Dengan berpedoman pada penjelasan hak menguasai negara atas tanah yang
ditegaskan dalam pasal 2 ayat (1) UUPA negara sebagai organisasi kekuasaan
tertinggi seluruh rakyat Indonesia diberikan wewenang untuk :
Mengatur dan menyelenggarakan,peruntukan, penggunaan,persediaan dan
pemeliharaan;
Menentukan dan mengatur hak-hak yang dapat dipunyai atas (bagian dari)
bumi, air dan ruang angkasa itu;
Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan ruang
angkasa.
Maka secara filosofi dari makna hak menguasai negara atas sumber daya
agraria (tanah), memberikan kewenangan kepada negara untuk mengatur
pemanfaatan
hak-hak atas tanah termasuk yang dikuasai oleh masyarakat. Artinya kedudukan
negara dalam mengurus dan mengatur hak-hak atas tanah masyarakat terkait
dengan kedudukan sebagai penguasa bukan sebagai pemilik. Sebab pengertian
antara dikuasai dengan ”dimiliki” mempunyai konsekwensi yuridis sebagai
pernah terjadi sebelum berlakunya UUPA.
Sumber :
1. https://www.researchgate.net/publication/
343149830_Reforma_Agraria_Sejarah_Konsep_dan_Implementasi/link/
5f18e66445851515ef41a1ee/download
2. https://mediaindonesia.com/opini/434792/menelisik-roadmap-reforma-agraria