I. LATAR BELAKANG
A. Dasar Hukum
1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Sistematik
Lengkap di Seluruah Wilayah Republik Indonesia;
9. Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 8
tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
11. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah;
1
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui Pendaftaran
Tanah Sistematik;
13. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
14. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada Kementerian
Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 UUPA
yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172 bidang tanah
di seluruh wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23 November 2016),
sehingga masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang belum terdaftar. Sampai
dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 direncanakan
seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar. Oleh karena itu perlu dilaksanakan
pendaftaran tanah pertama kali secara masal melalui Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang merupakan salah satu Program Prioritas Nasional
sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
yang akan dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada tahun 2017 sebanyak
5.000.000 bidang, tahun 2018 sebanyak 7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 9.000.000
bidang, tahun 2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 10.000.000 bidang,
tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2023 sebanyak 10.000.000 bidang dan
tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.
Sebagai salah satu upaya percepatan pencapaian pendaftaran tanah, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) akan menggunakan
sebagian dana Pinjaman Bank Dunia (IBRD Loan No.8897-ID : Project to Accelerate the
Agrarian Reform (One Map Project) untuk kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap (PTSL) di 7 (tujuh) Provinsi yang menjadi sasaran proyek dengan target sebanyak
4.300.000 bidang tanah, yang dilaksanakan pada tahun 2019 sebanyak 400.000 bidang,
tahun 2020 sebanyak 1.300.000 bidang, tahun 2021 sebanyak 1.570.000 bidang dan tahun
2022 sebanyak 1.030.000 bidang.
Dari target kegiatan legalisasi aset pada tahun 2020 di seluruh Indonesia adalah
sebanyak 9.200.000 bidang, di Provinsi Kalimantan Barat mendapat alokasi untuk
Pemetaan Bidang Tanah sebanyak 350.000 bidang. Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Kalimantan Barat akan menyelesaikan target kegiatan tersebut dengan
rincian pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh:
1. Pihak Ketiga : 20.000 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)
2. ASN/Swakelola : 50.000 Bidang (Sumber Biaya Rupiah Murni)
2
3. Pihak Ketiga : 280.000 Bidang (Sumber Biaya Rekening Khusus IBRD Loan No.
8897-ID)
Dengan demikian diharapkan target kegiatan Legalisasi Aset tahun 2020 di Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Barat dapat tercapai dengan
dukungan pelaksanaan oleh pihak ketiga dan ASN yang memadai. Untuk lebih
meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat sasaran serta untuk
mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka percepatan pendaftaran
tanah, maka kegiatan pensertipikatan dilaksanakan melalui pendaftaran tanah sistematik
lengkap (PTSL)
Melalui pendaftaran tanah sistematis lengkap, selain pendaftaran tanah pertama kali
secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran data dan informasi bidang tanah. Melalui
pendaftaran tanah sistematis lengkap diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta
informasi bidang tanahnya secara lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi
kelurahan. Salah satu tahapan dalam kegiatan adalah pengukuran dan pemetaan bidang
tanah yang dilaksanakan secara sistematis lengkap mengelompok dalam satu wilayah
desa/kelurahan lengkap.
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematis lengkap
mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap di antaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan yang sudah
terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu wilayah
desa/kelurahan;
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoire delimitatie) relatif lebih
mudah dilaksanakan.
II.PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat dari Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang
Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat, antara lain:
1. Masyarakat
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat membuka akses
permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi penambahan modal usaha bagi
masyarakat dan dapat mengurangi potensi timbulnya sengketa tanah.
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar dan kejelasan penggunaan lahan
yang aktual akan membantu pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara baik.
3
SPESIFIKASI TEKNIK
PENGUKURAN DAN PEMETAAN SERTA PENGUMPULAN
INFORMASI BIDANG TANAH
BAB I
UMUM
1.1. Pendahuluan
Pasal 19 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 mengamanatkan bahwa untuk menjamin
kepastian hukum (Hak Atas Tanah) oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah di seluruh
Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud oleh UU tersebut antara lain meliputi:
Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Sebagai upaya memberikan jaminan kepastian
hukum atas obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus memenuhi kaidah teknis
kadastral dimana proses perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas kontradiktur
delimitasi dan asas publisitas. Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap (PTSL), perlu
dikeluarkan Spesifikasi Teknis yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Spesifikasi Teknis dimaksud merupakan batasan dan acuan dalam melaksanakan
pekerjaan yang wajib diikuti oleh Pelaksana Pekerjaan. Spesifikasi Teknis pekerjaan Pengukuran
dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini dibuat dengan
memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi Pengukuran dan Pemetaan
Kadastral beserta peraturan-peraturan/standar-standar teknis Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, PMNA/KaBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun
1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997 Materi Pengukuran dan Pemetaan
Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap.
Filosofi dari pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral khususnya pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah “No Maps No Registration”, artinya kunci utama
pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral adalah Peta Dasar Pendaftaran, baik
berupa peta garis maupun peta foto dan dalam bentuk digital. Dalam rangka mendukung
percepatan kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap, akan dilaksanakan dengan konsep
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat yaitu dengan melibatkan partisipasi
masyarakat yang menjadi target lokasi pendaftaran tanah.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Pelaksana Pekerjaan wajib melapor dan selalu
berkoordinasi kepada Kantor Pertanahan Setempat, sesuai dengan struktur organisasi dan
ketentuan yang berlaku; serta wajib mengunakan Spesifikasi Teknis ini.
1.2. Pengertian-Pengertian
1. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang terbatas.
2. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur
geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan batas
administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta Dasar
Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
3. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah terdaftar. Peta
4
Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi PTSL-PM dengan
bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
4. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas bidang-
bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau bagian dari
desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah secara sistematis.
5. Pengumpul Data Pertanahan (Puldatan) adalah kelompok masyarakat yang diberi
pelatihan dan ditugaskan untuk menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan
data fisik dan data yuridis.
6. Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah kegiatan Pendaftaran Tanah untuk
pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi seluruh obyek Pendaftaran Tanah di wilayah
Republik Indonesia dalam satu wilayah desa/kelurahan atau nama lainnya setingkat dengan
itu, yang meliputi pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai
satu atau beberapa obyek Pendaftaran Tanah untuk keperluan pendaftarannya.
7. PTSL Partisipasi Masyarakat adalah kegiatan PTSL yang melibatkan masyarakat
(Puldatan) dalam pengumulan data/dokumen fisik dan yuridis.
8. Dalam pelaksanaannya, metode dalam PTSL PM terdiri dari:
a. Metode 1 :
Pada metode 1, pelaksanaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan oleh pihak
ketiga sebagai bagian dari satgas fisik dengan pelaksanaan sebagaimana yang telah
dilakukan pada kegiatan PTSL. Dokumen yang dikumpulkan berupa dokumen data fisik
dan data yuridis.
5
dengan data KKP yang digunakan untuk pengukuran data pertanahan, meliputi survey
pengukuran dan pemetaan kadastral, peningkatan kualitas data bidang tanah, pengumpulan
data yuridis serta monitoring dan evaluasi data bidang tanah baik data spasial maupun data
yuridis. Aplikasi ini dapat dihubungkan dengan sensor-sensor yang terdapat/extendable pada
smartphone, seperti kamera, GPS, finger print reader dan lain-lain.
9. Gambar Ukur (DI. 107) adalah dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak,
sudut, azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
10. Pemetaan Bidang Tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu sehingga
letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan bidang tanah
tersebut.
11. Peta Foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala
tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu ukuran-ukuran
pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di peta foto dan dapat
diidentifikasi di lapangan mempunyai posisi sudah benar di peta.
12. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik adalah penentuan batas-batas bidang
tanah secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta CSRT dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT dengan terlebih
dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta foto atau peta CSRT tersebut.
13. Peta Bidang Tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu
wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh pemilik
dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman.
14. Peta Pendaftaran adalah Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih yang batas-
batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan disahkan
penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah.
15. Daftar Peta Pendaftaran (DI. 311 A) adalah daftar yang memuat data-data mengenai nomor
lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3⁰ serta cakupan desa / kelurahannya.
16. Surat Ukur (DI. 207) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta atau uraian.
17. Daftar Surat Ukur (DI. 311 B) adalah daftar yang memuat data mengenai nomor Surat Ukur,
tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya, letak
tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.
18. Daftar Tanah (DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas bidang
tanah dengan suatu sistem penomoran.
19. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang tanah
untuk keperluan pendaftaran tanah.
20. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi.
6
1. Terpetakannya semua bidang tanah tanpa terkecuali baik yang belum terdaftar maupun
yang telah terdaftar sesuai dengan spesifikasi dan target yang telah ditetapkan pada lokasi
pekerjaan dalam Dokumen Lelang.
2. Adanya Peta Pendaftaran yang lengkap dalam satu satuan wilayah atau sebagian wilayah
desa/kelurahan dalam Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam format digital
dengan standar data spasial yang telah ditetapkan.
7
BAB II
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA YANG DIGUNAKAN
2.1.Bahan yang Disediakan oleh Pemberi Pekerjaan
Bahan yang akan diberikan oleh Pemberi Pekerjaan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang
Tanah Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat kepada Pelaksana
Pekerjaan adalah:
1. Surat Keputusan Penetapan Lokasi beserta dengan lampiran poligon batas wilayah
kerjanya;
2. Persiapan administrasi Surat Tugas, Surat Perintah Kerja oleh Pejabat Pembuat
Komitmen;
3. Data bidang-bidang tanah bersertipikat di dalam lokasi PTSL-PM yang telah terpetakan
dalam KKP dalam bentuk *.DWG (Format AutoCAD) maupun yang belum terpetakan
secara digital dilengkapi dengan copy:
a. Peta Pendaftaran
b. Daftar Tanah
c. SU (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi), GS maupun GU dan;
d. Peta Pertanahan Lainnya (Prona, PP 10, IP4T, dll)
4. Daftar Nama dan Nomor Hak bidang tanah yang berada pada KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di
dalam wilayah desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL-PM dengan format *.xls dan
dicetak serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan;
5. Peta Dasar Pendaftaran (berupa peta foto atau peta garis) dengan skala 1:1.000 atau
1:2.500 dengan Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam bentuk digital (apabila
ada);
6. Peta Citra/ Peta Foto pada lokasi kerja sebagai Peta Kerja;
7. Deskripsi Tugu Titik Dasar Teknis (apabila ada);
8. Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas administrasi,
PIPPIB atau data pendukung lainnya (apabila ada).
Biaya yang timbul dari bahan yang dicopy/digandakan ini harus ditanggung oleh Pelaksana
Pekerjaan.
Volume
(unit)*
No. Peralatan Keterangan
50.000 bid 40.000 bid 20.000 bid
8
3. Komputer Grafis 50 unit 40 unit 20 buah ms / sb
Keterangan:
a. ms = milik sendiri
b. sb = sewa beli
c. Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil (tidak
mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur meteran dari bahan plastik yang mudah
mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini
d. Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil pengukuran
dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
e. Peralatan pada angka 7 pada tabel di atas, diperlukan apabila sumber data pembuatan Peta
kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil pemetaan drone
f. Komputer grafis dan pengolah citra harus memenuhi spesifikasi:
− Intel i5 atau setara
− Monitor Grafis 17”
− RAM minimum 32 GB
− Hard Disk minimum 2 TB
− VGA Card minimum 4 GB
Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file foto
geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur
9
Volume (unit)*
No
Keahlian Kualifikasi
.
50.000 40.000 20.000
Tenaga Terampil
4. Staf Administrasi 10 8 4 dan menguasai
Komputer
6. Optional:
A. Menggunakan Drone
Atau
Keterangan:
a. Manager Proyek minimal mempunyai pengalaman minimal 5 (lima) tahun dalam
manajerial proyek;
b. Surveyor Kadastral Berlisensi adalah surveyor yang telah mempunyai lisensi dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan mempunyai
pengalaman dalam melaksanakan PTSL minimal 1 (satu) kali;
c. Asisten Surveyor Kadastral Berlisensi mempunyai lisensi Asisten Surveyor Kadastral
dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Staf Administrasi berpendidikan minimal SMA atau SMK yang menguasai dan mampu
mengoperasikan komputer;
e. Petugas Pemetaan/Drafter berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu
menguasai dan mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan bidang (misal
software CAD).
f. Operator/Pilot berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu mengoperasikan
Drone
g. Navigator dan Helper berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu navigasi
Drone
10
h. Petugas Pengolah Citra berpendidikan minimal SMA atau SMK yang berpengalaman
dalam pengolahan Raw Data Image Citra Satelit Resolusi Tinggi
11
BAB III
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
1 Kalimantan Mempawah Participatory Wajok Hulu, Wajok Hilir, Sungai 25.000 5.000
Barat Mapping Nipah, Dema, Pak Bulu,
Kepayang, Anjungan Melancar,
(PM) Anjungan Dalam, Terusan,
Tengah, Penibung, Malikian,
Sengkubang, Kuala Secapah,
Tanjung, Pulau Pedalaman, Pasir
Panjang, Anti bar, Pasir
Palembang, Pasir Wan Salim,
Parit Banjar, Sungai Bakau Kecil,
Pak Utan, Benuang, Pak Laheng,
Toho Ilir, Sepang, Sambora,
Terap, Kecurit.
2. Lot 2 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sambas dan Kabupaten Landak), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
12
Landak Participatory Amboyo Inti, Hilir Kantor, Jelimpo, 17.000 3.000
Mapping Sidas, Nyanyum, Mandor, Lintah
Betung, Songga
(PM)
3. Lot 3 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sanggau dan Kabupaten Sekadau), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
4. Lot 4 : 50.000 Bidang (Kabupaten Sintang dan Kabupaten Melawi), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
13
5. Lot 5 : 40.000 Bidang (Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Kayong Utara), terdiri dari:
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
Terdaftar
No Kab/ Metode Lokasi Kegiatan Belum Belum
Provinsi
Paket Kota PTSL (Kecamatan/Desa) Terdaftar Terpetakan
(K4)
7 Kalimantan Kubu Participatory Kampung Baru, Air Putih, Sungai 15.000 5.000
Barat Raya Mapping Bemban, Seruat Tiga, Pelita Jaya,
Pinang Dalam, Olak-Olak, Rasau
(PM) Jaya Satu, Pematang Tujuh, Bintang
Mas, Punggur Besar, Sungai Radak
Dua, Sungai Dungun, Terentang
Hilir.
14
3.2. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada Kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Partisipasi Masyarakat adalah pengumpulan data
pertanahan baik data fisik maupun data yuridis dengan pelibatan partisipasi masyarakat (Puldatan)
di lokasi proyek. Adapun metode yang digunakan yaitu (1) PTSL (Umum); (2) Participatory
Mapping (PM) PTSL; (3) Community Driven (CD) PTSL dan (2) Collaborative Mapping (CO)
PTSL. Perbedaan antara metode tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tahapan Pekerjaan
Tahapan pekerjaan baik pada metode Participatory Mapping (PM) maupun Collaborative
Mapping PTSL adalah sama, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan
a. Persiapan umum dan presentasi rencana kerja
b. Pengumpulan bahan
c. Survey pendahuluan
d. Pengukuran GCP
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra
f. Pembentukan Puldatan
g. Training Puldatan
h. Pengolahan dan pencetakan Peta Kerja
i. Pengadaan Base Camp
15
j. Mobilisasi tenaga dan alat
k. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP, wajib untuk Surveyor Kadaster
Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi
2. Penyuluhan
3. Pengumpulan data fisik
a. Identifikasi dan deliniasi batas RT
b. Identifikasi awal batas bidang tanah
c. Penetapan batas dan pengukuran bidang tanah (data x, y, z)
d. Verifikasi bidang tanah terdaftar
e. Pembuatan Gambar Ukur
f. Pengkartiran dan pemetaan
g. Kendali Mutu
h. Pencetakan Peta Bidang Tanah
i. Klarifikasi data fisik bidang tanah
4. Data Yuridis
a. Pengumpulan dokumen yuridis
b. Verifikasi dan digitalisasi dokumen dan data yuridis
5. Pembuatan Laporan
a. Pembuatan Laporan Awal
b. Pembuatan Laporan Bulanan
c. Pembuatan Laporan Akhir
6. Penyerahan Hasil Pekerjaan
16
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
4.1. PERSIAPAN DAN PERENCANAAN PEKERJAAN
1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan kepada
Pemberi Pekerjaan dan Kantor Pertanahan mengenai:
a. Organisasi Proyek
b. Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
c. Rencana mobilisasi tenaga dan alat
d. Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat
e. Program mutu proyek
2. Pengumpulan Bahan
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan
Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang Tanah Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap Partisipasi Masyarakat seperti yang tersebut pada BAB II. Kanwil maupun
Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut. Selain bahan
yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana Pekerjaan dapat
mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan (misal: peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya yang timbul
dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
3. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim
Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk:
a. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan rencana pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas
bidang tanah dan pengukurannya;
b. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
(Lampiran No. 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum pelaksanaan
pengukuran;
c. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur;
d. Menginformasikan dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan oleh peserta PTSL-
PM.
e. Mengumpulkan Salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL dan Salinan
Dokumen alas hak (jika ada) atau Dokumen pernyataan pemilikan/penguasaan tanah
dari peserta PTSL
f. Melakukan deliniasi batas desa indikatif dengan menggunakan sisi bidang tanah
terluar di desa yang bersangkutan di akhir kegiatan PTSL.
g. Melakukan identifikasi dan memetakan batas kawasan hutan bersama Tim dari Balai
Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) dan/atau Dinas Kehutanan setempat, bekerjasama dengan Kanwil/Kantah
ATR/BPN.
17
h. Melakukan deliniasi dan memetakan batas kawasan hutan indikatif di atas peta di desa
lokasi kegiatan (Area of Interest - AoI), apabila identifikasi batas Kawasan hutan yang
dilakukan dengan survei bersama (huruf g diatas) tidak dapat dilaksanakan.
i. Melakukan validasi formulir Analisis Resiko per desa menggunakan perangkat lunak
KoBo Toolbox (disediakan oleh Kementerian ATR/BPN) di awal implementasi
PTSL.
6. Pembentukan Puldatan
a. Kantor Pertanahan membentuk tim Puldatan (Pengumpul Data Pertanahan) disetiap
lokasi desa.
b. Puldatan adalah kelompok masyarakat yang diberi pelatihan dan ditugaskan untuk
menjadi fasilitator sekaligus pelaksana proses pengumpulan data fisik dan data yuridis.
c. Puldatan disahkan oleh Kepala Kantor Pertanahan.
d. Puldatan minimal beranggotakan 10 orang, yang terdiri dari:
1. Kepala Desa/ perangkat desa yang ditunjuk (1 orang);
2. Babinsa/ Babinkamtibmas, (1 – 2 orang);
3. Para-Surveyor, (minimal 3 orang); Para-surveyor adalah pemuda desa/ pemuda
Karang Taruna dapat berasal dari luar desa dan atau luar kecamatan yang
ditugaskan oleh Kepala Kantor Pertanahan untuk bersama-sama dengan anggota
Puldatan dari desa setempat melaksanakan pemetaan berbasis partisipasi
masyarakat di seluruh lokasi pekerjaan.
4. Pemuda desa/Karang Taruna/Ketua RT/tokoh masyarakat, perempuan atau
perwakilan kelompok perempuan (4 - 5 orang).
e. Kualifikasi Puldatan:
1. Diutamakan mengenal desa lokasi PTSL+PM;
2. Usia minimal 17 tahun;
18
3. Dapat membaca dan menulis. Khusus untuk Para-surveyor memiliki pendidikan
minimal SMA atau setara;
4. Diutamakan dapat menggunakan gadget.
e. Puldatan mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Mengikuti dan lulus training Puldatan;
2. Melaksanakan pengumpulan, memvalidasi, mendigitalisasikan, dan
mengarsipkan dokumen yuridis (KTP/KK, alas hak, SPT PBB, Surat Pernyataan
Kepemilikan Tanah/Penguasaan Fisik);
3. Melaksanakan pengumpulan data fisik (identifikasi dan deliniasi batas RT/desa
dan batas bidang tanah, memverifikasi batas dan kesepakatan batas di lapangan,
membantu petugas ukur dalam melaksanakan pengukuran
terestris/GNSS/kombinasi);
4. Penunjuk batas apabila pemilik bidang tanah dan tetangga yang berbatasan tidak
bersedia menunjukkan batas;
5. Membantu membuat Gambar Ukur;
6. Membantu memediasi apabila ada sengketa batas maupun kepemilikan bidang
tanah;
7. Membantu pelaksanaan pengumuman PBT untuk diklarifikasi;
8. Menandatangani PBT hasil klarifikasi.
7. Training Puldatan
a. Kantor Pertanahan menyiapkan training untuk Puldatan;
b. Narasumber training dapat berasal dari Kantor Pertanahan dan atau Kantor Wilayah
setempat;
c. Materi training yang diberikan antara lain identifikasi dan deliniasi bidang tanah pada
Peta Kerja, pengukuran sederhana dengan menggunakan pita ukur dan GNSS RTK,
membuat Gambar Ukur (GU), verifikasi batas bidang tanah, mengumpulkan dan
memverifikasi dokumen-dokumen yuridis, cara mediasi.
19
9. Pengadaan Base Camp
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL-PM dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Kantor Pertanahan. Selanjutnya Pelaksana Pekerjaan
harus melaksanakan mobilisasi Peralatan dan Tenaga Pelaksana yang dimulai paling lama
10 (sepuluh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).
4.2. PENYULUHAN
20
- Berpartisipasi dalam kegiatan identifikasi dan deliniasi bidang tanah
- Konfirmasi terhadap bidang-bidang tanah terdaftar
- Memasang tanda batas
- Berada di tempat saat dilaksanakan verifikasi dan kesepakatan batas di lapangan
- Menandatangani Gambar Ukur
- Mengumpulkan data Yuridis
6) Dokumen-dokumen yang harus dipersiapkan dan dikumpulkan saat rapat forum
warga, seperti:
- Fotokopi KTP/KK pemilik bidang tanah (termasuk nama suami/istrinya jika sudah
menikah)
- Surat pernyataan penguasaan fisik bidang tanah
- Bukti alas hak (jika ada)
- Fotokopi sertipikat/SU/GS (untuk bidang tanah yang sudah terdaftar)
- Surat Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah.
- Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
● Apabila dalam satu lembar GU seluruh bidang tanahnya dapat diidentifikasi dan
didelineasi, maka SKB melakukan kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi
blok yang berbeda (panjangan utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara
terestris;
● Apabila dalam satu lembar GU terdapat titik-titik batas yang tidak dapat
diidentifikasi secara visual pada Peta Kerja misalnya terhalang atau tertutup pohon
21
sehingga sulit untuk menentukan batasnya, maka dilakukan pengukuran tambahan
di lapangan (suplesi) dengan cara mengikatkan pada detil-detil terdekat yang
terlihat sehingga titik batas tersebut dapat ditentukan. Kemudian, SKB melakukan
kontrol dengan mengukur panjangan 2 (dua) sisi blok yang berbeda (panjangan
utara-selatan dan panjangan barat-timur) secara terestris.
● Terhadap bidang tanah yang seluruh batasnya tidak dapat diidentifikasi dan di
deliniasi pada Peta Kerja, dilakukan pengukuran dengan menggunakan metode lain
(terestris/pengamatan satelit/kombinasi);
● Terhadap bidang-bidang tanah yang telah disepakati tetangga yang berbatasan,
pemilik bidang tanah/kuasanya dapat membubuhkan nama/ kuasanya dan tanda
tangan di atas Peta Kerja atau pada aplikasi mobile mapping yang telah disediakan
sebagai bentuk persetujuan atau kesepakatan batas.
● Peta Kerja yang telah ditanda tangani digunakan sebagai lampiran GU.
22
Informasi penggunaan lahan didefinisikan sebagai fitur poligon tertutup, dan layer
vektor ini adalah bagian dari hasil kerja.
23
oleh Puldatan untuk diklarifikasi oleh pemilik bidang tanah yang bersangkutan; (2)
PBT untuk keperluan pengumuman data fisik dan data yuridis dalam rangka proses
sertifikasi dicetak 3 (tiga) rangkap.
● Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada
lembaran kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan
oleh pemilik tanah dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah.
● Peta Bidang Tanah dibuat untuk 1 (satu) atau beberapa bidang tanah dalam satuan
wilayah tertentu (setiap RT atau beberapa RT) dengan menyesuaikan data
topografis yang ada (misalnya jalan, sungai dan lain-lain) dan disertai NIB.
● Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
● Peta Bidang Tanah ditanda tangani oleh Surveyor Kadaster Berlisensi dan dibubuhi
cap basah Penyedia Pekerjaan (KJSKB atau Perusahaan Geospasial
Pertanahan/Survei dan Pemetaan).
● Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.
24
4.5. PEMBUATAN LAPORAN
a. Laporan yang dimaksud adalah bentuk paparan/ sajian tertulis yang menjelaskan kegiatan
proyek selama selang waktu tertentu berikut masalah-masalah khusus yang perlu diketahui
oleh pemberi pekerjaan yang timbul selama pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kadastral. Seluruh dokumen harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
b. Laporan Awal, Laporan ini berisi metode kerja, rencana kerja, perkiraan waktu pekerjaan,
daftar personil dan peralatan, serta hal lainnya yang dipandang perlu.
c. Laporan Bulanan, Laporan ini disajikan setiap akhir bulan dan diserahkan kepada
pemberi pekerjaan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
d. Laporan Akhir, Laporan ini menyajikan seluruh hasil kegiatan, masalah-masalah yang
timbul beserta pemecahan masalahnya, analisa teknik, grafik, sketsa, dll dari awal sampai
akhir kegiatan pengukuran dan pemetaan kadastral. Laporan akhir ini diserahkan kepada
pemberi pekerjaan paling lambat 3 (tiga) minggu setelah kontrak pekerjaan berakhir.
Format Laporan Akhir akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pemberi Pekerjaan.
25
4.7. LARANGAN.T,ARANGAN
1- Selak bulan Juni sampai dengan Juli atau atau selama 60 (enam puluh) hari kalender untuk
20.000 bidang;
2. Sejak bulan Juni sampai dengan Agustus atau selama 90 (sembilan puluh) hari kalender untuk
30 000 bidang;
3. Sejak bulan Juni sampai dengan Septemb€r atau selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender
untuk 40.000 bidang, dan
4. Sejak bulan Juni sampai dengan Oktober atau selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender
untuk 50.000 bidang.
4.9. BIAYA
T,{,t
1.1
\
M.Si
Irwandi, S.H
005
NlP. 1977060r 199803 1002
:lt
LAMPIRAN-LAMPIRAN
27
LAMPIRAN 2
28
LAMPIRAN 2
1
Contoh : PETA BIDANG TANAH
Untuk Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap. Lampiran D.I 201 C
30 cm
778200.0000 PETA BIDANG TANAH
NOMOR :
U
00008
Arsana
L=511m2
00009 6 cm
Jumakin
L=549m2
No NIB Nama Luas Informasi
00010
( m2 ) Bidang Tumilah
Tanah L=443m2 00022
00027
Karsana Agung
00011
Jemikem L=690m2 L=751m2
1. 00008 Arsana 511 Sawah L=424m2
2. 00009 Jumakin 549 Sawah 00012
3. 00010 Tumilah 443 Sawah Kartono SKALA 1 : 1000
L=849m2 00023
4. 00011 Jemikem 424 Sawah Dedi 00028
5. 00012 Kartono 849 Sawah L=320m2 Ensi
RT/RW :
6. 00013 Suparjo 802 Sawah
L=634m2 KELURAHAN :
7. 00014 Bambang 775 Sawah
00013 4 cm KECAMATAN :
Suparjo 00024 00029
8. 00015 Bekti 621 Sawah L=802m2 00019 Surjilah Adit KABUPATEN :
9. 00016 Sarjana 711 Sawah Parno L=775m2 L=556m2 PROVINSI :
L=939m2
10. 00017 Berkah 523 Sawah
00014 00030
11. 00018 Sumariah 439 Sawah Bambang Suparman
12. 00019 Parno 778100.0000
939 Sawah L=775m2
00025
L=511m2 LEGENDA
13. 00020 Kamilah 373 Sawah 00020 Rudi
14. 00021 Jumakir 504 Sawah Kamilah L=570m2 00031
L=373m2 Sudi
25 cm15. 00022 Karsana 690 Sawah 00015
Bekti L=603m2 00018 Nomor bidang
16. 00023 Dedi 320 Sawah 00021
L=621m2 Jumakir 00026
17. 00024 Surjilah 775 Sawah L=504m2 Kamino 00032
L=532m2
18. 00025 Rudi 570 Sawah Kartidjo Bidang Pemilikan
00016 L=525m2
19. 00026 Kamino 532 Sawah
Pematang Sawah
Sarjana
20. 00027 Agung 751 Sawah L=711m2 00033
21. 00028 Ensi 634 Sawah H eru
22. 00029 Adit 556 Sawah L=480m2
00017
23. 00030 Suparman 511 Sawah 00037
Berkah
Jum inah
00034 10 cm Nomor dan Petunjuk lembar
24. 00031 Sudi 603 Sawah L=523m2 Ari
L=1784m2 00036 L=543m2
25. 00032 Kartidjo 525 Sawah Budi
26. 00033 Heru 480 Sawah 00018 L=1871m2
Sumarlah
27. 00034 Ari 543 Sawah L=439m2
28. 00035 Wati 1587 Sawah
29. 00036 Budi 1871 Sawah 00035
30. 00037 Juminah 1784 Sawah Wati
L=1587m2
Desa Mekar
2
3
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
1
2