Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

DI BADAN PERTANAHAN KOTA DUMAI

Disusun Oleh
Nama : IMAM RAHMAT RAMADHAN AZHARI
NIS : -
Kelas : XIGeomatika
Paket Keahlian :Geomatika

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 MANDAU


PROVINSI RIAU
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya,
sehingga saya dapat menyusun Laporan Praktik Kerja Industri ini dengan baik, meski sedikit
kesulitan.
Laporan ini tidak dapatbtersusun begitu saja, tentunya tak lepas dari bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Agus Subagiyo St.Msi selaku Kepala SMK Negeri 3 Bathin solapan .
2. Admulyadi St, selaku pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Geomatika.
3. Bapak Robert, selaku Kepala Kantor Pertanahan Kota Dumai.
4. BapakAndimulyanto S.S.T, selaku Kepala Seksi Infrastuktur Pertanahan.
5. Bapak Saprayadi, selaku Sub Seksi Pengukuran dan Pemetaan Kadastral dan Pembimbing
Lapangan.
6. Bapak / Ibu guru SMK Negeri 3 Bathin solapan
7. Karyawan / Karyawati Kantor Pertanahan Kota Dumai
8. Teman – teman dan pihak lain yang telah membantu dalam menyusun laporan ini.
Semoga budi baiknya mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT sesui dengan
amal perbuatannya. Amin.....
Saya merasa bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan
ilmu yang saya miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan.
Akhirnya, saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat baik bagi diri saya
sendiri maupun bagi pembaca

Dumai , 01 Agustus 2018

Imam Rahmat Ramadhan Azhari


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan kurikulum 2013 Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan, bahwa Sekolah
Menengah Kejuruan di seluruh Indonesia melaksanakan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)
termasuk SMK Negeri 3 bathin solapan. Pada dasarnya PRAKERIN merupakan penyempurnaan
Pengalaman Kerja Lapangan, oleh karena itu seluruh siswa – siswi khususnya kelas sebelas guna
menunjang kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan.
Untuk itu saya membuat Laporan ini sebagai bukti pelaksanaan PRAKERIN. Laporan ini
susun berdasarkan praktik yang dilaksanakan di Badan Pertanahan Nasional KotaDumai.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dilaksanakannya Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) yang diwujudkan dalam kerja
disuatu perusahaan. Selain sebagai salah satu syarat tugas akhir Praktik Kerja Industri ( Prakerin
), Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) juga sebagai kegiatan Siswa untuk mencari pengalaman
kerja sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya, Adapun tujuan diadakan pelaksanakan
Praktik Kerja Industri ( Prakerin ) antara lain:

1. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha


2. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profosional yang diperlukan siswa untuk memasuki
dunia usaha
3. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas tehadap siswa sebagai persiapan dalam
menghadapi atau memasuki dunia usaha yang sesungguhnya
4. Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat
dimana Siswa melaksanakan Praktik Kerja Industri ( Prakerin ).
1.3 Metode Pengumpulan Data
Didalam penyusunan laporan ini saya menggunakan beberapa metode pengumpula data,
yaitu sebagai berikut:
1. Metode Observasi (Pengamatan)
Metode ini berdasarkan pengamatan–pengamatan yang penulis laksanakan terhadap beberapa
metode pengukuran baik proses pengambilan data di lapangan maupun proses
penggambaransuatu bidang tanah,sehingga penulis dapat mengamati dengan jelas.
2. Metode Interview (Tanya Jawab)
Metode ini berdasarkan pertanyaan penulis kepada Pembimbing maupun karyawan yang ada
di tempat penulis melaksanakan praktik.
3. Metode Eksperimen (Percobaan)
Metode ini berdasarkan praktik kerja yang penulis lakukan dalm pengambilan data
dilapangan maupun penggambaran suatu bidang tanah.
4. Metode Liberaty (Perpustakaan)
Metode ini berdasarkan pengumpulan data – data dari buku – buku perpustakaan dengan
jalan membaca kesimpulan data tersebut.

1.4 Pembatasan Masalah


Agar uraian yang dibahas tidak terlalu banyak penulis membatasi masalah tentang
pengukuran beserta metode dan penggambarannya.

1.5 Sistematika Isi Laporan


BAB I berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, maksud dan tujuan
prakerin, metode pengumpulan data, pembatasan masalah, dan sistematika isi laporan.
BAB II berisi tentang tinjauan umum yang terdiri dari sejarah dan tujuan Badan
Pertanahan Nasional,seksi – seksi organisasi Badan Pertanahan Nasional,visi dan misi Badan
Pertanahan Nasional,arti lambang / logo Badan Pertanahan Nasional,dan struktur Badan
Pertanahan Nasional.
BAB III berisi tentang tinjauan khusus yang terdiri dari peralatan prakerin,tahap
pelaksanaan prakrin, waktu dan lokasi prakerin,absensi peserta prakrin, laporan kegiatan
harian,laporan cara membuat peta bidang tanah, foto kegiatan prakerin.
BAB IV berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah dan Tujuan Badan Pertanahan Nasional


Badan Pertanahan Nasional adalah suatu lembaga non departemen ynag dibentuk pada
tanggal 19 juli 1998 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
1998. Badan ini merupakan peningkatan dari Direktorat Jenderal Agraria Departemen.
Peningkatan status tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa tanah sudah tidak lagi merupakan
masalah agraria yang selama ini lazimnya di identifikasikan sebagai pertanahan, namun tanah
setelah berkembang menjadi masalah lintas sektoral yang mempunyai dimensi pertahanan dan
keamanan.
Badan Pertanahan Nasional mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pertanahan secara nasional, regional dan sektoral. Tugas yang demikian luas tersebut
terlalu besar untuk ditangani suatu Direktorat Jenderal pada suatu departemen, oleh karena itu
diperlukan suatu badan yang lebih tinggi dibawah Presiden agar dapat melaksanakan tugasnya
dengan otoritas seimbang.
Dibentuknya Badan Pertanahan Nasional dengan tugas membatu presiden dalam mengelola
dan mengembangkan administrasi pertanahan, baik berdasarkan UUPAmaupun peraturan
perundang-undangan lain yang meliputi peraturan-peraturan penggunaan, pengguasaan,
pendaftaran tanah, penggurusan hak-hak atas tanah, pengukuran dan pendaftaran tanah, dan lain-
lain yang berkaitan dengan masalah kebijaksanaan yang ditetapkan Presiden.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi Badan Pertanahan Nasional di daerah, terakhir
dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 2006, dibentuk Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi di daerah Propinsi dan Kantor Pertanahan
Kabupaten atau Kota di daerah Kabupaten/Kota. Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal
Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten Bengkalis / Kota Dumai yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional melalui Kepala Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Propinsi. Kantor Pertanahan dipimpin oleh seorang kepala yang
berstatus sebagai pegawai negeri sipil.
Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) mempunyai tugas
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang untuk
membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kementerian ATR menyelenggarakan fungsi:
1. perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang tata ruang, infrastruktur
keagrariaan/pertanahan, hubungan hukum keagrariaan/pertanahan, penataan agraria/pertanahan,
pengadaan tanah, pengendalian pemanfaatan ruang dan penguasaan tanah, serta penanganan
masalah agraria/pertanahan, pemanfaatan ruang, dan tanah;
2. koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
3. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementerian Agraria
dan Tata Ruang;
4. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
5. pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan Kementerian Agraria dan
Tata Ruang di daerah; dan
6. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang terdiri atas:

1. Sekretariat Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Tata Ruang;
3. Direktorat Jenderal Infrastruktur Keagrariaan;
4. Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan;
5. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;
6. Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah;
7. Direktorat Jenderal Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah;
8. Direktorat Jenderal Penanganan Masalah Agraria, Pemanfaatan Ruang dan Tanah;
9. Inspektorat Jenderal;
10. Staf Ahli Bidang Landreform dan Hak Masyarakat atas Tanah;
11. Staf Ahli Bidang Masyarakat Adat dan Kemasyarakatan; dan
12. Staf Ahli Bidang Ekonomi Pertanahan.

Sedangkan sesuai Sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2015 tentang
Badan Pertanahan Nasional, BPN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
pertanahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan
tugasnya, BPN menyelenggarakan fungsi:
1. penyusunan dan penetapan kebijakan di bidang pertanahan;
2. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang survei, pengukuran, dan pemetaan;
3. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan hak tanah, pendaftaran tanah, dan
pemberdayaan masyarakat;
4. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengaturan, penataan dan pengendalian
kebijakan pertanahan;
5. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengadaan tanah;
6. perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian dan penanganan sengketa dan
perkara pertanahan;
7. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPN;
8. pelaksanaan koordinasi tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit organisasi di lingkungan BPN;
9. pelaksanaan pengelolaan data informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan dan informasi di
bidang pertanahan;
10. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang pertanahan; dan
11. pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pertanahan.
Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi BPN di daerah Dumai, dibentuk Kantor Wilayah
BPN di provinsi riau dan Kantor Pertanahan di kabupatenbengkalis /kota dumai .

2.2 Seksi – Seksi Organisasi Badan Pertanahan Nasional


Adapun kedudukan Kantor Pertanahan adalah sebagai instansi vertikal Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia di Kabupaten/Kota yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Kantor
Wilayah. Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Kepala.

Berdasarkan peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 tahun 2006 tersebut
ditentukan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Bengkalis /Kota Dumai.Adapun tugas
Kantor Pertahanan Kabupaten/Kota adalah melaksanakan sebagaian tugas dan fungsi Badan
Pertanahan Nasional di Kabupaten Bengkalis/Kota Dumai yang bersangkutan.Dalam
melaksanakan tugas dan fungsi Kantor Pertanahan didukung oleh beberapa Seksi/Sub Bagian,
yakni:

1. Sub Bagian Tata Usaha;


2. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan;
3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah;
4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan;
5. Seksi Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat;
6. Seksi Sengketa, Konflik Pertanahan dan Perkara.
Tugas dari masing-masing sub bagian/seksi tersebut di atas dapat dikemukan sebagai berikut:

1. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas memberikan pelayanan administratif kepada semua
satuan organisasi Kantor Pertanahan, serta menyiapkan bahan evaluasi kegiatan, penyusunan
program dan peraturan perundang-undangan
2. Seksi Survey, Pengukuran dan Pemetaan mempunyai tugas melakukan survey, pengukuran dan
pemetaan bidang tanah, ruang dan perairan; perataan kerangka dasar, pengukuran batas
kawasan/wilayah, pemetaan tematik dan survey potensi tanah, penyiapan pembinaan surveyor
berlisensi dan pejabat penilai tanah.
3. Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan
penetapan hak dalam rangka pemberian, perpanjangan dan pembaruan hak tanah, pengadaan
tanah, perijinan, pendataan dan penerbitan berkas tanahhak; pendaftaran, peralihan, pembebanan
hak atas tanah serta pembinaan Pejabat Pembuatan Akta Tanah (PPAT)
4. Seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan
penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, penataan pertanahan wilayah pesisir, pulau-
pulau kecil, perbatasan dan wilayah tertentu lainnya.
5. Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan
kegiatan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan kritis serta
pemberdayaan masyarakat.
6. Seksi Sengketa, Konflik dan Perkara mempunyai tugas menyiapkan bahan dan melakukan
kegiatan penanganan sengketa konflik dan perkara pertanahan.

2.3 Visi dan Misi Badan Pertanahan Nasional


VISI:
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat, serta keadilan dan keberlanjutan sistem kemasyarakatan,
kebangsaan dan kenegaraan Republik Indonesia.
MISI:
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan untuk:
1. Peningkatan kesejahteraan rakyat, penciptaan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat,
pengurangan kemiskinan dan kesenjangan pendapatan, serta pemantapan ketahanan pangan.
2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan bermartabat dalam
kaitannya dengan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T).
3. Perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi berbagai
sengketa, konflik dan perkara pertanahan di seluruh tanah air dan penataan perangkat hukum
dan sistem pengelolaan pertanahan sehingga tidak melahirkan sengketa, konflik dan perkara
di kemudian hari.
4. Keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaa dan kenegaraan Indonesia dengan
memberikan akses seluas-luasnya pada generasi yang akan datang terhadap tanah sebagai
sumber kesejahteraan masyarakat. Menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,
semangat, prinsip dan aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas.

2.4 Arti Lambang / Logo Badan Pertanahan Nasional


Makna Lambang/Logo Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional,
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan

4 (empat) Butir Padi


Melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan
Memaknai atau melambangkan 4 (empat) tujuan Penataan
Pertanahan yang akan dan telah dilakukan Kementerian
ATR/BPN yaitu:
1. Kemakmuran
2. Keadilan
3. Keberlanjutan
4. Harmoni Sosial

Lingkaran Bumi
Melambangkan sumber penghidupan manusia
Memaknai atau melambangkan wadah atau untuk berkarya
bagi Kementerian ATR/BPN yang berhubungan langsung
dengan unsur-unsur yang ada di dalam bumi yang meliputi
tanah dan udara.
Gelombang Hijau dan Biru
Hijau melambangkan lingkungan yang terjaga
Biru melambangkan warna air
Memaknai tugas Kementerian ATR/BPN yang berhubungan
langsung dengan pemanfaatan ruang, tanah dan air.

Sumbu
Melambangkan poros keseimbangan
3 (tiga) garis lintang
3 (tiga) garis bujur
Memaknai atau melambangkan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945
mendasari lahirnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
Bangunan Gedung dan Pohon
Sebagai simbol kekuatan, tekad yang bulat, keberlanjutan,
dan sinergitas
Memaknai pelaksanaan secara konsisten dalam menangani,
menyelesaikan dan mengutamakan hak serta menuntaskan
kewajiban dengan penuh konsistensi, tertib, disiplin sesuai
kebijakan yang berlaku. Lambang ini juga bermakna
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang selaras sesuai
dengan tata ruang.

2.5 Struktur Badan Pertanahan Nasional


Terlampir
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Peralatan Prakerin
Dalm pelaksanaan prakerin ini alat – alat yang di gunakan penulis, antara lain sebagai
berikut:
1. Roll Meter
Roll Meter digunakan untuk pengukuran bidang tanah di area sempit, seperti pengukuran
rumah atau sawah. Bidang tersebut lalu digambar secara manual pada gambar ukur (GU)
dengan memperhatikan panjang sisi bidang yang lain hingga akhirnya sisi bidang dapat digambar
dengan mempertemukan kedua sisi tersebut sesuai panjang sisi yang bersangkutan.
2. GPS (Global Positioning Sytem) tipe handheld
GPS merupakan sistem nafigasi berbasis pemanfaatan satelityang diginakan dalam
penentuan posisi. GPS berfungsi untuk menentukan koordinat yang mewakili bidang tersebut
untuk kemudian digunakan sebagai referensi saat mem-plot-kan bidang tersebut
pada basemap (peta dasar). Sistem koordinat yang digunakan oleh BPN adalah sistem koordinat
TM3. Angka yang dihasilkanoleh GPS tersebut tidak selalu merupakan koordinat yang akan
ditempatkan pada titik yang bersangkutan. Pada situasi tertentu, setelah dimasukan pada
basemap bidang tanah bisa digeser-geser dan tidak sesui pada koordinat yang dihasilkan oleh
GPS ,misalnya ketika ada dua atau lebih bidang yang tumpang tindih (overlap) atau ketika
bidang tersebut berada ditempat yang tidak semestinya (misalnya terledak disungai). Jika sudah
demikian , maka untuk menentukan posisi bidang yang paling tepat , dapat digunakan citra yang
sudah terintegrasi Auto CAD. Jadi , sifat koordinat disini fleksibel dan hanya digunakan sebagai
acuan referensi semata.

3. Komputer
Komputer disini memegang peran penting dalam proses pengambaran , dalam
penggambaran sofware yang di gunakan penulis adalah Auto DESK. Setelah sket bidang
digambar manual pada gambar ukur (GU), langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah
menggambar bidang tersebut pada softwarepemetaan Auto DESK.
3.2 Waktu dan Lokasi Prakerin
Praktik kerja Industri dilaksanakan dari tanggal 23 Juli – 6 Desember 2018 di lokasi prakerin
Badan Pertanahan Nasional Kota DUMAI
3.3 Biodata Siswa Prakerin
Terlampir
3.4 Absensi Peserta Prakerin
Terlampir
3.5 Laporan Kegiatan Harian
Terlampir
3.6 Laporan Cara Mengambar Peta Bidang Tanah
1. Sebelum menggambar melakukan peraturan setting unites (menentukan sistem ukuran yang
ingin digunakan seperti meter).
2. Membuat garis lurus (ketik L enter lalu mengeklik tempat yang di inginkan dan mengetik
panjangnya (terserah dahulu) lalu enter).
3. Membuat lingkaran dengan titik pusat ujung kiri garis ( C enter lalu klik ujung garis bagian kiri
lalu mengetik diameternya (12) enter).
4. Menarik garis dari ujung garis ke lingkaran sampai ada tulisanendpoint lalu enter.
5. Menghapus lingkaran, membuat lingkaran dengan dengan titik pusat garis vertikal atas (d=30)
dan titik pusat garis vertikal bawah (d= 28).
6. Menghapus garis yang pertama kali dibuat,metarik garis dari garis vertikal bagian atas sampai ke
pertemuan linglaran.
7. Menarik garis dari garis vertikal bagian bawah sampai ke pertemuan lingkaran.
8. Menghapus lingkaran,membuat lingkaran dengan titik pusat segitiga bagian atas (d=30) dan titik
pusat bagian ujung bawah segitiga (d=15).
9. Menarik garis dari ujung segitiga bagian bawah sampai ke pertemuan lingkaran dan ujung
bawah segitiga ke pertemuan lingkaran, lalu menghapus lingkaran.
10. Cek luas bagunan (AA enter lalu klik setiap ujung bangunan bagian luar lalu enter, hasilnya
dapat dilihat dibagian bawah)
3.7 Laporan Pengukuran Bidang Tanah
Nama kegiatan : pengukuran prona
Alat dan Bahan : Roll Meter, GPS, GU, Alat Tulis
Langkah Kerja :
1. Mencari koordinat dengan menggunakan GPS.
2. Menggambar sket tanah di GU.
3. Mengukur panjang setiap sisi dengan roll meter.
4. Pengukuran selesai dilanjutkan pengolahan data.
Langkah keselmatan kerja :
1. Suryor menggunakan wearpack dan sepatu ketika pratek.
2. Gunakan alat sepenuhnya.
3. Tidak bergurau saat sedang melakukan praktek.
4. Mengembalikan alat setelah selesai digunakan.
3.8 Foto Kegiatan Prakerin
Terlampir
3.9 Daftar Nilai Siswa Prakerin
Terlampir
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan Prakrin selama ± 3 bulan di BPN Kota Tegal, dengan
dilandasi hasil pengalaman dan studi di BPN Kota Tegal, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya Badan Pertanahan Nasional ini membantu masyarakat dalam menghindari
sengketa tanah.
2. Program di sekolah tidak sama dengan di dunia kerja hanya pada bagian tertentu saja, hal ini
disebabkan situasi dan kondisi yang berbeda.
3. Materi Auto cad berbeda dengan yang di ajarkan disekolah, dimana di sekolah pendidikan Auto
cad di ajarkan menggambar bangunan sedangkan dalam prakerin menggambar bidang tanah.
4.2 Saran
a. Saran untuk BPN Kota Tegal
Sebaiknya para pegawai tidak menunda – nunda pekerjaan.
Kedisiplinan pegawai tentang jam kerja perlu di tingkatkan.
Perlunya keprofesionalan kerja dengan tidak mendahulukan orang yang dikenal
b. Saran untuk Sekolah
Sekolah perlu meningkatkan persiapan mengirimkan siswa – siswinya prakerin ke luar kota.
Sebaiknya sekolah memberikan kemudahan untuk siswa – siwi yang prakerin di luar kota
dengan memberikan tugas deadline yang lebih panjang atau segi tempat tinggal.
DAFTAR PUSTAKA
Sari Titis Intan..2018.Laporan Prakerin di BPN KotaDumai.
Fakhrurizal.1996.Laporan Sistem Ganda di BPN Kota Dumai

Anda mungkin juga menyukai