Anda di halaman 1dari 33

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENGUKURAN, PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH


PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP PARTISIPASI MASYARAKAT
PIHAK KETIGA (KATEGORI III) SEJUMLAH 280.000 BIDANG
PAKET KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan


Nasional
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
Program : Program Pengelolaan Pertanahan Daerah
Hasil : Diterbitkannya Peta Bidang Tanah
Unit Eselon II/Satker : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Kalimantan Barat
Indikator Kinerja Kegiatan : Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Satuan Ukur/Jenis Keluaran : Jumlah BidangTanah/Peta Bidang Tanah
Volume : 280.000 bidang

I. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Sistematik
Lengkap di Seluruah Wilayah Republik Indonesia;
9. Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 8
tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;

1
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui Pendaftaran
Tanah Sistematik;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 UUPA
yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172 bidang tanah
di seluruh wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23 November 2016),
sehingga masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang belum terdaftar. Sampai
dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 direncanakan
seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan
pendaftaran tanah pertama kali secara masal melalui Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan salah satu Program Prioritas Nasional
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada tahun 2017 sebanyak
5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak 7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 9.000.000
bidang, tahun 2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 10.000.000 bidang,
tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2023 sebanyak 10.000.000 bidang dan
tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.
Sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian pendaftaran tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menggunakan
sebagian dana Pinjaman Bank Dunia (IBRD Loan No.8897-ID : Project to Accelerate the
Agrarian Reform (One Map Project) untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di 7 (tujuh) Provinsi yang menjadi sasaran proyek dengan target sebanyak
4.300.000 bidang tanah, yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebanyak 400.000 bidang,
tahun 2020 sebanyak 1.300.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.570.000 bidang dan tahun
2022 sebanyak 1.030.000 bidang.
Dari target kegiatan legalisasi aset pada tahun 2020 di seluruh Indonesia adalah
sebanyak 9.200.000 bidang, di Provinsi Kalimantan Barat mendapat alokasi untuk
Pemetaan Bidang Tanah sebanyak 350.000 bidang. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Barat akan menyelesaikan target kegiatan tersebut dengan
rincian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh:
1. Pihak Ketiga : 20.000 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)
2. ASN/Swakelola : 50.000 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)

2
3. Pihak Ketiga : 280.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan No.
8897-ID)
Dengan demikian diharapkan target kegiatan Legalisasi Aset tahun 2020 di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dapat tercapai dengan
dukungan pelaksanaan oleh pihak ketiga dan ASN yang memadai. Untuk lebih
meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran
tanah, maka kegiatan pensertipikatan dilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik
lengkap (PTSL)
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap, selain pendaftaran tanah pertama kali
secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah. Melalui
pendaftaran tanah sistematis lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta
informasi bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi
kelurahan. Salah satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan pemetaan bidang
tanah yang dilaksanakan secara sistematis lengkap mengelompok dalam satu wilayah
desa/kelurahan lengkap.
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematis lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap di antaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang sudah
terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu wilayah
desa/kelurahan;
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoire delimitatie) relatif lebih
mudah dilaksanakan.

II.PENERIMA MANFAAT

Adapun penerima manfaat dari Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang
Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat, antara lain:
1. Masyarakat
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat membuka akses
permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi penambahan modal usaha bagi
masyarakat dan dapat mengurangi potensi timbulnya sengketa tanah.
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar dan kejelasan penggunaan lahan
yang aktual akan membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara baik.

3
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGUKURAN DAN PEMETAAN SERTA PENGUMPULAN
INFORMASI BIDANG TANAH

BAB I
UMUM

1.1. Pendahuluan
Pasal 19 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 mengamanatkan bahwa untuk menjamin
kepastian hukum (Hak Atas Tanah) oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah di seluruh
Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud oleh UU tersebut antara lain meliputi:
Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Sebagai upaya memberikan jaminan kepastian
hukum atas obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus memenuhi kaidah teknis
kadastral dimana proses perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur
delimitasi dan asas publisitas. Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), perlu
dikeluarkan Spesifikasi Teknis yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Spesifikasi Teknis dimaksud merupakan batasan dan acuan dalam melaksanakan
pekerjaan yang wajib diikuti oleh Pelaksana Pekerjaan. Spesifikasi Teknis pekerjaan Pengukuran
dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini dibuat dengan
memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi Pengukuran dan Pemetaan
Kadastral beserta peraturan-peraturan/standar-standar teknis Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun
1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan
Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
Filosofi dari pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral khususnya pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah “No Maps No Registration”, artinya kunci utama
pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral adalah Peta Dasar Pendaftaran, baik
berupa peta garis maupun peta foto dan dalam bentuk digital. Dalam rangka mendukung
percepatan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, akan dilaksanakan dengan konsep
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat yaitu dengan melibatkan partisipasi
masyarakat yang menjadi target lokasi pendaftaran tanah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Pelaksana Pekerjaan wajib melapor dan selalu
berkoordinasi kepada Kantor Pertanahan Setempat, sesuai dengan struktur organisasi dan
ketentuan yang berlaku; serta wajib mengunakan Spesifikasi Teknis ini.
1.2. Pengertian-Pengertian
1. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang terbatas.
2. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur
geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan batas
administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta Dasar
Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
3. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah terdaftar. Peta

4
Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi PTSL-PM dengan
bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
4. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-
bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sistematis.
5. Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan) adalah kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan
data fisik dan data yuridis.
6. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk
pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi seluruh obyek Pendaftaran Tanah di wilayah
Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya setingkat dengan
itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai
satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya.
7. PTSL Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan masyarakat
(Puldatan) dalam pengumulan data/dokumen fisik dan yuridis.
8. Dalam pelaksanaannya, metode dalam PTSL PM terdiri dari:
a. Metode 1 :
Pada metode 1, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh pihak
ketiga sebagai bagian dari satgas fisik dengan pelaksanaan sebagaimana yang telah
dilakukan pada kegiatan PTSL. Dokumen yang dikumpulkan berupa dokumen data fisik
dan data yuridis.

b. Metode 2 (Participatory Mapping (PM) PTSL) :


Pada metode 2, alat ukur utama minimal menggunakan pita ukur dan distometer. Metode
pengukuran di lapangan dilaksanakan secara terestris. Seluruh bidang tanah yang ada
diidentifikasi pada peta kerja kemudian diukur seluruhnya di lapangan. Bidang-bidang
tanah yang diukur diikatkan dan dipetakan dalam sistem koordinat TM3⁰. Pada metode
ini peta kerja dapat berupa peta citra satelit atau peta foto udara yang belum terkoreksi
secara geometrik.
Dokumen yang dikumpulkan meliputi data/dokumen fisik dan yuridis. PTSL yang
dilakukan oleh surveyor pihak ketiga bersama Puldatan dengan cek lapangan verifikasi
batas secara partisipatif.
c. Metode 3 (Community Driven (CD) PTSL)
Pada metode 3, pengukuran dan pemetaan bidang tanah lebih dominan memakai metode
fotogrametris. Anggota masyarakat membawa peta skala besar dari interpretasi citra
resolusi tinggi yang dicetak dan mendelineasi batas bidang di atas peta, kemudian
didigitasi menjadi poligon bidang. Cek lapangan dilakukan untuk melengkapi batas
bidang yang kurang jelas dari identifikasi citra, atau cek lapangan diperlukan untuk
mengkonfirmasi titik-titik pojok bidang.

d. Metode 4 (Collaborative Mapping (CO) PTSL)


Pada metode 4, pengukuran dan pemetaan bidang tanah menggunakan alat berupa tablet
dengan pendekatan hibrid antara citra resolusi tinggi dan survei lapangan untuk
pengukuran bidang. CO-PTSL menggunakan teknologi aplikasi pemetaan mobile dan
inter-koneksi dengan alat survei yang terjangkau (misal: GNSS receiver L1 carrier/sub-
meter, distometer laser/optik, kompas digital dan pita ukur).

Untuk masing-masing metode diatas diprioritaskan menggunakan aplikasi Survey Tanahku.


Aplikasi Survey Tanahku adalah aplikasi berbasis mobile operating system terhubung

5
dengan data KKP yang digunakan untuk pengukuran data pertanahan, meliputi survey
pengukuran dan pemetaan kadastral, peningkatan kualitas data bidang tanah, pengumpulan
data yuridis serta monitoring dan evaluasi data bidang tanah baik data spasial maupun data
yuridis. Aplikasi ini dapat dihubungkan dengan sensor-sensor yang terdapat/extendable pada
smartphone, seperti kamera, GPS, finger print reader dan lain-lain.
9. Gambar Ukur (DI. 107) adalah dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak,
sudut, azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
10. Pemetaan Bidang Tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu sehingga
letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan bidang tanah
tersebut.
11. Peta Foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala
tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu ukuran-ukuran
pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di peta foto dan dapat
diidentifikasi di lapangan mempunyai posisi sudah benar di peta.
12. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik adalah penentuan batas-batas bidang
tanah secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta CSRT dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT dengan terlebih
dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta foto atau peta CSRT tersebut.
13. Peta Bidang Tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu
wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemilik
dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman.
14. Peta Pendaftaran adalah Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih yang batas-
batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan disahkan
penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah.
15. Daftar Peta Pendaftaran (DI. 311 A) adalah daftar yang memuat data-data mengenai nomor
lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3⁰ serta cakupan desa / kelurahannya.
16. Surat Ukur (DI. 207) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta atau uraian.
17. Daftar Surat Ukur (DI. 311 B) adalah daftar yang memuat data mengenai nomor Surat Ukur,
tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya, letak
tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.
18. Daftar Tanah (DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang
tanah dengan suatu sistem penomoran.
19. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang tanah
untuk keperluan pendaftaran tanah.
20. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.

1.3. Tujuan Pelaksanaan Pekerjaan


Tujuan Pelaksanaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat ini adalah:

6
1. Terpetakannya semua bidang tanah tanpa terkecuali baik yang belum terdaftar maupun
yang telah terdaftar sesuai dengan spesifikasi dan target yang telah ditetapkan pada lokasi
pekerjaan dalam Dokumen Lelang.
2. Adanya Peta Pendaftaran yang lengkap dalam satu satuan wilayah atau sebagian wilayah
desa/kelurahan dalam Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam format digital
dengan standar data spasial yang telah ditetapkan.

7
BAB II
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA YANG DIGUNAKAN
2.1.Bahan yang Disediakan oleh Pemberi Pekerjaan
Bahan yang akan diberikan oleh Pemberi Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang
Tanah Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat kepada Pelaksana
Pekerjaan adalah:
1. Surat Keputusan Penetapan Lokasi beserta dengan lampiran poligon batas wilayah
kerjanya;
2. Persiapan administrasi Surat Tugas, Surat Perintah Kerja oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
3. Data bidang-bidang tanah bersertipikat di dalam lokasi PTSL-PM yang telah terpetakan
dalam KKP dalam bentuk *.DWG (Format AutoCAD) maupun yang belum terpetakan
secara digital dilengkapi dengan copy:
a. Peta Pendaftaran
b. Daftar Tanah
c. SU (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi), GS maupun GU dan;
d. Peta Pertanahan Lainnya (Prona, PP 10, IP4T, dll)
4. Daftar Nama dan Nomor Hak bidang tanah yang berada pada KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di
dalam wilayah desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL-PM dengan format *.xls dan
dicetak serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan;
5. Peta Dasar Pendaftaran (berupa peta foto atau peta garis) dengan skala 1:1.000 atau
1:2.500 dengan Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam bentuk digital (apabila
ada);
6. Peta Citra/ Peta Foto pada lokasi kerja sebagai Peta Kerja;
7. Deskripsi Tugu Titik Dasar Teknis (apabila ada);
8. Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas administrasi,
PIPPIB atau data pendukung lainnya (apabila ada).
Biaya yang timbul dari bahan yang dicopy/digandakan ini harus ditanggung oleh Pelaksana
Pekerjaan.

2.2. Peralatan Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Kriteria peralatan minimum yang digunakan dalam pelaksanaan Kegiatan Pengukuran, Pemetaan
dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah
sebagai berikut:

Volume
(unit)*
No. Peralatan Keterangan
50.000 bid 40.000 bid 20.000 bid

Alat Ukur Jarak (pita ukur) atau


1. 50 buah 40 buah 20 buah ms / sb
Distometer

2. Software Pengukuran & Pemetaan 5 buah 4 unit 2 unit ms / sb

8
3. Komputer Grafis 50 unit 40 unit 20 buah ms / sb

4. Printer A3 25 buah 20 buah 10 buah ms / sb

5. a. Total Station atau 10 unit 8 unit 4 unit ms / sb

b. GNSS CORS atau 10 set 8 set 4 set ms / sb

c. GNSS RTK (1 set = 1 base dan 3 rover) 5 set 4 set 2 set ms / sb

Kamera digital/Mobile Phone/GPS


6. 10 unit 8 unit 4 unit ms / sb
Navigasi berkamera (GPS geotagging)

7. Drone/Software Pengolah Citra 8 unit 4 unit 1 unit ms / sb

8. Komputer Pengolah Citra 8 unit 4 unit 1 unit ms / sb

9. Scanner A3 10 unit 8 unit 4 unit ms / sb

10. Biometric Reader 10 unit 8 unit 4 unit ms / sb

Keterangan:
a. ms = milik sendiri
b. sb = sewa beli
c. Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil (tidak
mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur meteran dari bahan plastik yang mudah
mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini
d. Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil pengukuran
dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
e. Peralatan pada angka 7 pada tabel di atas, diperlukan apabila sumber data pembuatan Peta
kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil pemetaan drone
f. Komputer grafis dan pengolah citra harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i5 atau setara
− Monitor Grafis 17”
− RAM minimum 32 GB
− Hard Disk minimum 2 TB
− VGA Card minimum 4 GB
Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file foto
geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur

2.3. Tenaga Pelaksana Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Kualifikasi dan jumlah tenaga pelaksana minimum yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang
Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah sebagai berikut:

9
Volume (unit)*
No
Keahlian Kualifikasi
.
50.000 40.000 20.000

1. Manager Proyek 2 2 1 Tenaga Ahli

2. Surveyor Kadastral Berlisensi 10 8 4 Tenaga Ahli

3. Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi 20 16 8 Tenaga Ahli

Tenaga Terampil
4. Staf Administrasi 10 8 4 dan menguasai
Komputer

5. Petugas Pemetaan/Drafter 20 16 8 Tenaga Ahli

6. Optional:

A. Menggunakan Drone

a. Operator/Pilot 2 2 1 Tenaga Ahli

b. Navigator 2 2 1 Tenaga Terampil

c. Helper 2 2 1 Tenaga Terampil

Atau

B. Menggunakan Raw Data Citra


Satelit Resolusi Tinggi (Petugas 2 2 1 Tenaga Ahli
Pengolah Citra)

Keterangan:
a. Manager Proyek minimal mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam
manajerial proyek;
b. Surveyor Kadastral Berlisensi adalah surveyor yang telah mempunyai lisensi dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan PTSL minimal 1 (satu) kali;
c. Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi mempunyai lisensi Asisten Surveyor Kadastral
dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Staf Administrasi berpendidikan minimal SMA atau SMK yang menguasai dan mampu
mengoperasikan komputer;
e. Petugas Pemetaan/Drafter berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu
menguasai dan mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan bidang (misal
software CAD).
f. Operator/Pilot berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu mengoperasikan
Drone
g. Navigator dan Helper berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu navigasi
Drone

10
h. Petugas Pengolah Citra berpendidikan minimal SMA atau SMK yang berpengalaman
dalam pengolahan Raw Data Image Citra Satelit Resolusi Tinggi

11
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

3.1. Volume Dan Lokasi Pekerjaan


Volume pekerjaan sebanyak 280.000 bidang dan data penggunaan lahan yang aktual dari
Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah pada Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap ini adalah sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang pekerjaannya terdiri dari bidang tanah
belum terdaftar (belum bersertipikat) dan pembenahan bidang tanah sudah terdaftar (sudah
bersertipikat), dengan lokasi pekerjaan sebagai berikut:
1. Lot 1 : 50.000 Bidang (Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Bengkayang), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

1 Kalimantan Mempawah Participatory Wajok Hulu, Wajok Hilir, Sungai 25.000 5.000
Barat Mapping Nipah, Dema, Pak Bulu,
Kepayang, Anjungan Melancar,
(PM) Anjungan Dalam, Terusan,
Tengah, Penibung, Malikian,
Sengkubang, Kuala Secapah,
Tanjung, Pulau Pedalaman, Pasir
Panjang, Anti bar, Pasir
Palembang, Pasir Wan Salim,
Parit Banjar, Sungai Bakau Kecil,
Pak Utan, Benuang, Pak Laheng,
Toho Ilir, Sepang, Sambora,
Terap, Kecurit.

Bengkayang Participatory Sebalo, Tirta Kencana, Dayung, 10.000 10.000


Mapping Jesape, Gerantung, Mekar Baru,
Siaga, Bukit Serayan, Samalantan,
(PM) Karimunting, Rukma Jaya, Sungai
Keran, Sungai Raya, Cempaka
Putih, Magmagan Karya,
Lembang, Suka Maju

Total 13 Kecamatan 36 Desa 35.000 15.000

2. Lot 2 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sambas dan Kabupaten Landak), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

2 Kalimantan Sambas Participatory Segedong, Maktanggok, Sejiram, 28.000 2.000


Barat Mapping Seberkat, Bukit Segoler, Batu
Makjage, Maribas, Pusaka, Selakau
(PM) Tua, Seranggam, Gelik, Buduk
Sempadang, Dungun Laut, Bakau,
Parit Setia

12
Landak Participatory Amboyo Inti, Hilir Kantor, Jelimpo, 17.000 3.000
Mapping Sidas, Nyanyum, Mandor, Lintah
Betung, Songga
(PM)

Total 9 Kecamatan 23 Desa 45.000 5.000

3. Lot 3 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

3 Kalimantan Sanggau Participatory Sungai Ilai, Selampung, Tanggung, 25.000 5.000


Barat Mapping Empiyang, Jangkang Benua, Balai
Sebut, Tapang Dulang, Tanjung
(PM) Bunga, Kuala Dua, Semayang, Maju
Karya

Sekadau Participatory Belitang I, Cenayan, Sungai Kunyit, 15.000 5.000


Mapping Nanga Engkulun, Tereduk Dampak,
Bukit Rambat, Sungai Tapah, Pakit
(PM) Mulau

Total 11 Kecamatan 19 Desa 40.000 10.000

4. Lot 4 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

4 Kalimantan Sintang Participatory Buluh Merindu, Empoyang, 29.000 1.000


Barat Mapping Entogong, Kebarau, Landau Bara,
Lintang Tambuk, Mapan Jaya,
(PM) Merahau Permai, Nanga Abai, Nanga
Payak, Nanga Tebidah, Nanga
Tongoi, Nanga Ungai, Nangka
Lestari, Riam Panjang, Tanjung
Bunga, Tanjung Lalau.

Melawi Participatory Semadin Lenkong, Nanga Kebebu, 19.000 1.000


Mapping Muara Tanjung, Sidomulyo, Kelakik,
Pekawai, Landau Sadak, Tumbak
(PM) Raya, Sayan Jaya, Nanga Sokan,
Tanjung Sokan, Sepakat, Sijau,
Telaga Raya, Nanga Potai, Melamut
Bersatu, Kayan Semampau, Merah
Arai, Tanjung Arak.

Total 5 Kecamatan 37 Desa 48.000 2.000

13
5. Lot 5 : 40.000 Bidang (Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

5 Kalimantan Ketapang Participatory Tanjung Pasar, Kauman, Mulia 25.000 5.000


Barat Mapping Kerta, Padang, Tuan Tuan, Banjar,
Mekarsari, Belaban Tujuh, Jairan
(PM) Jaya, Piansak, Beringin Jaya, Banjar
Sari, Batu Payung Dua, Randai,
Bukit Kelambing, Muntai, Pantai
Ketikal, Suka Sari, Suka Harja, Suka
Mulya, Kepuluk, Belaban Tujuh

Kayong Participatory Dusun Besar, Dusun Kecil, Tanjung 9.000 1.000


Utara Mapping Satai, Podo Rukun, Seponti Jaya,
Telaga Arum, Sungai Sepeti, Lubuk
(PM) Batu.

Total 10 Kecamatan 29 Desa 34.000 6.000

6. Lot 6: 20.000 Bidang (Kabupaten Kapuas Hulu), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

6 Kalimantan Kapuas Participatory Benuis, Gerayau, Sekubah, 19.000 1.000


Barat Hulu Mapping Engkerangas, Piasak Hulu, Piasak
Hilir, Mawan, Nibung, Dalam,
(PM) Gudang Hulu, Titian Kuala, Gudang
Hilir, Marsedan Raya, Semitau Hilir,
Kenerak, Nanga Kenepai, Semitau
Hulu, Mensusai, Jongkong Hulu,
Tanjung Kapuas, Nanga Suhaid,
Kerangas, Madang Permai, Tanjung
Harapan

Total 3 Kecamatan 24 Desa 19.000 1.000

7. Lot 7 : 20.000 Bidang (Kabupaten Kubu Raya), terdiri dari:

Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)

7 Kalimantan Kubu Participatory Kampung Baru, Air Putih, Sungai 15.000 5.000
Barat Raya Mapping Bemban, Seruat Tiga, Pelita Jaya,
Pinang Dalam, Olak-Olak, Rasau
(PM) Jaya Satu, Pematang Tujuh, Bintang
Mas, Punggur Besar, Sungai Radak
Dua, Sungai Dungun, Terentang
Hilir.

Total 4 Kecamatan 14 Desa 15.000 5.000

14
3.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah pengumpulan data
pertanahan baik data fisik maupun data yuridis dengan pelibatan partisipasi masyarakat (Puldatan)
di lokasi proyek. Adapun metode yang digunakan yaitu (1) PTSL (Umum); (2) Participatory
Mapping (PM) PTSL; (3) Community Driven (CD) PTSL dan (2) Collaborative Mapping (CO)
PTSL. Perbedaan antara metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Alat bantu Pengumpulan Data Fisik


Metode Partisipasi utama Pengumpulan
Masyarakat pengumpulan Metode Data Yuridis
Peta Kerja
data Pengukuran

PTSL (Umum) - Hardcopy (digunakan Terestris Manual


hanya untuk identifikasi
awal bidang tanah)

Participatory Puldatan RTK L1/L2 Hardcopy (digunakan Terestris/ Manual


Mapping (PM) untuk hanya untuk identifikasi pengamatan
PTSL boundary awal bidang tanah) satelit
verification
walk

Community Puldatan Peta kerja Hardcopy digunakan Fotogrametris/ Manual


Driven (CD) dengan skala untuk identifikasi dan kombinasi
PTSL minimal delineasi batas bidang
1:2500 tanah pengukuran
dengan menggunakan
metode fotogrametris

Collaborative Puldatan Tablet dan Digital Fotogrametris/ Digital (data


Mapping (CO) RTK L1 kombinasi di-entry di
PTSL tablet)

Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan baik pada metode Participatory Mapping (PM) maupun Collaborative
Mapping PTSL adalah sama, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan
a. Persiapan umum dan presentasi rencana kerja
b. Pengumpulan bahan
c. Survey pendahuluan
d. Pengukuran GCP
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra
f. Pembentukan Puldatan
g. Training Puldatan
h. Pengolahan dan pencetakan Peta Kerja
i. Pengadaan Base Camp

15
j. Mobilisasi tenaga dan alat
k. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP, wajib untuk Surveyor Kadaster
Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi
2. Penyuluhan
3. Pengumpulan data fisik
a. Identifikasi dan deliniasi batas RT
b. Identifikasi awal batas bidang tanah
c. Penetapan batas dan pengukuran bidang tanah (data x, y, z)
d. Verifikasi bidang tanah terdaftar
e. Pembuatan Gambar Ukur
f. Pengkartiran dan pemetaan
g. Kendali Mutu
h. Pencetakan Peta Bidang Tanah
i. Klarifikasi data fisik bidang tanah
4. Data Yuridis
a. Pengumpulan dokumen yuridis
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen dan data yuridis
5. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan Laporan Awal
b. Pembuatan Laporan Bulanan
c. Pembuatan Laporan Akhir
6. Penyerahan Hasil Pekerjaan

16
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan kepada
Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai:
a. Organisasi Proyek
b. Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
c. Rencana mobilisasi tenaga dan alat
d. Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
e. Program mutu proyek

2. Pengumpulan Bahan
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan
Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II. Kanwil maupun
Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut. Selain bahan
yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat
mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang timbul
dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

3. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim
Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk:
a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas
bidang tanah dan pengukurannya;
b. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum pelaksanaan
pengukuran;
c. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta PTSL-
PM.
e. Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan Salinan
Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan pemilikan/penguasaan tanah
dari peserta PTSL
f. Melakukan deliniasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang tanah
terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
g. Melakukan identifikasi dan memetakan batas kawasan hutan bersama Tim dari Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) dan/atau Dinas Kehutanan setempat, bekerjasama dengan Kanwil/Kantah
ATR/BPN.

17
h. Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta di desa
lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas Kawasan hutan yang
dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak dapat dilaksanakan.
i. Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat lunak
KoBo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di awal implementasi
PTSL.

4. Pengukuran Ground Control Point (GCP)


GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam kegiatan pemotretan udara dengan
drone untuk pembuatan Peta Kerja dan atau titik kontrol/ikat kegiatan pengukuran
pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol
dalam sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-84
dan atau Koordinat Proyeksi TM 3° pada datum WGS-84. Titik kontrol/titik ikat terletak
pada pojok, perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan (Lokasi PTSL). Metode dan
spesifikasi GCP mengikuti Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan menggunakan
Pesawat Nirawak/Drone.

5. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra


Pemotretan dengan drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan melakukan
pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nirawak (drone). Kegiatan ini
dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta Dasar. Selain pemotretan dengan
drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan raw data
Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT).

6. Pembentukan Puldatan
a. Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap
lokasi desa.
b. Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk
menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data yuridis.
c. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
d. Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari:
1. Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
2. Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
3. Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda
Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan anggota
Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis partisipasi
masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
4. Pemuda desa/Karang Taruna/Ketua RT/tokoh masyarakat, perempuan atau
perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).
e. Kualifikasi Puldatan:
1. Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM;
2. Usia minimal 17 tahun;

18
3. Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki pendidikan
minimal SMA atau setara;
4. Diutamakan dapat menggunakan gadget.
e. Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti dan lulus training Puldatan;
2. Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat Pernyataan
Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
3. Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/desa
dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di lapangan,
membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/kombinasi);
4. Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan tidak
bersedia menunjukkan batas;
5. Membantu membuat Gambar Ukur;
6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang
tanah;
7. Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
8. Menandatangani PBT hasil klarifikasi.

7. Training Puldatan
a. Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;
b. Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah
setempat;
c. Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah pada
Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS RTK,
membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan dan
memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.

8. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja


Pengolahan hasil pemotretan drone dan pengolahan raw data CSRT menggunakan
software pengolah yang kompatibel. Hasil dari pemotretan drone dan pengolahan citra
disimpan dalam format digital:
a. Peta Kerja berasal dari Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Peta Foto Udara
atau Peta Drone/UAV yang telah dikoreksi geometris.
b. Skala peta kerja yang dapat digunakan paling kecil 1:2.500.
c. Ketelitian Peta Kerja: 0,3 mm x skala peta => (1:500; 1:1.000; 1:2.500).
d. CSRT/Peta Foto/UAV/Drone yang telah dikoreksi geometrik kemudian dioverlaykan
dengan batas wilayah administrasi setempat, bidang tanah terdaftar/ K4, peta blok
PBB, jaringan jalan/jaringan utilitas lainnya (apabila ada).

19
9. Pengadaan Base Camp
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL-PM dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan. Selanjutnya Pelaksana Pekerjaan
harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pelaksana yang dimulai paling lama
10 (sepuluh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

10. Mobilisasi tenaga dan alat


Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia wajib memiliki Basecamp.
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap.
Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi tenaga dan alat paling
lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

11. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP


Sebelum melaksanakan pekerjaan Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten Surveyor
Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra pada aplikasi KKP
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

12. Aplikasi Survey Tanahku


Syarat pembuatan akun Survey Tanahku untuk Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB)
a. SKB telah terdaftar di aplikasi Mitra Kerja Kementerian ATR/BPN
b. Kantor Pertanahan telah melakukan verifikasi Kontrak Kerja dengan SKB
c. SKB telah memiliki akses ke aplikasi PTSL Fisik

4.2. PENYULUHAN

a. Penyuluhan adalah kegiatan sosialisasi untuk memberikan informasi lengkap tentang


kegiatan PTSL-PM yang akan dilaksanakan kepada masyarakat yang berada di lokasi
serta mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan PTSL-PM.
b. Penyuluhan dilaksanakan penyedia pekerjaan bersama-sama dengan petugas penyuluhan
dari Kantor Pertanahan.
c. Target penyuluhan adalah semua masyarakat yang mempunyai/ menguasai bidang tanah
di wilayah desa/kelurahan tersebut, baik yang belum bersertipikat maupun yang sudah
bersertipikat.
d. Informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan yaitu:
1) Pengenalan tim Puldatan
2) Tahap-tahap/proses kegiatan PTSL-PM
3) Jadwal kegiatan secara keseluruhan dan jadwal yang melibatkan masyarakat seperti
jadwal pengumpulan data fisik dan dokumen pertanahan, jadwal verifikasi dan
kesepakatan batas, jadwal pengukuran, dll.
4) Pembiayaan kegiatan
5) Bentuk partisipasi masyarakat antara lain:

20
- Berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi dan deliniasi bidang tanah
- Konfirmasi terhadap bidang-bidang tanah terdaftar
- Memasang tanda batas
- Berada di tempat saat dilaksanakan verifikasi dan kesepakatan batas di lapangan
- Menandatangani Gambar Ukur
- Mengumpulkan data Yuridis
6) Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dan dikumpulkan saat rapat forum
warga, seperti:
- Fotokopi KTP/KK pemilik bidang tanah (termasuk nama suami/istrinya jika sudah
menikah)
- Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah
- Bukti alas hak (jika ada)
- Fotokopi sertipikat/SU/GS (untuk bidang tanah yang sudah terdaftar)
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

4.3. PENGUMPULAN DATA PERTANAHAN

a. Identifikasi Awal Batas Bidang Tanah


● Identifikasi awal bidang tanah dilaksanakan dalam forum rapat warga oleh Puldatan
dan penyedia pekerjaan bersama-sama dengan masyarakat (pemilik bidang tanah
dan tetangga yang berbatasan).
● Puldatan memberikan informasi kepada pemilik bidang tanah terkait jadwal
kegiatan penetapan batas di lapangan.
b. Penetapan Batas dan Pengukuran Bidang Tanah (data x, y, z)
● Peta kerja yang telah diidentifikasi bidang tanah oleh masyarakat, dibawa ke
lapangan oleh Puldatan dan SKB dari Penyedia Pekerjaan;
● Verifikasi dan penetapan batas bidang tanah di lapangan dapat dilakukan dengan 2
(dua) cara:
(i) dilapangan, Puldatan dan SKB dengan pemilik tanah/penunjuk batas mengecek
hasil identifikasi awal (untuk memastikan bahwa tanda batas secara fisik ada
di lapangan) dan menetapkan batas bidang tanah pada peta kerja di lapangan
atau
(ii) Puldatan terlebih dahulu memverifikasi batas bidang tanah dilapangan bersama
dengan pemilik tanah/penunjuk batas. Selanjutnya, penetapan batas
dilaksanakan oleh SKB dan Puldatan.

● Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan
didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi
blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara
terestris;
● Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat
diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup pohon

21
sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran tambahan
di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil terdekat yang
terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian, SKB melakukan
kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang berbeda (panjangan
utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris.
● Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di
deliniasi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode lain
(terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
● Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan,
pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda
tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah disediakan
sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas.
● Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.

c. Batas Kawasan Hutan


 ATR/BPN akan mendukung Pelaksana Pekerjaan berkoordinasi dengan BPKH
untuk melakukan survei bersama untuk identifikasi, delineasi dan pemetaan batas
kawasan hutan.
 Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas kawasan hutan yang: (i)
ada batas wilayah hutan yang ditetapkan di dalam atau berdekatan dengan lokasi
kegiatan PTSL; dan (ii) BPKH dan ATR/BPN menyetujui di lapangan lokasi batas
tersebut.
 Jika kawasan hutan yang belum penetapan di lokasi proyek atau tidak tersedianya
survei bersama, Pelaksana Pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas kawasan
hutan indikatif, serta memastikan bahwa PTSL secara digital mencatat penggunaan
lahan dan lokasinya.
 Tanda batas kawasan hutan tidak perlu dibuat monumen.
 Pelaksana Pekerjaan membuat fitur polyline batas kawasan hutan. Jika batas
kawasan hutan dapat dilampirkan, fitur poligon harus dibuat; layer vektor adalah
bagian dari hasil kerja.

d. Batas Desa Indikatif


 Pelaksana pekerjaan mendelineasi dan memetakan batas desa indikatif dalam lokasi
proyek dengan menggunakan batas persil dan peta kerja.
 Batas desa indikatif didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer vektor
adalah bagian dari hasil kerja.

e. Peta Penggunaan Lahan Aktual


 Pelaksana Pekerjaan mengambil data dan memetakan informasi penggunaan lahan
jika lokasi penggunaan lahan berada di dalam dan berdekatan dengan lokasi
kegiatan PTSL untuk memberikan peta komprehensif hak tenurial dan penggunaan
lahan (kepemilikan, penguasanaan, hunian, HGU dan konsesi
ekstraktif/pertambangan, lisensi, sewa, dll.).
 Informasi penggunaan lahan lainnya mencakup, tetapi tidak terbatas pada delineasi
lahan gambut dan perkebunan, delineasi dan pemetaan tanah komunal dan adat,
serta identifikasi wilayah konsesi energi dan pertambangan.

22
 Informasi penggunaan lahan didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer
vektor ini adalah bagian dari hasil kerja.

f. Pembuatan Gambar Ukur


● Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah oleh masyarakat yang
di dalamnya sudah memuat batas-batas bidang tanah serta nama pemilik/kuasa dan
tanda tangannya digunakan sebagai lampiran GU.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris (yang seluruh bidangnya
dapat diidentifikasi dan deliniasi di Peta Kerja) harus mencantumkan ukuran
panjangan 2 (dua) sisi blok.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan angka
ukur panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran di lapangan.
● Gambar Ukur yang dihasilkan dengan cara pengamatan satelit yang data ukurannya
dalam bentuk digital (seperti GNSS, dll), terdiri dari formulir Gambar Ukur dan
print out koordinat hasil hitungan. Gambar Ukur wajib diisi lengkap dan
menyertakan informasi metadata-nya.
● Sebagai bentuk persetujuan penetapan batas dalam aplikasi Survey Tanahku,
dilakukan rekam biometric sidik jari pada Gambar Ukur digital oleh pemilik bidang
tanah atau penunjuk batas yang dikuasakan dan tetangga bersebelahan atau yang
dikuasakan.
● GU ditandatangani oleh SKB.

g. Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4)


● Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam dua
kondisi, terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut dilakukan
verifikasi dan tindak lanjut yang dibantu oleh Puldatan, yang meliputi verifikasi
kebenaran letak, pemilik, maupun batas di lapangan.
● Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belum terpetakan
● Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada posisi/koordinat
yang tidak tepat.
● Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi bidang
tanah tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke Kantor
Pertanahan. Data tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan data BT/SU
fisik.
● Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat
dipertanggung jawabkan adalah:
i. Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6 pada
desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang terbit
sebelum 1 Januari 2017; atau
ii. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang
pengukurannya sebelum PMNA No. 3 Tahun 1997).

h. Pembuatan Peta Bidang Tanah


● PBT dicetak sebanyak 2 (dua) kali: (1) PBT untuk Klarifikasi (format terlampir),
dicetak 1 (satu) rangkap untuk keperluan klarifikasi. PBT Klarifikasi diumumkan

23
oleh Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan; (2)
PBT untuk keperluan pengumuman data fisik dan data yuridis dalam rangka proses
sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap.
● Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah.
● Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam satuan
wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan data
topografis yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai NIB.
● Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
● Peta Bidang Tanah ditanda tangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibubuhi
cap basah Penyedia Pekerjaan (KJSKB atau Perusahaan Geospasial
Pertanahan/Survei dan Pemetaan).
● Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.

i. Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah


● Klarifikasi Data Fisik Bidang Tanah dilaksanakan oleh Puldatan kepada
masyarakat melalui pengumuman selama 3 hari kalender.
● Klarifikasi Data Fisik dimaksudkan untuk memastikan kebenaran dan kesesuaian
data maupun dokumen fisik yang telah dikumpulkan.
● Apabila saat klarifikasi terdapat koreksi nama, NIK, luasan, atau tambahan data
seperti nama pemilik bidang tanah (sebelumnya no name) maka PBT klarifikasi
wajib diperbaiki. Perbaikan dilakukan dengan cara mencoret data yang salah dan
menuliskan koreksinya.

4.4. PENGUMPULAN DATA YURIDIS


a. Pengumpulan Dokumen Yuridis
 Pengumpulan dokumen yuridis dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
identifikasi dan deliniasi batas bidang tanah dalam forum rapat warga.
 Dokumen yang dikumpulkan antara lain: fotokopi identitas pemilik bidang tanah
(KTP/KK), fotokopi alas hak (SPPT PBB/ Girik/ Letter C, dll), fotokopi
sertipikat/GS/SU (jika ada) untuk bidang tanah yang sudah terdaftar/bersertipikat dan
Surat Pernyataan Penguasaan Fisik.
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen yuridis
 Verifikasi dokumen yuridis dilaksanakan dengan memeriksa kelengkapan dokumen-
dokumen yang telah dikumpulkan oleh pemilik bidang tanah, memeriksa validitas dan
masa berlaku dokumen, memeriksa kesamaan ejaan/ nilai isian Surat Pernyataan
Penguasaan.
 Berkas yang telah dikumpulkan dan diverifikasi kemudian di-file dan diberikan
nomor berkas permohonan (NUB) sesuai dengan NUB yang ditulis pada Peta Kerja
dan digitalisasi dengan cara dientry pada tablet dan difoto.
 Berkas yang dikumpulkan kemudian dibuat rekapitulasi dokumen yuridis (contoh
format terlampir).

24
4.5. PEMBUATAN LAPORAN
a. Laporan yang dimaksud adalah bentuk paparan/ sajian tertulis yang menjelaskan kegiatan
proyek selama selang waktu tertentu berikut masalah-masalah khusus yang perlu diketahui
oleh pemberi pekerjaan yang timbul selama pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kadastral. Seluruh dokumen harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
b. Laporan Awal, Laporan ini berisi metode kerja, rencana kerja, perkiraan waktu pekerjaan,
daftar personil dan peralatan, serta hal lainnya yang dipandang perlu.
c. Laporan Bulanan, Laporan ini disajikan setiap akhir bulan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
d. Laporan Akhir, Laporan ini menyajikan seluruh hasil kegiatan, masalah-masalah yang
timbul beserta pemecahan masalahnya, analisa teknik, grafik, sketsa, dll dari awal sampai
akhir kegiatan pengukuran dan pemetaan kadastral. Laporan akhir ini diserahkan kepada
pemberi pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah kontrak pekerjaan berakhir.
Format Laporan Akhir akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pemberi Pekerjaan.

4.6. PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN


Hasil-hasil yang diserahkan pihak Pelaksana Pekerjaan kepada Pemberi Pekerjaan
(Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan Pengumpulan Data Fisik:
1) Gambar Ukur (hardcopy asli beserta dokumen pendukungnya, misal: Berita Acara,
fotokopi identitas, copy SU Bidang K4, dll., serta seluruh data softcopy/digital terkait
data ukuran lapangan). Print out GU merupakan minute dan menjadi bagian dari
protokol KJSKB yang bersangkutan.
2) Peta Kerja hasil identifikasi dan deliniasi (hardcopy atau softcopy hasil lapangan).
b. Kegiatan Pengumpulan Data Yuridis
1) Dokumen pertanahan yang sudah di-file, direkap, dan digitalkan.
c. Kegiatan Pemetaan:
1) Peta Bidang Tanah Hasil Klarifikasi
2) Peta Bidang Tanah (DI. 201 C) dalam bentuk hardcopy dan softcopy
3) Peta Batas Desa Indikatif dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
4) Peta Batas Kawasan Hutan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
5) Peta Penggunaan Lahan dalam bentuk hardcopy dan softcopy (shapefile)
6) Peta hardcopy yang menggabungkan semua fitur yang dihasilkan bersama dalam satu
lembar peta dengan menggunakan pola simbol dan warna yang dibedakan
berdasarkan tema dan jenis fitur. Layer zona penyangga 50 m dari batas kawasan
hutan juga akan ditampilkan dalam lembar peta.
d. Laporan-Laporan:
1) Laporan Awal
2) Laporan Bulanan
3) Laporan Akhir
e. Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir.

25
4.7. LARANGAN.T,ARANGAN

1. Dilarang melaksanakan pengukuran sebelum dilaksanakan penyuluhan;


2. Dilarang menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Garis sebagai dasar untuk

deliniasi dan pengukuran di Iapangan;


3. Dilarang menggunakan aplikasi tanpa lisensi kecuali aplikasi open source;
4. Dilarang melaksanakan pengukuran dan pemetaan di luar area yang ditetapkan

sebagai lokasi PTSL.

4.8. JADWAL KEGIATAN

Jadwal Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah


Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dilaksanakan .

1- Selak bulan Juni sampai dengan Juli atau atau selama 60 (enam puluh) hari kalender untuk
20.000 bidang;
2. Sejak bulan Juni sampai dengan Agustus atau selama 90 (sembilan puluh) hari kalender untuk
30 000 bidang;
3. Sejak bulan Juni sampai dengan Septemb€r atau selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender
untuk 40.000 bidang, dan
4. Sejak bulan Juni sampai dengan Oktober atau selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender
untuk 50.000 bidang.

4.9. BIAYA

Biaya Pengukwan, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah


Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat dibebankan pada DIPA Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasiornl Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2020. Biaya yang dianggarkan untuk
kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah sebesar Rp. 74.890.200.m0 - (tujuh puluh empat milyar
delapan ratus sembilan puluh juta dua ratus ribu rupiah).

Kepala Bidang Pejabat Pembuat Komitmen


Infrastruklur Pertanahan Kegiatan Data Inlrastruktur Keagrariaan
Kantor Wilayah BPN Provinsi Kalimantan Barat Kantor Wilavah BPN Provinsi Kalimantan Barat

T,{,t
1.1

\
M.Si
Irwandi, S.H
005
NlP. 1977060r 199803 1002

:lt
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. PETUNJUK TEKNIS PENGUKURAN DAN PEMETAAN BIDANG TANAH SISTEMATIS


Revisi II
2. CONTOH GAMBAR UKUR DALAM PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIK (Lampiran 2
dan 3 Juknis sebagaimana no 1 di atas)
3. STANDAR PETA BIDANG TANAH PTSL (Lampiran 6 Juknis sebagaimana no 1 di atas)
4. FORMAT DAFTAR TANAH (DI. 203)
5. FORMULIR PERSIAPAN PENGUKURAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS
LENGKAP
6. FORMULIR INFORMASI BIDANG TANAH

27
LAMPIRAN 2

28
LAMPIRAN 2

1
Contoh : PETA BIDANG TANAH
Untuk Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap. Lampiran D.I 201 C
30 cm
778200.0000 PETA BIDANG TANAH
NOMOR :
U

00008
Arsana
L=511m2
00009 6 cm
Jumakin
L=549m2
No NIB Nama Luas Informasi
00010
( m2 ) Bidang Tumilah
Tanah L=443m2 00022
00027
Karsana Agung
00011
Jemikem L=690m2 L=751m2
1. 00008 Arsana 511 Sawah L=424m2
2. 00009 Jumakin 549 Sawah 00012
3. 00010 Tumilah 443 Sawah Kartono SKALA 1 : 1000
L=849m2 00023
4. 00011 Jemikem 424 Sawah Dedi 00028
5. 00012 Kartono 849 Sawah L=320m2 Ensi
RT/RW :
6. 00013 Suparjo 802 Sawah
L=634m2 KELURAHAN :
7. 00014 Bambang 775 Sawah
00013 4 cm KECAMATAN :
Suparjo 00024 00029
8. 00015 Bekti 621 Sawah L=802m2 00019 Surjilah Adit KABUPATEN :
9. 00016 Sarjana 711 Sawah Parno L=775m2 L=556m2 PROVINSI :
L=939m2
10. 00017 Berkah 523 Sawah
00014 00030
11. 00018 Sumariah 439 Sawah Bambang Suparman
12. 00019 Parno 778100.0000
939 Sawah L=775m2
00025
L=511m2 LEGENDA
13. 00020 Kamilah 373 Sawah 00020 Rudi
14. 00021 Jumakir 504 Sawah Kamilah L=570m2 00031
L=373m2 Sudi
25 cm15. 00022 Karsana 690 Sawah 00015
Bekti L=603m2 00018 Nomor bidang
16. 00023 Dedi 320 Sawah 00021
L=621m2 Jumakir 00026
17. 00024 Surjilah 775 Sawah L=504m2 Kamino 00032
L=532m2
18. 00025 Rudi 570 Sawah Kartidjo Bidang Pemilikan
00016 L=525m2
19. 00026 Kamino 532 Sawah

Pematang Sawah
Sarjana
20. 00027 Agung 751 Sawah L=711m2 00033
21. 00028 Ensi 634 Sawah H eru
22. 00029 Adit 556 Sawah L=480m2
00017
23. 00030 Suparman 511 Sawah 00037
Berkah
Jum inah
00034 10 cm Nomor dan Petunjuk lembar
24. 00031 Sudi 603 Sawah L=523m2 Ari
L=1784m2 00036 L=543m2
25. 00032 Kartidjo 525 Sawah Budi
26. 00033 Heru 480 Sawah 00018 L=1871m2
Sumarlah
27. 00034 Ari 543 Sawah L=439m2
28. 00035 Wati 1587 Sawah
29. 00036 Budi 1871 Sawah 00035
30. 00037 Juminah 1784 Sawah Wati
L=1587m2
Desa Mekar

Keterangan: SLEMAN, 3 – 4 - 2017


1. Peta Bidang Tanah ini menggambarkan kondisi fisik bidang-
778000.0000 KETUA SATGAS FISIK
bidang tanah mengenai letak, batas dan luas berdasarkan Kelurahan ……………
penunjukan batas oleh pemilik tanah atau yang dikuasakan
228300.0000 228400.0000 228500.0000

2. Peta Bidang Tanah ini bukan merupakan tanda bukti 5 cm


kepemilikan/alas hak bidang tanah seseorang.
3. Peta Bidang Tanah ini digunakan untuk bahan pengumuman data NNNNNNNNNNNNN
fisik dalam rangka penerbitan sertipikat hak atas tanah. NIP. XXXXXXXXX
LAMPIRAN 3.
LAMPIRAN 4.

2
3
LAMPIRAN 5

LAMPIRAN 6

1
2

Anda mungkin juga menyukai