Anda di halaman 1dari 4

GUGUS TUGAS REFORMA AGRARIA KABUPATEN ENDE

Nomor : Ende, 18 Maret 2021

Sifat : Segera

Lampiran : 1 (satu) berkas

Hal : Rekomendasi Potensi TORA untuk

ditetapkan menjadi TORA untuk

selanjutnya ditindaklanjuti dengan Penataan Aset

Yth. Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional selaku Ketua Gugus

Tugas Reforma Agraria Pusat

di Jakarta

Sehubungan dengan hasil Rapat Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Kabupaten/Kota…,
yang tertuang dalam Berita Acara Rapat Koordinasi GTRA Kabupaten/Kota …, Nomor.. , tanggal…,
kami merekomendasikan tanah seluas…, yang terletak di Kecamatan...., Kabupaten/Kota...,
sebagaimana disebutkan pada Berita Acara dimaksud untuk menjadi Sumber TORA yang berasal dari
….. (sebutkan sumber TORAnya)**, yang kemudian diharapkan dapat ditetapkan sebagai TORA
untuk selanjutnya ditindaklanjuti dengan penataan asset dan kegiatan pertanahan sesuai peraturan
perundang-undangan yang disesuaikan dengan sumber TORA dan karakteristik daerah tersebut.

Adapun dalam pendataan potensi TORA yang dilakukan, kami mendapatkan data dan informasi
mengenai tanah tersebut sebagai berikut:

1. Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara yang berasal dari...;


2. Berdasarkan arahan fungsi Rencana Tata Ruang Kabupaten/Kota lokasi dimaksud
diperuntukkan ...; (lampirkan overlay lokasi dengan peta RTRW)
3. Berada di luar areal kawasan hutan/merupakan Areal Penggunaan Lain (APL);
4. Tidak dalam keadaan sengketa baik batas-batasnya maupun kepemilikannya denga pihak
manapun.
5. Hasil penyelesaian sengketa atau konflik agrarian**** (uraikan para pihak, status tanah
(kondisi obyek), kronologi, upaya penyelesaian yang sudah dilakukan, dan hasil dari
penyelesaian sengketa dan konflik tersebut).
Demikian yang dapat kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

Bupati/Walikota………………,

selaku

Ketua Gugus Tugas Reforma Agraria

Kabupaten/Kota…………………..

(nama)

Tembusan :

1. Direktur Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah, Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
2. Direktur Jenderal Penataan Agraria, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
Nasional;
3. Direktur Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan, Kementerian Agraria
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
4. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
5. Direktur Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;
6. Gubernur Provinsi …. Selaku Ketua Tim Gugus Tugas Reforma Agraria Provinsi ….
7. Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi…;
8. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota…;
9. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;*****
10. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
11. Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten/Kota…;
12. dst
Susunan keanggotaan GTRA Kabupaten/Kota terdiri atas:

a. Ketua : Bupati/Walikota

b. Wakil Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

c. Ketua Pelaksana Harian : Kepala Kantor Pertanahan

d. Anggota Anggota yang berasal dari pejabat tinggi pratama perangkat

daerah kabupaten/kota, pejabat kantor pertanahan kabupaten/kota, tokoh

masyarakat, dan/atau akademis.

e. Anggota GTRA yang berasal dari pejabat tinggi pratama perangkat daerah

kabupaten/kota merupakan perangkat daerah yang membidangi urusan/

fungsi penunjang:

1. pekerjaan umum dan penataan ruang;

2. lingkungan hidup;

3. kehutanan;

4. transmigrasi;

5. pertanian;

6. kelautan dan perikanan;

7. perumahan dan kawasan pemukiman;

8. koperasi, usaha kecil, dan menengah;

9. pemberdayaan masyarakat dan desa;

10.perindustrian;

11.perdagangan;

12.energi dan sumber daya mineral;

13.pertanahan;

14.keuangan;

15.perencanaan;

16.dan penanaman modal.

Susunan keanggotaan GTRA Kabupaten/Kota ditetapkan oleh


Bupati/Walikota. Format Keputusan Bupati/Walikota mengenai GTRA

Anda mungkin juga menyukai