Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang kaya akan beragam unsur


rupabumi, yang merupakan bagian dari permukaan bumi yang dapat dikenal
idnetitasnya sebagai unsur alami dan buatan. Dalam upaya mewujudkan tertib
administrasi wilayah, maka setiap unsur rupabumi di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) harus dilakukan inventarisasi serta pembakuan nama
sesuai dengan kaidah pembakuan nama rupabumi.

Kebijakan pembakuan nama unsur buatan adalah salah satu langkah untuk
menjalankan amanat dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah pada pasal 7 (ayat 2), bahwa perubahan batas suatu daerah, perubahan
nama daerah, pemberian nama bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau
pemindahan ibukota yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

Pembakuan nama rupabumi merupakan langkah strategis, mengingat nama


rupabumi merupakan suatu titik akses langsung dan intuitif terhadap sumber
informasi lain. Data rupabumi membantu pengambilan keputusan bagi para
pembuat kebijakan serta membantu para administrator pemerintahan, swasta,
pembuat peta, akademisi, penyedia informasi, dan masyarakat luas. Pembakuan
nama rupabumi unsur buatan akan membuat kesamaan pemahaman dalam
penulisan, pengejaan, pengucapan, dan penginformasian suatu unsur rupabumi
alami, terutama informasi mengenai letak geografis dan batas wilayah yang jelas.

Dalam upaya mewujudkan program-program secara nasional yang


terkait dengan kegiatan pembakuan nama rupabumi, Pemerintah menetapkan
Peraturan Presiden Nomor 112 tahun 2006 tentang Tim Nasional Pembakuan
Nama Rupabumi (PNR). Tim Nasional dimaksud, merupakan lembaga otoritas
nasional nama rupabumi di Indonesia. Dalam melaksanakan pembakuan nama
rupabumi, Tim Nasional dibantu oleh Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Provinsi
(PNR-Provinsi), dan Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten/Kota (PNR-
Kab/kota), sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 35 tahun 2009 tentang
Pedoman Pembentukan Panitia Pembakuan Nama Rupabumi di Daerah.

Mengingat kegiatan pembakuan nama rupabumi unsur buatan mempunyai


cakupan yang luas seluruh Indonesia, maka sangat diperlukan koordinasi dan
sinergi yang baik antara Tim Nasional, Panitia Provinsi dan Panitia

1
Kabupaten/Kota. Tim Nasional mempunyai kewenagan dalam menyediakan
pedoman, data, membakukan, dan mensosialisasikan hasil pembakuan nama
rupabumi unsur buatan. Sedangkan Panitia Provinsi dan khususnya Panitia
Kabupaten/Kota memiliki peran penting sebagai pelaksana inventarisasi dan
verifikasi nama rupabumi unsur buatan di lapangan.

Mengingat arah kebijakan Tim Nasional untuk tahun 2015 – 2017 adalah
Pembinaan dan Pembakuan Nama Rupabumi Unsur Buatan, maka diperlukan
Pedoman Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan, yang
selanjutnya menjadi acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pemangku
kepentingan lainnya yang terlibat

Pedoman inventarisasi dan verifikasi unsur Buatan diharapkan dapat


mempermudah pengelolaan dan tatacara koordinasi pelaksanaan teknis di
lapangan, yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan, penyediaan
dana bagi kegiatan pembakuan nama rupabumi unsur buatan.

B. Dasar Kebijakan.
Pembakuan nama rupabumi dimaksudkan untuk menetapkan nama rupabumi
sesuai dengan kaidah pembakuan nama rupabumi yang dilakukan setelah melalui
proses dan persyaratan khusus, dengan demikian pembakuan harus melalui
kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor : 112 Tahun 2008 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama
Rupabumi.

Dalam upaya menjamin terselenggaranya tertib admnistrasi proses


pengelolaan pembakuan nama-nama rupabumi di Indonesia telah diterbitkan, yaitu
sebagai berikut:
1. Permendagri Nomor 39 tentang Pedoman Umum Pembakuan Nama Rupabumi
2. Permendagri Nomor 35 tentang Pedoman Pembentukan Panitia Pembakuan
Nama Rupabumi
3. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman
Pemberian Nama Jalan dan Fasilitas Umum Tertentu;
4. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No. 2 Tahun 2010 tentang Nama Jalan dan
Sarana Umum;
5. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur
No. 1 Tahun 2010 tentang Penamaan Jalan dan Penomoran Bangunan;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang No. 1 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penamaan Jalan dan Penomoran Bangunan;

2
7. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat No. 15 Tahun 2012 tentang Nama-
Nama Jalan Dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat.
8. Pemberian nama jalan di DKI Jakarta diatur dalam Keputusan Gubernur No. 28
Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan Nama Jalan, Tanah dan Bangunan
Umum di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Pedoman-pedoman pembakuan dimaksud, untuk memberikan arah tatakelola
proses penetapan nama rupabumi usur buatan yang baku oleh lemabaga yang
berwenang baik secara nasional dan internasional.

C. Tujuan
Pedoman inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi ini disusun dengan tujuan
untuk dapat :

1. memberikan pemahaman dan kemampuan teknis bagi aparatur Pemerintah


Daerah atau pelaksana dan pemangku kepentingan di lapangan dalam kegiatan
inventarisasi dan verifikasi pembakuan nama rupabumi unsur buatan.

2. mendorong percepatan penyusunan gasetir nasional sebagai acuan resmi nama


rupabumi unsur buatan di Indonesia.

3. mewujudkan data dan informasi yang akurat mengenai nama rupabumi unsur
buatan dalam rangka tertib administrasi wilayah NKRI.

D. Prinsip-prinsip Pembakuan Nama Rupabumi Unsur Buatan


Pembakuan nama rupabumi dilakukan berdasarkan prinsip dan prosedur
penamaan rupabumi unsur buatan, yang meliputi proses penetapan dan
pengesahan nama, pengejaan, penulisan dan pengucapan.
Dalam upaya memberikan kesamaan pengertian nama rupabumi, maka harus
mengacu pada prinsip-prinsip penamaan rupabumi unsur buatan yaitu :
1. penggunaan abjad romawi, untuk mempermudah komunikasi, tidak
menggunakan diakritik.
2. satu unsur rupabumi satu nama, untuk kepastian dan kejelasan nama rupabumi
di suatu desa/ kelurahan atau sebutan lain.
3. penggunaan nama lokal, yang bermaksud melestarikan dan menghormati
masyarakat setempat.
4. berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang telah ditetapkan lembaga
yang berwenang.
5. menghormati keberadaan suku, agama, rasa dan golongan.
6. menghindari penggunaan nama diri atau nama orang yang masih hidup. Hal ini
untuk menghindari pengkultusan individu atau lembaga swasta/pemerintah.
Nama orang yang sudah meninggal dunia paling sedikit 5 (lima) tahun dan

3
sangat berjasa bagi negara dan/atau penduduk setempat dapat digunakan
sebagai nama rupabumi unsur buatan yang ditetapkan dengan keputusan
pemerintah daerah.
7. menggunakan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah, untuk menghormati
keanekaragaman budaya serta persatuan dan kesatuan nasional.
8. paling banyak tiga kata, untuk mempermudah dan menyederhanakan dalam
pengucapan.

E. Pelaksana Tugas Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi


Unsur Buatan
Pelaksana tugas dalam kegiatan inventarisasi nama rupabumi unsur buatan ini
adalah Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Provinsi (Panitia Provinsi) yang
dibentuk oleh Gubernur dan Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Kabupaten/Kota
(Panitia Kabupaten/Kota) yang dibentuk oleh Bupati/Walikota.

Tugas umum panitia adalah mengkoordinasikan panitia, melakukan


inventarisasi, menyusun dan mengusulkan nama rupabumi unsur buatan kepada
Tim Nasionoal.

F. Pendanaan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur buatan.


Pendanaan bagi kegiatan inventarisasi, koordinasi, dan penelaahan nama
rupabumi unsur buatan yang dilaksanakan oleh Panitia Provinsi dan Panitia
Kabupaten/Kota dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.

G. Pengecualian.
Pedoman ini berlaku untuk inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur
buatan di atas permukaan air.

4
BAB II

PENGORGANISASIAN

A. Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Provinsi


1. Struktur Organisasi Panitia Provinsi
Panitia Provinsi sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 35 tahun 2009
tentang Pedoman Pembentukan Panitia Pembakuan Nama Rupabumi terdiri
dari instansi-instansi di tingkat provinsi, yang diketuai oleh Kepala Biro
Pemerintahan/Sebutan lain dan beranggotakan instansi-instansi terkait yang
relevan dengan bidang pekerjaan di bidang toponimi di tingkat provinsi. Struktur
organisasi, sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA PROVINSI

KETUA:

Kepala Biro Pemerintahan/


Sebutan lain yang tugas
pokok dan fungsinya
membidangi pemerintahan

SEKRETARIS:

Kepala Bagian
Pemerintahan atau
sebutan lain

BPN Dinas Dinas Topdam Pusat Unsur


KP Pendidikan Bahasa lain

Bappeda Dinas PU BPS Lantamal PT. Bidang


/ Lanal Budaya, Sastra,
Sejarah, lainnya.

5
2. Tugas Umum
Secara umum tugas Panitia Provinsi adalah :

a. mengkoordinasikan inventarisasi serta melakukan verifikasi nama


rupabumi unsur buatan yang dilakukan oleh panitia kabupaten/kota di
wilayahnya.

b. mengusulkan nama rupabumi unsur buatan kepada Tim Nasional untuk


dibakukan sebagai bahan penyusunan gasetir nasional.

c. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Tim Nasional.

3. Pengurus Panitia Provinsi


Susunan Panitia Provinsi, merupakan unsur-unsur Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (SKPD) terkait yang terdiri dari ;

a. Ketua

Kepala Biro Pemerintahan atau sebutan lain selaku Ketua Panitia Provinsi
mempunyai tugas :
1. mengkoordinasi tugas-tugas pembakuan nama rupabumi unsur buatan
yang diberikan Tim Nasional dan pelaksanaan pembakuan yang
dilakukan di kabupaten/kota.
2. meningkatkan koordinasi antar instansi/Satuan Kerja Perangkat
Daerah di dalam kepanitiaan provinsi dalam rangka pembinaan dan
fasilitasi kegiatan pembakuan di kabupaten/kota.
3. memfasilitasi pendanaan daerah dalam rangka koordinasi
inventarisasi dan verifikasi pembakuan nama rupabumi Provinsi.
4. melaporkan hasil inventarisasi dan verifikasi kabupaten/kota kepada
Gubernur selaku penanggung jawab pembakuan rupabumi unsur
buatan yang selanjutnya diusulkan kepada Tim Nasional

b. Sekretaris

Kepala Bagian Pemerintahan selaku sekretaris Panitia Provinsi


mempunyai tugas :
1) menghimpun kebijakan yang ditetapkan oleh Tim Nasional
Pembakuan Nama Rupabumi.
2) menyiapkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kebijakan yang telah
ditetapkan oleh Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.
3) mengelola administrasi dalam pelaksanaan pembakuan, sesuai
dengan tugas dan fungsi masing-masing anggota panitia.
4) menghimpun dan menyusun hasil inventarisaasi dan verifikasi

6
pembakuan nama rupabumi unsur buatan yang dilakukan oleh
kabupaten/kota.
c. Anggota

Instansi-instansi yang berkedudukan sebagai anggota panitia provinsi


merupakan komponen yang diperlukan untuk mengimplementasikan
tugas pembakuan nama rupabumi unsur buatan di provinsi. Adapun tugas
para anggota dalam menjalankan pekerjaan di dalam Panitia Provinsi:

1) mendukung pelaksanaan panitia PNRB secara efektif, melalui


penyiapan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang
pembakuan nama rupabumi unsur buatan.

2) mendukung pelaksanaaan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi


unsur buatan di wilayahnya.

3) melakukan pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pembakuan nama


rupabumi unsur buatan di Kabupaten/kota sesuai dengan prinsip-
prinsip penamaan rupabumi unsur buatan.

B. Panitia Pembakuan nama Rupabumi Kabupaten/Kota

1. Struktur Organisasi Panitia Kabupaten/Kota


Panitia Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Permendagri Nomor 35
tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan Panitia Pembakuan Nama
rupabumi unsur buatan terdiri dari instansi-instansi di tingkat kabupaten/kota,
yang diketuai oleh Kepala Bagian Pemerintahan/Sebutan lain dan
beranggotakan instansi-instansi terkait yang relevan dengan bidang
pekerjaan di bidang toponimi di tingkat kabupaten/kota. Struktur oragnisasi,
sebagai berikut :

STRUKTUR ORGANISASI PANITIA KABUPATEN/KOTA

KETUA:

Kepala Bagian Pemerintahan/


Sebutan lain yang tugas pokok
dan fungsinya membidangi
pemerintahan

SEKRETARIS:
Kasubbag
Pemerintahan/Sebutan
lain

BPN Bappeda Dinas Dinas Dinas Kantor Unsur


KP PU Pendidikan Statistik lainnya

7
2. Tugas Umum
Panitia Kabupaten/Kota memiliki posisi penting sebagai ujung tombak bagi
pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan di
daerah. Secara umum tugas panitia bertugas :

a. melakukan kegiatan inventarisaasi nama unsur-unsur rupabumi alami di


wilayahnya.

b. mengumpulkan dan mengolah data informasi yang berkaitan dengan


nama unsur-unsur rupabumi alami di wialayah masing-masing.

c. mengusulkan kepada Tim Nasional hasil pembakuan nama rupabumi


unsur buatan alami melalui panitia provinsi.

d. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Tim Nasional dan


Panitia Provinasi.

3. Pengurus Panitia Kabupaten/Kota


Pengurus dalam Panitia Kabupaten/Kota merupakan unsur-unsur Satuan
Kerja Pemerinatah Daerah yang terdiri dari :
a. Ketua

Kepala Bagian Pemerintahan atau sebutan lain selaku Ketua Panitia


Kabupaten/Kota bertugas :

1) melakukan koordinasi tugas-tugas yang diberikan Panitia Provinsi


terkait pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur
buatan di lingkup kabupaten/kota.

2) memfasilitasi dukungan pendanaan kepada instansi yang kompeten


untuk kegiatan-kegiatan panitia yang ditetapkan.

3) memberikan pengarahan pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi


nama rupa bumi sesuai dengan kebijakan Tim Nasional dan serta
berlangsungnya koordinasi antar komponen dalam kepanitiaan.

4) melaporkan hasil inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur


buatan kepada Bupati/Walikota selaku penanggung jawab pembakuan
rupabumi unsur buatan yang selanjutnya diusulkan ke Gubernur
melalui Panitia Provinsi.

b. Sekretaris

Sekretaris Panitia Kabupaten/Kota yang dijalankan oleh Kasubag


Pemerintahan atau sebutan lain, bertugas :

1) mengelola mekanisme kerja panitia dalam melakukan inventarisasi


dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan.
8
2) menyiapkan bahan dan peralatan survey serta memastikan
dokumentasi kegiatan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi
unsur buatan berlangsung dengan baik.

3) menghimpun hasil inventarisasi dan verifikasi yang dilengkapi


dokumen-dokumen yang terkait dengan PNRB alami.

4) menyusun laporan hasil pembakuan yang akan menjadi laporan


kepada Bupati/Walikota selaku penangung jawab PNRB.

c. Anggota:

Instansi-instansi yang berkedudukan sebagai anggota panitia merupakan


komponen yang sangat penting dalam proses pembakuan, sehingga
peran dan kontribusi dalam pelaksanaan pembakuan dapat benar-benar
terkoordinasi. Pengoptimalan inventarisasi data nama rupabumi unsur
buatan tergantung dari peran anggota yang maksimal di dalam
melaksanakan tugas dan menyediakan kebutuhan dalam inventarisasi dan
verifikasi nama rupabumi unsur buatan sesuai kedudukannya.

Secara umum tugas anggota panitia sebagai berikut :

1) memberikan dukungan personil, data dan dokumen-dokumen yang


dibutuhkan terkait proses pembakuan nama rupabumi unsur alami.

2) melakukan survey dan pemetaan unsur-unsur rupabumi alami yang


telah ditetapkan oleh Ketua Panitia dan dikoordinasikan dengan
Pantia Provinsi.

3) memberikan masukan data dan informasi yang dibutuhkan dalam


memperkuat proses pemabkuan nama rupabumi unsur buatan

4) mencatat hasil survey dan pemataan pembakuan nama rupabumi


unsur buatan yang dilengkapi dengan data pendukung dari lapangan.

(setelah titik dua menggunakan huruf kecil, mohon yang lain


disesuaikan)

9
BAB III

METODE INVENTARISASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI


Pada dasarnya pengolahan data dan informasi hasil inventarisasi langsung di
lapangan dilakukan oleh Panitia Kabupaten/Kota, sedangkan koordinasi, kompilasi data
dan pengusulan nama rupabumi unsur buatan seluruh wilayah provinsi kepada Tim
Nasional dilakukan oleh Panitia Provinsi.

Kegiatan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan di lapangan


yang dilakukan oleh Panitia Kabupaten/kota melalui beberapa tahapan berikut:

A. Persiapan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur


buatan
Pada tahap persiapan ini, Ketua Panitia Kabupaten/Kota membentuk tim
teknis lapangan, menghimpun data pendukung, bahan serta peralatan yang
dibutuhkan dalam inventarisasi lapangan.
Langkah-langkah persiapan dimaksud, adalah sebagai berikut :
1. membentuk Tim Teknis. Tim teknis dibentuk oleh Kepala Bagian Pemerintahan
atau pejabat dengan tugas fungsi serupa, dengan beranggotakan unsur teknis
sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Panitia Kabupaten/Kota. Untuk
menjalankan tugas inventarisasi dan verifikasi, Pemerintah Daerah dapat
melibatkan pihak lain yang kompeten dalam bidang toponimi sesuai
kemampuan keuangan daerah. Tim Teknis minimal terdiri dari koordinator
lapangan, pengambil gambar lapangan, dan pewawancara. Deskripsi tugas dari
Tim Teknis dijelaskan pada tabel berikut:
PETUGAS DESKRIPSI TUGAS
Koordinator Bertugas memimpin perjalanan dan menentukan titik-titik koordinat
lapangan unsur rupabumi unsur buatan yang akan diambil sesuai rute yang
direncanakan. Koordinator lapangan juga bertugas merekam
koordinat titk unsur rupabumi ke dalam GPS receiver dan
memindahkan data dari GPS ke komputer (download) atau menulis
ulang titik koordinat yang telah tercatat dalam GPS.
Pengambil Memotret objek lapangan, sket kondisi lapangan, dan jika disertai
gambar dengan kamera video maka ini juga merupakan tugas pengambil
lapangan gambar. Dalam pemotretan di lapangan harus dicatat nomor
foto/film dan nama/lokasi objek yang dipotret, tanggal, dan jam
pemotretan, sehingga antara objek yang diukur dengan fotonya
bisa dihubungkan.
Pewawancara Melakukan wawancara dengan narasumber dengan
mengggunakan alat perekam. Selain itu pewawancara juga
bertugas melakukan pencatatan/ pengisian formulir survei.

10
2. Pengenalan Lokasi Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan.

Pengenalan dalam lingkup wilayah administrasi merupakan langkah yang


menentukan keberhasilan kegiatan ini. Pengenalan ini difokuskan pada:
a. batas wilayah administrasi dari kabupaten/kota dan provinsi yang sudah
ditetapkan berdasarkan peraturan/perundangan yang berlaku.
b. memahami unsur sosial budaya, etnik, dan bahasa di lokasi inventarisasi
sebagai informasi awal dalam melacak peristilahan yang digunakan dalam
penamaan unsur rupabumi unsur buatan.
c. memahami pengertian jenis unsur rupabumi unsur buatan yang akan
diinventarisasi selanjutnya disusun dalam suatu tabel dengan
memperhatikan pengelompokkan jenis unsur rupabumi unsur buatan,
nama, nama lain dan koordinat yang telah diketahui berdasarkan data
sekunder yang dapat bersumberkan pada:
i. peta wilayah administrasi, dapat berupa peta rupabumi unsur buatan,
peta topografi, ataupun peta lainnya yang menggunakan standar
nasional. Peta ini berfungsi sebagai informasi dasar bagi pelaksanaan
inventarisasi nama rupabumi unsur buatan, sehingga akan diketahui
kondisi wilayah, cakupan, dan jenis-jenis unsur rupabumi unsur buatan
yang ada, sekaligus sebagai dasar pembuatan peta kerja.
ii. daftar nama unsur rupabumi (Gasetir), merupakan buku yang berisi
daftar nama unsur rupabumi alami yang telah dilengkapi dengan
koordinat. Data ini bisa diperoleh dari instansi penerbit peta, seperti
Badan Informasi Geospasial (BIG), Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan
Laut (Dishidros) atau Direktorat Topografi Angkatan Darat (DITTOPAD),
yang dapat digunakan sebagai referensi dan pembanding terhadap
keberadaan unsur tersebut di lapangan.
iii. data citra satelit atau foto udara dapat digunakan sebagai data
penguat pengenalan wilayah inventarisasi yang bersumber dari
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
iv. data penunjang dapat digunakan sebagai referensi tambahan yang
bersumber dari dinas terkait di daerah, misalnya buku tentang sejarah
nama, buku hasil penelitian geografi tentang suatu unsur rupabumi
buatan di wilayah setempat, dll.

3. Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan Pendukung.


Persiapan peralatan dan perlengkapan ini merupakan tugas tim Inventarisasi
Lapangan. Adapun peralatan dan perlengkapan pendukung yang harus
disiapkan dengan baik meliputi:

11
d. peralatan Teknis untuk Pengambilan Data Lapangan, terdiri dari ;
1) GPS, untuk mencatat rute dan pengukur koordinat,
2) Kompas, sebagai penunjuk orientasi arah mata angin,
3) Altimeter, untuk mengukur ketinggian lokasi,
4) Video/Kamera/Tape, sebagai alat perekam gambar dan suara (harus
dipersiapkan sebaik mungkin dan selalu disiapkan kebutuhan baterai
cadangannya),
5) Peralatan teknis pengambilan data lainnya, seperti ballpoint, pensil,
blocknote, dan alas tulis.
e. formulir Unsur Rupabumi Buatan, adalah formulir yang disiapkan untuk
mempermudah pelaksanaan inventarisasi di lapangan, terdiri dari 4 (empat
formulir) yakni :
1) formulir A: inventarisasi awal unsur rupabumi buatan sesuai gasetir
atau hasil pembacaan peta
2) formulir B: inventarisasi nama rupabumi unsur buatan
3) formulir C: rekapitulasi dan pengesahan nama rupabumi unsur
buatan
4) formulir D: hasil validasi dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan
Formulir ini diperbanyak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
f. peta kerja, yakni peta kerja yang telah disusun berdasarkan peta yang
digunakan pada saat pengenalan wilayah inventarisasi dengan
memperhatikan luas cakupan wilayah, jenis unsur rupabumi buatan, serta
rute yang akan dituju/dilalui.
g. perlengkapan Pendukung Lapangan, terdiri dari ;
1) tas atau pembungkus tahan air, untuk melindungi formulir dan
peralatan terhadap resiko terkena air,
2) alat komunikasi, berupa telpon genggam atau radio komunikasi,
3) alat penerangan, seperti lampu senter,
4) peralatan pribadi seperti jas hujan, tempat bekal makanan dan
minuman.

4. Merencanakan inventarisasi lapangan.


Hal ini dilakukan sebagai upaya memudahkan petugas lapangan serta
efisiensi pelaksanaan kegiatan inventarisasi, mencakup:
a. Perencanaan rute inventarisasi lapangan dengan memperhatikan
aksesibilitas lokasi, ketersediaan alat transportasi, lokasi, logistik, jarak
dan waktu tempuh serta perkiraan biaya yang diperlukan dalam satu
wilayah.

12
b. Penyusunan data inventarisasi awal sebagai acuan prioritas inventarisasi
nama rupabumi unsur buatan yang akan dilakukan. Penyusunan data
inventarisasi awal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
1) Penyusunan daftar nama rupabumi unsur buatan dari Gasetir.
Gasetir adalah daftar nama Rupabumi unsur buatan yang dilengkapi
informasi tentang jenis unsur, posisi geografis, lokasi dalam wilayah
administratif, dan informasi lain yang diperlukan. Gasetir ini dapat
diperoleh pada instansi Badan Informasi Geospasial (BIG). Bila sudah
memiliki gasetir, maka daftar nama tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu rujukan inventarisasi nama rupabumi unsur buatan di
lapangan. Untuk pemerintah daerah yang belum memiliki gasetir dapat
berkoordinasi dengan instansi BIG. Berikut langkah-langkah yang
dilakukan bila telah memiliki gasetir:
i. dari gasetir, Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Unsur buatan
Kab/ Kota bersama Tim Teknis mengidentifikasi unsur Rupabumi
unsur buatan di wilayahnya. Bila gasetir berisi daftar semua nama
unsur rupabumi unsur alami dan buatan, maka unsur Rupabumi
alami terlebih dahulu dipisahkan menjadi unsur Rupabumi alami
dan buatan (dalam hal ini tahapan invetarisasi adalah nama unsur
Rupabumi alami dan selanjutnya buatan);
ii. dari gasetir, selanjutnya nama-nama unsur Rupabumi alami
diklasifikasikan berdasarkan jenis unsurnya, dan catat dalam
Formulir A;
iii. melalui koordinatnya, unsur-unsur Rupabumi buatan alami dapat
diketahui persebarannya dalam peta acuan untuk digunakan
sebagai pertimbangan dalam penentuan rute;
iv. dari gasetir tersebut juga dapat diketahui bila masih terdapat unsur-
unsur Rupabumi buatan yang belum tercatat, sehingga dapat
menjadi bahan inventarisasi di lapangan. Hasil inventarisasi
lapangan selanjutnya akan dapat melengkapi kekurangan ataupun
adanya perubahan nama terhadap unsur-unsur Rupabumi buatan
dalam gasetir awal;
v. gasetir pada umumnya hanya memuat informasi dasar toponimi,
sedangkan informasi lain seperti nama generik lokal, pengucapan,
arti nama, sejarah, dan informasi relevan lain harus ditambahkan
dari hasil inventarisasi di lapangan, dengan demikian akhirnya akan
diperoleh suatu daftar nama Rupabumi unsur buatan yang lengkap.
2). Pembacaan unsur pada peta acuan, dengan langkah-langkah:

13
i. menggunakan Peta Rupabumi unsur buatan Indonesia skala
terbesar yang ada, yang dapat didukung dengan penggunaan peta
dasar lain yang memiliki informasi nama-nama Rupabumi unsur
buatan yang lengkap;
ii. membaca secara seksama nama-nama unsur Rupabumi buatan
pada peta acuan;
iii. mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis unsur Rupabumi
buatan berdasarkan skala prioritas kegiatan inventarisasi nama
Rupabumi unsur buatan yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pembakuan Nama Rupabumi Kab/ Kota. Sebagai contoh, pada
kegiatan telah ditetapkan untuk menginventarisasi nama
Rupabumi unsur buatan, maka jenis-jenis unsur Rupabumi unsur
buatan adalah: jalan, jembatan, pemukiman, kawasan rekreasi,
kawasan konservasi, dan lain sebagainya.
iv. setelah menentukan jenis-jenis unsur Rupabumi buatan, kemudian
nama unsur-unsurnya dicatat sesuai jenisnya pada formulir A.
v. pendataan nama unsur Rupabumi buatan dilakukan secara lengkap
sesuai keberadaannya pada peta acuan. Bila terdapat unsur
Rupabumi unsur buatan diketahui ada namun belum tercantum
pada peta, maka keberadaanya tetap dicatat pada Formulir A
untuk digunakan sebagai dasar penelusuran di lapangan.
vi. untuk membantu metode pembacaan peta serta definisi dan
klasifikasi unsur Rupabumi Buatan dapat diperhatikan pada
Lampiran 1: “Daftar Unsur Rupabumi alami Buatan”, serta
Lampiran 2: “Pembacaan Peta dan Identifikasi Unsur Rupa Bumi
Buatan”.

B. Pelaksanaan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan


Setelah tahap persiapan dilaksanakan dengan baik, maka Panitia
Kabupaten/Kota dan Tim Teknis melaksanakan kegiatan dengan tahapan sebagai
berikut:
1. Ketua Panitia Kabupaten/Kota menerbitkan surat pemberitahuan kepada Camat
atau Kepala Distrik, menyampaikan informasi rencana dan nama petugas Tim
Teknis kegiatan inventarisasi nama Rupabumi unsur buatan yang akan
dilakukan, dilengkapi dengan tabel awal inventarisasi nama unsur Rupabumi
buatan hasil identifikasi gasetir/pembacaan peta (Formulir A). Surat dikirim
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum Tim Teknis ke lokasi.
2. Tim Teknis segera berkonsultasi awal dengan Camat atau Kepala Distrik setelah
tiba di lokasi. Konsultasi ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang
14
wilayah inventarisasi dan klarifikasi tabel awal inventarisasi serta untuk
mendapatkan narasumber yang ideal dalam proses survey (tokoh masyarakat
atau tetua adat).
3. Tim Inventarisasi Lapangan didamping oleh narasumber sekaligus pemandu
lapangan melakukan pengumpulan data selengkap mungkin terhadap unsur
Rupabumi buatan yang diinventarisasi meliputi nama generik dalam bahasa
lokal, nama unsur, arti nama, sejarah nama, asal bahasa, nama lain yang
masih digunakan, posisi geografis, serta informasi pendukung lain yang
relevan. Dalam proses ini digunakan Formulir B untuk mencatat setiap unsur
Rupabumi buatan yang disurvei.
4. Penentuan koordinat di lapangan dilakukan dengan GPS receiver dan sedapat
mungkin dekat dengan unsur Rupabumi buatan yang diukur/dicatat koordinatnya,
dipilih tempat yang mudah ditandai. Proses penentuan koordinat pada saat
inventarisasi adalah untuk melakukan kontrol dan pengecekan nama dan
koordinat terhadap daftar unsur yang telah disiapkan dalam tahap perencanaan,
selain itu untuk mendapatkan nama dan koordinat unsur baru yang belum ada
dalam peta ataupun Gasetir.
5. Setelah diperoleh nama-nama unsur Rupabumi buatan, pada akhir survei Tim
Teknis melakukan pengisian Formulir C (Formulir Rekapitulasi dan Pengesahan
Nama Rupabumi Unsur buatan) yang memuat semua nama-nama Rupabumi
unsur buatan yang telah diinventarisasi, kemudian dikelompokkan berdasarkan
jenis unsurnya, yang selanjutnya disahkan oleh pejabat setempat (Camat/Kepala
Distrik).

C. Pelaporan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan


Hasil inventarisasi nama-nama Rupabumi unsur buatan alami oleh Tim Teknis
selanjutnya disusun dalam bentuk Laporan Pelaksanaan Inventarisasi Nama
Rupabumi unsur buatan, yang disusun secara bertahap, sebagai berikut:
1. Laporan Hasil Inventarisasi Lapangan.
Merupakan laporan Tim Teknis kepada Ketua Panitia Kabupaten/Kota yang
dilengkapi dengan Berita Acara Serah Terima, yang terdiri dari:
a. formulir B yang telah diisi sesuai hasil survey lapangan.
b. formulir C yang telah diisi dan dilengkapi dengan tanda tangan dan stempel
Camat atau Kepala Distrik.
c. arsip Peta Kerja, data rekaman gambar, suara, posisi, serta catatan
lapangan lainnya sebagai dokumentasi otentik pelaksanaan survey
lapangan.
2. Laporan Hasil Validasi dan Verifikasi.

15
Laporan Tim Teknis kepada Panitia Kabupaten/Kota kemudian ditindaklanjuti
dengan validasi dan pengolahan data. Hasilnya kemudian dilaporkan kepada
Bupati dan diteruskan sebagai laporan Panitia Kabupaten/Kota kepada Panitia
Provinsi.
Validasi, pengolahan data, dan pelaporan oleh Panitia Kabupaten/Kota
dilakukan melalui pentahapan:
a. validasi terhadap metode inventarisasi lapangan yang telah dilakukan oleh
Tim Teknis;
b. validasi terhadap hasil pendataan nama-nama unsur Rupabumi alami alami
meliputi penulisan nama, nama generik dalam bahasa lokal, arti nama,
sejarah nama, asal bahasa, ketepatan posisi geografis, serta data terkait
lainnya yang relevan.
c. pengolahan dan verifikasi awal data nama Rupabumi unsur buatan hasil
survei Tim Teknis. Data mentah dan rekapitulasi melalui Formulir B dan C
kemudian dikaji baik secara tabular (mengkaji data tabel) maupun spasial
(mengkaji persebaran spasial unsur pada peta, baik secara manual atau
digital).
d. dari hasil pengolahan dan pengkajian data, akan dapat diketahui apakah
terdapat permasalahan dalam penamaan unsur Rupabumi buatan seperti:
perbedaan nama antara di peta dengan di lapangan, adanya satu unsur
Rupabumi alami yang memiliki beberapa nama, tidak relevannya nama
dengan arti dan sejarahnya, adanya satu unsur Rupabumi buatan yang
lintas wilayah kecamatan/kabupaten/kota atau bahkan provinsi, serta
koordinat unsur Rupabumi buatan yang tidak tepat (dengan menggunakan
data peta digital).
e. berdasarkan hasil pengolahan data dan kajian tersebut kemudian, datanya
kemudian disusun Formulir D (Formulir Hasil Validasi dan Verifikasi Nama
Rupabumi unsur buatan), sedangkan permasalahan yang ada disusun
dalam bentuk laporan Panitia Kabupaten/Kota.
3. Laporan Panitia Kabupaten/Kota.
Laporan ini berisi hasil inventarisasi nama Rupabumi unsur buatan, yang
disusun berdasarkan pembahasan terhadap laporan Tim Teknis. Laporan ini
selanjutnya disampaikan kepada Bupati dan kepada Panitia Provinsi sebagai
bahan kajian dan verifikasi yang melibatkan pakar bahasa dan pakar sejarah di
wilayahnya, sebelum dilakukan langkah pembakuan nama Rupabumi unsur
buatan dengan Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.

BAB III
16
PENUTUP

Pedoman teknis inventarisasi dan verifikasi nama Rupabumi unsur buatan


diharapkan menjadi acuan bagi Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan
nama Rupabumi unsur buatan di Indonesia. Secara teknis operasional dilakukan oleh
Panitia Provinsi dan Kabupaten/Kota, sedangkan inventarisasi hasil pembakuan
disampaikan kepada Tim Nasional Pembakuan Rupabumi unsur buatan.
Kegiatan Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi unsur buatan di Indonesia
dilakukan secara bertahap, yaitu ;
1. Pembakuan nama Rupabumi unsur buatan di seluruh Indonesia dilaksanakan dari
tahun 2012 s/d 2014, dengan target sasaran provinsi sebagai berikut ;
a. Tahun 2012 ; Sulawesi Utara, Lampung, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat,
Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.
b. Tahun 2013 ; Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau, Bangka
Belitung, Banten, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat,
Sulawesi Tenggara, dan Maluku Utara.
c. Tahun 2014 ; Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Riau, DKI Jakarta, Jawa
Barat, Kalimantan Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat.
2. Pembakuan nama Rupabumi buatan di seluruh indonesia dilaksanakan pada tahun
2015 s/d 2017.

17
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1:

I. DAFTAR UNSUR. KODE, PENGERTIAN, VISUAL DAN PENENTUAN KOORDINAT RUPABUMI UNSUR BUATAN MANUSIA (MULTI SKALA)
No NAMA UNSUR KODE PENGERTIAN VISUAL PENENTUAN KOORDINAT

NAMA SUB KODE TIPE PENGERTIAN VISUAL PENENTUAN KOORDINAT


UNSUR UNSUR GEOMETRI

BANGUNAN HUNIAN SEGALA BENTUK DAN STRUKTUR


(TEMPAT BANGUNAN YANG BERFUNGSI SEBAGAI
TINGGAL) TEMPAT TINGGAL DAN ATAU KEGIATAN
MANUSIA
Hunian Area/Point - di peta: ditentukan pada
Kawasan pemukiman dimana bangunan
rumah titik/area bangunan
yang ada letaknya berjauhan dan
dengan tersebut
terpencar tetapi masih dalam satu
pola - di lapangan : diukur di
wilayah perkampungan
terpencar depan rumah yang
terpencar tersebut

Hunian Area Kawasan pemukiman dimana bangunan - di peta: ditentukan


rumah yang ada letaknya berdekatan ( padat ) tengah / centroid area
dengan dan tidak beraturan pemukiman
pola - di lapangan : diukur di
berdekata depan rumah yang
n/padat terpencar tersebut

18
Hunian Area - di peta: ditentukan
Kawasan pemukiman dimana bangunan
rumah tengah / centroid area
yang ada mempunyai keseragaman
dengan pemukiman
bentuk ukuran dan pola antara rumah
pola yang - di lapangan : diukur pada
yang satu dengan lainnya sangat
teratur depan gapura/gerbang
teratur.
area tersebut

Kawasan Area - di peta: ditentukan


Area dengan bangunan yang terdiri atas
pemukim tengah / centroid area
berbagai rumah (tempat tinggal
an pemukiman
manusia) dengan struktur bangunan
dengan - di lapangan : diukur di
tersusun secara vertikal.
hunian tiang bendera atau di
rumah depan kawasan
tumpang pemukiman tersebut.
susun
(Kondomi
nium)
Kawasan -
RUMAH
SUSUN
(NON
KONDOMI
NIUM)

RUSUNA
WA…Rum
ah susun
sewa

19
Rumah Point Bangunan rumah adat berukuran besar - di peta: ditentukan pada
Adat / yang biasanya digunakan untuk tempat titik bangunan tersebut
Keraton tinggal dan atau upacara adat. - di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

BANGUNAN PEMERINTAHAN BANGUNAN TEMPAT AKTIVITAS PEGAWAI


PEMERINTAH MELAKUKAN KEGIATAN
PEMERINTAHAN SESUAI DENGAN BIDANG
/ SEKTORNYA MASING-MASING.
Point - di peta: ditentukan pada
Istana Bangunan yang umumnya megah dan
titik bangunan tersebut
luas sebagai tempat tinggal raja beserta
- di lapangan : diukur di
keluarganya dan juga tempat melakukan
tiang bendera atau di
kegiatan memimpin pemerintahan
depan bangunan
kerajaannya
tersebut

20
Point - di peta: ditentukan pada
Istana Bangunan besar diperuntukkan bagi
titik bangunan tersebut
Negara Presiden dan keluarganya yang
- di lapangan : diukur di
berfungsi sebagai tempat tinggal
tiang bendera atau di
ataupun tempat melakukan kegiatan
depan bangunan
pemerintahan.
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat titik bangunan tersebut
Presiden presiden melakukan kegiatan - di lapangan : diukur di
memimpin pemerintahan. tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat wakil
titik bangunan tersebut
Wakil presiden melakukan kegiatan
- di lapangan : diukur di
Presiden membantu Presiden memimpin
tiang bendera atau di
pemerintahan.
depan bangunan
tersebut

21
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Menteri / Menteri atau Kepala Lembaga
- di lapangan : diukur di
Departem Pemerintahan Non Departemen
tiang bendera atau di
en / LPND melakukan kegiatan membantu
depan bangunan
pemerintah sesuai bidangnya.
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Pendidika Bangunan sebagai tempat
titik bangunan tersebut
n menyelenggarakan kegiatan pendidikan
- di lapangan : diukur di
Administr Administrasi Pemerintahan.
tiang bendera atau di
asi
depan bangunan
Pemerint
tersebut
ahan

Point - di peta: ditentukan pada


Lembaga Bangunan sebagai tempat lembaga
titik bangunan tersebut
Pemasyar pemasyarakatan atau lebih dikenal
- di lapangan : diukur di
akatan / dengan sebutan penjara.
tiang bendera atau di
Penjara
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan gedung sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Lembaga Pimpinan lembaga tinggi negara beserta
- di lapangan : diukur di
Tinggi stafnya bekerja menyelenggarakan
tiang bendera atau di
Negara kegiatan pemerintahan (MPR/DPR, MA,
depan bangunan
BPK, DPA).
tersebut

22
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat para
titik bangunan tersebut
DPRD wakil rakyat provinsi dan
- di lapangan : diukur di
kabupaten/kota melakukan kegiatan
tiang bendera atau di
sesuai dengan fungsinya.
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Gubernur gubernur melakukan kegiatan
- di lapangan : diukur di
pemerintahan provinsi.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat wali
titik bangunan tersebut
Wali Kota kota / Bupati melakukan kegiatan
- di lapangan : diukur di
/ Bupati pemerintahan kota.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat camat
titik bangunan tersebut
Camat melakukan kegiatan pemerintahan
- di lapangan : diukur di
kecamatan.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

23
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat kepala
titik bangunan tersebut
Lurah / desa melakukan kegiatan pemerintahan
- di lapangan : diukur di
Desa Kelurahan / Desa.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

BANGUNAN
PEMERINTAHA BANGUNAN TEMPAT ORANG ASING
N NEGARA BERKANTOR ATAU MELAKUKAN
ASING KEGIATAN PERWAKILAN
KENEGARAANNYA.
Point - di peta: ditentukan
Kedutaan Bangunan sebagai tempat duta besar
pada titik bangunan
Besar / suatu negara asing berkantor
tersebut
konsulat melakukan kegiatan perwakilan
- di lapangan : diukur di
kenegaraannya.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

24
Point - di peta: ditentukan
Pusat Bangunan sebagai tempat pusat
pada titik bangunan
Kebudayaa kebudayaan asing.
tersebut
n Asing
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Bangunan PERTAHANAN BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
KEAMANAN KEGIATAN SESUAI DENGAN FUNGSI
NEGARA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NEGARA.
Point - di peta: ditentukan
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat polisi
pada titik bangunan
Polisi melakukan kegiatan sesuai dengan
tersebut
fungsi pelayanan dan keamanan
- di lapangan : diukur di
masyarakat.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kompleks bangunan sebagai tempat
pada titik bangunan
Polisi pendidikan kepolisian.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

25
Area - di peta: ditentukan
Instalasi Kompleks bangunan sebagai tempat
pada titik bangunan
TNI (AD, kegiatan militer.
tersebut
AL, AU)
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kompleks bangunan sebagai tempat
pada titik bangunan
Militer TNI pendidikan militer TNI.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
pada titik bangunan
Produksi produk peralatan militer
tersebut
peralatan
- di lapangan : diukur di
militer
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

BANGUNAN
PERIBADAT BANGUNAN SEBAGAI TEMPAT
AN / MELAKUKAN IBADAT BAGI ORANG
PENDIDIKA YANG BERAGAMA ATAU

26
N AGAMA KEPERCAYAAN LAINNYA.
Point - di peta: ditentukan
Mesjid Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Islam.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama Islam.
tersebut
Islam
- di lapangan : diukur di
(Pesantren)
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Gereja Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Kristen.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama
tersebut
Kristen / Kristen/Katolik.
- di lapangan : diukur di
Katolik
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

27
Point - di peta: ditentukan
Vihara Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Budha.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama
tersebut
Budha Budha.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Pura Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Hindu.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama Hindu.
tersebut
Hindu
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

28
Point - di peta: ditentukan
Rumah Bangunan tempat melakukan kegiatan
pada titik bangunan
Panti sesuai dengan fungsi sebagai panti
tersebut
Asuhan asuhan untuk anak yatim piatu.
- di lapangan : diukur di
Anak Yatim
tiang bendera atau di
Piatu
depan bangunan
tersebut

Rumah -
Singgah
untuk Anak
Jalanan

Point - di peta: ditentukan


Rumah Bangunan tempat melakukan kegiatan
pada titik bangunan
Panti sesuai dengan fungsi sebagai panti
tersebut
Jompo / untuk orang jompo/MaNuLa.
- di lapangan : diukur di
MaNuLa
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Kantor Bangunan tempat melakukan kegiatan
pada titik bangunan
Pemakama sesuai dengan fungsi sebagai pelayanan
tersebut
n pemakaman.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

29
Point - di peta: ditentukan
Gedung Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Krematoriu kegiatan krematorium atau
tersebut
m pembakaran mayat.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Makam/
Permukima
n dan
Makam
BANGUNAN PENDIDIKA
BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
N/
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ATAU
PENELITIA
KEGIATAN PENELITIAN.
N ILMU
PENGETAH
UAN DAN
TEKNOLOGI
(IPTEK)
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Tinggi tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
mengajar tingkat perguruan tinggi.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Menengah tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Atas mengajar tingkat sekolah menengah
- di lapangan : diukur di
atas.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

30
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Menengah tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Pertama mengajar tingkat sekolah menengah
- di lapangan : diukur di
pertama.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Dasar tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
mengajar tingkat sekolah dasar.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Taman tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Kanak- mengajar tingkat taman kanak-kanak.
- di lapangan : diukur di
kanak
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Pendidikan -
Anak Usia
Dini/Home
Schooling

31
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Politeknik / tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Keterampil mengajar tingkat politeknik.
- di lapangan : diukur di
an
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kawasan dengan bangunan yang ada
pada titik bangunan
Olah Raga sebagai tempat melakukan kegiatan
tersebut
belajar mengajar bidang olah raga.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pendidikan Kawasan dengan bangunan yang ada
pada titik bangunan
Warga digunakan sebagai tempat belajar
tersebut
Internasion mengajar secara internasional dengan
- di lapangan : diukur di
al bahasa pengantar bukan bahasa
tiang bendera atau di
Indonesia, misalnya bahasa Inggris.
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan yang ada
pada titik bangunan
Luar sebagai tempat melakukan kegiatan
tersebut
Sekolah belajar mengajar ekstrakurikuler / Balai
- di lapangan : diukur di
(Balai latihan kerja.
tiang bendera atau di
Latihan
depan bangunan
Kerja)
tersebut

32
Point - di peta: ditentukan
Pendidikan Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Luar Biasa / kegiatan belajar mengajar para
tersebut
Cacat Fisik penyandang cacat.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Laboratoriu Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
m tempat melakukan percobaan-
tersebut
Pendidikan percobaan ilmu pengetahuan dan
- di lapangan : diukur di
/ Penelitian teknologi.
tiang bendera atau di
IpTek
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan
Observatori Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
um kegiatan observasi dan penelitian.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan
Perpustaka Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
an kegiatan membaca dan meminjam
tersebut
buku-buku bacaan, untuk pelajar,
- di lapangan : diukur di
mahasiswa maupun untuk umum.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

33
BANGUNAN
PARIWISAT BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
A / SENI / YANG BERKAITAN DENGAN NILAI SENI,
BUDAYA BUDAYA , OLAHRAGA DAN SEJARAH.
/OLAHRAG
A
Point - di peta: ditentukan
Museum Bangunan tempat mengelola,
pada titik bangunan
menyimpan dan memajang benda-
tersebut
benda yang bernilai sejarah.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Candi Bangunan kuno bersejarah sebagai
pada titik bangunan
tempat kegiatan keagamaan umat
tersebut
Hindu ataupun umat Budha.
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Situs Tempat dimana terdapat benda-benda
pada titik bangunan
Purbakala kuno yang bersejarah dimana salah
tersebut
satu cirinya adanya tulisan kuno atau
- di lapangan : diukur di
gambar kuno pada benda-benda
di depan bangunan
tersebut.
tersebut
- di peta: ditentukan
Area Tugu / Bangunan/ Tugu yang dibuat
pada titik bangunan
Monumen / menjulang tinggi sebagai bukti kejadian
tersebut
Gapura / sejarah yang monumental.
- di lapangan : diukur di
Prasasti
di depan bangunan
tersebut

34
Area - di peta: ditentukan
Pariwisata / Kawasan dengan tempat yang memiliki
tengah / centroid area
Rekreasi daya tarik bagi manusia untuk
tersebut
Pantai melakukan rekreasi pantai.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pariwisata / Kawasan dengan tempat yang memiliki
tengah / centroid area
Rekreasi daya tarik bagi manusia untuk
tersebut
Pegununga melakukan rekreasi pegunungan.
- di lapangan : diukur di
n
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pariwisata Kawasan dengan tempat yang memiliki
tengah / centroid area
/ Rekreasi daya tarik bagi manusia untuk
tersebut
Budaya melakukan rekreasi budaya Nasional.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Taman Kawasan tempat perlindungan binatang
tengah / centroid area
Margasatw dengan area yang luas dimana
tersebut
a /Taman binatang dibiarkan hidup seperti di
- di lapangan : diukur di
Safari alam bebas , sehingga memiliki daya
depan gerbang/pintu
tarik untuk rekreasi .
masuk kawasan
tersebut

35
Area - di peta: ditentukan
Sumber Air Kawasan tempat keluarnya sumber
tengah / centroid area
Panas mata air panas yang ditampung di
tersebut
kolam renang untuk dijadikan sebagai
- di lapangan : diukur di
wisata air panas
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Rumah Bangunan kaca sebagai tempat
tengah / centroid area
Kaca penelitian tanaman-tanaman tertentu.
tersebut
Taman
- di lapangan : diukur di
Botani
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Kebun Tempat memelihara berbagai macam
tengah / centroid area
Binatang binatang dalam kandang tetapi
tersebut
memiliki daya tarik untuk rekreasi .
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Hotel / Point - di peta: ditentukan


Bangunan sebagai tempat menginap
Motel / pada titik bangunan
dengan fasilitas yang lengkap.
Hostel tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

36
Point - di peta: ditentukan
Restauran Bangunan sebagai tempat makan
pada titik bangunan
dengan fasilitas yang lengkap.
tersebut
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Bioskop Bangunan tempat menyelenggarakan pada titik bangunan
hiburan film untuk umum. tersebut
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Kesenian Bangunan tempat menyelenggarakan
pada titik bangunan
Seni teater , Konser musik dan
tersebut
Pameran seni.
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Stadion / Kawasan dengan bangunan besar
tengah / centroid area
Tribun / dengan fasilitas lapangan olah raga yang
tersebut
Bangunan lengkap.
- di lapangan : diukur di
Olah Raga
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

37
Area - di peta: ditentukan
Arena Jalur Tempat menyelenggarakan kegiatan
tengah / centroid area
Golf olah raga golf.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Arena Kompleks bangunan dengan fasilitas
tengah / centroid area
Kolam kolam renang untuk pertandingan
tersebut
Renang / renang ataupun untuk olahraga.
- di lapangan : diukur di
Olah Raga
depan gerbang/pintu
Air
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Arena Kompleks bangunan dengan fasilitas
tengah / centroid area
Balap arena untuk balap otomotif.
tersebut
Otomotif
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
tengah / centroid area
Arena Kawasan dengan bangunan yang tersebut
Balap dilengkapi fasilitas arena untuk balap - di lapangan : diukur di
Speda / sepeda. depan gerbang/pintu
Velodrome masuk kawasan
tersebut

38
Area - di peta: ditentukan
Arena Kawasan dengan bangunan yang
tengah / centroid area
Pacuan dilengkapi fasilitas arena untuk pacuan
tersebut
Kuda/Hipod kuda.
- di lapangan : diukur di
rome
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
BANGUNAN
FASILITAS
MEDIS BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
DAN KEGIATAN MEDIS DAN PELAYANAN
KESEHATA KESEHATAN.
N
Point - di peta: ditentukan
pada titik bangunan
tersebut
Bangunan sebagai tempat melakukan
Rumah - di lapangan : diukur di
kegiatan pelayanan berbagai jenis
Sakit tiang bendera atau di
pengobatan bagi orang sakit.
Umum depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


pada titik bangunan
Rumah Bangunan sebagai tempat melakukan tersebut
Sakit kegiatan pelayanan pengobatan bagi - di lapangan : diukur di
Jantung orang sakit jantung. tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

39
Point - di peta: ditentukan
pada titik bangunan
Rumah tersebut
Bangunan sebagai tempat melakukan
Sakit Paru- - di lapangan : diukur di
kegiatan pelayanan pengobatan bagi
Paru / tiang bendera atau di
orang sakit paru-paru.
Sanatorium depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


pada titik bangunan
Bangunan sebagai tempat melakukan tersebut
Rumah kegiatan pelayanan pengobatan bagi - di lapangan : diukur di
Sakit Mata orang sakit mata. tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan
pada titik bangunan
tersebut
Bangunan sebagai tempat melakukan - di lapangan : diukur di
Rumah
kegiatan pelayanan pengobatan bagi tiang bendera atau di
Sakit Jiwa
orang sakit jiwa. depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Rumah Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Sakit kegiatan pelayanan pengobatan bagi
tersebut
Bersalin orang bersalin.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

40
Point - di peta: ditentukan
PusKesMas Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
melakukan kegiatan pelayanan
tersebut
pengobatan bagi orang sakit pada
- di lapangan : diukur di
tingkat kelurahan atau kecamatan.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

BANGUNAN
PENGELOL BANGUNAN YANG BERKAITAN
AAN AIR DENGAN TEMPAT PENGELOLAAN DAN
BERSIH PENYALURAN AIR BERSIH
Point - di peta: ditentukan
Kantor Bangunan sebagai tempat mengelola
pada titik bangunan
Penyediaan dan pendistribusian air minum.
tersebut
Air Minum
- di lapangan : diukur di
(PAM)
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan
Penampung Bangunan tempat penampungan air
pada titik bangunan
Sumber Air dari sumbernya yaitu sungai ataupun
tersebut
dari pengeboran air tanah , sebelum
- di lapangan : diukur di
disaring dan di distribusikan
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Tangki Bangunan sebagai tempat penyimpan
pada titik bangunan
Penyimpan air bersih / minum.
tersebut
Air Minum
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

41
Point - di peta: ditentukan
Menara Air Bangunan tinggi sebagai tempat
pada titik bangunan
Minum penyimpan dan sumber distribusi air.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Pengolahan Bangunan tempat pengolahan dan
pada titik bangunan
Air minum produksi air minum
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Tandon Air Area Tempat penampungan air dari air hujan -
berupa kolam atau danau buatan
sebagai cadangan air bila musim
kemarau
-
BANGUNAN PENGELOL
AAN
ENERGI BANGUNAN YANG BERKAITAN
ALAM DENGAN TEMPAT PENGELOLAAN DAN
(LISTRIK, PENYALURAN ENERGI LISTRIK,
MINYAK MINYAK, GAS
DAN GAS)
Point - di peta: ditentukan
Kantor PLN Bangunan kantor sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
mengelola produksi dan distribusi listrik
tersebut
negara.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut

42
Point - di peta: ditentukan
Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dengan
tersebut
Tenaga Air tenaga air.
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dengan
tersebut
Tenaga Gas tenaga uap.
- di lapangan : diukur di
/Uap
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dengan
tersebut
Tenaga tenaga diesel.
- di lapangan : diukur di
Diesel
di depan bangunan
tersebut

43
Point - di peta: ditentukan
Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dari
tersebut
Tenaga sumber panas bumi.
- di lapangan : diukur di
Panas Bumi
di depan bangunan
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Gardu Bangunan sebagai simpul dan tempat
pada titik bangunan
Induk untuk mengatur distribusi aliran listrik
tersebut
Listrik tegangan tinggi.
- di lapangan : diukur di
Tegangan
di depan bangunan
Tinggi
tersebut

Point - di peta: ditentukan


Gardu Bangunan atau area sebagai tempat pada titik bangunan
Kabel untuk mengatur distribusi aliran listrik tersebut
Listrik Laut melalui laut. - di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut

44
Point - di peta: ditentukan
Sumber Bangunan di mana bahan bakar minyak
pada titik bangunan
Bahan berawal, berlokasi di daratan atau dilaut
tersebut
Bakar lepas
- di lapangan : diukur di
Minyak
diatas bangunan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Pengolahan Kawasan tempat untuk pengolahan
tengah / centroid area
Bahan bahan bakar minyak.
tersebut
Bakar
- di lapangan : diukur di
Minyak
gerbang/depan
kawasan tersebut.

Area - di peta: ditentukan


Pipa Kawasan dengan fasilitas pipa-pipa
tengah / centroid area
Saluran sebagai sarana menyalurkan bahan
tersebut
Bahan bakar minyak dari satu tempat ke
- di lapangan : diukur di
Bakar tempat lainnya.
depan gerbang/pintu
Minyak
masuk kawasan
tersebut

45
Area - di peta: ditentukan
Depo Kawasan dengan bangunan yang
tengah / centroid area
Bahan dilengkapi tangki-tangki tempat
tersebut
Bakar penyimpanan dan pengelolaan
- di lapangan : diukur di
Minyak distribusi bahan bakar minyak.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Sumber Kawasan tempat awal keluarnya gas /
tengah / centroid area
Bahan panas bumi dari alam
tersebut
Bakar
- di lapangan : diukur di
Gas/panas
depan gerbang/pintu
bumi
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Depo Kawasan dengan bangunan yang
tengah / centroid area
Bahan dilengkapi tangki-tangki tempat
tersebut
Bakar Gas penyimpanan dan pengelolaan
- di lapangan : diukur di
distribusi bahan bakar gas
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

46
Point - di peta: ditentukan
Bangunan sebagai tempat untuk
Pembangkit pada titik bangunan
membangkitkan tenaga listrik dari
Listrik tersebut
sumber tenaga nuklir.
Tenaga - di lapangan : diukur di
Nuklir di depan bangunan
tersebut

BANGUNAN
PERTAMBA BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
NGAN DAN PENGGALIAN BAHAN TAMBANG.
Area - di peta: ditentukan
Logam Kawasan tempat penggalian bahan tengah / centroid area
Mulia tambang logam mulia. tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Logam Kawasan tempat penggalian bahan
tengah / centroid area
dasar, tambang logam dasar, batu bara, biji
tersebut
Batubara, besi dan lainnya.
- di lapangan : diukur di
biji besi dan
depan gerbang/pintu
lainnya
masuk kawasan
tersebut
BANGUNAN
INDUSTRI
BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
MANUFAK
KEGIATAN INDUSTRI.
TUR

47
Area - di peta: ditentukan
Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Dasar tempat produksi bahan dasar logam
tersebut
Logam mulia
- di lapangan : diukur di
mulia
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Dasar Kimia tempat penghasil bahan dasar kimia.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Dasar tempat penghasil bahan dasar
tersebut
Bangunan bangunan ( semen) .
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Aeronautik Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
a tempat melakukan kegiatan yang
tersebut
berhubungan dengan aeronautika
- di lapangan : diukur di
misalnya pengkajian, perancangan, dan
depan gerbang/pintu
pembuatan mesin-mesin
masuk kawasan
berkemampuan terbang, atau teknik-
tersebut
teknik pengoperasian pesawat terbang

48
Area - di peta: ditentukan
Maritim Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan yang
tersebut
berhubungan dengan kemaritiman
- di lapangan : diukur di
misalnya memproduksi kapal perang
depan gerbang/pintu
dan kapal niaga, memberikan jasa
masuk kawasan
perbaikan dan pemeliharaan kapal,
tersebut
serta rekayasa umum dengan spesifikasi
tertentu berdasarkan pesanan.
Area - di peta: ditentukan
Otomotif Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan yang
tersebut
berhubungan dengan otomotif misalnya
- di lapangan : diukur di
merancang, mengembangkan,
depan gerbang/pintu
memproduksi, memasarkan, dan
masuk kawasan
menjual kendaraan bermotor keseluruh
tersebut
dunia.
Area - di peta: ditentukan
Elektronik Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan
tersebut
berhubungan dengan elektronika
- di lapangan : diukur di
misalnya merancang, mengembangkan,
depan gerbang/pintu
memproduksi, memasarkan, dan
masuk kawasan
menjual peralatan elektronika.
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Senjata dan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Bahan tempat pengolahan, penampungan atau
tersebut
Peledak penyimpanan produk persenjataan dan
- di lapangan : diukur di
bahan peledak.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

49
Area - di peta: ditentukan
Tekstil dan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Produk tempat pengolahan, penampungan atau
tersebut
Tekstil penyimpanan produk tekstil.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Pangan dan tempat pengelolaan dan pemasaran
tersebut
Makanan bahan pangan dan makanan ke seluruh
- di lapangan : diukur di
dunia.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Obat / Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Farmasi tempat tempat pengelolaan dan
tersebut
pemasaran produk obat ke seluruh
- di lapangan : diukur di
dunia.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pakan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Ternak tempat pengelolaan dan pemasaran
tersebut
produk pakan ternak. ke seluruh dunia.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

50
Area - di peta: ditentukan
Sarana Bangunan sebagai tempat
tengah / centroid area
penyimpan penampungan atau penyimpanan suatu
tersebut
suatu produk barang atau bahan perkantoran
- di lapangan : diukur di
produk ( Gudang ).
depan gerbang/pintu
barang
masuk kawasan
atau bahan
tersebut
Perkantora
n

BANGUNAN PENGELOL BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN


AAN DARI LIMBAH LINGKUNGAN .
LINGKUNG
AN
Area - di peta: ditentukan
Tempat Bangunan atau area sebagai tempat
tengah / centroid area
Pembuanga pengelolaan atau penampungan
tersebut
n Akhir pembuangan akhir sampah.
- di lapangan : diukur di
Sampah
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Tempat Bangunan sebagai tempat pengelolaan
tengah / centroid area
Penyimpan atau penampungan limbah kimia.
tersebut
an Limbah
- di lapangan : diukur di
Kimia
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

51
Tempat -
Pengolaha
n Limbah
Kimia

BANGUNAN
PUSAT BANGUNAN SEBAGAI TEMPAT
BISNIS MELAKUKAN KEGIATAN
PERDAGANGAN DAN BISNIS.

Area - di peta: ditentukan


Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
tengah / centroid area
Perdaganga kegiatan perdagangan dengan fasilitas
tersebut
n dan Niaga modern di kota.
- di lapangan : diukur di
Kota (Mal,
depan gerbang/pintu
ToSerBa)
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
tengah / centroid area
Perdaganga kegiatan perdagangan dengan fasilitas
tersebut
n tradisional.
- di lapangan : diukur di
Tradisional
depan gerbang/pintu
(Pasar
masuk kawasan
Eceran /
tersebut
Grosir-
Induk)
Area - di peta: ditentukan
Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
tengah / centroid area
Pelelangan kegiatan pelelangan Ikan..
tersebut
Ikan
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

52
Area - di peta: ditentukan
Kawasan Bangunan atau area untuk kegiatan
tengah / centroid area
Berikat usaha industri pengolahan barang dan
tersebut
bahan, kegiatan rancang bangun,
- di lapangan : diukur di
perekayasaan, penyortiran,
depan gerbang/pintu
pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir,
masuk kawasan
dan pengepakan atas barang dan bahan
tersebut
asal impor atau barang tujuan ekspor
Area - di peta: ditentukan
Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
tengah / centroid area
Perkantora kegiatan perkantoran bisnis/komersial
tersebut
n Bisnis / terpadu.
- di lapangan : diukur di
Komersial
depan gerbang/pintu
Terpadu
masuk kawasan
tersebut

Area - di peta: ditentukan


Rumah Kompleks bangunan sebagai tempat
tengah / centroid area
Toko / tinggal dan toko.
tersebut
Rumah
- di lapangan : diukur di
Kantor
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut

BANGUNAN PENGELOLA
BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
AN
KEUANGAN DAN PERBANKAN
KEUANGAN
DAN
PERBANKA

53
N

Point - di peta: ditentukan


Kantor Bank Bangunan kantor sebagai tempat
tengah / centroid area
melakukan kegiatan usaha perbankan.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan tersebut

Point - di peta: ditentukan


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
tengah / centroid area
Penukaran melakukan kegiatan penukaran mata
tersebut
Uang Asing uang asing.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan tersebut

Point - di peta: ditentukan


Kantor Bangunan kantor tempat melakukan
tengah / centroid area
Pegadaian kegiatan penggadaian barang berharga.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan tersebut

Point - di peta: ditentukan


Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
tengah / centroid area
Bursa melakukan kegiatan bursa saham,
tersebut
Saham / perdagangan berjangka, ataupun valuta
- di lapangan : diukur di
Efek asing.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan tersebut

BANGUNAN TELEKOMUN BANGUNAN SEBAGAI SARANA ATAU

54
IKASI DAN FASILITAS DALAM MELAKUKAN
POS KEGIATAN YANG BERKAITAN DENGAN
TELEKOMUNIKASI DAN POS.
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Telepon kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
- di lapangan : diukur di di
telekomunikasi.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Menara Bangunan tinggi digunakan sebagai
titik bangunan tersebut
Telepon tempat pemasangan transmisi dan atau
- di lapangan : diukur di di
antena untuk keperluan telekomunikasi
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Bangunan di bumi sebagai tempat stasiun
titik bangunan tersebut
Stasiun Bumi penerima dan pemancar terhadap satelit
- di lapangan : diukur di di
Satelit komunikasi ataupun penginderaan jauh.
depan bangunan tersebut
Telekomunik
asi

Point - di peta: ditentukan pada


Antena Bangunan tinggi sebagai tempat stasiun
titik bangunan tersebut
Stasiun Bumi penerima dan pemancar terhadap satelit
- di lapangan : diukur di di
Satelit komunikasi ataupun penginderaan jauh.
depan bangunan tersebut
Telekomunik
asi

55
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Televisi kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
- di lapangan : diukur di di
televisi.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Menara Bangunan tinggi sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Pemancar pemasangan transmisi dan atau antena
- di lapangan : diukur di di
Televisi untuk keperluan siaran televisi.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Radio Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
- di lapangan : diukur di di
radio.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Menara Bangunan tinggi sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Pemancar pemasangan transmisi dan atau antena
- di lapangan : diukur di di
Radio untuk keperluan siaran radio.
depan bangunan tersebut

56
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Pos Bangunan sebagai tempat kegiatan
titik bangunan tersebut
Besar pelayanan masyarakat di bidang pos
- di lapangan : diukur di di
tingkat , kota dan kabupaten
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Kantor Pos Bangunan sebagai tempat kegiatan
titik bangunan tersebut
pembantu pelayanan masyarakat di bidang pos
- di lapangan : diukur di di
tingkat kecamatan
depan bangunan tersebut

BANGUNAN
FASILITAS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
TRANSPORT SEBAGAI FASILITAS TRANSPORTASI
ASI DARAT, LAUT DAN UDARA.
struktur bangunan yang dibuat untuk - di peta: diambil pada
Jembatan Tol
menyeberangi jurang atau rintangan titik/garis/area yang
seperti sungai, rel kereta api ataupun melintas di atas sungai
jalan raya dimana semua kendaraan - di lapangan :
yang melewati di atasnya harus diambil di pojok /ujung
membayar. jembatan tersebut
struktur bangunan yang dibuat untuk - di peta: diambil pada
Jembatan
menyeberangi jurang atau rintangan titik/garis/area yang
Jalan raya
seperti sungai, rel kereta api ataupun melintas di atas sungai
jalan raya , dimana semua kendaraan - di lapangan :
bermotor maupun pejalan kaki dapat diambil di pojok /ujung
melewati di atasnya jembatan tersebut

57
- di peta: diambil pada
Jembatan struktur bangunan yang dibuat khusus
titik/garis/area yang
Penyeberang untuk penyeberangan pejalan kaki,
melintas di atas sungai
an Pejalan jembatan ini banyak terdapat di tengah
- di lapangan :
Kaki kota dan tidak bisa dilalui kendaraan
diambil di pojok /ujung
bermotor.
jembatan tersebut

struktur bangunan yang dibuat untuk - di peta: diambil pada


Jembatan
menyeberangi jurang atau rintangan titik/garis/area yang
Kereta Api
seperti sungai ataupun jalan raya dimana melintas di atas sungai
hanya kereta api yang dapat - di lapangan :
melewatinya. diambil di pojok /ujung
jembatan tersebut

- di peta: diambil pada


Terowongan Bagian bumi yang ditembus untuk
titik/garis/area yang
Jalan keperluan transportasi jalan raya
melintas di atas sungai
- di lapangan :
diambil di pojok /ujung
jembatan tersebut
- di peta: diambil pada
Terowongan Bagian bumi yang ditembus untuk
titik/garis/area yang
Kereta Api keperluan transportasi kereta api.
melintas di atas sungai
- di lapangan :
diambil di pojok /ujung
jembatan tersebut

58
Point - di peta: ditentukan pada
Stasiun / Tempat perhentian angkutan bis untuk
titik bangunan tersebut
Terminal Bis penumpang dan barang, yang
- di lapangan : diukur di di
mempunyai fasilitas lengkap.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Stasiun Tempat perhentian angkutan kereta api
titik bangunan tersebut
Kereta Api untuk penumpang dan barang, yang
- di lapangan : diukur di di
mempunyai fasilitas lengkap.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Pelabuhan Lapangan terbang dengan fasilitas
titik bangunan tersebut
Udara lengkap untuk penerbangan internasional
- di lapangan : diukur di di
International (luar negeri).
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Pelabuhan Lapangan terbang dengan fasilitas
titik bangunan tersebut
Udara lengkap untuk penerbangan domestik
- di lapangan : diukur di di
Domestik (dalam negeri).
depan bangunan tersebut

59
Point - di peta: ditentukan pada
Pelabuhan Lapangan terbang dengan fasilitas
titik bangunan tersebut
Udara terbatas.
- di lapangan : diukur di di
Perintis/ non
depan bangunan tersebut
reguler

Point - di peta: ditentukan pada


Pelabuhan Pelabuhan samudra atau laut yang
titik bangunan tersebut
Samudera mempunyai fasilitas lengkap untuk
- di lapangan : diukur di di
bongkar muat kapal-kapal dalam dan luar
depan bangunan tersebut
negeri.

Point - di peta: ditentukan pada


Pelabuhan Pelabuhan laut dengan fasilitas bongkar
titik bangunan tersebut
Antar Pulau muat sejenis feri yang menghubungkan
- di lapangan : diukur di di
pulau satu dengan lainnya.
depan bangunan tersebut

Point - di peta: ditentukan pada


Pelabuhan Pelabuhan laut atau sungai dengan
titik bangunan tersebut
Sungai / fasilitas terbatas untuk kepentingan
- di lapangan : diukur di di
Nelayan pencarian ikan dan untuk transportasi
depan bangunan tersebut
lokal.

Point - di peta: ditentukan pada


Hanggar Bangunan tempat menyimpan dan atau
titik bangunan tersebut
Pesawat merawat/memperbaiki pesawat terbang.
- di lapangan : diukur di di
Udara
depan bangunan tersebut

60
- di peta: ditentukan pada
Tempat Lapangan atau area sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Parkir parker pesawat terbang.
- di lapangan : diukur di di
Pesawat
depan bangunan tersebut
Udara

- di peta: ditentukan pada


Depo Kereta Bangunan tempat perawatan dan
titik bangunan tersebut
Api perbaikan loko dan gerbong serta
- di lapangan : diukur di di
perlengkapan kereta api.
depan bangunan tersebut

- di peta: ditentukan pada


Menara Suar Bangunan tinggi yang dilengkapi dengan
titik bangunan tersebut
lampu untuk kepentingan navigasi.
- di lapangan : diukur di di
depan bangunan tersebut

- di peta: ditentukan pada


Menara Bangunan tinggi di darat yang dilengkapi
titik bangunan tersebut
Radar dengan fasilitas pendeteksi keberadaan
- di lapangan : diukur di di
Transportasi suatu objek di udara.
depan bangunan tersebut
Udara

- di peta: ditentukan pada


Pusat Bangunan yang dilengkapi dengan
titik bangunan tersebut
Pergudangan fasilitas bongkar muat dan penyimpanan
- di lapangan : diukur di di
/ Terminal barang.
depan bangunan tersebut
Peti Kemas /
Kargo

61
- di peta: ditentukan pada
Tempat Bangunan atau area yang digunkan
titik bangunan tersebut
Parkir sebagai fasilitas parkir kendaraan
- di lapangan : diukur di di
Kendaraan bermotor.
depan bangunan tersebut
Bermotor

- di peta: ditentukan pada


Helikopter Tempat landas untuk pendaratan titik bangunan tersebut
Pad Tanah helokpter di atas tanah. - di lapangan : diukur di
diatas bangunan tersebut

BANGUNAN
SARANA BANGUNAN YANG DIBUAT UNTUK
PERAIRAN KEPENTINGAN SARANA PERAIRAN.
LAINNYA
- di peta: ditentukan pada
Bendungan Bangunan yang dibuat untuk
titik bangunan tersebut
membendung aliran air.
- di lapangan : diukur di
dipinggi bangunan
tersebut yang masih dapat
dijangkau

62
BANGUNAN JALAN
/TRANSPORT
ASI DARAT
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Tol Dua yaitu jalan bebas hambatan dua jalur
titik/ lokasi. Yakni bagian
Jalur dengan dengan pemisah jalan yang melayani
ujung-ujung jalan tersebut
Pemisah Fisik angkutan utama dengan ciri-ciri
- di lapangan : diukur di dua
perjalanan jarak jauh dan kecepatan
titik/ lokasi. Yakni bagian
tinggi.
ujung-ujung jalan tersebut
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Tol yaitu jalan tol yang melintas di atas jalan
titik/ lokasi. Yakni bagian
Layang yang lain atau melayang di atas
ujung-ujung jalan tersebut
permukaan tanah.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Layang Jalan bukan tol yang melintas di atas
titik/ lokasi. Yakni bagian
jalan yang lain atau melayang di atas
ujung-ujung jalan tersebut
permukaan tanah.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

Jalan yang melayani angkutan utama - di peta: diambil untuk dua


Jalan Arteri
dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh dan titik/ lokasi. Yakni bagian
kecepatan rata-rata tinggi. ujung-ujung jalan tersebut
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

63
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Kolektor Jalan yang melayani angkutan dengan
titik/ lokasi. Yakni bagian
ciri-ciri perjalanan jarak sedang dan
ujung-ujung jalan tersebut
kecepatan rata-rata sedang.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

- di peta: diambil untuk dua


Jalan Lokal Jalan yang melayani angkutan setempat
titik/ lokasi. Yakni bagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat
ujung-ujung jalan tersebut
dan kecepatan rata-rata rendah.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

- di peta: diambil untuk dua


Jalan Lain Jalan yang tidak termasuk klasifikasi
titik/ lokasi. Yakni bagian
jalan-jalan tersebut di atas.
ujung-ujung jalan tersebut
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

- di peta: diambil untuk dua


Jalan Sedang Jalan yang kondisinya saat survey sedang
titik/ lokasi. Yakni bagian
Dibangun dibangun.
ujung-ujung jalan tersebut
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
pada kasus ini diambil
ujung jalan yang saaat itu
sudah ada.

64
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Setapak Jalan khusus pejalan kaki, biasanya
titik/ lokasi. Yakni bagian
menghubungkan kampung satu dan
ujung-ujung jalan tersebut
lainnya atau di daerah pegunungan.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut

65
LAMPIRAN 2:

PEMBACAAN PETA DAN IDENTIFIKASI RUPABUMI UNSUR BUATAN.

Gambar di bawah memperlihatkan cara membaca peta dalam mengidentifikasi


unsur Rupabumi alami dan pembacaan koordinat pada Peta Rupabumi unsur
buatan Indonesia.

A B

Metode dalam penentuan titik koordinat tergantung pada bentuk objeknya. Jika
objek berupa titik (misalnya bangunan sekolah) maka koordinat ditentukan di titik
pusatnya, jika objek berbentuk garis (misalnya jalan) maka koordinat ditentukan
pada 2 posisi, yakni di masing-masing ujung jalan, sedangkan bila objek berupa
luasan (misalnya perumahan,kawasan konservasi, kebun binatang) maka koordinat
ditentukan di titik tengah/ titik beratnya.
Berikut langkah mengidentifikasi unsur Rupabumi buatan dan membaca
koordinatnya :

66
1. Tentukan titik yang akan diukur koordinatnya. Dalam contoh ini adalah jalan
yang sudah ditentukan masing-masing ujungnya. Koordinat untuk jalan
ditentukan pada setiap ujung jalan (garis biru dan hitam).
2. Tarik garis mendatar untuk mengetahui Lintang, dan garis vertikal untuk
mengetahui Bujur.
3. Lihat koordinat pedoman pada pojok peta, dan koordinat geografis yang
terdekat.
4. Hitung koordinat dengan cara nilai derajat ditambah nilai menit, ditambah hasil
perhitungan nilai detik. 1 derajat = 60 menit, 1 menit = 60 detik. Satu bar
(garis) menit dibagi menjadi 10 ruas (60 detik: 10 bagian= 6 detik, sehingga
masing-masing ruas bernilai 6 detik). Hitung dimana garis mendatar atau
vertical tersebut mengena di berapa bagian garis, kemudian dikalikan 6 untuk
mendapatkan detiknya.
Contoh dalam peta di atas:
- Koordinat pojok menunjuk pada Lintang 02° 30’ S, sedangkan Bujur pada
112° 00’T
- Pada titik A , garis mendatar tepat berada setelah menit ke 32, ditambah 3
ruas garis detik (2x3 detik = 18 detik), sehingga Koordinat Lintang adalah
05° 30’ 12” S. Sementara kordinat Bujur berada setelah menit ke 57
ditambah 5 ruas garis detik (5x6 detik= 30 detik), sehingga Koordinat Bujur
adalah 112° 57’ 30” T.
- Pada titik B ( hilir sungai/muara), garis mendatar tepat berada setelah menit
ke 32, ditambah 4 ruas garis detik (4x6 detik = 24 detik), sehingga
Koordinat Lintang adalah 02° 32’ 24” S. Sementara kordinat Bujur berada
setelah menit ke 58 ditambah 5 ruas garis detik (5x6 detik= 30 detik),
sehingga Koordinat Bujur adalah 112° 58’ 30” T.

67
FORMULIR-FORMULIR

FORMULIR A:

INVENTARISASI AWAL UNSUR RUPABUMI BUATAN HASIL PEMBACAAN PETA

No Kecamatan Desa/Kel Jenis Unsur Nama Generik Koordinat


Lintang Bujur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Keterangan:

1. Nomor unsur
2. Kecamatan, lokasi unsur
3. Desa/Kelurahan , lokasi unsur
4. Jenis unsur (jalan,jembatan,candi, dll).
5. Nama dipeta (nama yang tercantum dalam peta Rupabumi Indonesia atau peta
acuan lain).
6. Koordinat lintang unsur Rupabumi unsur buatan hasil pembacaan di peta, dalam
satuan derajat, menit, dan detik.
7. Koordinat bujur unsur Rupabumi unsur buatan hasil pembacaan di peta, dalam
satuan derajat, menit, dan detik.

Perlu tambah satu kolom berisi penjelasan historis, budaya dan informasi
penting lainnya

68
FORMULIR B:
INVENTARISASI NAMA RUPABUMI UNSUR BUATAN
(Gunakan huruf capital)
No: Tgl/Bln/Thn:
A. DATA ACUAN
I. WILAYAH II. DATA DASAR PENUNJANG
1. Desa/Kel : 1. No lembar peta :
1. Kecamatan : 2. Nama lembar peta :
2. Kab/Kota : 3. Jenis unsur :
3. Provinsi : 4. Kode Unsur :
5. Nama Generik :

B. DATA LAPANGAN
1. a. Nama yang digunakan : …………………………………………………………………
Penulisan : …………………………………………………………………
Pengucapan : …………………………………………………………………
b. Asal bahasa : …………………………………………………………………
c. Arti : …………………………………………………………………
2. a. Nama lain yang digunakan : …………………………………………………………………
Penulisan : …………………………………………………………………
Pengucapan : …………………………………………………………………
b. Asal bahasa : …………………………………………………………………
c. Arti : …………………………………………………………………
3. Sejarah nama (jika ada) : …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah arti nama tersebut mempunyai hubungan harfiah dengan keadaan unsur? (ya/tidak)
Jika ya (catatan):
……………………………………………………………………………………………………………………
5. Nama yang digunakan sebelumnya: …………………………………………………………………………
a. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: …………
b. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: …………
6. Catatan lapangan (cara mencapai lokasi/permasalahan/penjelasan khusus lain:

7. Narasumber/pemberi informasi:
1. 2.

C. PEKERJAAN DI KANTOR (Office Treatment):


1 Nama yang direkomendasikan: ………………………………………………………………………………
2. Koordinat Titik pusat/muara : ...........° ...........’ ...........” LU/LS ..........° ...........’ .......” BT
Hulu : ...........° ...........’ ...........” LU/LS ..........° ...........’ .......” BT
3. Panjang : ………………………….. Km
4. Luas : ………………………….. Km/ha
5. Tinggi : ………………………….. M dpal
Petugas inventarisasi:
1. 2.

69
FORMULIR C:

REKAPITULASI DAN PENGESAHAN NAMA RUPABUMI UNSUR BUATAN

Kecamatan/Distrik : ……………………………………………..
Kabupaten / Kota : ……………………………………………..
Provinsi : ……………………………………………..

Desa/ Koordinat
Jenis Nama di Nama
No Kel. Keterangan
Unsur peta rekomendasi
Lintang Bujur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Tanggal, Bulan, Tahun.


Mengetahui,

Petugas Inventarisasi Camat/ Kepala Distrik


lapangan,

(…………………………..) (…………………………..)

Catatan:
Untuk menjamin keabsahan data perlu tanda tangan pejabat setempat dan
cap/stempel.

Keterangan:
1. Nomor unsur Rupabumi buatan
2. Jenis unsur Rupabumi buatan (jalan,jembatan,candi, dll)
3. Nama resmi unsur Rupabumi Buatan di peta acuan (bila belum ada maka diberikan
keterangan ”belum bernama”)
4. Nama yang direkomendasikan (digunakan oleh masyarakat setempat dan Pemda)
5. Koordinat Lintang dalam derajat, menit, dan detik
6. Koordinat Bujur dalam derajat, menit, dan detik
7. Keterangan terkait nama unsur (perubahan nama, nama baru, belum ada nama, dll)

70
FORMULIR D:
HASIL VALIDASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI UNSUR BUATAN
PANITIA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA

PROVINSI : …………………
KABUPATEN/KOTA : …………………

KEC DESA/ JENIS KODE NAMA NAMA NAMA NAMA ASAL ARTI SEJARAH KOORDINAT GEOGRAFIS
NO DI PETA KESEPAKATAN LAIN BAHASA NAMA KET
KEL UNSUR UNSUR GENERIK NAMA LINTANG BUJUR
0
' ' L 0 ' '' B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

KETERANGAN:
1. Nomor unsur Rupabumi unsur buatan
2. Kecamatan, lokasi unsur
3. Desa/Kelurahan, lokasi unsur
4. Jenis unsur Rupabumi alami (Misalnya: gunung, sungai, danau, dll)
5. Kode unsur (Kode sesuai dengan kodifikasi unsur yang telah ada)
6. Istilah jenis unsur tersebut dalam bahasa daerah (misalnya sungai memiliki istilah generik/lokal Ci, Batang, dll).
7. Nama resmi yang digunakan dalam peta dan referensi resmi lain.
8. Nama yang ddisepakati untuk digunakan
9. Nama lain yang dikenal selain dari nama utama
10. Asal bahasa nama unsur rupabumi alami
11. Arti nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat
12. Sejarah nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat
13. Koordinat yang diukur berdasarkan hasil survey maupun dari peta, dalam bentuk Derajat, menit, dan detik; Lintang Utara/Selatan dan Bujur
Timur
14. Keterangan lain terkait unsur Rupabumi unsur buatan (lokasi wilayah administrasi kecamatan/distrik, panjang, ketinggian, luas, cara
mencapai lokasi, kondisi sosial ekonomi sekitar, bentuk unsur, dll

71
DAFTAR ISI

Daftar Isi……………………………..…………………………………………………..…..…..i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Dasar Kebijakan.................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3
1.4 Prinsip-prinsip Pembakuan Nama Rupabumi Unsur Buatan............................... 3
1.5 Pelaksana Tugas Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan .. 4
1.6 Pendanaan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan ........... 4
1.7 Pengecualian ...................................................................................................... 4
BAB II PENGORGANISASIAN....................................................................................... 5
2.1 Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Provinsi ................................................... 5
2.1.1 Struktur Organisasi Panitia Provinsi ........................................................... 5
2.1.2 Tugas Umum ............................................................................................... 6
2.1.3 Pengurus Panitia Provinsi ............................................................................ 6
2.2 Panitia Pembakuan nama Rupabumi Kabupaten/Kota ...................................... 7
2.2.1 Struktur Organisasi Panitia Kabupaten/Kota................................................ 7
2.2.2 Tugas Umum ............................................................................................... 8
2.2.3 Pengurus Panitia Kabupaten/Kota ............................................................... 8
BAB III METODE INVENTARISASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI ............... 10
3.1 Persiapan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur buatan ............ 10
3.1.1 Membentuk Tim Teknis ............................................................................. 10
3.1.2 Pengenalan Lokasi Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan ............. 11
3.1.3 Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan Pendukung. ............................. 11
3.1.4 Merencanakan inventarisasi lapangan ...................................................... 12
3.2 Pelaksanaan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan .............................. 14
3.3 Pelaporan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan .................................. 15
3.3.1 Laporan Hasil Inventarisasi Lapangan....................................................... 15
3.3.2 Laporan Hasil Validasi dan Verifikasi ......................................................... 15
BAB IV P E N U T U P .................................................................................................. 17
LAMPIRAN ................................................................................................................... 18
FORMULIR-FORMULIR…………………………………………………..………………….30

i
Kata Pengantar

ii

Anda mungkin juga menyukai