Education Open
All
Landreform
Inisiasi Tuton ke-4
Mata Kuliah Administrasi Pertanahan
Program Studi Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Hukum, Sosial, dan Politik
Modul 4. Landreform
Capaian Pembelajaran
• Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, tujuan, dan ketentuan-
ketentuan Landreform
• Mahasiswa mampu menjelaskan dan menganalisa pelaksanaan
Landreform yang terjadi di Indonesia
Skenario Pembelajaran
Tujuan Landreform
Landreform adalah redistribusi tanah
sebagai upaya memperbaiki struktur
penguasaan dan pemilikan tanah di
tengah masyarakat.
●
Mengadakan pembagian yang adil atas tanah dengan merombak struktur pertanahan
●
Melaksanakan prinsip “tanah untuk tani” Panitia Penyelenggara yang pernah ada:
●
Memperkuat dan memperluas hak milik atas tanah bagi setiap warga Negara Indonesia. 1. Panitia Landreform
●
Mengakhiri system tuan tanah dan menghapuskan pemilikan dan penguasaan tanah
2. Yayasan dana Landreform
secara besar-besaran dengan tidak terbatas.
●
Mempertinggi produksi nasional dan mendorong pertanian yang intensif. 3. Pengadilan Landreform
Ketentuan Landreform
●
UUD 1945 Pasal 33
●
UUPA (Undang-Undang Pokok Agraria, UU No. 5 Tahun 1960)
●
UUPBH (Undang-Undang Perjanjian Bagi Hasil, UU No. 2 Tahun 1960)
●
Undang-Undang No. 56 (Prp) tahun 1960
●
Peraturan Pemerintah No. 224 Tahun 1961 jo Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964
Pelaksanaan Landreform
• Pelaksanaan Landreform secara teknis diatur dalam Undang-Undang No. 56
(Prp) tahun 1960. Namun peraturan tersebut baru mengatur tentang tanah
pertanian saja. Peraturan pemerintah lainnya sampai saat ini belum ada.
• Penetapan luas tanah maksimum diatur dalam pasal 17 UUPA. Luas maksimum
yang dipat dimiliki tidak terbatas. Sedangkan untuk tanah pertanian, untuk
menghitung luas maksimum, luas sawah dijumlahkan dengan luas tanah kering
dengan menilai tanahh kering sama dengan sawah ditambah 30% di daerah yang
tidak padat dan 20% di daerah yang padat, dengan ketentuan bahwa tanah
pertanian Yang dikuasai seluruhnya tidak boleh lebih dari 20 hektar. Orang atau
anggota keluarga yang memiliki tanah melebihi jumlah maksimum dilarang
untuk memindahkan hak miliknyaatas seluruh atau sebagian, kecuali dengan
izin Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/kota.
• Kepemilikan tanah yang letaknya di luar daerah tempat tinggal yang empunya
dilarang berdasarkan PP No. 224 Tahun 1960 dan PP No. 41 Tahun 1964.