306 Kampung Padat Tidak Teratur Kepadatan Rendah
307 Kampung Jarang Teratur
308 Kampung Jarang Tidak Teratur
309 Perumahan Padat Kepadatan Tinggi
310 Perumahan Padat Kepadatan Sedang
311 Perumahan Padat Kepadatan Rendah
312 Perumahan Jarang
313 Emplasemen Sementara
314 Emplasemen Tetap
315 Rumah Di Atas Air

19
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

No Kelompok Klasifikasi Ket.


316 Rumah Susun
317 Apartemen
318 Perdagangan/Jasa SPBU
319 Toko
320 Pasar
321 Bank
322 Rumah Toko
323 Bengkel
324 Rumah Makan
325 Tempat Pelelangan Ikan
326 Hotel
327 Mall
328 Penginapan
329 Tempat Hiburan
330 Perkantoran Kantor
331 Rumah Kantor
332 Industri Industri Aneka Pangan
333 Industri Aneka Sandang
334 Industri Aneka Kimia Dan Serat
335 Industri Aneka Bahan Bangunan Dan Umum
336 Industri Logam Dasar
337 Industri Kimia Dasar
338 Industri Kecil
339 Kawasan Industri
340 Pergudangan
341 Lapangan Lapangan Sepak Bola
342 Olahraga Lapangan Golf
343 Lapangan Olahraga Lainnya
344 Gedung Olahraga
345 Pemakaman Pemakaman Umum
346 Pemakaman Khusus
347 Taman Makam Pahlawan
348 Fasilitas TK/PAUD/TPQ Sederajat
349 Pendidikan SD Sederajat
350 SMP Sederajat
351 SMA Sederajat
352 Kampus Sederajat
353 Fasilitas Rumah Sakit
354 Kesehatan Puskesmas
355 Klinik Kesehatan
356 Posyandu

20
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

No Kelompok Klasifikasi Ket.


357 Apotek
358 Fasilitas Masjid
359 Peribadatan Gereja
360 Pura
361 Vihara/Kuil
362 Kelenteng
363 Pertanian Sawah Irigasi 2x Padi/Tahun
364 Sawah Irigasi 2x Padi/Tahun + Palawija
365 Sawah Irigasi Lebih dari 2x Padi/Tahun
366 Sawah Irigasi 1x Padi/Tahun
367 Sawah Irigasi 1x Padi/Tahun + Palawija
368 Sawah Tadah Hujan
369 Sawah Pasang Surut 2x Padi/Tahun
370 Sawah Pasang Surut 2x Padi/Tahun + Palawija
371 Sawah Pasang Surut Lebih dari 2x Padi/Tahun
372 Sawah Pasang Surut 1x Padi/Tahun
373 Sawah Pasang Surut 1x Padi/Tahun + Palawija
374 Tegalan/Ladang
375 Kebun Kebun Sayuran
376 Kebun Tanaman Hias
377 Kebun Buah
378 Kebun Biofarmaka
379 Kebun Campuran
380 Perkebunan Besar
381 Bersejarah Monumen
382 Museum
383 Candi
384 Perternakan Peternakan Sapi
385 Peternakan Kuda
386 Peternakan Kambing
387 Peternakan Ayam
388 Pemerintahan Instansi Pemerintah (Sipil)
389 Militer
390 Kepolisian
391 Komunikasi BTS
392 Stasiun Radio
393 Stasiun TV
394 Mercusuar
395 Transportasi Dermaga Apung
396 Pelabuhan Laut
397 Bandara

21
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

No Kelompok Klasifikasi Ket.


398 Stasiun KA
399 Instalasi Instalasi Listrik
400 Instalasi Air Bersih
401 Instalasi Minyak/ Gas
402 Kebersihan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
403 Tempat Pembuangan Sementara (TPS)
404 Perairan Darat Kolam Air Tawar/Empang
405 Waduk
406 Danau/Situ/Telaga
407 Sungai Besar
408 Sungai
409 Saluran Irigasi
410 Rawa Pasang Surut
411 Rawa Lebak
412 Perairan Bekas Tambang
413 Sumber Mata Air
414 Perikanan Tambak Ikan
415 Tambak Udang
416 Tambak Garam
417 Keramba
418 Sumberdaya Mangrove
419 Pesisir Padang Lamun
420 Terumbu Karang
421 Gosong
422 Karang/Bebatuan
423 Pantai Berbatu
424 Pantai Berpasir
425 Pantai Berlumpur
426 Gumuk Pasir
427 Tutupan Alami Padang Pasir
428 Padang Rumput
429 Sabana
430 Alang – Alang
431 Semak
432 Hutan lebat
433 Hutan belukar
434 Hutan Sejenis Alami
435 Hutan Sejenis Buatan
436 Tanah Terbuka Tanah Rusak
437 Tanah Tandus
438 Tanah Terbuka Sementara
439 Tanah Kosong

22
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

No Kelompok Klasifikasi Ket.


440 Jalan Aspal
441 Jalan Batu
442 Jalan Diperkeras
443 Jalan Tanah
444 Jalan Setapak
445 Tanah Reklamasi
446 Pertambangan Tambang Mineral
447 Tambang Batubara
448 Tambang Panas Bumi
449 Tambang Minyak Bumi
450 Kawasan Hijau Taman
451 Hutan Kota
452 Jalur Hijau
453 Obyek Wisata

5. Peta Kemampuan Tanah


Peta Kemampuan Tanah yang dimaksud dalam kegiatan ini merupakan bentuk
permukaan bumi dipandang dari kemiringan lereng dan beda tinggi dari permukaan
laut. Permukaan tanah dengan beda tinggi dan kemiringan yang sangat besar, maka
disebut topografinya bergunung, sedangkan untuk beda tinggi dan kemiringan yang
lebih rendah secara berurutan disebut berbukit, bergelombang, dan berombak. Dua
unsur topografi tersebut menjadi faktor utama dalam kerawanan bencana khususnya
rawan longsor, banjir, tsunami dan bencana lainnya. Data ketinggian dan lereng dapat
diperoleh secara sekunder atau dari pengolahan dari SRTM.

6. Perda dan Peta RTRW Kabupaten / Kota atau RDTR dan/atau Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (RZWP3K),
Berisi data Peraturan Daerah dan Peta RTRW Kabupaten/Kota atau Rencana Zonasi
Wilayah Pesisir dan Pulau Kecil (RZWP3K) yang berlaku. Dengan melakukan
reklasifikasi berdasarkan klasifikasi dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
mengenai Rencana Tata Ruang.
Jenis
Kode Klasifikasi
Kawasan
1 Hutan Lindung Lindung
2 Perlindungan Bawah Lindung
3 Perlindungan Setempat Lindung
4 Suaka Alam/ Cagar Budaya Lindung

23
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Jenis
Kode Klasifikasi
Kawasan
5 Rawan Bencana Lindung
6 Lindung Geologi Lindung
7 Lindung Lainnya Lindung
8 Hutan Produksi Budidaya
9 Hutan Rakyat Budidaya
10 Pertanian Lahan Basah Budidaya
11 Pertanian Lahan Kering Budidaya
12 Pertambangan Budidaya
13 Pariwisata Budidaya
14 Permukiman Budidaya
15 Industri Budidaya
16 Perkebunan Budidaya
17 Perikanan Budidaya
18 Perdagangan/Jasa Budidaya
19 Perkantoran Budidaya
20 Sarana Pelayanan Umum Budidaya
21 Khusus Budidaya
22 Ruang Terbuka Non Hijau Budidaya
23 Evakuasi Bencana Budidaya

7. Peta Rawan Bencana,


Berisi peta yang diperoleh dari instansi terkait mengenai daerah-daerah yang rawan
bencana atau mitigasi bencana pada lokasi. Dengan klasifikasi mengikuti klasifikasi
yang diatur dalam peta asalnya.

8. Peta Sebaran Sumber Air Tanah,


Berisi peta sebaran sumber-sumber air tawar pada lokasi pendataan yang didapat
berdasarkan hasil penelitian lapangan dan/atau wawancara dengan penduduk setempat
sekaligus untuk mengetahui sampai sejauh mana intrusi air laut.
Pengambilan titik sampel disertai dengan titik koordinat (L,B) dengan menggunakan
GPS. Pada setiap titik penelitian ditentukan jenis sumber airnya (sumur, mata air) serta
jenis airnya asin atau tawar.
Jumlah minimal pengambilan titik sampel adalah 20 titik dengan lokasi tersebar secara
merata, yang difokuskan pada área permukiman, industri dan área terbangun lainnya.

24
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
9. Gambaran Umum Wilayah,
Berisi data gambaran umum tentang lokasi seperti lokasi administrasi, letak geografis,
jakar tempuh dan cara menempuh, iklim, topografi, Geomorfologi (landai, pasir, terjal),
ekosistem (mangrove, terumbu karang, padang lamun) dan data fisik lainnya.
10. Data historis/sejarah wilayah atau pulau,
Berisi data deskripsi tentang asal-usul, bukti pembentukan, sejarah tentang keberadaan
desa atau pulau yang berasal dari informasi masyarakat atau tokoh masyarakat di
lokasi atau berasal dari literatur dan studi lainnya.
11. Data sosial, ekonomi, dan kependudukan
Berisi data deskripsi mengenai sosial, ekonomi dan kependudukan, biasanya dapat
didapat dari Buku BPS Dalam angka atau data Potensi Desa, antara lain :
- Jumlah KK / Penduduk
- Jumlah KK yang tidak mempunyai tanah
- Jumlah penerima Program Keluarga Harapan (PKH), Raskin atau program sosial
lainnya
- Jumlah/luas bidang tanah yang dikuasai/dimiliki oleh Subyek diluar desa.

II.3. PENGOLAHAN DATA


II.3.1. Persiapan Pengolahan Data
Hal yang perlu disiapkan sebelum dilaksanakan pengolahan data antara lain
peralatan (komputer, software GIS (Arcgis atau QuantumGIS, scanner), bahan-bahan
(ATK dan bahan teknis), data dan informasi baik spasial yang berupa peta-peta sebelum
dan sesudah inventarisasi dan identifikasi ke lapangan maupun yang berwujud tekstual
termasuk data hasil rekaman GPS Handheld atau aplikasi mapping dari lapangan.

II.3.2. Tahapan Pengolahan Data


Input/digitasi merupakan bagian dari kegiatan pengolahan data dimana data spasial
dan tekstual yang telah diperoleh dari lapangan (data analog) dirubah menjadi data digital.
Tahapan digitasi, kompilasi dan integrasi data dapat digambarkan sebagai berikut:

25
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
1. Siapkan softcopy peta kerja pada perangkat lunak pengolahan data di komputer, seperti
dasar seperti batas wilayah administrasi, jalan, detil perairan, toponimi, sket lokasi titik
dasar teknis dan lain sebagainya.
2. Download GPS Handheld atau aplikasi mapping, sebagai penanda dan mempermudah
dalam mengintegrasikan data dalam peta kerja dan data digital.
3. Digitasi kawasan/bidang tanah hasil dari lapangan dengan menggunakan Sistem
Koordinat WGS 1984.
4. Membuat field sesuai format standar;
5. Menginput data attribute sesuai dengan klasifikasi setiap peta;
6. Membuat Topologi;
7. Menghitung luasan setiap polygon;
8. Penamaan layer dan struktur data
9. Menyajikan dalam tabel dan grafik.

26
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Persiapan Pengolahan Data

Input/Digitasi Peta/Kompilasi Data Peta Kerja


Dan Integrasi Data

1
Data sekunder
P4T Digital Download
2 GPS
Handheld
Peta Tematik Digital 3

4 Data
Morfologi & 5 Pendukung
Toponimi

Peta Dasar Digital

Kontrol Kualitas

Penyajian Data Final produk peta


dalam bentuk

Peta Datas Dokumentasi Peta


P4T shapefile (Gambar atau Peta
Pendukung
video) Peta
Pendukung
Pendukung

Gambar 7. Diagram alir pengolahan data

27
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

II.3.3. Analisis Data


Data yang telah diolah dari hasil lapangan dan data sekunder, kemudian dilakukan
analisis data antara lain :
1. Analisis Kesesuaian Fisik Tanah
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian penggunaan tanah
terhadap faktor fisik tanah. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari pemanfaatan
kawasan maka setiap penggunaan tanah di kawasan tersebut sedapat mungkin dapat
disesuaikan dengan kemampuan tanahnya. Pendekatan dalam analisis ini dapat
menggunakan faktor ketinggian dan lereng.

Input : - Peta Lereng


- Peta Ketinggian
- Peta Penggunaan tanah eksisting
Proses : - Overlay
Output : - Peta Kesesuaian Fisik Tanah

> 45 % 0 - 45 %

Gambar 8. Ilustrasi Ketinggian dan lereng

28
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Klasifikasi :

No Lereng Ketinggian Kesesuaian Penggunaan Tanah


1 0 – 45 % 0–7m Tambak, Rawa, Sawah, Kebun,
Kawasan Terbangun, Hutan
2 0 – 45 % > 7 – 25 m Kebun, Sawah, Pertanian, Kawasan
Terbangun, Hutan
3 0 – 45 % > 25 – 1000 m Kebun, Pertanian, Kawasan
Terbangun, Hutan
4 0 – 45 % 1.000 – 2.000 m Perkebunan, Hutan
5 0 – 45 % > 2.000 m Hutan
6 > 45 % 0–7m Pemanfaatan Terbatas
7 > 45 % > 7 – 25 m Pemanfaatan Terbatas
8 > 45 % > 25 – 1000 m Pemanfaatan Terbatas
9 > 45 % > 1.000 m Hutan
10 > 45 % > 2.000 m Hutan

2. Analisis Kesesuaian Tata Ruang


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian antara penggunaan tanah
terhadap rencana tata ruang, sehingga dapat diketahui apakah penggunaan tanah yang
terjadi sesuai dengan arahan tata ruang atau tidak. Selain itu dapat diketahui pula
efektifitas pelaksanaan tata ruangnya.

Input : - Pola Ruang RTRW/RDTR


- Peta Penggunaan tanah eksisting
Proses : - Overlay
Output : - Peta Kesesuaian Tata Ruang
Klasifikasi : - Sesuai
- Tidak Sesuai

3. Analisis Sosial Ekonomi


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi masyarakat, sehingga
dapat diketahui bagaimana keadaan sosial ekonomi masyarakat dibandingkan dengan
keadaan ditingkat yang lebih tinggi (kecamatan/kabupaten) dan kontribusinya
terhadap perkembangan wilayah serta kondisi sosial ekonomi terhadap akses tanah.
Input : - Jumlah KK / Penduduk
- PAD Desa dan Kecamatan
- Jumlah KK yang tidak punya tanah
- Jumlah sarana dan prasarana desa

29
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
Proses : - Analisis Deskripsi
Output : - Luas Rata-rata penguasaan tanah
- Pendapatan desa terhadap kecamatan
- Jumlah penduduk desa terhadap kecamatan
- Potensi tanah absentee
Klasifikasi : -

4. Analisis Intrusi Air Laut :


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat intrusi air laut, sehingga dapat
diperoleh informasi hingga sejauh mana jarak titik terjauh intrusi air laut di lokasi
tersebut dan analisis penggunaan tanahnya.

Input : - Peta Sebaran Sumber Air


- Peta Penggunaan tanah eksisting
Proses : - Analisis Deskripsi
Output : - Jarak terjauh intrusi dari garis pantai
- Potensi sumber air tawar
Klasifikasi : -

5. Analisis Potensi Sumber Daya Alam


Analisis ini dilakukan untuk mengetahui potensi-potensi sumber daya alam baik
berupa potensi wisata, tambang, dan sebagainya yang berada di lokasi pengamatan.
Lokasi potensi dituangkan dalam bentuk point dan disertai foto jenis potensinya.

Input : - Peta Penggunaan Tanah


- Foto lokasi potensi yang terpilih
Proses : - Analisis Deskripsi
Output : Peta Potensi Sumber Daya Alam
Klasifikasi : - Potensi Wisata
- Potensi Tambang
- Potensi Perikanan
- Potensi Lainnya

30
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
II.4. SUPERVISI KEGIATAN
Dalam rangka untuk memantau dan kontrol kualitas pelaksanaan serta penyelesaian
kegiatan Inventarisasi Data Pertanahan WP3WT, maka dilakukan Supervisi oleh
petugas dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN yang jadwal
pelaksanaannya diatur lebih lanjut.

II.5. EKSPOSE HASIL KEGIATAN


Ekspos dimaksudkan untuk mengkoordinasikan atau kontrol kualitas pada setiap
tahapan. Ekspos dapat berupa ekspos awal, ekspos kemajuan dan ekspos akhir.
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Ekspos awal dilakukan untuk mempresentasikan dan koordinasi pemilihan
lokasi, personil serta hal lainnya yang dapat dilakukan di Kementerian Agraria
dan Tata Ruang atau dilaksanakan di Kantor Wilayah BPN.
2. Ekspos kemajuan dilakukan mempresentasikan kemajuan pelaksanaan kegiatan
dilaksanakan di Kanwil BPN/Kantor Pertanahan setempat dengan melibatkan
Direktorat PWP3WT dan SKPD. Selain itu dapat pula dilaksanakan di
Kementerian Agraria dan Tata Ruang dalam rangka mendapatkan masukan
teknis atau konsultasi teknis terkait pelaksanaan kegiatan.
3. Ekspose akhir yang dilaksanakan di Direktorat PWP3WT Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/BPN dengan mempresentasikan hasil akhir kegiatan yang telah
dilaksanakan.

II.6. PELAPORAN
Pelaporan disusun sebagai bentuk akhir kegiatan Data Pertanahan WP3WT dengan
format penulisan sebagai berikut :
A. Pelaporan Teknis Kegiatan
Pelaporan teknis kegiatan terdiri dari:
1) Laporan Awal (Triwulan 1)
Laporan awal berisi rencana kegiatan, rencana strategi pelaksanaan kegiatan dan
seterusnya seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2, dengan lampiran: jadual rencana
kerja, Surat Keputusan Penunjukan Lokasi yang ditandatangani oleh Kepala Kantor
Wilayah BPN Provinsi (contoh terlampir), indeks peta kerja dan contoh peta kerja.

31
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
2) Laporan Triwulan
Laporan triwulan yaitu laporan mengenai perkembangan/ kemajuan setiap kegiatan
yang dibuat dalam setiap triwulan. Format laporan disesuaikan dengan Lampiran P.
3) Laporan Akhir
Laporan akhir berisi laporan keseluruhan kegiatan inventarisasi dan identifikasi
WP3WT. Laporan Akhir terdiri dari Buku Laporan Akhir.

Data hasil keseluruhan rangkaian kegiatan inventarisasi disajikan dalam bentuk


sebagai berikut :
1. Buku Laporan Akhir,
Buku laporan akhir dibuat dengan ketentuan :
a. Berisi narasi latar belakang dan tujuan kegiatan, metodologi yang digunakan,
fakta WP3WT yang merupakan hasil pelaksanaan lapangan, serta analisis
hasil inventarisasi. Format buku laporan dapat dilihat pada Lampiran N.
b. Buku laporan akhir dilampiri Peta Sebagai Lampiran Buku Laporan Akhir
(lihat point 2).
c. Buku laporan akhir dijilid dalam ukuran kertas A4 (21 cm x 29,7 cm).
d. Peta Sebagai Lampiran Buku Laporan Akhir terdiri dari :
1) Peta Administrasi Wilayah
2) Peta Penguasaan Tanah
3) Peta Pemilikan Tanah
4) Peta Penggunaan Tanah
5) Peta Sebaran Sumber Air Tanah
6) Peta Kesesuaian Fisik Tanah
7) Peta Kesesuaian Tata Ruang
8) Peta Potensi Sumber Daya Alam

Format peta sebagai lampiran laporan akhir adalah sebagai berikut :


- Layout peta sesuai dengan Lampiran pada TCK.
- Peta dicetak dalam kertas ukuran A3
- Peta disajikan per Satuan Pekerjaan (Desa/Pulau) secara utuh dalam satu
muka peta dengan skala menyesuaikan.

32
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019
2. Data Shapefile Peta
Data Shapefile Peta berupa file shapefile Peta Administrasi Wilayah, Peta
Penguasaan Tanah, Peta Pemilikan Tanah, Peta Penggunaan Tanah, Peta
Ketinggian, Peta Lereng, Peta Rencana Tata Ruang, Peta Kawasan Hutan, Peta
Mitigasi/Rawan Bencana, Peta Sebaran Sebaran Sumber Air Tanah, Peta
Kesesuaian Fisik Tanah, Peta Kesesuaian Tata Ruang, Peta Kesesuaian Kawasan
Hutan dan Peta Potensi Sumber Daya Alam.
Peta digital tersebut disimpan dalam 1 (satu) folder atau geodatabase yang
selanjutnya menjadi aset negara (BMN), disimpan di Kantor Wilayah Provinsi,
selain itu juga dikirimkan ke pusat melalui cloud atau dalam flashdisk/eksternal
hardisk.
3. Dokumentasi
Data Dokumentasi berupa foto atau video lokasi lapangan dituangkan dalam
bentuk softcopy dengan JPEG atau format yang lain.

B. Pelaporan Melalui Aplikasi Surat Elektronik Penataan Agraria (SELPA) dan Sistem
Kendali Mutu Program Pertanahan (SKMPP).
Capaian per tahapan kegiatan baik fisik maupun keuangan dalam pekerjaan Data
Pertanahan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu
(WP3WT) dilaporkan melalui SELPA atau SKMPP di Kantor Wilayah BPN Provinsi
masing-masing.

C. Pelaporan Melalui Sistem Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara(SIMAK BMN).


Hasil kegiatan Data Pertanahan WP3WT berupa Peta Digital Data Pertanahan
WP3WT dilaporkan/dicatat dalam Sistem Manajemen Akuntansi Barang Milik Negara
(SIMAK BMN) di Kantor Wilayah BPN Provinsi masing-masing.

33
PEDOMAN TEKNIS INVENTARISASI DATA PERTANAHAN WP3WT 2019

BAB III
PENUTUP

Pedoman Teknis Data Pertanahan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan,


dan Wilayah Tertentu (WP3WT) ini disusun untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan. Tidak menutup kemungkinan terdapat hal-hal lain yang belum diatur. Maka ke
depan akan dievaluasi dan dikaji kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan ilmu
dan teknologi, kebutuhan dan keterampilan sumber daya manusia.
Sebelum melaksanakan tugas di lapangan, sangat diharapkan untuk membaca tata cara
kerja ini secara seksama. Untuk memahami langkah-langkah pelaksanaan secara lebih
mendalam akan dilakukan bimbingan teknis.
Pedoman Teknis yang baik, tidak akan banyak memberikan manfaat bila tidak
didukung oleh implementasi dan pelaksanaan yang baik pula. Untuk itu, komitmen dan
konsistensi harus selalu terjaga agar kita mendapatkan manfaat seperti yang diharapkan.
Selamat Bekerja.

34
Lampiran A

Format Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi tentang Tim Koordinasi Satuan
Pekerjaan Inventarisasi Wilayah Pesisir / Perbatasan / Pulau-Pulau Kecil / Wilayah Tertentu

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …………………….
NOMOR : ………………………….

TENTANG
PENUNJUKAN TIM KOORDINASI KEGIATAN INVENTARISASI
WILAYAH PESISIR / PULAU PULAU KECIL / PERBATASAN
/ WILAYAH TERTENTU *)

KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI …………………………

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan wilayah


pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu
perlu dilaksanakan kegiatan inventarisasi dan identifikasi
wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan tersebut perlu ditunjuk
dan ditetapkan Tim Koordinasi Kegiatan Inventarisasi
Wilayah Pesisir/ Pulau-Pulau Kecil/ Perbatasan/ Wilayah
Tertentu*)
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi ………...
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2015 Tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2015 Tentang Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN


PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …………………..
TENTANG PENUNJUKAN TIM KOORDINASI KEGIATAN
INVENTARISASI WILAYAH PESISIR/PULAU PULAU
KECIL/PERBATASAN/WILAYAH TERTENTU*) TAHUN
ANGGARAN 2019
PERTAMA : Menunjuk dan menugaskan Pejabat Pegawai Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota dari instansi terkait yang tercantum
pada Lampiran I Keputusan ini, sebagai Tim Koordinasi
Kegiatan Inventarisasi Wilayah Pesisir/ Pulau Pulau Kecil/
Perbatasan/ Wilayah Tertentu*)
KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI


…………………

.
NIP.

TEMBUSAN : disampaikan kepada Yth. :


1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, di Jakarta;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, di Jakarta;
4. Direktorat Jenderal Penataan Agraria Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
5. Direktur Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu
BPN-RI
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ……
Lampiran I Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi …….
Nomor :
Tanggal :

N NAMA PANGKAT JABATAN KETERANGAN


1.
O ………
NIP ………
GOLONGAN Kepala
UNIT KERJA Bidang Ketua
Penataan Pertanahan
Kanwil BPN Provinsi
REGION I ……………
2. ……… ……… Kepala Seksi Sekretaris
Penataan Kawasan
Tertentu
3. ……… ……… Kepala Seksi Anggota
Penataan Pertanahan
Kantor Pertanahan
…………
4. ……… ……… Dinas Kelautan dan Anggota
Perikanan
5. ……… ……… Bappeda Anggota

6. ……… ……… SKPD Lainnya Anggota

7. ……… ……… Perangkat Anggota


Pemerintah
Desa/Kecamatan

PADA TANGGAL :

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI


…………………

.
NIP.
Lampiran B

Format Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi tentang Penunjukan Lokasi Satuan
Pekerjaan Inventarisasi Wilayah Pesisir / Perbatasan / Pulau-Pulau Kecil / Wilayah Tertentu

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …………………….
NOMOR : ………………………….

TENTANG
PENUNJUKAN LOKASI INVENTARISASI
WILAYAH PESISIR / PULAU PULAU KECIL / PERBATASAN
/ WILAYAH TERTENTU *)

KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI …………………………

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan wilayah


pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu
perlu dilaksanakan kegiatan inventarisasi dan identifikasi
wilayah pesisir, pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu;
b. Bahwa untuk melaksanakan kegiatan tersebut perlu ditunjuk
dan ditetapkan Wilayah Pesisir/Pulau pulau Kecil/Wilayah
Perbatasan/Wilayah Tertentu sebagai lokasi penyelenggaraan
Inventarisasi dan identifikasi Wilayah Pesisir/Pulau-pulau
Kecil/Wilayah Perbatasan/Wilayah Tertentu di Kantor
Wilayah BPN Provinsi …………….;
c. Bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
…………..

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960


tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (UUPA)
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007
Tentang Penataan Ruang
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014
Tentang Perubahan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir
Dan Pulau-Pulau Kecil;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2012
Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun
2013
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun
2015 Tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2015 Tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Menteri Negara Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 38 Tahun 2016 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;

Memperhatikan : Surat Pengesahan Menteri Keuangan Republik Indonesia


Nomor …………………. Tanggal …………….. tentang Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran Kantor Wilayah BPN Provinsi
………. Tahun Anggaran .......
Menetapkan :

PERTAMA : Menunjuk Pulau/Kecamatan/Wilayah Tertentu *) sebagaimana


tersebut dalam lampiran Keputusan ini sebagai Lokasi
Penyelenggaraan Inventarisasi Wilayah Pesisir/Pulau pulau
Kecil/Wilayah Perbatasan/ Wilayah Tertentu;
KEDUA : Segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibat ditetapkannya
Keputusan ini dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran Kantor Wilayah BPN Provinsi ………. Tahun
Anggaran …….;

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

DITETAPKAN DI :
PADA TANGGAL :

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI


…………………

.
NIP.

TEMBUSAN : disampaikan kepada Yth. :


1. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
2. Inspektur Utama BPN-RI
3. Deputi Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan BPN-RI
4. Direktur Wilayah Pesisir, Pulau-pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah Tertentu
BPN-RI
5. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ……
Lampiran SK Lokasi :

No. Nama Kecamatan/ Pulau/ Desa/ Kecamatan / Kabupaten


Wilayah Tertentu

PADA TANGGAL :

KEPALA KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI


…………………

.
NIP.
LAMPIRAN C
FORMULIR GROUNDCHECK

Provinsi :
Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :

Sumber Air Intrusi Air Jarak dari


Lereng Ketinggian Bencana Alam
Penggunaan Tanah Arahan Tata Ruang* Bersih Laut Laut
No ID GPS Penguasaan Pemilikan Kawasan Hutan Potensi
(PAM, sumur, mata Tawar, Asin (banjir, longsor,
(landai, curam) (GPS) (m)
air dll) tsunami, dll)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Lampiran D

TATA CARA STANDARISASI ATRIBUT

Dalam rangka standarisasi basis data Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau Kecil, Perbatasan dan Wilayah
Tertentu,maka data hasil inventarisasi dan identifikasi WP3WT yang atributnya sudah sesuai dengan
ketentuan, dibawah ini :

1. Standar Data Base Data Analisis Pertanahan

Tipe
Nama Field Uraian Proses
Data
FID
Shape* Jenis
objID short ID polygon FID +1
objType Text Jenis Pendataan dan Lokus
objYear short Tahun Pendataan
wapName Text Nama Provinsi
wakName Text Nama Kabupaten
wacName Text Nama Kecamatan
wadName Text Nama Desa
waiName Text Nama Pulau Kecil
psnID short ID Penguasaan Tanah
psnObjName Text Jenis Penguasaan Tanah
pmnID short ID Pemilikan Tanah
pmnObjName Text Jenis Pemilikan Tanah
ptnID short ID Penggunaan Tanah
ptnObjName Text Jenis Penggunaan Tanah
rtrID short ID RTRW
RTRW Text Klasifikasi RTRW
Khtn Text Kawasan Hutan
Ktinggi Text Ketinggian
Lereng Text Lereng
Ksfisik Text Kesesuaian Fisik Tanah ptnobjname + Ktinggian + Lereng
KsRTRW Text Kesesuaian RTRW ptnobjname + RTRW
Luas Double Luas
Remarks Text Keterangan
2. Standar Data Base Sumber Air Tanah

Tipe
Nama Field Uraian Proses
Data
FID
Shape* Jenis
objID short ID polygon FID +1
objType Text Jenis Pendataan dan Lokus
objYear short Tahun Pendataan
wapName Text Nama Provinsi
wakName Text Nama Kabupaten
wacName Text Nama Kecamatan
wadName Text Nama Desa
waiName Text Nama Pulau Kecil
Text Jenis Sumber Air Mata Air, Sumur Dangkal, Sumur
sumbrAir
Dalam, Lainnya
jnsAir Text Jenis Penguasaan Tanah Air Tawar, Air Asin
Remarks Text Keterangan

3. Standar Data Base Potensi Sumber Daya Alam

Nama Field Tipe Data Uraian Proses


FID
Shape* Jenis
objID short ID polygon FID +1
objType Text Jenis Pendataan dan Lokus
objYear short Tahun Pendataan
wapName Text Nama Provinsi
wakName Text Nama Kabupaten
wacName Text Nama Kecamatan
wadName Text Nama Desa
waiName Text Nama Pulau Kecil
jnsPot Text Jenis Potensi Potensi Pariwisata, Potensi
Pertambangan, Potensi
Perikanan, Potensi Hutan,
Potensi dll
descPot Text Deskripsi Potensi Penjelasan potensinya
ptnObjName Text Jenis Penggunaan Tanah
Remarks Text Keterangan
Contoh Standart Penamaan Field

FI Shap obj objTyp objY wapN wakN wacNa wadN waiNa psnObjN pmnObj ptnObjN Kht Ktin Lere Lu Rema
psnID pmnID ptnID RTRW Ksfisik KsRTRW
D e* ID e ear ame ame me ame me ame Name ame n ggi ng as rks

Sesuai/T
Sesuai/T
Data Penguas idak
Pulau Hak Milik Non 7– idak
Poly Pertan Jawa Cikele Cikele aan Pengina Pemuki 0– Sesuai
0 1 2019 Garut Seran 1 2 Badan 29 Hut 25 Sesuai
gon ahan Barat t t Oleh pan man 45 % (ktinggi
gga Hukum an m (rtrw x
Pesisir Pemilik x lereng
ptn)
x ptn)

Sebaran Sumber Air Tanah

FI Shap obj objTyp objY wapN wakN wacNa wadN waiNa sumbrAi
jnsAir Luas Remarks
D e* ID e ear ame ame me ame me r

Data
Pulau sumur/
Pertan Jawa Cikele Cikele Tawar/a
0 Point 1 2019 Garut Seran mata
ahan Barat t t sin
gga air/lain
Pesisir

Potensi Sumber Daya Alam

FI Shap obj objTyp objY wapN wakN wacNa wadN waiNa ptnObjN Rema
jnsPot descPot Luas
D e* ID e ear ame ame me ame me ame rks

Data
Pulau Potensi Tebing
Pertan Jawa Cikele Cikele Tanah
0 Point 1 2019 Garut Seran Pariwisa pinggir
ahan Barat t t Tandus
gga ta pantai
Pesisir
Lampiran E

TATA CARA PENAMAAN FILE SHP

Penamaan file dilakukan agar seluruh file shp yang disimpan dalam folder SHP mempunyai standarisasi
yang sama dan kemudahan dalam mencari file shp tersebut. Tata cara penamaan file ditulis dengan diawali oleh
type P4T, untuk penguasaan = psn, pemilikan = pmn, penggunaan tanah = ptn, dan pemanfaatan tanah = pfn.
Kemudian diikuti oleh nama kecamatan lokasi inventarisasi.

Berikut tabel tata cara penamaan file shp dalam folder SHP :

No Nama File SHP Penamaan File


1 Penguasaan Tanah psn_(nama kecamatan)
2 Pemilikan Tanah pmn_(nama kecamatan)
3 Penggunaan Tanah ptn_(nama kecamatan)
4 Pemanfaatan Tanah pfn_(nama kecamatan) → khusus perspektif bidang/pulau kecil

Contoh :

Dalam folder Kabupaten Garut terdapat folder Kecamatan Cikelet, dll.

Dalam folder Kecamatan Cikelet terdapat file shp :

- psn_cikelet.dbf
- psn_cikelet.prj
- psn_cikelet.sbn
- psn_cikelet.sbx
- psn_cikelet.shp

- pmn_cikelet.dbf
- pmn_cikelet.prj
- pmn_cikelet.sbn
- pmn_cikelet.sbx
- pmn_cikelet.shp

- ptn_cikelet.dbf
- ptn_cikelet.prj
- ptn_cikelet.sbn
- ptn_cikelet.sbx
- ptn_cikelet.shp

- pfn_cikelet.dbf
- pfn_cikelet.prj
- pfn_cikelet.sbn
- pfn_cikelet.sbx
- pfn_cikelet.shp
Lampiran F

Contoh Fakta Wilayah

1. Kecamatan A
a. Penggunaan Tanah

Berikut tabel penggunaan tanah di Kecamatan A

Tabel 1. Tabel penggunaan tanah Kecamatan A


NO. JENIS KLASIFIKASI LUAS (HA) PERSENTASE (%)
1 Danau 8,2 14,70
2 Kantor 3,2 5,73
3 Perkampungan Jarang 1,4 2,51
4 Toko 1,2 2,15
5 Lapangan Olahraga 5,1 9,14
6 Hutan Belukar 4,7 8,42
7 Sawah 9 16,13
8 Mangrove 2 3,58
9 Tegalan 6 10,75
10 Perkampungan Padat 15 26,88
11 Semak 8,2 14,70
TOTAL 55,8 100

Berikut diagram penggunaan tanah di Kecamatan A :

Penggunaan Tanah
Kecamatan A
Danau

Kantor

14,71% 7,84% Perkampungan Jarang


4,90%
20,10% Toko

22,06% Lapangan Olahraga

Hutan Belukar
3,43%
Sawah

11,52% Mangrove
2,94%
Tegalan
12,50%

Gambar 1. Diagram penggunaan tanah Kecamatan A


Berikut Tabel penggunaan tanah di desa Kecamatan A dapat dilihat pada diagram berikut :

Tabel 2. Tabel penggunaan tanah di desa Kecamatan A


DESA A DESA B DESA C DESA D DESA E
NO. JENIS KLASIFIKASI
(HA) (HA) (HA) (HA) (HA)
1 Danau 0 4 0 0 0
2 Kantor 2 1 0 2 2
3 Perkampungan Jarang 0 0 1,2 0 0
4 Toko 1 1 0 1 0
5 Lapangan Olahraga 3 0 3 3 3
6 Hutan Belukar 2 1 1 6 2
7 Sawah 0 0 1 0 1,1
8 Mangrove 1 0 4 1 1
9 Tegalan 0 1,1 0 0 0
10 Perkampungan Padat 0 0 1,2 1 1,2
11 Semak 1 0 1 0 1
TOTAL 10 8,1 12,4 14 11,3

Dominasi Penggunaan Tanah di Desa Kecamatan A dapat dilihat pada diagram berikut :

4
Danau
Lapangan Olahraga
3
Mangrove

2 Hutan Belukar

0
DESA A DESA B DESA C DESA D DESA E

Gambar 2. Dominasi Penggunaan Tanah di Desa Kecamatan A

CATATAN :
 Analisis diatas merupakan contoh dan dapat dijadikan acuan serta dikembangkan
menjadi bentuk yang lain.
 Setelah analisis secara spasial tersebut kemudian ceritakan secara umum mengenai
gambaran diagram diatas beserta analisis secara tekstualnya.
 Untuk analisis penguasaan tanah, pemilikan dan pemanfaatan tanah dapat
mencontoh analisis untuk penggunaan tanah
Lampiran G

Format Buku Laporan

FORMAT LAPORAN AKHIR

Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Peta
Daftar Tabel

BAB I. FAKTA WILAYAH


1. Gambaran Umum (Kecamatan)
2. Data historis/sejarah wilayah atau pulau,
3. Keadaan Fisik Tanah
4. Soaisl Ekonomi
5. Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
6. Rencana Tata Ruang
7. Kawasan Hutan
8. Kerawanan Bencana
9. Sebaran Air Tanah

BAB II. ANALISIS DATA


1. Analisis Kesesuaian Fisik Tanah
2. Analisis Kesesuaian Tata Ruang
3. Analisis Sosial Ekonomi.
4. Analisis Intrusi Air Laut
5. Analisis Potensi SDA

BAB III. PENUTUP

LAMPIRAN
Lampiran H

Format Laporan Triwulan

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN INVENTARISASI DAN INDENTIFIKASI


WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL, PERBATASAN DAN WILAYAH TERTENTU
TRIWULAN ... (............... S/D .............) KANWIL BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI ...................

REALISASI FISIK REALISASI


NO KEGIATAN KEUANGAN KETERANGAN
Kegiatan Realisasi Jumlah (Rp.) %
1 2 3 4 5 6 7
1. PERSIAPAN a. Penyusunan rencana kegiatan
b. Penetapan lokasi dan satuan pekerjaan
c. Penetapan personil berupa Surat Tugas / Surat
Perintah Kerja
d. Penyiapan bahan dan peralatan
e. Mobilitas personil dan peralatan
2. PELAKSANAAN PENGUMPULAN a. Pengumpulan data primer
1) Penguasaan Tanah
2) Pemilikan Tanah
3) Penggunaan Tanah
4) Pemanfaatan Tanah
b. Pengumpulan Data Sekunder
REALISASI FISIK REALISASI
NO KEGIATAN KEUANGAN KETERANGAN
Kegiatan Realisasi Jumlah (Rp.) %
1 2 3 4 5 6 7
3. PENGOLAHAN DATA a. Input / digitasi peta
b. Kompilasi data tekstual
c. Kontrol kualitas data
d. Penyajian data digital

4. PELAPORAN a. Laporan Awal


b. Laporan Triwulan I
c. Laporan Triwulan II
d. Laporan Triwulan III
e. Draft Laporan Akhir
f. Laporan Akhir

KETERANGAN : ...................., ...................................

Realisasi : ( √ ) Sudah dilaksanakan An. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi .....................
(→) Dalam Proses Pelaksanaan Kepala Bidang Pengaturan dan Penataan Pertanahan
( X ) Belum Dilaksanakan

........................................
NIP. ...............................

Anda mungkin juga menyukai