Anda di halaman 1dari 133

PETUNJUK TEKNIS

INVENTARISASI, PENERTIBAN DAN


PENDAYAGUNAAN KAWASAN TELANTAR
***********

2022

Disusun Oleh :
Direktorat Penertiban Penguasaan,
Pemilikan dan Penggunaan Tanah

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan


i Ruang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN RI
KATA PENGANTAR

Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan


bahwa bumi, air serta kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berkenaan dengan pengelolaannya, sesuai dengan Pasal 2 ayat 1
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
pokok Agraria (UUPA), Negara mempunyai kekuasaan untuk mengatur
peruntukan, penggunaan, persediaan, pemeliharaan bumi, air, ruang
angkasa serta kekayaan yang terkandung di dalamnya.
Dalam upaya pengendalian ruang dan tanah sebagai sumber
kesejahteraan negara dan masyarakat, berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang dan
Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional yang selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional diberi tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian pemanfaatan ruang,
pengendalian alih fungsi lahan, pengendalian wilayah pesisir, pulau-pulau
kecil, perbatasan dan wilayah tertentu, penertiban pemanfaatan ruang,
dan penertiban penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan
tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang dilaksanakan
oleh Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Kawasan dan
Ruang.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional, Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Tanah sebagai unit kerja dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan program, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan

i
D.Tindak Lanjut Hasil Penertiban Kawasan Telantar ............ 41
1. Tindak Lanjut Keputusan Penetapan Kawasan Telantar 41
2. Tindak Lanjut Usulan Penghapusan dari Basis Data
Kawasan Terindikasi Telantar ...................................... 42
BAB IV PENDAYAGUNAAN KAWASAN TELANTAR
A. Objek Pendayagunaan Kawasan Telantar .......................... 46
B. Kegiatan Dalam Pendayagunaan Kawasan Telantar .......... 46
C. Tata Cara Pendayagunaan Kawasan Telantar .................... 47
1. Identifikasi Obyek Kawasan .......................................... 48
2. Pelaksanaan Pengaman Kawasan.................................. 49
3. Pengusulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan ....................................................................... 50
4. Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan ..................... 52
5. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan ........ 54
D. Tata Cara Pelaksanaan Keputusan Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan ............................. 55
E. Basis Data Pendayagunaan Kawasan ............................... 56
F. Pengawasan dan Pengendalian Pendayagunaan Kawasan 57
G. Pelaporan Pendayagunaan Kawasan ................................ 58
BAB V PELAPORAN ............................................................................. 59
BAB VI PENUTUP ................................................................................. 60
LAMPIRAN ............................................................................................. 61
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... 117

v
Lampiran 1. Tabulasi Data Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.62
Lampiran 2. Keputusan Penetapan Lokasi Kegiatan Inventarisasi
Kawasan Terindikasi Telantar .......................................... 63
Lampiran 3. Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Inventarisasi Kawasan
Telantar kepada Pemegang Izin/Konsesi/
Perizinan Berusaha .......................................................... 65
Lampiran 4. Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar ..... 66
Lampiran 5. Daftar Isian Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar .. 69
Lampiran 6. Pengelompokan Data Tekstual/Basis Data
Kawasan Terindikasi Telantar .......................................... 70
Lampiran 7. Peta Penguasaan Kawasan Hasil Inventarisasi ................. 71
Lampiran 8. Peta Penguasaan Kesesuaian Peruntukan Kawasan
Hasil Inventarisasi ........................................................... 74
Lampiran 9. Peta Penguasaan Kesesuaian Pemanfaatan Kawasan
Hasil Inventarisasi ........................................................... 77
Lampiran 10. Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) ............ 80
Lampiran 11. Keputusan Penetapan Lokasi Kegiatan Penertiban Kawasan
Terindikasi Telantar ......................................................... 82
Lampiran 12. Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Evaluasi Kawasan
Telantar Kepada Pemegang Izin/Konsesi/
Perizinan Berusaha .......................................................... 84
Lampiran 13. Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
Dalam Masa Evaluasi ...................................................... 85
Lampiran 14. Berita Acara Sidang Pokja Evaluasi Kawasan Telantar ..... 86
Lampiran 15. Laporan Hasil Evaluasi Kawasan Telantar ........................ 88
Lampiran 16. Surat Pemberitahuan Hasil Evaluasi Kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha ..................................... 89
Lampiran 17. Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
Dalam Masa Pemberitahuan ............................................ 90
Lampiran 18. Laporan Hasil Evaluasi Setelah Masa Pemberitahuan ...... 91
Lampiran 19. Surat Peringatan Pertama ................................................ 92
Lampiran 20. Surat Peringatan Kedua ................................................... 93
vi
Lampiran 21. Surat Peringatan Ketiga ................................................... 94
Lampiran 22. Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau
Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
Dalam Masa Peringatan .................................................. 95
Lampiran 23. Laporan Hasil Evaluasi Pada Akhir Masa
Peringatan 1, 2 dan 3 ....................................................... 96
Lampiran 24. Penetapan Kawasan Telantar oleh Pimpinan Instansi ....... 99
Lampiran 25. Penetapan Kawasan Telantar oleh Menteri ..................... 101
Lampiran 26. Usulan Penghapusan dari Basis Data
Kawasan Terindikasi Telantar ........................................ 103
Lampiran 27. Pengumuman di Surat Kabar mengenai Pencabutan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha ................................... 105
Lampiran 28. Papan Pengumuman mengenai Pencabutan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha ................................... 106
Lampiran 29. Surat Pernyataan Penggarap .......................................... 107
Lampiran 30. Berita Acara Penelitian/Peninjauan Lapang
Objek Kawasan ............................................................. 108
Lampiran 31. Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan Telantar Oleh Pimpinan Instansi .................... 112
Lampiran 32. Basis Data Pendayagunaan Kawasan ............................ 114
Lampiran 33. Sistematika Pelaporan Calon Objek Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan .......................... 115
Lampiran 34. Sistematika Pelaporan Pelaksanaan Pendayagunaan
Kawasan ....................................................................... 116

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tahapan Inventarisasi Kawasan Telantar (Tahun Kesatu) .......... 9


Tabel 2. Tahapan Evaluasi (Tahun Kesatu) ........................................... 10
Tabel 3. Tahapan Pemberitahuan (Tahun Kedua) .................................. 10
Tabel 4. Tahapan Peringatan I (Tahun Kedua)....................................... 10
Tabel 5. Tahapan Peringatan II dan Peringatan III (Tahun Ketiga) ......... 11
Tabel 6. Usulan Penetapan Kawasan Telantar atau
Penghapusan dari Basisdata Kawasan (Tahun Ketiga) ............. 11
Tabel 7. Tahapan Pendayagunaan Kawasan Telantar
(Tahun Keempat) ..................................................................... 12

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Diagram Alir Proses Inventarisasi Kawasan


Terindikasi Telantar .......................................................... 118
Gambar 2. Diagram Alir Proses Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan Telantar ............................................................. 119
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pendayagunaan Kawasan Telantar..... 120

ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa bagi rakyat, bangsa
dan Negara Indonesia, yang harus diusahakan, dimanfaatkan, dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan tidak
boleh ditelantarkan. Penelantaran terhadap tanah merupakan tindakan
yang tidak bijaksana, tidak ekonomis dan tidak berkeadilan, serta juga
merupakan pelanggaran terhadap kewajiban yang harus dijalankan
para Pemegang Hak atau pihak yang telah memperoleh dasar
penguasaan tanah. Penelantaran tanah juga berdampak pada
terhambatnya pencapaian berbagai tujuan program pembangunan,
rentannya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi nasional,
tertutupnya akses sosial-ekonomi masyarakat khususnya petani pada
tanah, serta terusiknya rasa keadilan dan harmoni sosial.
Saat ini penelantaran tanah semakin menimbulkan kesenjangan
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat serta menurunkan kualitas
lingkungan. Oleh sebab itu, penelantaran tanah harus dicegah dan
ditertibkan untuk mengurangi atau menghapus dampak negatifnya.
Dengan demikian pencegahan, penertiban, dan pendayagunaan
kawasan telantar merupakan langkah dan prasyarat penting untuk
menjalankan program-program pembangunan nasional, terutama di
bidang agraria yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJM).
Seiring dengan dinamika pembangunan nasional, selain kawasan
telantar, saat ini berdasarkan fakta di lapangan juga terdapat cukup
banyak kawasan telantar. Apabila tidak segera ditangani, penelantaran
kawasan dapat mengakibatkan semakin tingginya kesenjangan sosial
dan ekonomi serta semakin menurunnya kualitas lingkungan. Oleh
karena itu, diperlukan adanya suatu pengaturan untuk mengantisipasi
atau meminimalisasi dampak negatif dari penelantaran kawasan.

1
Kawasan telantar adalah kawasan non kawasan hutan yang belum
dilekati Hak Atas Tanah yang telah memiliki Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, yang sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan,
dan/atau tidak dimanfaatkan. Yang dimaksud dengan “Izin" dapat
berupa lzin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK), Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI), Izin Tanda Daftar
Usaha Pariwisata (Izin TDUP), dan sebagainya. Yang dimaksud dengan
"Konsesi" dapat berupa Konsesi pembukaan tambang, Konsesi
perkebunan sawit, Konsesi jalan tol, Konsesi pelabuhan, dan
sebagainya. Yang dimaksud dengan "Perizinan Berusaha" dapat berupa
kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang, persetujuan lingkungan,
persetujuan bangunan gedung, sertifikat laik fungsi, dan sebagainya.
Selain didasarkan pada kondisi sebagaimana dijelaskan di atas,
pengaturan terhadap kawasan telantar dimaksudkan pula untuk
melaksanakan amanat dari Pasal 180 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sebagai pelaksanaan amanat dari
Pasal 180 Undang Undang Cipta Kerja tersebut saat ini sudah ada
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar. Peraturan Pemerintah tersebut setidaknya menyiratkan dua
hal yaitu: Pertama, Pencegahan terjadinya penelantaran kawasan dan
tanah. Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut lebih menekankan
terhadap aspek pencegahan agar kawasan dan tanah yang sudah
diberikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan oleh
Negara tidak ditelantarkan. Aspek pencegahan ini tercermin pada
pasal-pasal yang mengatur mengenai prosedur penertiban kawasan
telantar, mulai dari inventarisasi, evaluasi serta peringatan-peringatan
kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha. Melalui prosedur
penertiban tersebut diharapkan Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha akan memanfaatkan kembali tanahnya. Kedua, Sanksi
terhadap penelantaran kawasan dan tanah. Apabila setelah dilakukan

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa bagi rakyat, bangsa
dan Negara Indonesia, yang harus diusahakan, dimanfaatkan, dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan tidak
boleh ditelantarkan. Penelantaran terhadap tanah merupakan tindakan
yang tidak bijaksana, tidak ekonomis dan tidak berkeadilan, serta juga
merupakan pelanggaran terhadap kewajiban yang harus dijalankan
para Pemegang Hak atau pihak yang telah memperoleh dasar
penguasaan tanah. Penelantaran tanah juga berdampak pada
terhambatnya pencapaian berbagai tujuan program pembangunan,
rentannya ketahanan pangan dan ketahanan ekonomi nasional,
tertutupnya akses sosial-ekonomi masyarakat khususnya petani pada
tanah, serta terusiknya rasa keadilan dan harmoni sosial.
Saat ini penelantaran tanah semakin menimbulkan kesenjangan
sosial, ekonomi, dan kesejahteraan rakyat serta menurunkan kualitas
lingkungan. Oleh sebab itu, penelantaran tanah harus dicegah dan
ditertibkan untuk mengurangi atau menghapus dampak negatifnya.
Dengan demikian pencegahan, penertiban, dan pendayagunaan
kawasan telantar merupakan langkah dan prasyarat penting untuk
menjalankan program-program pembangunan nasional, terutama di
bidang agraria yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria, serta Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJM).
Seiring dengan dinamika pembangunan nasional, selain kawasan
telantar, saat ini berdasarkan fakta di lapangan juga terdapat cukup
banyak kawasan telantar. Apabila tidak segera ditangani, penelantaran
kawasan dapat mengakibatkan semakin tingginya kesenjangan sosial
dan ekonomi serta semakin menurunnya kualitas lingkungan. Oleh
karena itu, diperlukan adanya suatu pengaturan untuk mengantisipasi
atau meminimalisasi dampak negatif dari penelantaran kawasan.

1
Kawasan telantar adalah kawasan non kawasan hutan yang belum
dilekati Hak Atas Tanah yang telah memiliki Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, yang sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan,
dan/atau tidak dimanfaatkan. Yang dimaksud dengan “Izin" dapat
berupa lzin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK), Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI), Izin Tanda Daftar
Usaha Pariwisata (Izin TDUP), dan sebagainya. Yang dimaksud dengan
"Konsesi" dapat berupa Konsesi pembukaan tambang, Konsesi
perkebunan sawit, Konsesi jalan tol, Konsesi pelabuhan, dan
sebagainya. Yang dimaksud dengan "Perizinan Berusaha" dapat berupa
kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang, persetujuan lingkungan,
persetujuan bangunan gedung, sertifikat laik fungsi, dan sebagainya.
Selain didasarkan pada kondisi sebagaimana dijelaskan di atas,
pengaturan terhadap kawasan telantar dimaksudkan pula untuk
melaksanakan amanat dari Pasal 180 Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Sebagai pelaksanaan amanat dari
Pasal 180 Undang Undang Cipta Kerja tersebut saat ini sudah ada
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar. Peraturan Pemerintah tersebut setidaknya menyiratkan dua
hal yaitu: Pertama, Pencegahan terjadinya penelantaran kawasan dan
tanah. Rancangan Peraturan Pemerintah tersebut lebih menekankan
terhadap aspek pencegahan agar kawasan dan tanah yang sudah
diberikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan oleh
Negara tidak ditelantarkan. Aspek pencegahan ini tercermin pada
pasal-pasal yang mengatur mengenai prosedur penertiban kawasan
telantar, mulai dari inventarisasi, evaluasi serta peringatan-peringatan
kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha. Melalui prosedur
penertiban tersebut diharapkan Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha akan memanfaatkan kembali tanahnya. Kedua, Sanksi
terhadap penelantaran kawasan dan tanah. Apabila setelah dilakukan

2
penertiban, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap tidak
memanfaatkan kawasannya maka diberikan sanksi dengan
menetapkan kawasan sebagai kawasan telantar. Dengan demikian
untuk melaksanakan penertiban kawasan telantar sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 180 Undang Undang Cipta Kerja perlu
dilakukan inventarisasi terhadap kawasan terindikasi telantar yang
pelaksanaannya melibatkan instansi terkait yang menerbitkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa penertiban
kawasan telantar merupakan “upaya pencegahan (optimalisasi
penggunaan dan pemanfaatan kawasan sesuai dengan peruntukannya
oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)” serta “upaya
penindakan (penetapan kawasan telantar terhadap obyek kawasan
yang tidak digunakan, dimanfaatkan dan diusahakan sesuai dengan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha).
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar (sebagai
peraturan pelaksanaan dari Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar, dalam Pasal 6,
diatur jenis-jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang menjadi objek
penertiban kawasan telantar, sebagai berikut :
1. kawasan pertambangan;
2. kawasan perkebunan;
3. kawasan industri;
4. kawasan pariwisata;
5. kawasan perumahan/permukiman skala besar/terpadu; atau
6. kawasan lain yang penguasahaan, penggunaan dan/atau
pemanfaatannya didasarkan pada Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha yang terkait dengan pemanfaatan tanah dan ruang.
Terhadap Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang ditetapkan
sebagai kawasan telantar, izinnya dicabut oleh Instansi yang
berwenang, dan ditegaskan sebagai kawasan yang dikuasai langsung

3
oleh Negara. Kawasan yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan
Telantar tersebut akan dilakukan pendayagunaan. Pendayagunaan
adalah pengusahaan dan penataan kembali agar dapat mendatangkan
hasil dan manfaat untuk kepentingan pihak lain dan negara. Sehingga
dalam rangka pendayagunaan Kawasan, dimaksudkan dalam rangka
pengusahaan dan penataan kembali Kawasan agar dapat
mendatangkan hasil dan manfaat untuk kepentingan pihak lain dan
negara.
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Telantar, peruntukan
penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan Kawasan didayagunakan
untuk kepentingan pihak lain dan negara melalui:
1. Pihak Lain;
Pihak lain yang memiliki kemampuan dan sumber daya yang
memadai paling sedikit mencakup aspek ekonomi dan sumber daya
manusia melalui mekanisme yang transparan dan kompetitif dapat
berupa proses lelang secara terbuka sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangundangan.
2. Bank Tanah;
Badan Bank Tanah yang selanjutnya disebut Bank Tanah adalah
badan khusus (sui generis) yang merupakan badan hukum
Indonesia yang dibentuk oleh pemerintah pusat yang diberi
kewenangan khusus untuk mengelola tanah.
Untuk melaksanakan kegiatan penertiban dan pendayagunaan
kawasan telantar sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah
Telantar dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar, maka dibutuhkan Petunjuk
Teknis Inventarisasi, Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan
Telantar sebagai acuan dalam penganggaran dan petunjuk bagi
pelaksana untuk melaksanakan penertiban kawasan telantar sesuai

4
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penertiban kawasan telantar tersebut berpedoman pada Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan Telantar.
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2019
tentang Organisasi Kementerian Negara;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 113/P Tahun 2019
tentang Pembentukan Kementerian Negara dan Pengangkatan
Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode Tahun 2019-2024;
7. Peraturan Menteri Agraria Dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan
Tanah Telantar.

5
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud diterbitkannya petunjuk teknis inventarisasi,
penertiban dan pendayagunaan kawasan telantar adalah sebagai
pedoman operasional bagi petugas pelaksana kegiatan
inventarisasi, penertiban dan pendayagunaan kawasan telantar
yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar jo Peraturan Menteri Agraria Dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar.
2. Tujuan
Tujuan diterbitkannya petunjuk teknis inventarisasi,
penertiban dan pendayagunaan kawasan telantar adalah
terwujudnya pemahaman secara substansial dan kesamaan
persepsi terhadap ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar jo. Peraturan Menteri Agraria Dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar.
D. Ruang Lingkup
Secara umum, kegiatan inventarisasi, penertiban dan
pendayagunaan kawasan telantar dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut :
1. Tahapan Inventarisasi, dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh
data awal baik data administrasi maupun data spasial yang
meliputi setidaknya luasan penguasaan kawasan, luasan
penggunaan kawasan dan luasan terindikasi terlantar sebagai
dasar penertiban kawasan terlantar. Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Telantar tidak dilaksanakan oleh Pimpinan Instansi
dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender

6
terhitung sejak diterimanya laporan atau informasi maka
inventarisasi dilakukan oleh Menteri.
2. Tahapan Evaluasi, berdasarkan hasil inventarisasi kawasan
telantar dalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender, dilaksanakan oleh Pokja yang dibentuk dan ditetapkan
oleh Pimpinan Instansi yang keanggotaannya terdiri dari unsur
instansi dan kementerian;
3. Tahapan Pemberitahuan, ditujukan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk mengusahakan,
mempergunakan dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, dengan jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan
puluh) hari kalender sejak tanggal diterbitkannya pemberitahuan.
Pemberitahuan dilakukan oleh Pimpinan Instansi berdasarkan
hasil evaluasi diketahui bahwa Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha sengaja tidak mengusahakan, tidak mempergunakan,
dan/atau tidak memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
4. Tahapan Peringatan :
a. Peringatan Pertama, diberikan oleh Pimpinan Instansi kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan pihak lain yang
berkepentingan agar mengusahakan, mempergunakan,
dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dalam jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan
pertama, dalam hal berdasarkan hasil evaluasi setelah masa
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada angka 2 masih
terdapat Kawasan Telantar.
b. Peringatan Kedua, diberikan oleh Pimpinan Instansi kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha agar
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dalam jangka waktu paling
lama 90 (sembilan puluh lima) hari kalender sejak tanggal
diterimanya surat peringatan kedua, dalam hal peringatan
tertulis pertama tidak dilaksanakan.

7
c. Peringatan Ketiga, diberikan oleh Pimpinan Instansi kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha agar
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dalam jangka waktu paling
lama 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak tanggal
diterimanya surat peringatan kedua, dalam hal peringatan
tertulis kedua tidak dilaksanakan.
5. Tahapan Penetapan, yang dilakukan oleh Pimpinan Instansi.
Apabila 30 hari kalender sejak berakhirnya waktu peringatan
tertulis III, pimpinan instansi tidak melakukan penetapan kawasan
telantar maka penetapan Kawasan Telantar dilakukan oleh Menteri.
Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Telantar dapat
ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah atau dialihkan kepada pihak
lain dengan mekanisme yang transparan dan kompetitif (lelang
secara terbuka)
6. Tahapan Pengusulan Tindak Lanjut Hasil Penertiban kawasan
Terindikasi Telantar:
a. Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar dilakukan dari Pokja yang mengusulkan kepada
Instansi berdasarkan hasil Evaluasi, atau hasil setelah masa
Pemberitahuan, atau hasil setelah masa Peringatan I, atau hasil
setelah masa Peringatan II, atau hasil setelah masa Peringatan
III, diketahui bahwa Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
telah mengusahakan, mempergunakan,dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
b. Penetapan Kawasan Telantar oleh Pimpinan Instansi dilakukan
dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
melaksanakan Peringatan III.
7. Tahapan Pendayagunaan, dari hasil penetapan kawasan telantar
dilaksanakan dengan cara mencabut Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha yang dilakukan oleh Pimpinan Instansi kemudian
dialihkan/diberikan kepada pihak lain melalui mekanisme yang
transparan dan kompetitif sesuai dengan ketentuan peraturan

8
perundang-undangan dan/atau kawasan yang telah ditetapkan
sebagai kawasan telantar dapat ditetapkan sebagai Aset Bank
Tanah. Apabila Pimpinan Instansi tidak melakukan
pengalihan/pemberian Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
penetapan Kawasan Telantar sebagai Aset Bank Tanah dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung
sejak penetapan Kawasan Telantar, Menteri melaporkan kepada
Presiden.
E. Waktu Kegiatan
Kegiatan Inventarisasi, Penertiban Penetapan dan
Pendayagunaan Kawasan Telantar dibiayai dengan APBN atau APBD
atau sumber pembiayaan lain yang sah, maka dibutuhkan waktu
pelaksanaan oleh Pimpinan Instansi/Menteri paling cepat 3 (tiga) tahun
anggaran. Waktu pelaksanaan masing-masing tahapan kegiatan
tersebut sebagai berikut :
1. Tahapan Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar
Tabel 1. Tahapan Inventarisasi Kawasan Telantar (Tahun Kesatu)

Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Inventarisasi Oleh Pimpinan


1 90 hari kalender
Instansi

2 Inventarisasi Oleh Menteri 90 hari kalender

Verifikasi Laporan/Informasi

Pengumpulan Data

Penyusunan Rencana Jadwal

Penyiapan Administrasi dan


Sarana Penunjang

Pemantauan Lapang

Pengolahan Data

Laporan Hasil Inventarisasi

9
2. Tahapan Penertiban Kawasan Terindikasi Telantar
Tabel 2. Tahapan Evaluasi (Tahun Kesatu)

Bulan
No Kegiatan
Jul Aug Sep Okt Nov Des
1 Tahapan Evaluasi 180 hari kalender
Membentuk Kelompok Kerja
2
(Pokja)
Penetapan Lokasi Obyek
3
Penertiban Kawasan
Pemberitahuan ke Pemegang
4
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
5 Rapat Persiapan Awal Evaluasi
6 Evaluasi Peninjauan Lapang
Laporan Kemajuan Evaluasi
7 Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
8 Rapat Hasil Evaluasi
9 Laporan Hasil Evaluasi

Tabel 3. Tahapan Pemberitahuan (Tahun Kedua)


Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Tahapan Pemberitahuan Paling lama 180 hari kalender
Pemberitahuan ke Pemegang
2
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
Laporan Kemajuan Evaluasi
3 Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha Masa Pemberitahuan
Evaluasi Peninjauan Lapang
4
Masa Pemberitahuan
Rapat Hasil Evaluasi Masa
5
Pemberitahuan
Laporan Hasil Evaluasi Masa
6
Pemberitahuan

Tabel 4. Tahapan Peringatan I (Tahun Kedua)


Bulan
No Kegiatan
Jul Aug Sep Okt Nov Des
1 Peringatan I Paling lama 180 hari kalender

2 Surat Peringatan I

Evaluasi terhadap laporan


3 Pemegang I/K/PB akhir
Peringatan I
Pemantauan dan evaluasi setelah
4
akhir Peringatan I

10
Tabel 5. Tahapan Peringatan II dan Peringatan III
(Tahun Ketiga)
Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei

1 Peringatan II Paling lama 90 hari kalender

2 Surat Peringatan II

Evaluasi terhadap laporan


3 Pemegang I/K/PB akhir
Peringatan II
Pemantauan dan evaluasi setelah
4
akhir Peringatan II
Paling lama 45 hari
5 Peringatan III
kalender

6 Surat Peringatan III

Evaluasi terhadap laporan


7 Pemegang I/K/PB akhir
Peringatan III
Pemantauan dan evaluasi setelah
8
akhir Peringatan III

Tabel 6. Usulan Penetapan Kawasan Telantar atau


Penghapusan dari Basisdata Kawasan (Tahun Ketiga)
Bulan
No Kegiatan
Jun Jul Aug Sep Okt Nov Des

Penyiapan administrasi dan sarana


1
penunjang kegiatan

Penyiapan bahan usulan penetapan


2
kawasan telantar atau penghapusan

Penyusunan laporan dan Usulan


3 Tindak Lanjut Hasil Penertiban
kawasan telantar

4 Penetapan Kawasan Telantar

Penghapusan dari Basisdata


5
Kawasan Telantar

11
3. Tahapan Pendayagunaan Kawasan Telantar
Tabel 7. Tahapan Pendayagunaan Kawasan Telantar (Tahun Keempat)

Bulan
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Pendayagunaan Oleh 30 hari
1 kalender
Pimpinan Instansi
Pencabutan dan Pengalihan
2 Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha

3 Aset Bank Tanah

4 Pendayagunaan Oleh Menteri


Laporan ke Presiden untuk
5 keputusan pendayagunaan
kawasan
Tahap Pendayagunaan
6
Kawasan Telantar

7 Identifikasi Objek Kawasan

Pelaksanaan Pengamanan
8
Kawasan
Pengusulan Penetapan
9 Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan
Bulan
Kegiatan
Jul Aug Sep Okt Nov Des
Tahap Pendayagunaan
Kawasan Telantar
Rapat/Ekspose
10
Pendayagunaan Kawasan
Penyusunan Risalah
Pengolahan Data dan Draft
11
Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan.
Pelaksanaan Keputusan
12 Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan
Basis Data Pendayagunaan
13
Kawasan
Pengawasan dan
14 Pengendalian Pendayagunaan
Kawasan
Pelaporan Pendayagunaan
15
Kawasan

F. Pembiayaan
Kegiatan Inventarisasi, Penertiban, Penetapan dan
Pendayagunaan Kawasan Telantar dibiayai dengan APBN atau APBD
atau sumber pembiayaan lain yang sah.

12
- surat@atrbpn.go.id; dan/atau
- kawasantelantar@atrbpn.go.id
d) Media sosial Kementerian:
- https://facebook.com/KementerianATRBPN
- https://twitter.com/atr_bpn
- https://instagram.com/kementerian.atrbpn
- https://www.youtube.com/channel/UC29czQyZyoM
FNDgXYYWjmkw
e) Surat tertulis; dan/atau
f) Sarana penyampaian laporan atau informasi lainnya
yang dikelola oleh Instansi dan Kementerian.
d. Syarat minimal laporan atau informasi dari masyarakat
sebagaimana dimaksud huruf c diatas yang bisa diterima
paling sedikit memuat:
1) Identitas pelapor/pemberi informasi seperti NIK, nama,
alamat;
2) Lokasi kawasan dan;
3) Kondisi pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
kawasan secara umum.
Terhadap laporan atau informasi dari masyarakat yang tidak
memenuhi angka 1 (satu) atau 2 (dua) syarat seperti huruf d
diatas maka terhadap laporan atau informasi tersebut ditindak
lanjuti dengan pemberitahuan permintaan kelengkapan
laporan atau informasi.
C. Tata Cara Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar
Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dilakukan oleh:
1. Pimpinan Instansi.
Apabila Pimpinan Instansi tidak melakukan Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Telantar dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung sejak diterimanya laporan atau
informasi maka inventarisasi dilakukan oleh Menteri. Menteri dapat
berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi, menteri atau pimpinan
lembaga terkait sesuai dengan kewenangannya.

16
2. Menteri.
Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dilakukan Menteri
dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak diterimanya laporan atau informasi yang ditujukan
kepada Pimpinan Instansi dengan tembusan Menteri, atau yang
ditujukan langsung kepada Menteri yang dilaksanakan dengan atau
tanpa berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi, menteri atau
pimpinan lembaga terkait sesuai dengan kewenangannya.
Adapun proses tahapan kegiatan inventarisasi kawasan
terindikasi telantar dari sejak Laporan atau informasi sampai
Pengelolaan Data Kawasan Terindikasi Telantar sebagaimana Diagram
Alir Gambar 1
Kegiatan inventarisasi kawasan terindikasi telantar dilaksanakan
oleh Tim Inventarisasi dari Instansi/Menteri meliputi tahapan sebagai
berikut:
1. Persiapan
Kegiatan dalam rangka persiapan meliputi:
a. Verifikasi Laporan atau Informasi.
Terhadap laporan atau informasi yang diterima dan
memenuhi syarat sebagaimana sumber laporan dan informasi
tersebut diatas maka Tim Inventarisasi melakukan verifikasi data
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha di instansi terkait berupa:
1) Verifikasi data tekstual seperti:
- nama dan alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha;
- nomor dan tanggal keputusan pemberian
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
- tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
- letak kawasan;
- luas kawasan secara keseluruhan; dan
- luas Kawasan Terindikasi Telantar
2) Verifikasi data spasial dengan cara melihat kondisi
pemanfaatan tanah melalui deliniasi peta citra terbaru.

17
3) Masalah atau penyebab penelantaran Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau Kawasan.
b. Pengumpulan Data
Terhadap data Laporan dan informasi kawasan terindikasi
telantar yang sudah di verifikasi oleh Tim Inventarisasi tersebut
kemudian Tim Inventarisasi melakukan pengumpulan data
tekstual dan data spasial mengenai Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau Kawasan terindikasi telantar seperti:
1) Mengumpulkan data pendukung antara lain SK
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, Peta Citra Satelit yang
dilengkapi dengan koordinat posisi bidang Kawasan
Terindikasi Telantar;
2) Pemilihan objek inventarisasi yang sudah di verifikasi;
3) Menyiapkan Tabulasi Basis Data Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Telantar sebagaimana Format Lampiran 1.
Kelengkapan data dan berkas salinan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sebagaimana huruf b angka 1
(dua) diatas sebagai syarat untuk pelaksanaan kegiatan survey
lapang. Apabila berkas tersebut tidak lengkap maka kegiatan
survey lapang tidak bisa dilakukan dan kepada Pelapor
disampaikan Pemberitahuan permintaan kelengkapan data.
Kegiatan survey lapang bisa dilakukan sepanjang
kelengkapan dalam surat Pemberitahuan sudah dipenuhi,
apabila tidak dipenuhi Pimpinan Instansi terkait membuat Surat
Pernyataan yang menyatakan bahwa salinan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tersebut tidak ada.
c. Penyusunan Rencana Jadwal.
Penyusunan rencana jadwal pelaksanaan kegiatan
inventarisasi kawasan terindikasi telantar dalam 1 tahun
anggaran berjalan. Penyusunan rencana jadwal ini dilakukan
sebagai salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar
realisasi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran dapat
tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

18
- surat@atrbpn.go.id; dan/atau
- kawasantelantar@atrbpn.go.id
d) Media sosial Kementerian:
- https://facebook.com/KementerianATRBPN
- https://twitter.com/atr_bpn
- https://instagram.com/kementerian.atrbpn
- https://www.youtube.com/channel/UC29czQyZyoM
FNDgXYYWjmkw
e) Surat tertulis; dan/atau
f) Sarana penyampaian laporan atau informasi lainnya
yang dikelola oleh Instansi dan Kementerian.
d. Syarat minimal laporan atau informasi dari masyarakat
sebagaimana dimaksud huruf c diatas yang bisa diterima
paling sedikit memuat:
1) Identitas pelapor/pemberi informasi seperti NIK, nama,
alamat;
2) Lokasi kawasan dan;
3) Kondisi pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
kawasan secara umum.
Terhadap laporan atau informasi dari masyarakat yang tidak
memenuhi angka 1 (satu) atau 2 (dua) syarat seperti huruf d
diatas maka terhadap laporan atau informasi tersebut ditindak
lanjuti dengan pemberitahuan permintaan kelengkapan
laporan atau informasi.
C. Tata Cara Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar
Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dilakukan oleh:
1. Pimpinan Instansi.
Apabila Pimpinan Instansi tidak melakukan Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Telantar dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan
puluh) hari kalender terhitung sejak diterimanya laporan atau
informasi maka inventarisasi dilakukan oleh Menteri. Menteri dapat
berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi, menteri atau pimpinan
lembaga terkait sesuai dengan kewenangannya.

16
2. Objek dikecualikan dalam Penertiban Kawasan Telantar
Objek yang dikecualikan dari Penertiban Kawasan Telantar
sebagaimana tersebut dalam Pasal 9 Peraturan Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun
2021, meliputi :
a. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan menjadi
objek perkara di pengadilan;
b. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan tidak dapat
diusahakan, dipergunakan, dan/atau dimanfaatkan karena
adanya perubahan RTR;
c. kawasan dinyatakan sebagai kawasan yang diperuntukkan untuk
konservasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
d. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan tidak dapat
diusahakan, dipergunakan, atau dimanfaatkan karena adanya
keadaan kahar (force majeure) berupapeperangan, kerusuhan,
bencana alam,dan bencana lainnya, yang harus dinyatakan oleh
pejabat/instansi yang berwenang; dan/atau
e. kawasan telah diusahakan, dipergunakan, atau dimanfaatkan
sesuai dengan kewajiban yangditetapkan dalam
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau rencana
pengusahaan atau pemanfaatan kawasan.
B. Kegiatan Dalam Penertiban Kawasan Telantar
Penertiban Kawasan Terindikasi Telantar dilaksanakan oleh
Kelompok Kerja atau sebut Pokja yang dibentuk dan ditetapkan oleh
Pimpinan Instansi. Keanggotaan Pokja paling sedikit meliputi unsur dari
Instansi dan Kementerian. Ketentuan mengenai evaluasi, peringatan
dan penetapan kawasan telantar berlaku secara mutatis mutandis
terhadap evaluasi, peringatan dan penetapan kawasan telantar oleh
Menteri. Adapun alur proses tahapan kegiatan penertiban kawasan
terindikasi telantar mulai dari tahapan evaluasi sampai dengan tahapan
penetapan kawasan telantar sebagaimana Diagram Alir Gambar 2.

25
C. Tata Cara Penertiban Kawasan Telantar
Kegiatan penertiban kawasan telantar meliputi tahapan sebagai
berikut:
1. Tahapan Evaluasi Kawasan Telantar
Evaluasi Kawasan Telantar dilaksanakan berdasarkan hasil
inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dalam jangka waktu
180 (seratus delapan puluh) hari kalender. Adapun pelaksanaan
Evaluasi Kawasan Telantar tersebut, yaitu:
a. Evaluasi Kawasan Telantar dilaksanakan oleh Pokja yang
dibentuk dan ditetapkan oleh Pimpinan Instansi. Adapun
susunan keanggotaan Pokja sebagai berikut :
Ketua : Pimpinan Instansi
Sekretaris : Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban
Tanah dan Ruang/Kepala Kantor Wilayah/Kepala
Kantor Pertanahan.
Anggota : 1. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota;
2. Kepala dinas/instansi kabupaten/kota yang
berkaitan dengan perizinan;
3. Direktur Penertiban Penguasaan, Pemilikan,
Penggunaan Tanah/Kepala bidang di
lingkungan Kantor Wilayah/Kepala seksi di
lingkungan Kantor Pertanahan yang
membidangi survei dan pemetaan;
4. Kepala Sub Diektorat/Koordinator
Pengendalian/Koordinator Pengendlian/ kepala
Seksi PPS; dan
5. Koordinator yang membidangi pengendalian
pertanahan di lingkungan Kantor Wilayah.
b. Berdasarkan Keputusan Pimpinan Instansi tentang Penetapan
Lokasi Objek Penertiban kawasan Terindikasi Telantar,
selanjutnya Pimpinan Instansi dengan memperhatikan
dinas/instansi kabupaten/kota yang berkaitan dengan
peruntukan kawasan pada objek penertiban kawasan telantar,
kemudian menetapkan keputusan mengenai pembentukan Pokja
untuk masing-masing objek penertiban kawasan telantar.

26
Keputusan Pembentukan Pokja tersebut sebagaimana Format
Lampiran 10.
c. Berdasarkan hasil Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar
yang telah dicatat dalam Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar, Pokja dalam hal ini Kanwil Badan Pertanahan Nasional
sebagai salah satu anggota yang menetapkan Keputusan
Penetapan Lokasi Kegiatan Penertiban kawasan Terindikasi
Telantar berdasarkan target bidang dan kelas luasan pada Tahun
Anggaran yang berjalan. Keputusan Penetapan Lokasi Kegiatan
Penertiban kawasan Terindikasi Telantar dibuat sebagaimana
Format Lampiran 11.
d. Pokja memberitahukan secara tertulis mengenai akan
dilaksanakannya evaluasi Kawasan Telantar kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, pemberitahuan tersebut
harus sesuai dengan alamat atau domisili Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha. Format surat pemberitahuan
akan dilaksanakannya Evaluasi Kawasan Telantar tersebut
sebagaimana Format Lampiran 12.
Apabila alamat atau domisili Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha tidak diketahui atau tidak sesuai, pemberitahuan
dilakukan dengan ketentuan :
1) Untuk Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
perorangan, surat pemberitahuan diumumkan di kantor
desa/kelurahan setempat dan situs web Kementerian; atau
Dalam rangka mengetahui sesuai atau tidaknya alamat atau
domisili Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
perorangan, dapat dilakukan koordinasi dalam rangka
konfirmasi alamat subjek ke Kantor Kelurahan/Desa
setempat.
2) Untuk Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha badan
hukum/instansi pemerintah/pemerintah daerah/ badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah, surat
pemberitahuan disampaikan ke alamat Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang terdaftar pada sistem
informasi badan hukum yang dikelola oleh kementerian yang

27
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia dan/atau situs web Kementerian.
Dalam rangka mengetahui sesuai atau tidaknya alamat atau
domisili Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang
berstatus Badan Usaha/Badan Hukum, dapat dilakukan
koordinasi dalam rangka konfirmasi alamat badan hukum ke
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia atau kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang hukum dan hak asasi manusia
(dalam hal terjadi perubahan nomenklatur kementerian
tersebut).
3) Pemberitahuan melalui situs web sebagaimana dimaksud
pada angka 1) dan 2), disampaikan melalui situs
www.atrbpn.go.id. Dalam hal Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional memiliki akses langsung ke situs
dimaksud, Kantor Wilayah dapat langsung mengunggah
Pemberitahuan tersebut. Dalam hal Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional tidak memiliki akses langsung ke situs
dimaksud, dapat disampaikan kepada Biro Hubungan
Masyarakat dengan tembusan ke Direktorat Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.
e. Apabila sekretaris daerah kabupaten/kota atau kepala dinas/
instansi kabupaten/kota berhalangan hadir, dapat ditugaskan
kepada pejabat struktural atau aparatur sipil negara di
bawahnya serta yang ditugaskan tersebut memiliki kewenangan
untuk menandatangani dokumen dan berita acara yang
dihasilkan dari pelaksanaan tugas Pokja. Pejabat struktural atau
aparatur sipil negara yang ditugaskan oleh Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas/Instansi Kabupaten/Kota,
harus disertai dengan Surat Penugasan dengan tetap
mencantumkan kewenangan untuk bertindak sebagai Pejabat
yang diwakilkan.
f. Untuk membantu pelaksanaan tugas Pokja, kepala Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi membentuk

28
sekretariat yang membantu menyiapkan data yang diperlukan,
membuat resume permasalahan Kawasan Terindikasi Telantar
dan menjalankan tugas administrasi kesekretariatan.
Dalam hal diperlukan kegiatan yang bersifat identifikasi dan
penelitian ke lokasi objek penertiban kawasan telantar untuk
penyiapan data dan resume permasalahan Kawasan Terindikasi
Telantar, Pimpinan Instansi Badan Pertanahan Nasional dapat
memerintahkan pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
untuk melakukan identifikasi dan penelitian tersebut.
g. Sebelum dilakukan tahapan Evaluasi Kawasan Telantar oleh
Pokja, dilakukan Rapat Awal Evaluasi di Kementerian, Provinsi
atau Kabupaten lokasi objek Penertiban Kawasan Telantar, yang
dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Anggota Pokja dan Instansi
Teknis Terkait.
Dalam rapat tersebut, Anggota Pokja dapat dibantu oleh Kepala
Seksi/Koordinator/Staf yang membidangi tugas dan fungsi
pengendalian pertanahan pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan/atau Kepala Seksi/Koordinator/Staf
pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang membidangi
tugas dan fungsi pengendalian pertanahan.
Apabila diperlukan konfirmasi data awal untuk pelaksanaan
pemeriksaan data fisik dan data yuridis dalam rangka Evaluasi
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dapat
diikutsertakan dalam rapat tersebut.
h. Pokja melakukan Evaluasi Kawasan Telantar meliputi :
1) Pemeriksaan terhadap dokumen lzin/Konsesi/Perizinan
Berusaha seperti:
a) Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
b) status kepemilikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
c) luas kawasan dalam Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
2) Pemeriksaan terhadap rencana pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan seperti:

29
a) rencana jangka waktu pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan;
b) rencana tahapan perkembangan pengusahaan,
penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan; dan
c) Rencana pemenuhan kewajiban lain yang dipersyaratkan
dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
3) Pemeriksaan terhadap pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan secara faktual seperti:
a) pemeriksaan perkembangan pengusahaan, penggunaan,
dan/ataupemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan sesuai tahapan yang direncanakan;
b) pemeriksaan kesesuaian pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan dengan peruntukan yang diperoleh;
dan
c) pemeriksaan kewajiban lain yang harus dipenuhi sesuai
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
i. Waktu pelaksanaan evaluasi terhitung dari saat Pokja
melakukan pemeriksaan data fisik pada objek yang dilakukan
penertiban kawasan telantar.
j. Dalam masa evaluasi Kawasan Telantar, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib menyampaikan laporan
kemajuan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha setiap 30 (tiga puluh) hari
kalender disertai dengan data pendukung kepada Pokja,
sebagaimana Format Lampiran 13.
k. Pokja melaksanakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali untuk
membahas hasil evaluasi Kawasan Telantar, pelaksanaan rapat
tersebut menghasilkan laporan yang memuat penilaian:
1) Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan tidak
sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau

30
tidak dimanfaatkan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha;
2) Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan sengaja
tidak diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau tidak
dimanfaatkan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha.
Kriteria sengaja dinilai terpenuhi dalam hal Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha secara de facto tidak
mengusahakan, tidak mempergunakan, dan/atau tidak
memanfaatkan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan yang dikuasai sesuai dengan kewajiban yang
ditetapkan dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
rencana pengusahaan atau pemanfaatan kawasan.
l. Rapat Pokja menghasilkan saran pertimbangan kepada Pimpinan
Instansi dalam bentuk berita acara yang mana dalam hal
terdapat anggota Pokja dan/atau Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha atau kuasanya tidak bersedia
menandatangani berita acara atau tidak hadir tanpa keterangan,
ketua Pokja membuat catatan pada berita acara mengenai alasan
penolakan/keberatan atau ketidakhadiran, keabsahan berita
acara tidak berkurang bilamana berita acara tersebut tidak
ditandatangani. Adapun Berita Acara Rapat Pokja tersebut
sebagaimana Format Lampiran 14.
m. Pokja menyampaikan berita acara dan laporan hasil evaluasi
kepada Pimpinan Instansi dan ditembuskan kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang sesuai dengan Berita acara dan. Adapun laporan hasil
evaluasi tersebut sebagaimana Format Lampiran 15.
n. Berdasarkan hasil evaluasi, disimpulkan tidak terdapat
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dengan sengaja tidak
diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan
oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sebagaimana
tersebut pada huruf k angka 1) diatas, bahwa Pokja mengusulkan
penghapusan dari basis data Kawasan Terindikasi Telantar

31
kepada instansi;
o. Instansi melalui Pimpinan Instansi menindaklanjuti usulan
penghapusan dengan menghapusnya dari basis data Kawasan
Terindikasi Telantar.
2. Tahapan Masa Pemberitahuan
Tahapan Pemberitahuan dilakukan dengan maksud dan
tujuan untuk memberikan kesempatan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk mengusahakan,
menggunakan, dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha kembali. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan
ketentuan :
a. Dalam hal hasil evaluasi disimpulkan bahwa Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sengaja tidak mengusahakan,
tidak mempergunakan, dan/atau tidak memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai,
disampaikan pemberitahuan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk mengusahakan,
mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai
dalam jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sejak tanggal diterbitkannya pemberitahuan
sebagaimana Format Lampiran 16
b. Dalam jangka waktu masa pemberitahuan tersebut diatas,
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib
menyampaikan laporan kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang
dimiliki atau dikuasai setiap 90 (sembilan puluh) hari kalender
kepada Pimpinan Instansi, dalam hal Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak menyampaikan laporan,
tidak mengurangi keabsahan hasil pelaksanaan evaluasi
Kawasan Telantar. Laporan kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha Dalam Masa Pemberitahuan sebagaimana Format
Lampiran 17.

32
c. Pokja melaksanakan evaluasi terhadap kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha setelah masa pemberitahuan
tersebut di atas berakhir yang dituangkan dalam bentuk laporan
sebagaimana Format Lampiran 18.
d. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas dilakukan
melalui :
1) Pemeriksaan terhadap laporan kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan,dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan/atau
2) Penelitian lapangan.
e. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha telah mengusahakan,
mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan yang
dimiliki atau dikuasai, Pokja mengusulkan kepada Instansi
untuk melakukan penghapusan dari basis data Kawasan
Terindikasi Telantar;
f. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap tidak mengusahakan,
tidak mempergunakan, dan/atau tidak memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan yang
dimiliki atau dikuasai, Pimpinan Instansi melakukan proses
pemberian Peringatan.
g. Dalam hal dalam hal Pimpinan Instansi tidak melaksanakan
evaluasi Kawasan Telantar, maka evaluasi dilakukan oleh
Menteri dengan cara berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi,
menteri, atau pimpinan lembaga terkait sesuai dengan
kewenangannya.
h. Dalam rangka mewujudkan tertib penggunaan dan pemanfaatan
tanah, terhadap Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

33
yang menjadi subjek penertiban kawasan telantar tidak
diperbolehkan melakukan pengalihan kepada pihak lain sampai
adanya hasil setiap tahapan penertiban kawasan telantar yang
menyatakan objek tersebut tidak dalam keadaan telantar.
Untuk mencegah dan melindungi pihak lain yang beritikad baik,
dalam hal terjadi peralihan yang tidak dapat dihindari,
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang menjadi
Subjek Penertiban, berkewajiban untuk melaporkan peralihan
tersebut kepada Pimpinan Instansi dengan membuat
pernyataan sesuai ketentuan yang menyatakan subjek penerima
peralihan menjadi pengganti Subjek yang dilakukan penertiban
kawasan telantar.
3. Tahapan Peringatan Kawasan Telantar
a. Peringatan tertulis Pertama diberikan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha setelah masa pemberitahuan
berakhir. Dengan berdasarkan hasil evaluasi, jika diketahui
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap tidak
mengusahakan, tidak mempergunakan, tidak memanfaatkan,
dan/atau tidak memelihara tanah yang dimiliki atau dikuasai,
Pimpinan Instansi memberikan Peringatan tertulis pertama
memuat :
1) Luas tanah yang ditelantarkan yang diperoleh dari data hasil
evaluasi Kawasan Telantar yang dilaksanakan oleh Pokja;
2) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dalam
jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan
pertama;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
b. Peringatan tertulis pertama disampaikan juga kepada Menteri

34
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang. Surat peringatan pertama sebagaimana Format Lampiran
19.
c. Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
melaksanakan peringatan tertulis pertama, Pimpinan Instansi
memberikan peringatan tertulis kedua, Peringatan tertulis kedua
memuat :
1) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dalam
jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh lima) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan kedua.
2) Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang
ditelantarkan untuk surat peringatan tertulis kedua berupa
data luas hasil evaluasi pada akhir peringatan sebelumnya;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
d. Peringatan tertulis kedua disampaikan juga kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang. Surat peringatan kedua sebagaimana Format Lampiran
20.
e. Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
melaksanakan peringatan tertulis kedua, kepala Kantor Wilayah
memberikan peringatan tertulis ketiga yang merupakan
peringatan terakhir, Peringatan tertulis ketiga memuat :
1) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan dalam
jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan ketiga;

35
2) Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang
ditelantarkan untuk surat peringatan tertulis ketiga berupa
data luas hasil evaluasi pada akhir peringatan sebelumnya;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
f. Peringatan tertulis ketiga disampaikan juga kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Dirjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang. Surat
peringatan ketiga sebagaimana Format Lampiran 21.
g. Tanggal diterimanya surat Peringatan Kesatu, Kedua, dan Ketiga
merupakan :
1) Tanggal stempel pos pengiriman; atau
2) Tanggal pada saat surat peringatan diterima secara langsung,
dalam hal surat peringatan disampaikan langsung kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha atau wakilnya.
Dalam hal surat peringatan disampaikan langsung kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, Pimpinan Instansi
membuat tanda terima yang ditandatangani oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha di atas meterai cukup.
h. Dalam masa peringatan pertama, kedua, dan ketiga, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib menyampaikan laporan
kemajuan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang
dikuasai setiap 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Pimpinan
Instansi dengan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, dan kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota. Laporan kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
sebagaimana Format Lampiran 22.

36
sekretariat yang membantu menyiapkan data yang diperlukan,
membuat resume permasalahan Kawasan Terindikasi Telantar
dan menjalankan tugas administrasi kesekretariatan.
Dalam hal diperlukan kegiatan yang bersifat identifikasi dan
penelitian ke lokasi objek penertiban kawasan telantar untuk
penyiapan data dan resume permasalahan Kawasan Terindikasi
Telantar, Pimpinan Instansi Badan Pertanahan Nasional dapat
memerintahkan pegawai di lingkungan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional atau Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
untuk melakukan identifikasi dan penelitian tersebut.
g. Sebelum dilakukan tahapan Evaluasi Kawasan Telantar oleh
Pokja, dilakukan Rapat Awal Evaluasi di Kementerian, Provinsi
atau Kabupaten lokasi objek Penertiban Kawasan Telantar, yang
dihadiri oleh Ketua, Sekretaris, Anggota Pokja dan Instansi
Teknis Terkait.
Dalam rapat tersebut, Anggota Pokja dapat dibantu oleh Kepala
Seksi/Koordinator/Staf yang membidangi tugas dan fungsi
pengendalian pertanahan pada Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dan/atau Kepala Seksi/Koordinator/Staf
pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota yang membidangi
tugas dan fungsi pengendalian pertanahan.
Apabila diperlukan konfirmasi data awal untuk pelaksanaan
pemeriksaan data fisik dan data yuridis dalam rangka Evaluasi
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dapat
diikutsertakan dalam rapat tersebut.
h. Pokja melakukan Evaluasi Kawasan Telantar meliputi :
1) Pemeriksaan terhadap dokumen lzin/Konsesi/Perizinan
Berusaha seperti:
a) Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
b) status kepemilikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha;
c) luas kawasan dalam Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
2) Pemeriksaan terhadap rencana pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan seperti:

29
a) rencana jangka waktu pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan;
b) rencana tahapan perkembangan pengusahaan,
penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan; dan
c) Rencana pemenuhan kewajiban lain yang dipersyaratkan
dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
3) Pemeriksaan terhadap pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan secara faktual seperti:
a) pemeriksaan perkembangan pengusahaan, penggunaan,
dan/ataupemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan sesuai tahapan yang direncanakan;
b) pemeriksaan kesesuaian pengusahaan, penggunaan,
dan/atau pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha
dan/atau kawasan dengan peruntukan yang diperoleh;
dan
c) pemeriksaan kewajiban lain yang harus dipenuhi sesuai
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
i. Waktu pelaksanaan evaluasi terhitung dari saat Pokja
melakukan pemeriksaan data fisik pada objek yang dilakukan
penertiban kawasan telantar.
j. Dalam masa evaluasi Kawasan Telantar, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib menyampaikan laporan
kemajuan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha setiap 30 (tiga puluh) hari
kalender disertai dengan data pendukung kepada Pokja,
sebagaimana Format Lampiran 13.
k. Pokja melaksanakan rapat paling sedikit 1 (satu) kali untuk
membahas hasil evaluasi Kawasan Telantar, pelaksanaan rapat
tersebut menghasilkan laporan yang memuat penilaian:
1) Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan tidak
sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau

30
tidak dimanfaatkan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha;
2) Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan sengaja
tidak diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau tidak
dimanfaatkan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha.
Kriteria sengaja dinilai terpenuhi dalam hal Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha secara de facto tidak
mengusahakan, tidak mempergunakan, dan/atau tidak
memanfaatkan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan yang dikuasai sesuai dengan kewajiban yang
ditetapkan dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
rencana pengusahaan atau pemanfaatan kawasan.
l. Rapat Pokja menghasilkan saran pertimbangan kepada Pimpinan
Instansi dalam bentuk berita acara yang mana dalam hal
terdapat anggota Pokja dan/atau Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha atau kuasanya tidak bersedia
menandatangani berita acara atau tidak hadir tanpa keterangan,
ketua Pokja membuat catatan pada berita acara mengenai alasan
penolakan/keberatan atau ketidakhadiran, keabsahan berita
acara tidak berkurang bilamana berita acara tersebut tidak
ditandatangani. Adapun Berita Acara Rapat Pokja tersebut
sebagaimana Format Lampiran 14.
m. Pokja menyampaikan berita acara dan laporan hasil evaluasi
kepada Pimpinan Instansi dan ditembuskan kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional dan
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang sesuai dengan Berita acara dan. Adapun laporan hasil
evaluasi tersebut sebagaimana Format Lampiran 15.
n. Berdasarkan hasil evaluasi, disimpulkan tidak terdapat
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dengan sengaja tidak
diusahakan, tidak dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan
oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sebagaimana
tersebut pada huruf k angka 1) diatas, bahwa Pokja mengusulkan
penghapusan dari basis data Kawasan Terindikasi Telantar

31
kepada instansi;
o. Instansi melalui Pimpinan Instansi menindaklanjuti usulan
penghapusan dengan menghapusnya dari basis data Kawasan
Terindikasi Telantar.
2. Tahapan Masa Pemberitahuan
Tahapan Pemberitahuan dilakukan dengan maksud dan
tujuan untuk memberikan kesempatan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk mengusahakan,
menggunakan, dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha kembali. Pemberitahuan tersebut dilakukan dengan
ketentuan :
a. Dalam hal hasil evaluasi disimpulkan bahwa Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sengaja tidak mengusahakan,
tidak mempergunakan, dan/atau tidak memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai,
disampaikan pemberitahuan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk mengusahakan,
mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai
dalam jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sejak tanggal diterbitkannya pemberitahuan
sebagaimana Format Lampiran 16
b. Dalam jangka waktu masa pemberitahuan tersebut diatas,
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib
menyampaikan laporan kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang
dimiliki atau dikuasai setiap 90 (sembilan puluh) hari kalender
kepada Pimpinan Instansi, dalam hal Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak menyampaikan laporan,
tidak mengurangi keabsahan hasil pelaksanaan evaluasi
Kawasan Telantar. Laporan kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha Dalam Masa Pemberitahuan sebagaimana Format
Lampiran 17.

32
c. Pokja melaksanakan evaluasi terhadap kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha setelah masa pemberitahuan
tersebut di atas berakhir yang dituangkan dalam bentuk laporan
sebagaimana Format Lampiran 18.
d. Evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas dilakukan
melalui :
1) Pemeriksaan terhadap laporan kemajuan Pengusahaan,
Penggunaan,dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan/atau
2) Penelitian lapangan.
e. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha telah mengusahakan,
mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan yang
dimiliki atau dikuasai, Pokja mengusulkan kepada Instansi
untuk melakukan penghapusan dari basis data Kawasan
Terindikasi Telantar;
f. Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap tidak mengusahakan,
tidak mempergunakan, dan/atau tidak memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan yang
dimiliki atau dikuasai, Pimpinan Instansi melakukan proses
pemberian Peringatan.
g. Dalam hal dalam hal Pimpinan Instansi tidak melaksanakan
evaluasi Kawasan Telantar, maka evaluasi dilakukan oleh
Menteri dengan cara berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi,
menteri, atau pimpinan lembaga terkait sesuai dengan
kewenangannya.
h. Dalam rangka mewujudkan tertib penggunaan dan pemanfaatan
tanah, terhadap Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

33
yang menjadi subjek penertiban kawasan telantar tidak
diperbolehkan melakukan pengalihan kepada pihak lain sampai
adanya hasil setiap tahapan penertiban kawasan telantar yang
menyatakan objek tersebut tidak dalam keadaan telantar.
Untuk mencegah dan melindungi pihak lain yang beritikad baik,
dalam hal terjadi peralihan yang tidak dapat dihindari,
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang menjadi
Subjek Penertiban, berkewajiban untuk melaporkan peralihan
tersebut kepada Pimpinan Instansi dengan membuat
pernyataan sesuai ketentuan yang menyatakan subjek penerima
peralihan menjadi pengganti Subjek yang dilakukan penertiban
kawasan telantar.
3. Tahapan Peringatan Kawasan Telantar
a. Peringatan tertulis Pertama diberikan kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha setelah masa pemberitahuan
berakhir. Dengan berdasarkan hasil evaluasi, jika diketahui
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap tidak
mengusahakan, tidak mempergunakan, tidak memanfaatkan,
dan/atau tidak memelihara tanah yang dimiliki atau dikuasai,
Pimpinan Instansi memberikan Peringatan tertulis pertama
memuat :
1) Luas tanah yang ditelantarkan yang diperoleh dari data hasil
evaluasi Kawasan Telantar yang dilaksanakan oleh Pokja;
2) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dalam
jangka waktu paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan
pertama;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
b. Peringatan tertulis pertama disampaikan juga kepada Menteri

34
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang. Surat peringatan pertama sebagaimana Format Lampiran
19.
c. Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
melaksanakan peringatan tertulis pertama, Pimpinan Instansi
memberikan peringatan tertulis kedua, Peringatan tertulis kedua
memuat :
1) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dalam
jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh lima) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan kedua.
2) Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang
ditelantarkan untuk surat peringatan tertulis kedua berupa
data luas hasil evaluasi pada akhir peringatan sebelumnya;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
d. Peringatan tertulis kedua disampaikan juga kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan
Ruang. Surat peringatan kedua sebagaimana Format Lampiran
20.
e. Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
melaksanakan peringatan tertulis kedua, kepala Kantor Wilayah
memberikan peringatan tertulis ketiga yang merupakan
peringatan terakhir, Peringatan tertulis ketiga memuat :
1) Peringatan agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan dalam
jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari
kalender sejak tanggal diterimanya surat peringatan ketiga;

35
2) Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang
ditelantarkan untuk surat peringatan tertulis ketiga berupa
data luas hasil evaluasi pada akhir peringatan sebelumnya;
3) Tindakan konkret yang harus dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha; dan
4) Sanksi yang dapat dijatuhkan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak melaksanakan
peringatan tersebut.
f. Peringatan tertulis ketiga disampaikan juga kepada Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui
Dirjen Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang. Surat
peringatan ketiga sebagaimana Format Lampiran 21.
g. Tanggal diterimanya surat Peringatan Kesatu, Kedua, dan Ketiga
merupakan :
1) Tanggal stempel pos pengiriman; atau
2) Tanggal pada saat surat peringatan diterima secara langsung,
dalam hal surat peringatan disampaikan langsung kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha atau wakilnya.
Dalam hal surat peringatan disampaikan langsung kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, Pimpinan Instansi
membuat tanda terima yang ditandatangani oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha di atas meterai cukup.
h. Dalam masa peringatan pertama, kedua, dan ketiga, Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib menyampaikan laporan
kemajuan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang
dikuasai setiap 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Pimpinan
Instansi dengan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang, dan kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota. Laporan kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
sebagaimana Format Lampiran 22.

36
i. Sanksi yang dapat dijatuhkan terhadap Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha apabila tidak mengindahkan
atau tidak melaksanakan kewajiban untuk mengusahakan,
menggunakan, dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha pada saat dilakukan Penertiban Kawasan Telantar
pada suatu tahapan adalah dilanjutkan tahapan Penertiban
Kawasan Telantar berikutnya, dan apabila Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha masih tidak mengusahakan,
menggunakan, dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha sampai tahapan Penertiban Kawasan Telantar terakhir
yaitu Peringatan III, maka Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
ditetapkan menjadi Kawasan Telantar, yang sekaligus dicabut
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasannya.
j. Pimpinan Instansi melaksanakan evaluasi terhadap kemajuan
Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha pada akhir masa setiap
peringatan kesatu, kedua dan ketiga, hasil evaluasi tersebut
dituangkan dalam bentuk laporan hasil evaluasi pada masa akhir
peringatan kesatu, kedua dan ketiga sebagaimana Format
Lampiran 23.
k. Dalam hal alamat atau domisili Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak diketahui atau tidak
sesuai, pemberian peringatan dilakukan dengan ketentuan :
1) Untuk Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
perorangan, surat pemberitahuan diumumkan di kantor
desa/kelurahan setempat dan situs web Kementerian; atau
2) Untuk Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha badan
hukum/instansi pemerintah/pemerintah daerah/badan
usaha milik negara/badan usaha milik daerah, surat
pemberitahuan disampaikan ke alamat Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang terdaftar pada sistem
informasi badan hukum yang dikelola oleh kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum
dan hak asasi manusia dan/atau situs web Kementerian.

37
l. Ketentuan mengenai Peringatan Kawasan Telantar diatas
berlaku secara mutatis mutandis terhadap peringatan Kawasan
Telantar oleh Menteri.
4. Penetapan Kawasan Telantar
Penetapan Kawasan Telantar dilakukan dan dibuat oleh
Pimpinan Instansi dengan mempertimbangkan hasil kegiatan
Penertiban Kawasan Telantar yang telah dilakukan sampai dengan
tahapan pemberian Peringatan Ketiga dengan hasil bahwa
berdasarkan Pemantauan dan Evaluasi setelah Akhir Peringatan III,
tanah Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dilakukan Penertiban
Kawasan Telantar masih terdapat sebagian atau seluruh tanah yang
tidak diusahakan, digunakan, dimanfaatkan, dan/atau dipelihara
oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan secara de facto
memenuhi kriteria sebagai kawasan telantar. Penetapan Kawasan
Telantar tersebut dilakukan sebagai berikut :
a. Dalam hal Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak
mematuhi peringatan tertulis ketiga, Pimpinan Instansi
menetapkan kawasan sebagai Kawasan Telantar.
b. Dalam hal kawasan yang akan ditetapkan sebagai Kawasan
Telantar berupa keseluruhan hamparan, penetapan Kawasan
Telantar sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) memuat:
1) penetapan status kawasan sebagai Kawasan Telantar;
2) pencabutan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha secara
keseluruhan; dan/atau
3) penegasan sebagai kawasan yang dikuasai langsung oleh
negara.
c. Dalam hal kawasan yang akan ditetapkan sebagai Kawasan
Telantar berupa sebagian hamparan, penetapan Kawasan
Telantar sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu) memuat:
1) penetapan status kawasan sebagai Kawasan
Telantar;
2) pencabutan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha untuk bagian
kawasan yang ditelantarkan; dan/atau

38
3) penegasan sebagai kawasan yang dikuasai langsung oleh
negara terhadap bagian kawasan yang ditelantarkan.
d. Dalam hal kawasan yang akan ditetapkan sebagai Kawasan
Telantar maka Penetapan Kawasan Telantar dilakukan oleh
Pimpinan Instansi. Surat Keputusan Penetapan Kawasan
Telantar oleh Pimpinan Instansi sebagaimana Format Lampiran
24.
e. Dalam hal Pimpinan Instansi tidak menetapkan Kawasan
Telantar paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak
berakhirnya waktu peringatan tertulis ketiga maka penetapan
Kawasan Telantar dilakukan oleh Menteri dengan cara
berkoordinasi dengan Pimpinan Instansi, menteri, atau pimpinan
lembaga terkait sesuai dengan kewenangannya. Surat
Keputusan Penetapan Kawasan Telantar oleh Menteri
sebagaimana Format Lampiran 25.
f. Ketentuan mengenai Penetapan Kawasan Telantar diatas berlaku
secara mutatis mutandis terhadap penetapan Kawasan Telantar
oleh Menteri.
5. Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar
Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar dari Pimpinan Instansi kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, dilakukan dalam hal
berdasarkan hasil Evaluasi, hasil setelah masa Pemberitahuan,
hasil setelah masa Peringatan I, hasil setelah masa Peringatan II,
atau hasil setelah masa Peringatan III, diketahui bahwa :
a. Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha telah melakukan
tindakan konkret sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar
yaitu :
1) Telah mengusahakan, mempergunakan, dan/atau
memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau

39
Kawasan sesuai keputusan pemberian
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau rencana
pengusahaan, penggunaan, atau pemanfaatan; dan/atau
2) mengajukan permohonan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
untuk dasar mengusahakan, menggunakan, dan/atau
memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
Kawasan sesuai dengan izin/keputusan/surat dari pejabat
yang berwenang, bagi Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
b. Objek penertiban kawasan telantar:
1) Memenuhi kriteria tidak termasuk unsur “sengaja”
sebagaimana Penjelasan Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah
Telantar;
2) Memenuhi kriteria yang dikecualikan dari objek Penertiban
Kawasan Telantar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar;
c. Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar dapat dibuat sebagaimana Format Lampiran 26.
d. Dalam hal Format Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan
Terindikasi Telantar sebagaimana huruf c di atas diperlukan
penambahan/pengurangan/penyesuaian substansi, Usulan
Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar dapat
ditambah/dikurangi/disesuaikan dengan tetap memberikan
pertimbangan dan/atau analisis sebagai dasar dalam
Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar.
6. Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Penertiban Kawasan Telantar
Pimpinan Instansi wajib membuat dan menyampaikan laporan
pelaksanaan penertiban kawasan telantar secara berkala setiap
bulan, triwulan, dan tahunan kepada Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, sebagai berikut:
a. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan (setiap bulan).
b. Laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan berdasarkan target

40
dan realisasi fisik dan keuangan yang dilaporkan setiap bulan
untuk mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan dan
permasalahan yang dihadapi agar dapat segera dicarikan
pemecahan masalahnya. Laporan bulanan tersebut telah
diterima oleh Direktur Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dan Penguasaan Tanah paling lambat tanggal 10 pada
bulan berikutnya dalam bentuk hardcopy dan softcopy melalui
alamat e-Mail: kawasantelantar@atrbpn.go.id).
c. Laporan Akhir.
Laporan akhir merupakan laporan hasil kegiatan penertiban
kawasan telantar yang telah dilaksanakan dan dituangkan
dalam Buku Laporan, mencakup :
1) Realisasi fisik dan keuangan;
2) Semua hasil kegiatan kompilasi data kawasan terindikasi
telantar yang telah dilakukan oleh Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dilaporkan kepada Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional melalui Direktur
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.
Laporan akhir selain hardcopy juga dikirimkan softcopynya
melalui alamat e-Mail: kawasantelantar@atrbpn.go.id dan
telah diterima oleh Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang.
D. Tindak Lanjut Hasil Penertiban Kawasan Telantar
1. Tindak Lanjut Keputusan Penetapan Kawasan Telantar
Keputusan Penetapan Kawasan Telantar yang telah diterbitkan
oleh Pimpinan Instansi dan/atau Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Penetapan
Kawasan Telantar, ditindaklanjuti sebagai berikut :
a. Keputusan dimaksud disampaikan kepada bekas Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan dengan tembusan
kepada:
1) Pimpinan Instansi dan/atau Menteri ATR/BPN;
2) Gubernur;
3) Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi;

41
4) Bupati/Walikota;
5) Kepala Dinas Provinsi;
6) Kepala Dinas Kabupaten/Kota; dan
7) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.
b. Berdasarkan Keputusan Pimpinan Instansi dan/atau Menteri
ATR/BPN sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas, Instansi
terkait wajib mencabut Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan dalam tata usaha pendaftaran serta
mengumumkan di surat kabar 1 (satu) kali dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari kalender atau memasang papan pengumuman di
lokasi setelah dikeluarkannya keputusan yang menyatakan
bahwa Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tersebut tidak berlaku.
Adapun format pengumuman di surat kabar sebagaimana Format
Lampiran 27 dan format papan pengumuman sebagaimana
Format Lampiran 28.
c. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang telah ditetapkan
sebagai Kawasan Telantar, dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari kalender sejak penetapan, wajib dikosongkan
oleh bekas Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
d. Dalam hal bekas Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada huruf c
diatas, benda yang ada di atasnya menjadi aset yang diabaikan.
e. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai kawasan telantar dapat
ditetapkan sebagai:
1) Aset Bank Tanah; atau
2) Dialihkan/diberikan kepada pihak lain melalui mekanisme
yang transparan dan kompetitif dapat berupa proses lelang
secara terbuka sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
2. Tindak Lanjut Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan
Terindikasi Telantar
Berdasarkan usulan penghapusan dari Basis Data Kawasan
Terindikasi Telantar dari Pimpinan Instansi tersebut, dilakukan
serangkaian kegiatan sesuai dengan keadaan tahapan penertiban
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dan Peraturan Menteri

42
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan
Kawasan dan Tanah Telantar, sebagai berikut :
a. Usulan Penghapusan dari Basis Data Tanah karena
Ketidaktepatan Penentuan Objek Penertiban Kawasan Telantar.
Usulan penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar karena kesalahan penentuan objek Penertiban Kawasan
Telantar terdapat kesalahan atau menjadi objek yang
dikecualikan dari objek penertiban kawasan telantar atau tidak
sengaja tidak diusahakan, digunakan, dan/atau dimanfaatkan,
sebagai berikut :
1) Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar
Karena Kesalahan Administrasi :
a) Kesalahan Administrasi dimaksud, seperti :
(1) Objek kawasan terindikasi telantar yang Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha telah dinyatakan
pailit;
(2) Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang
berjangka waktu, belum 2 (dua) tahun memperoleh
izinnya; dan
(3) Kesalahan administrasi lainnya.
b) Apabila terjadi peralihan Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sebelum dilakukannya
Penertiban Kawasan Telantar, maka kegiatan penertiban
baru dapat dilakukan terhitung 2 (dua) tahun sejak
memperoleh Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, bukan
dihitung dari pendaftaran pertama oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sebelumnya, terkecuali
terhadap kawasan objek penertiban kawasan telantar
yang dalam proses kegiatan penertiban kawasan telantar.
c) Peralihan Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tersebut adalah peralihan yang terjadi sebelum
dilakukannya kegiatan penertiban kawasan telantar, dan
telah didaftarkan pada Instansi Kabupaten/Kota
setempat.

43
d) Terhadap objek yang terdapat kesalahan administrasi
dilakukan penghapusan dari basis data kawasan
terindikasi telantar berdasarkan permohonan dari
Pimpinan Instansi;
2) Kesalahan inventarisasi dan identifikasi :
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang diinventarisasi atau
diidentifikasi sebagai kawasan telantar merupakan area
konservasi, kawasan pendukung produktivitas usaha seperti
pabrik, jalan, mess karyawan, kantor, penyangga/buffer
zone dan ruang terbuka hijau, atau kondisi lain yang
dipersyaratkan berdasarkan izin/ keputusan/surat lainnya
dari pejabat yang berwenang.
3) Perubahan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah yang menyebabkan objek tidak dapat dimanfaatkan
oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha sesuai
dengan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha-nya.
b. Pelepasan Kawasan Telantar oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.
Dalam hal terjadi pelepasan kawasan telantar secara sukarela
oleh pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha kepada Negara
sebelum jangka waktunya berakhir, Pelepasan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dibuat oleh dan dihadapan
pejabat yang berwenang dan dilaporkan kepada Pimpinan
Instansi dan/atau Menteri.
c. Ekspose Tindak Lanjut Penertiban Kawasan Telantar terhadap
Usulan Penghapusan dari Basis Data Kawasan Terindikasi
Telantar.
Materi Pimpinan Instansi dalam Ekspose Tindak Lanjut
Penertiban Kawasan Telantar terhadap Usulan Penghapusan
dari Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar, sebagai berikut :
1) Menjelaskan secara rinci mengenai fakta penggunaan
kawasan yang dilakukan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, pihak lain (pemanfaatan
kawasan oleh pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
sesuai Keputusan Pemberian Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, pemanfaatan kawasan oleh pemegang

44
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak sesuai Keputusan
Pemberian Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, luas kawasan
tidak dimanfaatkan, luas kawasan dimanfaatkan oleh pihak
lain, luas kawasan penggunaan lain, total luas kawasan yang
ditelantarkan);
2) Menjelaskan keadaan fakta di lapangan dengan membuat peta
terbaru yang dibuat oleh Pimpinan Instansi berdasarkan
kondisi terakhir;
3) Perubahan/kemajuan pengusahaan kawasan yang terjadi
selama masa rapat Pokja, evaluasi, pemberian peringatan;
4) Alasan-alasan yang mendukung pernyataan Pimpinan
Instansi bahwa kawasan tersebut dapat dimanfaatkan
kembali oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
(misalnya surat rekomendasi dari dinas terkait, pernyataan
dari Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha bahwa
seluruh kawasan telah dimanfaatkan sesuai dengan
tujuannya berupa pernyataan bermaterai dari Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, Site Plan, Ketersediaan
Anggaran).
d. Dalam rangka fungsi pengendalian terhadap objek yang sudah
tidak masuk Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar, Pimpinan
Instansi wajib melaksanakan pemantauan perkembangan
pemanfaatannya sesuai dengan RTRW dan menyampaikan
laporan kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Cq. Direktur Jenderal Pengendalian
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah.
e. Terhadap objek dalam Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar
yang belum dilakukan Penertiban Kawasan Telantar dan dalam
perkembangannya diusulkan untuk dihapuskan dari Basis Data
Kawasan Terindikasi Telantar karena dapat dibuktikan bahwa
PemegangIzin/Konsesi/PerizinanBerusahatelah mengusahakan,
menggunakan, dan/atau memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, atau tidak memenuhi kriteria sebagai objek
penertiban kawasan telantar, atau termasuk objek yang
dikecualikan sebagai kawasan telantar diatur dalam Petunjuk
Teknis Inventarisasi, Penertiban Kawasan Terindikasi Telantar.

45
BAB IV
PENDAYAGUNAAN KAWASAN TELANTAR

A. Objek Pendayagunaan Kawasan Telantar


Objek Pendayagunaan Kawasan Telantar berasal dari
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan telantar yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Pimpinan Instansi dan/atau Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang
Penetapan Kawasan Telantar.
B. Kegiatan Dalam Pendayagunaan Kawasan Telantar
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar, Bagian
Kesatu mengenai Tata Cara Pendayagunaan Kawasan Telantar, bahwa
Pengalihan/pemberian Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha kepada pihak
lain dan/atau penetapan Kawasan Telantar sebagai Aset Bank Tanah
dilakukan oleh Pimpinan Instansi.
Apabila Pimpinan Instansi tidak melakukan
pengalihan/pemberian Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha kepada pihak
lain dan/atau penetapan Kawasan Telantar sebagai Aset Bank Tanah
dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kalender
terhitung sejak penetapan Kawasan Telantar, maka Menteri melaporkan
kepada Presiden.
Dalam rangka proses pendayagunaan meliputi Persiapan,
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan sampai dengan
Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan, terdiri dari:
1. Peruntukan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan;
a. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang telah dicabut dapat
dialihkan/diberikan kepada pihak lain yang harus memiliki
kemampuan dan sumber daya yang memadai paling sedikit
mencakup aspek ekonomi dan sumber daya manusia melalui
mekanisme yang transparan dan kompetitif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau

46
b. Kawasan yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Telantar dapat
ditetapkan sebagai Aset Bank Tanah yang dilakukan oleh
Pimpinan Instansi.
2. Pelaporan Pendayagunaan Kawasan Telantar.
Pelaporan Pendayagunaan Kawasan dilakukan oleh Pimpinan
Instansi dalam rangka pelaporan calon objek penetapan peruntukan
Kawasan maupun pelaporan pelaksanaan pendayagunaan Kawasan
yang telah ditetapkan dalam Keputusan Penetapan Peruntukan
Alokasi Kawasan.
Apabila Pimpinan Instansi tidak melakukan
pengalihan/pemberian Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
penetapan Kawasan Telantar sebagai Aset Bank Tanah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 67 Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan
Tanah Telantar, dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
kalender terhitung sejak penetapan Kawasan Telantar, Menteri
melaporkan kepada Presiden.
Adapun alur proses Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan untuk Pihak lain dan Bank Tanah maupun proses tindak
lanjut setelah ditetapkan alokasi Peruntukan Kawasan sampai
didayagunakan kepada Penerima Manfaat baik badan usaha dan
pemerintah sebagaimana Diagram Alir Gambar 3.
C. Tata Cara Pendayagunaan Kawasan
Berdasarkan Pasal 67 Ayat (1) Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan Telantar,
dalam rangka pendayagunaan kawasan telantar dapat
dialihkan/diberikan kepada pihak lain melalui mekanisme yang
transparan dan kompetitif sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan/atau dapat ditetapkan sebagai Aset Bank
Tanah.

47
1. Identifikasi Objek Kawasan
Informasi mengenai objek Kawasan diperlukan agar
pendayagunaan Kawasan dapat dilaksanakan dengan optimal dan
mengurangi potensi kendala yang menghambat pelaksanaan
pendayagunaan Kawasan.
Data dan informasi mengenai Objek Kawasan diperoleh
berdasarkan hasil identifikasi terhadap objek Kawasan yang
dilaksanakan oleh Instansi terkait. Adapun data dan informasi objek
Kawasan adalah sebagai berikut:
a. Objek Kawasan merupakan status objek Kawasan tidak dalam:
1) sengketa fisik; dan
2) sengketa yuridis.
b. Objek Kawasan tidak dalam sengketa fisik terdiri atas:
1) Kawasan tidak terdapat penggarapan dan penguasaan oleh
pihak lain; atau
2) Kawasan terdapat kelompok masyarakat penggarap lama yang
sudah didata oleh Instansi dan/atau Kementerian.
c. Kepastian objek Kawasan tidak dalam sengketa yuridis terdiri
atas:
1) Kawasan tidak menjadi objek gugatan di pengadilan; atau
2) Kawasan menjadi objek gugatan di pengadilan namun belum
terdapat putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap yang memenangkan pihak penggugat.
d. Tindakan terhadap kawasan telantar yang pada saat ditetapkan
sebagai Kawasan telah terdapat kelompok masyarakat yang
menggarap lokasi tersebut:
1) Dilakukan upaya pendataan para penggarap lama maupun
penggarap baru.
2) Upaya pendataan dilakukan untuk rencana pengaturan
peruntukan Pendayagunaan Kawasan dan untuk mencegah
perluasan penguasaan baru oleh para penggarap lama
maupun penggarap baru.

48
3) Upaya pendataan dilakukan dengan pembuatan surat
pernyataan oleh setiap penggarap, yang menyatakan
penggarap:
a) tidak akan memperluas kawasan garapan;
b) tidak akan memindah tangankan kepada pihak lain; dan
c) bersedia mematuhi ketentuan persyaratan dalam
Pendayagunaan Kawasan.
Surat pernyataan penggarap sebagaimana Format Lampiran 29
e. Pembuatan Berita Acara Hasil Penelitian/Peninjauan Lapang
Objek Kawasan.
Berdasarkan kegiatan Penelitian/Peninjauan Lapang Objek
Kawasan yang dilaksanakan oleh Instansi dan/atau Kementerian,
dibuat Berita Acara Hasil Penelitian/Peninjauan Lapang Objek
Kawasan sebagaimana Format Lampiran 30.
2. Pelaksanaan Pengamanan Kawasan
a. Pengamanan Kawasan bertujuan untuk :
1) Pengamanan administrasi dan fisik pada Instansi terkait yang
dapat dilakukan sejak Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
ditetapkan sebagai Kawasan Telantar sampai tahap
Pendayagunaan Kawasan;
2) Menjaga dan mencegah agar lokasi Kawasan tidak diduduki,
digarap, dan/atau dikuasai oleh penggarap baru;
3) Mencegah timbulnya sengketa pada saat akan dilakukan
pengalokasian dan Pendayagunaan Kawasan; dan
4) Mempermudah dan memperlancar pelaksanaan pengalokasian
dan Pendayagunaan Kawasan.
b. Pengamanan administrasi objek Kawasan, meliputi :
1) Penyimpanan secara khusus dan digitalisasi warkah tentang
keputusan Penetapan Kawasan Telantar dan data lainnya yang
berhubungan dengan Kawasan; dan
2) Backup data pengamanan kerahasiaan data untuk mencegah
manipulasi data.

49
3) Warkah tentang keputusan Penetapan Kawasan Telantar dan
data lainnya dilarang diberikan kepada pihak yang tidak
berwenang.
c. Pengamanan fisik dilakukan dengan cara:
1) Pemasangan papan pengumuman mengenai penetapan
menjadi kawasan yang langsung dikuasai negara di lokasi
Kawasan. Adapun papan pengumuman tersebut sebagaimana
Format Lampiran 28.
2) Pemeliharaan tanda batas dan data koordinatnya;
Pemeliharaan tanda batas dilakukan dengan pembuatan patok
tanda batas disertai penunjuk data koordinat.
3) Melarang penggarap baru menduduki dan/atau menggarap
Kawasan;
Upaya untuk mencegah terjadi perbuatan hukum di atas objek
Kawasan juga dilakukan oleh instansi terkait dengan
koordinasi atau memberikan surat Pemberitahuan kepada
aparat Kelurahan/Desa setempat untuk tidak menerbitkan
keterangan/surat/izin/keputusan mengenai dasar
penguasaan apapun di atas objek Kawasan. Upaya ini
dilakukan untuk memberikan kepastian yuridis terhadap
objek Kawasan.
4) Mengikutsertakan pihak kepolisian Sektor Wilayah setempat,
instansi terkait dan masyarakat/tokoh masyarakat sekitar
untuk ikut menjaga agar lokasi Kawasan tidak ada
penggarapan baru.
3. Pengusulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan
Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan
dibuat oleh Instansi terkait. Usulan alokasi peruntukan Kawasan
tersebut dibuat sebagai bahan dalam rangka penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan oleh Pimpinan Instansi. Usulan Alokasi Peruntukan
Kawasan tersebut disusun berdasarkan data tekstual dan data
spasial yang diperoleh dari Instansi terkait kepada Pimpinan Instansi

50
dalam bentuk laporan. Dalam hal tidak tersedia data tekstual dan
data spasial, atau belum dilakukan penelitian lapang terhadap objek
Kawasan sebagai bahan acuan dalam penyusunan Usulan Alokasi
Peruntukan Kawasan oleh instasi terkait dapat melaksanakan
penelitian lapang langsung dalam rangka memperoleh data tekstual
dan data spasial yang dibutuhkan dalam pengusulan alokasi
peruntukan Kawasan tersebut.
Data yang harus disiapkan oleh instansi terkait dalam rangka
mempersiapkan Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan, adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial, terdiri dari :
1) Peta Petunjuk Lokasi;
2) Peta Lokasi Kawasan;
3) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
4) Peta lain yang dianggap diperlukan.
b. Data Tekstual, terdiri dari :
1) Data calon penerima Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan ;
2) Data yuridis.
c. Data Rencana Tata Ruang.
Informasi Rencana Tata Ruang pada lokasi objek Kawasan
diperoleh dari Peta Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau
Rencana Detil Tata Ruang yang disahkan berdasarkan Peraturan
Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota dan/atau Rencana Detil Tata Ruang
Kabupaten/Kota.
d. Data pendukung lainnya, antara lain :
1) Data sosial ekonomi;
2) Hasil koordinasi dengan instansi dan/atau pemerintah
daerah;
3) Data lain yang diperlukan.
Berdasarkan data tekstual dan data spasial objek Kawasan tersebut
dengan mempertimbangkan Rencana Tata Ruang Wilayah, instansi

51
terkait mengusulkan kepada Pimpinan Instansi mengenai Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan untuk dialihkan/diberikan
kepada pihak lain dan/atau Bank Tanah.

4. Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan


Setelah memperoleh Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan dari Instansi terkait, Pimpinan Instansi
mengundang Instansi Terkait setempat untuk melakukan Rapat
Pembahasan atau Ekspose Pendayagunaan Kawasan Telantar
sebagai informasi awal bagi Pimpinan Instansi dalam penyiapan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan.
Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan Telantar juga
dilakukan dalam rangka menentukan peruntukan penguasaan,
penggunaan dan pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan dan memberikan gambaran terhadap
penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan kepada Pimpinan Instansi. Adapun pada
Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan Telantar tersebut,
pelaksanaanya sebagai berikut :
a. Penyampaian Materi Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan oleh Instansi terkait.
Instansi terkait menyajikan/menyampaikan Usulan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan beserta data
tekstual dan data spasial yang dibutuhkan dalam bentuk paparan
di hadapan Pimpinan Instansi. Data tekstual dan data spasial
yang disampaikan rapat/ekspose tersebut meliputi data yang
disampaikan dalam Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan, yaitu :
1) Data Spasial, terdiri dari :
a) Peta Petunjuk Lokasi;
b) Peta Lokasi Kawasan;
c) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah; dan
d) Peta lain yang dianggap diperlukan.

52
2) Data Tekstual, terdiri dari :
a) Data calon penerima Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan;
b) Data yuridis.
3) Data Rencana Tata Ruang :
Informasi Rencana Tata Ruang pada lokasi objek Kawasan
diperoleh dari Peta Rencana Tata Ruang Wilayah dan/atau
Rencana Detil Tata Ruang yang disahkan berdasarkan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan/atau Rencana Detil Tata
Ruang Kabupaten/Kota
4) Data pendukung lainnya, antara lain :
a) Data sosial ekonomi;
b) Hasil koordinasi dengan instansi dan/atau pemerintah
daerah;
c) Data lain yang diperlukan.
b. Pembuatan Berita Acara Hasil Rapat/Ekspose Pendayagunaan
Kawasan.
Hasil dari rapat/ekspose pendayagunaan Kawasan dituangkan
dalam berita acara pelaksanaan rapat/ekspose, berisi sebagai
berikut:
1) Data Objek Kawasan, berisi :
a) Riwayat Penetapan Tanah Telantar;
b) Letak dan Luas Objek Kawasan; dan
c) Data lain yang dipandang diperlukan
2) Pokok-Pokok Materi Paparan Instansi terkait:
Pokok-pokok materi Paparan berisi hal-hal yang disampaikan
oleh Instansi terkait dalam paparan atau penyampaian
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan.
3) Pokok-Pokok Diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan
Kawasan :
Pokok-pokok diskusi Rapat/Ekspose Pendayagunaan
Kawasan berisi hasil diskusi, tanggapan, atau saran dari

53
peserta Ekspose maupun Pimpinan Instansi.
4) Kesimpulan Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan, berisi
antara lain :
a) Dapat atau tidaknya Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan menjadi bahan penyusunan
Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan.
b) Dalam hal Usulan Penetapan Peruntukan Kawasan
dipandang sudah mencukupi, kesimpulan memuat arahan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan untuk
pihak lain dan Bank Tanah.
5) Rekomendasi Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan, berisi
antara lain :
a) Rekomendasi dan tindak lanjut yang harus dilakukan
dalam hal materi Usulan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan belum mencukupi dalam rangka
penyusunan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan oleh Pimpinan Instansi dan/atau
Menteri;
b) Rekomendasi dan arahan alokasi peruntukan Kawasan
dalam hal Usulan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan dipandang sudah mencukupi dalam rangka
penyusunan Pertimbangan Teknis Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan oleh Pimpinan Instansi dan/atau
Menteri.
5. Penyusunan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan.
Berdasarkan hasil dalam Berita Acara Pelaksanaan
Rapat/Ekspose Pendayagunaan Kawasan dan Pertimbangan Teknis
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan dari Pimpinan
Instansi, selanjutnya dibuat Risalah Pengolahan Data (RPD) dan
Draft Keputusan Penetapan Peruntukan Kawasan oleh Pimpinan
Instansi, dalam hal ini dilaksanakan pada instansi terkait. Adapun
alokasi penetapan peruntukan Kawasan sesuai dengan arahan

54
penetapan peruntukan pendayagunaan Kawasan dalam
Pertimbangan Teknis dimaksud, yaitu untuk Pihak lain dan/atau
Bank Tanah, yang disampaikan dan dilaporkan kepada Pimpinan
Instansi. Risalah Pengolahan Data (RPD) dan Draft Keputusan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan dilengkapi dengan
Peta Peruntukan Pendayagunaan Kawasan.
Sebagai upaya preventif dalam memastikan objek
pendayagunaan tanah telantar dapat dilaksanakan secara baik,
penyiapan Risalah Pengolahan Data dan Draft Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan dibuat dengan catatan
menunggu kepastian sebagai berikut :
a. Sudah berakhir masa sanggah (masa untuk mengajukan gugatan
peradilan TUN) terhadap Keputusan Penetapan Kawasan
Telantar, yaitu 90 (sembilan puluh hari) kalender sejak ditetapkan
Keputusan Penetapan Kawasan Telantar;
b. Dalam hal terdapat tuntutan/gugatan/perkara di peradilan
terhadap objek penetapan Kawasan telantar, sudah diperoleh
keputusan hakim yang berkekuatan hukum tetap (inkraacht van
gewijsde) yang dimenangkan oleh Instansi dan/atau
Kementerian.
Format Draft Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan yang dilakukan oleh Pimpinan Instansi sebagaimana Format
Lampiran 31.
D. Tata Cara Pelaksanaan Keputusan Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan
Berdasarkan Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi, pelaksanaan
pendayagunaan kawasan didayagunakan untuk pihak lain dan negara
melalui:
1. Pengalihan ke pihak lain dengan cara:
a. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang telah ditetapkan
peruntukan pendayagunaannya melalui Pengalihan/pemberian
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan ke pihak lain,

55
selanjutnya pelaksanaan peruntukan Pendayagunaan Kawasan
untuk pihak lain tersebut ditujukan untuk pihak yang memiliki
kemampuan dan sumber daya yang memadai paling sedikit
mencakup aspek ekonomi dan sumber daya manusia.
b. Pengaturan pelaksanaan pendayagunaan Kawasan oleh instansi
dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
instansi terkait.
2. Bank Tanah dengan cara :
a. Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang telah ditetapkan
peruntukan pendayagunaannya melalui Bank Tanah, selanjutnya
pelaksanaan peruntukan Pendayagunaan Kawasan untuk Bank
Tanah tersebut ditujukan untuk ditetapkan sebagai Aset Bank
Tanah.
b. Pengaturan pelaksanaan pendayagunaan Kawasan oleh Bank
Tanah dilakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64
Tahun 2021 tentang Badan Bank Tanah.
E. Basis Data Pendayagunaan Kawasan;
Basis data Pendayagunaan Kawasan dibuat dalam rangka
mempermudah penyiapan data tekstual dan data spasial
pendayagunaan Kawasan maupun sebagai sarana pengendalian,
pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pendayagunaan Kawasan.
Pengelolaan Basis Data Kawasan tersebut dilaksanakan oleh Instansi
terkait dan Kementerian ATR/BPN, Direktorat Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang dengan unit kerja pelaksana
Direktorat Penertiban Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan Tanah.
Basis Data Pendayagunaan Kawasan tersebut dibuat dengan lingkup
penggunaan sebagai berikut :
1. Jenis data tekstual dan data spasial meliputi :
a. Nama dan alamat pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
sebelum ditetapkan sebagai Kawasan;
b. Letak, batas, dan luas kawasan;
c. Penggunaan Kawasan;
d. Peta administrasi;

56
e. Rencana Tata Ruang;
2. Penggunaan Basis Data Pendayagunaan Kawasan:
a. Penggunaan Basis Data Pendayagunaan Kawasan Sebelum
Dilakukan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan:
Entry data tekstual dan data spasial dalam Basis Data
Pendayagunaan Kawasan sebelum Penetapan Peruntukan
Pendayagunaan Kawasan dilakukan untuk memudahkan proses
identifikasi kepastian dan penetapan peruntukan Kawasan,
dengan keperluan penggunaan sebagai berikut :
1) Analisis peruntukan Pendayagunaan Kawasan;
2) Analisis pemanfaatan Kawasan;
3) Penyusunan peruntukan Pendayagunaan Kawasan;
b. Penggunaan Basis Data Kawasan Setelah Dilakukan Penetapan
Peruntukan Pendayagunaan Kawasan :
1) Penentuan calon penerima Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan, letak dan luas kawasan yang akan
diterima;
2) Pengalihan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan
Pendistribusian Kawasan kepada calon penerima;
3) Sarana pengawasan, pengendalian dan pelaporan Kawasan;
dan/atau
4) Keperluan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Basis Data Pendayagunaan Kawasan dibuat dalam bentuk tabulasi
Data Pendayagunaan Kawasan sebagaimana Format Lampiran 32.
4. Sumber data tekstual dan data spasial dalam Basis Data
Pendayagunaan Kawasan berasal dari laporan penelitian objek
Kawasan yang dilaksanakan oleh Instansi terkait, dan/atau Usulan
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan dari Instansi
terkait.
F. Pengawasan dan Pengendalian Pendayagunaan Kawasan.
Pengawasan dan Pengendalian Pendayagunaan Kawasan
dilakukan sebelum penetapan peruntukan Pendayagunaan Kawasan
maupun setelah penetapan peruntukan Pendayagunaan Kawasan.

57
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar

A. Ukuran Peta
Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dibuat dalam format kertas A3 dengan
ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor I/K/PB (Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) (1)
Jenis dan Nomor I/K/PB diisi dengan jenis dan nomor I/K/PB sesuai dengan lokasi
kawasan yang dilakukan pemantauan lapang.
Keterangan *) : pilih salah satu
c. Pemegang I/K/PB (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang I/K/PB, baik perseorangan ataupun badan
hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
kawasan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran kawasan yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm dan
kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta
di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak kawasan yang dipantau dan dievaluasi.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek kawasannnya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek kawasannya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/ Kelurahan letak kawasan yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif kawasan tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewarnaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Batas kawasan
b. Simbol-simbol polygon hasil delineasi citra satelit (11) yang nantinya akan dilengkapi
keterangan penggunaan kawasan saat pemantauan lapang.
c. Delineasi citra satelit saat dilokasi pemantauan lapang juga sangat dibutuhkan bila ada
informasi tambahan seperti peralihan pemilikan, sengketa atau perubahan tata ruang.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (12) dan alamat unit kerja (13),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (14)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.

67
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (15), tanda tangan,
nama lengkap (16), dan NIP pembuat peta (17).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (18), tanda tangan,
nama lengkap (19), dan NIP pejabat pemeriksa peta (20).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan
peta (21), Direktur/Kepala unit kerja (22), tanda tangan, nama lengkap pejabat (23) dan
NIP yang mengesahkan peta (24).

68
BAB VI
PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Inventarisasi, Penertiban dan


Pendayagunaan Kawasan Terlantar ini dibuat untuk dapat dijadikan
pedoman teknis di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi dan Kantor Pertanahan.
Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur
kemudian.

60
LAMPIRAN

61
Format Lampiran 7. Peta Penguasaan Kawasan Hasil Inventarisasi

71
Format Lampiran 2.
Keputusan Penetapan Lokasi Kegiatan Inventarisasi Kawasan Terindikasi
Telantar.

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI ……………………….
NOMOR …………………………
TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN
INVENTARISASI KAWASAN TERINDIKASI TELANTAR
TAHUN ………………………
……..(PIMPINAN INSTANSI)
PROVINSI ……………..…….
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar, perlu untuk menetapkan lokasi
kegiatan Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar pada
tahun ………. di wilayah Provinsi ……….
b. Bahwa penetapan lokasi kegiatan Inventarisasi Kawasan
Terindikasi Telantar Tahun …………… perlu ditetapkan
dengan Keputusan …..(Pimpinan Instansi) Provinsi ………….
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar;
2. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar.
3. Dst…..

Memperhatikan : a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)………..


Provinsi…………..Tahun Anggaran ………… ;
b. Dst…

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN ……..(PIMPINAN INSTANSI) PROVINSI ……………….
TENTANG PENETAPAN LOKASI OBJEK PENERTIBAN KAWASAN
TERINDIKASI TELANTAR PROVINSI …………………. TAHUN
……………..
PERTAMA : Menetapkan lokasi Objek Penertiban kawasan Terindikasi
Telantar dengan volume …….(……..) Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha di Wilayah Provinsi ……….. Tahun …… sebagaimana
dimaksud pada lampiran keputusan ini;

KEDUA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keputusan ini dibebankan


pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) ………. Provinsi
………………. Tahun Anggaran ……….;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan
seperlunya.

Ditetapkan di : ………………..
Pada tanggal : ………………..

……..(PIMPINAN INSTANSI)
PROVINSI ………………………..,

………………………………
NIP. …………………………..

63
Tembusan, disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, di
Jakarta;
3. Gubernur Provinsi …………..., di ………………….. ;
4. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
5. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten ………………, di ………………..

LAMPIRAN KEPUTUSAN ……..(PIMPINAN INSTANSI)


PROVINSI ………………..
Nomor :
Tanggal :

Objek
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
1. Nomor Keputusan
Pemberian
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
Nama Pemegang 2. Tanggal Keputusan Letak Tanah Luas Luas
Kab/
Izin/Konsesi/Perizinan Pemberian Desa/Kel Izin/Konsesi/Perizinan Indikasi
No. Kota
Berusaha Izin/Konsesi/Perizinan Kecamatan Berusaha Telantar
Berusaha
3. Nomor
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
4. Tanggal Penerbitan
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
1.
2.
3.
4.
5.
6.

64
Format Lampiran 3.
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Inventarisasi Kawasan Telantar kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

KOP ……..(PIMPINAN INSTANSI)


PROVINSI …………..
Nomor : …………………, ………………………..
Sifat :
Lampiran :
Hal : Pemberitahuan Pelaksanaan
Inventarisasi Kawasan Terindikasi
Telantar

Yth. ………………..
(Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
di ……………

1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban


Kawasan dan Tanah Telantar, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai;
2. Bahwa berdasarkan hasil laporan atau informasi dari…….. (Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha, Instansi Terkait dan/atau Masyarakat),
ternyata Izin dengan SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Nomor ..... tanggal ....,
atas nama ....... (pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha), terdapat kawasan
yang diindikasikan ditelantarkan seluas ….. Ha;
3. Sehubungan dengan angka 2 tersebut di atas, kepada pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) diberitahukan bahwa terhadap
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tersebut akan dilaksanakan Inventarisasi
Kawasan Telantar oleh Tim Inventarisasi paling lama 90 (sembilan puluh) hari,
terhitung sejak diterimanya laporan atau informasi pada tanggal …………….
bulan ……………. Tahun ……… .
4. Untuk kelancaran pelaksanaan Inventarisasi Kawasan Telantar berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) diwajibkan untuk
hadir memberikan untuk memberikan keterangan mengenai kemajuan
Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha tersebut dan membawa SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
dokumen pendukung lainnya untuk mengetahui keberadaan pembebanan,
termasuk data, rencana, tahapan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan kawasan pada saat pengajuan izin, serta kemajuan pengusahaan,
penggunaan, dan/atau pemanfaatan tanah Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tersebut;
5. Apabila Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak hadir pada tanggal
yang telah ditentukan pada angka 3 di atas, Inventarisasi Kawasan Telantar tetap
dilakukan dan kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap
berkewajiban melaksanakan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
izin dalam jangka waktu paling lama 90 (sembilan puluh) hari sejak
dilaksanakan Pemeriksaan Data Fisik dan Data Yuridis pada tanggal yang telah
ditentukan pada angka 3 di atas.
Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan
terima kasih.
……..….(Pimpinan Instansi)
Provinsi ……………..

(…………………………………….)
NIP. ……………………………...
Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. (Pimpinan instansi yang mengelola barang milik negara/daerah atau aset badan
usaha milik negara/daerah, dalam hal tanah berstatus sebagai barang milik
negara/daerah atau aset badan usaha milik negara/daerah);
3. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang di Jakarta;
dan
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …..

65
Format Lampiran 4. Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar

66
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar

A. Ukuran Peta
Peta Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dibuat dalam format kertas A3 dengan
ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor I/K/PB (Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) (1)
Jenis dan Nomor I/K/PB diisi dengan jenis dan nomor I/K/PB sesuai dengan lokasi
kawasan yang dilakukan pemantauan lapang.
Keterangan *) : pilih salah satu
c. Pemegang I/K/PB (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang I/K/PB, baik perseorangan ataupun badan
hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
kawasan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran kawasan yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm dan
kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta
di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak kawasan yang dipantau dan dievaluasi.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek kawasannnya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek kawasannya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/ Kelurahan letak kawasan yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif kawasan tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewarnaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Kerja Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Batas kawasan
b. Simbol-simbol polygon hasil delineasi citra satelit (11) yang nantinya akan dilengkapi
keterangan penggunaan kawasan saat pemantauan lapang.
c. Delineasi citra satelit saat dilokasi pemantauan lapang juga sangat dibutuhkan bila ada
informasi tambahan seperti peralihan pemilikan, sengketa atau perubahan tata ruang.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (12) dan alamat unit kerja (13),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (14)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.

67
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (15), tanda tangan,
nama lengkap (16), dan NIP pembuat peta (17).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (18), tanda tangan,
nama lengkap (19), dan NIP pejabat pemeriksa peta (20).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan
peta (21), Direktur/Kepala unit kerja (22), tanda tangan, nama lengkap pejabat (23) dan
NIP yang mengesahkan peta (24).

68
Format Lampiran 5.
Daftar Isian Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar

DAFTAR ISIAN
INVENTARISASI KAWASAN TERINDIKASI TELANTAR
IZIN/KONSESI/PERIZINAN BERUSAHA

Inventarisasi tanah Terindikasi Telantar dilaksanakan pada tanggal


............. sampai dengan tanggal .............:
a. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ..................................
Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan ): ..................................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): ..................................
b. Data Kawasan : .................................
1. Nomor/tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ............
2. Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada) : ............
3. Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : ...........................................................
- Kecamatan : ...........................................................
- Kabupaten/Kota : ...........................................................
- Provinsi : ...........................................................
- Koordinat Lokasi : ..……………………………………………….
4. Luas Kawasan : ...........................................................
5. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):
...........................................................................................................
6. Hasil pemantauan:
- Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan
sesuai Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ………………………………… Ha
- Luas kawasan yang tidak diusahakan/
tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan ………………………………..… Ha
- Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
...............................................................................................................
- Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir:
...............................................................................................................
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Tim Inventarisasi mengusulkan
kepada ……(Pimpinan Instansi) agar Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan
dilakukan/tidak dilakukan*) EVALUASI sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Tim Inventarisasi


Berusaha/Kuasanya/
yang Mewakili*)
1. ………………………………
NIP.

2. ……………………………...

(………………………………) NIP.

3. ….…………………………..

NIP.
*) Coret yang tidak perlu

69
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Penggunaan Kawasan

A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Penggunaan Kawasan dibuat dalam format kertas A3 dengan ukuran sebagai
berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor I/K/PB (Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) (1)
Jenis dan Nomor I/K/PB diisi dengan jenis dan nomor I/K/PB sesuai dengan lokasi
kawasan yang dilakukan pemantauan lapang.
Keterangan *) : pilih salah satu
c. Pemegang I/K/PB (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang I/K/PB baik perseorangan ataupun badan
hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
kawasan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm
dan kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a,
serta di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak kawasan yang dipantau dan dievaluasi.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek kawasannya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek kawasannya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/Kelurahan letak kawasan yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif kawasan tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Kesesuaian Penggunaan Kawasan Hasil Inventarisasi dengan Rencana Tata Ruang
keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Pemanfaatan kawasan sesuai rencana tata ruang
b. Pemanfaatan kawasan tidak sesuai rencana tata ruang
Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi kawasan saat dilakukan Pemantauan
Kawasan Terindikasi Telantar. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-
masing peta perlu dibedakan menurut keterangannya.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.

78
1. Melakukan Evaluasi Kawasan Telantar;
2. Melaksanakan Rapat Pokja;
3. Membuat saran dan pertimbangan kepada Pimpinan Instansi
………….. dalam Berita Acara Rapat Pokja dan Laporan Hasil
Evaluasi Kawasan Telantar; dan
4. Menyampaikan Berita Acara Rapat Pokja dan Laporan Hasil
Evaluasi Kawasan Telantar sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA kepada Pimpinan Instansi …………….. .
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………………. Tahun
Anggaran ……….;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan
seperlunya.

Ditetapkan di : ………………..
Pada tanggal : ………………..

KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ………………………..,

………………………………
NIP. …………………………..
Tembusan, disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
di Jakarta;
3. Gubernur Provinsi ………………., di ………………….. ;
4. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
5. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten ………………, di ………………..
7. Sekretaris daerah kabupaten/kota. *;
8. Kepala dinas/instansi kabupaten/kota. *;

Keterangan :
* : Anggota Pokja

Lampiran Keputusan Pembentukan Pokja dalam rangka Penertiban Kawasan


Terindikasi Telantar

Susunan Keanggotaan Pokja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi …….
Dalam Rangka Evaluasi Kawasan Telantar Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Nomor …..
Tanggal ……, terletak di Desa/Kelurahan ……, Kecamatan ……, Kabupaten/Kota ……..,
Provinsi ……………….

Pangkat/ Kedudukan dalam


No. Nama/NIP Jabatan
Golongan Panitia
1. …………………………. (Nama) ………. ………. Ketua
…………………………. (NIP)

2. …………………………. (Nama) ………. ………. Sekretaris


…………………………. (NIP)
3. …………………………. (Nama) ………. ………. Anggota
…………………………. (NIP)
4. …………………………. (Nama) ………. ………. Anggota
…………………………. (NIP)
5. Dst….

81
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Penguasaan Kawasan

A. Ukuran Peta
Peta Penguasaan Kawasan Hasil Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar dibuat dalam format
kertas A3 dengan ukuran sebagai berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor I/K/PB (Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) (1)
Jenis dan Nomor I/K/PB diisi dengan jenis dan nomor I/K/PB sesuai dengan lokasi
kawasan yang dilakukan pemantauan lapang.
Keterangan *) : pilih salah satu
c. Pemegang I/K/PB (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang I/K/PB baik perseorangan ataupun badan
hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
kawasan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran kawasan yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm dan
kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a, serta
di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Kawasan
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak kawasan yang dipantau dan dievaluasi.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek kawasannya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek kawasannya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/Kelurahan letak kawasan yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif kawasan tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Penguasaan Kawasan keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Penguasaan kawasan oleh pemegang I/K/PB
b. Penguasaan kawasan oleh pemegang I/K/PB di luar kawasan
c. Kawasan dikuasai pihak lain (masyarakat)
d. Kawasan dikuasai pihak lain (badan hukum)
e. Kawasan dikuasai pihak lain (perorangan)
Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi kawasan saat dilakukan pemantauan
lapang. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-masing peta perlu dibedakan
menurut keterangannya.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.

72
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan
peta (20), Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan
NIP yang mengesahkan peta (23).

73
Format Lampiran 8. Peta Penguasaan Kesesuaian Peruntukan Kawasan Hasil Inventarisasi

74
Format Lampiran 14.
Berita Acara Rapat Pokja Evaluasi Kawasan Telantar
BERITA ACARA RAPAT Pokja EVALUASI TANAH TELANTAR
OBJEK IZIN/KONSESI/PERIZINAN BERUSAHA*) NO. …..
ATAS NAMA …………………

Pada hari ……., tanggal ............................. , yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
2. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
3. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
4. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
5. dst.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar, telah dilakukan evaluasi terhadap:
1. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ................................
Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan) : ….............................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ................................
2. Data Kawasan :
a. Nomor/tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): ...............................
b. Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada): ........
c. Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : …………………………………………………….
- Kecamatan : …………………………………………………….
- Kabupaten/Kota : …………………………………………………….
- Provinsi : …………………………………………………….
- Koordinat Lokasi : …………………………………………………….
d . Luas Kawasan : …………………………………………………….
3. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):
a. Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………………………………...
b. Status kepemilikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………………
c. Luas kawasan dalam Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………….…
4. Hasil pemeriksaan terhadap rencana pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan*):
a. Rencana jangka waktu pengusahaan, penggunaan,
dan/ataupemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan ……………………………………………………………………………….
b. Rencana tahapan perkembangan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan ……………………………………………………….………………………
c. Rencana pemenuhan kewajiban lain yang dipersyaratkan
dalam izin/Konsesi/Perizinan Berusaha …………………………………………...
5. Hasil pemeriksaan terhadap pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan secara faktual:

86
a. Pemeriksaan perkembangan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan sesuai
tahapan yang direncanakan...............................................................
b. Pemeriksaan kesesuaian pengusahaan, penggunaan, dan/ataupemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dengan peruntukan
yang diperoleh .......................................................................
c. Pemeriksaan kewajiban lain yang harus dipenuhi
sesuai lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha .............................................
6. Hasil evaluasi:
a. Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan sesuai Izin/
Konsesi/Perizinan Berusaha*)……… Ha
b. Luas kawasan yang tidak diusahakan/tidak
dipergunakan/tidakdimanfaatkan……Ha
c. Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
.................................................................................................................
d. Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir:
....................................................................................................................
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Pokja mengusulkan kepada …… (Pimpinan
Instansi) agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha diberi/tidak diberi*)
PEMBERITAHUAN untuk mengusahakan, mempergunakan, dan/atau
memanfaatkan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Pokja


Berusaha/Kuasanya/ Evaluasi Kawasan Telantar
yang Mewakili*)
1. ………………………………
NIP.
2. ……………………………...
(………………………………) NIP.
3. ….…………………………..
NIP.
4. ………………………………
NIP.
5. ..…………………………….
NIP.

Catatan:

………………………………………………..
*) Coret yang tidak perlu

87
Format Lampiran 15.
Laporan Hasil Evaluasi Kawasan Telantar

KOP SURAT INSTANSI/KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI*)


LAPORAN HASIL EVALUASI KAWASAN TELANTAR

Dengan sistematika paling sedikit sebagai berikut:


KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Dasar Hukum
BAB II : EVALUASI
1. Aspek administrasi
2. Penelitian lapangan
BAB III : PENGOLAHAN DATA HASIL EVALUASI
1. Dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
2. Rencana Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan
3. Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan Secara
Faktual
BAB IV : ANALISIS DATA
1. Kawasan dimanfaatkan sesuai SK peruntukan kawasan
2. Kawasan dimanfaatkan tidak sesuai SK peruntukan kawasan
3. Kawasan yang belum/tidak diusahakan, dipergunakan,
dan/ataudimanfaatkan
4. Kawasan yang ditelantarkan
5. permasalahan-permasalahan penyebab terjadinyakawasan telantar
6. kesesuaian dengan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang diberikan
7. kesesuaian dengan tata ruang
BAB V : KESIMPULAN
1. Luas tanah yang benar-benar diusahakan, dipergunakan,
dan/atau dimanfaatkan
2. Luas tanah yang tidak sengaja tidak diusahakan,tidak
dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan
3. Luas tanah yang sengaja tidak diusahakan, tidak
dipergunakan,dan/atau tidak dimanfaatkan
4. Luas tanah yang belum dimohon haknya (khusus untuk DPAT)
5. Perlu/tidak perlu dilaksanakan peringatan
LAMPIRAN
Tabel-tabel yang diperlukan
Peta-peta
*) Coret yang tidak perlu

88
Petunjuk Penggambaran Layout Peta Kesesuaian Penggunaan Kawasan

A. Ukuran Peta
Peta Kesesuaian Penggunaan Kawasan dibuat dalam format kertas A3 dengan ukuran sebagai
berikut:
1. Bidang gambar 30 cm x 42 cm;
2. Jarak bidang gambar ke garis tepi peta adalah 1cm;
3. Jarak bidang gambar dengan kolom keterangan adalah 1cm;
4. Lebar kolom keterangan adalah 8 cm;
5. Jarak kolom keterangan ke garis tepi peta adalah 1 cm.

B. Petunjuk Pengisian Kolom Keterangan Peta


1. Judul Peta
a. Penulisan Judul Peta
Judul Peta ditulis dengan huruf kapital dan diisi sesuai dengan tema peta yang dibuat.
b. Jenis dan Nomor I/K/PB (Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) (1)
Jenis dan Nomor I/K/PB diisi dengan jenis dan nomor I/K/PB sesuai dengan lokasi
kawasan yang dilakukan pemantauan lapang.
Keterangan *) : pilih salah satu
c. Pemegang I/K/PB (2)
Diisi sesuai dengan nama lengkap pemegang I/K/PB baik perseorangan ataupun badan
hukum.
2. Skala Peta
a. Skala Angka (3)
Skala angka diisi dengan angka penyebut skala peta yang digunakan untuk memetakan
kawasan dengan menyesuaikan bidang peta ukuran 30 cm x 42 cm pada kertas A3.
Misalnya skala peta yang digunakan adalah 1:10.000, 1:25.000, 1:50.000, dan seterusnya.
b. Skala Grafis (4)
Setiap ruas skala grafis di peta memiliki panjang tertentu dimana panjang ruas dari
angka 0 ke kiri adalah 1 cm, dan panjang ruas dari angka 0 ke kanan adalah 2 cm. Pada
setiap ruas skala grafis, bagian atasnya diisi dengan angka bulat yang menunjukkan
ukuran bidang tanah yang sebenarnya di lapangan yang mewakili ruas garis 1 cm, 2 cm
dan kelipatannya sesuai dengan skala angka sebagaimana yang tertulis pada huruf a,
serta di ujung kanan dituliskan satuan ukurannya.
3. Letak Tanah
a. Provinsi (5)
Provinsi diisi sesuai dengan nama provinsi letak kawasan yang dipantau dan dievaluasi.
b. Kabupaten/Kota (6)
Kabupaten/Kota diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Kabupaten” atau “Kota”
dan di belakangnya dituliskan nama Kabupaten/Kota letak obyek kawasannya.
c. Kecamatan (7)
Kecamatan diisi sesuai dengan nama kecamatan letak obyek kawasannya.
d. Desa/Kelurahan (8)
Desa/Kelurahan diisi dengan menuliskan salah satu saja yaitu “Desa” atau “Kelurahan”
dan di belakangnya dituliskan nama Desa/Kelurahan letak kawasan yang dilakukan
monitoring.
4. Petunjuk Lembar Peta
Petunjuk lembar peta merupakan gambaran secara grafis posisi relatif kawasan tersebut pada
peta cakupan kabupaten/kota yang ditunjukkan berupa bujur sangkar warna merah.
5. Legenda (10)
Legenda berisi informasi mengenai keterangan pewaranaan/pengarsiran pada peta. Pada Peta
Kesesuaian Penggunaan Kawasan Hasil Inventarisasi dengan Rencana Tata Ruang
keterangan yang perlu dimuat adalah:
a. Pemanfaatan kawasan sesuai rencana tata ruang
b. Pemanfaatan kawasan tidak sesuai rencana tata ruang
Keterangan yang dimuat disesuaikan dengan kondisi kawasan saat dilakukan Pemantauan
Kawasan Terindikasi Telantar. Pewarnaan/pengarsiran yang ditampilkan pada masing-
masing peta perlu dibedakan menurut keterangannya.
6. Instansi Pembuat Peta
Kolom Instansi Pembuat Peta diisi dengan menuliskan instansi pembuat dengan huruf kapital
semua yaitu, “KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BADAN PERTANAHAN
NASIONAL”, kemudian di bawahnya diisikan nama unit kerja (11) dan alamat unit kerja (12),
dengan menyertakan logo instansi (BPN RI) di sebelah kiri tulisan.
7. Nama Kegiatan (13)
Kolom nama kegitan diisi dengan nama kegiatan yang akan dilampiri dengan Peta tersebut,
dalam hal ini adalah Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar.

78
8. Tanda Tangan Petugas dan Pejabat yang Berwenang
a. Petugas Pembuat Peta
Kolom petugas pembuat peta diisi dengan tanggal pembuatan peta (14), tanda tangan,
nama lengkap (15), dan NIP pembuat peta (16).
b. Pejabat Pemeriksa Peta
Kolom pejabat pemeriksa peta diisi dengan tanggal pemeriksaan peta (17), tanda tangan,
nama lengkap (18), dan NIP pejabat pemeriksa peta (19).
c. Pejabat yang Berwenang Mengesahkan Peta
Kolom pejabat yang berwenang mengesahkan peta diisi dengan tanggal pengesahan peta
(20), Direktur/Kepala unit kerja (21), tanda tangan, nama lengkap pejabat (22) dan NIP
yang mengesahkan peta (23).

79
Format Lampiran 10.
Keputusan Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI ……………………….
NOMOR …………………………
TENTANG
PEMBENTUKAN KELOMPOK KERJA (POKJA) DALAM RANGKA PENERTIBAN
TANAH TERINDIKASI TELANTAR DI KABUPATEN ……………….,
PROVINSI …………….
TAHUN …………………
KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………..…….
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan kegiatan Penertiban
kawasan Terindikasi Telantar Tahun ……. di Kabupaten/Kota
……., ……….., dan ……………, Provinsi …………, sesuai
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar,
tahapan Evaluasi Kawasan Terindikasi Telantar dilaksanakan
oleh Pokja;
b. Bahwa untuk terlaksananya tahapan Evaluasi Kawasan
Terindikasi Telantar oleh Pokja tersebut, maka sesuai dengan
Pasal 43 Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan
Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar.
Memperhatikan : a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………….. Tahun
Anggaran ………… ;
b. Keputusan Pimpinan Instansi ……………. Nomor ……………
tentang Penetapan Lokasi Kegiatan Penertiban kawasan
Terindikasi Telantar Tahun ………….
MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI ………………. TENTANG PEMBENTUKAN
Pokja DALAM RANGKA PENERTIBAN KAWASAN TERINDIKASI
TELANTAR DI KABUPATEN ……………, PROVINSI ………….
KESATU : Membentuk Pokja dalam rangka Penertiban Kawasan Telantar di
Kabupaten ……….…, Provinsi ……..……;
KEDUA : Menugaskan Pokja sebagaimana dalam Diktum KESATU untuk
melakukan Evaluasi Kawasan Terindikasi Telantar, yang
meliputi :

80
1. Melakukan Evaluasi Kawasan Telantar;
2. Melaksanakan Rapat Pokja;
3. Membuat saran dan pertimbangan kepada Pimpinan Instansi
………….. dalam Berita Acara Rapat Pokja dan Laporan Hasil
Evaluasi Kawasan Telantar; dan
4. Menyampaikan Berita Acara Rapat Pokja dan Laporan Hasil
Evaluasi Kawasan Telantar sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA kepada Pimpinan Instansi …………….. .
KETIGA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………………. Tahun
Anggaran ……….;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan
seperlunya.

Ditetapkan di : ………………..
Pada tanggal : ………………..

KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ………………………..,

………………………………
NIP. …………………………..
Tembusan, disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia,
di Jakarta;
3. Gubernur Provinsi ………………., di ………………….. ;
4. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
5. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten ………………, di ………………..
7. Sekretaris daerah kabupaten/kota. *;
8. Kepala dinas/instansi kabupaten/kota. *;

Keterangan :
* : Anggota Pokja

Lampiran Keputusan Pembentukan Pokja dalam rangka Penertiban Kawasan


Terindikasi Telantar

Susunan Keanggotaan Pokja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi …….
Dalam Rangka Evaluasi Kawasan Telantar Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Nomor …..
Tanggal ……, terletak di Desa/Kelurahan ……, Kecamatan ……, Kabupaten/Kota ……..,
Provinsi ……………….

Pangkat/ Kedudukan dalam


No. Nama/NIP Jabatan
Golongan Panitia
1. …………………………. (Nama) ………. ………. Ketua
…………………………. (NIP)

2. …………………………. (Nama) ………. ………. Sekretaris


…………………………. (NIP)
3. …………………………. (Nama) ………. ………. Anggota
…………………………. (NIP)
4. …………………………. (Nama) ………. ………. Anggota
…………………………. (NIP)
5. Dst….

81
Format Lampiran 11.
Keputusan Penetapan Lokasi Kegiatan Penertiban Kawasan Terindikasi
Telantar.

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI ……………………….
NOMOR …………………………
TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN
PENERTIBAN KAWASAN TERINDIKASI TELANTAR
TAHUN ………………………
KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ……………..…….

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar, perlu untuk menetapkan lokasi
kegiatan Penertiban kawasan Terindikasi Telantar pada
tahun ………. di wilayah Provinsi ……….
b. Bahwa penetapan lokasi kegiatan Penertiban kawasan
Terindikasi Telantar Tahun …………… perlu ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi ………….
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-pokok Agraria;
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang
Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar;
4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang;
5. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional;
6. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata
Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah
Telantar.

Memperhatikan : a. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah


Badan Pertanahan Nasional Provinsi…………..Tahun
Anggaran ………… ;
b. Hasil Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional………….Tahun
…………… ;
c. Hasil Pemutakhiran Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar
Tahun ……………..

MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN
NASIONAL PROVINSI ………………. TENTANG PENETAPAN
LOKASI OBJEK PENERTIBAN KAWASAN TERINDIKASI
TELANTAR PROVINSI …………………. TAHUN …………….. .
PERTAMA : Menetapkan lokasi Objek Penertiban kawasan Terindikasi
Telantar dengan volume … (……..) Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha di Wilayah Provinsi ……….. Tahun …… sebagaimana
dimaksud pada lampiran keputusan ini;

82
KEDUA : Segala biaya yang ditimbulkan akibat keputusan ini dibebankan
pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional Provinsi ………………. Tahun
Anggaran ……….;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini, akan diadakan perbaikan atau perubahan
seperlunya.

Ditetapkan di : ………………..
Pada tanggal : ………………..

KEPALA KANTOR WILAYAH


BADAN PERTANAHAN NASIONAL
PROVINSI ………………………..,

………………………………
NIP. …………………………..

Tembusan, disampaikan kepada Yth.:


1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, di
Jakarta;
3. Gubernur Provinsi …………..., di ………………….. ;
4. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
5. Bupati/Walikota ………………, di …………………..;
6. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten ………………, di ………………..

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


PROVINSI ………………..
Nomor :
Tanggal :

Objek
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
5. Nomor Keputusan
Pemberian
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
Nama Pemegang 6. Tanggal Keputusan Letak Tanah Luas Luas
Kab/
Izin/Konsesi/Perizinan Pemberian Desa/Kel Izin/Konsesi/Perizinan Indikasi
No. Kota
Berusaha Izin/Konsesi/Perizinan Kecamatan Berusaha Telantar
Berusaha
7. Nomor
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
8. Tanggal Penerbitan
Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha
1.
2.
3.
4.
5.
6.

83
Format Lampiran 12.
Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Evaluasi Kawasan Telantar Kepada
Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

KOP KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI …………..

Nomor : …………………, ………………………..


Sifat :
Lampiran :
Hal : Pemberitahuan Pelaksanaan
Evaluasi Kawasan Telantar

Yth. ………………..
(Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
di ……………

a. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban


Kawasan dan Tanah Telantar, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai;
b. Bahwa berdasarkan hasil Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar, ternyata
Izin dengan SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Nomor ..... tanggal ...., atas nama
....... (pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha), masih terdapat kawasan yang
diindikasikan ditelantarkan seluas ….. Ha;
c. Sehubungan dengan angka 2 tersebut di atas, kepada pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) diberitahukan bahwa terhadap tanah tersebut
akan dilaksanakan Evaluasi Kawasan Telantar oleh Pokja selama 180 (seratus
delapan puluh) hari, terhitung sejak pelaksanakan pemeriksaan data fisik dan
data yuridis pada tanggal ……………. bulan ……………. Tahun ……… .
d. Untuk kelancaran pelaksanaan Evaluasi Kawasan Telantar berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) diwajibkan untuk
hadir memberikan untuk memberikan keterangan mengenai kemajuan
Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha tersebut dan membawa SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
dokumen pendukung lainnya untuk mengetahui keberadaan pembebanan,
termasuk data, rencana, tahapan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan tanah pada saat pengajuan izin, serta kemajuan pengusahaan,
penggunaan, dan/atau pemanfaatan tanah Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tersebut;
e. Apabila Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tidak hadir pada tanggal yang
telah ditentukan pada angka 3 di atas, Evaluasi Kawasan Telantar tetap dilakukan
dan kepada Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tetap berkewajiban
melaksanakan pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan izin dalam
jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari sejak dilaksanakan Pemeriksaan
Data Fisik dan Data Yuridis pada tanggal yang telah ditentukan pada angka 3 di
atas.

Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatian Saudara kami ucapkan


terima kasih.

Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan


Nasional Provinsi ……………..

(…………………………………….)
NIP. ……………………………...

Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
2. (Pimpinan instansi yang mengelola barang milik negara/daerah atau aset badan
usaha milik negara/daerah, dalam hal tanah berstatus sebagai barang milik
negara/daerah atau aset badan usaha milik negara/daerah);
3. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang di Jakarta;
dan
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ……..

84
Format Lampiran 13.
Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dalam Masa Evaluasi
…………. , …………...……..
Nomor :
Sifat :
Lampiran :
Hal : Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan

Yth ………………… (Pimpinan Instansi)


di .........................

Sehubungan dengan surat tugas ……… (Pimpinan Instansi) nomor


……… tanggal …….., dengan ini kami melaporkan hasil pemantauan dan
evaluasi terhadap kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau
Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, sebagai berikut:
a. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .…………………….
b. Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .....………………..
c. Nomor & Tanggal SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .....……………
d. Berlakunya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): mulai …….... s.d. …..
e. Letak Kawasan:
Desa/Kelurahan : ………………………………………….
Kecamatan : ………………………………………….
Kabupaten : ………………………………………….
Provinsi : ………………………………………….
Koordinat Lokasi : ………………………………………….
f. Luas Kawasan …………………………………………………………..Ha
g. Kondisi Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan
1. Telah diusahakan/dipergunakan/dimanfaatkan
sesuai SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ………Ha
2. Tidak/belum diusahakan/dipergunakan/dimanfaatkan ……..Ha
h. Lampiran Peta Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan Kawasan Saat ini.
Demikian untuk menjadi maklum.

Hormat Kami,

(Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,di
Jakarta; dan
2. (Pimpinan instansi lain yang terkait).
*) Coret yang tidak perlu

85
Format Lampiran 14.
Berita Acara Rapat Pokja Evaluasi Kawasan Telantar
BERITA ACARA RAPAT Pokja EVALUASI TANAH TELANTAR
OBJEK IZIN/KONSESI/PERIZINAN BERUSAHA*) NO. …..
ATAS NAMA …………………

Pada hari ……., tanggal ............................. , yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
2. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
3. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
4. Nama :
NIP. :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
5. dst.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar, telah dilakukan evaluasi terhadap:
1. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ................................
Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan) : ….............................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ................................
2. Data Kawasan :
a. Nomor/tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): ...............................
b. Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada): ........
c. Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : …………………………………………………….
- Kecamatan : …………………………………………………….
- Kabupaten/Kota : …………………………………………………….
- Provinsi : …………………………………………………….
- Koordinat Lokasi : …………………………………………………….
d . Luas Kawasan : …………………………………………………….
3. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):
a. Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………………………………...
b. Status kepemilikan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………………
c. Luas kawasan dalam Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ……………….…
4. Hasil pemeriksaan terhadap rencana pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan*):
a. Rencana jangka waktu pengusahaan, penggunaan,
dan/ataupemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan ……………………………………………………………………………….
b. Rencana tahapan perkembangan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau
kawasan ……………………………………………………….………………………
c. Rencana pemenuhan kewajiban lain yang dipersyaratkan
dalam izin/Konsesi/Perizinan Berusaha …………………………………………...
5. Hasil pemeriksaan terhadap pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan secara faktual:

86
a. Pemeriksaan perkembangan pengusahaan, penggunaan, dan/atau
pemanfaatan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan sesuai
tahapan yang direncanakan...............................................................
b. Pemeriksaan kesesuaian pengusahaan, penggunaan, dan/ataupemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan dengan peruntukan
yang diperoleh .......................................................................
c. Pemeriksaan kewajiban lain yang harus dipenuhi
sesuai lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha .............................................
6. Hasil evaluasi:
a. Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan sesuai Izin/
Konsesi/Perizinan Berusaha*)……… Ha
b. Luas kawasan yang tidak diusahakan/tidak
dipergunakan/tidakdimanfaatkan……Ha
c. Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
.................................................................................................................
d. Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir:
....................................................................................................................
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Pokja mengusulkan kepada …… (Pimpinan
Instansi) agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha diberi/tidak diberi*)
PEMBERITAHUAN untuk mengusahakan, mempergunakan, dan/atau
memanfaatkan lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Pokja


Berusaha/Kuasanya/ Evaluasi Kawasan Telantar
yang Mewakili*)
1. ………………………………
NIP.
2. ……………………………...
(………………………………) NIP.
3. ….…………………………..
NIP.
4. ………………………………
NIP.
5. ..…………………………….
NIP.

Catatan:

………………………………………………..
*) Coret yang tidak perlu

87
Format Lampiran 15.
Laporan Hasil Evaluasi Kawasan Telantar

KOP SURAT INSTANSI/KANTOR WILAYAH BPN PROVINSI*)


LAPORAN HASIL EVALUASI KAWASAN TELANTAR

Dengan sistematika paling sedikit sebagai berikut:


KATA PENGANTAR
BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Maksud dan Tujuan
3. Dasar Hukum
BAB II : EVALUASI
1. Aspek administrasi
2. Penelitian lapangan
BAB III : PENGOLAHAN DATA HASIL EVALUASI
1. Dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
2. Rencana Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan
3. Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau pemanfaatan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau Kawasan Secara
Faktual
BAB IV : ANALISIS DATA
1. Kawasan dimanfaatkan sesuai SK peruntukan kawasan
2. Kawasan dimanfaatkan tidak sesuai SK peruntukan kawasan
3. Kawasan yang belum/tidak diusahakan, dipergunakan,
dan/ataudimanfaatkan
4. Kawasan yang ditelantarkan
5. permasalahan-permasalahan penyebab terjadinyakawasan telantar
6. kesesuaian dengan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang diberikan
7. kesesuaian dengan tata ruang
BAB V : KESIMPULAN
1. Luas tanah yang benar-benar diusahakan, dipergunakan,
dan/atau dimanfaatkan
2. Luas tanah yang tidak sengaja tidak diusahakan,tidak
dipergunakan, dan/atau tidak dimanfaatkan
3. Luas tanah yang sengaja tidak diusahakan, tidak
dipergunakan,dan/atau tidak dimanfaatkan
4. Luas tanah yang belum dimohon haknya (khusus untuk DPAT)
5. Perlu/tidak perlu dilaksanakan peringatan
LAMPIRAN
Tabel-tabel yang diperlukan
Peta-peta
*) Coret yang tidak perlu

88
Format Lampiran 16.
Surat Pemberitahuan Hasil Evaluasi Kepada Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

KOP KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL


Nomor : ………………, ………………………
Sifat :
Lampiran :
Hal : Pemberitahuan
Yth. ……………….. (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
di ……………

1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban


Kawasan dan Tanah Telantar, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha wajib
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang dimiliki atau dikuasai;
2. Bahwa berdasarkan hasil Evaluasi Kawasan Telantar yang dilaksanakan oleh
Pokja, ternyata Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) dengan SK
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) Nomor ..... tanggal ...., masih terdapat
kawasan yang ditelantarkan seluas ….. Ha;
3. Sehubungan dengan angka 2 tersebut di atas, kepada pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) diberitahukan agar dalam jangka waktu
paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya
Surat Pemberitahuan ini, telah mengusahakan, mempergunakan, dan/atau
memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dimaksud, dan apabila tidak
mengindahkan Pemberitahuan ini akan diberikan Peringatan sesuai dengan
ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar;
4. Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) wajib menyampaikan Laporan
Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha kepada Pimpinan Instansi….., dengan
tembusan Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang dan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…..;
5. Setelah masa pemberitahuan berakhir, Pimpinan Instansi….. akan
melaksanakan evaluasi terhadap kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha yang telah
dilaksanakan Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*).

Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatian Saudara kami


ucapkan terima kasih.

Pimpinan Instansi
……………..

(…………………………………….)
NIP. ……………………………...

Tembusan :
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di Jakarta;
(dalam hal tanah berstatus sebagai barang milik negara/daerah atau aset badan
usaha milik negara/daerah);
2. (Pimpinan instansi yang mengelola barang milik negara/daerah atau aset badan
usaha milik negara/daerah, dalam hal tanah berstatus sebagai barang milik
negara/daerah atau aset badan usaha milik negara/daerah);
3. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang di Jakarta; dan
4. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ….. .

89
Format Lampiran 17.
Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Dalam Masa Pemberitahuan

Nomor : …………. ,...……..


Sifat :
Lampiran :
Hal : Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan,
dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan

Yth............................... (Pimpinan Instansi)


di .........................

Sehubungan dengan surat tugas ……… (Pimpinan Instansi) nomor


……… tanggal …….., dengan ini kami melaporkan hasil pemantauan dan
evaluasi terhadap kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau
Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, sebagai berikut:
1. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .………………….….
2. Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .....………………..
3. Nomor & Tanggal SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): .....……………
4. Berlakunya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): mulai …….... s.d……..
5. Letak Kawasan:
Desa/Kelurahan : ………………………………………….
Kecamatan : ………………………………………….
Kabupaten : ………………………………………….
Provinsi : ………………………………………….
Koordinat Lokasi : ………………………………………….
6. Luas Kawasan ………………………………………………………… Ha
7. Kondisi Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan
a. Telah diusahakan/dipergunakan/dimanfaatkan
sesuai SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) …………………………Ha
b. Tidak/belum diusahakan/dipergunakan/dimanfaatkan ……………Ha
8. Lampiran Peta Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan Kawasan Saatini.
Demikian untuk menjadi maklum.

Hormat Kami,

(Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)

Tembusan:
1) Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,di
Jakarta; dan
2) (Pimpinan instansi lain yang terkait).

*) Coret yang tidak perlu

90
Format Lampiran 18.
Laporan Hasil Evaluasi Setelah Masa Pemberitahuan

LAPORAN HASIL EVALUASI


KAWASAN YANG DITELANTARKAN SETELAH MASA PEMBERITAHUAN

Sehubungan dengan surat tugas ……… (Pimpinan Instansi) nomor ………


tanggal …….., dengan ini kami melaporkan hasil evaluasi terhadap kemajuan
Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan pada masa PEMBERITAHUAN, sebagai berikut:
b. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ..................................
Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan ): ..................................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*): ..................................
b. Data Kawasan : .................................
1. Nomor/tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ............
2. Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada) : ............
3. Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : ...........................................................
- Kecamatan : ...........................................................
- Kabupaten/Kota : ...........................................................
- Provinsi : ...........................................................
- Koordinat Lokasi : ..……………………………………………….
4. Luas Kawasan : ...........................................................
5. Hasil pemeriksaan terhadap dokumen Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):
...........................................................................................................
6. Hasil pemantauan dan evaluasi setelah masa pemberitahuan:
- Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan
sesuai Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) ………………………………… Ha
- Luas kawasan yang tidak diusahakan/
tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan ………………………………..… Ha
- Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
...............................................................................................................
- Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir:
...............................................................................................................
Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Pokja mengusulkan kepada
……(Pimpinan Instansi) agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
diberi/tidak diberi*) PERINGATAN sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Pokja


Berusaha/Kuasanya/
yang Mewakili*)
1. ………………………………
NIP.

2. ……………………………...

(………………………………) NIP.

3. ….…………………………..

NIP.
*) Coret yang tidak perlu

91
Format Lampiran 19.
Surat Peringatan Pertama

KOP SURAT INSTANSI

Nomor : ……….…..…, …..………………...


Sifat :
Lampiran :
Hal : Peringatan I

Yth …………….. (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)


di ...............................

1. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban


Kawasan dan Tanah Telantar, setiap Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha wajib mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai.
2. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Pokja Evaluasi Kawasan
Telantar, diketahui Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) Nomor ..... Tanggal ....
atas nama ....... (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha) masih terdapat
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan yang ditelantarkan seluas…….
Ha.
3. Sehubungan dengan angka 2, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
diberi PERINGATAN I, agar dalam jangka waktu paling lama 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender sejak diterimanya surat peringatan ini
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai sesuai
dengan kewajiban yang ditetapkan dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
dan/atau rencana pengusahaan atau pemanfaatan kawasan, dan apabila tidak
mengindahkan dan tidak melaksanakan peringatan ini akan diberikan
Peringatan II.
4. Dalam masa Peringatan I, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) wajib
menyampaikan laporan berkala setiap 30 (tiga puluh) hari kalender kepada
…… (Pimpinan Instansi), dengan tembusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
5. Pada akhir Peringatan I dilakukan evaluasi perkembangan kemajuan
pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai, dan Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) harus memberikan data dan informasi
perkembangan kemajuan tersebut.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Pimpinan Instansi

(…………………………………….)
Nama Pimpinan Instansi

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta; dan
2. (Pimpinan instansi terkait lainnya).

*) Coret yang tidak perlu

92
Format Lampiran 20.
Surat Peringatan Kedua
KOP SURAT INSTANSI

Nomor : …………..…, …..………………


Sifat :
Lampiran :
Hal : Peringatan II

Yth …………….. (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)


di ...............................

1. Bahwa setelah memperhatikan perkembangan kemajuan pengusahaan,


penggunaan, dan/atau pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) tidak
mengindahkan dan tidak melaksanakan Peringatan I sebagaimana surat kami
Nomor ..... tanggal ......, dan masih terdapat Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan yang ditelantarkan seluas ……..Ha.
2. Sehubungan dengan angka 1, sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar,
kepada …… selaku Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*), yang
terletakdi Desa/Kelurahan …..., Kecamatan ......, Kabupaten ......,Provinsi ,
Koordinat Lokasi ……diberi PERINGATAN II, agar dalam jangka waktu paling
lama 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak diterimanya surat peringatan ini
mengusahakan, mempergunakan, dan/atau memanfaatkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai sesuai
dengan kewajiban yang ditetapkan dalam lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
dan/atau rencana pengusahaan atau pemanfaatan kawasan, dan apabila
tidak mengindahkan dan tidak melaksanakan peringatan ini akan diberikan
Peringatan III (terakhir).
3. Dalam masa Peringatan II, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
wajib menyampaikan laporan berkala setiap 30 (tiga puluh) hari kalender
kepada ……(Pimpinan Instansi), dengan tembusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
4. Pada akhir Peringatan II dilakukan evaluasi perkembangan kemajuan
pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai, dan Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) harus memberikan data dan informasi
perkembangan kemajuan tersebut.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Pimpinan Instansi

(…………………………………….)
Nama Pimpinan Instansi

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta; dan
2. (Pimpinan instansi terkait lainnya).

*) Coret yang tidak perlu

93
Format Lampiran 21.
Surat Peringatan Ketiga
KOP SURAT INSTANSI

Nomor : ……………..…, …..…………………..


Sifat :
Lampiran :
Hal : Peringatan III

Yth ………………..(Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)


di ...............................

1. Bahwa setelah memperhatikan perkembangan pengusahaan, penggunaan,


dan/atau pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan,Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) tidak/belum mengindahkan dan
melaksanakan Peringatan II sebagaimana surat kami Nomor .....
tanggal ......, dan masih terdapat Izin/Konsesi/PerizinanBerusaha/Kawasan
yang ditelantarkan seluas ……..Ha.
2. Sehubungan dengan angka 1, sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar,
kepada …… selaku Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*), yang terletak
di Desa/Kelurahan …..., Kecamatan ......, Kabupaten, Provinsi ......., Koordinat
Lokasi ……., diberi PERINGATAN III yang merupakan peringatan terakhir, agar
dalam jangka waktu paling lama 45 (empat puluh lima) hari kalender sejak
diterimanya surat peringatan ini mengusahakan, mempergunakan, dan/atau
memanfaatkan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan/atau kawasan yang
dikuasai sesuai dengan kewajiban yang ditetapkan dalam
lzin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) dan/atau rencana pengusahaan atau
pemanfaatan kawasan, dan apabila tidak mengindahkan dan tidak
melaksanakan Peringatan III (terakhir) akan dijatuhkan sanksi pencabutan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha dan penegasan kawasan sebagai kawasan
yang dikuasailangsung oleh negara.
3. Dalam masa Peringatan III, Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) wajib
menyampaikan laporan berkala setiap 30 (tiga puluh hari) kalender kepada
……(Pimpinan Instansi), dengan tembusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional.
4. Pada akhir Peringatan III dilakukan evaluasi perkembangan kemajuan
pengusahaan, penggunaan, dan/atau pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha dan/atau kawasan yang dikuasai, dan Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) harus memberikan data dan informasi
perkembangan kemajuan tersebut.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian.

Pimpinan Instansi

(…………………………………….)
Nama Pimpinan Instansi

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta; dan
2. (Pimpinan instansi terkait lainnya).

*) Coret yang tidak perlu

94
Format Lampiran 22.
Laporan Kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha Dalam Masa Peringatan

Nomor : ……………., …………


Sifat :
Lampiran :
Hal :

Yth ………………….(Pimpinan Instansi)


di .........................

Sehubungan dengan surat……. (Pimpinan Instansi) nomor……. Tanggal ……..


perihal Peringatan I/II/III*), dengan ini kami melaporkan perkembangan kemajuan
Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha/Kawasan, sebagai berikut:
a. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .……………….
b. Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....……………
c. Nomor & Tanggal SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....……………
d. Berlakunya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : mulai …. s.d. .…
e. Letak Kawasan:
- Desa/Kelurahan : .…………………………....................
- Kecamatan : .………….……………......................
- Kabupaten : .…………………………....................
- Provinsi : .....………………………...................
- Koordinat Lokasi : …………………………………………..
f. Luas Kawasan ……………………………………………………………. Ha
g. Kondisi Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan
- Telah diusahakan/dipergunakan/dimanfaatkan sesuai SK
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *)………...Ha
- Tidak/belum diusahakan/dipergunakan/Dimanfaatkan ………………….Ha
- Lampiran Peta Pengusahaan/Penggunaan/Pemanfaatan Kawasan saat ini.
Demikian untuk menjadi maklum.

Hormat Kami,

(Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)

Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
di Jakarta; dan
2. (Pimpinan instansi lain yang terkait).
*) Coret yang tidak perlu

95
Format Lampiran 23.
Laporan Hasil Evaluasi Pada Akhir Masa Peringatan I, II dan III

LAPORAN EVALUASI
PADA AKHIR MASA PERINGATAN I

Sehubungan dengan Surat Tugas ……… (Pimpinan Instansi) Nomor ………


tanggal ............. , dengan ini kami melaporkan hasil evaluasi setelah masa
Peringatan I terhadap kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau Pemanfaatan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, sebagai berikut:

a. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....................................


Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan) : .....................................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....................................
b. Data Kawasan:
1) Nomor /tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ............
2) Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada) : ............
3) Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : ...........................................................
- Kecamatan : ...........................................................
- Kabupaten/Kota : ...........................................................
- Provinsi : ...........................................................
- Koordinat Lokasi : …………………………………………………
4) Luas Kawasan : ...........................................................
c. Hasil evaluasi setelah masa peringatan:
1) Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan
sesuai Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) …………………………..…Ha
2) Luas kawasan yang tidak diusahakan/
tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan ………………………………Ha
3) Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
4) Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir :
....................................................................................................................
....................................................................................................................

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Pokja mengusulkan kepada


……(Pimpinan Instansi) agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
diberi/tidak diberi*) PERINGATAN II sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Pokja


Berusaha/Kuasanya/
yang Mewakili*)

1. ………………………………
NIP.

2. ……………………………...

(………………………………) NIP.

3. ….…………………………..

NIP.

96
LAPORAN EVALUASI
PADA AKHIR MASA PERINGATAN II

Sehubungan dengan Surat Tugas ……… (Pimpinan Instansi) Nomor ………


tanggal ............. , dengan ini kami melaporkan hasil evaluasi setelah masa
Peringatan II terhadap kemajuan Pengusahaan, Penggunaan, dan/atau
PemanfaatanIzin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, sebagai berikut:

a. Nama Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....................................


Nama yang diberi kuasa/mewakili (di lapangan) : .....................................
Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : .....................................
b. Data Kawasan:
1) Nomor /tanggal Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) : ............
2) Tanggal berakhirnya Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) (jika ada) : ............
3) Letak kawasan:
- Desa/Kelurahan : ...........................................................
- Kecamatan : ...........................................................
- Kabupaten/Kota : ...........................................................
- Provinsi : ...........................................................
- Koordinat Lokasi : …………………………………………………
4) Luas Kawasan : ...........................................................
c. Hasil evaluasi setelah masa peringatan:
1) Luas pengusahaan/penggunaan/pemanfaatan kawasan
sesuai Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*) …………………………..…Ha
2) Luas kawasan yang tidak diusahakan/
tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan ………………………………Ha
3) Alasan tidak diusahakan/tidak dipergunakan/tidak dimanfaatkan:
....................................................................................................................
....................................................................................................................
4) Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/kuasanya/yang mewakili
hadir/tidak hadir *) Sebutkan alasannya apabila tidak hadir :
....................................................................................................................
....................................................................................................................

Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, Pokja mengusulkankepada


……(Pimpinan Instansi) agar Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*)
diberi/tidak diberi*) PERINGATAN III sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Pokja


Berusaha/Kuasanya/
yang Mewakili*)

1. ………………………………
NIP.

2. ……………………………...

(………………………………) NIP.

3. ….…………………………..

NIP.

97
b.Kawasan berasal dari Pelepasan Kawasan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha :
Berdasarkan Pimpinan Instansi dan/atau Surat Direktur Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional, Nomor ………… Tanggal ………….. perihal
………………………., terhadap Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha seluas
……………… Ha, telah dilepaskan seluas …………. Ha dari luas
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tersebut oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha berdasarkan ……………….. Surat Pernyataan
…………… tanggal …………….yang ditandatangani oleh …………… bertindak
sebagai ………….., atau Akta Nota Riil Nomor ……….. Tanggal ………… tentang
……………., dibuat oleh dan di hadapan ………………… Notaris berkedudukan di
……………………., atau Pelepasan di hadapan Pimpinan Instansi dan/atau
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ………………..
IV. PETUGAS PENINJAUAN LAPANG
Berdasarkan penetapan kawasan telantar/pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha atas nama ……………, terletak di Desa/Kelurahan ………………., Kecamatan
………………, Provinsi ………………. tersebut, pada Hari ………….. Tanggal …………. Bulan
………… Tahun ……, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
3. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
4. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
5. dst.
Dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dan Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan Telantar, telah melakukan
peninjauan lapang terhadap objek Penetapan Kawasan Telantar tersebut.
V. HASIL PENINJAUAN LAPANG
Berdasarkan pelaksanaan peninjauan lapang terhadap objek Kawasan yang
berasal dari Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tersebut pada hari ….. Tanggal …. bulan …. Tahun …., diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Objek Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
a. Nama Bekas Pemegang Hak/
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ..................................
b. Objek Penetapan Kawasan Telantar berasal dari :
1) Nomor/tanggal SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):............ / ..............
2) Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ..............................
3) Berakhir Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ………………………..
c. Letak kawasan:
1) Desa/Kelurahan : ...................................................................
2) Kecamatan : ...................................................................
3) Kabupaten/Kota : ...................................................................
4) Provinsi : ...................................................................
d. Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ...........................................
e. Luas Penetapan Kawasan Telantar :
1) Berasal dari Penetapan Kawasan Telantar :
a) Penetapan Kawasan Telantar Sebagian seluas ….. Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha; atau
b) Penetapan Tanah Seluruhnya seluas …... Ha.
2) Berasal dari Pelepasan Kawasan Terindikasi Telantar :
Dijelaskan luas tanah yang dilepaskan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.

109
2. Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha pada Objek Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
(Terhadap Kawasan berasal dari Penetapan Kawasan Telantar, diisi sesuai dengan
luas penetapan kawasan telantar atau luas Kawasan karena tidak dilaksanakannya
kewajiban Revisi Luas/Permohonan Hak terhadap bagian kawasan yang masih
diusahakan, digunakan dan dimanfaatkan oleh bekas pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha. Terhadap Kawasan berasal dari Pelepasan
Kawasan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha diisi sesuai dengan luas
tanah yang dilepaskan).
Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah pada
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Penguasaan/Penggarapan Kawasan :
1) Tidak ada Penguasaan/Penggarapan : ……………. Ha
2) Dikuasai/Digarap Masyarakat : ……………. Ha
3) Dikuasai/Digarap Pihak Lain : ……………. Ha
(dalam hal ada penguasaan/penggarapan
oleh kelompok/badan hukum lain) : ……………. Ha
4) Luas keseluruhan : ……………. Ha
( 1 + 2 + 3)
b. Kondisi Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan :
1) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
2) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
3) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(sebutkan) : ……………. Ha
4) dst. (disebutkan) : ……………. Ha
5) Luas keseluruhan : ……………. Ha
(1+2+3+4)
3. Data Tekstual Kepastian Fisik dan Yuridis
a. Kepastian Fisik :
1) ……………………………………………………………..…… dst.
(Dijelaskan kondisi keamananan atau kondisi ada/tidaknya
sengketa/konflik lainnya di lokasi objek Kawasan);
2) ……………………………
(Apabila terdapat penguasaan/penggarapan oleh masyarakat, apakah sudah
ada pendataan penggarap lama yang telah didata oleh Instansi terkait yang
disetujui oleh Pimpinan Instansi).
b. Kepastian Yuridis :
……………………………………………………………………….. dst.
(Dijelaskan apakah terdapat permasalahan yuridis, perkara/gugatan terhadap
objek penetapan kawasan telantar, atau gugatan/perkara lain di lokasi objek
Kawasan).
4. Data Pendukung Lainnya :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah pada lokasi objek Kawasan;
b. Hasil koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat; atau
c. Data pendukung lainnya.
(Diperoleh berdasarkan ketersediaan data pendukung yang ada, dalam hal belum
diperoleh data pendukung lainnya selanjutnya dapat dilaksanakan oleh Instansi
Terkait.
VI. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………………
(Kesimpulan dibuat berdasarkan data tekstual, data spasial, dan informasi yang diperoleh
pada saat peninjauan lapang) berisi mengenai objek Kawasan untuk dapat/tidaknya
ditindaklanjuti dan dianalisis menjadi bahan informasi bagi Pimpinan Instansi dalam
memberikan pertimbangan teknis dalam rangka penetapan alokasi peruntukan
pendayagunaan Kawasan. Dalam hal belum diperoleh hasil peninjauan lapang yang
memadai, maka kesimpulan dibuat berdasarkan hasil sementara peninjauan lapang).
VII. REKOMENDASI
…………………………………………………………………………………………………………
(Rekomendasi dibuat berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh yang memuat masukan
kepada Pimpinan Instansi/Menteri mengenai alokasi penetapan peruntukan
pendayagunaan Kawasan. Dalam hal rekomendasi belum memuat masukan alokasi
penetapan peruntukan pendayagunaan Kawasan dikarenakan belum diperoleh hasil
peninjauan lapang yang memadai, maka rekomendasi memuat saran dan masukan

110
Pimpinan Instansi untuk melakukan peninjauan/penelitian lebih mendalam terhadap objek
Kawasan tersebut).
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapang Objek Penetapan Kawasan Telantar
Izin/Konsesi/ Perizinan Berusaha Nomor ……….. Atas Nama …………………………. dibuat
untuk penyiapan data tekstual dan spasial penyusunan bahan pertimbangan teknis Tim
Nasional dalam rangka persiapan penetapan alokasi peruntukan pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara.
Lokasi Kabupaten/Kota, tanggal bulan tahun
Petugas Peninjauan Lapang,

1. (……………………………..)

NIP. ……………………….
2. (……………………………..)
NIP. ………………………..

3. (……………………………..)
NIP. ………………………..

4. dst.
Catatan :
1. *) : Coret yang tidak perlu;
2. Dalam hal terdapat data atau informasi yang belum diperoleh karena keterbatasan data
tekstual dan data spasial pada saat dilakukan peninjauan lapang, penelitian lebih lanjut
dapat dilakukan oleh Instansi terkait;
3. Lampiran Data Spasial :
a. Peta Petunjuk Lokasi;
b. Peta Bidang Objek Kawasan;
c. Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan;
d. Peta Kesesuaian RTRW pada Objek Kawasan;
e. dan Peta lain yang dianggap perlu.
4. Format Berita Acara ini dapat disesuaikan.

111
Format Lampiran 31.
Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan Telantar Oleh
Pimpinan Instansi

KEPUTUSAN ………………….(Pimpinan Instansi)


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ...........

TENTANG
PENETAPAN PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN
TERLETAK DI DESA/KELURAHAN ....., KECAMATAN .....,
KABUPATEN/KOTA ....., PROVINSI ......

………………….(Pimpinan Instansi),

Menimbang : a. ....;
b. ....;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan
………………….(Pimpinan Instansi) Nomor ….. Tahun ….. tentang
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan Terletak di
Desa/Kelurahan ....., Kecamatan, ….. Kabupaten/ Kota ..... Provinsi
.....;
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6632);
2. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun …. Nomor ….);
3. dst;
Memperhatikan : Usulan Instansi ………, tanggal …. Nomor …. perihal …..;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN ………………….(Pimpinan Instansi) TENTANG PENETAPAN
PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN TERLETAK DI
DESA/KELURAHAN ….., KECAMATAN ….., KABUPATEN/KOTA …..
PROVINSI ….. .
KESATU : Alokasi umum peruntukan Kawasan yang berasal dari penetapan
Kawasan Telantar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan
………………….(Pimpinan Instansi dan/atau Menteri) Nomor .... tanggal
..... tentang ..... didayagunakan untuk kepentingan pihak lain seluas .....
m2/Ha, dan/atau bank tanah seluas ..... m2/Ha.
KEDUA : 1. Memerintahkan Kepala ………………….(Instansi terkait)
Provinsi/Kabupten/Kota ……………………….....untuk mencabut
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan untuk dapat
dialihkan/diberikan kepada ……..(pihak lain) dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan berlaku; dan/atau
2. Memerintahkan Badan Bank Tanah ..... untuk menetapkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan untuk dijadikan
sebagai Aset Bank Tanah yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kesalahan dalam
penetapannya, Keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana
mestinya.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

112
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...............

………………….(Pimpinan Instansi)

…………………………………………

Kepada Yth.:
................................. (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta;
2. Gubernur ................ ;
3. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ........................ ;
4. Bupati/Walikota .................... ;
5. Kepala Dinas ................... Provinsi........................... ;
6. Kepala Dinas ................... Kabupaten/Kota ...................... ; dan
7. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …......

113
Format Lampiran 32. Basis Data Pendayagunaan Kawasan
BASIS DATA PENDAYAGUNAAN KAWASAN
INSTANSI/DIREKTORAT/KANTOR ……..…… (1)
TAHUN…….. (2)
Nama dan SK Pemberian Letak Luas Luas SK Penetapan SK Peruntukan Luas Ket
Alamat IKPB Tanggal Kawasan Kawasan Kawasan IKPB Pendayaguna Pendayagunaan Pendayagunaan
Pemegang a. Nomor Berakhir a. Kec. (Ha) Telantar a. Nomor an IKPB Kawasan Kawasan
No. Provinsi
IKPB b.Tanggal IKPB b. Desa/Kel (Ha) b.Tanggal a. Nomor (Ha)
c. Jenis c. Jenis b.Tanggal
c. Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1.

2.
3.

dst
Ditetapkan di ………….. (4)
Pada tanggal ……………
…………………. (5)
…………..….,

..……………………… (6)
NIP. ………………….
Petunjuk Pengisian Pengelompokan Data Tekstual/Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar:
1. Diisi dengan Unit Kerja.
2. Diisi dengan Tahun.
3. Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No.Urut,
b. Kolom 2 diisi Provinsi,
c. Kolom 3 diisi Nama dan Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha (IKPB)
d. Kolom 4 diisi No. SK IKPB,
e. Kolom 5 diisi Tanggal Berakhir IKPB,
f. Kolom 6 diisi, Letak Bidang Kawasan (Kecamatan, Desa/Kelurahan)
g. Kolom 7 diisi Luas Kawasan (Ha),
h. Kolom 8 diisi Luas Kawasan Telantar (Ha),
i. Kolom 9 diisi No, Tgl, Jenis SK Penetapan IKPB),
j. Kolom 10 diisi No, Tgl, Jenis SK Pendayagunaan IKPB,
k. Kolom 11 diisi Peruntukan Pendayagunaan Kawasan,
l. Kolom 12 diisi Luas Pendayagunaan Kawasan,
m. Kolom 13 diisi Keterangan,
4. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Pengelompokan Data Tekstual/Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar
5. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Diisi dengan Nama dan NIP Kepala Unit Kerja.

114
Format Lampiran 33.
Sistematika Pelaporan Calon Objek Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. DISKRIPSI OBYEK PENDATAAN
A. Umum
B. Penggunaan Kawasan
BAB IV. ANALISIS
A. Ketersediaan Pendayagunaan Kawasan
B. Kepastian obyek Pendayagunaan Kawasan
C. Usulan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)

115
Format Lampiran 34.
Sistematika Pelaporan Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan

Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. PELAKSANAAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN
A. Umum
B. Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan untuk Pihak Lain
C. Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan untuk Bank Tanah
BAB IV. ANALISIS
A. Perkembangan Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
B. Hambatan, Kendala dan Masalah dalam Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
C. Upaya yang Dilaksanakan dalam Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)
Lampiran Tabulasi Laporan Pendayagunaan Kawasan

TABULASI LAPORAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN


BULAN/TRIWULAN/TAHUN …………..
PROVINSI ………….
Letak Lokasi : Luas Peruntukan
Luas
No. Kabupaten/Kota a. Desa/Kel Pihak Bank Keterangan
Tanah
b. Kec. Lain Tanah

................., ..................
...............(Pimpinan Instansi)
Provinsi ......

( ..................................... )
NIP. ...............................

116
Format Lampiran 28.
Papan Pengumuman mengenai Pencabutan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha

LOGO DAN NAMA INSTANSI/KEMENTERIAN

PENGUMUMAN
NOMOR .......

1. IZIN/KONSESI/PERIZINAN BERUSAHA/KAWASAN INI DIKUASAI LANGSUNG OLEH NEGARA


BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 20 TAHUN 2021 TENTANG PENERTIBAN
KAWASAN DAN TANAH TELANTAR JO. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA
RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2021 TENTANG TATA
CARA PENERTIBAN KAWASAN DAN TANAH TELANTAR SERTA KEPUTUSAN MENTERI
AGRARIA DAN TATA RUANG/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR ........
TANGGAL ........
2. DILARANG MEMASUKI DAN MEMANFAATKAN TANPA IZIN YANG BERWENANG.
3. PELANGGARAN TERHADAP BUTIR 2 DIKENAKAN PASAL 167 KUHP DENGAN ANCAMAN
HUKUMAN MAKSIMAL 9 BULAN PENJARA.

..........., ..............…..

INSTANSI
KABUPATEN/KOTA …………..

Ukuran :
- Panjang : 120 Cm
- Lebar : 90 Cm
- Bahan : Papan/Multiplex/Seng/besi dan cat
- Warna Dasar : putih
- Huruf : arial black
- Warna Tulisan : hitam

106
Format Lampiran 29.
Surat Pernyataan Penggarap

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ………………
Tempat/Tanggal Lahir : ………………
Alamat : ………………
Pekerjaan : ………………
No. KTP/NIK : ………………
Bahwa saya selaku penggarap sebidang tanah Negara bekas kawasan Telantar sejak
tahun …….., seluas + …… m2 ( ….. meter persegi), terletak di:

- Desa/Kelurahan : ………………

- Kecamatan : ………………

- Kabupaten/Kota : ………………

- Provinsi : ………………
Dengan batas-batas:

- Utara : ………………

- Timur : ………………

- Selatan : ………………

- Barat : ………………
Menyatakan dengan ini:
1. tidak akan memperluas tanah garapan;
2. tidak akan memindahtangankan kepada pihak lain; dan
3. bersedia mematuhi ketentuan persyaratan dalam pendayagunaan Kawasan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa tekanan dari
pihak manapun, dan apabila saya melanggar isi pernyataan ini, saya bersedia menerima
sanksi untuk tidak diusulkan sebagai calon penerima Kawasan dan bersedia
meninggalkan lokasi garapan saya.
…………………, …………...
Yang Membuat Pernyataan,
Meterai 10.000
(Nama Penggarap)

107
Format Lampiran 30.
Berita Acara Penelitian/Peninjauan Lapang Objek Kawasan
BERITA ACARA PENELITIAN/PENINJAUAN LAPANG
OBJEK PENETAPAN KAWASAN TELANTAR YANG BERASAL DARI
IZIN/KONSESI/PERIZINAN BERUSAHA/KAWASAN
NOMOR ……….. ATAS NAMA ………………………….
DALAM RANGKA IDENTIFIKASI KAWASAN TELANTAR

I. DASAR HUKUM :
1. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional ;
2. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan;
3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan;
4. Peraturan-peraturan terkait lainnya.
II. DASAR PELAKSANAAN :
1. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ………………., atas
nama ………………..
2. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ………………., atas
nama …………….. (Pelaksana Tugas);
3. Surat Tugas ………. (Pemberi Tugas), Nomor …………… Tanggal ………………., atas
nama …………….. (Pelaksana Tugas);
4. dst …………………...
III. DASAR OBJEK KAWASAN:
1. Dasar Perolehan Objek Kawasan :
………………………………………………………………………………………………………......
(Diisi berdasarkan dasar perolehan Kawasan berdasarkan Keputusan Pimpinan
Instansi dan/atau Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor
………... tentang Penetapan Tanah Terlantar, atau Keputusan Pimpinan Instansi
dan/atau Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
……..… tentang Penetapan Tanah Terlantar), atau Surat Pimpinan Instansi dan/atau
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional/Direktur
Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan
Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor ……….. tanggal ……….
perihal (yang memuat adanya pelepasan tanah oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha).
2. Riwayat Perolehan Objek Kawasan :
……………………………………………………………………………………………………
(Diisi berdasarkan riwayat perolehan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha objek
Kawasan, berasal dari Keputusan Pimpinan Instansi dan/atau Kepala Badan
Pertanahan Nasional Republik Indonesia atau Keputusan Pimpinan Instansi dan/atau
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang
Penetapan Kawasan Telantar, atau Surat Pimpinan Instansi dan/atau Menteri Agraria
dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional/Direktur Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional. Memuat mengenai luas penetapan kawasan telantar atau
pelepasan dari Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha).
a. Kawasan berasal dari Penetapan Kawasan Telantar :
Berdasarkan Keputusan Pimpinan Instansi dan/atau Kepala Badan Pertanahan
Nasional Republik Indonesia/Keputusan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor …. tentang ……….. tentang
Penetapan Kawasan Telantar yang Berasal dari Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha *) Nomor ……… Atas Nama ……., Terletak di Desa/Kelurahan …………,
Kecamatan ………, Kabupaten ……….., Provinsi ………, ditetapkan di …….. pada
tanggal ……….. , telah diputuskan oleh Pimpinan Instansi dan/atau Kepala
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia/Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, antara lain :
1. …………………………
2. …………………………
3. …………………………
4. dst ……………………

108
b.Kawasan berasal dari Pelepasan Kawasan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha :
Berdasarkan Pimpinan Instansi dan/atau Surat Direktur Jenderal Pengendalian
dan Penertiban Tanah dan Ruang A.n. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Badan Pertanahan Nasional, Nomor ………… Tanggal ………….. perihal
………………………., terhadap Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha seluas
……………… Ha, telah dilepaskan seluas …………. Ha dari luas
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha tersebut oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha berdasarkan ……………….. Surat Pernyataan
…………… tanggal …………….yang ditandatangani oleh …………… bertindak
sebagai ………….., atau Akta Nota Riil Nomor ……….. Tanggal ………… tentang
……………., dibuat oleh dan di hadapan ………………… Notaris berkedudukan di
……………………., atau Pelepasan di hadapan Pimpinan Instansi dan/atau
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ………………..
IV. PETUGAS PENINJAUAN LAPANG
Berdasarkan penetapan kawasan telantar/pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha atas nama ……………, terletak di Desa/Kelurahan ………………., Kecamatan
………………, Provinsi ………………. tersebut, pada Hari ………….. Tanggal …………. Bulan
………… Tahun ……, yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
2. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
3. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
4. Nama :
NIP :
Pangkat/Gol. :
Jabatan :
5. dst.
Dalam rangka menindaklanjuti ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 20
Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dan Peraturan Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan Telantar, telah melakukan
peninjauan lapang terhadap objek Penetapan Kawasan Telantar tersebut.
V. HASIL PENINJAUAN LAPANG
Berdasarkan pelaksanaan peninjauan lapang terhadap objek Kawasan yang
berasal dari Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
tersebut pada hari ….. Tanggal …. bulan …. Tahun …., diperoleh hasil sebagai berikut :
1. Objek Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
a. Nama Bekas Pemegang Hak/
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ..................................
b. Objek Penetapan Kawasan Telantar berasal dari :
1) Nomor/tanggal SK Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha*):............ / ..............
2) Jenis Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ..............................
3) Berakhir Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ………………………..
c. Letak kawasan:
1) Desa/Kelurahan : ...................................................................
2) Kecamatan : ...................................................................
3) Kabupaten/Kota : ...................................................................
4) Provinsi : ...................................................................
d. Luas Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha *) : ...........................................
e. Luas Penetapan Kawasan Telantar :
1) Berasal dari Penetapan Kawasan Telantar :
a) Penetapan Kawasan Telantar Sebagian seluas ….. Ha dari
Hak/HPL/DPAT seluas ….. Ha; atau
b) Penetapan Tanah Seluruhnya seluas …... Ha.
2) Berasal dari Pelepasan Kawasan Terindikasi Telantar :
Dijelaskan luas tanah yang dilepaskan oleh Pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha.

109
2. Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha pada Objek Penetapan Kawasan Telantar/Pelepasan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha
(Terhadap Kawasan berasal dari Penetapan Kawasan Telantar, diisi sesuai dengan
luas penetapan kawasan telantar atau luas Kawasan karena tidak dilaksanakannya
kewajiban Revisi Luas/Permohonan Hak terhadap bagian kawasan yang masih
diusahakan, digunakan dan dimanfaatkan oleh bekas pemegang
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha. Terhadap Kawasan berasal dari Pelepasan
Kawasan oleh Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha diisi sesuai dengan luas
tanah yang dilepaskan).
Kondisi Penguasaan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah pada
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan, adalah sebagai berikut :
a. Kondisi Penguasaan/Penggarapan Kawasan :
1) Tidak ada Penguasaan/Penggarapan : ……………. Ha
2) Dikuasai/Digarap Masyarakat : ……………. Ha
3) Dikuasai/Digarap Pihak Lain : ……………. Ha
(dalam hal ada penguasaan/penggarapan
oleh kelompok/badan hukum lain) : ……………. Ha
4) Luas keseluruhan : ……………. Ha
( 1 + 2 + 3)
b. Kondisi Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan :
1) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
2) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(disebutkan) : ……………. Ha
3) Kondisi berdasarkan tutupan lahan tertentu
(sebutkan) : ……………. Ha
4) dst. (disebutkan) : ……………. Ha
5) Luas keseluruhan : ……………. Ha
(1+2+3+4)
3. Data Tekstual Kepastian Fisik dan Yuridis
a. Kepastian Fisik :
1) ……………………………………………………………..…… dst.
(Dijelaskan kondisi keamananan atau kondisi ada/tidaknya
sengketa/konflik lainnya di lokasi objek Kawasan);
2) ……………………………
(Apabila terdapat penguasaan/penggarapan oleh masyarakat, apakah sudah
ada pendataan penggarap lama yang telah didata oleh Instansi terkait yang
disetujui oleh Pimpinan Instansi).
b. Kepastian Yuridis :
……………………………………………………………………….. dst.
(Dijelaskan apakah terdapat permasalahan yuridis, perkara/gugatan terhadap
objek penetapan kawasan telantar, atau gugatan/perkara lain di lokasi objek
Kawasan).
4. Data Pendukung Lainnya :
a. Rencana Tata Ruang Wilayah pada lokasi objek Kawasan;
b. Hasil koordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat; atau
c. Data pendukung lainnya.
(Diperoleh berdasarkan ketersediaan data pendukung yang ada, dalam hal belum
diperoleh data pendukung lainnya selanjutnya dapat dilaksanakan oleh Instansi
Terkait.
VI. KESIMPULAN
…………………………………………………………………………………………………………
(Kesimpulan dibuat berdasarkan data tekstual, data spasial, dan informasi yang diperoleh
pada saat peninjauan lapang) berisi mengenai objek Kawasan untuk dapat/tidaknya
ditindaklanjuti dan dianalisis menjadi bahan informasi bagi Pimpinan Instansi dalam
memberikan pertimbangan teknis dalam rangka penetapan alokasi peruntukan
pendayagunaan Kawasan. Dalam hal belum diperoleh hasil peninjauan lapang yang
memadai, maka kesimpulan dibuat berdasarkan hasil sementara peninjauan lapang).
VII. REKOMENDASI
…………………………………………………………………………………………………………
(Rekomendasi dibuat berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh yang memuat masukan
kepada Pimpinan Instansi/Menteri mengenai alokasi penetapan peruntukan
pendayagunaan Kawasan. Dalam hal rekomendasi belum memuat masukan alokasi
penetapan peruntukan pendayagunaan Kawasan dikarenakan belum diperoleh hasil
peninjauan lapang yang memadai, maka rekomendasi memuat saran dan masukan

110
Pimpinan Instansi untuk melakukan peninjauan/penelitian lebih mendalam terhadap objek
Kawasan tersebut).
Demikian Berita Acara Peninjauan Lapang Objek Penetapan Kawasan Telantar
Izin/Konsesi/ Perizinan Berusaha Nomor ……….. Atas Nama …………………………. dibuat
untuk penyiapan data tekstual dan spasial penyusunan bahan pertimbangan teknis Tim
Nasional dalam rangka persiapan penetapan alokasi peruntukan pendayagunaan Tanah
Cadangan Umum Negara.
Lokasi Kabupaten/Kota, tanggal bulan tahun
Petugas Peninjauan Lapang,

1. (……………………………..)

NIP. ……………………….
2. (……………………………..)
NIP. ………………………..

3. (……………………………..)
NIP. ………………………..

4. dst.
Catatan :
1. *) : Coret yang tidak perlu;
2. Dalam hal terdapat data atau informasi yang belum diperoleh karena keterbatasan data
tekstual dan data spasial pada saat dilakukan peninjauan lapang, penelitian lebih lanjut
dapat dilakukan oleh Instansi terkait;
3. Lampiran Data Spasial :
a. Peta Petunjuk Lokasi;
b. Peta Bidang Objek Kawasan;
c. Peta Penggunaan dan Pemanfaatan Kawasan;
d. Peta Kesesuaian RTRW pada Objek Kawasan;
e. dan Peta lain yang dianggap perlu.
4. Format Berita Acara ini dapat disesuaikan.

111
Format Lampiran 31.
Keputusan Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan Telantar Oleh
Pimpinan Instansi

KEPUTUSAN ………………….(Pimpinan Instansi)


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ...........

TENTANG
PENETAPAN PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN
TERLETAK DI DESA/KELURAHAN ....., KECAMATAN .....,
KABUPATEN/KOTA ....., PROVINSI ......

………………….(Pimpinan Instansi),

Menimbang : a. ....;
b. ....;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan
………………….(Pimpinan Instansi) Nomor ….. Tahun ….. tentang
Penetapan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan Terletak di
Desa/Kelurahan ....., Kecamatan, ….. Kabupaten/ Kota ..... Provinsi
.....;
Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 30, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6632);
2. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara
Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan Tanah Telantar
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun …. Nomor ….);
3. dst;
Memperhatikan : Usulan Instansi ………, tanggal …. Nomor …. perihal …..;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN ………………….(Pimpinan Instansi) TENTANG PENETAPAN
PERUNTUKAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN TERLETAK DI
DESA/KELURAHAN ….., KECAMATAN ….., KABUPATEN/KOTA …..
PROVINSI ….. .
KESATU : Alokasi umum peruntukan Kawasan yang berasal dari penetapan
Kawasan Telantar sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan
………………….(Pimpinan Instansi dan/atau Menteri) Nomor .... tanggal
..... tentang ..... didayagunakan untuk kepentingan pihak lain seluas .....
m2/Ha, dan/atau bank tanah seluas ..... m2/Ha.
KEDUA : 1. Memerintahkan Kepala ………………….(Instansi terkait)
Provinsi/Kabupten/Kota ……………………….....untuk mencabut
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan untuk dapat
dialihkan/diberikan kepada ……..(pihak lain) dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan berlaku; dan/atau
2. Memerintahkan Badan Bank Tanah ..... untuk menetapkan
Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha/Kawasan untuk dijadikan
sebagai Aset Bank Tanah yang ditetapkan oleh Pimpinan Instansi.
KETIGA : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kesalahan dalam
penetapannya, Keputusan ini akan ditinjau kembali sebagaimana
mestinya.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

112
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal ...............

………………….(Pimpinan Instansi)

…………………………………………

Kepada Yth.:
................................. (Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha)
Tembusan:
1. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, di
Jakarta;
2. Gubernur ................ ;
3. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ........................ ;
4. Bupati/Walikota .................... ;
5. Kepala Dinas ................... Provinsi........................... ;
6. Kepala Dinas ................... Kabupaten/Kota ...................... ; dan
7. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota …......

113
Format Lampiran 32. Basis Data Pendayagunaan Kawasan
BASIS DATA PENDAYAGUNAAN KAWASAN
INSTANSI/DIREKTORAT/KANTOR ……..…… (1)
TAHUN…….. (2)
Nama dan SK Pemberian Letak Luas Luas SK Penetapan SK Peruntukan Luas Ket
Alamat IKPB Tanggal Kawasan Kawasan Kawasan IKPB Pendayaguna Pendayagunaan Pendayagunaan
Pemegang a. Nomor Berakhir a. Kec. (Ha) Telantar a. Nomor an IKPB Kawasan Kawasan
No. Provinsi
IKPB b.Tanggal IKPB b. Desa/Kel (Ha) b.Tanggal a. Nomor (Ha)
c. Jenis c. Jenis b.Tanggal
c. Jenis
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1.

2.
3.

dst
Ditetapkan di ………….. (4)
Pada tanggal ……………
…………………. (5)
…………..….,

..……………………… (6)
NIP. ………………….
Petunjuk Pengisian Pengelompokan Data Tekstual/Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar:
1. Diisi dengan Unit Kerja.
2. Diisi dengan Tahun.
3. Tabel diisi dengan :
a. Kolom 1 diisi No.Urut,
b. Kolom 2 diisi Provinsi,
c. Kolom 3 diisi Nama dan Alamat Pemegang Izin/Konsesi/Perizinan Berusaha (IKPB)
d. Kolom 4 diisi No. SK IKPB,
e. Kolom 5 diisi Tanggal Berakhir IKPB,
f. Kolom 6 diisi, Letak Bidang Kawasan (Kecamatan, Desa/Kelurahan)
g. Kolom 7 diisi Luas Kawasan (Ha),
h. Kolom 8 diisi Luas Kawasan Telantar (Ha),
i. Kolom 9 diisi No, Tgl, Jenis SK Penetapan IKPB),
j. Kolom 10 diisi No, Tgl, Jenis SK Pendayagunaan IKPB,
k. Kolom 11 diisi Peruntukan Pendayagunaan Kawasan,
l. Kolom 12 diisi Luas Pendayagunaan Kawasan,
m. Kolom 13 diisi Keterangan,
4. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Pengelompokan Data Tekstual/Basis Data Kawasan Terindikasi Telantar
5. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja
6. Diisi dengan Nama dan NIP Kepala Unit Kerja.

114
Format Lampiran 33.
Sistematika Pelaporan Calon Objek Penetapan Peruntukan Pendayagunaan
Kawasan
Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. DISKRIPSI OBYEK PENDATAAN
A. Umum
B. Penggunaan Kawasan
BAB IV. ANALISIS
A. Ketersediaan Pendayagunaan Kawasan
B. Kepastian obyek Pendayagunaan Kawasan
C. Usulan Peruntukan Pendayagunaan Kawasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)

115
Format Lampiran 34.
Sistematika Pelaporan Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan

Sampul
Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar lampiran
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Dasar Pelaksanaan Tugas
BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH
A. Wilayah Administrasi
B. Sosial, Ekonomi, dan Budaya
BAB III. PELAKSANAAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN
A. Umum
B. Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan untuk Pihak Lain
C. Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan untuk Bank Tanah
BAB IV. ANALISIS
A. Perkembangan Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
B. Hambatan, Kendala dan Masalah dalam Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
C. Upaya yang Dilaksanakan dalam Pelaksanaan Pendayagunaan Kawasan
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB VI. PENUTUP
Lampiran (peta dan tabel)
Lampiran Tabulasi Laporan Pendayagunaan Kawasan

TABULASI LAPORAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN


BULAN/TRIWULAN/TAHUN …………..
PROVINSI ………….
Letak Lokasi : Luas Peruntukan
Luas
No. Kabupaten/Kota a. Desa/Kel Pihak Bank Keterangan
Tanah
b. Kec. Lain Tanah

................., ..................
...............(Pimpinan Instansi)
Provinsi ......

( ..................................... )
NIP. ...............................

116
DAFTAR
GAMBAR

117
Gambar 1. Diagram Alir Proses Inventarisasi Kawasan Terindikasi Telantar

118
Gambar 2. Diagram Alir Proses Penertiban dan Penetapan Kawasan Telantar

119
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pendayagunaan Kawasan Telantar

120
Untuk melaksanakan kegiatan penertiban kawasan telantar
sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun
2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Telantar dan Peraturan
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 20 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penertiban Kawasan dan
Tanah Telantar, maka dibutuhkan Petunjuk Teknis Inventarisasi,
Penertiban Kawasan Telantar sebagai acuan dalam penganggaran dan
petunjuk bagi pelaksana untuk melaksanakan penertiban kawasan
telantar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Penertiban kawasan telantar tersebut berpedoman pada
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban
Kawasan dan Tanah Telantar jo. Peraturan Menteri Agraria dan Tata
Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 20 Tahun 2021
tentang Tata Cara Penertiban dan Pendayagunaan Kawasan dan
Tanah Telantar.

Kawasan telantar adalah kawasan non kawasan hutan yang belum


dilekati Hak Atas Tanah yang telah memiliki Izin/Konsesi/Perizinan
Berusaha, yang sengaja tidak diusahakan, tidak dipergunakan,
dan/atau tidak dimanfaatkan. Yang dimaksud dengan “Izin" dapat
berupa lzin Usaha Pertambangan (IUP), Izin Usaha Pertambangan
Khusus (IUPK), Izin Usaha Kawasan Industri (IUKI), Izin Tanda Daftar
Usaha Pariwisata (Izin TDUP), dan sebagainya. Yang dimaksud dengan
"Konsesi" dapat berupa Konsesi pembukaan tambang, Konsesi
perkebunan sawit, Konsesi jalan tol, Konsesi pelabuhan, dan
sebagainya. Yang dimaksud dengan "Perizinan Berusaha" dapat
berupa kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang, persetujuan
lingkungan, persetujuan bangunan gedung, sertifikat laik fungsi, dan
sebagainya.

Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang


Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN RI

Anda mungkin juga menyukai