Anda di halaman 1dari 20

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih komputer yang saling terhubung
satu sama lain dengan menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media
komunikasi sehingga dapat berbagi file, informasi, aplikasi, dan juga berbagi
penggunaan perangkat keras seperti printer, scanner, hardisk, dan lain-lain (Odom,
2005). Untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya
diperlukan berbagai macam media komunikasi seperti kabel, gelombang radio, saluran
telepon, satelit, maupun serat optik .

Gambar 2.1 Diagram Jaringan Komputer

Universitas Sumatera Utara


7

Pada gambar 2.1, digambarkan ada terdapat tiga komputer dan sebuah server yang
terhubung ke switch, kemudian server tersebut terhubung ke sebuah printer dan
sebuah router yang terhubung ke internet melalui WAN (Wide Area Network).

2.2. Manajemen Jaringan

Manajemen jaringan adalah kemampuan untuk memonitor, mengontrol, dan


merencanakan suatu jaringan komputer dan komponen sistem. Manajemen jaringan
merupakan suatu hal yang penting dalam sebuah jaringan komputer. Tujuan utama
dari manajemen jaringan ini adalah untuk memastikan pengguna jaringan
mendapatkan layanan jaringan dengan kualitas yang baik, dan menjaga kualitas
jaringan agar tidak terjadi penurunan kualitas layanan dalam jaringan tersebut (Burke,
2004).
Arsitektur manajemen jaringan terdiri dari beberapa elemen sebagai berikut:
 Network Management Station (NMS), menjalankan aplikasi manajemen
jaringan yang mampu mengumpulkan informasi mengenai perangkat yang
dikelola dari agen manajemen yang terletak dalam perangkat (Clemm, 2007).
Aplikasi manajemen jaringan harus memproses data dalam jumlah yang besar,
bereaksi terhadap peristiwa tertentu (event), dan mempersiapkan informasi
yang relevan untuk ditampilkan. NMS biasanya memiliki console kendali
dengan sebuah antarmuka GUI (Graphical User Interface) yang
memungkinkan pengguna untuk melihat representasi grafis dari jaringan,
mengontrol perangkat dalam jaringan yang dikelola, dan memprogram
aplikasi manajemen jaringan. Beberapa aplikasi manajemen jaringan dapat
diprogram untuk bereaksi terhadap informasi yang didapat dari agen
manajemen dan/atau mengeset nilai ambang (threshold) dengan cara
melakukan tes dan koreksi secara otomatis (konfigurasi ulang, mematikan
perangkat yang dikelola), mencatat yang terjadi pada jaringan (logging), dan
memberikan informasi status dan peringatan kepada pengguna.
 Perangkat yang dikelola, berupa semua jenis perangkat yang berada dalam
jaringan, seperti komputer, printer, atau pun router. Dalam perangkat, terdapat
agen manajemen.

Universitas Sumatera Utara


8

 Agen manajemen, memberikan informasi mengenai perangkat yang dikelola


kepada NMS dan dapat juga menerima informasi kendali/kontrol.
 Protokol manajemen jaringan, digunakan oleh NMS dan agen manajemen
untuk bertukar informasi.
 Informasi manajemen, merupakan informasi yang dipertukarkan antara NMS
dan agen manajemen yang memungkinkan proses monitor dan kontrol dari
perangkat.

Perangkat lunak manajemen jaringan (aplikasi manajemen jaringan dan agen)


biasanya berdasarkan pada protokol manajemen jaringan tertentu dan kemampuan
manajemen jaringan yang diberikan oleh perangkat lunak biasanya berdasarkan pada
fungsi yang didukung oleh protokol manajemen jaringan. Pemilihan perangkat lunak
manajemen jaringan ditentukan oleh:
 Lingkungan jaringan (jangkauan dan sifat jaringan)
 Persyaratan manajemen jaringan
 Biaya
 Sistem operasi

Protokol manajemen jaringan yang paling umum digunakan adalah:


 Simple Network Management Protocol (SNMP), protokol ini paling banyak
digunakan pada jaringan lokal (LAN)
 Common Management Information Protocol (CMIP), protokol ini digunakan
pada lingkungan telekomunikasi, dimana jaringan lebih besar dan kompleks.

Universitas Sumatera Utara


9

Gambar 2.2 Arsitektur Network Management Station (NMS)

Di dalam manajemen jaringan ada terdapat beberapa aktivitas yang terjadi, seperti
administrasi jaringan, maintenance atau pemeliharaan jaringan, manajemen
performansi, manajemen keamanan dan lain-lain. The International Organization for
Standarization (ISO) mendefinisikan sebuah model konseptual untuk menjelaskan
fungsi dan proses manajemen jaringan yang dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.1 Proses yang ada pada sub bagian aspek manajemen jaringan
Aspek Manajemen Jaringan Penjelasan
Network Installation Berhubungan dengan pelaksanaan proses instalasi
pada suatu jaringan, misalnya ketika ada suatu
komponen baru yang ditambahkan ke dalam jaringan
Network Repair Berhubungan dengan proses perbaikan atau reparasi
pada jaringan
Network Test Berhubungan dengan proses pengetesan atau uji coba
pada jaringan
Network Planning & Design Proses perencanaan dan perancangan jaringan
Fault Management Berhubungan dengan pendeteksian, dan proses
restorasi service atau komponen yang mengalami eror

Universitas Sumatera Utara


10

Lanjutan Tabel 2.1 Proses yang ada pada sub bagian aspek manajemen jaringan
Configuration Management Berhubungan dengan proses konfigurasi di dalam
jaringan
Security Management Berhubungan dengan proses penanganan keamanan
dalam jaringan, misalnya proses pengalokasian
privilege kepada user yang berhak mengakses
jaringan
Accounting Management Berhubungan dengan proses administrasi biaya yang
diperlukan dalam pengembangan jaringan dan
melakukan pengalokasian biaya
Inventory Management Berhubungan dengan proses manajemen komponen
jaringan yang ada, meliputi penentuan apa yang harus
ada di dalam jaringan, dan perawatan komponen
jaringan yang ada
Data Gathering & Analysis Berhubungan dengan proses pengumpulan dan
penganalisisan data pada jaringan
Traffic Management / Berhubungan dengan optimasi performansi dari suatu
Performance Management jaringan

Dari tabel 2.1, monitoring jaringan masuk ke dalam aspek Traffic Management /
Performance Management. Tujuan utama dari traffic management adalah untuk
melakukan measurement atau pengukuran dan menjaga kinerja dari berbagai aspek
yang menentukan baik tidaknya suatu jaringan (Ding, 2009). Dengan melakukan hal
tersebut diharapkan kinerja jaringan bisa dijaga di dalam batas yang dapat ditolerir. Di
dalam melakukan pengukuran akan dilakukan proses pengumpulan data-data statistik
jaringan, seperti penggunaan traffic data, delay pada jaringan, dan network
availability. Data-data tersebut yang harus dijaga agar tetap sesuai dengan kondisi
waktu yang ada. Terdapat dua tahapan utama di dalam manajemen performansi.
Tahapan pertama yaitu proses pengumpulan data, dan tahapan kedua adalah proses
analisis dari hasil data yang didapat.

Dalam sebuah jaringan terdapat banyak komponen, komponen tersebut akan


melakukan interkoneksi dengan komponen lainnya di dalam jaringan. Komponen-

Universitas Sumatera Utara


11

komponen yang terdapat di dalam jaringan tersebut seperti hubs, switch, bridges,
routers, gateways, dan lain-lain. Tugas utama dari sebuah sistem manajemen jaringan
adalah melakukan pengelolaan terhadap komponen-komponen tersebut, dengan cara
mendapatkan informasi tertentu dari komponen jaringan tersebut.

2.3. Sistem Monitoring

Monitoring jaringan merupakan bagian dari manajemen jaringan. Hal yang menjadi
dasar dari konsep manajemen jaringan adalah tentang adanya manajer atau perangkat
yang melakukan manajemen dan agen atau perangkat yang dimanajemen.

Monitoring jaringan merupakan tugas yang sulit dan merupakan tugas yang sangat
penting bagi seorang administrator jaringan. Seorang adminstrator jaringan selalu
berusaha untuk menjaga kelancaran operasi jaringan. Jika jaringan mengalami
penurunan kualitas dalam jangka waktu yang singkat saja akan menyebabkan
penurunan produktivitas dalam sebuah perusahaan. Dalam hal monitoring jaringan
dituntut agar bersifat proaktif daripada reaktif, administator perlu memonitor lalu
lintas dan kinerja dari jaringan dan memastikan tidak terjadi pelanggaran keamanan
dalam jaringan.

Monitoring dalam hal ini merupakan proses pengumpulan data dari berbagai
sumber yang dilakukan secara real time. Tahapan monitoring secara garis besar dibagi
menjadi tiga tahap yaitu:
1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring
2. Proses di dalam analisis data monitoring
3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring

Universitas Sumatera Utara


12

A service A service

Pengumpulan Pengolahan Penyajian data


data data

Network traffic, Selecting, As a table curva,


hardware filtering, image, image
information, updating animation
population,
economy, etc.

Gambar 2.3 Proses dalam sistem monitoring

Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data dapat berupa
network traffic, informasi mengenai hardware, dan lain sebagainya. Proses dalam
analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau
bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan.
Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna
di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan
dapat berupa sebuah tabel, gambar, kurva, atau animasi.

Aksi yang terjadi diantara proses-proses dalam sebuah sistem monitoring adalah
berbentuk service, yaitu proses yang berjalan secara terus-menerus berjalan dalam
interval waktu tertentu. Proses-proses yang ada di dalam suatu sistem monitoring
dimulai dari pengumpulan data seperti network traffic, hardware information, dan lain-
lain yang kemudian data tersebut akan dianalisis pada proses analisis data dan kemudian
data tersebut akan ditampilkan.

2.4. Simple Network Management Protocol (SNMP)

Suatu jaringan komputer dapat dimonitor jika antara entitas manajemen dan agen
terjadi komunikasi. Agar entitas manajemen dan agen dapat saling berkomunikasi,
maka dibutuhkan kesamaan protokol antara manajer dan agen tersebut. Beberapa

Universitas Sumatera Utara


13

contoh protokol yang dapat digunakan antara lain Simple Network Management
Protocol (SNMP) dan Common Management Information Protocol (CMIP).

Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah suatu protokol yang


digunakan untuk manajemen jaringan, seperti memonitor perangkat jaringan misalnya
router, switch, printer, modem, dan lain-lain. SNMP banyak digunakan untuk
memonitor perangkat yang terhubung dengan jaringan. Alasan SNMP populer
digunakan karena protokol ini sederhana dan cenderung mudah dimengerti. Di
dalamnya terdapat empat jenis operasi yaitu: dua jenis operasi untuk melakukan
proses penerimaan data, satu jenis operasi untuk melakukan pengesetan data, dan satu
jenis operasi khusus bagi agen untuk mengirim notifikasi (Feit, 1993).

Common Management Information Protocol (CMIP) adalah protokol standar


manajemen untuk elemen telekomunikasi. Konsep CMIP hampir sama dengan SNMP
tetapi CMIP memiliki lebih banyak fitur seperti authorization, access control,
reporting yang lebih fleksibel, dan mendukung segala jenis tipe action. 3GPP (The
3rd generation Partnership Project), sebuah organisasi yang membuat standarisasi
untuk jaringan GSM/ UMTS/ IMS/ LTE juga menggunakan CMIP sebagai protokol
manajemen jaringan.

Protokol ini dibutuhkan untuk membantu para administrator jaringan untuk


memonitor dan mengawasi jaringan. SNMP bukanlah perangkat lunak untuk
melakukan manajemen jaringan, melainkan protokol ini menjadi dasar pembuatan
perangkat lunak manajemen jaringan (Harnedy, 1996). Tanpa SNMP, manajemen
jaringan harus dilakukan dengan membuat aplikasi khusus untuk manajemen jaringan
setiap setiap jenis komponen jaringan dari setiap vendor.

SNMP memberikan kerangka standar manajemen untuk setiap vendor perangkat


jaringan dan pengembang aplikasi manajemen jaringan. Hasilnya adalah aplikasi
manajemen jaringan yang mengimplementasikan SNMP dapat memonitor dan
mengendalikan semua perangkat yang juga mengimplementasikan SNMP, meskipun
perangkat-perangkat jaringan tersebut berasal dari vendor yang berbeda. Karena pada
umumnya SNMP ini digunakan untuk memonitor router dan host-host di internet,

Universitas Sumatera Utara


14

maka protokol ini sangat sesuai digunakan untuk aplikasi sistem monitoring yang
dibuat pada tugas akhir ini. SNMP sekarang ini terdiri dari tiga versi yaitu SNMP v2,
SNMP v2c, dan yang terakhir adalah SNMP v3.

Monitoring jaringan dapat dilakukan dengan pengumpulan nilai-nilai informasi


dari kondisi jaringan secara jarak jauh atau menggunakan satu pusat pengamatan
(Mauro, 2005). Protokol ini dibutuhkan untuk membantu para administrator jaringan
untuk memonitor dan mengawasi jaringan. Protokol SNMP pada jaringan TCP/IP
menggunakan transport UDP pada port 161 sehingga dalam penggunaannya tidak
akan membebani trafik jaringan.

Aplikasi jaringan komputer pada umumnya berbagi protokol manajemen


jaringan yang umum. Protokol ini menyediakan fungsi-fungsi yang penting dalam
memperoleh informasi manajemen dari agen yang kemudian akan dikirim ke manajer.

Gambar 2.4 Prinsip Kerja SNMP

Dalam penggunaannya, SNMP memakai beberapa perintah-perintah operasi


yang tidak sulit. SNMP dirancang untuk mudah diimplementasikan dan
menggunakan prosessor yang tidak besar. Terdapat empat perintah dasar dari SNMP,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara


15

1. GET: perintah ini digunakan manajer untuk memperoleh atau mengambil


suatu informasi dari agen MIB.
2. SET: perintah ini digunakan manajer untuk mengisi harga dari suatu variabel
pada agen MIB.
3. TRAP: digunakan oleh agen untuk mengirim peringatan kepada manajer.
4. INFORM: digunakan oleh manajer untuk mengirim peringatan kepada manajer
lainnya.

Pada sistem monitoring jaringan dengan menggunakan layanan SNMP, terdapat


beberapa hal yang berhubungan dengan SNMP, yaitu:

2.4.1. Manajer

Manajer adalah pelaksana dari manajemen jaringan. Manajer merupakan komputer


yang ada pada server pusat yang telah terdapat aplikasi / software untuk manajemen
jaringan dan bertugas untuk mengoperasikan software tersebut. Manajer ini
berkomunikasi dengan agen-agen yang terdapat dalam jaringan untuk memperoleh
dan mengumpulkan informasi jaringan yang diminta oleh administrator saja bukan
seluruh informasi yang dimiliki agen.

Manajer biasanya menggunakan komputer yang menggunakan tampilan grafis


berwarna sehingga selain dapat menjalankan kinerjanya sebagai manajer, juga untuk
dapat melihat grafik kinerja dari suatu jaringan yang dihasilkan dari proses
monitoring.

Fungsi lain dari manajer adalah untuk menangani traps dan response yang
dikirimkan oleh agen. Kebanyakan manajer SNMP terletak di dalam NMS yang
bersangkutan. Berikut adalah beberapa fungsi yang dimiliki oleh manajer:
 Melakukan pengambilan dan pengesetan nilai dari suatu instance object
 Menerima notifikasi yang dikirimkan oleh agen
 Melakukan pertukaran informasi dengan manajer lainnya

Universitas Sumatera Utara


16

2.4.2. Management Information Base (MIB)

MIB adalah kumpulan data-data informasi manajemen yang diperoleh yang kemudian
diorganisasikan dalam suatu struktur data. Struktur ini bersifat hirarki dan memiliki
aturan sedemikian rupa sehingga informasi setiap variabel dapat dikelola dan
ditetapkan dengan mudah. Setiap data memiliki nilai dan dan identitas yang unik.
Nilai setiap data harus sesuai dengan jenis dari data tersebut. Sebuah aplikasi
manajemen jaringan melakukan monitoring dengan melihat dan mengubah nilai dari
data-data yang diperoleh. MIB bukanlah merupakan suatu database. MIB hanyalah
cara pengelompokan data secara logis sehingga mudah untuk dipahami (McGinnis,
1997).

Dalam SNMP, data informasi manajemen disebut object dan tipe data disebut
sintaks. Tipe data yang paling mendasar dalam SNMP adalah integer atau octet string.
Untuk memberikan identitas unik pada setiap MIB, maka International Organization
for Standarization (ISO) dan International Telegraph and Telephone Consultative
Committee (CCITT) menetapkan sebuah struktur informasi yang berbentuk diagram
pohon yang dapat dilihat pada Gambar 2.4. Pada diagram pohon ini, setiap objek
dibuat memiliki nama unik berupa sederet bilangan asli yang dipisahkan oleh titik.
Sebagian besar aktifitas MIB saat ini merupakan bagian dari cabang ISO yang
didefinisikan oleh ID 1.3.6.1 dan dikhususkan untuk komunitas internet.

Salah satu contoh dari MIB adalah MIB-II. MIB-II merupakan salah satu MIB
yang sangat penting, karena semua device yang mensupport SNMP pasti akan
mensupport MIB-II. Objek dalam MIB yang saling mempunyai relasi dikelompokkan
menjadi satu grup. Struktur pohon MIB-II dapat dijelaskan pada Gambar 2.5.

Universitas Sumatera Utara


17

Gambar 2.5 Struktur pohon dari MIB-II

MIB-II terdiri dari sembilan sub tree diantaranya yaitu: sistem, interfaces, at, ip,
icmp, icp, udp, egp, transmission, snmp. Sub tree dari MIB-II ini akan dijelaskan lebih
lanjut pada tabel 2.2.

Tabel 2.2 Kelompok Objek MIB-II


Nama Subtree OID Deskripsi
System 1.3.6.1.2.1.1 Mendefinisikan daftar objek yang
berhubungan dengan sistem operasi dari
device yang bersangkutan. Misalnya
system uptime, system contact, system
name.
Interfaces 1.3.6.1.2.1.2 berguna untuk melakukan tracking
terhadap status interface dari device yang
bersangkutan. Misalnya interface mana
yang pada saat tersebut mempunyai status
up atau down, berapa jumlah octet yang
terkirim dan dikirim, dll.

Universitas Sumatera Utara


18

Lanjutan Tabel 2.2 Kelompok Objek MIB-II


AT 1.3.6.1.2.1.3 Transisi alamat antara IP address dengan
physical address.
IP 1.3.6.1.2.1.4 Berguna untuk melakukan tracking
informasi yang berhubungan dengan aspek
yang berhubungan dengan IP
ICMP 1.3.6.1.2.1.5 Melakukan tracking informasi yang
berhubungan dengan ICMP, sepertti ICMP
yang error, yang di-discard, dll.
TCP 1.3.6.1.2.1.6 Melihat informasi dari status sebuah
koneksi TCP.
UDP 1.3.6.1.2.1.7 Melihat informasi dari koneksi UDP.
EGP 1.3.6.1.2.1.8 Melihat informasi dari EGP.
Transmission 1.3.6.1.2.1.10 Tidak ada objek standar di bawah grup ini,
akan tetapi MIB dari media spesifik
lainnya bisa diletakkan di bawah grup ini.
SNMP 1.3.6.1.2.1.11 Melakukan pengukuran terhadap aplikasi
SNMP di entitas yang di-manage.

Terdapat empat variabel objek MIB yang mendefinisikan karakteristik interface,


diantaranya:
1.1 ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima.
1.2 ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim.
1.3 ifInErrors mendefinisikan jumlah total paket diterima yang dibuang karena
rusak.
1.4 ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena
rusak, dan variabel objek lainnya yang juga berkaitan dengan paket
internet.

2.4.3. Agen SNMP

Untuk dapat membuat suatu perangkat yang bisa dimonitor dengan SNMP, harus ada
sebuah aplikasi yang disebut agen SNMP. Agen merupakan perangkat lunak yang

Universitas Sumatera Utara


19

dijalankan dalam setiap elemen jaringan yang akan dikelola oleh NMS. Agen ini
bertugas menjawab pesan SNMP dan mengirimkan pesan SNMP mengenai keadaan
dan kejadian yang terdapat di dalam perangkat tersebut. Bentuk dari implementasi
agen bisa berupa program yang terpisah ataupun program yang sudah terintegrasi
dengan kernel dari sistem operasi yang bersangkutan. Sebagian besar vendor peralatan
jaringan yang ada sekarang sudah menanamkan agen SNMP pada device tersebut,
dimana agen ini akan memberikan respon terhadap NMS yang berbasis SNMP. Maka
ketika ada alat atau device jaringan yang ditambahkan ke dalam sebuah jaringan yang di-
manage oleh NMS berbasis SNMP, NMS tersebut akan bisa secara otomatis melakukan
pendeteksian dan melakukan monitoring terhadapnya. Agen SNMP akan melakukan
proses listening pada port UDP 161 untuk menerima pesan dari manajer, sedangkan
untuk mengirimkan pesan notifikasi kepada manajer port UDP yang digunakan adalah
port 162.
Agen SNMP mempunyai fungsionalitas sebagai berikut:
 Melakukan implementasi dan maintenance objek MIB yang ada pada device
yang bersangkutan.
 Memberikan respon terhadap operasi yang dilakukan oleh manajer.
 Memberikan notifikasi kepada manajer, ada dua jenis notifikasi yang
diberikan oleh agen kepada manajer yaitu traps (unacknowledged) dan
informs (acknowledged).
 Melakukan setting policy terhadap akses data dari manajer, terhadap device
yang bersangkutan.
 Mengimplementasikan aspek security.

NETWORK MANAGEMENT STATION

Aplication Aplication

Manager

Read or change
configuration
Respond to request
Read or change status
Report problems
Read performance or
error status

Agent

Gambar 2.6 Interaksi antara agen dan manajer

Universitas Sumatera Utara


20

Agen menerima input pesan yang disampaikan oleh manajer. Pesan ini meminta
request untuk membaca dan menulis data pada perangkat. Kemudian agen membawa
request tersebut dan mengirimkan kembali respon. Agen tidak harus selalu menunggu
untuk dimintai informasi. Ketika suatu masalah terjadi, maka agen akan mengirimkan
suatu pesan pemberitahuan yang disebut trap kepada satu manajer atau lebih.

Gambar 2.7 Subsistem Agen SNMP

Pada gambar 2.7 dapat kita lihat subsistem-subsistem yang terdapat di dalam
agen SNMP yang dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Subsistem jaringan
Subsistem ini berguna untuk menghubungkan agen SNMP dengan jaringan
komputer. Jika subsistem ini menerima pesan SNMP, maka pesan tersebut
akan diberikan kepada subsistem protokol. Setelah diproses, subsistem
protokol tersebut akan menyampaikan pesan SNMP yang harus dikirimkan
oleh subsistem jaringan.
b. Subsistem protokol
Subsistem ini melakukan dua tugas, yaitu encoding/decoding dan otentifikasi.
Encoding/decoding mengubah pesan SNMP yang diterima sesuai aturan
pengkodean BER (Basic Encoding Rule). Sedangkan otentifikasi berfungsi
memeriksa apakah pesan SNMP yang diterima tersebut otentik. Pada
SNMPv1, otentifikasi dilakukan hanya dengan memeriksa nama community
yang ada di dalam pesan SNMP.

Universitas Sumatera Utara


21

c. Subsistem MIB
Subsistem ini melakukan dua fungsi, yaitu: mencari identitas objek yang
diminta, kemudian memanggil fungsi tersebut. Pencarian identitas objek
dilakukan sesuai jenis pesannya. Sedangkan fungsi yang dipanggil adalah
adalah fungsi yang mengakses parameter-parameter sistem yang berhubungan
dengan objek yang diminta.

Dalam agen terdapat perintah-perintah yang digunakan untuk mengakses, yaitu:


perintah-perintah dasar tersebut antara lain snmpget, snmpgetnext, snmpwalk, dan
snmpset.
 Perintah snmpget digunakan untuk mengambil sebuah variabel MIB dari
sebuah agen. Harus tahu identifikasi kejadian secara tepat.
 Perintah snmpgetnext digunakan untuk mengambil nilai sebuah objek
kejadian setelah kejadian yang disebutkan dalam perintah
(MIB_object_instance).
 Perintah snmpwalk digunakan untuk mengambil nilai satu atau lebih variabel
MIB dari agen tanpa harus menyatakan identitas kejadiannya secara tepat.
 Perintah snmpset digunakan untuk menetapkan nilai sebuah variabel MIB.

2.4.4. Structure of Management Information (SMI)

SMI adalah suatu aturan yang menspesifikasikan proses penamaan dan


pengidentifikasian suatu objek yang ada di dalam sebuah manajemen jaringan (Burke
2004). SMI bukanlah merupakan suatu wadah dimana kumpulan objek-objek yang
dimanage dalam network, adapun yang dimaksud dengan wadah tempat kumpulan
objek-objek yang dimanage dalam network adalah Management Information Base
(MIB).

SMI mengidentifikasi framework umum di mana suatu MIB didefinisikan dan


dikonstruksi. Selain itu SMI mengidentifikasi tipe data yang dapat dipergunakan
dalam MIB dan bagaimana sumber daya dalam MIB direpresentasikan dan
dinamakan. Definisi dari objek yang dikelola dibagi menjadi tiga, yaitu:

Universitas Sumatera Utara


22

1. Penamaan Objek
Nama yang mendefinisikan objek yang dikelola disebut dengan Object Identifier
(OID). Objek yang dikelola disusun dalam bentuk struktur pohon, di mana letak suatu
objek dalam struktur pohon yang bersangkutan akan menggambarkan bagaimana
pengaksesan objek tersebut. Struktur ini merupakan skema penamaan dalam SNMP.

OID dibuat dari kumpulan integer berdasarkan letak dari sebuah node di dalam
struktur pohon, yang dipisahkan dengan titik. Selain dengan integer, OID juga dapat
dinyatakan dalam bentuk string (yang juga berdasarkan letak sebuah node dalam
struktur pohon) yang juga dipisahkan oleh tanda titik. Oleh karena itu sebuah objek
mempunyai dua jenis bentuk OID yaitu numerik dan string.

2. Tipe dan Sintaks


Tipe dari sebuah objek didefinisikan dengan menggunakan sintaks dari ASN.1
(Abstract Syntax Notation One). Tipe dari data yang ada dalam ASN.1 yang
digunakan pada SNMP dijelaskan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Tipe Data ASN.1


Struktur Tipe Data Keterangan
Tipe primitive INTEGER Bilangan bulat 32 bit yang digunakan
untuk menspesifikasikan tipe
enumerasi yang ada dalam sebuah
objek. Misalnya status operasi dari
sebuah router bisa dalam bentuk up,
down, atau testing.
OCTET STRING String yang terdiri dari 0 atau lebih
octet (disebut juga bytes) yang biasa
digunakan untuk merepresentasikan
string.
OBJECT IDENTIFIER Penamaan dari objek yang dimanage.

Universitas Sumatera Utara


23

Lanjutan Tabel 2.3 Tipe Data ASN.1


NULL Tidak digunakan dalam SNMP.

Tipe bentukan IpAddress Merepresentasikan 32 bit IP address


(versi 4).
Network Address Sama dengan tipe IpAddress, tapi bisa
juga merepresentasikan tipe network
address yang berbeda.
Counter Bilangan bulat 32 bit di mana nilai
minimumnya 0 dan nilai
maksimumnya 232 – 1. Ketika nilai
maksimum dicapai, maka nilainya
akan kembali ke 0 (hanya bisa
meningkat saja nilainya).
Gauge Hampir sama dengan counter, akan
tetapi bisa meningkat dan menurun
dan tidak bisa melebihi nilai
maksimumnya.
TimeTicks Bilangan bulat 32 bit yang dapat
digunakan dalam melakukang
pengukuran terhadap waktu.
Tipe konstruktor SEQUENCE Mendefinisikan list yang di dalamnya
terdiri dari 0 atau lebih tipe data
ASN.1 lainnya.
SEQUENCE OF Mendefinisikan objek yang dikelola di
mana di dalamnya terdiri dari tipe data
SEQUENCE.

Tujuan dari diciptakan semua data tersebut adalah untuk membentuk sebuah objek
yang akan dikelola.

Universitas Sumatera Utara


24

3. Pengkodean (encoding)
Sebuah instans dari objek akan dikodekan menjadi octet string dengan menggunakan
Basic Encoding Rules (BER). BER mendefinisikan bagaimana sebuah objek diencode
dan didecode sehingga objek tersebut bisa ditransmisikan melalui medium perantara
seperti ethernet. Objek tersebut akan diencode menjadi bentuk bit ( bit oriented data)
yang awalnya berbentuk teks ASCII.

2.5. Transmission Control Protocol / Internet Protocol (TCP/IP)

TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) adalah sekumpulan


protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan
WAN (Wide Area Network). TCP/IP terdiri dari sekumpulan protokol yang masing-
masing bertanggungjawab atas bagian tertentu dalam komunikasi data. IP merupakan
inti dari TCP/IP dan merupakan protokol terpenting dalam internet layer. IP
menyediakan pelayanan pengiriman paket elementer di mana jaringan TCP/IP
dibangun.

Gambar 2.8 Model TCP/IP

Fungsi dari Internet Protocol (IP) adalah sebagai routing datagram ke remote
host, di mana IP melewatkan data antara network access layer dan host to host
transport layer. SNMP terletak pada application layer. Sebagai protokol transport,
SNMP biasanya menggunakan User Datagram Protocol (UDP) karena protokol ini
relatif lebih efektif dalam pemakaian bandwidth. Sebenarnya TCP juga dapat
digunakan sebagai transport layer SNMP, akan tetapi protokol TCP cukup rumit dan
memerlukan sejumlah memori dan kinerja CPU maka lebih dianjurkan protokol UDP.

Universitas Sumatera Utara


25

2.6 Hypertext Preprocessor (PHP)


PHP adalah suatu skrip yang bersifat server-side yang memiliki kemampuan untuk
dikombinasikan dengan teks, HyperText Markup Language (HTML) dan komponen
lainnya untuk dapat membuat halaman web menjadi lebih dinamis, interaktif, dan
menarik (MacIntyre, 2011). Bersifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan di
server, kemudian hasilnya akan dikirimkan ke browser.

PHP termasuk dalam HTML-embedded, oleh karena itu skrip php dapat
disisipkan pada halam HTML. Perbedaan utama skrip PHP dan HTML adalah, HTML
murni sebuah dokumen teks sedangkan PHP terdapat program di dalamnya yang akan
diproses oleh web server dan hasil pemrosesannya merupakan sebuah dokumen teks.

PHP dapat digunakan pada sistem operasi Linux, berbagai varian Unix,
Microsoft Windows, Mac OS X. PHP juga mendukung berbagai web server seperti
Apache, Microsoft Internet, Information Server, Personal Web Server, Xitami, dan
lainnya.

2.7. Penelitian Sebelumnya

Tabel 2.4. Penelitian sebelumnya

No. Peneliti Tahun Judul

1. Sri Puji Utami A. 2006 Perancangan Online Network


Monitoring Berbasis PHP dan
SNMP

2. Jerry Stover 2012 Perancangan dan Pembuatan


Tanggaguling Aplikasi Monitoring Jaringan
Intranet Berbasis Web Dengan
Menggunakan Protokol SNMP

3. Reza Pradikta 2013 Rancang Bangun Aplikasi


Monitoring Jaringan dengan
Menggunakan Simple Network
Management Protocol

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai