Anda di halaman 1dari 2

REFORMA AGRARIA DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Istilah agraria berasal dari kata akker (bahasa Belanda), agros (bahasa Yunani) yang
berarti tanah pertanian, agger (bahasa Latin) berarti tanah atau sebidang tanah, agrarius (bahasa
Latin) berarti perladangan, persawahan, pertanian, agrarian (bahasa Inggris), berarti tanah untuk
pertanian. Dalam Black’s Law Dictionary disebutkan bahwa arti agrarian adalah relating to
land, or to division or distributionof land; as an agrarian laws.
Krishna Ghimire mendefinisikan reforma agraria atau land reform sebagai perubahan
besar dalam struktur agraria, yang membawa peningkatan akses petani miskin pada lahan, serta
kepastian penguasaan (tenure) bagi mereka yang menggarap lahan. Termasuk juga akses pada
input pertanian, pasar serta jasa-jasa dan kebutuhan pendamping lainnya.
Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 86 Tahun 2018 yang
dimaksud reforma agraria adalah penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah yang berkeadilan melalui penataan aset disertai
dengan penataan akses untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Singkatnya, reforma agraria
dapat diartikann sebagia suatu kegiatan yang berkaitan dengan penataan aset (asset reform) dan
penataan akses (access reform). Adapun yang dimaksud access reform dalam Perpres No.86
Tahun 2018 yaitu pemberian kesempatan akses permodalan maupun bantuan lain kepada subjek
reforma agraria dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang berbasis pada pemanfaatan
tanah. Penataan akses tersebut meliputi pemetaan sosial, peningkatan kapasitas kelembagaan,
pendampingan usaha, peningkatan keterampilan, penggunaan teknologi tepat guna, diservikasi
usaha, fasilitas akses permodalan, fasillitas akses pemasaran, penguatan basis data dan
informasi, serta penyediaan infrastruktur pendukung.
Reformasi Agraria (Landreform) mempunyai tujuan yang sangat luas yakni dari aspek
sosial ekonomis, sosial politis, dan mental psikologis:
(1) Sosial ekonomis
a. Memperbaiki keadaan sosial ekonomi rakyat dengan memperkuat hak milik serta memberi
fungsi sosial pada hak milik.
b. Memperbaiki produksi nasional khususnya sektor pertanian untuk mempertinggi
penghasilan dan taraf hidup rakyat.
(2) Sosial politis
a. Mengakhiri sistem tuan tanah dan menghapuskan pemilikan tanah yang luas.
b. Mengadakan pembagian yang adil atas sumber penghidupan rakyat tani yang berupa
tanah agar terciptanya pembagian hasil dan taraf hidup rakyat.
(3) Mental psikologis
a. Meningkatkan kegairahan kerja bagi para petani penggarap dengan jalan memberikan
kepastian hak mengenai pemilikan tanah.
b. Memperbaiki hubungan kerja antara pemilik tanah dengan penggarapnya.
Menurut Pasal 2 huruf (a), (b), (c), (d), (e), (f), (g), Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria, tujuan reforma agraria sendiri adalah :
a. Mengurangi ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam rangka menciptakan
keadilan;
b. Menangani Sengketa dan Konflik Agraria;
c. Menciptakan sumber kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang berbasis agraria
melalui pengaturan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah;
d. Menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi kemiskinan;
e. Memperbaiki akses masyarakat kepada sumber ekonomi;
f. Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan pangan;
g. Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup.

Reforma Agraria merupakan salah satu program prioritas nasional dalam upaya
membangun Indonesia dari Sabang sampai Merauke serta meningkatkan kualitas hidup
diantaranya menata ulang struktur agraria yang timpang jadi berkeadilan, penyelesaian konflik
agraria, dan menyejahterakan rakyat setelah reforma agraria dijalankan. Reforma agraria secara
fundamental memberikan program-program yang dapat menuntaskan masalah kemiskinan
masyarakat desa, meningkatkan kesejahteraan dengan kemandirian pangan nasional,
meningkatkan produktivitas tanah, memberikan pengakuan hak atas tanah yang dimiliki baik
secara pribadi, negara, dan tanah milik umum yang pemanfaatannya untuk memenuhi
kepentingan masyarakat

Dalam hal aset, Kementerian ATR/BPN menjamin kepastian hukum atas tanah yang
dimiliki seperti memberikan sertifikat tanah, mempercepat pendaftaran tanah dan inventarisasi
penguasaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah dalam kerangka reforma agraria yang dilakukan
melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).

Daftar Pustaka
Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary, (United States of America : West Publishing, Co, 1991),
hlm. 43
Berharnhard Limbong, Reforma Agraria, (MP Pustaka Margaritha, 2012) , hlm. 27
Afriliyeni, Martua Sihaloho dan Rai Sita, HUBUNGAN REFORMA AGRARIA DENGAN PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI (Kasus: Lahan Eks HGU di Desa Pasawahan, Kecamatan
Banjaranyar, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat), Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan
MasyarakatVol.05(02) 2021, hlm.436
BPN-RI, Mandat Politik, Konstitusi, dan Hukum Dalam Rangka Mewujudkan Keadilan dan
Kesejahteraan Rakyat, 2007, hlm. 19
Noer Fauzi Rachman,dkk. Buku Putih Reforma Agraria (Reforma Agraria Mewujudkan
Kemandirian Bangsa), Jakarta:konsorsium Pembaharuan Agraria, 2014, hlm.5
Setiyo Utomo, PERJALANAN REFORMA AGRARIA BAGIAN DARI AMANAH KONSTITUSI NEGARA,
Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, Samarinda, hlm.120

Anda mungkin juga menyukai