Anda di halaman 1dari 85

DIREKTORAT PEMBERDAYAAN TANAH MASYARAKAT

DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN AGRARIA


KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PETUNJUK TEKNIS
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

2021

Petunjuk Teknis
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Tahun 2021i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………… i


DAFTAR ISI ………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR ………………………………… iv
DAFTAR TABEL ………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN ………………………………… vi
BAB I. PENDAHULUAN ………………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………… 1
B. Dasar Hukum ………………………………… 6
C. Maksud dan Tujuan ………………………………… 8
D. Penerima Manfaat ………………………………… 9
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA ………………………………… 10
A. Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat ………………………………… 10
1. Pemberdayaan Tanah Masyarakat ………………………………… 10
Berbasis Kemitraan (Partnership)
2. Pemberdayaan Tanah Masyarakat ………………………………… 11
Berbasis Penataan Tata Ruang (New
Spatial Arrangement)
3. Pemberdayaan Tanah Masyarakat ………………………………… 12
berbasis Pertanian Korporasi (Cooperative
Farming)
4. Pemberdayaan Tanah Masyarakat ………………………………… 13
Berbasis Corporate Sosial Responsibility
(CSR)
B. Tata Laksana Pemberdayaan Tanah ………………………………… 14
Masyarakat
1. Pemetaan Sosial ………………………………… 14
2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ………………………………… 15
3. Pendampingan Usaha ………………………………… 16
4. Peningkatan Keterampilan ………………………………… 17
5. Penggunaan Teknologi Tepat Guna ………………………………… 18
6. Diversifikasi Usaha ………………………………… 19
7. Fasilitasi Akses Permodalan ………………………………… 20
8. Fasilitasi Akses Pemasaran Offtaker ………………………………… 20
9. Penguatan Basis Data dan Informasi ………………………………… 21
Komoditas
10. Penyediaan Infrastruktur Pendukung ………………………………… 22
BAB III. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ………………………………… 23
ANGGARAN PENANGANAN AKSES
REFORMA AGRARIA
A. Pelaksanaan Kegiatan ………………………………… 23
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan ………………………………… 24
Nasional
a. Persiapan ………………………………… 24
b. Bimbingan Teknis Pemberdayaan ………………………………… 24
Tanah Masyarakat
2. Kantor Pertanahan ………………………………… 26
a. Pembentukan Tim Penanganan Akses ………………………………… 27
Reforma Agraria dan Penetapan Lokasi
Kegiatan

ii
- Pembentukan Tim Penanganan ………………………………… 27
Akses Reforma Agraria
- Penetapan Lokasi Kegiatan ………………………………… 28
b. Persiapan Kegiatan Penanganan Akses ………………………………… 28
Reforma Agraria
c. Pemetaan Sosial ………………………………… 31
d. Penyuluhan dalam rangka ………………………………… 31
Pengembangan Program
e. Penyusunan Model ………………………………… 32
f. Pendampingan Penanganan Akses ………………………………… 32
g. Evaluasi dan Pelaporan ………………………………… 33
B. Pelaksanaan Anggaran Penanganan Akses ………………………………… 34
Reforma Agraria
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan ………………………………… 34
Nasional
2. Kantor Pertanahan ………………………………… 36
BAB IV.PENCATATAN & PELAPORAN PENANGANAN ………………………………… 39
AKSES REFORMA AGRARIA
A. Gambaran Umum ………………………………… 39
B. Input Data ………………………………… 40
C. Flow Chart Pencatatan dan Pelaporan ………………………………… 44
BAB V. PENUTUP ………………………………… 45

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) ………………… 3


Gambar 2 Skema Koordinasi Lokasi Reforma Agraria ………………………. 5
Gambar 3 Implementasi Model Kemitraan …………………………………….. 10
Gambar 4 Ilustrasi Kampung Reforma Agraria ……………………………….. 11
Gambar 5 Implementasi Model Cooperative ……………………………………. 12
Gambar 6 Implementasi Model CSR ……………………………………………… 13
Gambar 7 Prinsip Kelembagaan Koperasi ………………………………………. 15
Gambar 8 Pendampingan Usaha ………………………………………………….. 16
Gambar 9 Prinsip Pelatihan Keterampilan ……………………………………… 17
Gambar 10 Prinsip Penggunaan Teknologi ……………………………………… 18
Gambar 11 Tujuan dari Diversifikasi Usaha …………………………………….. 19
Gambar 12 Ilustrasi Vertikal dan Horizontal ……………………………………. 19
Gambar 13 Fasilitasi Akses Permodalan …………………………………………. 20
Gambar 14 Ilustrasi Penguatan Basis Data …………………………………….. 21
Gambar 15 Langkah Implementasi Penyedia …………………………………… 22
Gambar 16 Flow Chart Pencatatan dan Pelaporan …………………………… 43

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Tahapan Kegiatan Pemetaan Sosial ……………………………….. 14


Tabel 2. Tahapan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan ………………… 16
Tabel 3.1. Tabel Tahapan dan Output Penangan Akses di Kantor Wilayah
Badan Pertanahan Nasional ……………………………………….. 35
Tabel 3.2. Tabel Tahapan Kegiatan dan output Penanganan Akses di Kantor
Pertanahan ………………………………..……………………………… 38

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Format SK Tim Penanganan Akses Reforma Agraria di


Kabupaten/Kota ……………………………………………………… 44
Susunan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
Kabupaten/Kota ……………………………………………………… 48
Lampiran II Format SK Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria ……………………………………………………….. 50
Data Penetapan Lokasi Kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria ……………………………………………………………………. 54
Lampiran III Tata Cara Penentuan Koordinat Titik Tengah Bidang Tanah
Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria ……………………… 55
Lampiran IV Kerangka Penulisan Laporan Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional ………………………………………………….. 57
Lampiran V Kerangka Penulisan Laporan Kantor Pertanahan ……………… 58
Lampiran VI Kerangka Acuan Kerja (Term Of Reference) Pengadaan
(Fieldstaff) ………………………………..…………………………….. 57
- Harga Perkiraan Sendiri
Lampiran VII Data Akses yang dibutuhkan Pelaku Usaha …………………… 58
Lampiran VIII Data Hasil Pendampingan Penataan Akses dan
Pemberdayaan Masyarakat ……………………………………….. 59
Lampiran IX Komponen Data Pemetaan Sosial ……………………………….. 60
Lampiran X Matrik Rancangan Anggaran Biaya (RAB) Kegiatan Tahun
Anggaran 2021 Revisi (Semula-Menjadi) ……………………….. 61

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dijelaskan bahwa
“bumi, dan air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat”, Pasal tersebut mengamanatkan bahwa segala
sesuatu mengenai bumi, tanah, air, sumber daya alam, dan kekayaan
alam lainnya yang berada dalam wilayah teritorial Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) dikuasai, diatur, dan dikelola oleh Negara,
Pemerintah, dan segenap lembaga pengelolaannya untuk
dipergunakan sebagai alat untuk memakmurkan dan
mensejahterakan rakyat Indonesia.
Selanjutnya Pasal 2, Pasal 12, dan Pasal 13 Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
(UUPA) menjelaskan bahwa bumi, air, dan ruang angkasa termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, pada tingkatan
tertinggi dikuasai oleh negara yang digunakan untuk mencapai
sebesar-besar kemakmuran rakyat dan segala usaha bersama dalam
lapangan agraria dilaksanakan untuk meningkatkan produktivitas
yang didasarkan atas kepentingan bersama dalam rangka
kepentingan nasional serta mencegah adanya usaha monopoli oleh
organisasi, usaha-usaha perseorangan, swasta, maupun usaha-usaha
pemerintah yang merugikan masyarakat.
Tujuan negara meningkatkan sebesar-besar kemakmuran rakyat
didukung dengan Tap MPR Nomor IX/MPR/2001 tentang Pembaruan
Agraria dan Pengelolaan Sumber Daya Alam, sudah menjadi tugas
negara untuk melaksanakan amanat melakukan pengaturan dan
pengelolaan agraria. Untuk menjalankan amanat tersebut
diterbitkanlah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86
Tahun 2018 tentang Reforma Agraria mengamanatkan untuk
melaksanakan asset reform (penataan aset) dan access reform

1
(penataan akses). Dalam pelaksanaannya didukung oleh Peraturan
Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata
Ruang dan Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional bertugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional hadir dan berkomitmen mewujudkan tanah untuk keadilan
ruang hidup bagi rakyat serta menjamin kepastian hukum hak atas
tanah serta menjadikan tanah sebagai sumber kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat, hal ini sesuai dengan arahan Presiden Republik
Indonesia pada Visi 2045, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia
yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan
pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya
struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan
kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya
manusia berkualitas dan berdaya saing, dan termuat dalam pilar
kedua dari RPJMN IV tahun 2020-2024 yang merupakan amanat
RPJPN 2005-2025, yaitu kesejahteraan masyarakat yang terus
meningkat.
Rancangan Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional disusun dalam rangka
mewujudkan visi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional yaitu Pengelolaan Ruang dan Pertanahan yang
terpercaya dan berstandar dunia. Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat dalam program kerjanya berpedoman pada Rancangan
Rencana Strategis Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional 2020-2024, yang tercantum pada Tujuan 1 yaitu
Mengatur Penguasaan dan Kepemilikan Tanah yang Berkeadilan,
dengan Sasaran Strategis yaitu Peningkatan Manfaat Pengelolaan
Reforma Agraria.

2
Pemerintah telah menetapkan Tanah Objek Reforma Agraria
(TORA) sebanyak 9 (sembilan) juta hektar, dengan skema berikut ini :

Gambar 1. Diagram Tanah Objek Reforma Agraria

Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) sebanyak 9 (sembilan) juta hektar


(Legalisasi Aset dan Penataan Akses) terdiri dari:
a. 4,5 juta hektar merupakan tanah yang sudah ada/tersedia, terdiri dari
0,6 juta hektar tanah transmigrasi dan 3,9 juta hektar tanah masyarakat.
Sebelum legalisasi aset, jika diperlukan dilakukan kegiatan Konsolidasi
Tanah:
- Legalisasi aset 3,9 Juta Ha
- Tanah Transmigrasi 0,6 Juta Ha
b. 4,5 juta hektar tanah redistribusi yang terdiri dari 0,4 juta hektar tanah
ex HGU, tanah terlantar, dan tanah negara lainnya dan 4,1 juta hektar

3
tanah pelepasan kawasan hutan. Sebelum di redistribusi, jika diperlukan
dilakukan kegiatan Konsolidasi Tanah.
- Ex HGU Tanah Terlantar 0,4 Juta Ha
- Pelepasan Kawasan Hutan 4,1 Juta Ha
Pemilik tanah yang tanahnya telah atau belum dilegalisasi
aset/disertipikatkan dapat memperoleh kesempatan untuk mengakses
sumber-sumber produksi (modal, pendampingan usaha, fasilitasi usaha
peningkatan kesuburan/kualitas tanah, dan lain-lainnya), karena tanah
adalah sumber produksi. Dalam pelaksanaan Reforma Agraria terdapat 3
(tiga) skema yang dapat digunakan untuk menentukan lokasi pelaksanaan
Reforma Agraria, yaitu :

a. Skema pertama (akses mengikuti aset) adalah kegiatan penataan akses


dari Para Pemangku Kepentingan terkait yang dilaksanakan di lokasi
Legalisasi Aset yang dilakukan oleh Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

b. Skema kedua (aset mengikuti akses) adalah kegiatan legalisasi aset yang
akan dilaksanakan oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional, di desa kegiatan penataan akses yang telah atau
sedang dilakukan oleh Para Pemangku Kepentingan terkait.

c. Skema ketiga (aset dan akses dilaksanakan dalam waktu yang


bersamaan) adalah kegiatan legalisasi aset yang akan dilaksanakan oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
bersamaan waktunya dengan pelaksanaan kegiatan akses yang sedang
dilakukan oleh Para Pemangku Kepentingan terkait.

Ketiga skema dimaksud bertujuan untuk mempermudah para


pemangku kepentingan untuk menyinkronkan dan mengoptimalkan
kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

4
SKEMA KOORDINASI LOKASI REFORMA AGRARIA

1 2
Mengarahkan pelaksanaan Kementerian Agraria dan Tata
program penataan akses K/L-Pemda Ruang/Badan Pertanahan
tahun berjalan untuk memberikan Nasional mengarahkan penetapan
bantuan pada lokasi-lokasi program desa program legalisasi aset tanah
redistribusi dan legalisasi aset tanah (PTSL) tahun berjalan pada lokasi
yang telah dilakukan
Mengarahkan Kementerian
pelaksanaan pelaksanaan program penataan
Agraria dan Tata Ruang/Badan akses K/L-Pemda, yang telah atau
Pertanahan Nasional pada tahun T-1 sedang berjalan.
(yang telah bersertipikat).
Skema A Skema B
Lokasi Akses (K/L-Pemda) Lokasi Legalisasi aset
mengikuti lokasi aset Kementerian Agraria dan Tata
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional mengikuti lokasi akses
Ruang/Badan Pertanahan 3 (K/L-Pemda)
Nasional yang ada
Mengarahkan pelaksanaan program
penataan akses K/L-Pemda tahun
berjalan untuk memberikan bantuan
pada lokasi-lokasi program redistribusi
dan legalisasi aset tanah yang dilakukan
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada
tahun T0 (sedang dilakukan proses
sertipikasi).
(maksimal legalisasi aset selesai
semester 1 sehingga penataan akses
dilakukan pada tahun yang sama)

SKEMA C
Lokasi Legalisasi Aset
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan
Nasional bersamaan dengan
lokasi akses K/L-Pemda)

Gambar 2. Skema Koordinasi Lokasi Reforma Agraria

5
Legalisasi aset atau disebut juga kegiatan sertipikasi hak atas tanah
adalah kegiatan asset reform (penataan aset) untuk menjamin kepastian
hukum hak atas tanah yang telah dilaksanakan oleh jajaran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sertipikasi hak atas tanah, selain
untuk mewujudkan tertib hukum dan tertib administrasi pertanahan
juga untuk menjadikan bidang tanah dimaksud sebagai aset yang hidup
serta dapat menjadi modal dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraannya dengan memberikan akses ke sumber-sumber ekonomi
(modal, usaha, produksi, dan pasar) yang berprinsip pada partisipasi,
kemandirian, kewirausahaan, keadilan, kemakmuran, dan keberlanjutan.
Dengan demikian proses penataan aset dan penataan akses dilaksanakan
dengan memperhatikan potensi, kontribusi, dan kepentingan masyarakat
serta kondisi daerah.

Dalam upaya merealisasikan cita-cita dimaksud, Direktorat


Pemberdayaan Tanah Masyarakat melalui jajarannya di tingkat Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan, turut serta
memberikan kontribusi dan sumbangsih terbaik dalam melaksanakan
Pemberdayaan Tanah Masyarakat dan mendorong dilaksanakannya
legalisasi aset oleh Kantor Pertanahan terhadap bidang tanah yang calon
pemegang haknya sudah melaksanakan model pemberdayaan/
memperoleh akses yang difasilitasi dan didampingi oleh pemangku
kepentingan terkait.

B. Dasar Hukum
1. Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043;

6
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
5. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 10);
6. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 172);
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 83);
8. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 84);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor
985);
10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
986);
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 976);

7
12. Nota Kesepahaman antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan
Nomor: 37/SKB/XII/2017; Nomor: 593/9395/SJ; Nomor:
14/KB/M.KUKM/XI/2017; Nomor: 07/Mou/HK. 220/M/12/2017;
Nomor: 16/MEN-KP/KB/XII/2017 tanggal 27 November 2017
tentang Pemberdayaan Tanah Masyarakat bagi Pelaku Usaha Mikro
dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudidaya Ikan;
13. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan Hukum
Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional dengan Direktur Jenderal Bina Pembangunan
Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi Bidang Pembiayaan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Direktur
Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian,
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan
Perikanan dan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian
Kelautan dan Perikanan tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan,
Dan Pembudidaya Ikan Nomor 29/SKB-400/IV/2018, 500/1738/
Bangda/2018, 01/PKS/Dep.2/IV/2018, 03/MoU/OT.160/B/04/
2018, 01/PKS/DJPT-KKP/IV/2018, 01/DJPB-KKP/PKS/IV /2018.

C. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
a) Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor
Pertanahan dalam pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria (Acces Reform);
b) Mendorong dilaksanakannya legalisasi aset oleh Kantor
Pertanahan terhadap bidang tanah yang sudah mempunyai akses
dan model pemberdayaan.

2. Tujuan

8
a) Terlaksananya Pemberdayaan Tanah Masyarakat yang
terstruktur, komprehensif, dan terintegrasi sehingga bidang
tanah hasil kegiatan legalisasi aset dapat dimanfaatkan secara
maksimal dalam mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
b) Terlaksananya prioritas legalisasi aset terhadap bidang tanah
yang calon pemegang haknya sudah melaksanakan model
pemberdayaan/memperoleh akses yang difasilitasi dan
didampingi oleh pemangku kepentingan terkait.
c) Meningkatkan koordinasi di jajaran Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan pemangku
kepentingan terkait di tingkat Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota.

D. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dalam kegiatan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat yaitu:
1) Masyarakat yang tanahnya telah dilakukan penataan aset (akses
mengikuti aset);
2) Masyarakat yang tanahnya belum dilakukan penataan aset (aset
mengikuti akses) penerima sertipikat hak atas tanah;
3) Masyarakat yang tanahnya dalam proses penataan aset (aset dan
akses dilakukan bersamaan).

9
BAB II

PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

Penanganan akses reforma agraria merupakan upaya pemberian


kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain kepada
Subjek Reforma Agraria dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita
penerima obyek reforma agraria untuk meningkatkan kesejahteraan yang
berbasis pada pemanfaatan tanah. Dalam pelaksanaannya memerlukan
pemilihan model yang disesuaikan dengan potensi dan kondisi di lokasi.
A. Model Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Dalam rangka penanganan akses reforma agraria terdapat 4
rujukan model Pemberdayaan Tanah Masyarakat berdasarkan hasil
implementasi kegiatan penataan akses di lokasi pilot project Tahun 2020,
diantaranya:
1. Pemberdayaan Tanah Masyarakat Berbasis Kemitraan
(Partnership)
Konsep kemitraan adalah komitmen dua atau lebih organisasi
untuk mencapai tujuan bisnis tertentu dengan memaksimalkan
kreativitas partisipan, Konsep kemitraan mempunyai cakupan yang
luas meliputi perilaku, sikap, nilai-nilai dan teknik. Kemitraan dapat
mengatasi kendala pendanaan maupun kualitas produk di tingkat
masyarakat yang memiliki luasan sebagai contoh petani/peternak,

1
2

Gambar 3. Implementasi Model Kemitraan

10
kemitraan juga dapat menjamin pemasaran maupun tingkat harga
hasil produksi petani/peternak. Pada sisi perusahaan inti juga
memperoleh manfaat yang besar, karena ada jaminan suplai bahan
baku dari plasma.
2. Pemberdayaan Tanah Masyarakat Berbasis Penataan Tata Ruang
(New Spatial Arrangement)
Merupakan salah satu model yang diterapkan setelah penataan
akses sudah berjalan dengan baik (clear and clean) melalui skema
redistribusi tanah yang diberikan kepada masyarakat, dimana luasan
yang menjadi variabel dalam skema redistribusi tersebut mencakup
luasan hunian bagi masyarakat yang tidak memiliki tanah untuk
domisili (landless) dan cakupan lainnya yaitu luasan lahan bagi
masyarakat untuk dijadikan sumber kehidupan masyarakat itu
sendiri. Model seperti ini biasa disebut dengan model kampung
reforma dengan pendekatan sinkronisasi langkah dari penataan aset
dan penataan akses yang diimplementasikan secara bersama.

Gambar 4. Ilustrasi Kampung Reforma Agraria

11
3. Pemberdayaan Tanah Masyarakat berbasis Pertanian Korporasi
(Cooperative Farming)
Pemberdayaan tanah masyarakat dengan model Cooperative
Farming merupakan model pemberdayaan petani melalui kelompok,
dengan melakukan rekayasa sosial, ekonomi, teknologi, dan nilai
tambah, berikut penjelasannya lebih lanjut:

 Rekayasa sosial dapat dilakukan dengan penguatan kelembagaan


tani, penyuluhan, dan pengembangan SDM.
 Rekayasa ekonomi dilakukan dengan pengembangan akses
permodalan untuk pengadaan dan akses pasar.
 Rekayasa teknologi dapat dilakukan dengan pencapaian
kesepakatan teknologi anjuran dengan kebiasan petani.
 Rekayasa nilai tambah dilakukan melalui pengembangan usaha off
farm yang terkoordinasi secara vertikal dan horisontal.

2 4 1

6 5
7

Gambar 5. Implementasi Model Cooperative

12
4. Pemberdayaan Tanah Masyarakat Berbasis Corporate Sosial
Responsibility (CSR)
Partisipasi dunia usaha dalam pembangunan berkelanjutan
adalah dengan mengembangkan program kepedulian perusahaan
kepada masyarakat sekitarnya yang disebut tanggung jawab sosial
perusahaan atau Corporate Sosial Responsibility (CSR). Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu upaya juga untuk
menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan
keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara
keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial dan
pemeliharaan lingkungan hidup (triple bottom line). Konsep CSR
merupakan konsep baru dalam dunia bisnis, dengan demikian
Corporate Sosial Responsibility (CSR) adalah sebuah konsep
manajemen yang menggunakan pendekatan “triple bottom line” (profit,
people, and planet) yaitu keseimbangan antara mencetak keuntungan,
harus seiring dan berjalan selaras dengan fungsi-fungsi sosial dan
pemeliharaan lingkungan hidup demi terwujudnya pembangunan
yang sustainable (berkelanjutan).

1
6

2
4

Gambar 6. Implementasi Model CSR

13
B. Tata Laksana Pemberdayaan Tanah Masyarakat
1. Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial (social mapping) merupakan kegiatan verifikasi
data demografi, geografis, dan spasial serta informasi lainnya terhadap
satu lokasi yang ditetapkan sebagai kegiatan penataan akses dan aset.
Field Staff Kantor Pertanahan melaksanakan pemetaan sosial yang ada
di lokasi kegiatan Pemberdayaan Tanah Masyarakat sesuai Lampiran
XIII dengan mengidentifikasi dan memahami struktur sosial, ekonomi,
dan budaya (sistem kelembagaan dan individu). Teknik ini dilakukan
secara akademik melalui suatu penilaian di lapangan, yakni
mengumpulkan data secara langsung, menginterpretasikannya
berdasarkan data yang teranalisa.

No Persiapan/ Pelaksanaan Analisa dan


Perencanaan Pelaporan

1 Anggaran dan Koordinasi Stakeholder Input Data (Web


SDM Tingkat 1 dan 2 Based)

2 Instrumen Perekrutan dan Pembekalan Analisa Data


(Kuesioner) Surveyor

3 Data Awal (AoI) Sosialisasi ke Stakeholder Pencatatan dan


tingkat 1 dan 2 Pelaporan

4 Timeline Kegiatan Implementasi (Pengumpulan Dokumentasi


Data)
Tabel 1. Tahapan Kegiatan Pemetaan Sosial

14
2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan
Peningkatan dan Pengembangan kapasitas kelembagaan
menekankan pada pemberdayaan kelompok/organisasi masyarakat
(Gapoktan, Pokdarwis, dan lain sebagainya) serta mengharuskan
pendekatan sistematis yang dipertimbangkan dalam merancang
pengembangan kapasitas strategi dan kegiatan Penataan Akses
Reforma Agraria dengan capaian untuk menjadi kelembagaan yang
efektif, efisien dan berkelanjutan, dalam hal ini kelembagaan yang
didorong dalam bentuk Kelembagaan Koperasi.

Program kerja dapat diartikan sebagai suatu


rencana kegiatan dari suatu Lembaga yang Pernyataan tentang keadaan atau situasi yang
terarah, terpadu dan tersistematis yang dibuat tidak terdapat dicapai sekarang, akan tetapi
untuk rentang waktu yang telah ditentukan untuk dicapai diwaktu yang akan dating melalui
oleh suatu lembaga kegiatan kelembagaan

SOP adalah dokumen yang


berkaitan dengan prosedur
Visi adalah suatu
yang diterapkan Lembaga
pandangan jauh tentang
untuk menyelesaikan suatu
sebuah Lembaga dan Misi
pekerjaan yang bertujuan
adalah pernyataan
untuk memperoleh kinerja
tentang apa yang harus
yang efektif di sebuah
dikerjakan oleh Lembaga
kelembagaan
dalam usahanya
mewujudkan Visi

Tugas pokok memberi gambaran tentang ruang lingkup


atau kompleksitas jabatan. Sedangkan Fungsi adalah
Struktur Kelembagaan Koperasi adalah suatu
perwujudan tugas di bidang tertentu yang dilaksanakan
susunan atau hubungan anatara komponen
dalam rangka mencapai tujuan Lembaga Koperasi
bagian-bagian dan posisi dalam sebuah
Lembaga

Gambar 7. Prinsip Kelembagaan Koperasi

15
No Persiapan Pelaksanaan Tindak Lanjut
Perencanaan
1 Identifikasi Kelompok Rekomendasi Kantah Sosialisasi (Dinas
Koperasi)
2 Struktur Organisasi Rekomendasi Dinas Pendampingan
Koperasi Setempat (Dinas Koperasi)
3 Dokumen pendukung Koordinasi Penyusunan
Kemenkumham Setempat Bisnis Model
Tabel 2. Tahapan Peningkatan Kapasitas Kelembagaan

3. Pendampingan Usaha
Salah satu upaya dalam peningkatan sumber usaha masyarakat
melalui pendampingan dan pelatihan dari tenaga yang kompeten atau
dengan kata lain terjalinnya kemitraan yang berkeadilan antara
pemerintah desa dengan lembaga pelatihan kewirausahaan, contohnya:
Pendampingan Kewirausahaan oleh PNM Mekaar yang dilaksanakan di
Kampung Reforma Agraria Desa Mekarsari Kecamatan Panimbang,
Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Pendekatan ini dinilai efektif
dengan mengacu pada sumber yang dimiliki oleh masyarakat yaitu
sertipikasi lahan yang dilegalisasikan melalui status hukum atas hak
tanah masyarakat.

3
2

Gambar 8. Pendampingan Usaha

16
4. Peningkatan Keterampilan
Peningkatan keterampilan adalah upaya dari proses atau cara
meningkatkan keterampilan dan kemampuan masyarakat menjadi
lebih baik daripada sebelumnya. Usaha ini harus dipicu dengan
adanya motivasi yang tinggi dari masyarakat untuk berkembang dan
dapat lebih visioner dalam memanfaatkan lahan yang dimiliki sebagai
sumber utama peningkatan kesejahteraannya. Bentuk dari upaya ini
dapat diimplementasikan melalui pelatihan yang aplikatif dengan
menghadirkan langsung subjek yang mempengaruhi, seperti off taker
dari komoditi yang terlibat dari pembinaan tersebut.

Perencanaan
1 2 3
n
Kerangka Acuan Identifikasi Local Champion

 Anggaran & Timeline  Tema Pelatihan  Kriteria Local


 Modul Pelatihan  Resources Champion
 Sistematika  Kebutuhan  Motivator &
Pendampingan. pasar Fasilitator
Masyarakat Desa
 Bersedia & Mampu.
Pembentukan
Kelompok 6 Pelatihan Kelompok Training of Trainer

5  Local champion
 Benefeciaries sebagai  Benefeciaries
subject utama sebagai subject sebagai target 4
 Arah dan tujuan utama utama
pembentukan  Tokoh Masyarkat  Teori & Praktek
koperasi  Teori & Praktek
Tindak Lanjut 7 Out Put 8 Hasil

 Implementasi pelatihan  Best management (kelompok &


(Rencana Tindak Lanjut) individu)
 Pendampingan Usaha oleh  Hasil produksi terbaik
Fasilitator  Pasar produksi tersedia
 Buku Saku (Best Practice)

Gambar 9. Prinsip Pelatihan Keterampilan

17
5. Penggunaan Teknologi Tepat Guna
Penggunaan Teknologi tepat guna adalah suatu penyediaan
teknologi yang dirancang bagi masyarakat yang bermanfaat dan dapat
disesuaikan dengan aspek-aspek lingkungan, keetisan, kebudayaan,
sosial dan ekonomi masyarakat yang bersangkutan. Teknologi tepat
guna mengharuskan menerapkan metode yang hemat sumber daya,
mudah dirawat, dan berdampak polutif minimalis dibandingkan
dengan teknologi pada umumnya.

Gambar 10. Prinsip Penggunaan Teknologi

Memperkenalkan bentuk teknologi tepat guna kepada masyarakat lebih


efektif dilakukan melalui kajian dan studi yang mendasar sehingga
penggunaan teknologi yang dimaksud sesuai dengan kebutuhan
masyarakat itu sendiri. Hal ini lebih efektif dengan adanya keterlibatan
Perguruan Tinggi, dunia usaha, lembaga penelitian, serta
Kementerian/Lembaga atau Pemerintah Daerah

18
6. Diversifikasi Usaha
Diversifikasi usaha merupakan memperluas pasar dengan
mengembangkan produk baru yang sesuai dengan pasar agar memiliki
keunggulan bersaing. Kegiatan Penataan Akses Reforma Agraria juga
mengambil peran penting dalam melakukan intervensi terhadap
masyarakat untuk mampu bersaing terhadap pasar yang semakin lama
semakin berkembang.

Mempengaruhi masyarakat atau kelompok masyarakat ikut


1 berperan dalam menegndalikan mutu dan harga sehingga bisa
bersaing

2
Mencapai suatu sinergisitas di kelompok masyarakat, dimana
segmen usaha akan dengan sinergisitas yang kuat, sehingga
menghindari bekerja secara individual

3 Mencegah adanya pesaing, dengan tersedianya usaha sumber daya yang


strategis memberikan nilai tambah dan mencegah penguasaan dari
pesaingnya
Meminimalisir Resiko, dengan hadirnya kreativitas dari suatu
4 produk, dinilai mampu menghindari resiko tinggi dari proses yang
terdapat di hulu maupun hadir yang di dapat di hilir

5 Memberi Nilai Tambah, menciptakan manfaat dan kelebihan dari


suatu produk yang dihasilkan, sehingga mampu mempunyai nilai
tabah tersendiri
Gambar 11. Tujuan dari Diversifikasi Usaha

Gambar 12. Ilustrasi Vertikal dan Horizontal

19
7. Fasilitasi Akses Permodalan
Fasilitasi Akses Permodalan dibutuhkan dengan tujuan untuk
menjembatani dan membantu masyarakat sebagai pelaku usaha mikro
bertemu dengan Lembaga Keuangan (Perbankan atau Non Perbankan)
untuk mendapatkan akses permodalan, sehingga dengan kegiatan ini
masyarakat mampu mengembangkan usahanya.

Gambar 13. Fasilitasi Akses Permodalan

Fasiitasi Permodalan dapat dilakukan oleh:

1. Lembaga Keuangan
2. Koperasi
3. Badan Usaha melalui tanggung jawab perusahaan (Corporate Social
Responsibility / CSR)

8. Fasilitasi Akses Pemasaran Offtaker


Suatu upaya untuk membuka akses hilir dari suatu produk yang
dihasilkan oleh masyarakat dengan menerapkan model yang
transparan tanpa dipengaruhi oleh pelaku pasar lainnya seperti
middleman (perantara). Kehadiran offtaker merupakan hal yang penting
untuk dilibatkan menjadi bagian dari suatu proses agar menjaga nilai
dari harga suatu produk, kualitas produk dan transparansi dari
sebuah model bisnis yang dikembangkan pada Kegiatan Penanganan

20
Akses Reforma Agraria. Kegiatan ini mendapat pendampingan dari awal
hingga akhir produksi (bahan mentah menjadi produk jadi siap pakai).
Keunggulan Pemasaran Offtaker
1 Memperbesar akses pasar baik di dalam negeri maupun di luar
negeri
2 Peningkatan kualitas produksi dan inovasi untuk meningkatkan
daya saing produksi yang di hasilkan

3 Skema pembiayaan produksi yang tepat

Pengembangan kapasitas manajemen dan usaha koperasi dan


4
UMKM yang diwujudkan antara lain melalui pemberian konsultasi,
pelatihan dan pendampingan

5
Memberikan kemudahan dan kesempatan mengembangkan usaha
bagi koperasi dan UMKM

9. Penguatan Basis Data dan Informasi Komoditas


Untuk penguatan basis data dan informasi komoditas yang
strategis dan terpadu, telah dibangun Aplikasi Pemberdayaan Tanah
Masyarakat yang dapat diakses oleh pemangku kepentingan dari
pusat, daerah hingga lintas sektor. Basis data dan informasi tersebut
diperoleh melalui hasil penginputan data by name by address dari
Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.

Gambar 14. Ilustrasi Penguatan Basis Data

21
10. Penyediaan Infrastruktur Pendukung
Infrastruktur fisik dan sosial diperlukan untuk jaminan ekonomi
sektor publik sebagai bentuk layanan dan fasilitas yang diperlukan
agar perekonomian dapat berfungsi dengan baik. Merujuk kepada hal
infrastruktur teknis atau fisik yang mendukung jaringan struktur
seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, embung, air bersih,
kanal, waduk, tanggul, dan infrastruktur lainnya, hal ini dapat
mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.

Gambar 15. Langkah Implementasi Penyedia

22
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

A. Pelaksanaan Kegiatan
Pemilik Tanah yang tanahnya telah atau belum di legalisasi asset/
disertipikatkan dapat memperoleh kesempatan untuk mendapatkan
sumber-sumber produksi (modal, pendampingan usaha, fasilitasi, usaha
peningkatan kesuburan/kualitas tanah, dan lain-lain). Kegiatan
penanganan akses reforma agraria merupakan tugas Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional khususnya Direktorat
Jenderal Penataan Agraria dalam rangka mendukung program
Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan dimana hasil (outcome) yang akan
dicapai adalah :
- Terlaksanakannya penanganan akses yang terencana dan tepat
sasaran dengan berbasis pada kinerja
- Tersedianya data penerima akses reforma agraria yang memberikan
informasi aset yang telah diterima masyarakat dan yang telah
memperoleh penataan akses per provinsi
Indikator Kinerja Kegiatan sebagai ukuran keberhasilan
penanganan akses reforma agraria adalah “Jumlah Kepala Keluarga
Penerima Akses Reforma Agraria”, dengan indikator klasifikasi rincian
output nya “Peningkatan Pendapatan per Kapita Penerima Reforma
Agraria”. Kegiatan penanganan akses reforma agraria dilaksanakan oleh
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat di tingkat pusat sekaligus
sebagai pembina pelaksanaan penanganan akses reforma agraria di
tingkat daerah serta Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor pertanahan di tingkat daerah. Untuk pelaksanaan kegiatan
penanganan akses reforma agraria didukung oleh penganggaran yang
tercantum dalam DIPA Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan. Tahun 2021 target penanganan akses reforma agraria

23
ini terdiri dari 33 provinsi dan Kabupaten/Kota dengan indikator kinerja
kegiatan “Jumlah Kepala Keluarga penerima akses Reforma Agraria”
sebanyak 120.975 Kepala Keluarga.
Adapun mekanisme pelaksanaan kegiatan penanganan akses
reforma agraria di tingkat daerah adalah sebagai berikut :
1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Output yang akan dicapai “Data Penerima Akses Reforma
Agraria”. Tahapan untuk mencapai output dengan :
a. Persiapan
Persiapan dalam rangka bimbingan teknis serta penyusunan
data penerima akses Reforma Agraria dan Pelaporan.
b. Bimbingan Teknis Pemberdayaan Tanah Masyarakat
Bimbingan teknis adalah suatu kegiatan pelatihan bagi para
pelaksana kegiatan penanganan akses reforma agraria yang
dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi di bidang
Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
Materi bimbingan teknis membahas kebijakan Pemberdayaan
Tanah Masyarakat, memfasilitasi, serta menyamakan persepsi
dengan para pemangku kepentingan terkait mengenai konsep
Pemberdayaan Tanah Masyarakat berkaitan dengan Reforma
Agraria (Penataan Aset dan Penanganan Akses) dan sinkronisasi
data by name by address yang ada di Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan data yang ada pada
pemangku kepentingan terkait, serta data spasial tanah obyek
Pemberdayaan Tanah Masyarakat dengan membangun koordinasi,
kerja sama, dan sinergi seluruh unsur pemangku kepentingan
terkait baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota.
Pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis dilakukan oleh Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional dengan narasumber dari
Perangkat Daerah bidang terkait, pakar, pegiat atau praktisi
pemberdayaan masyarakat.

24
Peserta Bimbingan Teknis adalah peserta dari Bidang Penataan
dan Pemberdayaan, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional,
serta Seksi Penataan dan Pemberdayaan pada Kantor Pertanahan
yang terdapat lokasi pemberdayaan, perangkat daerah terkait,
lembaga jasa keuangan baik perbankan maupun non perbankan,
dan pegiat pemberdayaan yang dilakukan secara fullday/fullboard
sesuai dengan DIPA masing-masing Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional. Kegiatan ini dilaksanakan pada triwulan
pertama tahun anggaran berjalan.
Hasil kegiatan ini:
1. Meningkatnya kompetensi, pemahaman, dan penyamaan
persepsi terhadap penanganan akses reforma agraria dan
Pemberdayaan Tanah Masyarakat bagi jajaran Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional yang
ditunjuk dan pemangku kepentingan terkait.
2. Meningkatnya motivasi dalam melaksanakan kegiatan
Penanganan Akses reforma agraria.
3. Meningkatnya koordinasi, kerja sama, dan sinergi antara jajaran
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional dengan pemangku kepentingan terkait, dalam rangka
pemberian akses permodalan, usaha dan produksi serta
pemasarannya bagi masyarakat penerima sertipikat hak atas.

c. Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria dan


Pelaporan
Penyusunan data dilakukan dengan melaksanakan rapat di
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan supervisi terhadap
pelaksanaan kegiatan penanganan akses reforma agraria di Kantor
Pertanahan. Pelaksanaan dari kegiatan ini adalah penguatan basis
data dengan mengumpulkan, mengolah dan mengklasifikasikan
data kegiatan usaha bersama maupun data laporan masing-masing
Kantor Pertanahan dalam satu database Pemberdayaan Tanah

25
Masyarakat by name by address, serta data spasial tanah obyek
Pemberdayaan Tanah Masyarakat di Kabupaten/Kota.
Data penanganan akses reforma agraria tersebut memberikan
informasi mengenai kegiatan penanganan akses reforma agraria,
antara lain data penyusunan model pemberdayaan di
Kabupaten/Kota, hasil pendampingan pemberdayaan di
Kabupaten/Kota, dan Kabupaten/Kota yang akan dan atau telah
ditindaklanjuti dengan kegiatan penanganan akses reforma agraria.
Dalam kegiatan ini Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional melakukan peninjauan ke lokasi Penanganan Akses
Reforma Agraria yang telah dilaksanakan di Kabupaten/Kota pada
tahun berjalan. Setiap tahapan di kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional dilaporkan melalui aplikasi Pemberdayaan
Tanah Masyarakat maupun SKMPP. Kegiatan penanganan akses
reforma agraria yang dilaksanakan di Kanwil selama 1 (satu) tahun
anggaran, dilaporkan sesuai dengan kerangka/sistematika
sebagaimana tersebut dalam lampiran. Seluruh Laporan Kegiatan
disampaikan tersebut selanjutnya disampaikan kepada
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
c.q. Direktorat Jenderal Penataan Agraria dan ditembuskan ke
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat, paling lambat pada
minggu pertama bulan Desember tahun anggaran berjalan.
Semua hasil kegiatan dilaporkan dalam Sistem Kendali Mutu
Program Pertanahan (SKMPP) dengan evidence sesuai tahapan
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.

2. Kantor Pertanahan
Sasaran Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces
Reform) adalah Terwujudnya pemberian Akses Reforma Agraria,
Indikator Kinerja Kegiatan Jumlah Kepala Keluarga penerima akses
Reforma Agraria, Indikator Klasifikasi Rincian Output Peningkatan

26
Pendapatan Per Kapita Penerima Reforma Agraria, dan Satuan Ukur
Kepala Keluarga. Tahapan untuk mencapai nya yaitu :
a. Pembentukan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria dan
Penetapan Lokasi Kegiatan
- Pembentukan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
Kepala Kantor Pertanahan membentuk Tim Penanganan
Akses Reforma Agraria tingkat Kabupaten/Kota yang tujuannya
melakukan percepatan koordinasi, kerjasama dan sinergi antara
Kantor Pertanahan dengan Perangkat Daerah, Lembaga Jasa
Keuangan, serta pemangku kepentingan yang terkait, sehingga
tercapai percepatan pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria. Tugas Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
ini berkesinambungan dengan tugas Satuan Tugas
Pengembangan Penataan Akses, pada Tim GTRA. Seperti yang
tertuang dalam Panduan Pelaksanaan GTRA Tahun 2021.
Adapun susunan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut :
Ketua : Kepala Kantor Pertanahan
Wakil Ketua : Pejabat dari Perangkat Daerah
Koordinator : Kepala Seksi Penataan dan
Pemberdayaan.
Anggota :
i. Kelompok Jabatan Fungsional di Seksi:
 Penataan dan Pemberdayaan
 Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah
ii. Anggota Perangkat Daerah di Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat, Pertanian, Kelautan dan Perikanan,
Perumahan dan Kawasan Permukiman, Koperasi dan UMKM,
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Perindustrian,
Perdagangan, ESDM, Keuangan, dan Perencanaan &
Penanaman Modal, Lembaga Keuangan, Perbankan,
BUMN/BUMD yang disesuaikan dengan Organisasi Perangkat
Daerah yang terkait dengan kegiatan pemberdayaan tanah

27
masyarakat dan jenis usaha masyarakat di lokasi
penanganan akses reforma agraria. Nomenklatur anggota
disesuaikan dengan struktur di Kabupaten/Kota.
Hasil pembentukan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
adalah terbitnya SK Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
(dalam 1 (satu) tahun anggaran) yang ditandatangani oleh Kepala
Kantor Pertanahan sebagaimana contoh pada terlampir. SK Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria dimaksud dilaporkan kepada
Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dengan
tembusan kepada Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
- Penetapan Lokasi Kegiatan
Penetapan lokasi dilakukan untuk menentukan
desa/kelurahan, tempat dilaksanakannya kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria. Penetapan lokasi desa/kelurahan
ditentukan oleh Tim Penanganan Akses Reforma Agraria pada
lokasi redistribusi tanah, PTSL, Lintas Sektor, program
pertanahan lainnya, dan atau yang belum dilegalisasi.
Hasil dari kegiatan ini adalah informasi awal dari masing-
masing Perangkat Daerah dan Kantor Pertanahan yang sesuai
dengan contoh pada lampiran dan SK penetapan lokasi yang
ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan sebagaimana
contoh pada lampiran.

b. Persiapan Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria


Field staff
Dalam rangka penanganan akses reforma agraria diperlukan
tenaga field staff, khususnya dalam kegiatan pemetaan sosial,
pembentukan model, pendampingan dan penyusunan laporan
(dengan rincian TOR pengadaan, tugas dan syarat perekrutan
terlampir). Untuk selanjutnya tugas dan tanggung Jawab field staff
adalah :

28
Tugas:
1. Melakukan kegiatan pemetaan sosial dengan menggunakan
instrumen yang tersedia serta melakukan analisa dan pelaporan
atas hasil dari pelaksanaan pemetaan sosial berbasis web/aplikasi;
2. Membantu petugas Kantor Pertanahan dalam setiap kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan penanganan akses reforma agraria.
3. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terhadap pengembangan usaha;
4. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terkait dengan penanganan akses reforma agraria.
5. Melakukan penyusunan model pemberdayaan tanah masyarakat
bersama dengan petugas kantor pertanahan.
6. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelompok masyarakat
dampingan terkait dengan pemberdayaan pemanfaatan tanah
masyarakat serta memastikan keterlibatan para pihak.
7. Berkoordinasi dengan UPT Kementerian/Lembaga dan
SKPD/Pemda serta Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) terkait
dalam pelaksanaan kegiatan penanganan akses reforma agraria.

Tanggung Jawab :
1. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh
kegiatan yang berkaitan dengan program pemberdayaan tanah
masyarakat.
2. Memberikan pemahaman terkait dengan konsep Reforma Agraria
terutama pada penataan akses sebagaimana hak yang harus
diterima oleh masyarakat yang mendapatkan Tanah Objek Reforma
Agraria (TORA).
3. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat mulai dari
persiapan, pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauannya.
4. Menginput hasil kegiatan penanganan akses reforma agraria ke
dalam aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat

29
5. Men-support kebutuhan data pada Aplikasi SKMPP (Sistem Kendali
Mutu Program Pertanahan).
6. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
penanganan akses reforma agraria
7. Menyusun laporan bulanan kepada kepala seksi penataan dan
pemberdayaan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

Persyaratan Umum
1. Warga Negara Indonesia;
2. Sehat jasmani dan rohani;
3. Berusia minimal 22 (dua puluh dua) tahun dan maksimal 40
(empat puluh) tahun pada tanggal 01 Januari 2021;
4. Berkelakuan baik;
5. Jujur, terampil, disiplin dan sanggup bekerja dibawah tekanan;
6. Tidak menjadi anggota/pengurus partai politik;

Persyaratan Khusus
1. Pendidikan minimal D-1 semua jurusan
2. Memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengolah dan menganalisa
data kuantitatif maupun kualitatif.
3. Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja dengan
pihak manapun;
4. Dapat mengoperasikan komputer minimal Ms. Office;
5. Bersedia ditempatkan di Wilayah dan/atau Lokasi Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria;
6. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik
7. Diutamakan yang memiliki kemampuan analisa data kuantitatif/
kualitatif statistika dengan menggunakan program, misal SPSS, E-
Views, Stata, dan lainnya;
8. Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka atau virtual;
9. Mempunyai pengalaman kerja di bidang pemberdayaan masyarakat
lebih diutamakan;
10. Kandidat perempuan sangat dianjurkan untuk melamar.

30
Persyaratan Administratif
1. Surat Lamaran yang ditandatangani oleh pelamar;
2. Fotocopy e-KTP yang masih berlaku atau surat keterangan
perekaman e- KTP;
3. Fotocopy Ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus dan transkrip
nilai yang dilegalisir;
4. Pasfoto terakhir berwarna ukuran 4x6 latar belakang merah
sebanyak 2 (dua) lembar;
5. Daftar Riwayat Hidup dengan melampirkan keterangan pendukung
(pelatihan, pengalaman kerja, penghargaan, dsb) bila ada;
6. Surat keterangan kerja jika ada (Rekomendasi tempat kerja
sebelumnya)
7. Surat Keterangan Sehat;
8. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku
(setelah dinyatakan lulus seleks)
9. Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah (setelah
dinyatakan lulus seleksi);
10. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Rekening (setelah
dinyatakan lulus seleksi);

c. Pemetaan Sosial
Pemetaan sosial dilakukan dengan inventarisasi dan
identifikasi kondisi sosial ekonomi masyarakat guna mengetahui
potensi usaha yang dapat dikembangkan dengan potensi
pendukung dan kendala yang ada di lokasi pemberdayaan.
Pemetaan sosial dilakukan oleh tenaga pendamping lapang (Field
Staff) Kantor Pertanahan di desa yang dicalonkan sebagai lokasi
penanganan akses reforma agraria. Data dan hasil pemetaan sosial
dapat dilihat pada lampiran.

d. Penyuluhan dalam rangka Pengembangan Program


Penyuluhan dilakukan oleh Tim Penanganan Akses Reforma
Agraria Kabupaten/Kota yang didampingi oleh field staff Kantor

31
Pertanahan kepada penerima akses reforma agraria. Lokasi
penyuluhan adalah di Desa/Kelurahan yang telah ditetapkan
sebagai lokasi kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria.
Materi penyuluhan meliputi arti penting sertipikat tanah
sebagai bukti kepemilikan tanah, jaminan kepastian hukum hak
atas tanah, bidang tanah yang bersertipikat sebagai aset yang
hidup dan menjadi modal dasar untuk meningkatkan
kesejahteraan, tujuan dan manfaat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat, serta penataan akses yang meliputi akses permodalan,
akses usaha, produksi (antara lain: pengembangan teknologi sarana
dan prasarana produksi), dan akses pasar (antara lain: interkoneksi
dengan dunia usaha atau kemitraan).
Hasil yang diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat dalam upaya membangun kegiatan
usaha dalam bentuk kelompok dan atau kegiatan usaha bersama di
masyarakat.

e. Penyusunan Model
Penyusunan model pemberdayaan di desa/kelurahan yang
telah ditetapkan sebagai lokasi kegiatan penanganan akses reforma
agraria yang dilaksanakan oleh Tim Penanganan Akses Reforma
Agraria didampingi field staff, merujuk pada 4 (empat) model
pemberdayaan tanah masyarakat yang tertulis pada bab
sebelumnya. Apabila ditemukan model lain dipersilahkan untuk
diimplementasikan dengan mempertimbangkan kondisi, serta
potensi lokasi. Pemilihan model disesuaikan disesuaikan dengan
DIPA Kantor Pertanahan masing-masing (masuk ke pelaksanaan
anggaran).

f. Pendampingan Penanganan Akses


Pendampingan penanganan akses reforma agraria pada
dasarnya merupakan upaya membangun partisipasi masyarakat
dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya, sehingga

32
mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik.
Pendampingan penanganan akses dilaksanakan oleh Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria di lokasi kegiatan usaha
bersama dengan field staff.
Field staff Kantor Pertanahan melaksanakan kegiatan
pemberdayaan tanah masyarakat yang dilakukan bersama-sama
masyarakat, dengan mencermati persoalan nyata yang dihadapi di
lapangan selanjutnya mendiskusikan bersama untuk mencari
alternatif pemecahan masalah yang dihadapi kearah peningkatan
kapasitas produktivitas masyarakat. Membangun kepercayaan
khususnya antara masyarakat yang didampingi dan pendamping,
serta membantu secara berjenjang sesuai kebutuhan keberdayaan
dan kemandirian, tanpa menggantikan peran dan tanggung jawab
pihak yang didampingi.

g. Evaluasi dan Pelaporan


Tahap akhir pelaksanaan kegiatan penanganan akses reforma
agraria adalah evaluasi dan pelaporan melalui rapat koordinasi
Tim Penanganan Akses Reforma Agraria di Kantor Pertanahan
sesuai dengan DIPA Kantor Pertanahan masing-masing. Pelaporan
kegiatan penanganan akses reforma agraria disusun dalam bentuk
analisa data dengan penyajian data yang terinput dalam Aplikasi
Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
Hasil dari rapat koordinasi Tim Penanganan Akses Reforma
Agraria adalah laporan akhir pelaksanaan kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria. Laporan tersebut disampaikan secara
berjenjang kepada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional c.q. Direktorat Jenderal Penataan Agraria dan
ditembuskan ke Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
Agar kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria dapat tetap
berkelanjutan, maka Kantor Pertanahan dan pemangku

33
kepentingan terkait harus tetap melakukan pendampingan
terhadap kelompok/kegiatan usaha bersama tersebut.

B. Pelaksanaan Anggaran Penanganan Akses Reforma Agraria


1. Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
a. Sumber Pembiayaan Penanganan Akses Reforma Agraria
Sumber pembiayaan kegiatan penanganan akses reforma
agraria berasal dari Rupiah Murni (RM).
b. Tahapan dan Output Penanganan Akses
Output penanganan akses reforma agraria berdasarkan
tahapan kegiatan :
Komponen Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/
/ Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
051 Persiapan
521811 Belanja Barang Kwitansi Barang Habis
Persediaan pembelian Pakai (ATK
(ATK dan Bahan Paket barang dan Bahan
Penunjang Penunjang
Komputer) Komputer)
052 Bimbingan Teknis Pemberdayaan Tanah Masyarakat
521211 Belanja Bahan Sesuai Kwitansi Daftar
(Seminar kit) POK pembelian Penerima
Seminar Kit
521213 Honor Output  SK Laporan
kegiatan Penetapan Kegiatan
(Pelaksanaan Panitia Bimtek
Panitia Kegiatan Bimtek
Bimtek)  Daftar
Penerima
Honor
522151 Belanja Jasa Sesuai  SK Daftar
Profesi Orang Narasumber Penerima
(Narasumber Jam Bimtek Honor
Bimtek dalam  Undangan
hal ini Penerima Narasumber
harus K/L lain)

34
524114 Belanja Sesuai  SK Peserta Laporan
Perjalanan Dinas Paket  Surat Tugas Kegiatan
Paket Meeting dalam  Surat Bimtek
Dalam Kota POK Undangan
Peserta
(Paket Fullday,  Dokumen
Transport, dan Hotel
Uang Harian) (kwitansi)
 Daftar
Penerima
Transport
dan Uang
Harian
Khusus
transport at
cost :
Kwitansi/str
uk (bus, tol,
bensin)
053 Penyusunan Data Penerima Akses Reforma Agraria dan
Pelaporan
521211 Belanja Bahan Sesuai  Surat Notulen
(Konsumsi, dan POK Undangan Rapat
Penggandaan) rapat
Daftar Hadir
Kwitansi
Snack dan
makan siang
Kwitansi
penggandaan
524111 Belanja Sesuai  Surat Tugas Laporan
Perjalanan Dinas POK SPPD Perjalananan
Biasa Daftar Dinas
(Transport, Uang Penerima
Harian, dan Transport
Penginapan) dan Uang
Harian
Khusus
transport at
cost :
Kwitansi/str
uk (bus, tol,
bensin)
Tabel 3.1. Tabel Tahapan dan Output Penangan Akses di Kantor Wilayah Badan
Pertanahan Nasional

35
2. Kantor Pertanahan
Sumber Pembiayaan Penanganan Akses Reforma Agraria
Sumber pembiayaan kegiatan penanganan akses reforma agrarian
berasal dari Rupiah Murni (RM).
a. Tahapan dan Output Penanganan Akses
Output kegiatan penanganan akses reforma agrarian berdasarkan
tahapan yaitu:
Komponen Tahapan Satuan Dokumen Keluaran/ Keterangan
/Akun Kegiatan Pertanggung Hasil
jawaban
(evidence)
051 Persiapan
521211 Belanja Bahan Paket  Undangan Notulen
(Konsumsi rapat rapat
rapat)  Daftar hadir
 Kwitansi
pembelian
Snack
521811 Belanja Bahan Paket kwitansi Barang
Konsumsi pembelian Habis
(ATK dan barang Pakai (ATK
dan
Bahan Bahan
Penunjang Penunjang
Komputer) Komputer)

522191 Belanja Jasa Lainnya

Fieldstaff (FS) OB  SPK oleh  Laporan  Pengadaan


PPK berikut Bulanan Field Staff
50 KK = 1 FS dokumen  Laporan dilakukan
pendukung Akhir setelah
rekruitmen penetapan
 BA lokasi
Penyelesaian  Pengadaan
Pekerjaan dilakukan
disertai dengan
Laporan mekanisme
Perbulan penunjukan
 Kwitansi dari langsung
Fieldstaff
052 Pembentukan Tim Penanganan Akses RA dan Penetapan Lokasi Kegiatan

36
521211 Belanja Bahan Paket - Undangan  Notulen Rapat
(Rapat) rapat rapat menyertakan
- Daftar hadir  SK Tim OPD terkait
- Kwitansi Penangan
pembelian an Akses
Snack dan RA dan
Makan Siang Penetapan
Lokasi
Kegiatan

053 Pemetaan Sosial

521211 Belanja Bahan Paket  Undangan Notulen


(Rapat) rapat rapat
 Daftar hadir
 Kwitansi
pembelian
Snack
524113 Belanja OT  Surat Tugas Laporan  Sesuai
Perjalanan OH SPPD Perjalanan Satuan Biaya
Dinas Dalam  Kwitansi Dinas setempat
Kota /struk (bus,  Penginapan
(transport ke tol, bensin) diberikan
lokasi, uang  Daftar sebesar 30%
harian, Nominatif
penginapan)

054 Penyuluhan dalam rangka Pengembangan Program

521211 Belanja Bahan Paket  Undangan Notulen


(Rapat dan rapat rapat
Penggandaan)  Daftar hadir
 Kwitansi
pembelian
Snack
 Kwitansi
Penggandaan
524113 Belanja OT  Surat Laporan  Sesuai
Perjalanan OH Tugas Perjalanan Satuan Biaya
Dinas Dalam  SPPD Dinas setempat
Kota  Kwitansi  Penginapan
(transport ke /struk diberikan
lokasi, uang (bus, tol, sebesar
harian, dan bensin) 30%
penginapan)

055 Penyusunan Model

521211 Belanja Bahan Paket  Undangan Notulen


(Rapat) rapat rapat
 Daftar
hadir
 Kwitansi
pembelian
Snack

37
056 Pendampingan Penanganan Akses
521211 Belanja Bahan Paket  Undangan Notulen
(Rapat) rapat rapat
 Daftar
hadir
 Kwitansi
pembelian
Snack
524113 Belanja OT  Surat Laporan  Sesuai
Perjalanan OH Tugas Perjalanan Satuan
Dinas Dalam  SPPD Dinas Biaya
Kota  Kwitansi/st setempat
(Transport ke ruk (bus,  Penginapan
lokasi, uang tol, bensin) diberikan
harian, dan sebesar 30%
penginapan)
057 Evaluasi dan Pelaporan
521211 Belanja Bahan Paket  Kwitansi Buku
(Penggandaan penggandaan Laporan
dan Penjilidan)  Kwitansi
penjilidan

521114 Belanja Jasa Paket Kwitansi Pos Dokumen


Pos dan Giro dan Giro laporan
(Pengiriman terkirim
laporan)
Tabel 3.2. Tabel Tahapan Kegiatan dan output Penanganan Akses di Kantor
Pertanahan

38
BAB IV
PENCATATAN & PELAPORAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

A. Gambaran Umum
Pencatatan dan pelaporan merupakan komponen penting dalam
kegiatan penanganan akses reforma agraria khususnya untuk
mengakomodir datase. Database Pemberdayaan Tanah Masyarakat
mempunyai fungsi yang sangat strategis, yaitu sebagai dasar dalam suatu
perencanaan, membantu dalam pengambilan keputusan, sebagai alat
pengendali terhadap pelaksanaan suatu kebijakan dan sebagai dasar
evaluasi terhadap program sertipikasi tanah yang telah dilaksanakan.
Untuk menunjang kegiatan tersebut di Kantor Pertanahan dan Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi, Direktorat Pemberdayaan
Tanah Masyarakat telah membangun aplikasi Pemberdayaan Tanah
Masyarakat yang terintegrasi dengan aplikasi Komputerisasi Kantor
Pertanahan (KKP). Aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat ini akan
menghimpun setiap tahap kegiatan penanganan akses reforma agraria
melalui proses penginputan data oleh Field Staf bersama dengan Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria.
Aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat yang dibangun
bertujuan untuk:
1. Memenuhi kebutuhan ketersediaan data Pemberdayaan Tanah
Masyarakat by name by address secara cepat, lengkap, akurat dan
mudah diakses oleh pengguna yaitu Kantor Pertanahan, Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional khususnya Direktorat
Pemberdayaan Tanah Masyarakat, serta Kementerian/Lembaga terkait
(lintas sektor) yang memiliki potensi untuk mendukung kegiatan
penanganan akses reforma agraria.

39
2. Meningkatkan efisiensi waktu koordinasi dan komunikasi subtansi
pekerjaan di bidang Penataan Agraria, khususnya di bagian
Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
3. Meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan terkait
Pemberdayaan Tanah Masyarakat.
4. Memudahkan dalam monitoring kegiatan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat di pusat maupun di daerah karena terbentuk manajemen
data tunggal (single reference database) yang terjamin integritas dan
keamanannya.
Setelah rangkaian kegiatan penanganan akses reforma di-input
secara detail by name by address pada Aplikasi Pemberdayaan Tanah
Masyarakat, Tim Penanganan Akses Reforma Agraria melaporkan
semua hasil kegiatan dalam Sistem Kendali Mutu Program Pertanahan
(SKMPP) dengan evidence sesuai tahapan kegiatan penanganan akses
reforma agraria.

B. Input Data
Kegiatan Input Data merupakan kegiatan untuk melengkapi data
ke dalam Aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat untuk menghasilkan
keluaran (output) berupa laporan dalam bentuk tabulasi by name by
address. Pada hasil pemberdayaan dilakukan pengisian data nomor
sertipikat HT, Perkiraan Pendapatan per Bulan setelah pendampingan,
Interkoneksi/Kemitraan dengan dunia usaha dan jenis
pendampingan/akses. Adapun data by name by address yang harus
dimasukan ke dalam aplikasi tersebut yaitu:
1. Data Pelaku Usaha
Pada form pelaku usaha terdapat 2 (dua) kolom yang harus dilengkapi,
yaitu kolom Data Utama (NIK, Nama, Tanggal Lahir, Tempat Lahir,
Agama, No Telp, Status Perkawinan, Email dan Jumlah Tanggungan)
dan Data Alamat (Alamat, RT/RW, Kelurahan, Kecamatan,
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Alamat Domisili).

40
2. Data SHAT
Pada form SHAT terdapat sub data yang harus dilengkapi yaitu Nomor
SHAT, Desa, Tahun, Keterangan SHAT, dan Penggunaan Tanah.
Khusus untuk kolom Nomor SHAT harus diisi dengan 14 digit Nomor
SHAT yang terdapat pada muka depan sertipikat fisik, karena jika tidak
lengkap 14 digit maka akan terjadi error pada saat penyimpanan data
SHAT (tidak dapat diintegrasikan dengan KKP)
3. Data Akses Permodalan
Pada form Akses Permodalan terdapat beberapa data yang harus
dilengkapi yaitu Pemilihan Kreditor, Jumlah Pinjaman, Jenis Pinjaman,
dan Nomor Perjanjian Kredit.
4. Data Koperasi
Data Koperasi diisi dengan nama koperasi yang diikuti peserta
penanganan akses reforma agraria.
5. Data Bidang Tanah
Pada form Bidang Tanah terdapat beberapa data yang harus
dilengkapi, yaitu pemilihan SHAT, Luas Gambar, Titik Koordinat
Lintang, Titik Koordinat Bujur, Provinsi, Kecamatan dan
Kabupaten/Kota.
6. Data Lokasi Pemberdayaan
Form yang harus dilengkapi saat pengisian Lokasi Pemberdayaan, yaitu
Tahun Anggaran, Tanggal Penetapan, Pilih Provinsi, Pilih Kabupaten,
Pilih Kecamatan, Pilih Desa/Kelurahan, Nama Pejabat dan NIP.
7. Data Penerima Bantuan
Setelah melengkapi form Lokasi Pemberdayaan, maka dilanjutkan
untuk memilih data pelaku usaha yang ingin ditambahkan pada lokasi
pemberdayaan hak atas tanah. Kemudian melengkapi kolom
Penggunaan Tanah, Sektor Usaha, Jenis Sektor Usaha, Hambatan,
Alamat, Kelompok Usaha Bersama, Jenis Sub Sektor Usaha, Perkiraan
pendapatan awal, Potensi usaha, Akses yang dibutuhkan dan
keterangan.

41
8. Data Model Pemberdayaan
Pada Model Pemberdayaan dilakukan pemilihan lokasi Pemberdayaan
Hak Atas Tanah Masyarakat (PHATM) untuk ditambahkan model
pemberdayaannya. Setelah itu akan dilanjutkan dengan menambahkan
instansi pendamping.
9. Data Hasil Pemberdayaan
Pada Hasil pemberdayaan dilakukan pengisian data Nomor Sertipikat
Hak Tanggungan, Perkiraan Pendapatan Per Bulan setelah
Pendampingan, Interkoneksi/Kemitraan dengan dunia usaha dan jenis
pendampingan/akses.

Disamping mengakomodir penginputan data by name by address,


aplikasi ini juga akan mencatat kegiatan berdasarkan tahapan-tahapan
penanganan akses reforma agraria yaitu:
1. Data surat keputusan penetapan lokasi desa/kelurahan tempat
dilaksanakannya kegiatan pemberdayaan tanah masyarakat
2. Kegiatan pemetaan sosial, berisi data hasil inventarisasi dan
identifikasi potensi usaha by name by address yang dapat
dikembangan serta data pendukung terkai lokasi kegiatan penanganan
akses reforma agraria.
3. Data kegiatan penyuluhan dalam bentuk notulensi, undangan, berita
acara, dan daftar hadir penyuluhan
4. Data penyusunan model pemberdayaan tanah masyarakat dan
pembentukan kegiatan koperasi di desa/kelurahan yang ditetapkan
menjadi lokasi kegiatan penanganan akses reforma agraria.
5. Data pendampingan masyarakat yang dilaksanakan di lokasi kegiatan
berupa pembinaan, pelatihan, dan akses ke sumber ekonomi,
permodalan, produksi, serta pemasaran.
6. Rekapitulasi data pelaksanaan kegiatan penanganan akses reforma
agraria meliputi data asset dan akses yang terintegrasi dengan aplikasi
Komputerisasi Kantor Pertanahan (KKP).

42
7. Link data spasial lokasi penanganan akses reforma agraria, berisi data
peta lokasi kegiatan yang terintegrasi dengan aplikasi Komputerisasi
Kantor Pertanahan (KKP).
8. Modul entri gambar dan foto kegiatan, berisi data gambar pelaksanaan
kegiatan, bantuan prasarana, produk dan gambar terkait dengan
kegiatan.
9. Laporan data potensi penanganan akses reforma agraria, laporan
sertipikasi lintas sektor, laporan pendampingan lintas sektor, laporan
sektor usaha, laporan data akses permodalan, laporan data
penghasilan, laporan luas dan jumlah bidang yang mendapatkan
pemberdayaan tanah masyarakat, informasi gambar kegiatan
penanganan akses reforma agraria, dan laporan data by name by
address.
10. Modul manajemen user untuk mengelola pengguna aplikasi, berisi data
pengguna, tingkatan, dan akses yang diberikan.

43
C. Flow Chart Pencatatan dan Pelaporan

Gambar 16. Flow Chart Pencatatan dan Pelaporan

44
BAB V
PENUTUP

Demikian petunjuk teknis ini dikeluarkan untuk dipedomani dalam


pelaksanaan Penanganan Akses Reforma Agraria. Dengan telah
ditetapkannya petunjuk teknis ini, para petugas pelaksana agar
menggunakannya sebagai standar untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Penanganan Akses Reforma.

45
LAMPIRAN
LAMPIRAN I FORMAT SK TIM PENANGANAN AKSES REFORMA
AGRARIA DI KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA ...


NOMOR .....

TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KABUPATEN/KOTA …… TAHUN ........

KEPALA KANTOR PERTANAHAN


KABUPATEN/KOTA …..

Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pendapatan per kapita


penerima akses reforma agraria untuk mencapai
kemakmuran dan peningkatan kesejahteraan rakyat yang
berprinsip pada “keadilan, kemakmuran, kemandirian dan
keberlanjutan” diperlukan kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria;
b. bahwa untuk meningkatkan koordinasi, kerjasama dan
sinergi antara Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota dengan
Pemangku Kepentingan Terkait (Perangkat Daerah (PD)
Kabupaten/Kota, Lembaga Jasa Keuangan, dan lain-lain)
perlu dibentuk Tim Penanganan Akses Reforma Agraria;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan Keputusan
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ……… tentang
Pembentukan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria
Kabupaten/Kota ............ Tahun Anggaran 2021.
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara

44
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 21);
e. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma
Agraria (Lembar Berita Negara tahun 2018 Nomor 172);
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 nomor 985);
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional dan Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 nomor 986);
h. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7 Agustus 2018
Nomor 520/5624/SJ Perihal Dukungan Pelaksanaan
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro
Dan Kecil, Petani, Nelayan, dan Pembudi Daya Ikan yang
ditujukan Kepada Bupati/Walikota Di Seluruh Indonesia

Memperhatikan : a. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Agraria dan Tata


Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian
Dalam Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, Kementerian Pertanian, dan Kementerian
Kelautan dan Perikanan tentang Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani,
Nelayan dan Pembudidaya Ikan Nomor 37/SKB/XII/2017;
Nomor 593/9395/SJ; Nomor 14/KB/M/KUKM/XI /2017;
Nomor 07/Mon/HK.220/M/12/2017; Nomor 16/MEN-
KP/KB/XII/2017;
b. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan
Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan direktur Jenderal

45
Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri,
Deputi Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah, Direktur Jenderal Prasarana dan
Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal
Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan
dan Perikanan tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah
Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani,
Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Nomor 29/SKB-
400/IV/2018, 500/1738/ Bangda/2018,
01/PKS/Dep.2/IV/2018,
03/MoU/T.160/B/04/2018,b01/PKS/DJPT-KKP/IV/ 2018,
01/DJPB-KKP/PKS/IV/2018;
c. Disesuaikan dengan Nomor DIPA masing-masing Kantor
Pertanahan dimana anggaran kegiatan ini berada.

MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/ KOTA
……... TENTANG PEMBENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES
REFORMA AGRARIA KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA
AGRARIA TAHUN .…....

PERTAMA : Menunjuk nama sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat


Keputusan ini sebagai Ketua, dan Anggota Tim Penanganan Akses
Reforma Agraria Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria
Kabupaten/Kota: ........................ Tahun 2021.
KEDUA : Tim Penanganan Akses Reforma Agraria Kegiatan Penanganan Akses
Reforma Agraria mempunyai tugas:
a. Melakukan inventarisasi dan identifikasi potensi yang dapat
dikembangkan menjadi sebuah model pemberdayaan bagi
para penerima sertipikat hak atas tanah;
b. Melakukan pendampingan, fasilitasi, bimbingan teknis
kepada para penerima sertipikat hak atas tanah yang telah
diseleksi dalam rangka akses permodalan, usaha, produksi
dan pemasaran;
c. Melakukan monitoring, evaluasi dan pengendalian

46
pelaksanaan kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria;
d. Menghimpun, menyusun dan membentuk data pelaksanaan
kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria by name by
address serta menyampaikan laporannya kepada Kantor
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi.
KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan Di :................................
Pada Tanggal :.................................
Kepala Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ……………

Nama ……………...........……………..
NIP. ................................

Tembusan :
1. Gubernur Provinsi .....................;
2. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Direktur Pemberdayaan Tanah Masyarakat, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Bupati/Walikota ..........................;
5. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi ................;
6. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
7. Pemangku Kepentingan terkait Kabupaten/Kota sebagai anggota Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria.

47
Lampiran Surat Keputusan Tim
Penanganan Akses Reforma
Agraria di Kabupaten/Kota …
Nomor … Tahun … Tentang Tim
Penanganan Akses Reforma
Agraria di Kabupaten/Kota

SUSUNAN TIM PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA


KABUPATEN/KOTA ................................ TAHUN .........................

No. Nama NIP Jabatan Jabatan Dalam Tim


Penanganan Akses
Reforma Agraria
1. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota Ketua
2. Pejabat dari Perangkat Daerah Wakil Ketua
3 Kepala Seksi Penataan dan Pemberdayaan Anggota
3. Kelompok Jabatan Fungsional di Seksi Anggota
Penataan dan Pemberdayaan
4. Kelompok Jabatan Fungsional di Seksi Anggota
Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah
5. Perangkat Daerah di Bidang Pekerjaan Anggota
Umum dan Perumahan Rakyat
6. Perangkat Daerah di Bidang Pertanian Anggota
7. Perangkat Daerah di Bidang Perumahan dan Anggota
Kawasan Permukiman
8. Perangkat Daerah di Bidang Koperasi dan Anggota
Permukiman
9. Perangkat Daerah di Bidang Pemberdayaan Anggota
Masyarakat dan Desa
10. Perangkat Daerah di Bidang Perindustrian Anggota
11. Perangkat Daerah di Bidang Perdagangan Anggota
12. Perangkat Daerah di Bidang ESDM Anggota
13. Perangkat Daerah di Bidang Keuangan Anggota

14. Unsur dari Bidang Keuangan dan Anggota


Perencanaan dan Penanaman Modal
15. Unsur dari Lembaga Keuangan dan atau Anggota
Perbankan
16. Unsur dari BUMN dan atau BUMD Anggota

... Pihak terkait disesuaikan dengan unsur Anggota


yang terlibat dalam kegiatan penanganan
akses reforma agraria di daerah yang
bersangkutan

48
Ditetapkan Di : ................................
Pada Tanggal : .................................
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota .........

Nama …………………………..
NIP .................

Keterangan:
Jumlah dan unsur anggota Tim Penanganan Akses
Reforma Agraria disesuaikan dengan jumlah
pemangku kepentingan terkait dan unsur yang
terlibat dalam kegiatan penanganan akses reforma
agraria di Kabupaten/Kota masing-masing.

49
LAMPIRAN II FORMAT SK PENETAPAN LOKASI KEGIATAN
PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA…


Nomor ...

TENTANG
PENETAPAN LOKASI KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
KABUPATEN/KOTA……
TAHUN ........
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA….

Menimbang : a. bahwa untuk mencapai kemakmuran dan peningkatan


kesejahteraan rakyat yang berprinsip pada “keadilan,
kemakmuran, kemandirian dan keberlanjutan” dalam kerangka
reforma agraria, perlu dilaksanakan penataan akses (access
reform) melalui Penanganan Akses Reforma Agraria;
b. bahwa untuk melaksanakan kegiatan Penanganan Akses Reforma
Agraria perlu ditetapkan lokasi desa/kelurahannya;
c. bahwa lokasi desa/kelurahan dimaksud diputuskan berdasarkan
Rapat Tim Penanganan Akses Reforma Agraria Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, b dan huruf c, perlu ditetapkan Keputusan Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota ..................... tentang
Penetapan Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria;
Mengingat : a. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
b. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4916);
c. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian
Agraria dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 18);
d. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan
Pertanahan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
50
2015 Nomor 21);
e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2018
tentang Reforma Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 172);
f. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Pertanahan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia tahun
2020 Nomor 985);
g. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan
Kantor Pertanahan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 986);
h. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun
Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 976);
i. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Tanggal 7 Agustus 2018
Nomor 520/5624/SJ Perihal Dukungan Pelaksanaan
Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi Pelaku Usaha Mikro Dan
Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi Daya Ikan Yang Ditujukan
Kepada Bupati/Walikota di seluruh Indonesia
Memperhatikan : a. Nota Kesepahaman Antara Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,
Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kelautan dan
Perikanan tentang Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi Pelaku
Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan dan Pembudidaya Ikan
Nomor 37/SKB/XII/2017; Nomor 593/9395/SJ; Nomor
14/KB/M/KUKM/XI/2017; Nomor 07/Mon/HK.220/M/
12/2017; Nomor 16/MEN-KP/KB/XII/2017;
b. Perjanjian Kerja Sama Antara Direktur Jenderal Hubungan
Hukum Keagrariaan, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional dengan direktur Jenderal

51
Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, Deputi
Bidang Pembiayaan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian
Kementerian Pertanian, Direktur Jenderal Perikanan Tangkap
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan
tentang Pelaksanaan Pemberdayaan Tanah Masyarakat Bagi
Pelaku Usaha Mikro dan Kecil, Petani, Nelayan, Dan Pembudi
Daya Ikan Nomor 29/SKB-400/IV/2018,
500/1738/Bangda/2018,01/PKS/Dep.2/IV/2018,03/MoU/T.16
0/B/04/2018, 01/PKS/DJPT-KKP/IV/ 2018, 01/DJPB-
KKP/PKS/IV/2018;
c. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
Tahun Anggaran 2021 Nomor SP DIPA-056.06-0/2021 Tanggal
23 November 2020 (disesuaikan dengan No DIPA masing-masing
Kantor Pertanahan dimana anggaran kegiatan ini berada).
Memutuskan
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA
….… TENTANG PENETAPAN LOKASI KEGIATAN PENANGANAN
AKSES REFORMA AGRARIA
PERTAMA : Menetapkan :
Desa/Kelurahan : ...............................
Kecamatan : ................................
Kabupaten/Kota : ................................
Sebagai Lokasi Penanganan Akses Reforma Agraria Anggaran 2021.
KEDUA : Sumber pendanaan untuk Pelaksanaan Rapat Penetapan Lokasi
Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria ini berasal dari Daftar
Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota ..... Tahun Anggaran 2021.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari dalam Keputusan ini
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

52
Ditetapkan di….
Pada tanggal
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota
...........
Nama ...............................
NIP ..................................

Tembusan, disampaikan kepada Yth.


1. Gubernur Provinsi .....................;
2. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
3. Direktur Pemberdayaan Tanah Masyarakat, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Bupati/Walikota ........................;
5. Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi .........;
6. Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
7. Pemangku Kepentingan terkait Kabupaten/Kota sebagai anggota Tim
Penanganan Akses Reforma Agraria.

53
Lampiran Keputusan Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten/Kota …
Nomor ... Tahun …
Tentang Penetapan Lokasi Kegiatan
Penanganan Akses Reforma Agraria
DATA PENETAPAN LOKASI
DESA/KELURAHAN:PAKUJAYA KECAMATAN:SERPONG UTARA
KABUPATEN/KOTA:KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI:BANTEN TAHUN:2019

Nama Pelaku Usaha/ Koordinat Titik Tengah Bidang


NO NIK/ Penggunaan Status Kepemilikan Tanah Tanah Jenis Usaha Perkiraan Nama Instansi Hambatan/ Potensi

Alamat Sesuai KTP Tanah Sertifikat (No. Hak/ Desa/ Belum Terdaftar/ +- L B Pendapatan Kelompok Pendamping Kendala/ Usaha
Tahun) Luas Awal /bulan Masalah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 LARNO/ 3674020750003/ Warung Sembako 0000000000/ Pakujaya/ √ / 500 -6,2362386 106,67825 UMKM - 1400000 Jaya a. Bank BNI Kurangnya -
KAYU GEDE 2 2018 Keripik Mandiri pembinaan dan
kurangnya
modal

3 MUJIYO/ 367403870004/ Warung Sembako 0000000000/ Pakujaya/ √ / 300 -6,2350088 106,67097 PETERNAKAN 2700000 Jaya a. Bank BRI Modal Ekspor telur ayam
KP. KAYU GEDE 2018 - Ayam Ras Mandiri
Petelur

Warung Sembako 0000000000/ Pakujaya/ √ / 300 -6,2379088 106767097 PETERNAKAN 2700000 Jaya a. Bank BRI Modal Ekspor telur ayam
2018 - Ayam Ras Mandiri
Petelur

54
LAMPIRAN III TATA CARA PENENTUAN KOORDINAT TITIK TENGAH BIDANG
TANAH LOKASI PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

Tata cara untuk mendapatkan titik tengah koordinat (X,Y) TM3⁰ dan/atau Lintang,
Bujur sebagi berikut:

1. Download aplikasi coordinator melalui appstore atau playstore pada


handphone android;
2. Nyalakan fasilitas lokasi;
3. Buka aplikasi coordinator seperti gambar diatas;
4. Klik collect coordinates;
5. Klik Indonesia;
6. Klik DGN 1995 Indonesia TM3⁰;
7. Klik Start;
8. Klik gambar station point;
9. Tunggu beberapa saat;
10. Lihat koordinat (L,B) TM3⁰ pada bagian bawah.
Untuk menampilkan data spasial visual berupa photo kegiatan produksi
serta narasi untuk menjelaskan hambatan, kendala, potensi, dan akses apa saja
yang telah didapatkan secara keseluruhan, diperlukan aplikasi google earth.
Adapun tahapannya sebagai berikut:

1. Download aplikasi google earth seperti gambar di atas melalui app store atau
play store pada handphone android;
2. Nyalakan fasilitas lokasi;
3. Buka aplikasi google earth;
4. Input koordinat lintang bujur pada kolom search (google earth tidak dapat
menggunakan data TM3⁰) *contoh -6.23766, 106.7987, arahkan kursor pada
gambar tanda panah pada kolom get directions history;
5. Klik save to my place;
6. Klik kanan pada gambar tanda lokasi;
7. Klik properties;
8. Arahkan kursor ke kolom name ganti nama sesuai dengan yang diinginkan
contohnya pengrajin tempe;
9. Pilih kolom descriptions tulis narasi sesuai dengan kebutuhan (tidak perlu
menyebutkan nomor sertipikat dan luas tanah);
10. Klik add local image (untuk menambahkan photo);
11. Pilih photo yang diinginkan;

55
12. Klik open;
13. Klik ok.

56
LAMPIRAN IV KERANGKA PENULISAN LAPORAN DI KANTOR WILAYAH
BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SISTEMATIKA LAPORAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA


DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian Kegiatan)

BAB II
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA
A. Bimbingan Teknis SDM Pelaksana Pemberdayaan Tanah Masyarakat
(dilampirkan bukti kegiatan seperti SK, form lampiran hasil keluaran dari
aplikasi, foto dan lain-lainnya).
B. Penyusunan Data Pemberdayaan Tanah Masyarakat dan Pelaporan
(dilampirkan sermua laporan kantah dan bukti kegiatan seperti SK, Data-data
dan dilampirkan bukti kegiatan seperti foto dan lain-lainnya).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

57
LAMPIRAN V KERANGKA PENULISAN LAPORAN DI KANTOR PERTANAHAN

SISTEMATIKA LAPORAN KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA


DI KANTOR PERTANAHAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Waktu Pelaksanaan (Tabel Pelaksanaan Pekerjaan dengan Uraian Kegiatan)
BAB II
KEGIATAN PENANGANAN AKSES REFORMA AGRARIA

A. Pembentukan Tim Penanganan Akses Reforma Agraria dan Penetapan Lokasi


Kegiatan Penanganan Akses Reforma Agraria (dilampirkan bukti kegiatan seperti
SK Tim Penanganan Akses Reforma Agraria, SK penetapan lokasi, berita acara
rapat, absensi, foto rapat dalam rangka pembentukan Tim Penanganan Akses
Reforma Agraria dan penetapan lokasi, dan lain-lainnya.

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemetaan Sosial (dilampirakan hasil pemetaan sosial


sesuai dengan hasil/keluaran dari aplikasi dan data pelengkap lainnya.
C. Penyuluhan dalam rangka pengembangan program (dilampirkan bukti kegiatan
seperti berita acara rapat, absensi, foto penyuluhan, kegiatan produksi, foto
pelaku usaha dan lain-lainnya)
D. Penyusunan Model Pemberdayaan (melampirkan data penyusunan model
pemberdayaan, terdapat pada hasil keluaran dari aplikasi pemberdayaan tanah
masyarakat dan dilampirkan bukti kegiatan seperti berita acara rapat, absensi,
foto rapat dalam rangka perencanaan kegiatan, dan lain-lainnya).
E. Pendampingan penanganan akses (melampirkan data pendampingan
penanganan akses, terdapat pada hasil keluaran dari aplikasi pemberdayaan
tanah masyarakat dan dilampirkan bukti kegiatan seperti foto dan lain-lainnya).
F. Evaluasi dan Pelaporan (melampirkan berita acara rapat, absensi, foto rapat
evaluasi dan pelaporan, dan lain-lainnya).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

58
LAMPIRAN VI KERANGKA ACUAN KERJA PENGADAAN FIELD STAFF

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)/


TERM OF REFERENCE KELUARAN KEGIATAN
JASA KONSULTAN PERORANGAN (FIELD STAFF)

Kementerian Negara/Lembaga : KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA


RUANG/BPN
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan
Hasil : a. Terlaksananya Penanganan Akses yang
terencana dan tepat sasaran dengan
berbasis pada kinerja
b. Tersedianya Data Penerima Akses
Reforma Agraria yang memberikan
informasi aset yang telah diterima
masyarakat dan yang telah
memperoleh penataan akses per
provinsi
Unit Eselon II/Satker : Direktorat Pemberdayaan Tanah
Masyarakat
Output : Penanganan Akses Reforma Agraria (Access
Reform)
Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah Kepala Keluarga Penerima Akses
Reforma Agraria
Satuan : Orang
Volume : ... orang (diisi oleh Kantor Pertanahan
sesuai target)
I. Latar Belakang
A. Dasar Hukum
1. Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan
Pengelolaan Sumber Daya Alam;
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria
dan Tata Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 18);
4. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 21);
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/
Jasa Pemerintah;

59
6. Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria
(Lembar Berita Negara tahun 2018 Nomor 172);
7. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor 985);
8. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan
(Berita Negara Republik Indonesia tahun 2020 Nomor 986);
9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 25 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Tahun 2015-
2019;
10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
119/PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran
2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 976);
11. Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
Nomor 9 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Melalui Penyedia (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 762);
12. Keputusan Deputi Bidang Pengembangan Strategi Dan Kebijakan
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2018 tentang Standar Dokumen Pemilihan Melalui Pengadaan
Langsung Untuk Pengadaan Barang/Jasa Lainnya/Jasa Konsultansi.

b. Gambaran Umum
Dalam pelaksanaan Reforma Agraria (agraria reform) terdapat 2 (dua)
kegiatan, yaitu penataan aset (asset reform) dan penataan akses (access
reform). Penataan aset atau disebut juga kegiatan sertipikasi hak atas
tanah/legalisasi aset adalah kegiatan untuk menjamin kepastian hukum
hak atas tanah yang telah dilaksanakan oleh jajaran Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan penataan akses dilaksanakan
dengan memberikan akses ke sumber-sumber ekonomi (modal, usaha,
produksi dan pasar) yang berprinsip pada partisipasi, kemandirian,
kewirausahaan, keadilan, kemakmuran dan keberlanjutan.

60
Dengan demikian, sertipikasi selain merupakan kegiatan untuk
mewujudkan tertib hukum dan tertib administrasi pertanahan, dapat
menjadikan bidang tanah dimaksud sebagai aset yang hidup dan menjadi
modal dasar bagi masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Direktorat Pemberdayaan Tanah Masyarakat melalui jajarannya di
tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota melaksanakan penanganan akses
Reforma Agraria atau mendorong dilaksanakannya legalisasi aset oleh
Kantor Pertanahan terhadap bidang tanah yang pemiliknya telah
memperoleh akses dari pemangku kepentingan terkait.
Mengingat tingginya target jumlah kepala keluarga penerima akses
reforma agraria yang harus dicapai tahun ini dimana ketersediaan sumber
daya manusia yang terbatas di Kantor Pertanahan, maka dalam rangka
pelaksanaan penanganan akses Reforma Agraria diperlukan konsultan
perorangan (field staff) yang akan membantu pelaksanaan kegiatan
penanganan akses reforma agraria.
Pelaksanaan pengadaan jasa konsultan perorangan (fieldstaff) dalam
kegiatan penanganan akses Reforma Agraria diselenggarakan melalui
pengadaan barang dan jasa pemerintah. Pengadaan jasa konsultan
perorangan (field staff) dianggarkan pada Kantor Pertanahan yang terdapat
kegiatan penanganan akses reforma agraria.
II. Maksud dan Tujuan Pengadaan Jasa Konsultan Perorangan (Field staff)
Maksud pelaksanaan pengadaan jasa konsultan perorangan (field
staff) agar pelaksanaan penanganan akses reforma agraria berjalan lancar
dalam upaya mewujudkan peningkatan pendapatan perkapita penerima
akses reforma agraria. Sedangkan tujuannya untuk membantu Kantor
Pertanahan dalam pelaksanaan kegiatan penanganan akses reforma agraria.
Adapun penerima manfaat dari pelaksanaan pengadaan jasa Konsultan
Perorangan ini:
1. Kantor Pertanahan
2. Masyarakat penerima akses reforma agraria
III. Kebutuhan Jasa Tenaga Konsultan
Tenaga Konsultan yang dibutuhkan adalah 1 orang setiap 50 (lima
puluh) Kepala Keluarga, dengan kualifikasi sebagai berikut :
Persyaratan Umum
1. Warga Negara Indonesia;
2. Sehat jasmani dan rohani;

61
3. Berusia minimal 22 (dua puluh dua) tahun dan maksimal 40 (empat
puluh) tahun pada tanggal 01 Januari 2021;
4. Berkelakuan baik;
5. Jujur, terampil, disiplin dan sanggup bekerja dibawah tekanan;
6. Tidak menjadi anggota/pengurus partai politik.

Persyaratan Khusus
1. Pendidikan minimal D-1 semua jurusan;
2. Memiliki kemampuan mengidentifikasi, mengolah dan menganalisa data
kuantitatif maupun kualitatif;
3. Tidak berstatus ASN/TNI/Polri atau terikat kontrak kerja dengan pihak
manapun;
4. Dapat mengoperasikan komputer minimal Ms. Office;
5. Bersedia ditempatkan di Wilayah dan/atau Lokasi Kegiatan Penanganan
Akses Reforma Agraria;
6. Memiliki kemampuan komunikasi yang baik;
7. Diutamakan yang memiliki kemampuan analisa data kuantitatif/
kualitatif statistika dengan menggunakan program, misal SPSS, E-
Views, Stata, dan lainnya;
8. Bersedia mengikuti pelatihan secara tatap muka atau virtual;
9. Mempunyai pengalaman kerja di bidang pemberdayaan masyarakat
lebih diutamakan;
10. Kandidat perempuan sangat dianjurkan untuk melamar.

Persyaratan Administratif
1. Surat Lamaran yang ditandatangani oleh pelamar;
2. Fotocopy e-KTP yang masih berlaku atau surat keterangan perekaman e-
KTP;
3. Fotocopy Ijazah terakhir/Surat Keterangan Lulus dan transkrip nilai
yang dilegalisir;
4. Pasfoto terakhir berwarna ukuran 4x6 latar belakang merah sebanyak 2
(dua) lembar;
5. Daftar Riwayat Hidup dengan melampirkan keterangan pendukung
(pelatihan, pengalaman kerja, penghargaan, dsb) bila ada;
6. Surat keterangan kerja jika ada (Rekomendasi tempat kerja
sebelumnya);
7. Surat Keterangan Sehat;

62
8. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih berlaku
(setelah dinyatakan lulus seleksi);
9. Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah (setelah dinyatakan
lulus seleksi);
10. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Rekening (setelah
dinyatakan lulus seleksi).

IV. Tugas dan Tanggung Jawab


Rincian kegiatan yang dilaksanakan secara kontraktual dengan tahapan
pelaksanaan sebagai berikut :
A. Tugas
1. Melakukan kegiatan pemetaan sosial dengan menggunakan instrumen
yang tersedia serta melakukan analisa dan pelaporan atas hasil dari
pelaksanaan pemetaan sosial berbasis web/aplikasi;
2. Membantu petugas Kantor Pertanahan dalam setiap kegiatan yang
berkaitan dengan kegiatan penanganan akses reforma agraria;
3. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terhadap pengembangan usaha;
4. Melakukan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok
masyarakat terkait dengan penanganan akses reforma agraria;
5. Melakukan penyusunan model pemberdayaan tanah masyarakat
bersama dengan petugas kantor pertanahan;
6. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelompok masyarakat
dampingan terkait dengan pemberdayaan pemanfaatan tanah
masyarakat serta memastikan keterlibatan para pihak.

B. Tanggung Jawab
1. Memotivasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh kegiatan
yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan tanah masyarakat.
2. Memberikan pemahaman terkait dengan konsep Reforma Agraria
terutama pada penataan akses sebagaimana hak yang harus diterima
oleh masyarakat yang mendapatkan Tanah Objek Reforma Agraria
(TORA).
3. Memberdayakan dan mendampingi masyarakat mulai dari persiapan,
pelaksanaan, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauannya.
4. Menginput hasil kegiatan penanganan akses reforma agraria ke dalam
aplikasi Pemberdayaan Tanah Masyarakat

63
5. Men-support kebutuhan data pada Aplikasi SKMPP (Sistem Kendali
Mutu Program Pertanahan).
6. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan
penanganan akses reforma agraria
7. Menyusun laporan bulanan kepada kepala seksi penataan dan
pemberdayaan di Kantor Pertanahan.
V. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah data yang
tertuang dalam bentuk tabulasi, narasi dan spasial
VI. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam jangka waktu 7 (tujuh) bulan kalender
pada tahun 2021.
VII. Sumber Pendanaan
Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini disesuaikan
dengan kategori wilayah per paket pekerjaan yang bersumber dari DIPA
Kantor Pertanahan.
VIII. Pelaporan
1. Laporan Pendahuluan
a. Laporan Pendahuluan memuat : Rencana Kerja Kegiatan, Metode
Pelaksanaan, dan keluaran yang dihasilkan;
b. Laporan dibuat sebanyak 2 eksemplar dan diserahkan selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak SMPK diterbitkan untuk dokumen
pertanggungjawaban dan struktural.
2. Laporan Bulanan
a. Laporan Bulanan memuat : Hasil kegiatan setiap bulan;
b. Laporan harus disampaikan selambat-lambatnya setiap awal bulan
berikutnya, diterbitkan sebanyak 1 buku laporan.
3. Laporan Akhir
a. Laporan Akhir memuat seluruh hasil kegiatan sampai dengan akhir
kegiatan disertai dengan foto-foto atau dokumentasi kegiatan;
b. Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 6 bulan sejak SMPK
diterbitkan sebanyak 2 buku laporan untuk dokumen
pertanggungjawaban dan struktural.

64
IX. KEPEMILIKAN DATA DAN HASIL KEGIATAN

1. Seluruh data dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam KAK


ini dimiliki oleh Satuan Kerja Kantor Pertanahan c.q. Seksi Penataan
dan Pemberdayaan;
2. Pelaksana kegiatan tidak diperbolehkan memberikan atau
menyebarluaskan data dan informasi kepada pihak manapun tanpa
sepengetahuan dan seijin pihak pemberi kerja.
Jakarta, 2021
Kuasa Pengguna Anggaran
Satuan Kerja Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota .....

(...........................................)
(NIP. ...................................)

65
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
KEGIATAN : PENANGANAN AKSES REFORM (FIELD STAFF)
PELAKSANAAN : KONTRAKTUAL
PAGU : Sesuai RKAKL masing-masing
TAHUN ANGGARAN : 2021
NO URAIAN VOL SAT H. SAT JUMLAH Persentase
TOTAL SATUAN BIAYA Rp281.050.000
A BIAYA PERSONIL Rp231.000.000
1 Fieldstaf (Petugas Lapang) Rp231.000.000
1 Kategori I 2 org x 7 bln 14 OB Rp 3.600.000 Rp 50.400.000 83,92%
2 Kategori II 2 org x 7 bln 14 OB Rp 3.600.000 Rp 50.400.000 84,41%
3 Kategori III 2 org x 7 bln 14 OB Rp 3.300.000 Rp 46.200.000 81,48%
4 Kategori IV 2 org x 7 bln 14 OB Rp 3.200.000 Rp 44.800.000 80,60%
5 Kategori V 2 org x 7 bln 14 OB Rp 2.800.000 Rp 39.200.000 80,00%

B BIAYA NON PERSONIL Rp 50.050.000


1 Kategori I 2 org x 7 bln 14 OB Rp 690.000 Rp 9.660.000 16,08%
2 Kategori II 2 org x 7 bln 14 OB Rp 665.000 Rp 9.310.000 15,59%
3 Kategori III 2 org x 7 bln 14 OB Rp 750.000 Rp 10.500.000 18,52%
4 Kategori IV 2 org x 7 bln 14 OB Rp 770.000 Rp 10.780.000 19,40%
5 Kategori V 2 org x 7 bln 14 OB Rp 700.000 Rp 9.800.000 20,00%

C Total Biaya Fieldstaff Rp281.050.000


1 Kategori I Rp 60.060.000
2 Kategori II Rp 59.710.000
3 Kategori III Rp 56.700.000
4 Kategori IV Rp 55.580.000
5 Kategori V Rp 49.000.000

Kuasa Pengguna Anggaran/


Pejabat Pembuat Komitmen

Nama
NIP
Catatan :
Perhitungan untuk target setiap 100 KK dengan 2 orang field staff

57
LAMPIRAN VII DATA AKSES YANG DIBUTUHKAN PELAKU USAHA

DESA/KELURAHAN:PAKUJAYA KECAMATAN:SERPONG UTARA


KABUPATEN/KOTA:KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI:BANTEN TAHUN:2019

Nama Pelaku Usaha/ Koordinat Titik Tengah


NO NIK/ Penggunaan Status Kepemilikan Tanah Bidang Tanah Nama Instansi Akses Jenis Usaha/ Ket.

Alamat Sesuai KTP Tanah Sertifikat (No. Belum L B Kelompok Pendamping yang dibutuhkan Model
Hak/ Desa/ Terdaftar/ +- Pemberdayaan
Tahun) Luas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 LARNO/ 367402090003/ KAYU Warung 0000000000/ √ / 500 -6,2369026 106,67705 Jaya a. Bank BNI DIberikan pembinaan -
GEDE 2 Sembako Pakujaya/ 2018 Mandiri serta penambahan
modal
3 MUJIYO/ 367402070004/ KP. Warung 0000000000/ √ / 300 -6,2379508 106,67697 Jaya a. Bank BRI Pemberian Modal Ekspor telur
KAYU GEDE Sembako Pakujaya/ 2018 Mandiri ayam
Warung 0000000000/ √ / 300 -6,2379088 106,67097 Jaya a. Bank BRI Pemberian Modal Ekspor telur
Sembako Pakujaya/ 2018 Mandiri ayam
4

58
LAMPIRAN VIII DATA HASIL PENDAMPINGAN PENATAAN AKSES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DATA HASIL PENDAMPINGAN PENATAAN AKSES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DESA/KELURAHAN:PAKUJAYA KECAMATAN:SERPONG UTARA

KABUPATEN/KOTA:KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI:BANTEN TAHUN:2019

Nama Pelaku Usaha/ Koordinat Titik Tengah Jenis


NO NIK/ Penggunaan Status Kepemilikan Tanah Bidang Tanah Jenis Usaha/ Nama Akses yang Pendampingan/ Instansi Nomor

Alamat Sesuai KTP Tanah Sertifikat (No. Hak/ Belum L B Model Kelompok dibutuhkan Akses Pendamping Sertipikat
Desa/ Tahun) Terdaftar/ +- Pemberdayaan HT
Luas

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 LARNO/ 367402090003/ Warung 0000000000xxxx/ √ / 500 -6,236902386 106,6770825 UMKM - Keripik Jaya DIberikan pembinaan a. Bimtek Pembinaan a. Bank BNI 51xx
KAYU GEDE 2 Sembako Pakujaya/ 2018 Mandiri serta penambahan Agen Sembako
modal

3 MUJIYO/ 367402040384/ Warung 0000000000xxxx/ √ / 300 -6,237950088 106,6767097 PETERNAKAN - Jaya Pemberian Modal a. Bimtek Pembinaan a. Bank BRI 51xx
KP. KAYU GEDE Sembako Pakujaya/ 2018 Ayam Ras Mandiri Usaha Agen Sembako
Petelur

Warung 0000000000xxxx/ √ / 300 -6,237950088 106,6767097 PETERNAKAN - Jaya Pemberian Modal a. Bank BRI
Sembako Pakujaya/ 2018 Ayam Ras Mandiri
Petelur

59
LAMPIRAN IX KOMPONEN DATA PEMETAAN SOSIAL

Matrix Kuesioner Pemetaan Sosial meliputi:

Keterangan:
Indikator No Data dalam Kuesioner
1.1 Nama
1.2 NIK
1.3 Umur
1.4 Jenis kelamin
1.5 Nomor Tlp/HP
1 1.6 Status dalam Keluarga
1.7 Jumlah anggota keluarga (termasuk kepala keluarga)
1.8 Lokasi tanah (Jalan, Kelurahan/Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota)
1.9 Tingkat pendidikan anggota keluarga
1.10 Durasi bertempat tinggal di lokasi
2.1 Frekuensi konsumsi makanan pokok
2.2 Frekuensi konsumsi 4 sehat 5 sempurna
2.3 Akses informasi/penyuluhan kesehatan
2
2.4 Kepemilikan BPJS/KIS
2.5 Kondisi sarana dan prasarana serta sanitasi
lingkungan
3.1 Status Tanah (HM, HGB, dsb), Hunian (Milik Sendiri,
Milik Orang Tua, Sewa, dsb), dan Jenis hunian
(Permanen, Semi Permanen, Non Permanen)
3.2 Jenis Penataan Aset Yang Didapatkan (PTSL,
Redistribusi Tanah/Konsolidasi Tanah)
3 3.3 Nama Pemegang Hak Atas Tanah
3.4. Nama yang menguasai/mengolah tanah (jika tidak
dikuasai oleh pemilik)
3.5 No. Hak Atas Tanah (14 digit) dan NIB
3.6 Status Hak Tanggungan (telah dijaminkan/belum)
3.7 Luas Tanah, Luas Bangunan, dan Luas Halaman

60
4.1 Biaya pengeluaran rutin (harian. Mingguan dan
bulanan).
4.2 Jumlah tanggungan anak yang masih sekolah
4.3 Jenis Pekerjaan / Mata Pencaharian
4.4 Jenis usaha sampingan
4.5 Penghasilan rata-rata perbulan
4.6 Jarak tempuh ke tempat kerja
4.7 Alat transportasi yang dimiliki
4.8 Pemasukan penghasilan tambahan
4.9 Akses pinjaman modal masyarakat (Bank, Koperasi,
Renternir, Keluarga/Teman, Lembaga Pinjaman
lainnya)
4.10 Kondisi fisik atap, lantai, dan dinding rumah
4.11 Aksesibilitas jalan (jalan setapak, jalan roda dua,
jalan roda empat)
4.12 Jenis penggunaan dan pemanfaatan tanah yang
ditempati (rumah tinggal, tempat usaha, kebun,
4 sawah, lainnya)
4.13 Bantuan yang sedang/pernah didapatkan baik dari
pemerintah/swasta
4.14 Instansi pendamping yang memberikan bantuan
usaha (jika ada)
4.15 Potensi Usaha berdasarkan sektor
4.16 Pola Tanam atau Pola Usaha dalam setahun
4.17 Biaya yang dikeluarkan untuk satu kali tanam atau
usaha (modal)
4.18 Harga jual hasil usaha
4.19 Sistem pemasaran hasil produksi usaha
4.20 Keikutsertaan kegiatan usaha dalam bentuk
kelompok/koperasi (Nama Koperasi dan Bidang
Usaha Koperasi)
4.21 Hambatan yang dihadapi dalam usaha
4.22 Akses usaha yang dibutuhkan (modal usaha, lahan
pekerjaan, pendampingan keterampilan,
pengetahuan manajemen usaha, pemasaran, dll)
5.1 Kegiatan khas/ adat istiadat/ kearifan lokal.
5
5.2 Keberadaan karang taruna
6.1 Luas wilayah desa
6.2 Batas-batas administrasi desa
6.3 Berbagai peruntukkan lahan yang ada di desa
6.4 Transportasi yang tersedia menuju desa
6.5 Jarak desa ke Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi
6.6 Topografi (pegunungan, daerah pesisir, dsb)
6
6.7 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
produktif dan tidak produktif
6.8 Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
6.9 Jumlah kepala keluarga
6.10 Jumlah suku/etnis dan agama yang ada di desa
6.11 Potensi Alam/Lingkungan
7.1 Jenis Kelamin Subjek Pemilik Hak Atas Tanah
7 7.2 Kegiatan yang dilakukan kaum ibu (misalnya
keterlibatan dalam Program Kesejahteraan Keluarga)

61
Lampiran X Matriks Rancangan Anggaran Biaya Kegiatan Tahun Anggaran 2021 Revisi (Semula – Menjadi)
RINCIAN ANGGARAN BIAYA FASILITASI DAN PEMBINAAN KELUARGA TAHUN ANGGARAN 2021
Sumber Dana : Rupiah Murni (RM)
KATEGORI I (NUSA TENGGARA TIMUR, MALUKU, MALUKU UTARA, PAPUA, PAPUA BARAT)
Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah KK Penerima Akses
Unit Eselon I : Direktorat Jenderal Penataan Agraria Keluaran (Output) : Akses Reforma Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan di Daerah Sub Output : Akses Reforma Agraria Kategori I
Hasil (outcome) : Terwujudnya Pemberian Akses Reforma Agraria Volume Keluaran : 100 KK
Kegiatan : Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform) Kode KRO : 5551.BDE.010
SEM UL A M EN JADI

Tahap an P el aksanaan dan Jeni s Bi aya Bi aya Tahap an P el aksanaan dan Jeni s Bi aya
Bi aya
No Bi aya Bi aya Vol u me Satu an Ju ml ah (Rp ) No Bi aya Bi aya Vol u me Ju ml ah (Rp )
Ri nci an Komp onen Bi aya Ri nci an Komp onen Bi aya Satu an (Rp .)
Utama P endu ku ng (Rp .) Utama P endu ku ng
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
0 51 P ERSIAP AN 64.160 .2 0 0 0 51 P ERSIAP AN 62 .2 2 0 .2 0 0
521211 Bel anja bahan 72 0 .0 0 0 521211 Bel anja bahan 72 0 .0 0 0
- Bah an 2 P aket 360.000 720.000 - Bah an 2 P aket 360.000 720.000

521811 Bel anja Barang Konsu msi 1.440 .2 0 0 521811 Bel anja Barang Konsu msi 1.440 .2 0 0
AT K dan Bah an P en un jan g AT K dan Bah an P en un jan g
- 2 P aket 720.100 1.440.200 - 2 P aket 720.100 1.440.200
Komputer Komputer

522191 Bel anja Jasa L ai nnya 62 .0 0 0 .0 0 0 522191 Bel anja Jasa L ai nnya 60 .0 60 .0 0 0
- Fieldstaf 2 Oran g 31.000.000 62.000.000 - Fieldstaf 2 Oran g 30.030.000 60.060.000

P EM BEN TUKAN TIM P EN AN GAN AN AKSES REFORM A AGRARIA DAN P EN ETAP AN P EM BEN TUKAN TIM P EN AN GAN AN AKSES REFORM A AGRARIA DAN
0 52 2 .430 .0 0 0 0 52 2 .430 .0 0 0
L OKASI KEGIATAN P EN ETAP AN L OKASI KEGIATAN
521211 Bel anja bahan 2 .430 .0 0 0 521211 Bel anja bahan 2 .430 .0 0 0
- Bah an 1 P aket 2.430.000 2.430.000 - Bah an 1 P aket 2.430.000 2.430.000

0 53 P EM ETAAN SOSIAL 2 .0 40 .0 0 0 0 53 P EM ETAAN SOSIAL 5.82 0 .60 0


521219 Belan ja Baran g N on Operasion al Lain n ya 2 .0 40 .0 0 0 > Sosi al i sasi
- Biaya P emetaan Sosial 100 KK 20.400 2.040.000 521211 Bel anja bahan 2 .956.60 0
- Bah an 2 P aket 1.478.300 2.956.600
524113 Belan ja P erjalan an Din as Dalam Kota 2 .864.0 0 0
- T ran sport ke Lokasi (2 Oran g x 2 kali) 4 OT 150.000 600.000
- Uan g Harian (2 Oran g x 4 h ari) 8 OH 182.000 1.456.000
- P en gin apan (2 Oran g x 2 h ari) 4 OH 202.000 808.000
0 54 P EN YUL UHAN DAL AM RAN GKA P EN GEM BAN GAN P ROGRAM 5.0 64.0 0 0 0 54 P EN YUL UHAN DAL AM RAN GKA P EN GEM BAN GAN P ROGRAM 4.792 .0 0 0
521211 Bel anja bahan 4.0 44.0 0 0 521211 Bel anja bahan 3.360 .0 0 0
- Bah an 2 P aket 2.022.000 4.044.000 - Bah an 2 P aket 1.680.000 3.360.000

524113 Belan ja P erjalan an Din as Dalam Kota 1.0 2 0 .0 0 0 524113 Belan ja P erjalan an Din as Dalam Kota 1.432 .0 0 0
- T ran sport ke Lokasi (1 org x 1 kali) 1 OT 860.000 860.000 - T ran sport ke Lokasi (2 Oran g x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uan g Saku (1 org x 1 h ari) 1 OH 160.000 160.000 - Uan g Harian (2 Oran g x 2 h ari) 4 OH 182.000 728.000
- P en gin apan (2 Oran g x 1 h ari) 2 OH 202.000 404.000
0 55 P EN YUSUN AN M ODEL 2 .880 .60 0 0 55 P EN YUSUN AN M ODEL 72 0 .0 0 0
521211 Bel anja bahan 2 .544.0 0 0 521211 Bel anja bahan 72 0 .0 0 0
- Bah an 2 P aket 1.272.000 2.544.000 - Bah an 2 P aket 360.000 720.000

521219 Belan ja Baran g N on Operasion al Lain n ya 336.60 0


- Biaya P en yusun an Model 100 KK 3.366 336.600

0 56 P EN DAM P IN GAN P EN AN GAN AN AKSES 2 .0 40 .0 0 0 0 56 P EN DAM P IN GAN P EN AN GAN AN AKSES 2 .632 .0 0 0


521219 Belan ja Baran g N on Operasion al Lain n ya 2 .0 40 .0 0 0 521211 Bel anja bahan 1.2 0 0 .0 0 0
- Biaya P en dampin gan 100 KK 20.400 2.040.000 - Bah an 2 P aket 600.000 1.200.000

524113 Belan ja P erjalan an Din as Dalam Kota 1.432 .0 0 0


- T ran sport ke Lokasi (2 Oran g x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uan g Harian (2 Oran g x 2 h ari) 4 OH 182.000 728.000
- P en gin apan (2 Oran g x 1 h ari) 2 OH 202.000 404.000

0 57 EVAL UASI DAN P EL AP ORAN 680 .0 0 0 0 57 EVAL UASI DAN P EL AP ORAN 680 .0 0 0
521211 Bel anja bahan 530 .0 0 0 521211 Bel anja bahan 530 .0 0 0
- Bah an 2 P aket 265.000 530.000 - Bah an 2 P aket 265.000 530.000
521114 Bel anja Jasa P os dan Gi ro 521114 Bel anja Jasa P os dan Gi ro
- P en giriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000 - P en giriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000

TOTAL BIAYA KEL UARAN 79.2 94.80 0 TOTAL BIAYA KEL UARAN 79.2 94.80 0

VOL UM E KK 10 0 VOL UM E KK 10 0
IN DEKS BIAYA KEL UARAN 792 .948 IN DEKS BIAYA KEL UARAN 792 .948

62
KATEGORI II (SULAWESI UTARA, SULAWESI TENGAH, SULAWESI TENGGARA, NUSA TENGGARA BARAT, KEP. BANGKA BELITUNG, KEPULAUAN RIAU)

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah KK Penerima Akses
Unit Eselon 1 : Direktorat Jenderal Penataan Agraria Keluaran (Output) : Akses Reforma Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan di Daerah Sub Output : Akses Reforma Agraria Kategori II
Hasil (Outcome) : Terwujudnya Pemberian Akses Reforma Agraria Volume Keluaran : 100 KK
Kegiatan : Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform) Kode KRO : 5551.BDE.011
SEM UL A M EN JADI

Tahap an Pel aksanaan dan Jeni s Bi aya Tahap an Pel aksanaan dan Jeni s Bi aya
Bi aya Bi aya
No Bi aya Bi aya Vol ume Juml ah (Rp ) No Bi aya Bi aya Vol ume Juml ah (Rp )
Ri nci an Komp onen Bi aya Satuan (Rp .) Ri nci an Komp onen Bi aya Satuan (Rp .)
Utama Pendukung Utama Pendukung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
051 PERSIAPAN 52.440.200 051 PERSIAPAN 62.350.200
521211 Bel anja bahan 600.000 521211 Bel anja bahan 1.200.000
- Bahan 2 P aket 300.000 600.000 - Bahan 2 P aket 600.000 1.200.000

521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200 521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200
- AT K dan Bahan P enunjang 2 P aket 720.100 1.440.200 - AT K dan Bahan P enunjang 2 P aket 720.100 1.440.200

522191 Bel anja Jasa L ai nnya 50.400.000 522191 Bel anja Jasa L ai nnya 59.710.000
- Fieldstaf 2 Orang 25.200.000 50.400.000 - Fieldstaf 2 Orang 29.855.000 59.710.000

PEM BEN TUKAN TIM PEN AN GAN AN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PEN ETAPAN PEM BEN TUKAN TIM PEN AN GAN AN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PEN ETAPAN
052 1.890.000 052 1.890.000
L OKASI KEGIATAN L OKASI KEGIATAN
521211 Bel anja bahan 1.890.000 521211 Bel anja bahan 1.890.000
- Bahan 1 P aket 1.890.000 1.890.000 - Bahan 1 P aket 1.890.000 1.890.000

053 PEM ETAAN SOSIAL - 053 PEM ETAAN SOSIAL 6.273.850


521219 Belanja Barang N on Operasional Lainnya - > Sosi al i sasi
- Biaya P emetaan Sosial 100 KK - - 521211 Bel anja bahan 3.513.850
- Bahan 2 P aket 1.756.925 3.513.850
524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 2.760.000
- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 2 kali) 4 OT 150.000 600.000
- Uang Harian (2 Orang x 4 hari) 8 OH 157.000 1.256.000
- P enginapan (2 Orang x 2 hari) 4 OH 226.000 904.000
054 PEN YUL UHAN DAL AM RAN GKA PEN GEM BAN GAN PROGRAM 3.620.000 054 PEN YUL UHAN DAL AM RAN GKA PEN GEM BAN GAN PROGRAM 5.080.000
521211 Bel anja bahan 3.620.000 521211 Bel anja bahan 3.700.000
- Bahan 2 P aket 1.810.000 3.620.000 - Bahan 2 P aket 1.850.000 3.700.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota - 524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.380.000
- T ransport ke Lokasi (1 org x 1 kali) 1 OT - - - T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Saku (1 org x 1 hari) 1 OH - - - Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 157.000 628.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 226.000 452.000
055 PEN YUSUN AN M ODEL 2.120.000 055 PEN YUSUN AN M ODEL 1.200.000
521211 Bel anja bahan 2.120.000 521211 Bel anja bahan 1.200.000
- Bahan 2 P aket 1.060.000 2.120.000 - Bahan 2 P aket 600.000 1.200.000

521219 Belanja Barang N on Operasional Lainnya -


- Biaya P enyusunan Model 100 KK - -
056 PEN DAM PIN GAN PEN AN GAN AN AKSES - 056 PEN DAM PIN GAN PEN AN GAN AN AKSES 1.380.000
521219 Belanja Barang N on Operasional Lainnya - 521211 Bel anja bahan 2.200.000
- Biaya P endampingan 100 KK - - - Bahan 2 P aket 1.100.000 2.200.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.380.000


- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 157.000 628.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 226.000 452.000

057 EVAL UASI DAN PEL APORAN 680.000 057 EVAL UASI DAN PEL APORAN 680.000
521211 Bel anja bahan 530.000 521211 Bel anja bahan 530.000
- Bahan 2 P aket 265.000 530.000 - Bahan 2 P aket 265.000 530.000
521114 Bel anja Jasa Pos dan Gi ro 521114 Bel anja Jasa Pos dan Gi ro
- P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000 - P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000

TOTAL BIAYA KEL UARAN 60.750.200 TOTAL BIAYA KEL UARAN 78.854.050
VOL UM E KK 100 VOL UM E KK 100
IN DEKS BIAYA KEL UARAN 607.502 IN DEKS BIAYA KEL UARAN 788.541

63
KATEGORI III (ACEH, SUMATERA UTARA, SUMATERA BARAT, KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN TIMUR, KALIMANTAN SELATAN, SULAWESI SELATAN,
SULAWESI BARAT, GORONTALO)

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah KK Penerima Akses
Unit Eselon 1 : Direktorat Jenderal Penataan Agraria Keluaran (Output) : Akses Reforma Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan di Daerah Sub Output : Akses Reforma Agraria Kategori III
Hasil (Outcome) : Terwujudnya Pemberian Akses Reforma Agraria Volume Keluaran : 100 KK
Kegiatan : Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform) Kode KRO : 5551.BDE.012
SEM UL A M ENJADI

Tahap an Pel aksanaan dan Jeni s Bi aya Tahap an Pel aksanaan dan Jeni s Bi aya
Bi aya Satuan
No Bi aya Vol ume Juml ah (Rp ) No Bi aya Bi aya Vol ume Bi aya Satuan (Rp .) Juml ah (Rp )
Ri nci an Komp onen Bi aya Bi aya Utama (Rp .) Ri nci an Komp onen Bi aya
Pendukung Utama Pendukung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
051 PERSIAPAN 65.980.200 051 PERSIAPAN 58.680.200
521211 Bel anja bahan 540.000 521211 Bel anja bahan 540.000
- Bahan 2 P aket 270.000 540.000 - Bahan 2 P aket 270.000 540.000

521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200 521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200
- AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200 - AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200

522191 Bel anja Jasa L ai nnya 64.000.000 522191 Bel anja Jasa L ai nnya 56.700.000
- Fieldstaf 2 Orang 32.000.000 64.000.000 - Fieldstaf 2 Orang 28.350.000 56.700.000

052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN L OKASI KEGIATAN 1.890.000 052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN L OKASI KEGIATAN 1.890.000
521211 Bel anja bahan 1.890.000 521211 Bel anja bahan 1.890.000
- Bahan 1 P aket 1.890.000 1.890.000 - Bahan 1 P aket 1.890.000 1.890.000

053 PEM ETAAN SOSIAL 1.350.000 053 PEM ETAAN SOSIAL 5.636.000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1.350.000 > Sosi al i sasi
- Biaya P emetaan Sosial 100 KK 13.500 1.350.000 521211 Bel anja bahan 3.060.000
- Bahan 2 P aket 1.530.000 3.060.000
524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 2.576.000
- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 2 kali) 4 OT 150.000 600.000
- Uang Harian (2 Orang x 4 hari) 8 OH 153.000 1.224.000
- P enginapan (2 Orang x 2 hari) 4 OH 188.000 752.000
054 PENYUL UHAN DAL AM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 4.083.000 054 PENYUL UHAN DAL AM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 4.768.000
521211 Bel anja bahan 3.408.000 521211 Bel anja bahan 3.480.000
- Bahan 2 P aket 1.704.000 3.408.000 - Bahan 2 P aket 1.740.000 3.480.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 675.000 524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.288.000
- T ransport ke Lokasi (1 org x 1 kali) 1 OT 515.000 515.000 - T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Saku (1 org x 1 hari) 1 OH 160.000 160.000 - Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 153.000 612.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 188.000 376.000
055 PENYUSUNAN M ODEL 2.130.800 055 PENYUSUNAN M ODEL 1.872.000
521211 Bel anja bahan 1.908.000 521211 Bel anja bahan 1.872.000
- Bahan 2 P aket 954.000 1.908.000 - Bahan 2 P aket 936.000 1.872.000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 222.800


- Biaya P enyusunan Model 100 KK 2.228 222.800
056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 1.350.000 056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 3.928.000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 1.350.000 521211 Bel anja bahan 2.640.000
- Biaya P endampingan 100 KK 13.500 1.350.000 - Bahan 2 P aket 1.320.000 2.640.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.288.000


- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 153.000 612.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 188.000 376.000

057 EVAL UASI DAN PEL APORAN 680.000 057 EVAL UASI DAN PEL APORAN 689.800
521211 Bel anja bahan 530.000 521211 Bel anja bahan 530.000
- Bahan 2 P aket 265.000 530.000 - Bahan 2 P aket 265.000 530.000
521114 Bel anja Jasa Pos dan Gi ro 521114 Bel anja Jasa Pos dan Gi ro
- P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000 - P engiriman Laporan 1 P aket 159.800 159.800

TOTAL BIAYA KEL UARAN 77.464.000 TOTAL BIAYA KEL UARAN 77.464.000
VOL UM E KK 100 VOL UM E KK 100
INDEKS BIAYA KEL UARAN 774.640 INDEKS BIAYA KEL UARAN 774.640

64
KATEGORI IV (RIAU, JAMBI, SUMATERA SELATAN, LAMPUNG, BENGKULU)

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah KK Penerima Akses
Unit Eselon 1 : Direktorat Jenderal Penataan Agraria Keluaran (Output) : Akses Reforma Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan di Daerah Sub Output : Akses Reforma Agraria Kategori IV
Hasil (Outcome) : Terwujudnya Pemberian Akses Reforma Agraria Volume Keluaran : 100 KK
Kegiatan : Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform) Kode KRO : 5551.BDE.013
SEM ULA M ENJADI

Tahapan Pel aksanaan dan Jenis Biaya Tahapan Pel aksanaan dan Jenis Biaya
Biaya Satuan Biaya Satuan
No Biaya Vol ume Juml ah (Rp) No Biaya Biaya Vol ume Juml ah (Rp)
Rincian Komponen Biaya Biaya Utama (Rp.) Rincian Komponen Biaya (Rp.)
Pendukung Utama Pendukung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
051 PERSIAPAN 63.950.200 051 PERSIAPAN 57.530.200
521211 Bel anja bahan 510.000 521211 Bel anja bahan 510.000
- Bahan 2 P aket 255.000 510.000 - Bahan 2 P aket 255.000 510.000

521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200 521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200
- AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200 - AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200

522191 Bel anja Jasa Lainnya 62.000.000 522191 Bel anja Jasa Lainnya 55.580.000
- Fieldstaf 2 Orang 31.000.000 62.000.000 - Fieldstaf 2 Orang 27.790.000 55.580.000

052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN LOKASI KEGIATAN 1.770.000 052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN LOKASI KEGIATAN 1.770.000
521211 Bel anja bahan 1.770.000 521211 Bel anja bahan 1.770.000
- Bahan 1 P aket 1.770.000 1.770.000 - Bahan 1 P aket 1.770.000 1.770.000

053 PEM ETAAN SOSIAL 980.000 053 PEM ETAAN SOSIAL 5.405.700
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 980.000 > Sosial isasi
- Biaya P emetaan Sosial 100 KK 9.800 980.000 521211 Bel anja bahan 2.765.700
- Bahan 2 P aket 1.382.850 2.765.700
524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 2.640.000
- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 2 kali) 4 OT 150.000 600.000
- Uang Harian (2 Orang x 4 hari) 8 OH 150.000 1.200.000
- P enginapan (2 Orang x 2 hari) 4 OH 210.000 840.000
054 PENYULUHAN DALAM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 3.792.000 054 PENYULUHAN DALAM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 4.690.000
521211 Bel anja bahan 3.302.000 521211 Bel anja bahan 3.370.000
- Bahan 2 P aket 1.651.000 3.302.000 - Bahan 2 P aket 1.685.000 3.370.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 490.000 524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.320.000
- T ransport ke Lokasi (1 org x 1 kali) 1 OT 330.000 330.000 - T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Saku (1 org x 1 hari) 1 OH 160.000 160.000 - Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 150.000 600.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 210.000 420.000
055 PENYUSUNAN M ODEL 1.963.700 055 PENYUSUNAN M ODEL 850.000
521211 Bel anja bahan 1.802.000 521211 Bel anja bahan 850.000
- Bahan 2 P aket 901.000 1.802.000 - Bahan 2 P aket 425.000 850.000

521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 161.700


- Biaya P enyusunan Model 100 KK 1.617 161.700
056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 980.000 056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 3.190.000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 980.000 521211 Bel anja bahan 1.870.000
- Biaya P endampingan 100 KK 9.800 980.000 - Bahan 2 P aket 935.000 1.870.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.320.000


- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 150.000 600.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 210.000 420.000

057 EVALUASI DAN PELAPORAN 680.000 057 EVALUASI DAN PELAPORAN 680.000
521211 Bel anja bahan 530.000 521211 Bel anja bahan 530.000
- Bahan 2 P aket 265.000 530.000 - Bahan 2 P aket 265.000 530.000
521114 Bel anja Jasa Pos dan Giro 521114 Bel anja Jasa Pos dan Giro
- P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000 - P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000

TOTAL BIAYA KELUARAN 74.115.900 TOTAL BIAYA KELUARAN 74.115.900


VOLUM E KK 100 VOLUM E KK 100
INDEKS BIAYA KELUARAN 741.159 INDEKS BIAYA KELUARAN 741.159

65
KATEGORI V (DKI, JAWA BARAT, JAWA TENGAH, DI. YOGYAKARTA, JAWA TIMUR, BALI, BANTEN)

Kementerian/Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Indikator Kinerja Kegiatan : Jumlah KK Penerima Akses
Unit Eselon 1 : Direktorat Jenderal Penataan Agraria Keluaran (Output) : Akses Reforma Agraria
Program : Pengelolaan dan Pelayanan Pertanahan di Daerah Sub Output : Akses Reforma Agraria Kategori V
Hasil (Outcome) : Terwujudnya Pemberian Akses Reforma Agraria Volume Keluaran : 100 KK
Kegiatan : Penanganan Akses Reforma Agraria (Acces Reform) Kode KRO : 5551.BDE.014
SEM ULA M ENJADI

Tahapan Pel aksanaan dan Jenis Biaya Tahapan Pel aksanaan dan Jenis Biaya
Biaya Satuan Biaya
No Biaya Vol ume Juml ah (Rp) No Biaya Vol ume Juml ah (Rp)
Rincian Komponen Biaya Biaya Utama (Rp.) Rincian Komponen Biaya Biaya Utama Satuan (Rp.)
Pendukung Pendukung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
051 PERSIAPAN 57.980.200 051 PERSIAPAN 50.980.200
521211 Bel anja bahan 540.000 521211 Bel anja bahan 540.000
- Bahan 2 P aket 270.000 540.000 - Bahan 2 P aket 270.000 540.000

521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200 521811 Bel anja Barang Konsumsi 1.440.200
- AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200 - AT K dan Bahan P enunjang Komputer 2 P aket 720.100 1.440.200

522191 Bel anja Jasa Lainnya 56.000.000 522191 Bel anja Jasa Lainnya 49.000.000
- Fieldstaf 2 Orang 28.000.000 56.000.000 - Fieldstaf 2 Orang 24.500.000 49.000.000

052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN LOKASI KEGIATAN 1.830.000 052 PEM BENTUKAN TIM PENANGANAN AKSES REFORM A AGRARIA DAN PENETAPAN LOKASI KEGIATAN 1.830.000
521211 Bel anja bahan 1.830.000 521211 Bel anja bahan 1.830.000
- Bahan 1 P aket 1.830.000 1.830.000 - Bahan 1 P aket 1.830.000 1.830.000

053 PEM ETAAN SOSIAL 620.000 053 PEM ETAAN SOSIAL 5.740.300
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 620.000 > Sosial isasi
- Biaya P emetaan Sosial 100 KK 6.200 620.000 521211 Bel anja bahan 3.024.300
- Bahan 2 P aket 1.512.150 3.024.300
524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 2.716.000
- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 2 kali) 4 OT 150.000 600.000
- Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 8 OH 172.000 1.376.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 4 OH 185.000 740.000
054 PENYULUHAN DALAM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 3.718.000 054 PENYULUHAN DALAM RANGKA PENGEM BANGAN PROGRAM 5.168.000
521211 Bel anja bahan 3.408.000 521211 Bel anja bahan 3.810.000
- Bahan 2 P aket 1.704.000 3.408.000 - Bahan 2 P aket 1.905.000 3.810.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 310.000 524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.358.000
- T ransport ke Lokasi (1 org x 1 kali) 1 OT 150.000 150.000 - T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Saku (1 org x 1 hari) 1 OH 160.000 160.000 - Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 172.000 688.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 185.000 370.000
055 PENYUSUNAN M ODEL 2.010.300 055 PENYUSUNAN M ODEL 1.260.000
521211 Bel anja bahan 1.908.000 521211 Bel anja bahan 1.260.000
- Bahan 2 P aket 954.000 1.908.000 - Bahan 2 P aket 630.000 1.260.000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 102.300
- Biaya P enyusunan Model 100 KK 1.023 102.300
056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 620.000 056 PENDAM PINGAN PENANGANAN AKSES 1.800.000
521219 Belanja Barang Non Operasional Lainnya 620.000 521211 Bel anja bahan 1.800.000
- Biaya P endampingan 100 KK 6.200 620.000 - Bahan 2 P aket 900.000 1.800.000

524113 Belanja P erjalanan Dinas Dalam Kota 1.358.000


- T ransport ke Lokasi (2 Orang x 1 kali) 2 OT 150.000 300.000
- Uang Harian (2 Orang x 2 hari) 4 OH 172.000 688.000
- P enginapan (2 Orang x 1 hari) 2 OH 185.000 370.000

057 EVALUASI DAN PELAPORAN 680.000 057 EVALUASI DAN PELAPORAN 680.000
521211 Bel anja bahan 530.000 521211 Bel anja bahan 530.000
- Bahan 2 P aket 265.000 530.000 - Bahan 2 P aket 265.000 530.000
521114 Bel anja Jasa Pos dan Giro 521114 Bel anja Jasa Pos dan Giro
- P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000 - P engiriman Laporan 1 P aket 150.000 150.000

TOTAL BIAYA KELUARAN 67.458.500 TOTAL BIAYA KELUARAN 67.458.500


VOLUM E KK 100 VOLUM E KK 100
INDEKS BIAYA KELUARAN 674.585 INDEKS BIAYA KELUARAN 674.585

66

Anda mungkin juga menyukai