Anda di halaman 1dari 30

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGUKURAN, PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH


PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP PARTISIPASI MASYARAKAT
PIHAK KETIGA (KATEGORI IV) SEJUMLAH 300.000 BIDANG
PAKET KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI SUMATERA SELATAN
TAHUN ANGGARAN 2021

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
Program : Program Pengelolaan Pertanahan Daerah
Hasil : Diterbitkannya Peta Bidang Tanah
Unit Eselon II/Satker : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Sumatera Selatan
Indikator Kinerja : Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Kegiatan : Peta Bidang Tanah (Pihak Ketiga dan Partisipasi
Masyarakat) KATEGORI IV
Satuan Ukur/Jenis Keluaran : Jumlah BidangTanah/Peta Bidang Tanah
Volume : 300.000 bidang

I. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Instruksi Presidential Instruction No. 2 tahun of 2018 tentang Percepatan
Pendaftaran Sistematik Lengkap di Seluruah Wilayah Republik

1
Melayani, Profesional, Terpercaya
Indonesiaconcerning the Acceleration of Systematic and Complete Land
Registration in the Entire Area of the Republic of Indonesia;
9. Peraturan Presidential Regulation No. 86 of tahun 2018 tentang concerning Reforma
Agrarian Reform;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui
Pendaftaran Tanah Sistematik;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
UUPA yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172
bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23
November 2016), sehingga masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang
belum terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005-2025 direncanakan seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar. Oleh karena
itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara masal melalui Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan salah satu
Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017
dengan target pada tahun 2017 sebanyak 5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak
7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 9.000.000 bidang, tahun 2020 sebanyak
10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.620.000 bidang, tahun 2022 sebanyak
980.000 bidang, tahun 2023 sebanyak 10.000.000 bidang dan tahun 2024 sebanyak
2.444.710 bidang tanah.
Sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian pendaftaran tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menggunakan
2
Melayani, Profesional, Terpercaya
sebagian dana Pinjaman Bank Dunia (IBRD Loan No.8897-ID : Project to Accelerate
the Agrarian Reform (One Map Project) untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di 7 (tujuh) Provinsi yang menjadi sasaran proyek dengan target
sebanyak 4.300.000 bidang tanah, yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebanyak 400.000
bidang, tahun 2020 sebanyak 1.300.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.570.000 bidang
dan tahun 2022 sebanyak 1.030.000 bidang.
Dari target kegiatan legalisasi aset pada Tahun 2021 di seluruh Indonesia adalah
sebanyak 9.200.000 bidang, di Provinsi Sumatera Selatan mendapat alokasi untuk
Pemetaan Bidang Tanah sebanyak 369.772 bidang. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sumatera Selatan akan menyelesaikan target kegiatan tersebut dengan
rincian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh:
1. ASN/Swakelola : 39.772 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)
2. ASN/Swakelola : 30.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan No.
8897-ID)
3. Pihak Ketiga : 300.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan
No. 8897-ID)
Dengan demikian diharapkan target kegiatan Legalisasi Aset Tahun 2021 di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Selatan dapat tercapai
dengan dukungan pelaksanaan oleh pihak ketiga dan ASN yang memadai. Untuk lebih
meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran
tanah, maka kegiatan pensertipikatan dilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik
lengkap (PTSL).
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap, selain pendaftaran tanah pertama
kali secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah.
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah
beserta informasi bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau
kelurahan demi kelurahan. Salah satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan
pemetaan bidang tanah yang dilaksanakan secara sistematis lengkap mengelompok
dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap.
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematis lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap di antaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang sudah
terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu wilayah
desa/kelurahan;
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoire delimitatie) relatif lebih
mudah dilaksanakan.

3
Melayani, Profesional, Terpercaya
II.PENERIMA MANFAAT

Adapun penerima manfaat dari Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi


Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat, antara lain:
1. Masyarakat
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat membuka akses
permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi penambahan modal usaha bagi
masyarakat dan dapat mengurangi potensi timbulnya sengketa tanah.
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar dan kejelasan penggunaan
lahan yang aktual akan membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara
baik.

4
Melayani, Profesional, Terpercaya
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGUKURAN DAN PEMETAAN SERTA PENGUMPULAN
INFORMASI BIDANG TANAH

BAB I
UMUM

1.1. Pendahuluan
Pasal 19 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 mengamanatkan bahwa untuk menjamin
kepastian hukum (Hak Atas Tanah) oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah di seluruh
Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud oleh UU tersebut antara lain meliputi:
Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Sebagai upaya memberikan jaminan kepastian
hukum atas obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus memenuhi kaidah teknis
kadastral dimana proses perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur
delimitasi dan asas publisitas. Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), perlu
dikeluarkan Spesifikasi Teknis yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Spesifikasi Teknis dimaksud merupakan batasan dan acuan dalam melaksanakan
pekerjaan yang wajib diikuti oleh Pelaksana Pekerjaan. Spesifikasi Teknis pekerjaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini
dibuat dengan memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi Pengukuran
dan Pemetaan Kadastral beserta peraturan-peraturan/standar-standar teknis Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997
Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap.
Filosofi dari pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral khususnya pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah “No Maps No Registration”, artinya kunci
utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral adalah Peta Dasar
Pendaftaran, baik berupa peta garis maupun peta foto dan dalam bentuk digital. Dalam rangka
mendukung percepatan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, akan dilaksanakan
dengan konsep Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat yaitu dengan
melibatkan partisipasi masyarakat yang menjadi target lokasi pendaftaran tanah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Pelaksana Pekerjaan wajib melapor dan selalu
berkoordinasi kepada Kantor Pertanahan Setempat, sesuai dengan struktur organisasi
dan ketentuan yang berlaku; serta wajib mengunakan Spesifikasi Teknis ini.

1.2. Pengertian-Pengertian
1. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang
terbatas.
5
Melayani, Profesional, Terpercaya
2. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur
geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan batas
administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta Dasar
Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
3. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah terdaftar.
Peta Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat pengukuran
dan pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi PTSL-PM
dengan bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
4. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-
bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara
sistematis.
5. Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan) adalah kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan
data fisik dan data yuridis.
6. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi seluruh obyek Pendaftaran Tanah
di wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya
setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan
data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
7. PTSL Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan masyarakat
(Puldatan) dalam pengumulan data/dokumen fisik dan yuridis.
8. Dalam pelaksanaannya, metode dalam PTSL PM terdiri dari:
a. Metode 1 :
Pada metode 1, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh
pihak ketiga sebagai bagian dari satgas fisik dengan pelaksanaan sebagaimana yang
telah dilakukan pada kegiatan PTSL. Dokumen yang dikumpulkan berupa dokumen
data fisik dan data yuridis.

b. Metode 2 (Participatory Mapping (PM) PTSL) :


Pada metode 2, alat ukur utama minimal menggunakan pita ukur dan distometer.
Metode pengukuran di lapangan dilaksanakan secara terestris. Seluruh bidang tanah
yang ada diidentifikasi pada peta kerja kemudian diukur seluruhnya di lapangan.
Bidang-bidang tanah yang diukur diikatkan dan dipetakan dalam sistem koordinat
TM3⁰. Pada metode ini peta kerja dapat berupa peta citra satelit atau peta foto udara
yang belum terkoreksi secara geometrik.
Dokumen yang dikumpulkan meliputi data/dokumen fisik dan yuridis. PTSL yang
dilakukan oleh surveyor pihak ketiga bersama Puldatan dengan cek lapangan verifikasi
batas secara partisipatif.
c. Metode 3 (Community Driven (CD) PTSL)
Pada metode 3, pengukuran dan pemetaan bidang tanah lebih dominan memakai metode
fotogrametris. Anggota masyarakat membawa peta skala besar dari interpretasi citra
resolusi tinggi yang dicetak dan mendelineasi batas bidang di atas peta, kemudian
didigitasi menjadi poligon bidang. Cek lapangan dilakukan untuk melengkapi batas
bidang yang kurang jelas dari identifikasi citra, atau cek lapangan diperlukan untuk
mengkonfirmasi titik-titik pojok bidang.
6
Melayani, Profesional, Terpercaya
d. Metode 4 (Collaborative Mapping (CO) PTSL)
Pada metode 4, pengukuran dan pemetaan bidang tanah menggunakan alat berupa tablet
dengan pendekatan hibrid antara citra resolusi tinggi dan survei lapangan untuk
pengukuran bidang. CO-PTSL menggunakan teknologi aplikasi pemetaan mobile dan
inter-koneksi dengan alat survei yang terjangkau (misal: GNSS receiver L1 carrier/sub-
meter, distometer laser/optik, kompas digital dan pita ukur).

Untuk masing-masing metode diatas diprioritaskan menggunakan aplikasi Survey


Tanahku. Aplikasi Survey Tanahku adalah aplikasi berbasis mobile operating system
terhubung dengan data KKP yang digunakan untuk pengukuran data pertanahan, meliputi
survey pengukuran dan pemetaan kadastral, peningkatan kualitas data bidang tanah,
pengumpulan data yuridis serta monitoring dan evaluasi data bidang tanah baik data spasial
maupun data yuridis. Aplikasi ini dapat dihubungkan dengan sensor-sensor yang
terdapat/extendable pada smartphone, seperti kamera, GPS, finger print reader dan lain-
lain.
9. Gambar Ukur (DI. 107) adalah dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak,
sudut, azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
10. Pemetaan Bidang Tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu
sehingga letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan
bidang tanah tersebut.
11. Peta Foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala
tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu ukuran-
ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di peta foto dan
dapat diidentifikasi di lapangan mempunyai posisi sudah benar di peta.
12. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik adalah penentuan batas-batas bidang
tanah secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta CSRT dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT dengan
terlebih dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta foto atau peta CSRT
tersebut.
13. Peta Bidang Tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu
wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh
pemilik dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman.
14. Peta Pendaftaran adalah Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih yang
batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan disahkan
penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah.
15. Daftar Peta Pendaftaran (DI. 311 A) adalah daftar yang memuat data-data mengenai
nomor lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3⁰ serta cakupan desa /
kelurahannya.
16. Surat Ukur (DI. 207) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta atau uraian.
17. Daftar Surat Ukur (DI. 311 B) adalah daftar yang memuat data mengenai nomor Surat
Ukur, tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya,
letak tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.

7
Melayani, Profesional, Terpercaya
18. Daftar Tanah (DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas
bidang tanah dengan suatu sistem penomoran.
19. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang
tanah untuk keperluan pendaftaran tanah.
20. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.

1.3. Tujuan Pelaksanaan Pekerjaan


Tujuan Pelaksanaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat ini adalah:
1. Terpetakannya semua bidang tanah tanpa terkecuali baik yang belum terdaftar maupun
yang telah terdaftar sesuai dengan spesifikasi dan target yang telah ditetapkan pada
lokasi pekerjaan dalam Dokumen Lelang.
2. Adanya Peta Pendaftaran yang lengkap dalam satu satuan wilayah atau sebagian
wilayah desa/kelurahan dalam Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam
format digital dengan standar data spasial yang telah ditetapkan.

8
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB II
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA YANG DIGUNAKAN

2.1.Bahan yang Disediakan oleh Pemberi Pekerjaan


Bahan yang akan diberikan oleh Pemberi Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi
Bidang Tanah Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat kepada
Pelaksana Pekerjaan adalah:
1. Surat Keputusan Penetapan Lokasi beserta dengan lampiran poligon batas wilayah
kerjanya;
2. Persiapan administrasi Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
3. Data bidang-bidang tanah bersertipikat di dalam lokasi PTSL-PM yang telah
terpetakan dalam KKP dalam bentuk *.DWG (Format Autocad) maupun yang belum
terpetakan secara digital dilengkapi dengan copy:
a. Peta Pendaftaran
b. Daftar Tanah
c. SU (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi), GS maupun GU dan;
d. Peta Pertanahan Lainnya (Prona, PP 10, IP4T, dll)
4. Daftar Nama dan Nomor Hak bidang tanah yang berada pada KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6
di dalam wilayah desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL-PM dengan format *.xls
dan dicetak serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan;
5. Peta Dasar Pendaftaran (berupa peta foto atau peta garis) dengan skala 1:1.000 atau
1:2.500 dengan Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam bentuk digital
(apabila ada);
6. Peta Citra/ Peta Foto pada lokasi kerja sebagai Peta Lokasi Kerja;
7. Deskripsi Tugu Titik Dasar Teknis (apabila ada);
8. Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas administrasi,
PIPPIB atau data pendukung lainnya (apabila ada).
Biaya yang timbul dari bahan yang dicopy/digandakan ini harus ditanggung oleh Pelaksana
Pekerjaan.

2.2. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Kriteria peralatan minimum yang digunakan dalam pelaksanaan Kegiatan Pengukuran,
Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi
Masyarakat adalah sebagai berikut:

9
Melayani, Profesional, Terpercaya
Volume (unit)*
Keteranga
No. Peralatan
50.000 40.000 30.000 n
bid bid bid

Alat Ukur Jarak (pita ukur) atau


1. 50 buah 40 buah 30 buah ms / sb
Distometer

2. Software Pengukuran & Pemetaan 5 buah 4 buah 3 buah ms / sb

3. Komputer Grafis 50 unit 40 unit 30 unit ms / sb

4. Printer A3 25 buah 20 buah 15 buah ms / sb

5. a. Total Station atau 10 unit 8 unit 6 unit ms / sb

b. GNSS CORS atau 10 set 8 set 6 set ms / sb

c. GNSS RTK (1 set = 1 base dan 3


5 set 4 set 3 set ms / sb
rover)

Kamera digital/ Mobile Phone/ GPS


6. Navigasi berkamera (GPS 10 unit 8 unit 6 unit ms / sb
geotagging)

7. Drone/Software Pengolah Citra 2 unit 2 unit 1 unit ms / sb

8. Komputer Pengolah Citra 2 unit 2 unit 1 unit ms / sb

9. Scanner A3 10 unit 8 unit 6 unit ms / sb

10. Biometric Reader 10 unit 8 unit 6 unit ms / sb

Keterangan:
a. ms = milik sendiri
b. sb = sewa beli
c. Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil
(tidak mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur meteran dari bahan plastik yang
mudah mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini
d. Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil pengukuran
dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
e. Peralatan pada angka 7 pada tabel di atas, diperlukan apabila sumber data pembuatan
Peta kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil pemetaan drone
f. Komputer grafis / laptop grafis harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i5 atau setara
− Monitor Grafis 15”
− RAM minimum 8 GB

10
Melayani, Profesional, Terpercaya
− Hard Disk minimum 1 TB
− VGA Card minimum 2 GB
g. Komputer pengolah citra harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i7 atau setara
− Monitor pengolah citra 17”
− RAM minimum 32 GB
− Hard Disk minimum 2 TB
− VGA Card minimum 4 GB
h. Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file foto
geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur

2.3. Tenaga Pelaksana Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Kualifikasi dan jumlah tenaga pelaksana minimum yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi
Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah sebagai
berikut:

Volume (unit)*
No. Keahlian Kualifikasi
50.000 40.000 30.000

1. Manager Proyek 2 2 1 Tenaga Ahli

2. Surveyor Kadastral Berlisensi 10 8 6 Tenaga Ahli

Asisten Surveyor Kadastral


3. 20 16 12 Tenaga Ahli
Berlisensi

Tenaga Terampil
4. Staf Administrasi 10 8 6 dan menguasai
Komputer

5. Petugas Pemetaan/Drafter 20 16 12 Tenaga Ahli

Optional:
A. Menggunakan Drone
a. Operator Pilot 2 2 1 Tenaga Ahli
6. b. Navigator
c. Helper 2 2 1 Tenaga Terampil
2 2 1 Tenaga Terampil
Atau

11
Melayani, Profesional, Terpercaya
B. Menggunakan Raw Data
Citra Satelit Resolusi Tinggi
(Petugas Pengolah Citra)
2 2 1 Tenaga Ahli

Keterangan:
a. Manager Proyek minimal mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam
manajerial proyek;
b. Surveyor Kadastral Berlisensi adalah surveyor yang telah mempunyai lisensi dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan PTSL minimal 1 (satu) kali;
c. Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi mempunyai lisensi Asisten Surveyor Kadastral
dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Staf Administrasi berpendidikan minimal SMA atau SMK yang menguasai dan mampu
mengoperasikan komputer;
e. Petugas Pemetaan/Drafter berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu
menguasai dan mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan bidang (misal
software CAD).
f. Operator Pilot berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu mengoperasikan
Drone
g. Navigator dan Helper berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu navigasi
Drone
h. Petugas Pengolah Citra berpendidikan minimal SMA atau SMK yang berpengalaman
dalam pengolahan Raw Data Image Citra Satelit Resolusi Tinggi

12
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

3.1. Volume Dan Lokasi Pekerjaan


Volume pekerjaan sebanyak 300.000 bidang dan data penggunaan lahan yang aktual dari
Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah pada Kegiatan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap ini adalah sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang pekerjaannya terdiri
dari bidang tanah belum terdaftar (belum bersertipikat) dan pembenahan bidang tanah sudah
terdaftar (sudah bersertipikat), dengan lokasi pekerjaan sebagai berikut:
1. Lot 1 : 50.000 Bidang (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Ogan Ilir dan Kabupaten
Ogan Komering Ulu Selatan), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

1 Sumatera Ogan Participatory -Cengal: Ulak Kedondong, 19.593 407


Selatan Komering Mapping Pelimbangan, Sungai Jeruju, Sungai
Ilir Pasir
(PM)

Ogan Ilir Participatory -Rambang Kuang: Tanjung Miring, 9.562 438


Mapping Kayu Ara, Sukananti

(PM)

Ogan Participatory -Muaradua Kisam: Alun Dua, Bayur 19.870 130


Komering Mapping Tengah, Gunung Gare, Lawang
Ulu Selatan Agung, Penyandingan, Sugihan,
(PM) Tanjung Tebat

-Pulau Beringin: Tanjung Kari,


Simpang Pancur, Gunung Batu

Total 4 Kecamatan 17 Desa/Kelurahan 49.025 975

13
Melayani, Profesional, Terpercaya
2. Lot 2 : 50.000 Bidang (Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

2 Sumatera Palembang Participatory -Kemuning: Ario Kemuning, 28.507 1.493


Selatan Mapping Pahlawan, Sekip Jaya, Dua-Puluh Ilir
Dua, Talang Aman, Pipa Reja
(PM)

Lubuklingg Participatory -Lubuklinggau Utara I: Belalau I, 13.313 6.687


au Mapping Sumber Agung

(PM) -Lubuklinggau Utara II: Batu Urip,


Pasar Satelit, Puncak Kemuning,
Ponorego, Senalang

-Lubuklinggau Timur I: Air Kuti,


Batu Urip Taba, Majapahit, Nikan
Jaya, Taba Jemekeh, Taba Koji

-Lubuklinggau Timur II: Cereme


Taba, Karya Bakti, Mesat Seni

-Lubuklinggau Selatan I: Air


Temam, Jukung, Lubuk Binjai,
Lubuk Kupang, Perumnas Rahma,
Rahma

-Lubuklinggau Barat I: Bandung


Kiri, Kayu Ara, Lubuk Tanjung,
Muara Enim, Pelita Jaya, Sukajadi,
Tanjung Indah, Watas Lubuk

-Lubuklinggau Barat II: Bandung


Kanan, Lubuklinggau Ilir, Sidorejo,
Ulak Lebar

Total 8 Kecamatan 40 Desa/Kelurahan 41.820 8.180

3. Lot 3 : 40.000 Bidang (Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

3 Sumatera Musi Participatory -Keluang: Tenggaro, Dawas, 12.747 7.523


Selatan Banyuasin Mapping Tanjunga Dalam, Dawas, Mekar
Jaya, Sumber Agung, Karya Maju,
(PM) Tegal Mulyo, Cipta Praja, Loka Jaya,
Mekar Sari, Mulya Asih, Sidorejo,
Sridamai

-Babat Supat: Supat, Supat Barat,


Supat Timur

14
Melayani, Profesional, Terpercaya
Musi Rawas Participatory -Sumber Harta: Sukarami Jaya, Suka 14.709 5.291
Mapping Jaya, Sumber Jaya, Jambu Rejo,
Madang, Suka Mulya, Sumber Harta,
(PM) Suka Maju, Sumber Sari, Sumber
Asri

STL. Ulu Terawas: Terawas, Suko


Rejo, Padu Raksa, Sumber Karya,
Babat, Suka Merindu, Srimulyo,
Pasenan, Suka Mana, Suka Karya,
Kosgoro, Suka Raya, Suka Raya
Baru

Total 4 Kecamatan 40 Desa/Kelurahan 27.456 12.544

4. Lot 4 : 40.000 Bidang (Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan
Komering Ulu), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

4 Sumatera Ogan Participatory -Buay Madang: Tebat Jaya, Sridadi, 19.394 606
Selatan Komering Mapping Tanjung Bulan, Cipta Muda, Aman
Ulu Timur Jaya, Ganjar Agung, Mulyo Agung,
(PM) Way Halom, Sumber Agung,
Sukaraja Tuha, Pisang Jaya, Muda
Sentosa, Sukaraja, Kurungan Nyawa,
Kurungan Nyawa I, Kurungan
Nyawa II, Kurungan Nyawa III

Ogan Participatory -Peninjauan: Kepayang, Kedondong, 19.514 486


Komering Mapping Belimbing, Durian, Lubuk Rukam,
Ulu Bindu
(PM)
-Kedaton Peninjauan Raya: Rantau
Panjang, Kampai, Suka Pindah,
Lubuk Kemiling

Total 3 Kecamatan 27 Desa/Kelurahan 38.908 1.092

15
Melayani, Profesional, Terpercaya
5. Lot 5 : 50.000 Bidang (Kabupaten Muara Enim, Kota Prabumulih dan Kabupaten Lahat),
terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

5 Sumatera Muara Enim Participatory -Kelekar: Tanjung Medang, Menanti, 19.856 414
Selatan Mapping Menanti Selatan, Suban Baru, Teluk
Jaya, Pelempang, Embacang Kelekar
(PM)

Prabumulih Participatory -Prabumulih Barat: Payu Putat, 8.176 1.824


Mapping Gunung Kemala, Tanjung Telang

(PM) -Rambang Kapak Tengah: Karang


Bindu, Karya Mulia, Tanjung
Rambang, Rambang Senuling

Lahat Participatory -Lahat: Air Lingkar, Bandung 19.824 176


Mapping Agung, Batu Rusa, Danau, Gemidar
Ilir, Gemidar Ulu, Karang Agung,
(PM) Kedaton, Kupang, Lesung Batu,
Merindu, Muara Dua, Padang,
Padang Pagun, Pagar Alam, Pagar
Gunung, Penantian, Rimba Sujud,
Sawah Darat, Siring Agung, Tanjung
Agung

Total 4 Kecamatan 35 Desa/Kelurahan 47.586 2.414

16
Melayani, Profesional, Terpercaya
6. Lot 6 : 40.000 Bidang (Kabupaten Banyuasin dan Kapupaten Musi Rawas Utara), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

6 Sumatera Banyuasin Participatory -Banyuasin III: Galang Tinggi, 18.634 1.366


Selatan Mapping Sindang Mas, Sukaraja Baru,
Terentang, Ujung Tanjung
(PM)

Musi Rawas Participatory -Karang Jaya: Bukit Lengkap, 10.855 9.145


Utara Mapping Embacang Lama, Muara Batang
Empu, Muara Tiku, Rantau Jaya,
(PM) Rantau Telang, Suka Menang,
Tanjung Agung, Terusan

- Karang Dapo: Aringin, Biaro Baru,


Biaro Lama, Bina Karya Karang
Dapo, Karang Dapo 1, Kertasari,
Rantau Kadam, Setia Marga

-Nibung: Karya Makmur, Srijaya


Makmur, Sumber Makmur

-Rawas Ilir: Air Bening, Pauh, Pauh


I

Total 5 Kecamatan 28 Desa/Kelurahan 29.489 10.511

7. Lot 7 : 30.000 Bidang (Kota Pagar Alam dan Kabupaten Empat Lawang), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

7 Sumatera Pagar Alam Participatory -Dempo Utara: Reba Tinggi, Bumi 9.001 999
Selatan Mapping Agung, Jangkar Mas

(PM) -Dempo Selatan: Lubuk Buntak,


Prahu Dipo

-Dempo Tengah: Padang Temu

-Pagar Alam Selatan: Tanjung


Agung

Empat Participatory -Tebing Tinggi: Batu Raja Baru, 18.400 1.600


Lawang Mapping Jaya Loka, Kelumpang Jaya,
Kupang, Mekar Jaya, Pajar Bakti,
(PM) Pasar Tebing Tinggi, Tanjung
Kupang, Tanjung Kupang Baru,
Tanjung Makmur, Terusan Baru

Total 5 Kecamatan 18 Desa/Kelurahan 27.401 2.599

17
Melayani, Profesional, Terpercaya
3.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah pengumpulan data
pertanahan baik data fisik maupun data yuridis dengan pelibatan partisipasi masyarakat
(Puldatan) di lokasi proyek. Adapun metode yang digunakan yaitu (1) PTSL (Umum); (2)
Participatory Mapping (PM) PTSL; (3) Community Driven (CD) PTSL dan (2) Collaborative
Mapping (CO) PTSL. Perbedaan antara metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Alat bantu Pengumpulan Data Fisik
Metode Partisipasi utama Pengumpulan
Masyarakat pengumpulan Metode Data Yuridis
Peta Kerja
data Pengukuran

PTSL (Umum) - Hardcopy (digunakan Terestris Manual


hanya untuk identifikasi
awal bidang tanah)

Participatory Puldatan RTK L1/L2 Hardcopy (digunakan Terestris/ Manual


Mapping (PM) untuk hanya untuk identifikasi pengamatan
PTSL boundary awal bidang tanah) satelit
verification
walk

Community Puldatan Peta kerja Hardcopy digunakan Fotogrametris/ Manual


Driven (CD) dengan skala untuk identifikasi dan kombinasi
PTSL minimal delineasi batas bidang
1:2500 tanah pengukuran
dengan menggunakan
metode fotogrametris
Collaborative Puldatan Tablet dan Digital Fotogrametris/ Digital (data
Mapping (CO) RTK L1 kombinasi di-entry di
PTSL tablet)

Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan baik pada metode Participatory Mapping (PM) maupun Collaborative
Mapping PTSL adalah sama, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan
a. Persiapan umum dan presentasi rencana kerja
b. Pengumpulan bahan
c. Survey pendahuluan
d. Pengukuran GCP
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra
f. Pembentukan Puldatan
g. Training Puldatan
h. Pengolahan dan pencetakan Peta Kerja
i. Pengadaan Base Camp
j. Mobilisasi tenaga dan alat
18
Melayani, Profesional, Terpercaya
k. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP, wajib untuk Surveyor Kadaster
Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi
2. Penyuluhan
3. Pengumpulan data fisik
a. Identifikasi dan deliniasi batas RT
b. Identifikasi awal batas bidang tanah
c. Penetapan batas dan pengukuran bidang tanah (data x, y, z)
d. Verifikasi bidang tanah terdaftar
e. Pembuatan Gambar Ukur
f. Pengkartiran dan pemetaan
g. Kendali Mutu
h. Pencetakan Peta Bidang Tanah
i. Klarifikasi data fisik bidang tanah
4. Data Yuridis
a. Pengumpulan dokumen yuridis
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen dan data yuridis
5. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan Laporan Awal
b. Pembuatan Laporan Bulanan
c. Pembuatan Laporan Akhir
6. Penyerahan Hasil Pekerjaan

19
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN PEKERJAAN


1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan kepada
Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai:
a. Organisasi Proyek
b. Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
c. Rencana mobilisasi tenaga dan alat
d. Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
e. Program mutu proyek

2. Pengumpulan Bahan
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan
Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II. Kanwil maupun
Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut. Selain bahan
yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat
mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang
timbul dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

3. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim
Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk:
a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas
bidang tanah dan pengukurannya;
b. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum
pelaksanaan pengukuran;
c. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta PTSL-
PM.
e. Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan Salinan
Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan pemilikan/penguasaan
tanah dari peserta PTSL
f. Melakukan deliniasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang tanah
terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
20
Melayani, Profesional, Terpercaya
g. Melakukan identifikasi dan memetakan batas kawasan hutan bersama Tim dari
Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) dan / atau Dinas Kehutanan setempat, bekerjasama dengan
Kanwil/Kantah ATR/BPN.
h. Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta di
desa lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas Kawasan
hutan yang dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak dapat
dilaksanakan.
i. Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat
lunak Kobo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di pertengahan
implementasi PTSL.

4. Pengukuran Ground Control Point (GCP)


GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam kegiatan Pemotretan udara dengan
drone untuk pembuatan Peta kerja dan atau titik kontrol / ikat kegiatan pengukuran
pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol
dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-84
dan atau Koordinat proyeksi TM 3° pada datum WGS-84; Titik kontrol/titik ikat terletak
pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan (Lokasi PTSL). Metode dan
spesifikasi GCP mengikuti Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan
menggunakan Pesawat Nirawak / Drone.

5. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra


Pemotretan dengan Drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan melakukan
pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nirawak (drone). Kegiatan ini
dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta Dasar. Selain pemotretan dengan
Drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan raw data
Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT).

6. Pembentukan Puldatan
a. Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap
lokasi desa.
b. Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk
menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data
yuridis.
c. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
d. Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari:
1. Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
2. Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
3. Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda
Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan
anggota Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis
21
Melayani, Profesional, Terpercaya
partisipasi masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
4. Pemuda desa/ Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat, perempuan atau
perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).
e. Kualifikasi Puldatan:
1. Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM;
2. Usia minimal 17 tahun;
3. Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki
pendidikan minimal SMA atau setara;
4. Diutamakan dapat menggunakan gadget.
e. Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti dan lulus training Puldatan;
2. Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat
Pernyataan Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
3. Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/
desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di
lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/ kombinasi);
4. Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan
tidak bersedia menunjukkan batas;
5. Membantu membuat Gambar Ukur;
6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang
tanah;
7. Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
8. Menandatangani PBT hasil klarifikasi.

7. Training Puldatan
a. Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;
b. Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah
setempat;
c. Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah
pada Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS
RTK, membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan
dan memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.

8. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja


Pengolahan hasil pemotretan drone dan pengolahan raw data CSRT menggunakan
software pengolah yang kompatible. Hasil dari pemotretan drone dan pengolahan citra
disimpan dalam format digital:

22
Melayani, Profesional, Terpercaya
a. Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto
Udara atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris
b. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2500
c. Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => (1:500; 1:1000; 1:2500)
d. CSRT/ Peta Foto/ UAV/ Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian
dioverlaykan dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah terdaftar/
K4, peta blok PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila ada)

9. Pengadaan Base Camp


Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL-PM dengan tujuan
untuk memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan. Selanjutnya Pelaksana
Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pelaksana yang dimulai
paling lama 10 (sepuluh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

10. Mobilisasi tenaga dan alat


Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia wajib memiliki Basecamp.
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap. Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi tenaga dan
alat paling lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai
Kerja).

11. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP


Sebelum melaksanakan pekerjaan Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten Surveyor
Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra pada aplikasi KKP
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

12. Aplikasi Survey Tanahku


Syarat pembuatan akun Survey Tanahku untuk Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB)
a. SKB telah terdaftar di mitra Kerja Kementerian ATR/BPN
b. Kantor Pertanahan telah melakukan verifikasi Kontrak Kerja dengan SKB
c. SKB telah memiliki akses ke aplikasi PTSK Fisik

4.2. PENYULUHAN
a. Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi lengkap tentang
kegiatan PTSL-PM yang akan dilaksanakan kepada masyarakat yang berada di lokasi
serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan PTSL-PM.
b. Penyuluhan dilaksanakan Penyedia pekerjaan bersama-sama dengan petugas
penyuluhan dari Kantor Pertanahan.

23
Melayani, Profesional, Terpercaya
c. Target penyuluhan adalah semua masyarakat yang mempunyai/ menguasai bidang
tanah di wilayah desa/kelurahan tersebut, baik yang belum bersertipikat maupun yang
sudah bersertipikat.
d. Informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu:
1) Pengenalan tim Puldatan
2) Tahap-tahap/ proses kegiatan PTSL-PM
3) Jadwal kegiatan secara keseluruhan dan jadwal yang melibatkan masyarakat seperti
jadwal pengumpulan data fisik dan dokumen pertanahan, jadwal verifikasi dan
kesepakatan batas, jadwal pengukuran, dll.
4) Pembiayaan kegiatan
5) Bentuk partisipasi masyarakat antara lain:
- Berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi dan deliniasi bidang tanah
- Konfirmasi terhadap bidang-bidang tanah terdaftar
- Memasang tanda batas
- Berada di tempat saat dilaksanakan verifikasi dan kesepakatan batas di lapangan
- Menandatangani Gambar Ukur
- Mengumpulkan data Yuridis
6) Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dan dikumpulkan saat rapat forum
warga, seperti:
- fotokopi KTP/ KK pemilik bidang tanah (termasuk nama suami/istrinya jika
sudah menikah)
- Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah
- Bukti alas hak (jika ada)
- Fotokopi sertipikat/ SU/ GS (untuk bidang tanah yang sudah terdaftar)
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4.3. PENGUMPULAN DATA PERTANAHAN


a. Identifikasi Awal Batas Bidang Tanah
● Identifikasi awal bidang tanah dilaksanakan dalam forum rapat warga oleh
Puldatan dan penyedia pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat (pemilik
bidang tanah dan tetangga yang berbatasan).
● Puldatan memberikan informasi kepada pemilik bidang tanah terkait jadwal
kegiatan penetapan batas di lapangan.

b. Penetapan Batas dan Pengukuran Bidang Tanah (data x, y, z)


● Peta kerja yang telah diidentifikasi bidang tanah oleh masyarakat, dibawa ke
lapangan oleh Puldatan dan SKB dari Penyedia Pekerjaan;
24
Melayani, Profesional, Terpercaya
● Verifikasi dan penetapan batas bidang tanah di lapangan dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara:
(i) dilapangan, Puldatan dan SKB dengan pemilik tanah/penunjuk batas
mengecek hasil identifikasi awal (untuk memastikan bahwa tanda batas
secara fisik ada di lapangan) dan menetapkan batas bidang tanah pada peta
kerja di lapangan atau
(ii) Puldatan terlebih dahulu memverifikasi batas bidang tanah dilapangan
bersama dengan pemilik tanah/penunjuk batas. Selanjutnya, penetapan batas
dilaksanakan oleh SKB dan Puldatan.

● Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan
didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua)
sisi blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur)
secara terestris;
● Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat
diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup
pohon sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran
tambahan di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil
terdekat yang terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian,
SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang
berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris.
● Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di
deliniasi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode
lain (terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
● Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan,
pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda
tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah
disediakan sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas.
● Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.

c. Batas Kawasan Hutan


⚫ ATR/BPN akan mendukung Pelaksana Pekerjaan berkoordinasi dengan BPKH
untuk melakukan survei bersama untuk identifikasi, delineasi dan pemetaan batas
kawasan hutan.
⚫ Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas kawasan hutan yang: (i)
ada batas wilayah hutan yang ditetapkan di dalam atau berdekatan dengan lokasi
kegiatan PTSL; dan (ii) BPKH dan ATR/BPN menyetujui di lapangan lokasi
batas tersebut.
⚫ Jika kawasan hutan yang belum penetapan di lokasi proyek atau tidak tersedianya
survei bersama, Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas
kawasan hutan indikatif, serta memastikan bahwa PTSL secara digital mencatat
penggunaan lahan dan lokasinya.
⚫ Tanda batas kawasan hutan tidak perlu dibuat monumen.
⚫ Pelaksana Pekerjaan membuat fitur polyline batas kawasan hutan. Jika batas
kawasan hutan dapat dilampirkan, fitur poligon harus dibuat; layer vektor adalah
bagian dari hasil kerja.

25
Melayani, Profesional, Terpercaya
d. Batas Desa Indikatif
⚫ Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas desa indikatif dalam
lokasi proyek dengan menggunakan batas persil dan peta kerja.
⚫ Batas desa indikatif didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer vektor
adalah bagian dari hasil kerja.

e. Peta Penggunaan Lahan Aktual


⚫ Pelaksana Pekerjaan mengambil data dan memetakan informasi penggunaan
lahan jika lokasi penggunaan lahan berada di dalam dan berdekatan dengan lokasi
kegiatan PTSL untuk memberikan peta komprehensif hak tenurial dan
penggunaan lahan (kepemilikan, penguasanaan, hunian, HGU dan konsesi
ekstraktif/pertambangan, lisensi, sewa, dll.).
⚫ Informasi penggunaan lahan lainnya mencakup, tetapi tidak terbatas pada
delineasi lahan gambut dan perkebunan, delineasi dan pemetaan tanah komunal
dan adat, serta identifikasi wilayah konsesi energi dan pertambangan.
⚫ Informasi penggunaan lahan didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan
layer vektor ini adalah bagian dari hasil kerja.

f. Pembuatan Gambar Ukur


● Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah oleh masyarakat
yang di dalamnya sudah memuat batas-batas bidang tanah serta nama
pemilik/kuasa dan tanda tangannya digunakan sebagai lampiran GU.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris (yang seluruh
bidangnya dapat diidentifikasi dan deliniasi di Peta Kerja) harus mencantumkan
ukuran panjangan 2 (dua) sisi blok.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan
angka ukur panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran di
lapangan.
● Gambar ukur yang dihasilkan dengan cara pengamatan satelit yang data
ukurannya dalam bentuk digital (seperti GNSS, dll), terdiri dari formulir gambar
ukur dan print out koordinat hasil hitungan. Gambar Ukur wajib diisi lengkap
dan menyertakan informasi metadatanya.
● Sebagai bentuk persetujuan penetapan batas dalam aplikasi Survey Tanahku,
dilakukan rekam Biometric sidik jari pada Gambar Ukur digital oleh pemilik
bidang tanah atau penunjuk batas yang dikuasakan dan tetangga bersebelahan
atau yang dikuasakan.
● GU ditandatangani oleh SKB.

g. Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4)


● Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam dua
kondisi, terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut dilakukan

26
Melayani, Profesional, Terpercaya
verifikasi dan tindak lanjut yang dibantu oleh Puldatan, yang meliputi verifikasi
kebenaran letak, pemilik, maupun batas di lapangan.
● Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belum terpetakan
● Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada
posisi/koordinat yang tidak tepat.
● Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi
bidang tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke
Kantor Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan
data BT/SU fisik.
● Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat
dipertanggung jawabkan adalah:
i. Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6
pada desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang
terbit sebelum 1 Januari 2017; atau
ii. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang
pengukurannya sebelum PMNA No. 3 Tahun 1997).

h. Pembuatan Peta Bidang Tanah


● PBT dicetak sebanyak 2 (dua) kali: (1) PBT untuk Klarifikasi (format terlampir),
dicetak 1 (satu) rangkap untuk keperluan klarifikasi. PBT Klarifikasi diumumkan
oleh Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan;
(2) PBT untuk keperluan pengumuman data fisik dan data yuridis dalam rangka
proses sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap.
● Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah.
● Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam satuan
wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan data
topografis yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai NIB.
● Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
● Peta Bidang Tanah ditanda tangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan
dibubuhi cap basah Penyedia Pekerjaan (KJSKB atau Perusahaan Geospasial
Pertanahan/Survei dan Pemetaan).
● Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.

i. Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah


● Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah dilaksanakan oleh Puldatan kepada
masyarakat melalui pengumuman selama 3 hari kalender.
● Klarifikasi Data Fisik dimaksudkan untuk memastikan kebenaran dan kesesuaian
data maupun dokumen fisik yang telah dikumpulkan.
● Apabila saat klarifikasi terdapat koreksi nama, NIK, luasan, atau tambahan data
seperti nama pemilik bidang tanah (sebelumnya no name) maka PBT klarifikasi

27
Melayani, Profesional, Terpercaya
wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data yang salah dan
menuliskan koreksinya.

4.4. PENGUMPULAN DATA YURIDIS


a. Pengumpulan Dokumen Yuridis
• Pengumpulan dokumen yuridis dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah dalam forum rapat warga.
• Dokumen yang dikumpulkan antara lain: fotokopi identitas pemilik bidang tanah
(KTP/KK), fotokopi alas hak (SPPT PBB/ Girik/ Letter C, dll), fotokopi
sertipikat/GS/SU (jika ada) untuk bidang tanah yang sudah terdaftar/bersertipikat
dan Surat Pernyataan Penguasaan Fisik.
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen yuridis
• Verifikasi dokumen yuridis dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan
dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan oleh pemilik bidang tanah, memeriksa
validitas dan masa berlaku dokumen, memeriksa kesamaan ejaan/ nilai isian Surat
Pernyataan Penguasaan.
• Berkas yang telah dikumpulkan dan diverifikasi kemudian di-file dan diberikan
nomor berkas permohonan (NUB) sesuai dengan NUB yang ditulis pada Peta Kerja
dan digitalisasi dengan cara dientry pada tablet dan difoto.
• Berkas yang dikumpulkan kemudian dibuat rekapitulasi dokumen yuridis (contoh
format terlampir).

4.5. PEMBUATAN LAPORAN


a. Laporan yang dimaksud adalah bentuk paparan/ sajian tertulis yang menjelaskan
kegiatan proyek selama selang waktu tertentu berikut masalah-masalah khusus yang
perlu diketahui oleh pemberi pekerjaan yang timbul selama pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan kadastral. Seluruh dokumen harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
b. Laporan Awal, Laporan ini berisi metode kerja, rencana kerja, perkiraan waktu
pekerjaan, daftar personil dan peralatan, serta hal lainnya yang dipandang perlu.
c. Laporan Bulanan, Laporan ini disajikan setiap akhir bulan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
d. Laporan Akhir, Laporan ini menyajikan seluruh hasil kegiatan, masalah-masalah yang
timbul beserta pemecahan masalahnya, analisa teknik, grafik, sketsa, dll dari awal
sampai akhir kegiatan pengukuran dan pemetaan kadastral. Laporan akhir ini diserahkan
kepada pemberi pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah kontrak pekerjaan
berakhir. Format Laporan Akhir akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pemberi
Pekerjaan.

4.6. PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN


Hasil-hasil yang diserahkan pihak Pelaksana Pekerjaan kepada Pemberi Pekerjaan
(Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) adalah sebagai berikut:

28
Melayani, Profesional, Terpercaya
a. Kegiatan Pengumpulan Data Fisik:
1) Gambar Ukur (hardcopy asli beserta dokumen pendukungnya, misal: Berita Acara,
fotokopi Identitas, copy SU Bidang K4, dll., serta seluruh data softcopy/digital
terkait data ukuran lapangan). Print out GU merupakan minute dan menjadi bagian
dari protokol KJSKB yang bersangkutan.
2) Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi (hardcopy atau softcopy hasil lapangan).
b. Kegiatan Pengumpulan Data Yuridis
1) Dokumen pertanahan yang sudah di-file, direkap, dan digitalkan.
c. Kegiatan Pemetaan:
1) Peta Bidang Tanah Hasil Klarifikasi
2) Peta Bidang Tanah (DI. 201 C) dalam bentuk hardcopy dan softcopy
3) Peta Batas Desa Indikatif dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
4) Peta Batas Kawasan Hutan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
5) Peta Penggunaan Lahan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
6) Peta hardcopy yang menggabungkan semua fitur yang dihasilkan bersama dalam
satu lembar peta dengan menggunakan pola simbol dan warna yang dibedakan
berdasarkan tema dan jenis fitur. Layer zona penyangga 50m dari batas kawasan
hutan juga akan ditampilkan dalam lembar peta.
d. Laporan-Laporan:
1) Laporan Awal
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Akhir
e. Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir.

4.7. LARANGAN-LARANGAN
1. Dilarang melaksanakan pengukuran sebelum dilaksanakan penyuluhan;
2. Dilarang menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Garis sebagai dasar
untuk deliniasi dan pengukuran di lapangan;
3. Dilarang menggunakan aplikasi tanpa lisensi kecuali aplikasi open source;
4. Dilarang melaksanakan pengukuran dan pemetaan di luar area yang ditetapkan
sebagai lokasi PTSL.

4.8.JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan
November 150 (seratus lima puluh) hari kalender.

29
Melayani, Profesional, Terpercaya
4.9.BIAYA
Biaya Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dibebankan pada DIPA Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021 sumber dana PHLN. Biaya yang
dianggarkan untuk kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah dengan rincian sebagai berikut :
1. Lot 1 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 49.025 bidang tanah belum terdaftar
dan 975 bidang K4 sebesar Rp. 8.663.546.300,- (Delapan milyar enam ratus enam puluh
tiga juta lima ratus empat puluh enam ribu tiga ratus Rupiah);
2. Lot 2 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 41.820 bidang tanah belum terdaftar
dan 8.180 bidang K4 sebesar Rp. 8.468.060.240,- (Delapan milyar empat ratus enam
puluh delapan juta enam puluh ribu dua ratus empat puluh Rupiah);
3. Lot 3 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 27.456 bidang tanah belum terdaftar
dan 12.544 bidang K4 sebesar Rp. 6.611.656.192,- (Enam milyar enam ratus sebelas
juta enam ratus lima puluh enam ribu seratus sembilan puluh dua Rupiah);
4. Lot 4 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 38.908 bidang tanah belum terdaftar
dan 1.092 bidang K4 sebesar Rp. 6.922.371.856,- (Enam milyar sembilan ratus dua
puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu delapan ratus lima puluh enam Rupiah);
5. Lot 5 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 47.586 bidang tanah belum terdaftar
dan 2.414 bidang K4 sebesar Rp. 8.624.503.352,- (Delapan milyar enam ratus dua puluh
empat juta lima ratus tiga ribu tiga ratus lima puluh dua Rupiah);
6. Lot 6 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 29.489 bidang tanah belum terdaftar
dan 10.511 bidang K4 sebesar Rp. 6.666.815.548,- (Enam milyar enam ratus enam puluh
enam juta delapan ratus lima belas ribu lima ratus empat puluh delapan Rupiah);
7. Lot 7 dengan total 30.000 bidang dengan rincian 27.401 bidang tanah belum terdaftar
dan 2.599 bidang K4 sebesar Rp. 5.143.483.932,- (Lima milyar seratus empat puluh tiga
juta empat ratus delapan puluh tiga ribu sembilan ratus tiga puluh dua Rupiah).

30
Melayani, Profesional, Terpercaya

Anda mungkin juga menyukai