ABSTRAK
Reforma Agraria merupakan program prioritas nasional dalam Nawacita Presiden, sesuai dengan amanat RPJMN 2020-2024
dan Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang Reforma Agraria. Di sisi lain, reforma agraria sering dikemas menjadi
kepentingan politik dalam kampanye pemilihan pemimpin baik di tingkat nasional maupun daerah. Namun seiring perjalanan
dari awal pencetusan sampai saat ini, keberhasilan reforma agraria yang dirasakan oleh rakyat masih dipertanyakan dan perlu
dibuktikan secara empiris dengan kajian yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini Negara tidak bisa bekerja sendiri,
butuh seluruh komponen bangsa untuk menggerakkan cita-cita luhur reforma agraria yang dibutuhkan rakyat (petani tidak
memiliki tanah) namun mempunyai itikad baik untuk memanfaatkan tanahnya secara aktif. Di Kabupaten Bangli ada beberapa
desa yang masyarakatnya bergantung kepada tanahnya untuk bercocok tanam, namun belum mendapatkan legalitas dan
belum memperoleh akses pemberdayaan masyarakat. Tanah yang dijadikan obyek Reforma Agraria bersumber dari Tanah
Cabutan Asing, menurut informasi dari Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bangli merupakan tanah swapraja dan berasal
dari penghapusan tanah partikelir. Adapun tujuan dari penulisan, adalah (1) Untuk melihat dukungan kelembagaan dari para
Pemangku Kepentingan (2) Mengkaji proses pelaksanaan reforma agraria dan (3) Tindaklanjut yang dilaksanakan paska
legalisasi aset .
Tulisan ini mengkaji pelaksanaan reforma agraria di Kabupaten Bangli, yang diselenggarakan pada tahun 2019 dan diberikan
kepada 200 petani setelah vakum pelaksanaan Reforma Agraria selama 11 (sebelas) tahun. Diharapkan pelaksanaannya
berkesinambungan dan dapat menjadi success story bagi pelaksanaan daerah lain.
ABSTRACT
Agrarian Reform is a national priority program in the President’s Nawacita in accordance with the mandate of the RPJMN
2020-2024 and Presidential Regulation Number 86 Year 2018 regarding Agrarian Reform. On the other hand, Agrarian Reform
is often packaged into political interests in the context of the election campaign for leaders both at national and regional levels.
But along the journey from the beginning of the proposal to the present, the success of the Agrarian Reform felt by the citizen
is still questionable and needs to be proven empirically with scientific studies that can be answered. In this case the State
cannot work alone, it requires all components of the nation to move the noble ideals of Agrarian Reform that are needed by
the citizen, especially farmers who do not own land but have good faith to utilize their land actively. In Bangli Regency there
121
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
are several villages where the people depend on their arable land for farming but so far they have not received legality and
have not received an access to the community empowerment comprehensively. The land which was used as the object of
Agrarian Reform was originated from the Confiscated Foreign Land, according to information from the Head of Land Office
of the Regency of Bangli, which was a swapraja land (king’s land) and originated from the elimination of private land. The
purpose of this paper are (1) To see the institutional support of the Stakeholders (2) To examine the process of implementing
Agrarian Reform (3) Follow up on what has been done after asset reform.
This paper reviews the implementation of agrarian reform in Bangli Regency which was held in 2019 and was
given to 200 subjects of beneficiary farmers, after a vacuum of Agrarian Reform for 11 (eleven) years. The implementation is
expected to be sustainable and can be a success story for implementation in other areas.
122
Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) Semarang
Achmad Taufiq Hidayat
Di sisi lain, isu reforma agraria sering 2) Bagaimana proses pelaksanaan reforma
dikemas secara komprehensif dari sisi teori, agraria di Kabupaten Bangli? Apakah
empiris dan praksis, untuk selanjutnya dijadikan berkesinambungan?
isu kepentingan politik dalam rangka kampanye
3) Hal-hal apa saja yang telah ditindaklanjuti
pemilihan pemimpin baik di tingkat nasional maupun
setelah proses asset reform(penataan kembali
daerah. Namun seiring perjalanan reforma agraria
penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
dari awal pencetusan sampai dengan saat ini
pemanfaatan tanah (P4T) berdasarkan hukum
keberhasilan reforma agraria yang dirasakan oleh
dan peraturan perundangan pertanahan)
rakyat masih dipertanyakan dan perlu dibuktikan
(sertifikasi)?
secara empiris dengan kajian ilmiah yang dapat
dipertanggunjawabkan. Dalam hal ini Negara tidak C. Tujuan Penulisan
bisa bekerja sendiri, butuh seluruh komponen Adapun tujuan dari penulisan ini, selain
bangsa untuk menggerakkan cita-cita luhur reforma mengkaji dan memotret lokasi reforma agraria,
agraria sehingga apabila ini terjadi, Indonesia yang adalah sebagai berikut:
dikenal sebagai Negara Agraris dapat menopang 1) Melihat dukungan kelembagaan dan para
seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa dan memiliki pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan
fundamental yang kuat termasuk untuk mendukung reforma agraria;
sektor industri di era 4.0 bahkan di masa pandemic
2) Mengkaji proses pelaksanaan reforma agraria
covid19 seharusnya tidak berpengaruh secara
di Kabupaten Bangli, baik dari tahapan
signifikan terutama dalam pasokan kebutuhan bahan
pelaksanaan maupun skema reforma agraria
makanan pokok yang berasal dari dalam negeri.
yang dijalankan;
Keberhasilan reforma agraria sangat
D. Manfaat Penulisan
dibutuhkan oleh rakyat terutama petani penggarap
yang tidak memiliki tanah atau rakyat yang bangga Manfaat dari penulisan terkait reforma agraria
dengan profesinya sebagai petani dan memiliki di Kabupaten Bangli Provinsi Bali ini, adalah sebagai
aktif. Di Kabupaten Bangli ada beberapa Desa 1) Sebagai best practice dan success story bagi
yang masyarakatnya bergantung kepada tanah daerah lain baik di dalam maupun di luar
garapannya untuk bercocok tanam, baik untuk Provinsi Bali terkait implementasi pelaksanaan
tanah pertanian maupun hortikultura namun selama reforma agraria secara berkesinambungan
ini belum mendapatkan legalitas atas asset tanah serta tindaklanjut pasca legalisasi asset;
yang digarapnya dan belum memperoleh akses 2) Diharapkan dapat menjadi sumber referensi
pemberdayaan masyarakat secara komprehensif. atau literature baru terkait tanah partikelir yang
123
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
Gambar 1 : Peta Bidang dan Penggunaan Tanah Obyek Reforma Agraria Kab. Bangli
Pelaksanaan Reforma Agraria di Kabupaten Dan Pemberian Ganti Kerugian Pasal 1 huruf c,
Bangli dalam beberapa tahun belakangan ini, yaitu : tanah-tanah yang dalam rangka pelaksanaan
khususnya dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir Landreform akan dibagikan menurut ketentuan-
yaitu tahun 2017 s/d saat ini dilaksanakan melalui ketentuan dalam Peraturan ini ialah: tanah-tanah
Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Swapraja dan bekas Swapraja yang telah beralih
(PTSL). Namun sejak tahun 2019 selain melalui kepada Negara, sebagai yang dimaksudkan dalam
PTSL dilaksanakan juga melalui Redistribusi Tanah Diktum Keempat huruf A Undang-undang Pokok
Obyek Reforma Agraria (TORA) yang bersumber Agraria; Hak-hak dan wewenang-wewenang atas
dari tanah negara. bumi dan air dari Swapraja atau bekas-swapraja yang
Berdasarkan informasi dari Kepala Kantor masih ada pada waktu mulai berlakunya Undang-
Pertanahan Kabupaten Bangli dan catatan di undang ini hapus dan beralih kepada Negara.
Kantor Pertanahan Kabupaten Bangli sumber TORA Selanjutnya dalam perjalanannya, tanah negara
dikenal dengan istilah Tanah Cabutan Asing (TCA), tersebut beralih kepada orang tionghoa dan terkena
awalnya merupakan Tanah Swapraja sesuai dengan ketentuan Undang Undang Republik Indonesia
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 224 nomor 1 tahun 1958 tentang Penghapusan Tanah
tahun 1961 tentang Pelaksanaan Pembagian Tanah Tanah Partikelir, dimana pemiliknya sebelum Undang
124
Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) Semarang
Achmad Taufiq Hidayat
Undang Nomor 1 Tahun 1958 berlaku, mempunyai Implementasi Pelaksanaan Redistribusi TOL di
hak-hak pertuanan dan luasnya lebih dari 10 bau ( Kabupaten Bangli dapat dikelompokkan menjadi :
± 7 hektar) yang terkena likuidasi atau penghapusan 1) Pelaksanaan Redistribusi TOL melalui kegiatan
dan berdasarkan pasal 3 Undang Undang nomor 1 dan anggaran rutin sebelum Tahun 2008 atau
tahun 1958, demi kepentingan umum hak-hak pemilik sebelum adanya Program Pembaruan Agararia
beserta hak-hak pertuanannya atas semua tanah- Nasional (PPAN) pada tahun 2008 namun
tanah partikelir hapus dan tanah-tanah bekas tanah belum memiliki data yang valid terutama data
partikelir itu karena hukum seluruhnya, serentak penerima manfaat;
menjadi tanah Negara. Selanjutnya sesuai Undang-
2) Pelaksanaan Redistribusi TOL melalui PPAN
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar
pada Tahun Anggaran 2008 seluas 417,8851
Pokok-Pokok Agraria (UUPA) Pasal 2 ayat 2, hak
Ha kepada 385 subyek penerima manfaat,
menguasai dari Negara memberi wewenang untuk
dengan perincian sebagai mana tabel di bawah
(a) mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
ini:
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi,
Tabel 1 : Realisasi Program Pembaruan
air dan ruang angkasa; (b) menentukan. dan Agraria Nasional (PPAN) Tahun
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang- 2008
orang dengan bumi, air dan ruang-angkasa; (c) No Nama Desa Keterangan (Luas dan Subyek)
menentukan dan mengatur hubungan-hubungan 1. Selulung 12,3891 Ha dengan penerima =
49orang
hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan 2. Satera 237,756 Ha dengan penerima =
83 orang
hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa.
3. Catur 105,630 Ha dengan penerima =
48 orang
Tanah cabutan asing Kabupaten Bangli seluas
4. Mengani 13,1565 Ha dengan penerima =
kurang lebih 966,89 hektar telah ditindaklanjuti 48 orang
5. Bunutin 18,709 Ha dengan penerima =
melalui penegasan Tanah Obyek Landreform (TOL) 8 orang
dengan : 6. Langgahan 20,6795Ha dengan penerima =
110 orang
1) Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri 7. Siakin 9,5650 Ha dengan penerima =
39 orang
No. 277/DJA/1985 tanggal 9-10-1985 seluas
765 Ha, terletak di 13 (tiga belas) desa, yaitu Sumber : Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional
Provinsi Bali, 2019
:Desa Satra, Ulian, Mengani, Serai, Catur,
Selulung, Bunutin, Siakin, Kintamani, Belanca, 3) Redistribusi TOL paska PPAN tahun 2008,
Lembean, Langgahan dan Desa Tiga; dilaksanakan kembali pada tahun 2019,
setelah terhenti selama 11 (sebelas) tahun
2) Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri
semenjak tahun 2008. Kevakuman ini terjadi
No. 166/DJA/1987 tahun 1987 seluas 201,889
karena kegiatan Redistribusi swadaya (rutin)
ha, terletak di 6 (enam) desa, yaitu : Desa Awan,
sejak tahun 2007 dihapus, dikarenakan secara
Binyan, Daup, Belanga dan Bayung Cerik.
ketentuan peraturan kegiatan pembagian tanah
Dari kedua SK tersebut seluas ± 966,89 Ha,
melalui Redistribusi TOL merupakan kewajiban
yang akan dibagikan kepada subyek penerima
dari pemerintah. Hal ini membutuhkan usaha
manfaat seluas ± 431,20 Ha sedangkan seluas ±
yang keras namun penuh kehati-hatian
535,69 Ha merupakan tanah Negara bebas (dikuasai
terutama bagi pelaksana dan pegiat Reforma
masyarakat/perorangan seluas ± 72,59 Ha dan
Agraria khususnya dari institusi pertanahan
sisanya merupakan Tanah Aset Pemerintah Daerah
untuk meyakinkan dan memastikan para
yang perlu kepastian tentang keberadaannya)
calon subyek penerima manfaat dan para
125
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
pemangku kepentingan bahwa Reforma Agraria stake holder terkait baik dari internal Kementerian
bisa berjalan secara harmoni sebagaimana Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional
ketentuan yang berlaku. (Pusat, Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan)
maupun dari eksternal (Pemerintah Daerah, LSM,
II. METODE NG0 dll).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan pendekatan studi kasus yang dilaksanakan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
di Kabupaten Bangli. Analisa yang digunakan adalah A. Program Reforma Agraria (RA)
analisa SWOT. Analisis SWOT dalam penulisan
Definisi yang menjadi rujukan bagi para
ini dilakukan dengan mengkaji berbagai faktor-
pengambil kebijakan, mengartikan Reforma Agraria
faktor yang mempengaruhi baik internal maupun
sebagai pengaturan kembali atau perombakan
eksternal, kemudian menerapkannya dalam
penguasaan tanah agar tidak terjadi ketimpangan
gambar matrik SWOT, kemudian dilakukan analisa
kepemilikan tanah secara sempurna. Oleh karena
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil
itu kata kunci yang digunakan: redistribusi tanah/
keuntungan dari peluang (opportunities) yang ada,
aset dan akses(Asset Reform dan Access Reform)
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weakness)
agar tercipta pemerataan dan keadilan. Sedangkan
yang mencegah dari keuntungan dan peluang
definisi sesuai era dan cara kerja Reforma Agraria
(opportunities) yang ada, selanjutnya bagaimana
diterapkan oleh Pemerintah Era Presiden Soesilo
kekuatan (strenghts) mampu menghadapi ancaman
Bambang Yudoyono (SBY) dan Kabinetnya,
(threats) yang ada, dan yang terakhir bagaimana
Reforma Agraria merupakan suatu proses yang
cara mengatasi kelemahan (weakness) yang mampu
berkesinambungan berkenaan dengan penataan
membuat ancaman (threats) menjadi ancaman yang
kembali penguasaan, pemilikan, penggunaan dan
nyata, kemudian disimpulkan beberapa rekomendasi
pemanfaatan tanah, dilaksanakan dalam rangka
tentang pelaksanaan Reforma Agraria di Kabupaten
tercapainya kepastian dan perlindungan hukum
Bangli Provinsi Bali, sehingga menjadi Best Practise
serta keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat
dan Success Story pelaksanaan Reforma Agraria
Indonesia, selanjutnya saat ini di Era Presiden Jokowi
yang dapat menjadi referensi bagi daerah lain
dan Kabinetnya, Reforma Agraria didefinisikan
dan dapat berguna bagi penyusunan kebijakan
secara lebih luas dengan melihat praktik Reforma
di Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Agraria secara politik ekonomi: Reforma Agraria
Pertanahan Nasional baik di tingkat pusat maupun
adalah proses alokasi dan konsolidasi kepemilikan,
di daerah.
penguasaan/akses dan penggunaan lahan. Definisi
Selain itu, analisa deskriptif dilakukan secara ini menimbulkan politik praktik kebijakan RA dalam
menyeluruh untuk mendapatkan gambaran yang dua skema besar: Reforma Agraria (RA) dan
dapat memotret lokasi penulisan pada saat proses Perhutanan Sosial (PS), sebagaimana diagram di
perencanaan, persiapan, pelaksanaan sampai bawah ini :
dengan tahap akhir pelaporan dari berbagai sumber
126
Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) Semarang
Achmad Taufiq Hidayat
Diagram 2.
Reforma Agraria yang akan dikaji dalam seluruh Bupati/Walikota se-Provinsi Bali. Selain Tim
penulisan ini adalah melalui skema Redistribusi Aset Gugus Tugas juga dibentuk Tim Pelaksana Harian
dengan target nasional sebesar 4,5 juta Ha dengan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala
berbagai program yang menurut para pelaksana dan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
pegiat Reforma Agraria membutuhkan effort dan Bali.
usaha yang keras untuk dapat merealisasikannya. Adapun Tugas Tim Pelaksana Harian GTRA
127
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
e) Menyiapkan bahan penyelesaian konflik Tahun Anggaran 2019 melalui skema Redistribusi
agraria di tingkat Provinsi; Tanah Objek Reforma Agraria, salah satu faktor
taan aset dan penataan akses di tingkat Pertimbangan Landreform Kabupaten Bangli agar
h) Menyusun dan membuat system data base b) Inventarisasi dan Identifikasi Subyek Objek
128
Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) Semarang
Achmad Taufiq Hidayat
sebagaimana dimaksud dalam Perpres Reforma telah direalisasikan melalui mekanisme Legalisasi
Agraria meliputi: pemetaan sosial, peningkatan Aset sambil menunggu terlaksananya Akses Reform
kapasitas kelembagaan, pendampingan usaha, yang telah mulai berproses di Kabupaten Bangli.
peningkatan keterampilan, penggunaan teknologi Penyelenggaraan penataan akses
tepat guna, diversifikasi usaha, fasilitasi akses dilaksanakan oleh kementerian atau lembaga terkait
permodalan, fasilitasi akses pemasaran (offtaker), yang dikoordinasikan oleh Gugus Tugas Reforma
penguatan basis data dan informasi komoditas dan/ Agraria dan dapat menunjuk pendamping dan/atau
atau penyediaan infrastruktur pendukung. mitra kerja Subjek Reforma Agraria. Untuk lokasi
Selanjutnya penataan akses sesuai Perpres Reforma Agraria di Kabupaten Bangli sendiri telah
Reforma Agraria dilaksanakan dengan pola: dialokasikan kegiatan penataan akses yang dibentuk
a) pemberian langsung oleh pemerintah; oleh Tim Gugus Tugas Reforma Agraria pada Tahun
Anggaran 2020. Namun demikian sampai dengan
b) kerja sama antara masyarakat yang memiliki
saat ini masih dalam proses perencanaan dan
Sertipikat Hak Milik dengan badan hukum
persiapan, terhambat karena wabah pandemic covid
melalui program kemitraan yang berkeadi-
19 sejak bulan Maret 2020.
lan; dan/atau
4) Analisa SWOT
c) kerja sama antara kelompok masyarakat
yang memiliki hak kepemilikan bersama Analisa Implementasi pelaksanaan Reforma
dengan badan hukum melalui program tan- Agraria di Kabupaten Bangli Provinsi Bali dilakukan
129
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
Berdasarkan Matriks analisa SWOT diatas Bangli melakukan penelitian dan verifikasi sisa
dapat diambil beberapa rekomendasi sebagai data TORA;
berikut : 4) Melakukan edukasi kepada masyarakat tentang
1) Mengoptimalkan data subyek penerima pentingnya pemanfaatan lahan dengan itikad
Redistribusi TORA untuk ditindaklanjuti baik dan sesuai dengan arahan fungsi kawasan
dengan akses reform dan pemberdayaan dalam tata ruang dalam upaya pencegahan
masyarakatnya; konversi lahan kepemilkan dan alih fungsi dari
130
Pelaksanaan Reforma Agraria Berasal dari Tanah Cabutan Asing (Studi Kasus Kabupaten Bangli Provinsi Bali) Semarang
Achmad Taufiq Hidayat
yang mendapat dukungan kelembagaan dari para 2024 (2020)diperoleh pada 25 Mei
pemangku kepentingan baik kelembagaan Gugus 2020 daripada https://www.bappenas.
Tugas Reforma Agraria tingkat Provinsi maupun go.id/id/berita-dan-siaran-pers/rencana-
reforma agraria yang berkesinambungan dibutuhkan Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangli,
pendekatan yang persuasif dengan memberikan Kabupaten Bangli Dalam Angka tahun
pandangan yang beorientasi ke depan tentang 2018, Badan Pusat StatistikKabupaten
pemahaman reforma agraria secara menyeluruh Banglidiperoleh pada 20 Maret
dengan tetap mempertimbangkan kearifan lokal. 2020daripada https://banglikab.
Sinergitas antar stakeholder terkait, merupakan Iskandar (2009), Metodologi Penelitian Kualitatif:
suatu keniscayaan dan sangat diharapkan peran Aplikasi untuk Penelitian Pendidikan,
Hukum, Ekonomi dan Manajemen, Sosial,
serta aktifnya secara optimal sesuai dengan
Humanior, Politik, Agama dan Filsafat,
kewenangan yang diberikan agar Reforma Agraria
Jakarta, Gaung Persada Press
di Provinsi Bali khususnya di Kabupaten Bangli
dapat terlaksana secara konsisten, harmony dan Jatmiko, Agus dkk (2017), Dasar-Dasar Landreform,
berkelanjutan. Bogor, Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional
DAFTAR PUSTAKA
Arya W. W, Dari Klaim Sepihak hingga Land Keputusan Presiden No 55 Tahun1980
Reform Konflik Penguasaan Tanah di tentang Organisasi danTata Kerja
Surabaya 1959-1967, (2011), STPN Press. PenyelenggaraanLandreform
Yogyakarta.
Ketetapan Majelis Permusyawartan Rakyat Republik
Badan Perencanaan Pembangnunan Nasional. Indonesia No.IX tahun 2001 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Menengah Nasional (RPJMN) 2020- Sumberdaya Alam.
131
JURNAL PERTANAHAN Vol. 10 No. 1 Juli 2020 121 - 132
Kotler, P dan Keller, L,K, , Manajemen Pemasaran Peraturan Presiden Nomor 86 Tahun 2018 tentang
(2009), Jilid I Edisi ke-13 Jakarta Erlangga Reforma Agraria
Mubyarto, (1989), Pengantar Ekonomi Pertanian, Prasetya, Irawan (2004), Logika dan Prosedur
Edisi Ketiga, Jakarta, LP3ES Penelitian, Jakarta, STIALAN Press.
Murdiana R., Aziz S.R.M., Ramadhan K., & Malik Rizky, P.A., Yairiba B., & Mumpuni A. Perjalanan
L.A., (2019, Juni 6)Reforma Agraria di Reforma Agraria di Indonesia diperoleh
Indonesia : Makin Terang atau Malah pada 20 Mei 2020 dari padahttps://www.
Mundur ke Belakang. Kompasiana alinea.id/nasional/perjalanan-reforma-
diakses dari https://www.kompasiana.com/ agraria-di-indonesia-b1Uwd9PA
kelvinrh/5cf688a6c01a4c101b72dd66/
Sidipurwanty, Eliana dkk, 2018, Penelitian
reforma-agraria-di-indonesia-makin-
Ketimpangan Penguasaan dan Pemilikan
terang-atau-mundur-kebelakang?page=all
Tanah Pertanian, Bogor, Pusat Penelitian
Moleong, Lexy J. (2006), Metodologi Penelitian dan Pengembangan Kementerian ATR/
Kualitatif, Bandung, PT Remaja BPN
Rosdakarya
Sugiyono (2010), Memahami Penelitian Kualitatif,
Nazir, Moh. (1988), Metode Penelitian, Jakarta, Bandung, CV. Alfabeta
Ghalia Indonesia
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 1958 tentang Penghapusan Tanah Tanah
Nomor 224 Tahun 1961 tentang Partikelir
Pelaksanaan Pembagian Tanah Dan
Rahman N, F & Setiawan U, Buku Putih Reforma
Pemberian Ganti Kerugian
Agraria: Reforma Agraria Mewujudkan
Kemandirian Bangsa (2016), KPA, Jakarta
132