Anda di halaman 1dari 29

Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/ TERM OF REFERENCE (TOR)


PENGUKURAN, PEMETAAN DAN INFORMASI BIDANG TANAH
PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP 10.000 BIDANG
PAKET 10.000 KABUPATEN ACEH UTARA PROVINSI ACEH
TAHUN ANGGARAN 2020

Kementerian : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan


Negara/Lembaga Pertanahan Nasional
: Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan
Unit Eselon I
: Program Pengelolaan Pertanahan Daerah
Program
: Diterbitkannya Peta Bidang Tanah
Hasil
: Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Utara
Unit Eselon II/Satker
Kegiatan : Peta Bidang Tanah Kategori III (Pihak Ketiga)
Indikator Kinerja : Jumlah Bidang Tanah
Satuan Ukur/Jenis : Bidang/Peta Bidang Tanah
Keluaran Volume : 10.000 Bidang

I. Latar Belakang
A. Dasar Hukum

1. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;


2. Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;
3. Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik;
4. Undang-undang No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial;
5. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;
6. Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
7. Peraturan Presiden No. 20 tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.
8 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
9. Peraturan Menteri Negara Agararia/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun
1997 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah;
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 28 Tahun 2016 tentang Percepatan Program Nasional Agraria Melalui
Pendaftaran Tanah Sistematik;
11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster Berlisensi;
12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35
Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap;

PDF - 1
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

B. Gambaran Umum
Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (UUPA) menetapkan, bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh
pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang jo Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional (KATR/BPN) ditugaskan untuk melaksanakan
urusan pemerintahan di bidang pertanahan dan bertanggung jawab kepada
Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi.
Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
UUPA yang saat ini telah mencapai ± 44.227.462 bidang tanah dari ± 108.422.172
bidang tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia (berdasarkan data per tanggal 23
November 2016), sehingga masih terdapat sebanyak 64.194.710 bidang tanah yang
belum terdaftar. Sampai dengan akhir Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
2005- 2025 direncanakan seluruh bidang tanah di Indonesia sudah terdaftar. Oleh
karena itu perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara masal melalui
Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang merupakan
salah satu Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 Tahun 2016
tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang akan
dilaksanakan mulai tahun 2017 dengan target pada tahun 2017 sebanyak 5.000.000
bidang, tahun 2018 sebanyak 7.000.000 bidang, tahun 2019 sebanyak 10.000.000
bidang, tahun 2020 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2021 sebanyak
10.000.000 bidang, tahun 2022 sebanyak 10.000.000 bidang, tahun 2023 sebanyak
10.000.000 bidang dan tahun 2024 sebanyak 2.444.710 bidang tanah.
Target kegiatan legalisasi aset pada tahun 2017 adalah sebanyak 5 juta bidang
sedangkan usulan anggaran APBN tahun 2017, khususnya untuk legalisasi aset yang
telah disetujui hanya dapat membiayai kegiatan sebanyak 2 juta bidang tanah sehingga
masih terdapat kekurangan dana untuk 3 juta bidang tanah atau sekitar Rp. 1,2 triliun.
Terkait hal tersebut, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN akan mengupayakan
dana legalisasi aset untuk 3 juta bidang tanah dengan meminta penambahan anggaran
tahun 2017 kepada Direktorat Jenderal Anggaran, Kementerian Keuangan RI. Dengan
demikian diharapkan target kegiatan legalisasi aset tahun 2017 dapat tercapai dengan
dukungan dana yang memadai.
Untuk lebih meningkatkan pencapaian penyelesaian target tepat waktu dan tepat
sasaran serta untuk mencapai hasil yang optimal kinerja dan keuangan dalam rangka
percepatan pendaftaran tanah, maka kegiatan pensertipikatan dilaksanakan melalui
pendaftaran tanah sistematik lengkap. Melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap,
selain pendaftaran tanah pertama kali secara serentak, dilaksanakan pula pemutakhiran
data dan informasi bidang tanah. Melalui pendaftaran tanah sistematik lengkap
diharapkan diperoleh Peta Bidang Tanah beserta informasi bidang tanahnya secara
lengkap dan utuh desa demi desa atau kelurahan demi kelurahan. Salah satu
tahapan

PDF - 2
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

dalam kegiatan adalah pengukuran dan pemetaan bidang tanah yang


dilaksanakan secara sistematik lengkap mengelompok dalam satu wilayah
desa/kelurahan lengkap.
Tujuan dari pelaksanaan pensertipikatan bidang tanah secara sistematik
lengkap mengelompok dalam satu wilayah desa/kelurahan lengkap diantaranya:
1. Waktu pelaksanaan relatif lebih cepat dibandingkan pelaksanaan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah secara sporadik;
2. Mobilisasi dan koordinasi petugas ukur lebih mudah dilaksanakan;
3. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang belum terdaftar dan
yang sudah terdaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan;
4. Dapat sekaligus diketahui bidang-bidang tanah yang bermasalah dalam satu
wilayah desa/kelurahan.
5. Persetujuan batas sebelah menyebelah (asas contradictoir delimitatie)
relative lebih mudah dilaksanakan;

II. Penerima Manfaat


Adapun penerima manfaat dari kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap, antara
lain:
1. Masyarakat
Dengan diperolehnya sertipikat hak atas tanah, maka diharapkan dapat membuka
akses permodalan atau sumber-sumber ekonomi lainnya bagi penambahan modal
usaha bagi masyarakat dan dapat mengurangi potensi timbulnya sengketa tanah ;
2. Pemerintah
Tersedianya informasi bidang-bidang tanah yang terdaftar akan membantu
pemerintah dalam perencanaan pembangunan secara baik.

III. Strategi Pencapaian Keluaran

SPESIFIKASI TEKNIK
PENGUKURAN DAN PEMETAAN SERTA PENGUMPULAN
INFORMASI BIDANG TANAH

A. UMUM

Pasal 1
Pendahuluan

Pasal 19 Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 mengamanatkan bahwa untuk menjamin


kepastian hukum (Hak Atas Tanah) oleh Pemerintah diadakan Pendaftaran Tanah di seluruh
Wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan
Pemerintah. Pendaftaran Tanah sebagaimana dimaksud oleh UU tersebut antara lain meliputi:
Pengukuran, Pemetaan, dan Pembukuan Tanah. Sebagai upaya memberikan jaminan
kepastian hukum atas obyek hak atas tanah, pengukuran bidang tanah harus memenuhi kaidah
teknis kadastral dimana proses perolehan data ukuran bidang tanah memenuhi asas
kontradiktur delimitasi dan asas publisitas. Dalam rangka penyelenggaraan pekerjaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap,
perlu dikeluarkan Spesifikasi Teknik yang akan mendukung pelaksanaan pekerjaan dimaksud.
Spesifikasi Teknik dimaksud merupakan batasan dan acuan dalam melaksanakan pekerjaan
yang wajib diikuti oleh Pelaksana Pekerjaan. Spesifikasi Teknis pekerjaan Pengukuran dan
Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini dibuat dengan

PDF - 1
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

memperhatikan perkembangan kemajuan metodologi dan teknologi Pengukuran dan Pemetaan


Kadastral beserta peraturan-peraturan / standar-standar teknis Pengukuran dan Pemetaan
Kadastral yang berlaku pada Badan Pertanahan Nasional, yaitu PP No. 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, PMNA / KBPN No. 3 Tahun 1997 yaitu tentang Ketentuan Pelaksanaan PP
No. 24 Tahun 1997 beserta Petunjuk Teknis PMNA / KBPN No.3 Tahun 1997 Materi
Pengukuran dan Pemetaan Pendaftaran Tanah, Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 33 Tahun 2016 tentang Surveyor Kadaster
Berlisensi, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 35 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap serta Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 1 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 35 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
Filosofi dari pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral khususnya pada Kegiatan
Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap ini adalah “No Maps No Registration”, artinya kunci
utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan pemetaan kadastral adalah Peta Dasar
Pendaftaran, baik berupa peta garis maupun peta foto dan dalam bentuk digital.
Dalam pelaksanaan di lapangan, Pelaksana Pekerjaan wajib melapor dan selalu
berkoordinasi kepada Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap sekaligus
sebagai petugas Supervisi dan Kantor Pertanahan Setempat, sesuai dengan struktur
organisasi dan ketentuan yang berlaku; serta wajib mengunakan Spesifikasi Teknis ini.

PDF - 2
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Pasal 2
Pengertian-pengertian

1. Bidang Tanah adalah bagian permukaan bumi yang merupakan satuan bidang yang
terbatas.
2. Peta Dasar Pendaftaran adalah peta yang memuat titik-titik dasar teknik dan unsur-unsur
geografis seperti sungai, jalan, bangunan, batas fisik bidang-bidang tanah dan batas
administrasi. Peta Dasar Pendaftaran dapat berupa peta garis atau peta foto. Peta Dasar
Pendaftaran menjadi dasar untuk pembuatan Peta Pendaftaran.
3. Peta Kerja adalah peta dasar yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pengukuran
dan pemetaan bidang tanah belum terdaftar dan peningkatan kualitas bidang tanah
terdaftar. Peta Kerja dapat berupa hardcopy yang dicetak dan dibawa ke lapangan saat
pengukuran dan pemetaan bidang tanah, atau berupa softcopy yang digunakan di lokasi
PTSL dengan bantuan aplikasi pengukuran dan pemetaan bidang tanah.
4. Pengukuran Bidang Tanah secara sistematis adalah proses pemastian letak batas
bidang-bidang tanah yang terletak dalam satu atau beberapa desa/kelurahan atau
bagian dari desa/kelurahan atau lebih dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran
tanah secara sistematis.
5. Gambar Ukur (DI. 107) adalah dokumen yang mencantumkan gambar suatu bidang tanah
atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa
jarak, sudut, azimuth, sudut jurusan ataupun nilai koordinat.
6. Pemetaan Bidang Tanah adalah kegiatan pengolahan data dan penggambaran hasil
pengukuran bidang-bidang tanah dengan suatu metode tertentu pada media tertentu
sehingga letak dan ukuran bidang tanahnya dapat diketahui dari media tempat pemetaan
bidang tanah tersebut.
7. Peta Foto adalah peta yang menggambarkan detail lapangan dari citra foto dengan skala
tertentu. Peta foto sudah melalui proses pemetaan fotogrametri oleh karena itu ukuran-
ukuran pada peta foto sudah benar dengan demikian detail-detail yang ada di peta foto dan
dapat diidentifikasi dilapangan mempunyai posisi sudah benar di peta.
8. Identifikasi Bidang Tanah secara Fotogrametrik adalah penentuan batas-batas bidang
tanah secara visual/physical boundaries yang terlihat pada peta foto atau peta CSRT dan di
lapangan dengan menarik garis ukur (deliniasi) pada peta foto atau peta CSRT dengan
terlebih dahulu menandai (prick) detail yang posisinya sama pada peta foto atau peta
CSRT tersebut
9. Peta Bidang Tanah adalah gambar yang memuat satu bidang tanah atau lebih pada suatu
wilayah tertentu yang batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh
pemilik dan para pihak yang berbatasan dan digunakan untuk keperluan pengumuman.
10. Peta Pendaftaran adalah Peta yang menggambarkan satu bidang tanah atau lebih yang
batas-batasnya ditentukan berdasarkan penunjukan batas oleh para pemilik dan disahkan
penggunaannya oleh pejabat yang berwenang untuk keperluan pendaftaran tanah.
11. Daftar Peta Pendaftaran ( DI. 311 A ) adalah daftar yang memuat data-data mengenai
nomor lembar dan skala peta dalam sistem proyeksi TM 3 serta cakupan desa /
kelurahannya.
12. Surat Ukur ( DI. 207) adalah dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam
bentuk peta atau uraian.
13. Daftar Surat Ukur ( DI. 311 B) adalah daftar yang memuat data mengenai nomor Surat
Ukur, tanggal penerbitan, luas bidang, NIB, nomor Peta Pendaftaran dan nomor kotaknya,
letak tanah dan nomor gambar ukur serta keterangan.
14. Daftar Tanah ( DI. 203) adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat identitas
bidang tanah dengan suatu sistem penomoran.

PDF - 3
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

15. Nomor Identifikasi Bidang (NIB) adalah nomor yang diberikan kepada setiap bidang
tanah untuk keperluan pendaftaran tanah.
16. Komputerisasi Kegiatan Pertanahan yang selanjutnya disingkat KKP adalah
penyelenggaraan dan pengelolaan kegiatan agraria/pertanahan dan tata ruang berbasis
teknologi informasi dan komunikasi

PDF - 4
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Pasal 3
Tujuan Pelaksana Pekerjaan

Tujuan Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran
Tanah Sistematik Lengkap ini adalah:
1. Terpetakannya semua bidang tanah tanpa terkecuali baik yang belum terdaftar
maupun yang telah terdaftar sesuai dengan spesifikasi dan target yang telah
ditetapkan pada lokasi pekerjaan dalam Dokumen Lelang.
2. Adanya Peta Pendaftaran yang lengkap dalam satu satuan wilayah atau sebagian
wilayah desa/kelurahan dalam Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam
format digital dengan standar data spasial yang telah ditetapkan.

PDF - 5
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

B. BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA YANG DIGUNAKAN

Pasal 4
Bahan Yang Disediakan Oleh Pemberi Pekerjaan

Bahan yang akan diberikan oleh Pemberi Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral
pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap kepada pelaksana pekerjaan adalah:
1. Surat Keputusan Penetapan Lokasi beserta dengan lampiran poligon batas wilayah
kerjanya dan;
2. Persiapan Administrasi Surat Tugas
3. Data Bidang-bidang tanah bersertipikat di dalam lokasi PTSL yang telah terpetakan
dalam KKP dalam bentuk *.DWF (Format Autocad) maupun yang belum terpetakan
secara digital dilengkapi dengan copy :
a. Peta Pendaftaran.
b. Daftar Tanah.
c. SU (sesuai kondisi dan permintaan secara resmi), GS maupun GU.
d. Peta lainnya (Prona, PP 10, dll).
dan;
4. Daftar Nama dan Nomor Hak bidang tanah yang berada pada KW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 di
dalam wilayah desa yang ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan format *.xls dan
dicetak serta ditandatangani oleh Kepala Seksi Infrastruktur Pertanahan, dan;
5. Peta Dasar Pendaftaran (berupa peta foto atau peta garis) dengan skala 1: 1.000 atau
1: 2.500 dengan Sistem Koordinat Nasional Proyeksi TM 3º dalam bentuk digital
(apabila ada);
6. Peta Citra/ Peta Foto pada lokasi kerja sebagai Peta Kerja (apabila ada);
7. Deskripsi Tugu Titik Dasar Teknis (apabila ada);
8. Data lain: Batas Kawasan Hutan, Kawasan Konservasi, Peta PBB, batas administrasi,
atau data pendukung lainnya (apabila ada).
Biaya yang timbul dari bahan yang dicopy/digandakan ini harus ditanggung oleh Pelaksana
Pekerjaan.

PDF - 6
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Pasal 5
Peralatan Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan

Kriteria peralatan minimum yang digunakan dalam pelaksanaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik
Lengkap adalah sebagai berikut:

Volume (unit )
No. Peralatan Ket
10.000 bidang
1. Software Pengukuran & Pemetaan 1 buah ms
2. Komputer Grafis 10 unit ms
3. Printer A3 5 buah ms
a.
Total Station dan 4 unit

GNSS RTK dan ms


1 base dan 3 rover

Pita Ukur
2 unit
atau
b. 4 unit
GNSS CORS dan
ms
4.
atau Pita Ukur 6 unit

Ms
c. GNSS RTK (1 set = 1 base dan 2 rover) dan 2 set

Pita Ukur
4 unit

PDF - 1
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Volume ( unit )
No. Peralatan Ket
10.000 bidang
5. Kamera digital/Mobile Phone/GPS Navigasi berkamera (GPS geotagging) 3 unit ms
6. Drone/Software Pengolah Citra (untuk wilayah kategori I – IV /selain Jawa dan Bali) 1 unit ms
7. Komputer Pengolah Citra 1 ms
8. Scanner A4 untuk keperluan scan warkah / buku tanah untuk tanah terdaftar (K4) 2 ms
* hanya untuk Kategori 5 (Wilayah Jawa dan Bali)
Keterangan :
a. ms = milik sendiri
b. Alat Ukur Jarak yang dimaksud adalah alat ukur meteran dengan bahan yang stabil (tidak mudah mengembang atau mengkerut). Alat ukur
meteran dari bahan plastik yang mudah mengembang atau mengkerut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini.
c. Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil pengukuran dengan output file sesuai dengan standar di
Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
d. Peralatan pada angka 7 pada table di atas, diperlukan apabila sumber data pembuatan Peta kerja masih berupa Raw Data CSRT atau hasil
pemetaan drone.
e. Peralatan pada angka 4 (empat) merupakan pilihan huruf (a) atau (b) atau (c)
f. Komputer Pengolah Foto/Citra harus memenuhi spesifikasi :
 Intel i5 atau setara

PDF - 2
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

 Monitor Grafis 17”


 RAM minimum 32 GB
 Hard Disk minimum 2 T
 VGA Card minimum 4 GB
g. Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan
diserahkan dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu. Penamaan file foto
geotagging sama dengan nomor Gambar Ukur.

Pasal 6
Tenaga Pelaksana Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Pekerjaan

Kualifikasi dan jumlah tenaga pelaksana minimum yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap
adalah sebagai berikut :

Jumlah
No. Keahlian bidang Kualifikasi
10.000
1. Manager Proyek 1 Tenaga berpengalaman
Tenaga kompeten yang mempunyai
2. Surveyor Kadaster 1
lisensi
Tenaga kompeten yang mempunyai
3. Asisten Surveyor Kadaster 5
lisensi
Tenaga terampil (lokal dan
4. Asisten Surveyor 5 diperbolehkan bagi yang belum
mempunyai lisensi)
Tenaga harian (lokal) dan atau Petugas
5. Pembantu Ukur 20
Desa/Kelurahan
Tenaga terampil (lokal) yang menguasai
7. Staf Administrasi 1
Komputer

Tenaga terampil yang menguasai


8. Petugas Pemetaan/Drafter 3
software pemetaan
8 Optional :
A. Menggunakan Drone
a) Operator Pilot 1 Tenaga Terampil
b) Navigator 1 Tenaga Terampil
c) Helper 1 Tenaga Terampil

Atau
B. Menggunakan Raw Data Citra
Satelit Resolusi Tinggi (Petugas 2 Tenaga Terampil
Pengolah Citra)

* hanya untuk Kategori 5 (Wilayah Jawa dan Bali)

PDF - 1
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Keterangan :
a. Manager Proyek minimal mempunyai pengalaman dalam manajerial proyek;
b. Surveyor Kadastral adalah surveyor yang telah mempunyai lisensi dari Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan berpengalaman
mengerjakan PTSL sebelumnya;
c. Asisten Surveyor Kadaster mempunyai lisensi Asisten Surveyor Kadaster dari
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
d. Asisten Surveyor berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mempunyai
pengetahuan dan kemampuan dalam bidang survei/pemetaan dan diutamakan
menggunakan tenaga lokal;
e. Petugas Pemetaan/Drafter berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu
menguasai dan mengoperasikan software pengukuran dan pemetaan bidang (misal
software CAD);
f. Operator Pilot berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu mengoperasikan
drone;
g. Navigator dan Helper berpendidikan minimal SMA atau SMK yang mampu navigasi
drone;
h. Petugas Pengolah Citra berpendidikan minimal SMA atau SMK yang berpengalaman
dalam pengolahan Raw Data Image Citra Satelit Resolusi Tinggi.

PDF - 2
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

C. RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Pasal 7
Lokasi Pekerjaan

Lokasi Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap ini adalah sesuai dengan lokasi yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yaitu :

1. Desa Pulo Blang Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a. Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b. Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 5 bidang (daftar sesuai KKP)

2. Desa Punti Pulo Agam Sari Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari
a. Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b. Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 6 bidang (daftar sesuai KKP)

3. Desa Teungoh Pulo Agam Kecamatan Tanah Luas , terdiri dari


b. Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
c. Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 6 bidang (daftar sesuai KKP)

4. Desa Pulo u Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a. Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b. Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 15 bidang (daftar sesuai KKP)

5. Desa Alue Keujruen Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a. Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b. Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 77 bidang (daftar sesuai KKP)

6. Desa Alue Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 25 bidang (daftar sesuai KKP)

7. Desa Tengku Dibalee Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 71 bidang (daftar sesuai KKP)

8. Desa Keude Blang Jruen Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 55 bidang (daftar sesuai KKP)

9. Desa Blang Jruen Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 370 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 93 bidang (daftar sesuai KKP)

10. Desa Blang Bidok Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 400 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 35 bidang (daftar sesuai KKP)

11. Desa Alue Gampong Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 13 bidang (daftar sesuai KKP)

12. Desa Ule Buket Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 1 bidang (daftar sesuai KKP)

PDF - 3
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

13. Desa Leupon Siren Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 400 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 16 bidang (daftar sesuai KKP)

14. Desa Blang Trieng Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 700 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 3 bidang (daftar sesuai KKP)

15. Desa Alue Sijuek Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 600 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 13 bidang (daftar sesuai KKP)

16. Desa Blang Pie Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 3 bidang (daftar sesuai KKP)

17. Desa Punti Seuleumak Barat Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari
a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 530 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 1 bidang (daftar sesuai KKP

18. Desa Leuhong Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 1 bidang (daftar sesuai KKP)

19. Desa Blang Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 2 bidang (daftar sesuai KKP)

20. Desa Matang Baloy Kecamatan Tanah Luas, terdiri dari


a.Bidang tanah belum terdaftar sejumlah 500 bidang
b.Bidang tanah terdaftar (K4) sejumlah 13 bidang (daftar sesuai KKP)

Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh

Pasal 8
Lingkup Pekerjaan

Lingkup Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap ini adalah :

1. Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan.


a. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja
b. Pengumpulan Bahan
c. Survey Pendahuluan
d. Pengukuran GCP*
e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra*
f. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja
g. Mobilisasi tenaga dan alat
h. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP, wajib untuk Surveyor Kadaster
Berlisensi dan Asisten Surveyor Kadaster Berlisensi
* untuk seluruh wilayah kecuali wilayah kategori 5 (Pulau Jawa dan Bali)

PDF - 4
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

2. Penyuluhan
3. Identifikasi Batas Bidang Tanah

4. Pengukuran Bidang-bidang Tanah dan Pembuatan Gambar Ukur


a. Penetapan Batas dan Pengukuran bidang-bidang tanah yang belum terdaftar
b. Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4)
c. Pembuatan Gambar Ukur
d. Pengumpulan Toponimi dan Informasi Bidang Tanah Terdaftar

5. Pemetaan Bidang-bidang Tanah.


a. Plotting hasil pengukuran bidang
b. Pembuatan Peta Bidang Tanah dalam bentuk digital dan hardcopy.
c. Checkplot dan editing

6. Pencetakan Peta Bidang Tanah dan Daftar Tanah (untuk bidang tanah yang telah
lolos Kontrol Kualitas dan digunakan untuk lampiran pengumuman)

a. Pembuatan Peta Bidang Tanah


b. Pembuatan Daftar Tanah

7. Pembuatan Laporan.
a. Pembuatan Laporan Awal.
b. Pembuatan Laporan Bulanan.
c. Pembuatan Laporan Akhir.

8. Penyerahan Hasil Pekerjaan.

PDF - 5
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan, meliputi :


1. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana
Kerja
2. Pengumpulan Bahan
3. Survey Pendahuluan
4. Pengukuran GCP*
5. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra*
6. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja
7. Mobilisasi tenaga dan alat
8. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi
KKP

Penyuluhan

Identifikasi Bidang Tanah

Pengukuran Bidang Tanah

Pemetaan Bidang Tanah

tidak

Kontrol Kualitas

ya

Pencetakan PBT dan Daftar


Tanah

Pembuatan Laporan

Penyerahan Hasil
Pekerjaan

Gambar 1. Diagram Alir Lingkup Pekerjaan PTSL

* untuk seluruh wilayah kecuali wilayah kategori 5 (Pulau Jawa dan Bali)

PDF - 6
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

D. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 9
Persiapan dan Perencanaan Pekerjaan

a. Persiapan Umum dan Presentasi Rencana Kerja.


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus mempresentasikan kepada
Pemberi Pekerjaan dan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap
mengenai:
1. Organisasi Proyek.
2. Analisis kondisi lokasi kerja berdasarkan Peta SK Penetapan Lokasi
3. Metode pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah setempat.
4. Metode Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
5. Rencana mobilisasi tenaga dan alat.
6. Program kendali mutu pelaksanaan pekerjaan.

b. Pengumpulan Bahan.
Pelaksana Pekerjaan harus mengumpulkan bahan-bahan yang berguna dalam pekerjaan
Pengukuran dan Pemetaan Kadastral seperti yang tertera dalam Pasal 4.
Kanwil maupun Kantah mempunyai tanggung jawab untuk mempersiapkan bahan tersebut.
Selain bahan yang berasal dari Pemberi Pekerjaan, Kanwil atau Kantah; Pelaksana
Pekerjaan dapat mengumpulkan bahan lain dari sumber lain yang dianggap perlu untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan (misal : peta PBB, peta Desa, peta RTRW, dsb). Biaya
yang timbul dari pengumpulan bahan ini ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.

c. Survey Pendahuluan
Sebelum dilaksanakan pengukuran bidang tanah, Pelaksana Pekerjaan didampingi Tim
Penyuluhan Kantor Pertanahan melaksanakan penyuluhan yang bertujuan untuk :
1. Berkoordinasi dengan aparat desa/ Ketua RW/Ketua RT/Tokoh Masyarakat tentang
rencana, jadwal dan pelibatan masyarakat dalam pemasangan tanda batas bidang
tanah dan pengukurannya.
2. Membagikan Formulir Persiapan Pengukuran Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap (Lampiran No 5) dan dikumpulkan selambat-lambatnya sebelum
pelaksanaan pengukuran.
3. Mendapatkan gambaran awal jumlah bidang yang dapat diukur.
4. Mengumpulkan salinan Kartu Tanda Penduduk (KTP) peserta PTSL.
5. Mengumpulkan salinan dokumen alas hak (jika ada) atau dokumen pernyataan
pemilikan/penguasaan tanah dari peserta PTSL.

d. Pengukuran Ground Control Point (GCP)*


GCP dibuat dan diukur sebagai titik kontrol dalam kegiatan Pemotretan udara dengan
drone untuk pembuatan Peta kerja dan atau titik kontrol / ikat kegiatan pengukuran
pemetaan dalam rangka PTSL. Titik kontrol pemotretan udara terdiri dari titik kontrol dalam
sistem koordinat lintang, bujur dan tinggi terhadap spheroid pada datum WGS-84 dan atau
Koordinat proyeksi TM 3° pada datum WGS-84; Titik kontrol/titik ikat terletak pada pojok,
perimeter dan tengah dari blok area pekerjaan (Lokasi PTSL). Metode dan spesifikasi GCP
mengikuti Petunjuk Teknis Pembuatan Peta Kerja dengan menggunakan Pesawat Nirawak
/ Drone
* pengukuran GCP dilakukan untuk seluruh wilayah kecuali wilayah kategori 5 (Pulau Jawa
dan Bali)

PDF - 7
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

e. Pemotretan Drone/Pengolahan Citra*


Pemotretan dengan Drone adalah kegiatan pembuatan peta kerja dengan melakukan
pemotretan udara menggunakan wahana pesawat udara nirawak (drone). Kegiatan ini
dilakukan apabila pada lokasi PTSL tidak tersedia Peta Dasar. Selain pemotretan dengan
Drone, pembuatan peta kerja dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan raw data
Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT).
* pemotretan drone untuk seluruh wilayah kecuali wilayah kategori 5 (Pulau Jawa dan Bali)

f. Pengolahan dan Pencetakan Peta Kerja


Pengolahan hasil pemotretan drone dan pengolahan raw data CSRT menggunakan
software pengolah yang kompatible. Hasil dari pemotretan drone dan pengolahan citra
disimpan dalam format digital dan apabila diperlukan dapat dicetak untuk digunakan di
lapangan.

g. Mobilisasi tenaga dan alat


Sebelum dilaksanakan mobilisasi tenaga dan alat, penyedia wajib memiliki Basecamp.
Basecamp Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral bertempat di lokasi
PTSL atau tempat lain yang letaknya tidak jauh dari lokasi PTSL dengan tujuan untuk
memudahkan koordinasi dengan Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap.
Selanjutnya pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan mobilisasi tenaga dan alat paling
lambat 10 (sepuluh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

h. Pendaftaran sebagai Mitra pada Aplikasi KKP


Sebelum melaksanakan pekerjaan Surveyor Kadaster Berlisensi dan Asisten Surveyor
Kadaster berlisensi wajib untuk melakukan pendaftaran sebagai mitra pada aplikasi KKP
palim lambat 7 (tujuh) hari kalender setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja).

Gambar 2. Contoh Peta Kerja berbasis Foto Udara Drone

PDF - 8
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Pasal 10
Penyuluhan
Pelaksanaan Penyuluhan dilaksanakan bersama-sama dengan Kantor Pertanahan
dibawah koordinasi Kepala Kantor Pertanahan.

Pasal 11
Identifikasi Batas Bidang Tanah

Identifikasi ditujukan dalam rangka memetakan penguasaan dan pemilikan serta letak bidang-
bidang tanah masyarakat. Hasil identifikasi dituangkan pada Peta Kerja dengan melibatkan
partisipasi masyarakat setempat. Surveyor Kadaster Berlisensi berkewajiban memberikan
sosialisasi dan pendampingan kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat melakukan
identifikasi batas bidang tanah secara mandiri.

Peta Kerja hasil identifikasi batas bidang tanah oleh masyarakat yang di dalamnya sudah
memuat batas-batas bidang tanah serta nama pemilik/kuasa atau pemohon menjadi dasar
pelaksana/penyedia melaksanakan pengukuran. Diharapkan dengan adanya Peta Kerja hasil
partisipasi masyarakat pelaksanaan pengukuran dapat berjalan lebih mudah dan cepat.

- Peta Sebaran
Bidang Tanah Identifikasi
Pejabat dan
- Daftar Tanah Validasi
Struktural Satgas Pelaksanaan
- Daftar Kualitas Akurasi
Kantor Fisik Pengukuran
Data Bidang Posisi
Pertanahan Bidang
- Daftar Data Fisik
(K4)
- Data Lain

Gambar 3. Bagan Identifikasi dan Validasi Posisi Bidang Tanah

Pasal 12
Pengukuran Bidang-bidang Tanah

a. Peta Kerja hasil identifikasi batas bidang tanah melalui partisipasi masyarakat menjadi
dasar dalam pelaksanaan pengukuran bidang tanah.
b. Pelaksanaan pengukuran bidang tanah dapat menggunakan metode pengukuran
fotogrametris langsung di atas Peta Kerja hasil partisipasi masyarakat apabila:
1) Peta Kerja yang digunakan merupakan peta dasar pendaftaran berupa peta foto yang
memenuhi standard.
2) Batas bidang tanah dapat diidentifikasi dengan jelas secara visual.
3) Panjangan sisi bidang lebih besar dari 20 m.
4) Hanya dapat dilaksanakan untuk daerah terbuka, non-pemukiman, non-komersial, non-
industri.
5) Mewajibkan petugas ukur untuk datang ke lapangan dalam rangka verifikasi batas
bidang tanah.
Metode Pengukuran Fotogrametris memerlukan pengukuran tambahan sebagai kontrol
terhadap hasil delineasi batas bidang tanah. Pengukuran tambahan sebagai kontrol
dilaksanakan dengan mengukur secara terestris 1 buah baseline diupayakan secara
diagonal untuk setiap Gambar Ukur. Hasil ukuran tambahan ini kemudian dibandingkan
dengan hasil delineasinya.

PDF - 9
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

c. Apabila kondisi sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak terpenuhi, atau untuk daerah
pemukiman, komersil, industri maka pelaksanaan pengukuran bidang tanah wajib
menggunakan metode terestris, GNSS atau kombinasi.
d. Prinsip dasar pengukuran bidang tanah dalam rangka penyelenggaraan pendaftaran tanah
harus memenuhi kaidah-kaidah teknis pengukuran dan pemetaan sehingga bidang tanah
yang diukur dapat dipetakan, dapat diketahui letak dan batasnya di atas peta serta dapat
direkonstruksi batas-batasnya di lapangan.
e. Penunjukan batas bidang tanah, pemasangan tanda batas, dan atau identifikasi
batas bidang tanah dilakukan oleh pemilik tanah atau kuasanya atau perangkat
desa/kelurahan/kampung/RW/RT.
f. Objek Pengukuran adalah seluruh bidang tanah yang belum terdaftar maupun telah
terdaftar (yang sebelumnya belum dipetakan atau yang perlu ditingkatkan kualitas datanya)
dengan melakukan penyesuaian terhadap struktur topografis yang ada dalam satu Desa /
Kelurahan secara lengkap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
g. Apabila dalam pengukuran bidang tanah ditemukan adanya bidang-bidang tanah yang
sudah terdaftar yang belum terpetakan (bidang-bidang tanah K4), maka dilakukan hal
sebagai berikut :
i. Bidang-bidang tersebut diukur dan dipetakan dengan metode pengukuran yang
sama dengan bidang tanah yang belum terdaftar.
ii. Jika terjadi perbedaan dengan data yang lama (GU, PBT atau SU), data yang
digunakan untuk pemetaan pada peta pendaftaran adalah data hasil pengukuran
sistematik, kemudian bidang-bidang tanah tersebut dipetakan pada Peta
Pendaftaran.
iii. Apabila luas bidang tanah terdaftar (sudah bersertipikat) yang diukur sekarang
melebihi 0,5 √L (L = Luas bidang tanah yang tercantum dalam sertipikat) maka
harus segera dilaporkan ke Panitia Ajudikasi Pendaftaran Tanah Sistematis
Lengkap dalam bentuk laporan dan dibuat Berita Acara yang memuat daftar bidang
bidang tanah yang berbeda tersebut.
h. Apabila hasil pengukuran bidang-bidang tanah belum terdaftar terindikasi overlap dengan
bidang tanah yang sudah terdaftar dan telah terpetakan, harus dicatat pada Gambar Ukur
dan dibuatkan daftarnya.

i. Akurasi absolut (ketelitian titik koordinat di peta dengan koordinat di lapangan yang
diperoleh melalui pengecekan independent control points) lebih besar atau sama dengan
0.3 mm x (1:5000) = 1,5 meter.

j. Akurasi relatif (ketelitian panjangan sisi bidang tanah di peta dengan panjangan sisi
bidang tanah di lapangan secara terestris) minimum 0,1 mm x (1:5000) = 0.5 meter.

k. Untuk mengidentifikasi satu bidang tanah dan membedakan dengan bidang tanah lainnya,
diperlukan tanda pengenal bidang tanah yang bersifat unik, sehingga dengan mudah
mencari dan membedakan bidang tanah yang dimaksud dengan bidang tanah lainnya.
Tanda pengenal tersebut disebut Nomor Identifikasi Bidang (NIB). NIB tersebut merupakan
penghubung antara Peta Pendaftaran dan daftar lainnya yang ada dalam proses
pendaftaran tanah.

PDF - 10
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Terestris; Identitas Nomor Berkas Perihal

Pengumpulan data

Pencatatan
Penomoran
Pengukuran Batas
Fotogrametri, Pemilik; Alas dan Nomor Informasi
Pengamatan Hak (jika ada); Urut Bidang Bidang Tanah,
Satelit; dan Sertipikat/GU/ Sesuai Format
Kombinasi SU GU

Gambar 4. Tahapan Pengambilan Data Lapangan

Pasal 12
Pembuatan Gambar Ukur ( GU )

a. Gambar Ukur (DI. 107) pada prinsipnya adalah dokumen yang memuat data hasil
pengukuran bidang tanah yang dapat berupa :
a1. gambar bidang tanah disertai jarak, sudut dan azimuth, dan situasi sekitarnya,
atau
a2. gambar bidang tanah disertai nilai koordinat dan situasi sekitarnya.
Selain data-data tersebut di atas juga dicantumkan keterangan-keterangan lain yang
mendukung untuk memudahkan dalam penatausahaan gambar ukur. Catatan-catatan
pada gambar ukur harus dapat digunakan sebagai data rekonstruksi batas bidang tanah
apabila karena sesuatu hal titik-titik batas yang ada di lapangan hilang.
b. 1 (satu) lembar Gambar ukur sistematik dapat memuat satu bidang tanah atau lebih.
c. Gambar Ukur dapat berupa (contoh terlampir):
c1. Blanko GU sesuai dengan format kertas standar A3/double A4 dengan ketebalan
seperti karton manila, atau
c2. Peta kerja yang dilengkapi dengan hasil ukuran lapangan/delineasi, atau
c3.Gambar Ukur elektronik yang diperoleh melalui proses perekaman data
menggunakan peralatan digital dari aplikasi yang sudah disetujui oleh Pusat
Data dan Informasi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.
d. Gambar Ukur yang dihasilkan dengan metode terestris harus mencantumkan angka ukur
panjang sisi, sudut, dan/atau koordinat bidang tanah hasil ukuran di lapangan.
e. Gambar Ukur yang dihasilkan dari metode fotogrametris dengan deliniasi harus
mencantumkan ukuran panjangan sisi bidang tanah hasil deliniasi yang dilengkapi dengan
koordinat muka peta kerja. Data ukuran panjangan sisi bidang tanah hasil pengecekan di
lapangan dapat ditambahkan, bila diperlukan.
f. Gambar Ukur wajib menyertakan informasi metadatanya.
g. Contoh format GU dan informasi dalam GU hasil kegiatan pengukuran dan pemetaan
bidang tanah sistematis lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2A dan 2B.
h. Untuk proses kendali mutu, penyerahan GU dilengkapi dengan softcopy foto geotagging
yang menggambarkan kondisi lapangan beserta petugas ukur.
i. Gambar ukur wajib ditandatangani oleh pemilik/kuasa atau pemohon sebagai bentuk
persetujuan penetapan batas.
j. Gambar ukur wajib ditandatangani atau disahkan oleh Surveyor Kadastral Berlisensi
(Surveyor Kadaster atau Asisten Surveyor Kadaster).

PDF - 11
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

k. Untuk Gambar Ukur Elektronik, persetujuan batas dapat direkam dan dituangkan dengan
menggunakan finger reader dan disahkan oleh Surveyor Kadastral Berlisensi (Surveyor
Kadaster atau Asisten Surveyor Kadaster) menggunakan tanda tangan elektronik. Proses
tersebut dilakukan melalui aplikasi yang telah disetujui oleh Pusat Data dan Informasi
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN.

Gambar Ukur

Halaman 1
mencantumkan
data administrasi Halaman 3
penomoran, letak mencantumkan Halaman 4
dan sket lokasi Halaman 2 hasil pengkartiran mencantumkan
bidang-bidang mencantumkan / penggambaran informasi (atribut)
tanah terukur dan data dan informasi data dan informasi masing-masing
terpetakan dan pengambilan data lapangan dari hasil bidang yang
keterangan tentang lapangan perhitungan/komp tergambar pada
petugas pelaksana utasi software dan halaman 1.
pengambilan data
hardware
lapangan serta
legalitasnya

Gambar 5. Bagian Gambar Ukur

Pasal 14
Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah Terdaftar (K4)

a. Kondisi bidang tanah terdaftar hasil unduh dari aplikasi KKP, terbagi dalam dua kondisi,
terpetakan dan belum terpetakan. Terhadap kondisi tersebut dilakukan verifikasi dan tindak
lanjut.
b. Verifikasi dan tindak lanjut untuk bidang belum terpetakan
Dalam status link-up data elektronik, bidang tanah ini termasuk kualitas bidang KW 4, 5 dan
6. Kondisi ini disebabkan dua hal yaitu sertipikat tidak ada Gambar Situasi (GS) dan
sertipikat dengan GS/SU belum/tidak dipetakan.
b1. Sertipikat tidak ada Gambar Situasi.
Terhadap kondisi bidang tanah seperti ini perlu dilakukan beberapa langkah sebagai
berikut :
1. Inventarisasi Buku Tanah di arsip Kantah.
2. Buat daftar beserta jenis, nomor hak, nama dan luasnya
3. Identifikasi di lapangan dengan ber-koordinasi dan komunikasi dengan masyarakat
dan tetua di wilayah tersebut. Pada tahap penyuluhan data tersebut sudah
disampaikan pada masyarakat.
4. Identifikasi lapangan meliputi dua hal subyek yang tercantum di sertipikat dan
keberadaan posisi bidang tanah secara fisik.
5. Ploting/pemetaan terhadap bidang-bidang tanah yang terukur.
6. Penerbitan Nomor Identifikasi Bidang.
7. Link-up data spasial (bidang/persil) dengan data tekstual.

PDF - 12
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

b2. Sertipikat ada Gambar Situasi/Surat Ukur.


Belum atau tidak terpetakan bidang tanah terdaftar pada peta GeoKKP bisa terjadi
karena beberapa kemungkinan, antara lain peta dasar pendaftaran (fisik) belum
tersedia, salah dalam ploting (human error), sudah ter-ploting tetapi peta pendaftaran
(fisik) hilang (tidak ter-migrasi ke geodatabase) dan lain-lain.
Beberapa langkah yang harus dilakukan yaitu :
1. Inventarisi Surat Ukur (fisik), dari pemilik sertipikat atau arsip di Kantor
Pertanahan (Surat Ukur dan atau Gambar Ukur).
2. Buat daftar inventarisasi
3. Koordinasi dan komunikasi dengan masyarakat dan tetua di wilayah tersebut.
4. Identifikasi lapangan meliputi dua hal subyek yang tercantum di sertipikat dan
keberadaan bidang tanah secara fisik
5. Ploting/pemetaan terhadap bidang-bidang tanah yang terukur.
6. Link-Up data spasial (bidang/persil) dengan data tekstual.
7. Terhadap kondisi Surat Ukur yang tidak ditemukan (su0), setelah dilakukan
identifikasi dan cek di lapangan, terdapat dua kemungkinan, yaitu tanahnya
tumpang tindih (bx) dan tidak tumpang tindih (b0).
 Untuk bidang tanah yang tumpang tindih (bx) dilakukan mediasi dan
dibuatkan Berita Acara Mediasi. Jika terjadi kesepakatan dilakukan
pengukuran ulang dengan melibatkan semua pihak. Hasil pengukuran
bidang tanah tersebut dituangkan dalam Berita Acara Pengukuran Ulang,
dan dapat diterbitkan PBT revisi. Peta Bidang Tanah ini dimungkinkan
untuk digunakan sebagai kelengkapan proses pemeliharaan data dalam
rangka Ganti Blangko pada pelayanan rutin di Kantor Pertanahan sesuai
dengan ketetentuan.
 Untuk bidang tanah yang tidak tumpang tindih dilanjutkan dengan
pemetaan/ploting bidang tanah terukur.
8. Berita Acara hasil mediasi yang tidak sepakat terhadap bidang tanah yang
tumpang tindih merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke Kantor
Pertanahan.

c. Verifikasi dan Tindak Lanjut Bidang Tanah sudah terpetakan pada posisi/koordinat yang
tidak tepat.
Kondisi ini terjadi karena beberapa kemungkinan, antara lain kesalahan dalam pemilihan
zone TM3° dalam proses pemetaan pada saat proses permohonan rutin, kesalahan proses
migrasi (data analog ke dijital) peta pendaftaran tanah, human error, dan lain-lain.
Dampak yang terjadi terhadap kesalahan ploting tersebut adalah tumpang tindih dengan
bidang tanah yang lain, baik yang sudah bersertipikat atau yang akan bersertipikat (akan
dipetakan).
Untuk itu perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
c1. Inventarisasi data Surat Ukur dan Gambar Ukur (fisik).
c2. Identifikasi dan memastikan bentuk, luas dan informasi bidang tanah yang berada di
lokasi tersebut. Jika perlu, dilakukan pengukuran ulang terhadap posisi bidang tanah.
c3. Hasil identifikasi lapangan yaitu posisi bidang tanah tepat (valid) atau tidak tepat.
Terhadap posisi yang tepat dilakukan ploting ulang.
c4. Untuk ploting ulang bisa berakibat tumpang tindih dengan bidang tanah yang lain atau
tidak tumpang tindih.
c5. Untuk bidang yang tumpang tindih dikoordinasi dengan pemilik bidang tanah yang
terkait dan mediasi dan dibuatkan Berita Acara Mediasi.

PDF - 13
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

c6. Jika hasil inventarisasi SU/GU tidak ditemukan dilakukan pembuatan Berita Acara
Hilang/Data Tidak Ada (contoh terlampir) dan dilakukan sesuai proses di atas.

d. Berita Acara Mediasi dan Berita Acara Pengukuran Ulang terhadap kondisi bidang tanah
tersebut merupakan output kegiatan bidang K4 dan diserahkan ke Kantor Pertanahan. Data
tersebut di entri dan tercatat pada Aplikasi KKP dan data BT/SU fisik.
e. Kriteria bidang tanah belum terdaftar yang dapat dijadikan target K4 dan dapat
dipertanggungjawabkan adalah :
i. Bidang tanah terdaftar dengan kualitas bidang tanah KW 4, 5 dan 6 pada desa yang
ditetapkan sebagai lokasi PTSL dengan NIB yang terbit sebelum 1 Januari 2017; atau
ii. Bidang tanah yang belum mempunyai NIB (Bidang tanah yang pengukurannya sebelum
PMNA No. 3 Tahun 1997);
iii. Buku Tanah yang belum pernah dientri sebelumnya dalam KKP.
f. Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah terdaftar (K4) dilakukan baik untuk data fisik
maupun data yuridis.
g. Pembiayaan Peningkatan Kualitas Data Bidang Tanah terdaftar (K4) untuk data yuridis
bersifat tetap (tidak dikompetisikan) terdiri atas :
i. Biaya petugas yuridis (ASN)
ii. Biaya petugas desa

Pasal 15
Geotagging

Foto geotagging dibuat minimal 1 (satu) foto untuk setiap lembar Gambar Ukur dan diserahkan
dalam format softcopy pada saat proses kendali mutu

Gambar 6. Contoh Foto Geotagging

PDF - 14
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Pasal 16
Pemetaan Bidang-bidang Tanah

a. Dalam pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral pada Kegiatan Pendaftaran Tanah
Sistematik Lengkap ini proses pemetaan bidang tanah dilakukan secara digital dengan
menggunakan Software Pengukuran & Pemetaan yang digunakan untuk mengolah hasil
pengukuran dengan output file sesuai dengan standar di Kementerian ATR/BPN yaitu *.dxf.
b. Perhitungan luas bidang tanah harus dilakukan setelah hasil pengukuran bidang tanah
dipetakan dengan bantuan software pengukuran dan pemetaan.
c. Layer, penamaan file, struktur data, format data yang digunakan dalam pemetaan adalah
layer sesuai dengan standar Badan Pertanahan Nasional.
d. Pemberian Nomor Identifikasi Bidang (NIB) dilakukan pada bidang-bidang tanah yang
sudah terpetakan. NIB tersebut diperoleh dari Aplikasi GeoKKP setelah melalui proses
Kontrol Kualitas oleh Satgas Fisik Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. Dengan
demikian Pelaksana Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral wajib berkoordinasi
dengan Satgas Fisik Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dalam hal pemberian NIB
tersebut.

Pasal 17
Kontrol Kualitas Hasil Pekerjaan

Hasil Pekerjaan Pengukuran dan Pemetaan Kadastral oleh pelaksana wajib memenuhi proses
Kontrol Kualitas Hasil Pekerjaan oleh Kantor Pertanahan. Pekerjaan kontrol kualitas ini meliputi
2 kegiatan yang harus dilakukan yaitu
a. Pemeriksaan Mutu, dan
b. Verifikasi dan Validasi Bidang Tanah
untuk Pemeriksaan Mutu hasil pekerjaan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dapat
dilakukan oleh ASN atau dibantu oleh Pihak Ketiga lainnya. Selanjutnya hasil Pemeriksaan
Mutu ini dilakukan Verifikasi dan Validasi oleh Satgas Fisik.
Untuk pengadaan pekerjaan Pemeriksaan Mutu Hasil Pekerjaan yang dilkerjakan oleh Pihak
Ketiga lainnya akan dilaksanakan terpisah.

Pasal 18
Pemeriksaan Mutu
Tujuan Pemeriksaan Mutu adalah untuk memastikan bahwa hasil kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah telah memenuhi syarat teknis sebelum proses verifikasi dan validasi
bidang tanah.

Pemeriksaan Mutu dilaksanakan dengan pemeriksaan teknis dan verifikasi lapangan hasil
pengukuran dan pemetaan. Pemeriksaan teknis dilaksanakan untuk setiap bidang hasil
pengukuran dengan cara:
a. memeriksa kelengkapan hasil sesuai syarat administratif
b. kesesuaian bentuk dan posisi visual yang terlihat pada citra satelit resolusi tinggi.
Verifikasi lapangan dilaksanakan dengan membandingkan hasil ukuran bidang tanah sampel
dengan Gambar Ukur hasil pengukuran Pihak Ketiga pelaksana PTSL (GU pelaksana). Cara
penentuan bidang tanah sampel adalah secara random minimal sebanyak 10% dengan
sebaran yang merata. Toleransi selisih luas hasil pengukuran sampel dengan GU pelaksana
maksimal sebesar 5%.

PDF - 15
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

Hasil pelaksanaan Pemeriksaan Mutu dibuatkan laporan yang selanjutnya diserahkan kepada
satgas fisik.

Pasal 19
Verifikasi dan Validasi Bidang Tanah

Verifikasi dan Validasi bidang tanah dilaksanakan oleh Satgas Fisik berdasarkan Laporan hasil
Pemeriksaan Mutu. Kegiatan verifikasi dan validasi bidang tanah dilaksanakan terhadap:
 Data bidang tanah dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.
 Posisi bidang-bidang tanah terpetakan secara online, baik bidang-bidang belum
terdaftar maupun yang sudah terdaftar (K4).
 Informasi bidang tanah, antara lain: lokasi (desa/kelurahan), tanggal, nomor berkas,
nama petugas lapangan, informasi bidang tanah.
 Link bidang tanah hasil pengukuran dengan identitas pemilik/NIK
Setiap bidang yang disetujui (lolos Verifikasi dan validasi) diberi tanda (checklist) pada Gambar
Ukur. Sedangkan bidang yang tidak disetujui diberikan catatan dan dikembalikan kepada
pelaksana pengukuran PTSL. Bidang yang lolos verifikasi dan validasi artinya bidang tanah
tersebut lolos dari tahapan Kontrol Kualitas sehingga dapat diterbitkan NIB.
Bidang Terplot Benar
Penerbitan NIB
Verifikasi
Gambar Ukur ada NIB
Bidang Tanah Terlink
Data Bidang Tanah
Validasi Posisi Bidang Tanah
Informasi Bidang Tanah
Gambar 7. Skema Verifikasi dan Validasi Bidang Tanah

Pasal 20
Pencetakan Peta Bidang Tanah dan Daftar Tanah
a. Peta bidang tanah adalah hasil pemetaan 1 (satu) bidang tanah atau lebih pada lembaran
kertas dengan suatu skala tertentu yang batas-batasnya telah ditetapkan oleh pemilik tanah
dan digunakan untuk pengumuman data fisik bidang tanah.
b. Peta Bidang Tanah dibuat untuk beberapa bidang tanah dalam satuan wilayah tertentu
yang dapat disajikan dalam satu halaman format yang ditetapkan. Bidang-bidang tanah
tersebut disertai NIB,
c. Peta Bidang Tanah memuat bidang tanah hasil pendaftaran pertama kali dan peningkatan
kualitas K4, namun penggambarannya diberikan penandaan kartografi (misal : warna, arsir,
simbol, dll) yang berbeda.
d. Peta bidang tanah dapat dicetak pada kertas HVS 80 gr format A3.
e. Peta Bidang Tanah ditandatangani oleh Surveyor Kadaster dan mengetahui pimpinan
penyedia jasa (pimpinan KJSKB atau Direktur Perusahaan Geospasial Pertanahan/Survei
dan Pemetaan) serta dibubuhi cap basah Penyedia Jasa.
f. Peta Bidang Tanah (DI. 201C) dicetak dalam rangka arsip, pengumuman dan pencairan,
namun tidak dicetak untuk setiap bidang tanah.
g. Tata cara pembuatan Peta Bidang Tanah dapat dilihat pada Lampiran.
h. Semua bidang tanah, baik yang dikuasai oleh perorangan, badan hukum maupun
pemerintah dengan sesuatu hak maupun tanah negara, yang terletak di desa / kelurahan
yang bersangkutan harus dibukukan dalam Daftar Tanah.

PDF - 16
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

i. Daftar Tanah (DI. 203A), dicetak terpisah untuk bidang tanah hasil pendaftaran pertama
kali dan peningkatan kualitas K4.
j. Daftar Tanah dibuat per desa/kelurahan menggunakan aplikasi KKP.

Gambar 10. Contoh Peta Bidang Tanah

Pasal 21
Pengumuman dan Perbaikan Peta Bidang Tanah Setelah Pengumuman
a. Peta bidang tanah, digunakan untuk pengumuman. Pengumuman dimaksud untuk
memberikan kesempatan kepada warga masyarakat pemilik tanah atau pihak lain yang
berkepentingan untuk mengajukan sanggahan apabila ada haknya yang terlampaui, baik
tentang nama kepemilikan, luas dan bentuk bidang tanah (untuk memenuhi asas
publisitas).
b. Apabila terdapat sanggahan pada saat pengumuman dan berdasarkan penelitian Panitia
Ajudikasi terdapat kekeliruan mengenai hasil ukuran bidang tanah yang tercantum pada
Peta Bidang Tanah, maka pada Peta Bidang Tanah tersebut harus dilakukan perbaikan.
c. Jika terdapat sanggahan/keberatan terhadap hasil pengukuran dan atau pemetaan harus
diverifikasi oleh Panitia Ajudikasi.
d. Sanggahan/keberatan tersebut dapat berupa luas, letak bidang tanah, bentuk bidang
tanah, batas bidang tanah, subyek, informasi.
e. Keberatan disampaikan secara tertulis dari yang bersangkutan atau kuasanya kepada
Panitia Ajudikasi.
f. Dalam hal terdapat perubahan nama pemilik, atau luas atau NIB, maka perbaikan Peta
Bidang Tanah cukup dicoret hal-hal yang diperbaiki dan diparaf (disertai tanggal) oleh
Ketua Panitia/Waka Puldasik.

PDF - 17
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

g. Apabila terdapat perubahan bentuk atau letak bidang tanah, maka Peta Bidang Tanah
harus dicetak kembali. Terhadap bidang tanah yang lama (disanggah) diberi tanda silang
(X) dengan tinta warna merah. Jika tidak keberatan terhadap hasil revisi, penyanggah
menandatangani pada PBT pada stempel seperti contoh di bawah.

Pasal 22
Pembuatan Laporan

a. Laporan yang dimaksud adalah bentuk paparan / sajian tertulis yang menjelaskan kegiatan
proyek selama selang waktu tertentu berikut masalah-masalah khusus yang perlu diketahui
oleh pemberi pekerjaan yang timbul selama pelaksanaan pengukuran dan pemetaan
kadastral. Seluruh dokumen harus diserahkan kepada pemberi pekerjaan.
b. Laporan Awal, Laporan ini berisi metode kerja, rencana kerja, perkiraan waktu pekerjaan,
daftar personil dan peralatan, serta hal lainnya yang dipandang perlu.
c. Laporan Bulanan, Laporan ini disajikan setiap akhir bulan dan diserahkan kepada pemberi
pekerjaan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
d. Laporan Akhir, Laporan ini menyajikan seluruh hasil kegiatan, masalah-masalah yang
timbul beserta pemecahan masalahnya, analisa teknik, grafik, sketsa, dll dari awal sampai
akhir kegiatan pengukuran dan pemetaan kadastral. Laporan akhir ini diserahkan kepada
pemberi pekerjaan paling lambat 3 ( tiga ) minggu setelah kontrak pekerjaan berakhir.
Format Laporan Akhir akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pemberi Pekerjaan.

Pasal 23
Penyerahan Hasil Pekerjaan

Hasil-hasil yang diserahkan pihak Pelaksana Pekerjaan kepada Pemberi Pekerjaan


(Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional) adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pengukuran :
a. Gambar Ukur sebanyak 1 (satu) rangkap (hardcopy asli beserta dokumen
pendukungnya, misal : Berita Acara, fotokopi Identitas, copy SU Bidang K4, dll., serta
seluruh data softcopy/digital terkait data ukuran lapangan). Print out GU merupakan
minute dan menjadi bagian dari protokol KJSKB yang bersangkutan.

2. Kegiatan Pemetaan :
a. Daftar Tanah (DI. 203A), dicetak terpisah untuk bidang tanah hasil pendaftaran
pertama kali dan peningkatan kualitas K4.
b. Peta Bidang Tanah ( DI. 201 C ) dalam bentuk hardcopy sebanyak 3 (tiga) rangkap
(untuk arsip, pengumuman dan pencairan) dan softcopy (PBT tidak dicetak untuk
setiap bidang tanah).
3. Laporan-Laporan :
a. Laporan Awal.
b. Laporan Bulanan.
c. Laporan Akhir.
4. Semua softcopy disimpan dalam bentuk External Drive, termasuk juga Laporan Akhir.

Pasal 24
Larangan-larangan

1. Dilarang melaksanakan pengukuran sebelum dilaksanakan penyuluhan;


2. Dilarang menggunakan Peta Dasar Pendaftaran berupa Peta Garis sebagai dasar untuk
deliniasi dan pengukuran di lapangan;

PDF - 18
Pengumpulan Data Fisik Pendaftaran Tanah Sistematik Lengkap

3. Dilarang menggunakan aplikasi tanpa lisensi kecuali aplikasi open source;


4. Dilarang melaksanakan pengukuran dan pemetaan di luar area yang ditetapkan sebagai
lokasi PTSL.

Melaksanakan Pengukuran sebelum


dilaksanakan penyuluhan

Menggunakan Peta Garis sebagai dasar


untuk delineasi dan pengukuran di
lapangan

Menggunakan Aplikasi tanpa lisensi,


kecuali open source

Melaksanakan pengukuran dan pemetaan


di luar area yang ditetapkan sebagai lokasi
PTSL.

Gambar 11. Larangan dalam Pekerjaan PTSL

IV. Jadwal Kegiatan


Jadwal Pengukuran Bidang Tanah dilaksanakan sejak bulan Januari sampai dengan
Mei atau selama 104 (seratus empat) hari kerja atau 120 (seratus dua puluh) hari
kalender.

V. Biaya
Biaya kegiatan Pengukuran, Pemetaan dan Informasi Bidang tanah dibebankan pada
DIPA Kantor Pertanahan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2020. Biaya yang dianggarkan
untuk kegiatan tersebut adalah sebesar Rp. 2.674.660.000,- (Dua Milyar Enam Ratus
Tujuh Puluh Empat Juta Enam Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah). Dalam anggaran
tersebut terdapat Biaya yuridis bidang tanah sudah terdaftar (K4 Data Yuridis) untuk
biaya petugas yuridis dan biaya petugas desa sebesar Rp. 14.412.684,- (Empat Belas
Juta Empat Ratus Dua Belas Ribu Enam Ratus Delapan Puluh Empat Rupiah) atau
senilai Rp. 31.746,- per bidang yang merupakan biaya tetap.

Lhokseumawe, Januari 2020


Pejabat Pembuat Komitmen,

MAHDI, A. Ptnh, M. H.
NIP. 19650503 198603 1 003

PDF - 19

Anda mungkin juga menyukai