D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Sulastri
NAMA : SULASTRI
KELAS : XII
JURUSAN : TEKNIK GEOMATIKA
NISN :
NIP: NIP:
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik guna memenuhi
kelengkapan bukti belajar (evidence) adapun judul laporan ini adalah
“Penggambaran topografi menggunakan perangkat lunak autocad”.
Laporan Praktek Kerja lapangan (PKL) ini dapat disusun dengan baik berkat
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk kami.Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :
5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dapat terselesaikan.
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi
1.2.1 MAKSUD
Adapun maksud dari Praktek Kerja Industri (prakerin) ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengaplikasikan/menerapakan dan meningkatkan ilmu yang telah
diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa penga kerja
langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja yang
tinggi sesuai budaya industri.
4. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari.
5. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
6. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan nilai-
nilai yang tumbuh dari budaya industry
1.2.2 TUJUAN
Secara umum Praktik Kerja Industri bertujuan untuk memberi gambaran
kepada siswa-siswi pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun
disuatu lembaga instansi. Sedangkan secara khususnya antara lain :
1. Memberikan pengalaman kerja langsung secara nyata kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan/menerapakan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan yang telah
diperolehsiswa-siswi di sekolah maupun di perusahaan/DUDI
3. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa-siswi sehingga dapat bekerja
dengan baik.
4. Melahirkan sikap bertanggungjawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik
serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
5. Menambah kreatifitas siswa-siswi agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.
6. Memberikan motivasi sehingga siswa-siswi bersemangat dalam meraih cita-
cita mereka.
7. Melatih siswa-siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama Praktik Kerja Industri.
BAB III
DASAR TEORI
3.1 MATERI DASAR
1. Penetapan Lokasi
Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi kegiatan PTSL di wilayah
kerjanya.
1. Ketua Panitia merangkap anggota yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor
Pertanahan.
2. Wakil Ketua yang membidangi infrastruktur agraria merangkap anggota
yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan yang memahami
urusan infrastruktur pertanahan.
3. Wakil Ketua yang membidangi hubungan hukum agraria merangkap anggota
yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan yang memahami
urusan hubungan hukum pertanahan.
4. Sekretaris yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan;
5. Kepala Desa/Kelurahan setempat atau seorang Pamong Desa/Kelurahan
yang ditunjuknya.
6. Anggota dari unsur Kantor Pertanahan sesuai kebutuhan.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya aparat pelaksana,
setiap Panitia Ajudikasi PTSL dapat dibentuk untuk lebih dari 1 (satu) atau
untuk beberapa wilayah kecamatan dengan melibatkan unsur perangkat setiap
desa/kelurahan yang bersangkutan.
3. Penyuluhan
a. manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan negara atas hasil pelaksanaan
program PTSL.
b. tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL.
c. penetapan dan pemasangan tanda batas masing-masing bidang tanah;
d. dokumen yuridis yang perlu disiapkan.
e. jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan data yuridis oleh Satgas
Fisik dan Satgas Yuridis.
f. hasil akhir kegiatan program PTSL.
g. pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau sumber lain yang sah
melalui kegiatan PTSL.
h. kemungkinan biaya dan/atau pajak yang akan ditanggung oleh peserta
kegiatan PTSL.
4. Pengumpulan dan pengolahan data fisik dan data yuridis
a. Data Fisik
Pengumpulan Data Fisik dilaksanakan melalui kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah. Pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan
dengan menggunakan teknologi survei dan pemetaan seperti drone, Global
PositioningSystem (GPS), Continuously Operating Reference Station (CORS),
Total Station,Distometer dan lainnya, serta memanfaatkan peta citra/peta foto
dengan resolusitinggi sebagai dasar pembuatan peta pendaftaran. Pengumpulan
Data Fisik dilaksanakan oleh Satgas Fisik dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.
berhak atas tanahnya, paling sedikit berupa fotokopi KTP, alas hak dan surat
keterangan kepemilikan atau surat pernyataan peguasaan fisik atas tanahnya.
b. Data Yuridis
Pengumpulan Data Yuridis dilakukan oleh Satgas Yuridis dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melakukan
tugas, Satgas Yuridis dapat dibantu oleh Pengumpul Data Yuridis melalui tata
cara dan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Standar, kriteria, metode, prosedur, dan mekanisme pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian serta pemeliharaan data dan dokumen yuridis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pemeriksaan Tanah
Pemeriksaan tanah dilakukan untuk meneliti kesesuaian antara data yuridis
(surat- surat kelengkapan dari berkas pemohonan) dengan data fisik (hasil
pengukuran bidang tanah yang dimohonkan), serta hubungan hukum antara
pemohon dengan tanah yang dimohonkan.
6. Pengumuman
a. Pengumuman untuk memenuhi asas publisitas dan memberikan kesempatan
kepada warga masyarakat pemilik tanah atau pihak lain yang berkepentingan
untuk mengajukan sanggahan mengenai nama kepemilikan, luas, letak dan
bentuk bidang tanah.
b. Pengumuman meliputi seluruh bidang tanah yang diukur dan/atau dipetakan.
Apabila terdapat bidang tanah yang bersengketa dan atau berperkara
dibuatkan catatan didalam peta pengumuman.
c. Apabila terdapat bidang tanah sertipikat yang tidak dapat dipetakan
meskipun dalam satu desa/kelurahan tersebut seluruh obyek bidang tanah
telah dipetakan, maka pengumumkan dilakukan agar pemilik sertipikat tanah
melapor kepada Tim Ajudikasi Percepatan guna melakukan verifikasi.
d. Apabila terdapat sanggahan pada saat pengumuman dan berdasarkan
penelitian Panitia Ajudikasi Percepatan terdapat kekeliruan mengenai hasil
ukuran bidang tanah yang tercantum pada Peta Bidang Tanah, maka dilakukan
perubahan pada peta bidang tanah dan peta pendaftaran.
Hasil pemeriksaan tanah yang menyimpulkan dapat dibukukan dan atau
diterbitkannya Sertipikat hak atas tanah atas satu bidang tanah diumumkan
dalam papan pengumuman di Kantor Pertanahan dan/atau Kantor
Kelurahan/Desa dan/atau Sekretariat RT/RW lokasi bidang tanah tersebut
selama 14 hari kerja, dengan tujuan untuk diketahui khalayak masyarakat dan
memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
menyampaikan keberatan jika ada keberatan.
g. Penerbitan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menetapkan Keputusan Penetapan Hak
atau Keputusan Penegasan/Pengakuan Hak. Untuk penerbitan Keputusan
Pemberian Hak, peserta PTSL harus melampirkan bukti pembayaran Bea
Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) atau Pajak Penghasilan (PPh)
pada saat pendaftaran hak.
Dalam hal peserta PTSL tidak atau belum mampu membayar BPHTB maka
yang bersangkutan harus membuat surat penyataan BPHTB terhutang. Dalam
hal bidang tanah berasal dari hasil jual beli di masa lampau di mana pembeli
sekarang tidak mempunyai bukti pembayaran PPh dari pihak penjual di masa
lalu, maka yang bersangkutan harus membuat surat keterangan PPh terhutang.
h. Pembukuan
Terhadap tanah yang sudah dibuatkan berita acara penyelesaian proses
Pendaftaran Tanahnya, dibukukan dalam daftar umum Pendaftaran Tanah dan
daftar lainnya, dan ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL.
Penetapan lokasi yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan tersebut dilakukan
pada lokasi kegiatan PTSL di wilayah kerjanya, dapat dalam satu wilayah desa, atau
kelurahan, atau secara bertahap dalam satu hamparan. Hal ini terdapat dalam Pasal 7.
Apabila terdapat keadaan tertentu, Kepala Kantor Pertanahan dapat melakukan
perubahan lokasi PTSL yang sudah ditetapkan, serta dibuatkan dalam bentuk
keputusan Kepala Kantor Pertanahan tentang perubahan lokasi PTSL. Apabila terjadi
penetapan perubahan lokasi tersebut, Kepala Kantor Pertanahan wajib melaporkan
kepada Kepala Kantor Wilayah BPN dengan memberikan alasan tentang perubahan
dimaksud, sesuai isi Pasal 8.
Tahap pelaksanaan PTSL selanjutnya yaitu tahap persiapan. Menurut Pasal 9, Kepala
Kantor Pertanahan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan PTSL dengan
menyiapkan: sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan PTSL, sumber daya
manusia, kebutuhan transportasi, koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya, dan
alokasi anggaran. Setelah itu, sesuai Pasal 10, Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan
peta dasar pendaftaran yang berbentuk peta garis atau peta foto. Dalam hal peta dasar
pendaftaran belum tersedia, Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan peta lainnya yang
digunakan sebagai peta kerja.
Dalam hal pembentukan dan penetapan Panitia Ajudikasi PTSL dan satuan tugas
(Satgas), merupakan tugas dari Kepala Kantor Pertanahan, yang dituangkan dalam
bentuk keputusan. Hal ini terdapat dalam Pasal 11. Panitia ajudikasi PTSL tersebut
terdapat pula panitia yang berasal dari pegawai kantor pertanahan. Sebagai ketua
merangkap anggota panitia ajudikasi PTSL dijabat oleh pegawai kantor pertanahan,
wakil ketua bidang fisik merangkap anggota yang memahami urusan infrastruktur
pertanahan, Wakil Ketua bidang yuridis merangkap anggota yang memahami urusan
hubungan hukum pertanahan, sekretaris, serta anggota dari panitia ini juga berasal
dari kantor pertanahan, sesuai kebutuhan.
Sesuai dengan isi Pasal 13, bahwa panitia ajudikasi PTSL dibantu oleh satgas fisik,
satgas yuridis dan satgas administrasi. Dalam hal diperlukan, Kepala Kantor Wilayah
BPN dapat menugaskan Aparatur Sipil Negara dari kantor wilayah BPN atau kantor
pertanahan sebagai satgas fisik, satgas yuridis atau satgas administrasi untuk
membantu pelaksanaan kegiatan PTSL di kantor pertanahan lain dalam satu wilayah
provinsi.
Setelah dibentuk panitia ajudikasi PTSL, selanjutnya dalam Pasal 16, Kepala Kantor
Pertanahan beserta panitia ajudikasi PTSL, Satgas Fisik dan Satgas Yuridis
memberikan penyuluhan kepada masyarakat, baik yang sudah maupun belum
memiliki sertipikat, serta kepada Pemerintah Daerah, instansi terkait, penegak hukum
dan/atau tokoh-tokoh masyarakat.
Dalam hal pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis, Kepala Kantor
Pertanahan harus memastikan kesesuaian data yang dihasilkan dari kegiatan PTSL
dengan data elektronik dalam aplikasi KKP. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 17.
Selanjutnya, untuk keperluan pembuktian hak, panitia ajudikasi PTSL melakukan
penelitian data yuridis., sesuai Pasal 22. Tahap selanjutnya yaitu pengumuman data
fisik dan data yuridis serta pengesahannya. Pasal 24, untuk memenuhi asas publisitas
dalam pembuktian pemilikan tanah, data yuridis dan data fisik bidang tanah dan peta
bidangbidang tanah diumumkan dengan menggunakan formulir pengumuman data
fisik dan data yuridis selama 14 (empat belas) hari kalender di Kantor Panitia
Ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala Desa atau Kelurahan. Setelah masa pengumuman
berakhir, data fisik dan data yuridis disahkan oleh Panitia Ajudikasi PTSL yang
dibuat dalam bentuk Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data
Yuridis.
Pada tahap penegasan konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak, sesuai Pasal 26,
dalam hal bidang tanah data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk
diterbitkan sertipikat hak atas tanah, maka akan ditindaklanjuti oleh Ketua Panitia
Ajudikasi PTSL. Menurut Pasal 27, berdasarkan usulan keputusan pemberian hak,
untuk bidang tanah yang merupakan tanah negara, Kepala Kantor Pertanahan
menetapkan keputusan pemberian hak yang dilakukan secara kolektif dan
memberikan catatan pada halaman terakhir daftar usulan pemberian Hak Milik/Guna
Bangunan/Pakai.
Pasal 28, mengenai tahapan pembukuan hak, dalam hal penandatanganan buku tanah
penegasan konversi dan pengakuan hak, penetapan keputusan pemberian hak, maka
dibukukan hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan/atau wakaf dalam buku
tanah yang bersangkutan, dilakukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kepala
Kantor Pertanahan. Selain itu, Pasal 29, dalam hal terdapat bidang tanah yang
memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat namun terdapat perkara di pengadilan,
yang mana setelah mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dan
amar putusannya menyatakan salah satu pihak sebagai pihak yang berhak, ditetapkan
setelah tahun anggaran kegiatan PTSL berakhir, maka Kepala Kantor Pertanahan
yang menandatangani dan menerbitkan Sertipikat Hak atas Tanah, , tanpa mengganti
buku tanah yang telah ditandatangani Panitia Ajudikasi PTSL.
Sesuai isi Pasal 30, dalam hal bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya tidak
dapat dibukukan dan diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah karena subjek dan/atau
objek haknya belum memenuhi persyaratan tertentu, namun karena setelah
dipenuhinya beberapa persyaratan, maka bidang tanah tersebut dapat dibukukan buku
tanah dan diterbitkan sertipikat Hak atas Tanahnya kepada pihak yang berhak, maka
penandatanganan penerbitan sertipikat Hak atas Tanah tersebut dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Pertanahan.
Pelaporan, sesuai Pasal 39, dilakukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL kepada
Kepala Kantor Pertanahan dengan tembusan Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan dan Kepala Kantor Wilayah BPN jika terjadi permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan PTSL. Sedangkan untuk pelaporan bahwa PTSL selesai
dilaksanakan, dilakukan secara berjenjang dan berkala dari Kepala Kantor
Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah BPN, dan Menteri. Baik pelaporan jika terjadi
permasalahan maupun pelaporan telah selesainya PTSL, ditandatangani oleh Kepala
Kantor Pertanahan, untuk Kantor Pertanahan, dan Kepala Kantor Wilayah BPN,
untuk Kantor Wilayah BPN. Penanggung jawab pelaksanaan laporan ada pada Kepala
Kantor Pertanahan, untuk tingkat Kabupaten/Kota, dan Kepala Kantor Wilayah BPN,
untuk tingkat Provinsi.
Dalam Pasal 41, pada bagian ketentuan lain-lain, terdapat ketentuan bagi
penyelesaian permohonan hak dan pendaftaran hak yang sudah terdaftar di Kantor
Pertanahan dalam lokasi pendaftaran tanah secara sistematis belum selesai
pengurusannya, maka untuk permohonan hak yang sudah diperiksa oleh Panitia
Pemeriksaan Tanah, penyelesaiannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
Kepala Kantor Wilayah BPN dan/atau Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, dan bagi permohonan pendaftaran hak yang berasal dari
konversi yang sudah selesai diumumkan, penyelesaiannya dilakukan oleh Kepala
Kantor Pertanahan dan/atau Kepala Kantor Wilayah BPN sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. Bagi permohonan yang tidak termasuk kedalamnya,
berkasnya disampaikan oleh Kepala Kantor Pertanahan kepada Panitia Ajudikasi
untuk diselesaikan sesuai Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018. Proses permohonan hak dan pendaftaran
asal konversi hak-hak lama wajib diberitahukan oleh Kepala Kantor Pertanahan
kepada Panitia Ajudikasi dan sesuai keperluannya diserahkan warkah-warkahnya.
GAMBAR PERUSAHAAN
BAB II
ORGANISASI
Kantor pertanahan kota dumai pertama kali terletak di jalan sukajadi kel.
Sukajadi kec. Dumai kota pada tahun 1999.terletak di jalan tuanku tambusai
kel. Bagan besar kec.Bukit kapur. Namun pada tahun 2007 kantor pertanahan
kota dumai pindah dengan penempatan bangunan yang dimiliki oleh
pemerintah daerah kota dumai yang berada di jalan tuanku tambusai kel. Bagan
besar kec.Bukit kapur dengan luas tanah 3.995 m2sedangkan luas bangunan 470
m2 .
b) MISI
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan
untuk:
1. peningkatan kesejahteraan rakyat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan serta pemantapan ketahanan pangan di kota dumai
2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan , penggunaan
dan tanah (P4T) di kota dumai
3. perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa konflik perkara pertanahaan di kota dumai
4. memberikan akses seluas – luasnya pada generasi yang akan datang terhadap
tanah sebagai kesejahteraan di kota dumai
5. menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,semangat, prinsip dan
aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas di kota
dumai
4.1 KESIMPULAN
a) pertama, bidang tanah yang dicatat dalam buku tanah, tetapi masih dalam
keadaan sengketa atau perkara di pengadilan. "Semua surat-suratnya jelas,
tapi masih sengketa.
b) Kedua, bidang tanah yang subyeknya tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak
berada di tempat. Ketika petugas akan mengukur dan mengurus tanah
tersebut, keberadaan pemiliknya tidak diketahui.
Ketiga, bidang tanah yang akan dipetakan secara kadastral atau perbaikan
kualitas gambar. Artinya, batas suatu bidang tanah dengan tanah di sebelahnya
belum jelas. Biasanya hal ini terjadi sebagai akibat dari
c) pembangunan rumah atau gedung di tanah sebelahnya yang berbatasan
langsung.
d) 4.2 SARAN
e) Setelah penulis mengambil beberapa kesimpulan dari data dan informasi
yang telah di analisa, maka penulis akan mencoba untuk memberikan
beberapa saran kepada Kantor Pertanahan Kota Dumai, maupun kepada
masyarakat pada umumnya, agar pelaksanaan PTSL tahun yang akan
datang dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun saran-saran yang
penulis kemukakan antaran lain :