Anda di halaman 1dari 17

TUGAS i

MANAJEMEN RISIKO

Dosen Pengampu:
i

FIRDAUS
NIM i2022082…

PROGRAM PASCA SARJANA STIK-PTIK ANGKATAN 12

Jakarta, Mei 2023


MANAJEMEN RISIKO DALAM TRANSFORMASI SISTEM PEMBINAAN
SDM POLRI PADA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA POLRI
POLDA SULAWESI BARAT

Firdaus
Program Pasca Sarjana STIK-PTIK Angkatan 12

PENDAHULUAN
Globalisasi yang melanda dunia mempengaruhi dan mewarnai peta kebijakan
dan keamanan berbagai Negara di dunia di mana setiap Negara memiliki
interdependensi satu sama lainnya. Faktor keamanan merupakan hal yang sangat
penting bagi berlangsugnya pembangunan sebuah Negara dan bangsa, sebab tanpa rasa
aman akan sulit tercapai upaya suatu pemerintah dalam melaksanakan pembangunan
Negara dan bangsanya. Faktor keamanan tidak dapat dipahami dalam arti sempit, hanya
dari sudut pandang Negara (state security), dengan anggapan bahwa bila masyarakat
sejahtera, maka akan tercipta keamanan.Dengan demikian, spektrum dan konsep
keamanan menjadi lebih luas, fokusnya tidak lagi terbatas pada keamanan teritorial,
tetapi kepada dimensi keamanan manusia yang berada dalam lingkup Negara tersebut.
Keamanan manusia atau keamanan publik merupakan kondisi dinamis yang menjamin
terwujudnya keamanandan ketertiban masyarakat, terselenggaranya perlindungan,
pengayoman pelayanan masyarakat,dan penegakan hukum dalam menciptakan
keamanan dalam negeri. Sedangkan Keamanan dalam negeri (kamdagri) adalah suatu
keadaan yang ditandai dengan terjaminnya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib
dan tegaknya hukum, serta terselenggaranya perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
kepada masyarakat (Pasal 1 angka 7) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002.
Dinamika perkembangan lingkungan strategis yang dinamis baik global,
regional dan nasional saat ini diperngaruhi berbagai aspek yang dapat mengganggu
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pengaruh tersebut berdampak terhadap ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan dalam negeri. Lingkungan strategis yang
memuat berbagai ancaman dan tantangan menjadi isu penting bagi penerapan
pemolisian yang sesuai harapan masyarakat. Pada tataran global, isu itu lahir dari posisi
Indonesia dalam dinamika sosial, politik, instabilitas ekonomi dunia dan pandemi
Covid-19, perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat dan canggih, serta
fenomena terorisme dan paham radikalisme yang eksis di berbagai belahan dunia
sehingga rentan mempengaruhi kondisi keamanan dalam negeri Indonesia. Saat ini
perkembangan lingkungan strategis semakin maju dengan adanya era revolusi industri
4.0, yang telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Era revolusi
industri 4.0 memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas yang
diringi dengan kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan
biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah
(Klaus Schwab, 2019). Tetapi perkembangan teknologi informasi di era revolusi
industri mempunyai kontribusi bagi kehidupan manusia, dimana tingkat kecepatan dan
kemudahan kerja serta kebutuhan manusia dapat dilakukan secara instan melalui
konektivitas jaringan internet atau digitalisasi. Namun demikian dibalik kemajuan
teknologi informasi yang dibawa revolusi industri 4.0 tersebut juga terdapat dampak
negatif yang mengancam stabilitas kamdagri, dengan meningkatnya kejahatan
konvensional dan transnasional yang tentunya dalam operasinya kejahatan ini
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, seperti meningkatnya kejahatan siber.
Pemerintah Indonesia berserta seluruh aparatur pemerintah termasuk Polri
berupaya untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 dan dinamika perkembangan
lingkungan strategis. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah tersebut yaitu
komitmen untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia agar
mampu menguasai teknologi, informasi dan komunikasi sekaligus sebagai peningkatan
daya saing dengan SDM negara-negara lain dengan diluncurkannya Visi Indonesia
Maju. Dalam visi tersebut pemerintah Indonesia mencangkan peningkatan SDM di
berbagai daerah dengan harapan terwujud SDM yang tangguh, berdaya saing, dan
berkeativitas tinggi, sehingga mampu bersaing di tingkat internasional, tidak tertinggal
oleh disrupsi teknologi, tidak luntur oleh globalisasi, bahkan mendorong pertumbuhan
negara. Program prioritas nasional 2020-2024, prioritas pembangunan sumber daya
manusia (SDM) adalah merupakan salah satu prioritas nasional yang harus
ditindaklanjuti oleh semua Kementerian / Lembaga secara komprehensif, lintas sektor
dan terintegrasi. Berdasarkan pendapat Kemendikbud (2021), Indonesia diprediksi bisa
menjadi negara maju berperingkat kelima di tahun 2030 jika memiliki SDM yang
unggul dan tentunya ditunjang melalui pendidikan yang mumpuni. Akan tetapi, akses
masyarakat Indonesia terhadap tingkat pendidikan hingga SMA baru sebesar
40%.Banyak prediksi Indonesia mampu menduduki posisi negara terbesar kelima di
dunia, melihat peluang bonus demografi 67 persen generasi usia produktif. Untuk dapat
memasuki ke fase tersebut, tentu saja tidak mudah. Sebab, diperlukan keterlibatan
seluruh pemangku kepentingan baik pemerintah maupun yang lainnya harus turut andil
dalam membangun SDM yang mampuni.
Demikian halnya dengan Polri, dalam rangka menghadapi era revolusi industri
4.0 dan dinamika perkembangan lingkungan strategisterutama untuk mengimbangi
perkembangan teknologi informasi, maka dilakukan transformasi sistem pembinaan
SDM Polri. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas
lebih lanjut mengenai “MANAJEMEN RISIKO DALAM TRANSFORMASI
SISTEM PEMBINAAN SDM POLRI PADA BIRO SUMBER DAYA MANUSIA
POLRI POLDA SULAWESI BARAT”

PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, selanjutnya dapat diambil pokok
permasalahan dalam penulisan makalah ini yaitu “Bagaimana manajemen risiko dalam
transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro Sumber Daya Manusia Polri,
Polda Sulawesi Barat?”

PEMBAHASAN
A. Perkembangan Lingkungan Strategis (Lingstra)
Pembinaan Sumber Daya Manusia berarti kegiatan yang dilakukan terhadap
keberadaan Sumber Daya Manusia (Pegawai) dalam suatu Organisasi, agar mereka
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam melakukan pekerjaannya dengan sebaik-
baiknya dan seefektif mungkin. Pembinaan sumber daya manusia memang bukan
perkara mudah. Sebab, di dalam kegiatan pembinaan sumber daya manusia terdapat
pembentukan personel. Pembentukan personel tersebut mencakup peningkatan kualitas,
baik dalam hal keterampilan, loyalitas, hingga kemampuan individu dalam pelaksanaan
tugas. Sedangkan untuk pembinaan bisa dilakukan dengan memberikan training khusus
sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Selain itu juga bisa dengan memberikan
motivasi mental dan spiritual. Pembinaan SDM Polri selain bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan, juga agar Personel Polri mengerti tentang institusi Polri,
aturan yang berlaku, dan mengapa perlu mematuhi SOP. Pada dasarnya pelaksanaan
pembinaan SDM Polri dipengaruhi oleh faktor lingkungan strategis yang mendorong
organsisasi Polri untuk melakukan transformasi / perubahan yang sesuai dengan
perubahan lingkungan eksternal, secara langsung maupun tidak langsung dalam
pembinaan SDM Polri juga dipengaruhi oleh perkembangan global, regional dan
nasional.
Secara global, di era revolusi industri 4.0 kehadirannya diiringi dengan
kemajuan teknologi informasi. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan kemunculan
digitalisasi pada semua aspek kehidupan masyarakat. Dampak sosial dari revolusi
industry 4.0 dapat menciptakan pola pikir yang inovatif dan kreatif tapi tidak
menciptakan pola pikir yang kritis. Perkembangan teknologi informasi telah membawa
perubahan dan mempengaruhi pola berpikir, perilaku, dan tuntutan masyarakat
diseluruh dunia. Pola kerja secara global telah berubah secara drastis dalam waktu tiga
puluh tahun terakhir. Hal ini terjadi akibat adanya perubahan gelombang besar yang
mengakibatkan gangguan baru (a new wave of disruption) yang saat ini melanda dunia.
Fenomena ini disebut revolusi industri 4.0 atau revolusi digital. Sumber Daya Manusia
(SDM) yang tidak menguasai literasi digital cepat atau lambat akan tersingkir. Faktor
penting lain penyebab terjadinya revolusi industry 4.0 adalah akibat pengaruh
kapitalisme keuangan (financial capitalism). Dalam perspektif pengelolaan Sumber
Daya Manusia (SDM), tantangan yang terjadi pada negara-negara di berbagai belahan
dunia pada masa revolusi industry 4.0 ini memerlukan langkah dan pendekatan baru
yang proaktif, yaitu literasi baru yang mencakup literasi data, literasi teknologi dan
literasi manusia.
Perkembangan tenologi informasi sebagai dampak dari era revolusi industri 4.0,
memicu setiap negara dibelahan dunia untuk berlomba-lomba meningkatkan
kompetensi Sumber Daya Manusianya. Pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia,
mempunyai posisi yang sangat dibutuhkan dalam upaya menjembatani perkembangan
dunia yang semakin transparan dan global (di era revolusi industri 4.0). Perkembangan
SDM di Amerika serikat dan Uni Eropa saat ini yaitu beruupaya untuk memiliki
kompetensi dalam pemanfaatan teknologi digital, sebab dunia kerja di kawasan
Amerika Serikat dan Uni Eropa saat ini dilaksanakan serba otomatis, robotik, dan
menggunakan teknologi termutakhir. Selain tersebut SDM masyarakat mereka wajib
mempunyai kompetensi ini untuk mewujudkan pabrik cerdas (smart factories), seperti
salah satunya Internet of Things (IoT) dan penggunaan Big Data. Perkembangan
teknologi infrormasi sebagai dampak dari era revolusi industri 4.0 menjadi disrupsi
terhadap berbagai organisasi di dunia termasuk dalam organisasi Polri, dimana SDM
Polri harus mampu mengimbangi perubahan pelayanan berbasis elektronik kearah
digital dengan penggunaan Big Data.
Secara regional, negara-negara kawasan Asia berupaya untuk melaksanaan
program peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan
(reskilling) SDM berdasarkan kebutuhan negaranya saat ini, dengan lebih menekankan
pada bidang Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics (STEAM).
Sedangkan kompetensi yang harus dikuasai oleh SDM negara di kawasan Asia dalam
menghadapi era industri 4.0, yaitu pembuatan logika, intelegensi sosial, pemikiran baru
dan adaptif, kompetensi lintas budaya, berfikir komputasi. literasi media baru, lintas
disiplin, pola pikir design, managemen beban kognitif dan kolaborasi. Kegiatan dan
langkah perkembangan SDM di Asia berpengaruh terhadap perkembangan SDM di
Indonesia, sehinga perlu dilakukan pengembangan SDM agar tidak kalah bersaing dan
memiliki kompetensi yang memadai untuk menghadapi era revolusi industri 4.0.
Secara nasional, upaya mewujudkan pembangunan SDM tersebut telah
dilakukan Indonesia dengan menyiapkan talent Manajemen Strategik atau Manajemen
Nasional. Dalam rangka mendukung talent Manajemen Strategik, peningkatan kualitas
SDM dilakukan pula oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai institusi di
bindang keamanan, hal tersebut dilakukan dengan upaya transformasi sistem pembinaan
SDM Polri yang mengarah pada program menjadikan SDM Polri yang unggul di era
Police 4.0, dengan aksi diantaranya rekrutmen Polri berdasarkan kebutuhan organisasi
berbasis teknologi informasi, pemantapan program rekrutmen proaktif dalam proses
rekrutmen Polri affirmative action, talent scouting, dan reward, mengalokasikan
rekrutmen ASN Polri yang mengakomodir kelompok berkebutuhan khusus sesuai
kebutuhan, peningkatan kemampuan SDM Polri dalam penguasaan Teknologi
Informasi, rekrutmen Tenaga Ahli dengan perjanjian kerja dalam rangka mendukung
perubahan dalam level eselon tertentu sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan,
penataan kurikulum pada pendidikan pembentukan, pengembangan spesialisasi, dan
pengembangan umum, meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan menuju
pendidikan berkelas dunia world class standard dan pemenuhan jumlah personel Polri
sesuai kebutuhan prioritas berdasarkan demografi dan karakteristik kerawanan daerah.
Kebutuhan akan peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Polri tersebut sebagai upaya
untuk mengimbangi kemajuan era revolusi industri 4.0. Terutama dalam menghadapi
tantangan pelayanan berbasis digital serta untuk menghadapi ancaman keamanan siber.
B. Manajemen Risiko Karo SDM Dalam Transformasi Sistem Pembinaan SDM
Polri Pada Biro Sumber Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat
Pembinaan dan mengembangkan pengetahuan SDM berarti meningkatkan
kemampuan personel Polri untuk lebih mengenal dan memahami seluk-beluk
pelaksanaan tugas agar lebih mendalam, perkembangan institusi Polri dari waktu ke
waktu, sasaran yang akan dicapai sesuai Visi dan Misi Polri. Sehingga diperlukan
Transformasi dalam sistem pembinaan SDM Polri, sesuai dengan pemantapan program
transformasi prioritas dalam kebijakan Polri Presisi (prediktif, responsibilitas, dan
transparansi berkeadilan) yaitu program SDM Polri yang unggul di era Police 4.0 yang
mengarah pada peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Polri. Arus transformasi sistem
pembinaan SDM Polri dilakukan dengan prinsip integrasi, posisional, proporsional, dan
partnership (Rakernis AS SDM Polri, 2021). Program yang berkaitan dengan
transformasi sistem pembinaan SDM yaitu menjadikan SDM Polri yang unggul di era
police 4.0 diantaranya dilakukan melalui pemantapan rekrutmen serta pendidikan dan
pelatihan agar terbentuk SDM Polri yang memiliki prestasi, terlebih memiliki
kemampuan di bidang teknologi infomasi. Terwujudnya SDM Polri yang berkualitas
dan berkuantitas menjadi tolok ukur keberhasilan program transformasi sistem
pembinaan SDM Polri. Sedangkan sasaran prioritas Pembinaan SDM Polri tahun 2021
akan mengacu pada hal-halyang telah dicapai pada tahun sebelumnya baik di bidang
penyediaan, pendidikan, penggunaan,perawatan personel dan pengakhiran dinas melaui
program unggulan meliputi: (1) Pemberlakuan rekrutmen terbuka dan transparan,
penguatan Assessment Center, rekam jejak personel Polri, proses penempatan
pendidikan dengan tour of area (TOA) /tour of duty (TOD) yang terbuka dan
berkeadilan serta promosi jabatan terbuka, (2) Mendukung terwujudnya gerakan
revolusimental, tertib sosial di ruang publik melalui perubahan mind set dan culture set
bagi personel Polrisebagai pelayan terdepan.
Berbagai permasalahan SDM terkait pembinaan karier, pengendalian personel,
perawatan personel, dan psikologi terus terjadi sejak lama sehingga diperlukan suatu
kajian dan strategi yang komprehensif dan holistik.Untuk terlaksananya transformasi
sistem pembinaan SDM Polri dan sasaran pembinaan SDM Polri dengan baik, tentu
memerlukan tata kelola yang konsisten dan profesional. Tata kelola pembinaan SDM
Polri yang dilakukan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan
keberhasilan dari transformasi organisasi Polri, sehingga dapat meningkatkan nilai
tambah dalam jangka panjang dengan memperhatikan kepentingan organisasi Polri.
Namun didalam prakteknya transformasi sistem pembinaan SDM Polri belum optimal
untuk menghasilkan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM Polri. Kondisi ini dapat
dilihat dari sistem manajemen pembinaan SDM yang belum optimal tergambarkan
dimulai dari siklus/tahapan penyediaan, pendidikan, penggunaan, perawatan dan
pengakhiran dinas masih belum seluruhnya mengadopsi dan mengoptimalkan
penggunaan Teknologi Informasi sehingga pencapaian peningkatan kualitas pelayanan
pembinaan SDM Polri masih belum optimal, dimana ke lima siklus tersebut merupakan
sebuah satu kesatuan yang mana proses ini saling terait satu dengan yang lainnya.
Manajemen risiko dalam transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro
Sumber Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat diawali dengan analisis SWOT.
Berdasarkan pendapat Freddy Rangkuti (2013: 10), analisa SWOT (Strengths,
Weaknesses, Opportunities, and Threats) telah menjadi salah satu alat yang berguna
dalam dunia industri. Namun demikian tidak menutup kemungkinan untuk digunakan
sebagai aplikasi alat bantu pembuatan keputusan di institusi Kepolisian Negara
Republik Indonesia. Dalam analisis SWOT, masing-masing strengths, weaknesses,
opportunities dan threats harus diidentifikasikan guna menjadi bahan pengambilan
keputusan.
Pembinaan Sumber Daya Manusia berarti kegiatan yang dilakukan terhadap
keberadaan Sumber Daya Manusia dalam organisasi, agar mereka lebih berdayaguna
dan berhasil guna dalam melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya dan seefektif
mungkin, sehiggga untuk mewujudkan SDM sebagaimana yang dimaksud diatas maka
SDM tersebut perlu dibina dengan sebaik baiknya. Adapun tujuan pembinaan ini untuk
membentuk sikap SDM Polri agar berorientasi kepada transformasi organisasi Polri
serta pembangunan nasional dan bertindak sebagai pemerakarsa pembaharuan dan
bertindak sebagai penggerak pembangunan internal institusi Polri serta eksternal dalam
mendukung pembangunan nasional. Untuk itu perlunya penggunaan teknologi informasi
(TI) dan perlunya penambahan SDM dengan kompetensi di bidang teknologi informasi
dalam menjalankan fungsi pembinaan SDM di era revolusi industri 4.0, dikarenakan
saat ini merupakan era digitalisasi,yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan
personel Polri dalam mengakses informasi-informasi terkait pembinaan SDM Polri
mulai dari aspek rekrutmen sampai dengan pengakhiran dinas. Secara faktual
pelaksanaan transformasi sistem pembinaan SDM Polri guna menghadapi era revolusi
industri 4.0 dan dinamika perkembangan lingkungan strategis belum optimal.
Analisis SWOT terhadap transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro
Sumber Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat, diantaranya sebagai berikut:
A. FaktoriInternal
1) Peluang
a. Adanya visi Indonesia maju 2024 dengan terdapat program peningkatan
kualitas SDM masyarakat Indonesia.Saat ini, Indonesia sedang berada di
puncak bonus demografi, di mana penduduk usia produktif kita jauh lebih
tinggi dibandingkan usia tidak produktif, kondisi iniakan menjadi kesempatan
besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul. Dalam visi Indonesia
maju 2024 pada poin pertama terdapat program peningkatan kualitas manusia
Indonesia.
b. Terdapatnya Peraturan Presiden No. 52 Tahun 2010 tentang restrukturisasi
organisasi Polri yang merupakan wujud keinginan kuat pemerintah terhadap
peningkatan kinerja dan profesionalisme SDM Polri. Pemerintah
menginstruksikan Polri melakukan pembenahan manajemen internal Polri,
memantapkan solidaritas internal dan profesional, pelayanan publik dengan
modernisasi teknologi informasi serta pembenahan kerjasama dengan semua
elemen masyarakat.
c. Terdapatnya kerja sama dengan Kementrian/Lembaga pemerintah dalam
membantu penerimaan calon anggota Polri secara online. Kerja sama dalam
penerimaan calon anggota Polri tersebut bertujuan untuk memanfaatkan data
yang dimiliki oleh Kementerian/Lembaga khususnya data dukcapil yang
dimiliki Mendagri dan fasilitas teknologi komunikasi yang dimiliki
Kemkominfo, sehingga informasi tentang penerimaan aggota Polri dapat
tersebar keseluruh wilayah.
d. Adanya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 tentang
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), yang dapat dimanfaatkan
untuk memberikan pelayanan Polri secara digital untuk mendukung
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, transparan,
akuntabel, serta berkualitas dan terpercaya. Penerapan e-Polri diharapkan dapat
meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam proses
manajemen pengadaan SDM Polri. Tidak hanya dalam pemberian pelayanan
publik kepada masyarakat, namun juga tata kelola internal didalam institusi
Polri. Agar efektif, efisien, dan kinerja Polri meningkat. Contohnya
penggunaan Sistem Informasi Personel Polri (SIPP) dalam hal pengelolaan
data anggota Polri dan e-Rekpro dalam rekrutmen anggota Polri.
e. Keinginan kuat masyarakat agar institusi Polri mampu tampil sebagai
organisasi modern yang merupakan bagian dari Police Universal yang
demokratis. Masyarakat di era revolusi indutri 4.0 berharap bahwa Polri dalam
memberikan pelayanan dapat dilakukan dengan birokrasi yang singkat serta
menggunakan layanan berbasis teknologi informasi yang mudah untuk diakses
oleh masyarakat.
2) Ancaman
a. Perkembangan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0 menjadi
boomerang bagi setiap pemerintahan dan organisasi jika tidak dapat
menyikapinya dengan baik. Organisasi baik pemerintah maupun swasta pada
dasarnya menyambut baik perkembangan teknologi infirmasi dalam
mempermudah pelayanan, tetapi kondisi ini juga berdampak terhadap
perubahan sistem kerja dari sifatnya konvensional menjadi digitalisasi.
b. Terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) akan
berpengaruh terhadap dukungan anggaran pembinaan SDM Polri Biro Sumber
Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat.
c. Terjadi persaingan kualitas SDM antar negara-negara dibelahan dunia sebagai
dampak dari perkembangan teknologi informasi di era revolusi industri 4.0.
Pengelolaan sumber daya manusia yang baik menjadi kunci keberhasilan suatu
negara. Kualitas sumber daya manusia suatu negara dapat mencerminkan
tingkat kemajuan negara tersebut.
d. Era revolusi industri 4.0 selain menjadi disrupsi bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara juga dapat memunculkan jenis kejahatan berbasis teknologi
informasi yang mengancam stabilitas kamdagri. Dengan meningkatnya
teknologi informasi setiap orang dapat menjadi korban dan pelaku tindak
pidana siber, sebab kejahatan tersebut dapat dengan mudah dilakukan hanya
bermodal jaringan internet dan smartphone yang dimiliki masyarakat.
e. Belum optimalnya pemerintah Indonesia mengadakan kerja sama dengan
negara-negara lainnya salah satunya melalui jalur pendidikan. Pendidikan
merupakan hal penting untuk meningkatkan kualitas SDM, saat ini untuk
dukungan pendidikan khususnya pendidikan di luar negeri kurang mendapat
dukungan berupa beasiswa, sehingga dapat meringankan beban dari peserta
didik asal Indonesia.
B. Faktor Internal
1) Kekuatan
a. Terdapatnya road map transformasi menuju Polri yang presisi, dimana
didalamnya terdapat program menjadikan SDM Polri yang unggul di era Police
4.0, dengan kegiatan diantaranya peningkatan kuantitas dan kualitas SDM
Polri, peningkatan sistem manajemen karir berbasis kinerja, perluasan kerja
sama pendidikan di dalam dan luar negeri, pengelolaan SDM yang humanis
serta peningkatan kesejahteraan pegawai Polri. Program ini diharapkan dapat
membangun persamaan persepsi dan menjadi upaya peningkatan kualitas SDM
Polda Sulawesi Barat.
b. Terdapat kebijakan pimpinan Polri untuk melaksanakan transformasi sistem
pembinaan SDM Polri dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang unggul di
era Police 4.0 yang tertuang dalam Perkap Nomor 99 Tahun 2020 Tentang
Sistem, Manajemen dan Standar Keberhasilan Pembinaan Sumber Daya
Manusia Polri Yang Berkeunggulan. Sistem Pembinaan SDM Polri merupakan
keseluruhan proses pembinaan fungsi SDM yang terintegrasi, saling berkaitan,
saling mendukung dan secara keseluruhan bersatu untuk mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efisien.
c. Dibangunnya jaringan / aplikasi pengakhiran dinas anggota Polri yang
terhubung dengan SIPP atau melalui Big Data Mabes Polri. Sistem Informasi
Personel Polri yang selanjutnya disingkat SIPP adalah sistem berbasis
komputer yang dapat menerima, mengirim, menyimpan, mengolah dan
menyajikan data dan informasi tentang pegawai negeri pada Polri secara online
maupun manual yang akurat, berkualitas dan tepat waktu sebagai upaya
mendukung penyelenggaraan pembinaan SDM Polri.
d. Adanya pelaksanaan program peningkatan ketrampilan (upskilling) atau
pembaruan ketrampilan (re-skilling) bagi SDM Polri berdasarkan kebutuhan
institusi Polri. Dengan adanya progran tersebut diharapkan terwujud Sumber
Daya Manusia Polri yang ungguldengan mampu memanpilakan sikap
profesional, berintegritas, bertanggung jawab dan berorientasi pada tujuan
organisasi Polri.
e. Adanya langkah dalam peningkatan kualitas pelayanan publik oleh SDM Polri
sesuai dengan visi yang presisi. Sebagian besar unit kepolisian sudah banyak
melakukan pembenahan seperti tersedia maklumat pelayanan, visi-misi, ruang
pelayanan yang representatif, inovasi layanan, sistem mekanisme prosedur
yang jelas, dan penyediaan layanan khusus lansia dan disabilitas. Hal ini juga
dibuktikan dengan banyaknya Polres yang sudah masuk dalam kategori ZI
(Zona Integritas), WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi) dan WBBM Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani.
2) Kelemahan
a. Belum optimalnya dalam pemetaan bakat (talent mapping) agar para calon
anggota Polri dapat dikelompokan ke dalam kompetensi dan keahliannya
masing-masing. Talent mapping atau dikenal juga dengan pemetaan bakat
sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui bakat yang dominan dalam
diri calon anggota Polri. Dengan mengetahui bakat apa yang dimiliki, maka
akan lebih mudah untuk memilih jurusan atau penempatan fungsi yang tepat.
Tanpa mengenali bakat yang ada, akan sulit bagi untuk berkarya dengan
optimal. Hal inilah yang akhirnya mendasari penerapan pemetaan bakat dalam
rekrutmen calon anggota Polri. Dengan pemetaan bakat, Biro Sumber Daya
Manusia Polri Polda Sulawesi Barat dapat melihat bidang pekerjaan apa yang
tepat bagi para calon anggota berdasarkan bakat yang dimilikinya.
b. Metode dalam aspek pendidikan SDM baik pendidikan pembentukan maupun
pendidikan pengembangan belum optimal menambahkan kurikulum Mata
Pelajaran berbasis teknologi informasi. Saat ini Indonesia menuju era revolusi
industri 4.0, sehingga seluruh aparat kepolisian harus mampu memanfaatkan
teknologi digital dengan baik serta terus menerus meningkatkan kemampuan.
Tujuan dari pembelajaran teknologi informasi selain untuk mendukung kinerja
pelayanan berbasis teknologi informasi juga untuk dapat menanggulangi
berbagai kejahatan siber yang semakin meningkat.
c. Lemahnya sosialisasi aspek/bidang perawatan personel Polri dengan
menggunakan sarana teknologi informasi /menggunakan media online.
Perawatan personel Polri meliputi pelayanan hak, pembinaan religi, pembinaan
jasmani dan pengakhiran dinas. Pelaksana dari bidang perawatan personel Polri
yaitu Biro Perawatan Personel (Rowatpers) yang bertugas menyelenggarakan
pembinaan SDM Polri yang meliputi pembinaan religi, pembinaan jasmani,
pelayanan hak-hak anggota dan PNS Polri.
d. Kurang memadainya dukungan anggaran untuk pelaksanaan transformasi
sistem pembinaan SDM Polri. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM juga
akan ditopang oleh peningkatan dana abadi pengadaan dan pendidikan. Sumber
daya manusia itu menjadi prioritas utama untuk arah pembangunan Polri ke
depan, selain itu SDM merupakan investasi jangka panjang.
e. Sarana dan prasarana yang menunjang dalam proses rekrutmen calon anggota
Polri di beberapa Polda kurang medadai, sehingga proses rekrutmen belum
optimal dilaksanakan secara efeisien dengan menggunakan teknologi
informasi. Polri berupaya untuk meningkatkan jaringan internet dibeberapa
wilayah hukum Polda yang belum mempunyai jaringan internet, melalui kerja
sama yang dibangun dengan Pemerintah Daerah dan Kemkominfo serta pihak
penyedia jasa layanan internet.
Tabel 1
Strategic Factor Analysis Summary (SFAS)
JANGKA WAKTU

PANJANG
PENDEK

SEDANG
No. FAKTOR STRATEGIK KUNCI

1. Melaksanakan pengelolaan anggaran pembinaan SDM Polri secara efektif


dan efisien guna terwujudnya SDM Polri Polda Sulawesi Barat yang unggul
di era Poice 4.0.
2. Mengoptimalkan pemetaan bakat (talent mapping) untuk mengelompokan
calon anggota Polri Polda Sulawesi Barat ke dalam kompetensi dan
keahliannya masing-masing
3. Meningkatkan aspek / bidang perawatan personel Polri dalam rangka
transformasi sistem pembinaan SDM Polri Polda Sulawesi Barat
4. Memotivasi pemerintah daerah dan pusat untuk membantu Polri mengadakan
kerja sama jalur pendidikan dengan berbagai Universitas negeri dan swasta
baik di dalam dan luar negeri.
5. Mengoptimalkan peran Biro Watpers dalam sosialisasi hak- hak personel dan
pengakhiran dinas personel Polri Polda Sulawesi Barat
6. Melaksanakan kebijakan pimpinan Polri untuk melaksanakan transformasi
sistem pembinaan SDM Polri dalam rangka mewujudkan SDM Polri Polda
Sulawesi Barat yang unggul di era Police 4.0
7. Mendukung visi Indonesia maju 2024 melalui program peningkatan kualitas
SDM Polri Polda Sulawesi Barat.
8. Meningkatkan kerja sama dengan Kementrian / Lembaga pemerintah dalam
membantu penerimaan calon anggota Polri Polda Sulawesi Barat
9. Memanfaatkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk
peningkatan pelayanan Polri Polda Sulawesi Barat secara digital
10. Melaksanakan road map transformasi menuju Polri yang presisi, dengan
program menjadikan SDM Polri Polda Sulawesi Barat yang unggul di era
Police 4.0
Kerangka kerja manajemen risiko yang dimiliki Biro Sumber Daya Manusia
Polri Polda Sulawesi Barat adalah optimalisasi transformasi sistem pembinaan SDM
Polri pada Biro Sumber Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat. Strategi Menurut
Siagian (2004) merupakan serangkaian keputusan atau tindakan mendasar yang disusun
oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi
dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut. Strategi juga merupakan penetapan
sasaran atau tujuan jangka panjang (targeting and long-term goals) suatu perusahaan
dan arah tindakan maupun alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran atau tujuan (achieve the goals and objectives). Penerapan strategi dilaksanakan
secara bertahap, mulai dari strategi jangka pendek, jangka sedang dan jangka panjang,
hal tersebut dijabarkan sebagai berikut :
1. Penerapan iManajemen iRisiko
1. Penetapan ikonteks
a. Strategi i
1) Jangka pendek (0 - 1 tahun)
a) Mengoptimalkan pemetaan bakat (talent mapping) untuk
mengelompokan calon anggota Polri ke dalam kompetensi dan
keahliannya masing-masing
b) Meningkatkan aspek / bidang perawatan personel Polri dalam rangka
transformasi sistem pembinaan SDM Polda Sulawesi Barat
c) Mengoptimalkan peran Biro Watpers dalam sosialisasi hak-hak personel
dan pengakhiran dinas personel Polri Polda Sulawesi Barat
d) Mendukung visi Indonesia maju 2024 melalui program peningkatan
kualitas SDM Polri Polda Sulawesi Barat.
2) Strategi jangka sedang (0 – 3 tahun)
a) Melaksanakan pengelolaan anggaran pembinaan SDM Polri secara
efektif dan efisien guna terwujudnya SDM Polri Polda Sulawesi Barat
yang unggul di era Poice 4.0
b) Melaksanakan kebijakan pimpinan Polri untuk melaksanakan
transformasi sistem pembinaan SDM Polri dalam rangka mewujudkan
SDM Polri Polda Sulawesi Barat yang unggul di era Police 4.0
c) Melaksanakan road map transformasi menuju Polri Polda Sulawesi Barat
yang presisi, dengan program menjadikan SDM Polri yang unggul di era
Police 4.0.
3) Strategi jangka panjang (0 – 5 tahun) : i
a) Memotivasi pemerintah daerah dan pusat untuk membantu Polri
mengadakan kerja sama jalur pendidikan dengan berbagai Universitas
negeri dan swasta baik di dalam dan luar negeri
b) Meningkatkan kerja sama dengan Kementrian / Lembaga pemerintah
dalam membantu penerimaan calon anggota Polri Polda Sulawesi Barat.
c) Memanfaatkan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) untuk
peningkatan pelayanan Polri Polda Sulawesi Barat secara digital.

b. Sasaran:
1) Terlaksananya pengelolaan sumber daya organisasi Polri dalam mendukung
transformasi sistem pembinaan SDM Polri Polda Sulawesi Barat guna
menghadapi era 4.0 dan dinamika perkembangan lingkungan strategis.
2) Terlaksananya transformasi sistem pembinaan SDM Polri Polda Sulawesi
Barat guna menghadapi era revolusi industri 4.0 dan dinamika
perkembangan lingkungan strategis.
3) Terlaksananya kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polri Polda
Sulawesi Barat dalam rangka terwujudnya stabilitas kamdagri.
c. Indikator sasaran: Karo SDM Polda Sulawesi Barat mengoptimalkan
transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro Sumber Daya Manusia
Polri Polda Sulawesi Barat.
d. Pejabat instansi pelaksana yang terlibat: Karo SDM, Stakeholder terkait.
e. Daftar pemangku kepentingan: Karo SDM, Stakeholder terkait.
f. Peraturan: UUi RIi iNo. i2 Tahun 2002 tentang Polri, Perkap No. 2 Tahun
2013 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Polri dan
Perpol No. 4 Tahun 2022 tentang Manajemen Risiko di lingkungan Polri.
2. Identifikasi risiko
Pada identifikasi risiko menghasilkan pernyataan risiko meliputi, terkesan kurang
optimalnya kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polda Sulawesi
Barat.
3. Analisis risiko
Analisis risiko, adalah adanya ego sektoral diantara stakeholders.
KOMUNIKASI & KONSULTASI
Gambar 4

MONITORING & REVIEW


Kerangka Manajemen Resiko

RISK ASSESMENT
MENYUSUN KONTEKS

IDENTIFIKASI RESIKO

ANALISIS RESIKO

EVALUASI RESIKO

PENANGANAN /
PENGENDALIAN

4. Evaluasi Risiko
Pengoptimalan transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro Sumber
Daya Manusia Polri Polda Sulawesi Barat tidak berjalan dengan optimal.
5. Penanganan Risiko
Perlu meningkatkan kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polda
Sulawesi Barat.

2. Perbaikan
1. Rencana Aksi Penanganan Risiko
Perlu peningkatan kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polda
Sulawesi Barat.
2. Pemantauan Rencana Aksi
Pemantauan rencana aksi dilaksanakan dengan realisasi waktu bulan Juni-Juli
guna mengetahui hambatan peningkatan kerja sama antar lembaga untuk
pembinaan SDM Polda Sulawesi Barat.
3. Pemantauan Risiko Aktual
Meningkatkan kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polda Sulawesi
Barat dan tata cara pelaksanaannya dituangkan dalam sebuah laporan
peningkatan kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM Polda Sulawesi
Barat.

PENUTUP
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya terkait dengan manajemen risiko
transformasi sistem pembinaan SDM Polri pada Biro Sumber Daya Manusia Polri Polda
Sulawesi Barat, diketahui bahwa risiko yang dihadapi Karo SDM Polda Sulawesi Barat
adalah terkait dengan peningkatan kerja sama antar lembaga untuk pembinaan SDM
Polda Sulawesi Barat.
Oleh karena itu, kami merekomendasikan kepada Kapolda Sulawesi Barat u.p.
Karo SDM agar melakukan membuat kesepakatan bersama dengan membuat
Memorandum of Understanding dengan Diskominfo, Disdukcapil dan Dinas Kesehatan
dalam rangka kerja sama dibidang rekruitmen anggota Polri. Dimana kerja sama yang
dibangun dengan Diskominfo yaitu dengan membantu Polda Sulawesi Barat dalam
penambahan jaringan internet keseluruh wilayah serta membantu dalam proses
penyebaran informasi di berbagai platform media sosial untuk meningkatkan animo
masyarakat, kerja sama yang dibangun dengan Disdukcapil yaitu dengan memanfaatkan
data Disdukcapil untuk digunakan Polda Sulawesi Barat dalam merekrut masyarakat
yang berminat menjadi anggota Polri di berbagai wilayah, sedangkan kerja sama dengan
Dinas Kesehatan yaitu untuk membantu peningkatan pelayanan kesehatan dalam proses
rekrutmen agar dapat dilaksanakan pada rumah sakit umum di seluruh wilayah Polda
Sulawesi Barat dengan memanfaatkan fasilitas yang berada di rumah sakit umum.

DAFTAR PUSTAKA
Hunger, J. David and Thomas L. Wheelen. (1996). Essentials of Strategic Management.
Boston: Addison-Wesley.

Perkap Nomor 99 Tahun 2020 Tentang Sistem, Manajemen dan Standar Keberhasilan
Pembinaan Sumber Daya Manusia Polri Yang Berkeunggulan.

Rasiel, Ethan and Paul N. Friga. (2001). The McKinsey Mind: Understanding and
Implementing the Problem-Solving Tools and Management Techniques of the
World’s Top Strategic Consulting Firm. 1st Edition. New York: McGraw-Hill
Education.

Riyanto, Setyo (2018). Pengambilan Keputusan Strategis Berbasis EFAS/IFAS/ SFAS


dan AHP. Bandung: Paramedia Komunikatama.

Said, Mas'ud. (2010). Kepemimpinan (Pengembangan Organisasi, Team Building, dan


Perilaku Inovatif). Malang: UIN-Maliki Press.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara


Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai