PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan pembakuan nama unsur buatan adalah salah satu langkah untuk
menjalankan amanat dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah pada pasal 7 (ayat 2), bahwa perubahan batas suatu daerah, perubahan
nama daerah, pemberian nama bagian rupa bumi serta perubahan nama, atau
pemindahan ibukota yang tidak mengakibatkan penghapusan suatu daerah
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
1
Kabupaten/Kota. Tim Nasional mempunyai kewenagan dalam menyediakan
pedoman, data, membakukan, dan mensosialisasikan hasil pembakuan nama
rupabumi unsur buatan. Sedangkan Panitia Provinsi dan khususnya Panitia
Kabupaten/Kota memiliki peran penting sebagai pelaksana inventarisasi dan
verifikasi nama rupabumi unsur buatan di lapangan.
Mengingat arah kebijakan Tim Nasional untuk tahun 2015 – 2017 adalah
Pembinaan dan Pembakuan Nama Rupabumi Unsur Buatan, maka diperlukan
Pedoman Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan, yang
selanjutnya menjadi acuan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pemangku
kepentingan lainnya yang terlibat
B. Dasar Kebijakan.
Pembakuan nama rupabumi dimaksudkan untuk menetapkan nama rupabumi
sesuai dengan kaidah pembakuan nama rupabumi yang dilakukan setelah melalui
proses dan persyaratan khusus, dengan demikian pembakuan harus melalui
kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor : 112 Tahun 2008 tentang Tim Nasional Pembakuan Nama
Rupabumi.
2
7. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat No. 15 Tahun 2012 tentang Nama-
Nama Jalan Dalam Wilayah Kabupaten Kutai Barat.
8. Pemberian nama jalan di DKI Jakarta diatur dalam Keputusan Gubernur No. 28
Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan Nama Jalan, Tanah dan Bangunan
Umum di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Pedoman-pedoman pembakuan dimaksud, untuk memberikan arah tatakelola
proses penetapan nama rupabumi usur buatan yang baku oleh lemabaga yang
berwenang baik secara nasional dan internasional.
C. Tujuan
Pedoman inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi ini disusun dengan tujuan
untuk dapat :
3. mewujudkan data dan informasi yang akurat mengenai nama rupabumi unsur
buatan dalam rangka tertib administrasi wilayah NKRI.
3
sangat berjasa bagi negara dan/atau penduduk setempat dapat digunakan
sebagai nama rupabumi unsur buatan yang ditetapkan dengan keputusan
pemerintah daerah.
7. menggunakan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah, untuk menghormati
keanekaragaman budaya serta persatuan dan kesatuan nasional.
8. paling banyak tiga kata, untuk mempermudah dan menyederhanakan dalam
pengucapan.
G. Pengecualian.
Pedoman ini berlaku untuk inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur
buatan di atas permukaan air.
4
BAB II
PENGORGANISASIAN
KETUA:
SEKRETARIS:
Kepala Bagian
Pemerintahan atau
sebutan lain
5
2. Tugas Umum
Secara umum tugas Panitia Provinsi adalah :
a. Ketua
Kepala Biro Pemerintahan atau sebutan lain selaku Ketua Panitia Provinsi
mempunyai tugas :
1. mengkoordinasi tugas-tugas pembakuan nama rupabumi unsur buatan
yang diberikan Tim Nasional dan pelaksanaan pembakuan yang
dilakukan di kabupaten/kota.
2. meningkatkan koordinasi antar instansi/Satuan Kerja Perangkat
Daerah di dalam kepanitiaan provinsi dalam rangka pembinaan dan
fasilitasi kegiatan pembakuan di kabupaten/kota.
3. memfasilitasi pendanaan daerah dalam rangka koordinasi
inventarisasi dan verifikasi pembakuan nama rupabumi Provinsi.
4. melaporkan hasil inventarisasi dan verifikasi kabupaten/kota kepada
Gubernur selaku penanggung jawab pembakuan rupabumi unsur
buatan yang selanjutnya diusulkan kepada Tim Nasional
b. Sekretaris
6
pembakuan nama rupabumi unsur buatan yang dilakukan oleh
kabupaten/kota.
c. Anggota
KETUA:
SEKRETARIS:
Kasubbag
Pemerintahan/Sebutan
lain
7
2. Tugas Umum
Panitia Kabupaten/Kota memiliki posisi penting sebagai ujung tombak bagi
pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan di
daerah. Secara umum tugas panitia bertugas :
b. Sekretaris
c. Anggota:
9
BAB III
10
2. Pengenalan Lokasi Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan.
11
d. peralatan Teknis untuk Pengambilan Data Lapangan, terdiri dari ;
1) GPS, untuk mencatat rute dan pengukur koordinat,
2) Kompas, sebagai penunjuk orientasi arah mata angin,
3) Altimeter, untuk mengukur ketinggian lokasi,
4) Video/Kamera/Tape, sebagai alat perekam gambar dan suara (harus
dipersiapkan sebaik mungkin dan selalu disiapkan kebutuhan baterai
cadangannya),
5) Peralatan teknis pengambilan data lainnya, seperti ballpoint, pensil,
blocknote, dan alas tulis.
e. formulir Unsur Rupabumi Buatan, adalah formulir yang disiapkan untuk
mempermudah pelaksanaan inventarisasi di lapangan, terdiri dari 4 (empat
formulir) yakni :
1) formulir A: inventarisasi awal unsur rupabumi buatan sesuai gasetir
atau hasil pembacaan peta
2) formulir B: inventarisasi nama rupabumi unsur buatan
3) formulir C: rekapitulasi dan pengesahan nama rupabumi unsur
buatan
4) formulir D: hasil validasi dan verifikasi nama rupabumi unsur buatan
Formulir ini diperbanyak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
f. peta kerja, yakni peta kerja yang telah disusun berdasarkan peta yang
digunakan pada saat pengenalan wilayah inventarisasi dengan
memperhatikan luas cakupan wilayah, jenis unsur rupabumi buatan, serta
rute yang akan dituju/dilalui.
g. perlengkapan Pendukung Lapangan, terdiri dari ;
1) tas atau pembungkus tahan air, untuk melindungi formulir dan
peralatan terhadap resiko terkena air,
2) alat komunikasi, berupa telpon genggam atau radio komunikasi,
3) alat penerangan, seperti lampu senter,
4) peralatan pribadi seperti jas hujan, tempat bekal makanan dan
minuman.
12
b. Penyusunan data inventarisasi awal sebagai acuan prioritas inventarisasi
nama rupabumi unsur buatan yang akan dilakukan. Penyusunan data
inventarisasi awal ini dapat dilakukan melalui dua cara, yakni:
1) Penyusunan daftar nama rupabumi unsur buatan dari Gasetir.
Gasetir adalah daftar nama Rupabumi unsur buatan yang dilengkapi
informasi tentang jenis unsur, posisi geografis, lokasi dalam wilayah
administratif, dan informasi lain yang diperlukan. Gasetir ini dapat
diperoleh pada instansi Badan Informasi Geospasial (BIG). Bila sudah
memiliki gasetir, maka daftar nama tersebut dapat digunakan sebagai
salah satu rujukan inventarisasi nama rupabumi unsur buatan di
lapangan. Untuk pemerintah daerah yang belum memiliki gasetir dapat
berkoordinasi dengan instansi BIG. Berikut langkah-langkah yang
dilakukan bila telah memiliki gasetir:
i. dari gasetir, Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Unsur buatan
Kab/ Kota bersama Tim Teknis mengidentifikasi unsur Rupabumi
unsur buatan di wilayahnya. Bila gasetir berisi daftar semua nama
unsur rupabumi unsur alami dan buatan, maka unsur Rupabumi
alami terlebih dahulu dipisahkan menjadi unsur Rupabumi alami
dan buatan (dalam hal ini tahapan invetarisasi adalah nama unsur
Rupabumi alami dan selanjutnya buatan);
ii. dari gasetir, selanjutnya nama-nama unsur Rupabumi alami
diklasifikasikan berdasarkan jenis unsurnya, dan catat dalam
Formulir A;
iii. melalui koordinatnya, unsur-unsur Rupabumi buatan alami dapat
diketahui persebarannya dalam peta acuan untuk digunakan
sebagai pertimbangan dalam penentuan rute;
iv. dari gasetir tersebut juga dapat diketahui bila masih terdapat unsur-
unsur Rupabumi buatan yang belum tercatat, sehingga dapat
menjadi bahan inventarisasi di lapangan. Hasil inventarisasi
lapangan selanjutnya akan dapat melengkapi kekurangan ataupun
adanya perubahan nama terhadap unsur-unsur Rupabumi buatan
dalam gasetir awal;
v. gasetir pada umumnya hanya memuat informasi dasar toponimi,
sedangkan informasi lain seperti nama generik lokal, pengucapan,
arti nama, sejarah, dan informasi relevan lain harus ditambahkan
dari hasil inventarisasi di lapangan, dengan demikian akhirnya akan
diperoleh suatu daftar nama Rupabumi unsur buatan yang lengkap.
2). Pembacaan unsur pada peta acuan, dengan langkah-langkah:
13
i. menggunakan Peta Rupabumi unsur buatan Indonesia skala
terbesar yang ada, yang dapat didukung dengan penggunaan peta
dasar lain yang memiliki informasi nama-nama Rupabumi unsur
buatan yang lengkap;
ii. membaca secara seksama nama-nama unsur Rupabumi buatan
pada peta acuan;
iii. mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis unsur Rupabumi
buatan berdasarkan skala prioritas kegiatan inventarisasi nama
Rupabumi unsur buatan yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pembakuan Nama Rupabumi Kab/ Kota. Sebagai contoh, pada
kegiatan telah ditetapkan untuk menginventarisasi nama
Rupabumi unsur buatan, maka jenis-jenis unsur Rupabumi unsur
buatan adalah: jalan, jembatan, pemukiman, kawasan rekreasi,
kawasan konservasi, dan lain sebagainya.
iv. setelah menentukan jenis-jenis unsur Rupabumi buatan, kemudian
nama unsur-unsurnya dicatat sesuai jenisnya pada formulir A.
v. pendataan nama unsur Rupabumi buatan dilakukan secara lengkap
sesuai keberadaannya pada peta acuan. Bila terdapat unsur
Rupabumi unsur buatan diketahui ada namun belum tercantum
pada peta, maka keberadaanya tetap dicatat pada Formulir A
untuk digunakan sebagai dasar penelusuran di lapangan.
vi. untuk membantu metode pembacaan peta serta definisi dan
klasifikasi unsur Rupabumi Buatan dapat diperhatikan pada
Lampiran 1: “Daftar Unsur Rupabumi alami Buatan”, serta
Lampiran 2: “Pembacaan Peta dan Identifikasi Unsur Rupa Bumi
Buatan”.
15
Laporan Tim Teknis kepada Panitia Kabupaten/Kota kemudian ditindaklanjuti
dengan validasi dan pengolahan data. Hasilnya kemudian dilaporkan kepada
Bupati dan diteruskan sebagai laporan Panitia Kabupaten/Kota kepada Panitia
Provinsi.
Validasi, pengolahan data, dan pelaporan oleh Panitia Kabupaten/Kota
dilakukan melalui pentahapan:
a. validasi terhadap metode inventarisasi lapangan yang telah dilakukan oleh
Tim Teknis;
b. validasi terhadap hasil pendataan nama-nama unsur Rupabumi alami alami
meliputi penulisan nama, nama generik dalam bahasa lokal, arti nama,
sejarah nama, asal bahasa, ketepatan posisi geografis, serta data terkait
lainnya yang relevan.
c. pengolahan dan verifikasi awal data nama Rupabumi unsur buatan hasil
survei Tim Teknis. Data mentah dan rekapitulasi melalui Formulir B dan C
kemudian dikaji baik secara tabular (mengkaji data tabel) maupun spasial
(mengkaji persebaran spasial unsur pada peta, baik secara manual atau
digital).
d. dari hasil pengolahan dan pengkajian data, akan dapat diketahui apakah
terdapat permasalahan dalam penamaan unsur Rupabumi buatan seperti:
perbedaan nama antara di peta dengan di lapangan, adanya satu unsur
Rupabumi alami yang memiliki beberapa nama, tidak relevannya nama
dengan arti dan sejarahnya, adanya satu unsur Rupabumi buatan yang
lintas wilayah kecamatan/kabupaten/kota atau bahkan provinsi, serta
koordinat unsur Rupabumi buatan yang tidak tepat (dengan menggunakan
data peta digital).
e. berdasarkan hasil pengolahan data dan kajian tersebut kemudian, datanya
kemudian disusun Formulir D (Formulir Hasil Validasi dan Verifikasi Nama
Rupabumi unsur buatan), sedangkan permasalahan yang ada disusun
dalam bentuk laporan Panitia Kabupaten/Kota.
3. Laporan Panitia Kabupaten/Kota.
Laporan ini berisi hasil inventarisasi nama Rupabumi unsur buatan, yang
disusun berdasarkan pembahasan terhadap laporan Tim Teknis. Laporan ini
selanjutnya disampaikan kepada Bupati dan kepada Panitia Provinsi sebagai
bahan kajian dan verifikasi yang melibatkan pakar bahasa dan pakar sejarah di
wilayahnya, sebelum dilakukan langkah pembakuan nama Rupabumi unsur
buatan dengan Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi.
BAB III
16
PENUTUP
17
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1:
I. DAFTAR UNSUR. KODE, PENGERTIAN, VISUAL DAN PENENTUAN KOORDINAT RUPABUMI UNSUR BUATAN MANUSIA (MULTI SKALA)
No NAMA UNSUR KODE PENGERTIAN VISUAL PENENTUAN KOORDINAT
18
Hunian Area - di peta: ditentukan
Kawasan pemukiman dimana bangunan
rumah tengah / centroid area
yang ada mempunyai keseragaman
dengan pemukiman
bentuk ukuran dan pola antara rumah
pola yang - di lapangan : diukur pada
yang satu dengan lainnya sangat
teratur depan gapura/gerbang
teratur.
area tersebut
RUSUNA
WA…Rum
ah susun
sewa
19
Rumah Point Bangunan rumah adat berukuran besar - di peta: ditentukan pada
Adat / yang biasanya digunakan untuk tempat titik bangunan tersebut
Keraton tinggal dan atau upacara adat. - di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
20
Point - di peta: ditentukan pada
Istana Bangunan besar diperuntukkan bagi
titik bangunan tersebut
Negara Presiden dan keluarganya yang
- di lapangan : diukur di
berfungsi sebagai tempat tinggal
tiang bendera atau di
ataupun tempat melakukan kegiatan
depan bangunan
pemerintahan.
tersebut
21
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Menteri / Menteri atau Kepala Lembaga
- di lapangan : diukur di
Departem Pemerintahan Non Departemen
tiang bendera atau di
en / LPND melakukan kegiatan membantu
depan bangunan
pemerintah sesuai bidangnya.
tersebut
22
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat para
titik bangunan tersebut
DPRD wakil rakyat provinsi dan
- di lapangan : diukur di
kabupaten/kota melakukan kegiatan
tiang bendera atau di
sesuai dengan fungsinya.
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Gubernur gubernur melakukan kegiatan
- di lapangan : diukur di
pemerintahan provinsi.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
23
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat kepala
titik bangunan tersebut
Lurah / desa melakukan kegiatan pemerintahan
- di lapangan : diukur di
Desa Kelurahan / Desa.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
BANGUNAN
PEMERINTAHA BANGUNAN TEMPAT ORANG ASING
N NEGARA BERKANTOR ATAU MELAKUKAN
ASING KEGIATAN PERWAKILAN
KENEGARAANNYA.
Point - di peta: ditentukan
Kedutaan Bangunan sebagai tempat duta besar
pada titik bangunan
Besar / suatu negara asing berkantor
tersebut
konsulat melakukan kegiatan perwakilan
- di lapangan : diukur di
kenegaraannya.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
24
Point - di peta: ditentukan
Pusat Bangunan sebagai tempat pusat
pada titik bangunan
Kebudayaa kebudayaan asing.
tersebut
n Asing
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Bangunan PERTAHANAN BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
KEAMANAN KEGIATAN SESUAI DENGAN FUNGSI
NEGARA PERTAHANAN DAN KEAMANAN
NEGARA.
Point - di peta: ditentukan
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat polisi
pada titik bangunan
Polisi melakukan kegiatan sesuai dengan
tersebut
fungsi pelayanan dan keamanan
- di lapangan : diukur di
masyarakat.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
25
Area - di peta: ditentukan
Instalasi Kompleks bangunan sebagai tempat
pada titik bangunan
TNI (AD, kegiatan militer.
tersebut
AL, AU)
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
BANGUNAN
PERIBADAT BANGUNAN SEBAGAI TEMPAT
AN / MELAKUKAN IBADAT BAGI ORANG
PENDIDIKA YANG BERAGAMA ATAU
26
N AGAMA KEPERCAYAAN LAINNYA.
Point - di peta: ditentukan
Mesjid Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Islam.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama Islam.
tersebut
Islam
- di lapangan : diukur di
(Pesantren)
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
27
Point - di peta: ditentukan
Vihara Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
ibadat bagi yang beragama Budha.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Agama kegiatan belajar mengajar agama
tersebut
Budha Budha.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
28
Point - di peta: ditentukan
Rumah Bangunan tempat melakukan kegiatan
pada titik bangunan
Panti sesuai dengan fungsi sebagai panti
tersebut
Asuhan asuhan untuk anak yatim piatu.
- di lapangan : diukur di
Anak Yatim
tiang bendera atau di
Piatu
depan bangunan
tersebut
Rumah -
Singgah
untuk Anak
Jalanan
29
Point - di peta: ditentukan
Gedung Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Krematoriu kegiatan krematorium atau
tersebut
m pembakaran mayat.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Makam/
Permukima
n dan
Makam
BANGUNAN PENDIDIKA
BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
N/
KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR ATAU
PENELITIA
KEGIATAN PENELITIAN.
N ILMU
PENGETAH
UAN DAN
TEKNOLOGI
(IPTEK)
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Tinggi tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
mengajar tingkat perguruan tinggi.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Menengah tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Atas mengajar tingkat sekolah menengah
- di lapangan : diukur di
atas.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
30
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Menengah tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Pertama mengajar tingkat sekolah menengah
- di lapangan : diukur di
pertama.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
31
Area - di peta: ditentukan
Pendidikan Kawasan dengan bangunan sebagai
pada titik bangunan
Politeknik / tempat melakukan kegiatan belajar
tersebut
Keterampil mengajar tingkat politeknik.
- di lapangan : diukur di
an
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
32
Point - di peta: ditentukan
Pendidikan Bangunan sebagai tempat melakukan
pada titik bangunan
Luar Biasa / kegiatan belajar mengajar para
tersebut
Cacat Fisik penyandang cacat.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
33
BANGUNAN
PARIWISAT BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
A / SENI / YANG BERKAITAN DENGAN NILAI SENI,
BUDAYA BUDAYA , OLAHRAGA DAN SEJARAH.
/OLAHRAG
A
Point - di peta: ditentukan
Museum Bangunan tempat mengelola,
pada titik bangunan
menyimpan dan memajang benda-
tersebut
benda yang bernilai sejarah.
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
34
Area - di peta: ditentukan
Pariwisata / Kawasan dengan tempat yang memiliki
tengah / centroid area
Rekreasi daya tarik bagi manusia untuk
tersebut
Pantai melakukan rekreasi pantai.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Pariwisata / Kawasan dengan tempat yang memiliki
tengah / centroid area
Rekreasi daya tarik bagi manusia untuk
tersebut
Pegununga melakukan rekreasi pegunungan.
- di lapangan : diukur di
n
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
35
Area - di peta: ditentukan
Sumber Air Kawasan tempat keluarnya sumber
tengah / centroid area
Panas mata air panas yang ditampung di
tersebut
kolam renang untuk dijadikan sebagai
- di lapangan : diukur di
wisata air panas
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Rumah Bangunan kaca sebagai tempat
tengah / centroid area
Kaca penelitian tanaman-tanaman tertentu.
tersebut
Taman
- di lapangan : diukur di
Botani
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Kebun Tempat memelihara berbagai macam
tengah / centroid area
Binatang binatang dalam kandang tetapi
tersebut
memiliki daya tarik untuk rekreasi .
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
36
Point - di peta: ditentukan
Restauran Bangunan sebagai tempat makan
pada titik bangunan
dengan fasilitas yang lengkap.
tersebut
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut
37
Area - di peta: ditentukan
Arena Jalur Tempat menyelenggarakan kegiatan
tengah / centroid area
Golf olah raga golf.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
38
Area - di peta: ditentukan
Arena Kawasan dengan bangunan yang
tengah / centroid area
Pacuan dilengkapi fasilitas arena untuk pacuan
tersebut
Kuda/Hipod kuda.
- di lapangan : diukur di
rome
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
BANGUNAN
FASILITAS
MEDIS BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
DAN KEGIATAN MEDIS DAN PELAYANAN
KESEHATA KESEHATAN.
N
Point - di peta: ditentukan
pada titik bangunan
tersebut
Bangunan sebagai tempat melakukan
Rumah - di lapangan : diukur di
kegiatan pelayanan berbagai jenis
Sakit tiang bendera atau di
pengobatan bagi orang sakit.
Umum depan bangunan
tersebut
39
Point - di peta: ditentukan
pada titik bangunan
Rumah tersebut
Bangunan sebagai tempat melakukan
Sakit Paru- - di lapangan : diukur di
kegiatan pelayanan pengobatan bagi
Paru / tiang bendera atau di
orang sakit paru-paru.
Sanatorium depan bangunan
tersebut
40
Point - di peta: ditentukan
PusKesMas Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
melakukan kegiatan pelayanan
tersebut
pengobatan bagi orang sakit pada
- di lapangan : diukur di
tingkat kelurahan atau kecamatan.
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
BANGUNAN
PENGELOL BANGUNAN YANG BERKAITAN
AAN AIR DENGAN TEMPAT PENGELOLAAN DAN
BERSIH PENYALURAN AIR BERSIH
Point - di peta: ditentukan
Kantor Bangunan sebagai tempat mengelola
pada titik bangunan
Penyediaan dan pendistribusian air minum.
tersebut
Air Minum
- di lapangan : diukur di
(PAM)
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
Point - di peta: ditentukan
Penampung Bangunan tempat penampungan air
pada titik bangunan
Sumber Air dari sumbernya yaitu sungai ataupun
tersebut
dari pengeboran air tanah , sebelum
- di lapangan : diukur di
disaring dan di distribusikan
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
41
Point - di peta: ditentukan
Menara Air Bangunan tinggi sebagai tempat
pada titik bangunan
Minum penyimpan dan sumber distribusi air.
tersebut
- di lapangan : diukur di
tiang bendera atau di
depan bangunan
tersebut
42
Point - di peta: ditentukan
Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dengan
tersebut
Tenaga Air tenaga air.
- di lapangan : diukur di
di depan bangunan
tersebut
43
Point - di peta: ditentukan
Pembangkit Bangunan sebagai tempat untuk
pada titik bangunan
Listrik membangkitkan tenaga listrik dari
tersebut
Tenaga sumber panas bumi.
- di lapangan : diukur di
Panas Bumi
di depan bangunan
tersebut
44
Point - di peta: ditentukan
Sumber Bangunan di mana bahan bakar minyak
pada titik bangunan
Bahan berawal, berlokasi di daratan atau dilaut
tersebut
Bakar lepas
- di lapangan : diukur di
Minyak
diatas bangunan
tersebut
45
Area - di peta: ditentukan
Depo Kawasan dengan bangunan yang
tengah / centroid area
Bahan dilengkapi tangki-tangki tempat
tersebut
Bakar penyimpanan dan pengelolaan
- di lapangan : diukur di
Minyak distribusi bahan bakar minyak.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
46
Point - di peta: ditentukan
Bangunan sebagai tempat untuk
Pembangkit pada titik bangunan
membangkitkan tenaga listrik dari
Listrik tersebut
sumber tenaga nuklir.
Tenaga - di lapangan : diukur di
Nuklir di depan bangunan
tersebut
BANGUNAN
PERTAMBA BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
NGAN DAN PENGGALIAN BAHAN TAMBANG.
Area - di peta: ditentukan
Logam Kawasan tempat penggalian bahan tengah / centroid area
Mulia tambang logam mulia. tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Logam Kawasan tempat penggalian bahan
tengah / centroid area
dasar, tambang logam dasar, batu bara, biji
tersebut
Batubara, besi dan lainnya.
- di lapangan : diukur di
biji besi dan
depan gerbang/pintu
lainnya
masuk kawasan
tersebut
BANGUNAN
INDUSTRI
BANGUNAN TEMPAT MELAKUKAN
MANUFAK
KEGIATAN INDUSTRI.
TUR
47
Area - di peta: ditentukan
Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Dasar tempat produksi bahan dasar logam
tersebut
Logam mulia
- di lapangan : diukur di
mulia
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Bahan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Dasar Kimia tempat penghasil bahan dasar kimia.
tersebut
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
48
Area - di peta: ditentukan
Maritim Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan yang
tersebut
berhubungan dengan kemaritiman
- di lapangan : diukur di
misalnya memproduksi kapal perang
depan gerbang/pintu
dan kapal niaga, memberikan jasa
masuk kawasan
perbaikan dan pemeliharaan kapal,
tersebut
serta rekayasa umum dengan spesifikasi
tertentu berdasarkan pesanan.
Area - di peta: ditentukan
Otomotif Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan yang
tersebut
berhubungan dengan otomotif misalnya
- di lapangan : diukur di
merancang, mengembangkan,
depan gerbang/pintu
memproduksi, memasarkan, dan
masuk kawasan
menjual kendaraan bermotor keseluruh
tersebut
dunia.
Area - di peta: ditentukan
Elektronik Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
tempat melakukan kegiatan
tersebut
berhubungan dengan elektronika
- di lapangan : diukur di
misalnya merancang, mengembangkan,
depan gerbang/pintu
memproduksi, memasarkan, dan
masuk kawasan
menjual peralatan elektronika.
tersebut
Area - di peta: ditentukan
Senjata dan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Bahan tempat pengolahan, penampungan atau
tersebut
Peledak penyimpanan produk persenjataan dan
- di lapangan : diukur di
bahan peledak.
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
49
Area - di peta: ditentukan
Tekstil dan Kawasan dengan bangunan sebagai
tengah / centroid area
Produk tempat pengolahan, penampungan atau
tersebut
Tekstil penyimpanan produk tekstil.
- di lapangan : diukur di
depan gerbang/pintu
masuk kawasan
tersebut
50
Area - di peta: ditentukan
Sarana Bangunan sebagai tempat
tengah / centroid area
penyimpan penampungan atau penyimpanan suatu
tersebut
suatu produk barang atau bahan perkantoran
- di lapangan : diukur di
produk ( Gudang ).
depan gerbang/pintu
barang
masuk kawasan
atau bahan
tersebut
Perkantora
n
51
Tempat -
Pengolaha
n Limbah
Kimia
BANGUNAN
PUSAT BANGUNAN SEBAGAI TEMPAT
BISNIS MELAKUKAN KEGIATAN
PERDAGANGAN DAN BISNIS.
52
Area - di peta: ditentukan
Kawasan Bangunan atau area untuk kegiatan
tengah / centroid area
Berikat usaha industri pengolahan barang dan
tersebut
bahan, kegiatan rancang bangun,
- di lapangan : diukur di
perekayasaan, penyortiran,
depan gerbang/pintu
pemeriksaan awal, pemeriksaan akhir,
masuk kawasan
dan pengepakan atas barang dan bahan
tersebut
asal impor atau barang tujuan ekspor
Area - di peta: ditentukan
Pusat Kompleks bangunan sebagai pusat
tengah / centroid area
Perkantora kegiatan perkantoran bisnis/komersial
tersebut
n Bisnis / terpadu.
- di lapangan : diukur di
Komersial
depan gerbang/pintu
Terpadu
masuk kawasan
tersebut
BANGUNAN PENGELOLA
BANGUNAN TEMPAT PENGELOLAAN
AN
KEUANGAN DAN PERBANKAN
KEUANGAN
DAN
PERBANKA
53
N
54
IKASI DAN FASILITAS DALAM MELAKUKAN
POS KEGIATAN YANG BERKAITAN DENGAN
TELEKOMUNIKASI DAN POS.
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Telepon kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
- di lapangan : diukur di di
telekomunikasi.
depan bangunan tersebut
55
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Bangunan kantor sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Televisi kegiatan pelayanan masyarakat di bidang
- di lapangan : diukur di di
televisi.
depan bangunan tersebut
56
Point - di peta: ditentukan pada
Kantor Pos Bangunan sebagai tempat kegiatan
titik bangunan tersebut
Besar pelayanan masyarakat di bidang pos
- di lapangan : diukur di di
tingkat , kota dan kabupaten
depan bangunan tersebut
BANGUNAN
FASILITAS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN
TRANSPORT SEBAGAI FASILITAS TRANSPORTASI
ASI DARAT, LAUT DAN UDARA.
struktur bangunan yang dibuat untuk - di peta: diambil pada
Jembatan Tol
menyeberangi jurang atau rintangan titik/garis/area yang
seperti sungai, rel kereta api ataupun melintas di atas sungai
jalan raya dimana semua kendaraan - di lapangan :
yang melewati di atasnya harus diambil di pojok /ujung
membayar. jembatan tersebut
struktur bangunan yang dibuat untuk - di peta: diambil pada
Jembatan
menyeberangi jurang atau rintangan titik/garis/area yang
Jalan raya
seperti sungai, rel kereta api ataupun melintas di atas sungai
jalan raya , dimana semua kendaraan - di lapangan :
bermotor maupun pejalan kaki dapat diambil di pojok /ujung
melewati di atasnya jembatan tersebut
57
- di peta: diambil pada
Jembatan struktur bangunan yang dibuat khusus
titik/garis/area yang
Penyeberang untuk penyeberangan pejalan kaki,
melintas di atas sungai
an Pejalan jembatan ini banyak terdapat di tengah
- di lapangan :
Kaki kota dan tidak bisa dilalui kendaraan
diambil di pojok /ujung
bermotor.
jembatan tersebut
58
Point - di peta: ditentukan pada
Stasiun / Tempat perhentian angkutan bis untuk
titik bangunan tersebut
Terminal Bis penumpang dan barang, yang
- di lapangan : diukur di di
mempunyai fasilitas lengkap.
depan bangunan tersebut
59
Point - di peta: ditentukan pada
Pelabuhan Lapangan terbang dengan fasilitas
titik bangunan tersebut
Udara terbatas.
- di lapangan : diukur di di
Perintis/ non
depan bangunan tersebut
reguler
60
- di peta: ditentukan pada
Tempat Lapangan atau area sebagai tempat
titik bangunan tersebut
Parkir parker pesawat terbang.
- di lapangan : diukur di di
Pesawat
depan bangunan tersebut
Udara
61
- di peta: ditentukan pada
Tempat Bangunan atau area yang digunkan
titik bangunan tersebut
Parkir sebagai fasilitas parkir kendaraan
- di lapangan : diukur di di
Kendaraan bermotor.
depan bangunan tersebut
Bermotor
BANGUNAN
SARANA BANGUNAN YANG DIBUAT UNTUK
PERAIRAN KEPENTINGAN SARANA PERAIRAN.
LAINNYA
- di peta: ditentukan pada
Bendungan Bangunan yang dibuat untuk
titik bangunan tersebut
membendung aliran air.
- di lapangan : diukur di
dipinggi bangunan
tersebut yang masih dapat
dijangkau
62
BANGUNAN JALAN
/TRANSPORT
ASI DARAT
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Tol Dua yaitu jalan bebas hambatan dua jalur
titik/ lokasi. Yakni bagian
Jalur dengan dengan pemisah jalan yang melayani
ujung-ujung jalan tersebut
Pemisah Fisik angkutan utama dengan ciri-ciri
- di lapangan : diukur di dua
perjalanan jarak jauh dan kecepatan
titik/ lokasi. Yakni bagian
tinggi.
ujung-ujung jalan tersebut
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Tol yaitu jalan tol yang melintas di atas jalan
titik/ lokasi. Yakni bagian
Layang yang lain atau melayang di atas
ujung-ujung jalan tersebut
permukaan tanah.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Layang Jalan bukan tol yang melintas di atas
titik/ lokasi. Yakni bagian
jalan yang lain atau melayang di atas
ujung-ujung jalan tersebut
permukaan tanah.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
63
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Kolektor Jalan yang melayani angkutan dengan
titik/ lokasi. Yakni bagian
ciri-ciri perjalanan jarak sedang dan
ujung-ujung jalan tersebut
kecepatan rata-rata sedang.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
64
- di peta: diambil untuk dua
Jalan Setapak Jalan khusus pejalan kaki, biasanya
titik/ lokasi. Yakni bagian
menghubungkan kampung satu dan
ujung-ujung jalan tersebut
lainnya atau di daerah pegunungan.
- di lapangan : diukur di dua
titik/ lokasi. Yakni bagian
ujung-ujung jalan tersebut
65
LAMPIRAN 2:
A B
Metode dalam penentuan titik koordinat tergantung pada bentuk objeknya. Jika
objek berupa titik (misalnya bangunan sekolah) maka koordinat ditentukan di titik
pusatnya, jika objek berbentuk garis (misalnya jalan) maka koordinat ditentukan
pada 2 posisi, yakni di masing-masing ujung jalan, sedangkan bila objek berupa
luasan (misalnya perumahan,kawasan konservasi, kebun binatang) maka koordinat
ditentukan di titik tengah/ titik beratnya.
Berikut langkah mengidentifikasi unsur Rupabumi buatan dan membaca
koordinatnya :
66
1. Tentukan titik yang akan diukur koordinatnya. Dalam contoh ini adalah jalan
yang sudah ditentukan masing-masing ujungnya. Koordinat untuk jalan
ditentukan pada setiap ujung jalan (garis biru dan hitam).
2. Tarik garis mendatar untuk mengetahui Lintang, dan garis vertikal untuk
mengetahui Bujur.
3. Lihat koordinat pedoman pada pojok peta, dan koordinat geografis yang
terdekat.
4. Hitung koordinat dengan cara nilai derajat ditambah nilai menit, ditambah hasil
perhitungan nilai detik. 1 derajat = 60 menit, 1 menit = 60 detik. Satu bar
(garis) menit dibagi menjadi 10 ruas (60 detik: 10 bagian= 6 detik, sehingga
masing-masing ruas bernilai 6 detik). Hitung dimana garis mendatar atau
vertical tersebut mengena di berapa bagian garis, kemudian dikalikan 6 untuk
mendapatkan detiknya.
Contoh dalam peta di atas:
- Koordinat pojok menunjuk pada Lintang 02° 30’ S, sedangkan Bujur pada
112° 00’T
- Pada titik A , garis mendatar tepat berada setelah menit ke 32, ditambah 3
ruas garis detik (2x3 detik = 18 detik), sehingga Koordinat Lintang adalah
05° 30’ 12” S. Sementara kordinat Bujur berada setelah menit ke 57
ditambah 5 ruas garis detik (5x6 detik= 30 detik), sehingga Koordinat Bujur
adalah 112° 57’ 30” T.
- Pada titik B ( hilir sungai/muara), garis mendatar tepat berada setelah menit
ke 32, ditambah 4 ruas garis detik (4x6 detik = 24 detik), sehingga
Koordinat Lintang adalah 02° 32’ 24” S. Sementara kordinat Bujur berada
setelah menit ke 58 ditambah 5 ruas garis detik (5x6 detik= 30 detik),
sehingga Koordinat Bujur adalah 112° 58’ 30” T.
67
FORMULIR-FORMULIR
FORMULIR A:
Keterangan:
1. Nomor unsur
2. Kecamatan, lokasi unsur
3. Desa/Kelurahan , lokasi unsur
4. Jenis unsur (jalan,jembatan,candi, dll).
5. Nama dipeta (nama yang tercantum dalam peta Rupabumi Indonesia atau peta
acuan lain).
6. Koordinat lintang unsur Rupabumi unsur buatan hasil pembacaan di peta, dalam
satuan derajat, menit, dan detik.
7. Koordinat bujur unsur Rupabumi unsur buatan hasil pembacaan di peta, dalam
satuan derajat, menit, dan detik.
Perlu tambah satu kolom berisi penjelasan historis, budaya dan informasi
penting lainnya
68
FORMULIR B:
INVENTARISASI NAMA RUPABUMI UNSUR BUATAN
(Gunakan huruf capital)
No: Tgl/Bln/Thn:
A. DATA ACUAN
I. WILAYAH II. DATA DASAR PENUNJANG
1. Desa/Kel : 1. No lembar peta :
1. Kecamatan : 2. Nama lembar peta :
2. Kab/Kota : 3. Jenis unsur :
3. Provinsi : 4. Kode Unsur :
5. Nama Generik :
B. DATA LAPANGAN
1. a. Nama yang digunakan : …………………………………………………………………
Penulisan : …………………………………………………………………
Pengucapan : …………………………………………………………………
b. Asal bahasa : …………………………………………………………………
c. Arti : …………………………………………………………………
2. a. Nama lain yang digunakan : …………………………………………………………………
Penulisan : …………………………………………………………………
Pengucapan : …………………………………………………………………
b. Asal bahasa : …………………………………………………………………
c. Arti : …………………………………………………………………
3. Sejarah nama (jika ada) : …………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………
4. Apakah arti nama tersebut mempunyai hubungan harfiah dengan keadaan unsur? (ya/tidak)
Jika ya (catatan):
……………………………………………………………………………………………………………………
5. Nama yang digunakan sebelumnya: …………………………………………………………………………
a. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: …………
b. …………………………………………………………………… Tahun penggunaan: …………
6. Catatan lapangan (cara mencapai lokasi/permasalahan/penjelasan khusus lain:
7. Narasumber/pemberi informasi:
1. 2.
69
FORMULIR C:
Kecamatan/Distrik : ……………………………………………..
Kabupaten / Kota : ……………………………………………..
Provinsi : ……………………………………………..
Desa/ Koordinat
Jenis Nama di Nama
No Kel. Keterangan
Unsur peta rekomendasi
Lintang Bujur
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(…………………………..) (…………………………..)
Catatan:
Untuk menjamin keabsahan data perlu tanda tangan pejabat setempat dan
cap/stempel.
Keterangan:
1. Nomor unsur Rupabumi buatan
2. Jenis unsur Rupabumi buatan (jalan,jembatan,candi, dll)
3. Nama resmi unsur Rupabumi Buatan di peta acuan (bila belum ada maka diberikan
keterangan ”belum bernama”)
4. Nama yang direkomendasikan (digunakan oleh masyarakat setempat dan Pemda)
5. Koordinat Lintang dalam derajat, menit, dan detik
6. Koordinat Bujur dalam derajat, menit, dan detik
7. Keterangan terkait nama unsur (perubahan nama, nama baru, belum ada nama, dll)
70
FORMULIR D:
HASIL VALIDASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI UNSUR BUATAN
PANITIA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA
PROVINSI : …………………
KABUPATEN/KOTA : …………………
KEC DESA/ JENIS KODE NAMA NAMA NAMA NAMA ASAL ARTI SEJARAH KOORDINAT GEOGRAFIS
NO DI PETA KESEPAKATAN LAIN BAHASA NAMA KET
KEL UNSUR UNSUR GENERIK NAMA LINTANG BUJUR
0
' ' L 0 ' '' B
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
KETERANGAN:
1. Nomor unsur Rupabumi unsur buatan
2. Kecamatan, lokasi unsur
3. Desa/Kelurahan, lokasi unsur
4. Jenis unsur Rupabumi alami (Misalnya: gunung, sungai, danau, dll)
5. Kode unsur (Kode sesuai dengan kodifikasi unsur yang telah ada)
6. Istilah jenis unsur tersebut dalam bahasa daerah (misalnya sungai memiliki istilah generik/lokal Ci, Batang, dll).
7. Nama resmi yang digunakan dalam peta dan referensi resmi lain.
8. Nama yang ddisepakati untuk digunakan
9. Nama lain yang dikenal selain dari nama utama
10. Asal bahasa nama unsur rupabumi alami
11. Arti nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat
12. Sejarah nama unsur Rupabumi alami sebagaimana yang diketahui oleh masyarakat setempat
13. Koordinat yang diukur berdasarkan hasil survey maupun dari peta, dalam bentuk Derajat, menit, dan detik; Lintang Utara/Selatan dan Bujur
Timur
14. Keterangan lain terkait unsur Rupabumi unsur buatan (lokasi wilayah administrasi kecamatan/distrik, panjang, ketinggian, luas, cara
mencapai lokasi, kondisi sosial ekonomi sekitar, bentuk unsur, dll
71
DAFTAR ISI
Daftar Isi……………………………..…………………………………………………..…..…..i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Dasar Kebijakan.................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 3
1.4 Prinsip-prinsip Pembakuan Nama Rupabumi Unsur Buatan............................... 3
1.5 Pelaksana Tugas Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan .. 4
1.6 Pendanaan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur Buatan ........... 4
1.7 Pengecualian ...................................................................................................... 4
BAB II PENGORGANISASIAN....................................................................................... 5
2.1 Panitia Pembakuan Nama Rupabumi Provinsi ................................................... 5
2.1.1 Struktur Organisasi Panitia Provinsi ........................................................... 5
2.1.2 Tugas Umum ............................................................................................... 6
2.1.3 Pengurus Panitia Provinsi ............................................................................ 6
2.2 Panitia Pembakuan nama Rupabumi Kabupaten/Kota ...................................... 7
2.2.1 Struktur Organisasi Panitia Kabupaten/Kota................................................ 7
2.2.2 Tugas Umum ............................................................................................... 8
2.2.3 Pengurus Panitia Kabupaten/Kota ............................................................... 8
BAB III METODE INVENTARISASI DAN VERIFIKASI NAMA RUPABUMI ............... 10
3.1 Persiapan Inventarisasi dan Verifikasi Nama Rupabumi Unsur buatan ............ 10
3.1.1 Membentuk Tim Teknis ............................................................................. 10
3.1.2 Pengenalan Lokasi Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan ............. 11
3.1.3 Menyiapkan Peralatan dan Perlengkapan Pendukung. ............................. 11
3.1.4 Merencanakan inventarisasi lapangan ...................................................... 12
3.2 Pelaksanaan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan .............................. 14
3.3 Pelaporan Inventarisasi Nama Rupabumi Unsur buatan .................................. 15
3.3.1 Laporan Hasil Inventarisasi Lapangan....................................................... 15
3.3.2 Laporan Hasil Validasi dan Verifikasi ......................................................... 15
BAB IV P E N U T U P .................................................................................................. 17
LAMPIRAN ................................................................................................................... 18
FORMULIR-FORMULIR…………………………………………………..………………….30
i
Kata Pengantar
ii