I. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Instruksi Presidential Instruction No. 2 tahun of 2018 tentang Percepatan
Pendaftaran Sistematik Lengkap di Seluruah Wilayah Republik
1
Melayani, Profesional, Terpercaya
Indonesiaconcerning the Acceleration of Systematic and Complete Land
Registration in the Entire Area of the Republic of Indonesia;
9. Peraturan Presidential Regulation No. 86 of tahun 2018 tentang concerning Reforma
Agrarian Reform;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui
Pendaftaran Tanah Sistematik;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
UUPA yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172
bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23
November 2016), sehingga masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang
belum terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005-2025 direncanakan seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar. Oleh karena
itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara masal melalui Percepatan
Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan salah satu
Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017
dengan target pada tahun 2017 sebanyak 5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak
7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 9.000.000 bidang, tahun 2020 sebanyak
10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.620.000 bidang, tahun 2022 sebanyak
980.000 bidang, tahun 2023 sebanyak 10.000.000 bidang dan tahun 2024 sebanyak
2.444.710 bidang tanah.
Sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian pendaftaran tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menggunakan
2
Melayani, Profesional, Terpercaya
sebagian dana Pinjaman Bank Dunia (IBRD Loan No.8897-ID : Project to Accelerate
the Agrarian Reform (One Map Project) untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di 7 (tujuh) Provinsi yang menjadi sasaran proyek dengan target
sebanyak 4.300.000 bidang tanah, yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebanyak 400.000
bidang, tahun 2020 sebanyak 1.300.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.570.000 bidang
dan tahun 2022 sebanyak 1.030.000 bidang.
Dari target kegiatan legalisasi aset pada Tahun 2021 di seluruh Indonesia adalah
sebanyak 9.200.000 bidang, di Provinsi Sumatera Selatan mendapat alokasi untuk
Pemetaan Bidang Tanah sebanyak 369.772 bidang. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Sumatera Selatan akan menyelesaikan target kegiatan tersebut dengan
rincian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh:
1. ASN/Swakelola : 39.772 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)
2. ASN/Swakelola : 30.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan No.
8897-ID)
3. Pihak Ketiga : 300.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan
No. 8897-ID)
Dengan demikian diharapkan target kegiatan Legalisasi Aset Tahun 2021 di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Selatan dapat tercapai
dengan dukungan pelaksanaan oleh pihak ketiga dan ASN yang memadai. Untuk lebih
meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran
tanah, maka kegiatan pensertipikatan dilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik
lengkap (PTSL).
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap, selain pendaftaran tanah pertama
kali secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah.
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah
beserta informasi bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau
kelurahan demi kelurahan. Salah satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan
pemetaan bidang tanah yang dilaksanakan secara sistematis lengkap mengelompok
dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap.
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematis lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap di antaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang sudah
terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu wilayah
desa/kelurahan;
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoire delimitatie) relatif lebih
mudah dilaksanakan.
3
Melayani, Profesional, Terpercaya
II.PENERIMA MANFAAT
4
Melayani, Profesional, Terpercaya
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGUKURAN DAN PEMETAAN SERTA PENGUMPULAN
INFORMASI BIDANG TANAH
BAB I
UMUM
1.1. Pendahuluan
Pasal 19 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 mengamanatkan bahwa untuk menjamin
kepastian hukum (Hak Atas Tanah) oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah di seluruh
Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud oleh UU tersebut antara lain meliputi:
Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Sebagai upaya memberikan jaminan kepastian
hukum atas obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus memenuhi kaidah teknis
kadastral dimana proses perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur
delimitasi dan asas publisitas. Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), perlu
dikeluarkan Spesifikasi Teknis yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Spesifikasi Teknis dimaksud merupakan batasan dan acuan dalam melaksanakan
pekerjaan yang wajib diikuti oleh Pelaksana Pekerjaan. Spesifikasi Teknis pekerjaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini
dibuat dengan memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi Pengukuran
dan Pemetaan Kadastral beserta peraturan-peraturan/standar-standar teknis Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah, PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan
Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997
Materi Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap.
Filosofi dari pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral khususnya pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah “No Maps No Registration”, artinya kunci
utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral adalah Peta Dasar
Pendaftaran, baik berupa peta garis maupun peta foto dan dalam bentuk digital. Dalam rangka
mendukung percepatan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, akan dilaksanakan
dengan konsep Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat yaitu dengan
melibatkan partisipasi masyarakat yang menjadi target lokasi pendaftaran tanah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Pelaksana Pekerjaan wajib melapor dan selalu
berkoordinasi kepada Kantor Pertanahan Setempat, sesuai dengan struktur organisasi
dan ketentuan yang berlaku; serta wajib mengunakan Spesifikasi Teknis ini.
1.2. Pengertian-Pengertian
1. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang
terbatas.
5
Melayani, Profesional, Terpercaya
2. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur
geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan batas
administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta Dasar
Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
3. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah terdaftar.
Peta Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat pengukuran
dan pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi PTSL-PM
dengan bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
4. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-
bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara
sistematis.
5. Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan) adalah kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan
data fisik dan data yuridis.
6. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah
untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi seluruh obyek Pendaftaran Tanah
di wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya
setingkat dengan itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan
data yuridis mengenai satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan
pendaftarannya.
7. PTSL Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan masyarakat
(Puldatan) dalam pengumulan data/dokumen fisik dan yuridis.
8. Dalam pelaksanaannya, metode dalam PTSL PM terdiri dari:
a. Metode 1 :
Pada metode 1, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh
pihak ketiga sebagai bagian dari satgas fisik dengan pelaksanaan sebagaimana yang
telah dilakukan pada kegiatan PTSL. Dokumen yang dikumpulkan berupa dokumen
data fisik dan data yuridis.
7
Melayani, Profesional, Terpercaya
18. Daftar Tanah (DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas
bidang tanah dengan suatu sistem penomoran.
19. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang
tanah untuk keperluan pendaftaran tanah.
20. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
8
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB II
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA YANG DIGUNAKAN
9
Melayani, Profesional, Terpercaya
Volume (unit)*
Keteranga
No. Peralatan
50.000 40.000 30.000 n
bid bid bid
Keterangan:
a. ms = milik sendiri
b. sb = sewa beli
c. Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil
(tidak mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur meteran dari bahan plastik yang
mudah mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini
d. Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil pengukuran
dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
e. Peralatan pada angka 7 pada tabel di atas, diperlukan apabila sumber data pembuatan
Peta kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil pemetaan drone
f. Komputer grafis / laptop grafis harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i5 atau setara
− Monitor Grafis 15”
− RAM minimum 8 GB
10
Melayani, Profesional, Terpercaya
− Hard Disk minimum 1 TB
− VGA Card minimum 2 GB
g. Komputer pengolah citra harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i7 atau setara
− Monitor pengolah citra 17”
− RAM minimum 32 GB
− Hard Disk minimum 2 TB
− VGA Card minimum 4 GB
h. Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file foto
geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur
Volume (unit)*
No. Keahlian Kualifikasi
50.000 40.000 30.000
Tenaga Terampil
4. Staf Administrasi 10 8 6 dan menguasai
Komputer
Optional:
A. Menggunakan Drone
a. Operator Pilot 2 2 1 Tenaga Ahli
6. b. Navigator
c. Helper 2 2 1 Tenaga Terampil
2 2 1 Tenaga Terampil
Atau
11
Melayani, Profesional, Terpercaya
B. Menggunakan Raw Data
Citra Satelit Resolusi Tinggi
(Petugas Pengolah Citra)
2 2 1 Tenaga Ahli
Keterangan:
a. Manager Proyek minimal mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam
manajerial proyek;
b. Surveyor Kadastral Berlisensi adalah surveyor yang telah mempunyai lisensi dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan PTSL minimal 1 (satu) kali;
c. Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi mempunyai lisensi Asisten Surveyor Kadastral
dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Staf Administrasi berpendidikan minimal SMA atau SMK yang menguasai dan mampu
mengoperasikan komputer;
e. Petugas Pemetaan/Drafter berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu
menguasai dan mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan bidang (misal
software CAD).
f. Operator Pilot berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu mengoperasikan
Drone
g. Navigator dan Helper berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu navigasi
Drone
h. Petugas Pengolah Citra berpendidikan minimal SMA atau SMK yang berpengalaman
dalam pengolahan Raw Data Image Citra Satelit Resolusi Tinggi
12
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
(PM)
13
Melayani, Profesional, Terpercaya
2. Lot 2 : 50.000 Bidang (Kota Palembang dan Kota Lubuklinggau), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
3. Lot 3 : 40.000 Bidang (Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
14
Melayani, Profesional, Terpercaya
Musi Rawas Participatory -Sumber Harta: Sukarami Jaya, Suka 14.709 5.291
Mapping Jaya, Sumber Jaya, Jambu Rejo,
Madang, Suka Mulya, Sumber Harta,
(PM) Suka Maju, Sumber Sari, Sumber
Asri
4. Lot 4 : 40.000 Bidang (Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan
Komering Ulu), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
4 Sumatera Ogan Participatory -Buay Madang: Tebat Jaya, Sridadi, 19.394 606
Selatan Komering Mapping Tanjung Bulan, Cipta Muda, Aman
Ulu Timur Jaya, Ganjar Agung, Mulyo Agung,
(PM) Way Halom, Sumber Agung,
Sukaraja Tuha, Pisang Jaya, Muda
Sentosa, Sukaraja, Kurungan Nyawa,
Kurungan Nyawa I, Kurungan
Nyawa II, Kurungan Nyawa III
15
Melayani, Profesional, Terpercaya
5. Lot 5 : 50.000 Bidang (Kabupaten Muara Enim, Kota Prabumulih dan Kabupaten Lahat),
terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
5 Sumatera Muara Enim Participatory -Kelekar: Tanjung Medang, Menanti, 19.856 414
Selatan Mapping Menanti Selatan, Suban Baru, Teluk
Jaya, Pelempang, Embacang Kelekar
(PM)
16
Melayani, Profesional, Terpercaya
6. Lot 6 : 40.000 Bidang (Kabupaten Banyuasin dan Kapupaten Musi Rawas Utara), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
7. Lot 7 : 30.000 Bidang (Kota Pagar Alam dan Kabupaten Empat Lawang), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
7 Sumatera Pagar Alam Participatory -Dempo Utara: Reba Tinggi, Bumi 9.001 999
Selatan Mapping Agung, Jangkar Mas
17
Melayani, Profesional, Terpercaya
3.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah pengumpulan data
pertanahan baik data fisik maupun data yuridis dengan pelibatan partisipasi masyarakat
(Puldatan) di lokasi proyek. Adapun metode yang digunakan yaitu (1) PTSL (Umum); (2)
Participatory Mapping (PM) PTSL; (3) Community Driven (CD) PTSL dan (2) Collaborative
Mapping (CO) PTSL. Perbedaan antara metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Alat bantu Pengumpulan Data Fisik
Metode Partisipasi utama Pengumpulan
Masyarakat pengumpulan Metode Data Yuridis
Peta Kerja
data Pengukuran
Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan baik pada metode Participatory Mapping (PM) maupun Collaborative
Mapping PTSL adalah sama, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan
a. Persiapan umum dan presentasi rencana kerja
b. Pengumpulan bahan
c. Survey pendahuluan
d. Pengukuran GCP
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra
f. Pembentukan Puldatan
g. Training Puldatan
h. Pengolahan dan pencetakan Peta Kerja
i. Pengadaan Base Camp
j. Mobilisasi tenaga dan alat
18
Melayani, Profesional, Terpercaya
k. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP, wajib untuk Surveyor Kadaster
Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi
2. Penyuluhan
3. Pengumpulan data fisik
a. Identifikasi dan deliniasi batas RT
b. Identifikasi awal batas bidang tanah
c. Penetapan batas dan pengukuran bidang tanah (data x, y, z)
d. Verifikasi bidang tanah terdaftar
e. Pembuatan Gambar Ukur
f. Pengkartiran dan pemetaan
g. Kendali Mutu
h. Pencetakan Peta Bidang Tanah
i. Klarifikasi data fisik bidang tanah
4. Data Yuridis
a. Pengumpulan dokumen yuridis
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen dan data yuridis
5. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan Laporan Awal
b. Pembuatan Laporan Bulanan
c. Pembuatan Laporan Akhir
6. Penyerahan Hasil Pekerjaan
19
Melayani, Profesional, Terpercaya
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
2. Pengumpulan Bahan
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan
Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II. Kanwil maupun
Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut. Selain bahan
yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat
mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang
timbul dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
3. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim
Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk:
a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas
bidang tanah dan pengukurannya;
b. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum
pelaksanaan pengukuran;
c. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta PTSL-
PM.
e. Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan Salinan
Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan pemilikan/penguasaan
tanah dari peserta PTSL
f. Melakukan deliniasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang tanah
terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
20
Melayani, Profesional, Terpercaya
g. Melakukan identifikasi dan memetakan batas kawasan hutan bersama Tim dari
Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) dan / atau Dinas Kehutanan setempat, bekerjasama dengan
Kanwil/Kantah ATR/BPN.
h. Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta di
desa lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas Kawasan
hutan yang dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak dapat
dilaksanakan.
i. Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat
lunak Kobo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di pertengahan
implementasi PTSL.
6. Pembentukan Puldatan
a. Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap
lokasi desa.
b. Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk
menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data
yuridis.
c. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
d. Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari:
1. Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
2. Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
3. Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda
Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan
anggota Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis
21
Melayani, Profesional, Terpercaya
partisipasi masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
4. Pemuda desa/ Karang Taruna/ Ketua RT/ tokoh masyarakat, perempuan atau
perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).
e. Kualifikasi Puldatan:
1. Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM;
2. Usia minimal 17 tahun;
3. Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki
pendidikan minimal SMA atau setara;
4. Diutamakan dapat menggunakan gadget.
e. Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti dan lulus training Puldatan;
2. Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat
Pernyataan Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
3. Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/
desa dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di
lapangan, membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/ kombinasi);
4. Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan
tidak bersedia menunjukkan batas;
5. Membantu membuat Gambar Ukur;
6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang
tanah;
7. Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
8. Menandatangani PBT hasil klarifikasi.
7. Training Puldatan
a. Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;
b. Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah
setempat;
c. Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah
pada Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS
RTK, membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan
dan memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.
22
Melayani, Profesional, Terpercaya
a. Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto
Udara atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris
b. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2500
c. Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => (1:500; 1:1000; 1:2500)
d. CSRT/ Peta Foto/ UAV/ Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian
dioverlaykan dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah terdaftar/
K4, peta blok PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila ada)
4.2. PENYULUHAN
a. Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi lengkap tentang
kegiatan PTSL-PM yang akan dilaksanakan kepada masyarakat yang berada di lokasi
serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan PTSL-PM.
b. Penyuluhan dilaksanakan Penyedia pekerjaan bersama-sama dengan petugas
penyuluhan dari Kantor Pertanahan.
23
Melayani, Profesional, Terpercaya
c. Target penyuluhan adalah semua masyarakat yang mempunyai/ menguasai bidang
tanah di wilayah desa/kelurahan tersebut, baik yang belum bersertipikat maupun yang
sudah bersertipikat.
d. Informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu:
1) Pengenalan tim Puldatan
2) Tahap-tahap/ proses kegiatan PTSL-PM
3) Jadwal kegiatan secara keseluruhan dan jadwal yang melibatkan masyarakat seperti
jadwal pengumpulan data fisik dan dokumen pertanahan, jadwal verifikasi dan
kesepakatan batas, jadwal pengukuran, dll.
4) Pembiayaan kegiatan
5) Bentuk partisipasi masyarakat antara lain:
- Berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi dan deliniasi bidang tanah
- Konfirmasi terhadap bidang-bidang tanah terdaftar
- Memasang tanda batas
- Berada di tempat saat dilaksanakan verifikasi dan kesepakatan batas di lapangan
- Menandatangani Gambar Ukur
- Mengumpulkan data Yuridis
6) Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dan dikumpulkan saat rapat forum
warga, seperti:
- fotokopi KTP/ KK pemilik bidang tanah (termasuk nama suami/istrinya jika
sudah menikah)
- Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah
- Bukti alas hak (jika ada)
- Fotokopi sertipikat/ SU/ GS (untuk bidang tanah yang sudah terdaftar)
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
● Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan
didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua)
sisi blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur)
secara terestris;
● Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat
diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup
pohon sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran
tambahan di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil
terdekat yang terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian,
SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang
berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris.
● Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di
deliniasi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode
lain (terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
● Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan,
pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda
tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah
disediakan sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas.
● Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.
25
Melayani, Profesional, Terpercaya
d. Batas Desa Indikatif
⚫ Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas desa indikatif dalam
lokasi proyek dengan menggunakan batas persil dan peta kerja.
⚫ Batas desa indikatif didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer vektor
adalah bagian dari hasil kerja.
26
Melayani, Profesional, Terpercaya
verifikasi dan tindak lanjut yang dibantu oleh Puldatan, yang meliputi verifikasi
kebenaran letak, pemilik, maupun batas di lapangan.
● Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belum terpetakan
● Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada
posisi/koordinat yang tidak tepat.
● Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi
bidang tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke
Kantor Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan
data BT/SU fisik.
● Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat
dipertanggung jawabkan adalah:
i. Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6
pada desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang
terbit sebelum 1 Januari 2017; atau
ii. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang
pengukurannya sebelum PMNA No. 3 Tahun 1997).
27
Melayani, Profesional, Terpercaya
wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data yang salah dan
menuliskan koreksinya.
28
Melayani, Profesional, Terpercaya
a. Kegiatan Pengumpulan Data Fisik:
1) Gambar Ukur (hardcopy asli beserta dokumen pendukungnya, misal: Berita Acara,
fotokopi Identitas, copy SU Bidang K4, dll., serta seluruh data softcopy/digital
terkait data ukuran lapangan). Print out GU merupakan minute dan menjadi bagian
dari protokol KJSKB yang bersangkutan.
2) Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi (hardcopy atau softcopy hasil lapangan).
b. Kegiatan Pengumpulan Data Yuridis
1) Dokumen pertanahan yang sudah di-file, direkap, dan digitalkan.
c. Kegiatan Pemetaan:
1) Peta Bidang Tanah Hasil Klarifikasi
2) Peta Bidang Tanah (DI. 201 C) dalam bentuk hardcopy dan softcopy
3) Peta Batas Desa Indikatif dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
4) Peta Batas Kawasan Hutan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
5) Peta Penggunaan Lahan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
6) Peta hardcopy yang menggabungkan semua fitur yang dihasilkan bersama dalam
satu lembar peta dengan menggunakan pola simbol dan warna yang dibedakan
berdasarkan tema dan jenis fitur. Layer zona penyangga 50m dari batas kawasan
hutan juga akan ditampilkan dalam lembar peta.
d. Laporan-Laporan:
1) Laporan Awal
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Akhir
e. Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir.
4.7. LARANGAN-LARANGAN
1. Dilarang melaksanakan pengukuran sebelum dilaksanakan penyuluhan;
2. Dilarang menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Garis sebagai dasar
untuk deliniasi dan pengukuran di lapangan;
3. Dilarang menggunakan aplikasi tanpa lisensi kecuali aplikasi open source;
4. Dilarang melaksanakan pengukuran dan pemetaan di luar area yang ditetapkan
sebagai lokasi PTSL.
4.8.JADWAL KEGIATAN
Jadwal Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dilaksanakan sejak bulan Juli sampai dengan
November 150 (seratus lima puluh) hari kalender.
29
Melayani, Profesional, Terpercaya
4.9.BIAYA
Biaya Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dibebankan pada DIPA Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2021 sumber dana PHLN. Biaya yang
dianggarkan untuk kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah dengan rincian sebagai berikut :
1. Lot 1 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 49.025 bidang tanah belum terdaftar
dan 975 bidang K4 sebesar Rp. 8.663.546.300,- (Delapan milyar enam ratus enam puluh
tiga juta lima ratus empat puluh enam ribu tiga ratus Rupiah);
2. Lot 2 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 41.820 bidang tanah belum terdaftar
dan 8.180 bidang K4 sebesar Rp. 8.468.060.240,- (Delapan milyar empat ratus enam
puluh delapan juta enam puluh ribu dua ratus empat puluh Rupiah);
3. Lot 3 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 27.456 bidang tanah belum terdaftar
dan 12.544 bidang K4 sebesar Rp. 6.611.656.192,- (Enam milyar enam ratus sebelas
juta enam ratus lima puluh enam ribu seratus sembilan puluh dua Rupiah);
4. Lot 4 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 38.908 bidang tanah belum terdaftar
dan 1.092 bidang K4 sebesar Rp. 6.922.371.856,- (Enam milyar sembilan ratus dua
puluh dua juta tiga ratus tujuh puluh satu ribu delapan ratus lima puluh enam Rupiah);
5. Lot 5 dengan total 50.000 bidang dengan rincian 47.586 bidang tanah belum terdaftar
dan 2.414 bidang K4 sebesar Rp. 8.624.503.352,- (Delapan milyar enam ratus dua puluh
empat juta lima ratus tiga ribu tiga ratus lima puluh dua Rupiah);
6. Lot 6 dengan total 40.000 bidang dengan rincian 29.489 bidang tanah belum terdaftar
dan 10.511 bidang K4 sebesar Rp. 6.666.815.548,- (Enam milyar enam ratus enam puluh
enam juta delapan ratus lima belas ribu lima ratus empat puluh delapan Rupiah);
7. Lot 7 dengan total 30.000 bidang dengan rincian 27.401 bidang tanah belum terdaftar
dan 2.599 bidang K4 sebesar Rp. 5.143.483.932,- (Lima milyar seratus empat puluh tiga
juta empat ratus delapan puluh tiga ribu sembilan ratus tiga puluh dua Rupiah).
30
Melayani, Profesional, Terpercaya