Reforma Agraria merupakan suatu program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo
sesuai dengan Peraturan Presiden (PP) No. 86 Tahun 2018.
Tujuan Reforma Agraria diantaranya (a). Mengurangi ketimpangan pemilikan tanah; (b).
Menyelesaikan konflik agraria; (c). Menjaga kualitas lingkungan hidup; (d). Menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat; (e). Menciptakan lapangan kerja; (f). Memperbaiki
akses masyarakat kepada sumber ekonomi; serta (g). Meningkatkan ketahanan dan kedaulatan
pangan.
Reforma Agraria hadir karena melihat berbagai persoalan umum di bidang agraria, sosial,
ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan yang dilatar belakangi oleh masih terdapatnya
ketimpangan penguasaan dan pemilikan tanah dalam wilayah NKRI. Sehingga pemerintah perlu
mewujudkan pemerataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah
untuk meningkatkan keadilan sosial dan kesejahteraan rakyat.
Objek Reforma Agraria atau disebut tanah yang menjadi objek reforma agraria (TORA)
adalah tanah yang dikuasai oleh negara dan/atau tanah yang telah dimiliki oleh masyarakat
untuk di redistribusi atau di legalisasi.
Subjek Reforma Agraria adalah penerima TORA yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan
untuk menerima TORA, yaitu : (1). Orang perseorangan; (2). Kelompok masyarakat dengan
Hak Kepemilikan bersama; dan (3). Badan hukum.
Redistribusi tanah dalam kawasan hutan yang dilepaskan sesuai peraturan perundang-
undangan menjadi sumber TORA serta tanah dalam kawasan hutan yang telah di kuasai
oleh masyarakat dan telah diselesaikan penguasaannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Eks-HGU dan tanah terlantar
Redistribusi tanah HGU dan HGB yang telah habis masa berlakunya, tidak di mohon
perpanjangan dan/atau tidak di mohon pembaruan haknya; serta tanah negara bekas tanah
terlantar yang didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui Reforma
Agraria.
Transmigrasi
Pendaftaran tanah pertama kali yang objek tanahnya dipersiapkan dari program
transmigrasi dan subjek tanahnya adalah masyarakat yang mengikuti program
transmigrasi.
Legalisasi/PTSL
PTSL adalah kegiatan pendaftaran tanah untuk pertama kali yang dilakukan secara
serentak meliputi semua objek tanah yang belum di daftar dalam satu wilayah,
desa/kelurahan atau lainnya yang setingkat, tujuannya untuk mendapat kepastian hukum
berupa sertipikat tanah.
Penataan akses merupakan pemberian pendampingan bagi subjek agar dapat memanfaatkan
tanahnya secara optimal, terdiri dari : (a). Pemberian kesempatan akses permodalan, (b).
Bantuan lainnya.