Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN HASIL AKHIR PRAKERIN

D
I
S
U
S
U
N

OLEH:

Sulastri

Smk Negeri 3 Mandau


2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI
DI
KANTOR BPN KOTA DUMAI

NAMA : SULASTRI
KELAS : XII
JURUSAN : TEKNIK GEOMATIKA
NISN :

DI SERAHKAN DI SMK NEGERI 3 MANDAU


PEMBIMBING/PIMPINAN

KEPALA SEKOLAH PEMBIMBING SISWA

NIP: NIP:
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik guna memenuhi
kelengkapan bukti belajar (evidence) adapun judul laporan ini adalah
“Penggambaran topografi menggunakan perangkat lunak autocad”.
Laporan Praktek Kerja lapangan (PKL) ini dapat disusun dengan baik berkat
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk kami.Untuk itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bpk. Agus Subagiyo S.T,M.SI sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 3


Mandau yang telah memberi kesempatan pada kami untuk melaksanakan
Praktek Kerja lapangan (PKL)

2. Pak Andi Kusmanto Bangun sebagai pembimbing sekolah yang telah


menyediakan waktunya untuk membantu menyelesaikan laporan ini

3. yang telah memberikan ijin pada kami untuk melaksanakan PKL.

4. Bpk. Suparyadi sebagai guru pembimbing siswa prakerin dan pembimbing


penulisan laporan kegiatan di SMK Negeri 3 Mandau.

5. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung sehingga penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
dapat terselesaikan.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam


penulisan laporan ini.Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca.Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih
atas segala dukungan dan bantuan sehingga laporan ini dapat tersusun dengan
baik.
Dumai,20 September 2019
Penulis,

DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................ 2
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN ........................................................................ 3
1.3 RUANG LINGKUP ................................................................................. 4

BAB IIDASAR TEORI .................................................................................. 5


2.1 ORGANISASI .......................................................................................... 6
2.2 VISI DAN MISI ....................................................................................... 7
2.3 STRUKTUR PERUSAHAAN .................................................................. 8
BAB IIIPEMBAHASAN .............................................................................. 9
3.1JUDUL LAPORAN .................................................................................. 10
3.2SEJARAH PERUSAHAAN ..................................................................... 11
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 12
4.1DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 13
4.2LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktik Kerja Industri (Prakerin) adalah suatu bentuk penyelenggaraan


kegiatan dari sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara
program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh
melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat
keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat
dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat.Ilmu
pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dalam kegiatan di sekolah, akan tetapi
hal itu dapat dikuasai melalui proses pengerjaan langsung pada bidang profesi
itu sendiri.
Praktik Kerja Lapangan yang selanjutnya disebut PKL adalah kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di DUDI dan/atau lapangan kerja lain untuk
penerapan, pemantapan, dan peningkatan kompetensi. Pelaksanaan PKL
melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran dengan cara pembimbingan peserta didik saat praktik kerja
lapangan.
Penyelenggaraan PKL merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran pada
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang melibatkan masyarakat, khususnya
dunia kerja, tujuan utamanya selain untuk memperkuat penguasaan kompetensi
teknis sesuai dengan kompetensi keahliannya juga dimaksudkan untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik menghayati dan mengamalkan
untuk menginternalisasi nilai-nilai positif “kedunia kerjaan”, dalam rangka
membangun pribadi peserta didik yang berkarakter.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

1.2.1 MAKSUD
Adapun maksud dari Praktek Kerja Industri (prakerin) ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengaplikasikan/menerapakan dan meningkatkan ilmu yang telah
diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya berupa penga kerja
langsung (real) dalam rangka menanamkan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta menamkan etos kerja yang
tinggi sesuai budaya industri.
4. Memperkuat kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari.
5. Mengembangkan kemampuan sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri dan dapat berkontribusi kepada dunia kerja.
6. Memperkuat kepribadiannya yang berkarakter sesuai dengan tuntutan nilai-
nilai yang tumbuh dari budaya industry

1.2.2 TUJUAN
Secara umum Praktik Kerja Industri bertujuan untuk memberi gambaran
kepada siswa-siswi pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun
disuatu lembaga instansi. Sedangkan secara khususnya antara lain :
1. Memberikan pengalaman kerja langsung secara nyata kepada peserta didik
dalam rangka menanamkan/menerapakan iklim kerja positif yang
berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
2. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan yang telah
diperolehsiswa-siswi di sekolah maupun di perusahaan/DUDI
3. Melatih keterampilan yang dimiliki siswa-siswi sehingga dapat bekerja
dengan baik.
4. Melahirkan sikap bertanggungjawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik
serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
5. Menambah kreatifitas siswa-siswi agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.
6. Memberikan motivasi sehingga siswa-siswi bersemangat dalam meraih cita-
cita mereka.
7. Melatih siswa-siswi agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama Praktik Kerja Industri.
BAB III
DASAR TEORI
3.1 MATERI DASAR

Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar


Pokok- Pokok Agraria (UUPA) menetapkan bahwa untuk menjamin kepastian
hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah
Republik Indonesia.

Untuk percepatan pendaftaran tanah sebagaimana dimaksud Pasal 19 UUPA


perlu dilaksanakan pendaftaran tanah pertama kali secara massal melalui
Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang
merupakan salah satu Program Prioritas Nasional sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 12 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap.

Pendaftaran tanah secara sistematis lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah


untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak yang meliputi semua obyek
pendaftaran tanah yang belum didaftar dalam satu wilayah desa/kelurahan atau
nama lainnya yang setingkat, dan juga termasuk pemetaan seluruh obyek
pendaftaran tanah yang sudah terdaftar dalam rangka menghimpun dan
menyediakan informasi yang lengkap mengenai bidang-bidang tanahnya.
Penyelenggaraan pendaftaran tanah sistematis lengkap dapat dilaksanakan
sebagai kegiatan rutinitas Kantor Pertanahan atau merupakan kegiatan tahunan
dari suatu proyek/program.

Adapun pengertian dari Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap


berdasarkan Peraturan Menteri agraria Nomor 12 Tahun 2017, adalah:

“Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap adalah kegiatan pendaftaran tanah


untuk pertama kali yang dilakukan secara serentak bagi semua obyek
pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia dalam satu wilayah
desa/kelurahan atau nama lainnya yang setingkat dengan itu, yang meliputi
pengumpulan dan penetapan kebenaran data fisik dan data yuridis mengenai
satu atau beberapa obyek pendaftaran tanah untuk keperluan pendaftarannya.

Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap dilaksanakan untuk seluruh obyek


Pendaftaran Tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia.Obyek Pendaftaran
Tanah meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah hak,
tanah aset Pemerintah/Pemerintah Daerah, tanah Badan Usaha Milik
Negara/Badan Usaha Milik Daerah, tanah desa, Tanah Negara, tanah
masyarakat hukum adat, kawasan hutan, tanah obyek landreform, tanah
transmigrasi, dan bidang tanah lainnya.

Manfaat yang diperoleh dari program PTSL (Pendaftaran Tanah Sistematis


Lengkap) di antaranya masyarakat memiliki bukti sah kepemilikan tanah,
menghindari konflik/sengketa tanah, dan membuat aset masyarakat yang bisa
dijadikan jaminan bank untuk modal usaha.

Pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap tidak membebankan biaya


yang besar bagi pemohonnya karena adanya berbagai macam sumber
pembiayaan Sumber pembiayaan untuk percepatan pelaksanaan Pendaftaran
Tanah Sistematis Lengkap dapat berasal dari pemerintah, pemerintah daerah,
Corporate Social Responsibility(CSR) Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha
Milik Daerah, badan hukum swastadan/atau dana masyarakat melalui Sertipikat
massal swadaya. Pembiayaan berasal dari:

a. Daftar Isian Program Anggaran (DIPA) Kementerian Agraria dan Tata


Ruang/ Badan Pertanahan Nasional dan/atau kementerian/lembaga
pemerintah lainnya.
b. Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, Kabupaten/Kota
dan Dana Desa.
c. Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara/Badan
Usaha Milik Daerah.
d. Dana masyarakat melalui Sertipikat massal swadaya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Penerimaan lain yang sah berupa hibah (grant), pinjaman (loan) badan
hukum swasta atau bentuk lainnya melalui mekanisme Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara dan/atau Pendapatan Negara Bukan Pajak.
Sumber pembiayaan, pembiayaan percepatan pelaksanaan Pendaftaran Tanah
Sistematis Lengkap juga dimungkinkan berasal dari kerjasama dengan pihak
lain yang diperoleh dan digunakan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Meski gratis, pengajuan PTSL tetap membutuhkan kelengkapan dokumen


tertentu.Meski begitu, program ini tetap menuntut Anda untuk memenuhi
persyaratan yang diajukan pemerintah.Berikut ini adalah syarat-syarat yang
harus dipenuhi oleh pemohon.

1. Dokumen Kependudukan berupa Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda


Penduduk (KTP).
2. Surat tanah yang bisa berupa letter C, Akte Jual Beli, Akte Hibah atau Berita
Acara Kesaksian, dll.
3. Tanda batas tanah yang terpasang. Perlu diingat, tanda batas tanah ini harus
sudah mendapat persetujuan pemilik tanah yang berbatasan.
4. Bukti setor Bea Perolehan atau Surat Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh) .
5. Surat Permohonan atau Surat Pernyataan Peserta.

Adapun Tujuan dari pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) adalah


untuk percepatan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum Hak
atas tanah masyarakat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata
dan terbuka serta akuntabel sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara, serta mengurangi dan mencegah
sengketa dan konflik pertanahan.
Dalam melaksanakan PTSL tak selalu berlangsung mulus.Banyak kendala yang
dihadapi petugas di lapangan. Kendala tersebut antara lain:
a) pertama, bidang tanah yang dicatat dalam buku tanah, tetapi masih dalam
keadaan sengketa atau perkara di pengadilan. "Semua surat-suratnya jelas,
tapi masih sengketa.
b) Kedua, bidang tanah yang subyeknya tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak
berada di tempat. Ketika petugas akan mengukur dan mengurus tanah
tersebut, keberadaan pemiliknya tidak diketahui.
c) Ketiga, bidang tanah yang akan dipetakan secara kadastral atau perbaikan
kualitas gambar. Artinya, batas suatu bidang tanah dengan tanah di
sebelahnya belum jelas. Biasanya hal ini terjadi sebagai akibat dari
pembangunan rumah atau gedung di tanah sebelahnya yang berbatasan
langsung.

3.2 MATERI LAPANGAN


Pendaftaran tanah sistematis lengkap (ptsl) dilaksanakan untuk seluruh obyek
pendaftaran tanah diseluruh wilayah republik indonesia. Obyek ptsl ini sendiri
meliputi seluruh bidang tanah tanpa terkecuali, baik bidang tanah yang belum
ada hak atas tanahnya maupun bidang tanah hak, baik merupakan tanah aset
pemerintah/pemerintah daerah, tanah badan usaha milik negara/badan usaha
milik daerah, tanah desa, tanah negara, tanah masyarakat hukum adat, kawasan
hutan,dll
Dalam menerbitkan suatu sertifikat melalui pelaksanaan pendaftaran tanah
sistematis lengkap maka badan pertanahan nasional harus melalui beberapa
tahap sesuai yang diatur dalam peraturan.Hal ini dimaksudkan agar tercapainya
pelaksanaan yang sistematis.
Berdasarkan pasal 3 ayat 3 percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah
sistematis lengkap dilakukan dengan tahapan, meliputi:

a. Penetapan lokasi kegiatan percepatan pendaftaran tanah sistematis lengkap.


b. Pembentukan dan penetapan panitia ajudikasi pendaftaran tanah sistematis
lengkap.
c. Penyuluhan.
d. Pengumpulan dan pengolahan data fisik dan data yuridis bidang tanah.
e. Pemeriksaan tanah.
f. Pengumuman data fisik dan data yuridis.
g. Penerbitan keputusan pemberian hak atas tanah.
h. Pembukuan hak atas tanah.
i. Penerbitan sertipikat hak atas tanah.
j. Penyerahan sertipikat hak atas tanah.

1. Penetapan Lokasi
Kepala Kantor Pertanahan menetapkan lokasi kegiatan PTSL di wilayah
kerjanya.

Penetapan Lokasi dapat dilakukan dalam satu wilayah desa/kelurahan atau


secara bertahap bagian demi bagian dalam satu hamparan.Penetapan lokasi
dilakukan dengan ketentuan:

a. Berdasarkan ketersediaan anggaran khusus PTSL yang telah dialokasikan


dalam APBN/APBD.
b. Diprioritaskan pada lokasi desa/kelurahan yang ada kegiatan
PRONA/PRODA, dana desa, lintas sektor, massal swadaya masyarakat,
Corporate Social Responsibility (CSR) dan/atau program pendaftaran tanah
massal lainnya, atau berdasarkan ketersediaan dana yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, untuk 1 (satu) desa/kelurahan
PTSL.
c. Mempertimbangkan ketersediaan peta kerja, ketersediaan dan
kemampuan optimal pelaksana PTSL pada masing-masing Kantor
Pertanahan.
Dalam hal lokasi yang ditetapkan terdiri dari beberapa desa/kelurahan,
diupayakan agar desa/kelurahan yang menjadi obyek PTSL letaknya
berdekatan.

2. Pembentukan dan Penetapan Panitia Ajudikasi


Kepala Kantor Pertanahan membentuk dan menetapkan Panitia Ajudikasi
PTSL. Susunan Panitia Ajudikasi PTSL terdiri atas:

1. Ketua Panitia merangkap anggota yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor
Pertanahan.
2. Wakil Ketua yang membidangi infrastruktur agraria merangkap anggota
yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan yang memahami
urusan infrastruktur pertanahan.
3. Wakil Ketua yang membidangi hubungan hukum agraria merangkap anggota
yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan yang memahami
urusan hubungan hukum pertanahan.
4. Sekretaris yang dijabat oleh seorang pegawai Kantor Pertanahan;
5. Kepala Desa/Kelurahan setempat atau seorang Pamong Desa/Kelurahan
yang ditunjuknya.
6. Anggota dari unsur Kantor Pertanahan sesuai kebutuhan.
Dengan mempertimbangkan ketersediaan sumber daya aparat pelaksana,
setiap Panitia Ajudikasi PTSL dapat dibentuk untuk lebih dari 1 (satu) atau
untuk beberapa wilayah kecamatan dengan melibatkan unsur perangkat setiap
desa/kelurahan yang bersangkutan.

3. Penyuluhan
a. manfaat bagi masyarakat, pemerintah dan negara atas hasil pelaksanaan
program PTSL.
b. tahapan dan mekanisme kegiatan PTSL.
c. penetapan dan pemasangan tanda batas masing-masing bidang tanah;
d. dokumen yuridis yang perlu disiapkan.
e. jadwal pengukuran bidang tanah dan pengumpulan data yuridis oleh Satgas
Fisik dan Satgas Yuridis.
f. hasil akhir kegiatan program PTSL.
g. pembiayaan yang disediakan oleh Pemerintah dan/atau sumber lain yang sah
melalui kegiatan PTSL.
h. kemungkinan biaya dan/atau pajak yang akan ditanggung oleh peserta
kegiatan PTSL.
4. Pengumpulan dan pengolahan data fisik dan data yuridis

a. Data Fisik
Pengumpulan Data Fisik dilaksanakan melalui kegiatan pengukuran dan
pemetaan bidang tanah. Pengukuran dan pemetaan bidang tanah dilakukan
dengan menggunakan teknologi survei dan pemetaan seperti drone, Global
PositioningSystem (GPS), Continuously Operating Reference Station (CORS),
Total Station,Distometer dan lainnya, serta memanfaatkan peta citra/peta foto
dengan resolusitinggi sebagai dasar pembuatan peta pendaftaran. Pengumpulan
Data Fisik dilaksanakan oleh Satgas Fisik dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan pengukuran bidang tanah, Satgas Fisik harus


mengetahui data atau informasi tentang masing-masing pemilik atau pihak yang

berhak atas tanahnya, paling sedikit berupa fotokopi KTP, alas hak dan surat
keterangan kepemilikan atau surat pernyataan peguasaan fisik atas tanahnya.

b. Data Yuridis
Pengumpulan Data Yuridis dilakukan oleh Satgas Yuridis dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melakukan
tugas, Satgas Yuridis dapat dibantu oleh Pengumpul Data Yuridis melalui tata
cara dan pembiayaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.Standar, kriteria, metode, prosedur, dan mekanisme pengumpulan,
pengolahan, dan penyajian serta pemeliharaan data dan dokumen yuridis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengumpulan Data Yuridis dilaksanakan melalui kegiatan pengumpulan dan


pemeriksaan riwayat kepemilikan tanah dengan menggunakan formulir isian
inventarisasi dan identifikasi peserta PTSL.
Hasil pengumpulan Data Yuridis dibuat dalam bentuk Rekapitulasi Data Isian
Inventarisasi dan Identifikasi PTSL. Untuk Formulir isian inventarisasi dan
identifikasi peserta Ajudikasi PTSL, dan Rekapitulasi Data Isian Inventarisasi
dan Identifikasi PTSL merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri Agraria ini No. 12 Tahun 2017.

5. Pemeriksaan Tanah
Pemeriksaan tanah dilakukan untuk meneliti kesesuaian antara data yuridis
(surat- surat kelengkapan dari berkas pemohonan) dengan data fisik (hasil
pengukuran bidang tanah yang dimohonkan), serta hubungan hukum antara
pemohon dengan tanah yang dimohonkan.

Pemeriksaan tanah dilakukan oleh petugas yuridis, dimana kesimpulan dari


pengisian data yuridis oleh panitia dituangkan dalam Risalah Pengolah Data
(RPD) dan risalah panitia A pada saat melakukan pemeriksaan tanah
dilapangan. Pada saat pemeriksaan atau memverifikasi data, petugas yuridis
didampingi oleh panitia desa untuk menjelajah bidang-bidang tanah yang
dimohonkan sambil mencocokan dengan data-data yang telah terkumpul, serta
menanyakan/memeriksa bahwa bidang tanah tersebut apakah tejadi
permasalahan sengketa atau tidak.
Apabila dalam proses pemeriksaan tanah dan panitia menemukan
ketidakcocokan antara data yuridis dan data fisik, maka panitia akan
mengembalikan berkas yang bersangkutan pada pemohon untuk dilengkapi
terlebih dahulu, dan sama halnya apabila tanah tersebut statusnya sedang
mengambang atau dengan kata lain dalam sengketa maka berkas-berkas akan
dikembalikan.

6. Pengumuman
a. Pengumuman untuk memenuhi asas publisitas dan memberikan kesempatan
kepada warga masyarakat pemilik tanah atau pihak lain yang berkepentingan
untuk mengajukan sanggahan mengenai nama kepemilikan, luas, letak dan
bentuk bidang tanah.
b. Pengumuman meliputi seluruh bidang tanah yang diukur dan/atau dipetakan.
Apabila terdapat bidang tanah yang bersengketa dan atau berperkara
dibuatkan catatan didalam peta pengumuman.
c. Apabila terdapat bidang tanah sertipikat yang tidak dapat dipetakan
meskipun dalam satu desa/kelurahan tersebut seluruh obyek bidang tanah
telah dipetakan, maka pengumumkan dilakukan agar pemilik sertipikat tanah
melapor kepada Tim Ajudikasi Percepatan guna melakukan verifikasi.
d. Apabila terdapat sanggahan pada saat pengumuman dan berdasarkan
penelitian Panitia Ajudikasi Percepatan terdapat kekeliruan mengenai hasil
ukuran bidang tanah yang tercantum pada Peta Bidang Tanah, maka dilakukan
perubahan pada peta bidang tanah dan peta pendaftaran.
Hasil pemeriksaan tanah yang menyimpulkan dapat dibukukan dan atau
diterbitkannya Sertipikat hak atas tanah atas satu bidang tanah diumumkan
dalam papan pengumuman di Kantor Pertanahan dan/atau Kantor
Kelurahan/Desa dan/atau Sekretariat RT/RW lokasi bidang tanah tersebut
selama 14 hari kerja, dengan tujuan untuk diketahui khalayak masyarakat dan
memberi kesempatan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
menyampaikan keberatan jika ada keberatan.
g. Penerbitan Keputusan Pemberian Hak atas Tanah
Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menetapkan Keputusan Penetapan Hak
atau Keputusan Penegasan/Pengakuan Hak. Untuk penerbitan Keputusan
Pemberian Hak, peserta PTSL harus melampirkan bukti pembayaran Bea
Perolehan Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB) atau Pajak Penghasilan (PPh)
pada saat pendaftaran hak.

Dalam hal peserta PTSL tidak atau belum mampu membayar BPHTB maka
yang bersangkutan harus membuat surat penyataan BPHTB terhutang. Dalam
hal bidang tanah berasal dari hasil jual beli di masa lampau di mana pembeli
sekarang tidak mempunyai bukti pembayaran PPh dari pihak penjual di masa
lalu, maka yang bersangkutan harus membuat surat keterangan PPh terhutang.

h. Pembukuan
Terhadap tanah yang sudah dibuatkan berita acara penyelesaian proses
Pendaftaran Tanahnya, dibukukan dalam daftar umum Pendaftaran Tanah dan
daftar lainnya, dan ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL.

Penandatanganan Sertifikat Hak atas Tanah tersebut diatas merupakan hasil


pelaksanaan program Ajudikasi PTSL dapat dilaksanakan oleh Ketua Panitia
Ajudikasi PTSL untuk dan atas nama Kepala Kantor Pertanahan.

i. Penerbitan dan Penyerahan sertifikat


a. Panitia Ajudikasi Percepatan Bidang Yuridis menyiapkan/mencetak
Sertipikat Hak Atas Tanah
b. Kepala Kantor Pertanahan menandatangani Sertipikat hak atas tanah atau
dapat mendelegasikan kewenangan penandatanganan Sertipikat kepada
Ketua Panitia Ajudikasi Percepatan;
c. Panitia Ajudikasi Percepatan menyerahkan Sertipikat Hak Atas Tanah
kepada Pemegang Hak atau kuasanya dengan mencatatnya dalam daftar isian
penyerahan Sertipikat.
BAB III
PEMBAHASAN

B. Hasil dan Pembahasan

1. Peran kantor pertanahan dalam kegiatan pendaftaran tanah sistematis lengkap

Pendaftaran tanah di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia diselenggarakan


oleh pemerintah Indonesia, dalam rangka mengatur hubungan hukum antara subyek
dan obyek bidang-bidang tanah. 7Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah
diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut
ketentuanketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Hal tersebut terdapat
dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA. Penyelenggaraan pendaftaran tanah tersebut
merupakan instruksi yang diberikan kepada pemerintah, dalam hal ini Badan
Pertanahan Nasional, yang pelaksanaannya ada pada Kantor Pertanahan.

Pelaksanaan PTSL, dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatannya,


memerlukan peran dari BPN maupun kantor pertanahan. Tertuang dalam Pasal 6
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 6 Tahun 2018, untuk menetapkan lokasi penyebaran target PTSL, Kepala
Kantor Pertanahan menetapkan lokasi tersebut pada beberapa desa/kelurahan
dan/atau kecamatan, dan untuk Kepala Kantor Wilayah BPN menetapkan lokasinya
pada beberapa kabupaten/kota dalam satu provinsi.

Penetapan lokasi yang dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan tersebut dilakukan
pada lokasi kegiatan PTSL di wilayah kerjanya, dapat dalam satu wilayah desa, atau
kelurahan, atau secara bertahap dalam satu hamparan. Hal ini terdapat dalam Pasal 7.
Apabila terdapat keadaan tertentu, Kepala Kantor Pertanahan dapat melakukan
perubahan lokasi PTSL yang sudah ditetapkan, serta dibuatkan dalam bentuk
keputusan Kepala Kantor Pertanahan tentang perubahan lokasi PTSL. Apabila terjadi
penetapan perubahan lokasi tersebut, Kepala Kantor Pertanahan wajib melaporkan
kepada Kepala Kantor Wilayah BPN dengan memberikan alasan tentang perubahan
dimaksud, sesuai isi Pasal 8.

Tahap pelaksanaan PTSL selanjutnya yaitu tahap persiapan. Menurut Pasal 9, Kepala
Kantor Pertanahan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan PTSL dengan
menyiapkan: sarana dan prasarana pelaksanaan kegiatan PTSL, sumber daya
manusia, kebutuhan transportasi, koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya, dan
alokasi anggaran. Setelah itu, sesuai Pasal 10, Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan
peta dasar pendaftaran yang berbentuk peta garis atau peta foto. Dalam hal peta dasar
pendaftaran belum tersedia, Kepala Kantor Pertanahan menyiapkan peta lainnya yang
digunakan sebagai peta kerja.

Dalam hal pembentukan dan penetapan Panitia Ajudikasi PTSL dan satuan tugas
(Satgas), merupakan tugas dari Kepala Kantor Pertanahan, yang dituangkan dalam
bentuk keputusan. Hal ini terdapat dalam Pasal 11. Panitia ajudikasi PTSL tersebut
terdapat pula panitia yang berasal dari pegawai kantor pertanahan. Sebagai ketua
merangkap anggota panitia ajudikasi PTSL dijabat oleh pegawai kantor pertanahan,
wakil ketua bidang fisik merangkap anggota yang memahami urusan infrastruktur
pertanahan, Wakil Ketua bidang yuridis merangkap anggota yang memahami urusan
hubungan hukum pertanahan, sekretaris, serta anggota dari panitia ini juga berasal
dari kantor pertanahan, sesuai kebutuhan.

Sesuai dengan isi Pasal 13, bahwa panitia ajudikasi PTSL dibantu oleh satgas fisik,
satgas yuridis dan satgas administrasi. Dalam hal diperlukan, Kepala Kantor Wilayah
BPN dapat menugaskan Aparatur Sipil Negara dari kantor wilayah BPN atau kantor
pertanahan sebagai satgas fisik, satgas yuridis atau satgas administrasi untuk
membantu pelaksanaan kegiatan PTSL di kantor pertanahan lain dalam satu wilayah
provinsi.

Setelah dibentuk panitia ajudikasi PTSL, selanjutnya dalam Pasal 16, Kepala Kantor
Pertanahan beserta panitia ajudikasi PTSL, Satgas Fisik dan Satgas Yuridis
memberikan penyuluhan kepada masyarakat, baik yang sudah maupun belum
memiliki sertipikat, serta kepada Pemerintah Daerah, instansi terkait, penegak hukum
dan/atau tokoh-tokoh masyarakat.

Dalam hal pengumpulan data fisik dan pengumpulan data yuridis, Kepala Kantor
Pertanahan harus memastikan kesesuaian data yang dihasilkan dari kegiatan PTSL
dengan data elektronik dalam aplikasi KKP. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 17.
Selanjutnya, untuk keperluan pembuktian hak, panitia ajudikasi PTSL melakukan
penelitian data yuridis., sesuai Pasal 22. Tahap selanjutnya yaitu pengumuman data
fisik dan data yuridis serta pengesahannya. Pasal 24, untuk memenuhi asas publisitas
dalam pembuktian pemilikan tanah, data yuridis dan data fisik bidang tanah dan peta
bidangbidang tanah diumumkan dengan menggunakan formulir pengumuman data
fisik dan data yuridis selama 14 (empat belas) hari kalender di Kantor Panitia
Ajudikasi PTSL dan Kantor Kepala Desa atau Kelurahan. Setelah masa pengumuman
berakhir, data fisik dan data yuridis disahkan oleh Panitia Ajudikasi PTSL yang
dibuat dalam bentuk Berita Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data
Yuridis.

Pada tahap penegasan konversi, pengakuan hak, dan pemberian hak, sesuai Pasal 26,
dalam hal bidang tanah data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk
diterbitkan sertipikat hak atas tanah, maka akan ditindaklanjuti oleh Ketua Panitia
Ajudikasi PTSL. Menurut Pasal 27, berdasarkan usulan keputusan pemberian hak,
untuk bidang tanah yang merupakan tanah negara, Kepala Kantor Pertanahan
menetapkan keputusan pemberian hak yang dilakukan secara kolektif dan
memberikan catatan pada halaman terakhir daftar usulan pemberian Hak Milik/Guna
Bangunan/Pakai.

Pasal 28, mengenai tahapan pembukuan hak, dalam hal penandatanganan buku tanah
penegasan konversi dan pengakuan hak, penetapan keputusan pemberian hak, maka
dibukukan hak milik, hak guna bangunan, hak pakai dan/atau wakaf dalam buku
tanah yang bersangkutan, dilakukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kepala
Kantor Pertanahan. Selain itu, Pasal 29, dalam hal terdapat bidang tanah yang
memenuhi syarat untuk diterbitkan sertipikat namun terdapat perkara di pengadilan,
yang mana setelah mendapat putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dan
amar putusannya menyatakan salah satu pihak sebagai pihak yang berhak, ditetapkan
setelah tahun anggaran kegiatan PTSL berakhir, maka Kepala Kantor Pertanahan
yang menandatangani dan menerbitkan Sertipikat Hak atas Tanah, , tanpa mengganti
buku tanah yang telah ditandatangani Panitia Ajudikasi PTSL.

Sesuai isi Pasal 30, dalam hal bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya tidak
dapat dibukukan dan diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah karena subjek dan/atau
objek haknya belum memenuhi persyaratan tertentu, namun karena setelah
dipenuhinya beberapa persyaratan, maka bidang tanah tersebut dapat dibukukan buku
tanah dan diterbitkan sertipikat Hak atas Tanahnya kepada pihak yang berhak, maka
penandatanganan penerbitan sertipikat Hak atas Tanah tersebut dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Pertanahan.

Penandatanganan sertipikat hak atas tanah hasil pelaksanaan kegiatan PTSL


dilaksanakan oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL untuk dan atas nama Kepala Kantor
Pertanahan. Hal ini diatur dalam Pasal 31. Selain itu, terdapat kewajiban bagi Kepala
Kantor Pertanahan menyampaikan daftar BPHTB terhutang dan/atau PPh terhutang
tersebut secara periodik dalam waktu 3 (tiga) bulan kepada Bupati/Walikota setempat
untuk BPHTB, kepada Kantor Pajak Pratama setempat untuk PPh, yang memuat
identitas peserta (NIK), letak tanah, luas tanah, tanggal dan nomor sertipikat serta
Nilai Jual Objek Pajak/surat keterangan pajak. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 33.

Dalam hal pengumpulan, pengelompokan, pengolahan, dan penyimpanan data PTSL,


dilakukan oleh Panitia Ajudikasi PTSL. Hal ini sesuai dengan Pasal 36. Setelahnya,
menurut Pasal 37, Ketua Panitia Ajudikasi PTSL menyerahkan hasil pelaksanaan
kegiatan PTSL kepada Kepala Kantor Pertanahan pada akhir kegiatan PTSL dan
disertai dengan data PTSL, dibuat dalam bentuk Berita Acara Serah Terima berkas
dan warkah hasil kegiatan PTSL yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi
PTSL dan Kepala Kantor Pertanahan. Hasil kegiatan PTSL disimpan,
didokumentasikan dan diarsipkan oleh Kepala Kantor Pertanahan. Hal ini sesuai
dengan Pasal 38.

Pelaporan, sesuai Pasal 39, dilakukan oleh Ketua Panitia Ajudikasi PTSL kepada
Kepala Kantor Pertanahan dengan tembusan Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan dan Kepala Kantor Wilayah BPN jika terjadi permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan PTSL. Sedangkan untuk pelaporan bahwa PTSL selesai
dilaksanakan, dilakukan secara berjenjang dan berkala dari Kepala Kantor
Pertanahan, Kepala Kantor Wilayah BPN, dan Menteri. Baik pelaporan jika terjadi
permasalahan maupun pelaporan telah selesainya PTSL, ditandatangani oleh Kepala
Kantor Pertanahan, untuk Kantor Pertanahan, dan Kepala Kantor Wilayah BPN,
untuk Kantor Wilayah BPN. Penanggung jawab pelaksanaan laporan ada pada Kepala
Kantor Pertanahan, untuk tingkat Kabupaten/Kota, dan Kepala Kantor Wilayah BPN,
untuk tingkat Provinsi.

Dalam Pasal 41, pada bagian ketentuan lain-lain, terdapat ketentuan bagi
penyelesaian permohonan hak dan pendaftaran hak yang sudah terdaftar di Kantor
Pertanahan dalam lokasi pendaftaran tanah secara sistematis belum selesai
pengurusannya, maka untuk permohonan hak yang sudah diperiksa oleh Panitia
Pemeriksaan Tanah, penyelesaiannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
Kepala Kantor Wilayah BPN dan/atau Menteri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan, dan bagi permohonan pendaftaran hak yang berasal dari
konversi yang sudah selesai diumumkan, penyelesaiannya dilakukan oleh Kepala
Kantor Pertanahan dan/atau Kepala Kantor Wilayah BPN sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan. Bagi permohonan yang tidak termasuk kedalamnya,
berkasnya disampaikan oleh Kepala Kantor Pertanahan kepada Panitia Ajudikasi
untuk diselesaikan sesuai Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 2018. Proses permohonan hak dan pendaftaran
asal konversi hak-hak lama wajib diberitahukan oleh Kepala Kantor Pertanahan
kepada Panitia Ajudikasi dan sesuai keperluannya diserahkan warkah-warkahnya.
GAMBAR PERUSAHAAN
BAB II
ORGANISASI

1.3 SEJARAH KANTOR BPN KOTA DUMAI

Sebelumnya hanya ada kantor perwakilan kabupaten bengkalis kota dumai,


setelah itu terjadi pembentukan kantor pertanahan kotamadya termasuk kota
dumai dengan dasar keputusan menteri negara agraria/kepala badan pertanahan
nasional no. 13 tanggal 06 oktober tahun 1999.

Kantor pertanahan kota dumai pertama kali terletak di jalan sukajadi kel.
Sukajadi kec. Dumai kota pada tahun 1999.terletak di jalan tuanku tambusai
kel. Bagan besar kec.Bukit kapur. Namun pada tahun 2007 kantor pertanahan
kota dumai pindah dengan penempatan bangunan yang dimiliki oleh
pemerintah daerah kota dumai yang berada di jalan tuanku tambusai kel. Bagan
besar kec.Bukit kapur dengan luas tanah 3.995 m2sedangkan luas bangunan 470
m2 .

Dengan demikian kantor pertanahan kota dumai mengurus di bidang


pertanahan secara rasional, regional dan sektoral mulai dari menciptakan
ketertiban hukum, menyelesaikan masalah, sengketa dan konflik pertanahan
sesuai dengan peraturan presiden republik indonesia no. 10 tahun 2006 tentang
badan pertanahan nasional.
Kantor pertanahan kota dumai mempunyai batas wilayah sebelah utara selat
rupat sebelah selatan kabupaten bengkalis sebelah timur kabupaten benkalis dan
sebelah barat kabupaten rokan hilir. Wilayah dumai terdiri dari 7 (tujuh)
kecamatan dan 33 (tiga puluh tiga) kelurahan yaitu terdiri dari;

1. Kecamatan dumai timur :kelurahan tanjung palas, kelurahan jaya mukti,


kelurahan teluk binjai, kelurahan buluh kasap dan kelurahan bukit batrem.
2. Kecamatan dumai kota : kelurahan sukajadi, kelurahan dumai kota,
kelurahan bintan, kelurahan laksamana dan kelurahan rimba sekampung.
3. Kecamatan bukit kapur : kelurahan bukit nenas, kelurahan bagan besar,
kelurahan bukit kayu kapur, kelurahan gurun panjang dan kelurahan
kampung baru.
4. Kecamatan medang kampai : kelurahan pelintung, kelurahan guntung,
kelurahan teluk makmur dan kelurahan mundam.
5. Kecamatan dumai barat : kelurahan bukit nenas, kelurahan bagan besar,
kelurahan gurun panjang dan kelurahan kampung baru.
6. Kecamatan dumai selatan : kelurahan bukit datuk, kelurahan bukit timah,
kelurahan mekar sari dan kelurahan ratu sima.
7. Kecamatan sungai sembilan : kelurahan bangsal aceh, kelurahan lubuk
gaung, kelurahan basilam baru, kelurahan batu teritip dan kelurahan tanjung
penyebal.
Sejalan dengan peningkatan status kota dumai menjadi kotamadya daerah
tingkat II, maka akan meningkatkan upaya kebutuhan pelayanan di bidang
pertanahan sesuai dengan perkembangan pembangunan yang ada maka di
bentuklah kantor pertanahan kota dumai dengan surat keputusan menteri negara
agraria/kepala badan pertanahan nasional no. 13 tanggal 06 oktober tahun 1999
tentang pembentukan kantor pertanahan di kotamadya dumai provinsi riau.
Kantor pertanahan kota dumai memiliki tujuan yang ingin dicapai.hal ini
terlihat pada visi dan misi instansi tersebut. Adapun visi dan misi kantor
pertanahan kota dumai adalah sebagai berikut:
1.4 VISI DAN MISI
a) VISI
Menjadi lembaga yang mampu mewujudkan tanah dan pertanahan untuk
sebesar - besar kemakmuran rakyat di kota Dumai.

b) MISI
Mengembangkan dan menyelenggarakan politik dan kebijakan pertanahan
untuk:
1. peningkatan kesejahteraan rakyat pengurangan kemiskinan dan kesenjangan
pendapatan serta pemantapan ketahanan pangan di kota dumai
2. peningkatan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dan
bermartabat dalam kaitannya dengan penguasaan, pemilikan , penggunaan
dan tanah (P4T) di kota dumai
3. perwujudan tatanan kehidupan bersama yang harmonis dengan mengatasi
berbagai sengketa konflik perkara pertanahaan di kota dumai
4. memberikan akses seluas – luasnya pada generasi yang akan datang terhadap
tanah sebagai kesejahteraan di kota dumai
5. menguatkan lembaga pertanahan sesuai dengan jiwa,semangat, prinsip dan
aturan yang tertuang dalam UUPA dan aspirasi rakyat secara luas di kota
dumai

1.5 STRUKTUR ORGANISASI KANTOR BPN KOTA DUMAI


BAB IV
KESIMPULAN

4.1 KESIMPULAN

Dari laporan diatas dapat disimpulkan bahwa Bahwa pelaksanaan Pendaftaran


Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) adalah salah satu kegiatan pemerintah
dibidang pendaftaran tanah yang berupa pensertifikatan secara massal dalam
rangka membantu seluruh golongan, terutama golongan ekonomi menengah
dan ekonomi rendah. Program PTSL akan dilaksanakan secara rutin setiap
tahunnya, dimana sebagian besar sumber dananya ditanggung oleh Pemerintah
Dalam melaksanakan PTSL tak selalu berlangsung mulus. Banyak kendala
yang dihadapi petugas di lapangan. Kendala tersebut antara lain:

a) pertama, bidang tanah yang dicatat dalam buku tanah, tetapi masih dalam
keadaan sengketa atau perkara di pengadilan. "Semua surat-suratnya jelas,
tapi masih sengketa.
b) Kedua, bidang tanah yang subyeknya tidak diketahui, tidak jelas, atau tidak
berada di tempat. Ketika petugas akan mengukur dan mengurus tanah
tersebut, keberadaan pemiliknya tidak diketahui.
Ketiga, bidang tanah yang akan dipetakan secara kadastral atau perbaikan
kualitas gambar. Artinya, batas suatu bidang tanah dengan tanah di sebelahnya
belum jelas. Biasanya hal ini terjadi sebagai akibat dari
c) pembangunan rumah atau gedung di tanah sebelahnya yang berbatasan
langsung.
d) 4.2 SARAN
e) Setelah penulis mengambil beberapa kesimpulan dari data dan informasi
yang telah di analisa, maka penulis akan mencoba untuk memberikan
beberapa saran kepada Kantor Pertanahan Kota Dumai, maupun kepada
masyarakat pada umumnya, agar pelaksanaan PTSL tahun yang akan
datang dapat dilaksanakan dengan baik. Adapun saran-saran yang
penulis kemukakan antaran lain :

1. Kantor Pertanahan Kabupaten Dompu harus lebih meningkatkan kinerjanya


tugasnya dalam memberikan informasi kepada masyarakat baik mengenai
informasi pendaftaran tanah, informasi tentang syarat-syarat apa saja yang
harus dimiliki pemohon. Sekaligus apabila ada biaya yang dibebankan pada
peserta PTSL nantinya, hal tersebut agar tidak menjadi permasalahan dalam
kelancaran pelaksanaannya.
2. Untuk warga desa yang akan mengikuti program PTSL tahun berikutnya,
apabila adanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan
Kota Dumai jika bisa datang tepat waktu dan tidak diwakilkan agar
informasi yang disampaikan tidak setengah-setengah masuk dalam
pemahaman dan sesuai apa yang disampaikan oleh Petugas, sehingga setelah
dilakukannya penyuluhan masyarakat dapat melakukan persiapan.

Anda mungkin juga menyukai