NIM : 2220215310066
KELAS :B
MATA KULIAH : REFORMA AGRARIA
PENDAHULUAN
Permasalahan mendasar yang masih dihadapi bangsa Indonesia saat ini diantaranya adalah
kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial, tanah terlantar yang luas, dan sengketa serta konflik
pertanahan yang memprihatinkan.
AGENDA PEMBANGUNAN
Hubungan yang mendasar dan asasi sebagaimana dijamin dan dilindungi keberadaannya oleh
Konstitusi. Di antara jaminan konstitusi tersebut adalah Pasal 27 ayat (2), Pasal 28 dan Pasal 33 UUD
1945. Secara khusus, Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 memberikan dasar bagi lahirnya kewenangan
sebagaimana diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UUPA kepada Lembaga pemerintah/negara yang
bertanggung jawab atas pertanahan. Kewenangan yang dimaksud pasal ini adalah :
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan
bumi, air dan ruang angkasa;
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang, dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi,air dan ruang angkasa;
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang, dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional,
tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional dan sectoral dilaksanakan oleh
Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Dengan demikian Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia merupakan instansi pemerintah sebagai pelaksanan kewenangan Pasal 2 ayat (2)
UUPA dan sekaligus menjadi pelaksana pembaruan Agraria (Reforma Agraria) sebagaimana
diamanatkan TAP No IX/MPR/2001.
Dalam rangka mewujudkan Tanah untuk Keadilan dan Kesejahteraan Rakyat tersebut,
prinsip-prinsip pengelolaan pertanahan harus :
1. Memberikan kontribusi nyata dan melahirkan sumber-sumber baru kemakmuran rakyat;
2. Meningkatkan tatanan kehidupan bersama yang lebih berkeadilan dalam kaitannya dengan
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah;
3. Menjamin keberlanjutan sistem kemasyarakatan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia
dengan memberikan akses seluas-luasnya pada generasi akan dating pada sumber-sumber
ekonomi masyarakat dan tanah;
4. Berkontribusi nyata dalam menciptakan tatanan kehidupan bersama secara harmonis dengan
mengatasi berbagai sengketa dan konflik pertanahan di seluruh tanah air dan menata sistem
pengelolaan yang tidak lagi melahirkan sengketa dan konflik di kemudian hari.
Reforma Agraria merupakan suatu keharusan yang dalam pelaksanaannya disebut Program
Pembaruan Agraria Nasional (PPAN). Makna Reforma Agraria adalah restrukturisasi penggunaan,
pemanfaat, penguasaan dan pemilikan sumber-sumber agrarian. Terutama tanah yang mampu
menjamin keadilan dan keberlanjuran peningkatan kesejahteraan rakyat. Apabila makna ini
didekomposisi, terdapat lima komponen mendasar di dalamnya yaitu :
Restrukturisasi penguasaan asset tanah kea rah penciptaan struktur social-ekonomi dan politik
yang lebih berkeadilan (equity)
Sumber peningkatan kesejahteraan yang berbasis keagrariaan (welfare)
Penggunaan/pemanfaatan tanah dan factor-faktor produksi lainnya secara optimal (efficiency),
Keberlanjutan (sustainability), dan
Penyelesaian sengketa tanah (harmony)
Berdasarkan makna Reforma Agraria di atas, dirumuskan tujuan Reforma Agraria sebagai
berikut :
1. Menata kembali ketimpangan struktur penguasaan dan penggunaan tanah kearah yang lebih
adil
2. Mengurangi kemiskinan
3. Menciptakan lapangan kerja
4. Memperbaiki akses rakyat kepada sumber-sumber ekonomi, terutama tanah,
5. Mengurangi sengketa dan konflik pertanahan,
6. Memperbaiki dan menjaga kualitas lingkungan hidup,
7. Meningkatkan ketahanan pangan.
MODEL LANDREFORM
Dalam upaya mewujudkan dan melaksanakan Reforma Agraria, BPN RI telah melakukan
Langkah-langkah baik ke dalam (internal), maupun ke luar (eksternal), sebagai berikut :
a. Persiapan Internal
1) Penataan kelembagaan
2) Penataan SDM
3) Pembuatan Model-Model Reforma Agraria
4) Pembentukan Tim Penyusunan Reforma Agraria (PPAN)
5) Pembentukan Kelompok Kerja
6) Internalisasi Reforma Agraria
7) Kajian potensi obyek Reforma Agrari
8) Pembahasan Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembaruan Agraria Nasional
9) Pemantapan.
b. Persiapan Eksternal
1) Pertemuan dan Diskusi dengan Pegiat/Organisasi Pegiat Pembaruan Agraria dan Organisasi
Petani/ Serikat Petani
2) Diskusi dengan Akademisi, Pakar Pembaruan Agraria dan Lembaga Kajian
3) Diskusi dengan Organisasi Profesi
4) Diskusi dengan Lembaga Reforma Agraria Internasional
5) Simposium dan Seminar Nasional
6) Konferensi Internasional
7) Sosialisasi melalui Jalur Media Massa, Budaya dan Kesenian, dan Olahraga
8) Studi Banding ke Tiga Negara.