Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal

Kelompok 4:
1. Bima Maulana Suprayogi (02)
2. I Gusti Nyoman Pramajaya (07)
3. I Komang Surya Dharma Ismaya (12)
4. Kadek Adhyaksa Shevchenko KA. JR (17)
5. Ni Kadek Ananda Puspita Dewi (22)
6. Ni Putu Sri Kartika Ary Dewi (27)
7. Putu Tasya Putri Suarsana (32)

SMA NEGERI 5 DENPASAR


XII MIPA 6
2022/2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur harus senantiasa kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan atas limpah dan rahmat-
Nya kepada kita semua. Rasa syukur itu dapat kita wujudkan dengan cara memelihara
lingkungan dan mengasah akal budi. Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan bangsa,
membentuk sumber manusia yang andal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak mulia dan berbudi luhur serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai teknologi. Pendidikan itu sendiri merupakan media pembekalan pengetahuan,
keterampilan dan penguasaan teknologi bagi siswa untuk berkarya secara inovatif, kreatif dan
tepat guna.
Kreativitas dan keterampilan peserta didik dalam menghasilkan produk kerajinan, produk
rekayasa, produk budi daya, maupun produk pengolahan sudah dilatih di sekolah. Teknik yang
dilatihkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan potensi dan kearifan lokal daerah masing-masing.
Produk produk tersebut berpotensi memiliki nilai ekonomi melalui wirausaha.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas kelompok pada mata pelajaran
Prakarya dan Kewirausahaan dengan berbagai bantuan dari berbagai anggota kelompok untuk
membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan dalam pengerjaannya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena
itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun
kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua.
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………...
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………
Bab I………………………………………………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………………
1.4 Manfaat……………………………………………………………………………………..
Bab II……………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kerajinan merupakan suatu benda hasil karya seni manusia yang berkaitan dengan
keterampilan tangan. Selain memiliki nilai estetis bentuk benda kerajinan tersebut memiliki
nilai ekonomi. Pada umumnya karya kerajinan terbuat dari material (bahan) yang mudah
didapatkan lewat proses alamiah atau rekayasa. Dari kedua material tersebut hasilnya
memiliki fungsi sebagai benda hias maupun benda pakai.

Kerajinan merupakan budaya tradisional yang kini menjadi komoditi negara untuk
meningkatkan devisa. Diantara sejumlah kerajinan Nusantara, ada kerajinan yang tetap
mempertahankan bentuk dan ragam hias tradisionalnya, tetapi ada pula yang telah
dikembangkan sesuai dengan tuntutan pasar.

Bidang kerajinan pada saat sekarang ini telah masuk kepada handmade (buatan tangan),
yang apabila digarap mampu memunculkan sebuah karya seni. Namun untuk
mengembangkan seni kerajinan tangan, diperlukan penggarapan desain

Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
jual beli atau salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial, dan
infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa,dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan
imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual menggunakan alat pembayaran yang sah seperti
uang. Kegiatan ini merupakan bagian dari perekonomian dan ini merupakan pengaturan yang
memungkinkan pembeli dan penjual untuk item penukaran.

Pada kewirausahaan biasanya ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi adanya
semangat seseorang dalam mengerjakan sesuatu.dan dalam pengerjaannya biasanya terdapat
prinsip-prinsip kerja yang mempengaruhi cara kerja seseorang. Jika usaha yang kita jalankan
mendapatkan predikat sukses maka kita dapat meningkatkan usaha kita menjadi usaha yang
dapat menguntungkan bagi diri kita sendiri bahkan orang lain yang dilibatkan dalam usaha
kita sendiri. Bahkan kita dapat memberikan peluang kerja bagi orang lain serta kita dapat
memberikan inspirasi untuk orang lain agar menjadi seorang yang kelak sukses juga.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Bagaimana rancangan dan produksi kerajinan untuk pasar lokal?


2. Bagaimana perencanaan usaha kerajinan untuk pasar lokal?
3. Bagaimana mengemas produk dengan baik dan benar?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah penelitian yang ditetapkan maka tujuan penellitian ini
adalah:

1. Ingin mengetahui tata cara perencanaan yang baik dalam usaha kerajinan untuk pasar
lokal.
2. Ingin mengetahui sisematika rancangan yang baik dalam usaha kerajinan untuk pasar
lokal.
3. Ingin mengetahui cara pengemasan suatu produk.
1.4 Manfaat
1. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang kewirausahaan.
2. Mengetahui cara membuat kerajinan yang laku di pasaran.
3. Mengetahui sistematika dan cara pembuatan makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Produk kerajinan memanfaatkan keterampilan tangan. Proses pengerjaan produk


kerajinan membutuhkan waktu yang lama. Industri kerajinan hanya dapat menghasilkan
jumlah barang yang terbatas dalam rentang waktu tertentu. Berbeda dengan industri
manufaktur yang mampu menghasilkan produk dalam jumlah besar dalam waktu singkat. Hal
tersebut memberikan peluang produk kerajinan dengan keunikannya untuk memasuki pasar
sebagai produk dengan jumlah terbatas. Produk yang unik dengan jumlah terbatas memiliki
harga jual yang tinggi. Peluang kerajinan untuk menjadi produk dengan harga yang tinggi,
harus dipastikan dengan melakukan riset pasar terhadap minat dan selera pembeli. Hasil riset
pasarakan mendasari proses perancangan produk kerajinan yang inovatif.

Ketika beberapa kebutuhan dari pasar sasaran sudah pernah diamati dan didiskusikan
dalam kelompok. Hal-hal tersebut akan menjadi dasar bagi langkah selanjutnya, yaitu
perancangan produk kerajinan untuk pasar lokal. Proses perancangan produk diawali dengan
pencarian ide, dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian
dikembangkan menjadi model dari kerajinan yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan
produksi. Produksi adalah membuat produk dalam jumlah tertentu

2.2 Perancangan Produk

Untuk memudahkan proses usaha kerajinan pasar lokal memerlukan beberapa susunan
perancangan sebagai berikut:

1. Mencari Ide Produk dengan Curah Pendapat


Perancangan produk diawali dengan pencarian ide. Cara yang dapat dilakukan
adalah melalui curah pendapat (brainstorming) yang dilakukan dalam kelompok.
Pada proses brainstorming, setiap anggota kelompok harus membebaskan diri
untuk menghasilkan ide ide yang beragam dan sebanyak-banyaknya. Beri
kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak masuk akal sekalipun.
Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses dari tahap brainstorming
dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah. Setiap orang berhak
mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman, boleh memberikan
ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan jangan lupa
mencatat setiap ide yang muncul. Ada beberapa hal yang dapat diskusikan, di
antaranya sebagai berikut.
 Apa bahan utama dari kerajinan tersebut?
 Apa saja kegunaan dari kerajinan tersebut?
 Seberapa besar dan bagaimana bentuknya?
 Bagaimana cara membuat lekukan tubuh dari kerajinan terebut?
 Apa bahan yang digunakan pada pelapisan kerajinan?
Contoh sketsa kelompok kami.

2. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang muncul dengan beberapa
pertimbangan teknis, di antaranya, bagaimana cara menggunakan produk tersebut?
Apakah material yang ada sudah tepat untuk mewujudkannya? Apakah
memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang ada saat ini?
Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut agar mudah
digunakan oleh manusia? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya. Perhatikan sketsa-
sketsa yang telah dibuat. Pilih ide-ide yang dianggap baik dan potensial untuk
membuat produk kerajinan untuk pasar lokal. Kembangkan ide-ide ini dengan
rasional, lalu tuangkan ke dalam sketsasketsa selanjutnya. sketsa selanjutnya.

3. Prototyping atau Membuat Studi Model


Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah format dua dimensi,
artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Produk kerajinan yang akan dibuat
adalah berbentuk tiga dimensi, maka studi bentuk selanjutnya dilakukan dalam format
tiga dimensi, yaitu dengan studi model. Studi model dapat dilakukan dengan material
sebenarnya maupun bukan material sebenarnya. Material sebenarnya adalah material
yang akan digunakan pada produksi kerajinan. Alat bantu yang dapat digunakan
dalam pembuatan studi model adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan
bahan perekat).
4. Penentuan Desain Akhir Studi model dapat menghasilkan 3 sampai 5 buah model.
Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses evaluasi
menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir yang
terpilih.

2.3 Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal


Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan bahan atau pembahanan,
pembentukan, perakitan, dan finishing. Tahap pembahanan adalah mempersiapkan bahan
baku agar siap diproduksi. Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses
pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk dasar
material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat dapat
dikelompokkan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan serat). Material solid
seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat dibentuk dengan cara dipotong, dipahat sesuai
dengan bentuk yang diinginkan. Material solid juga dapat disusun dan direkatkan dengan
bantuan lem. Material berupa lembaran atau serat dapat dibentuk dengan cara digunting
sesuai bentuk yang diinginkan, dianyam atau dirangkai, dan direkatkan dengan bantuan lem.
Tahap berikutnya adalah perakitan dan finishing. Perakitan dilakukan apabila produk yang
dibuat terdiri atas beberapa bagian. Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti
lem, paku, benang, tali, atau teknik sambungan tertentu. Tahap terakhir adalah finishing.
Finishing dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam
kemasan. Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan. Penghalusan
yang dilakukan di antaranya penghalusan permukaan kayu dengan amplas atau
menghilangkan lem yang tersisa pada permukaan produk. Finishing dapat juga berupa
pelapisan permukaan atau pewarnaan agar produk yang dibuat lebih awet dan lebih menarik.

2.4 Metode produksi dan keselamatan kerja


Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau modern. Pada metode
tradisional, satu orang melakukan setiap tahapan produksi, sedangkan pada metode modern,
satu orang hanya melakukan satu tahap produksi. Metode modern ini sering juga disebut
dengan metode ‘ban berjalan’. Metode modern disebut metode ban berjalan karena metode
ini serupa dengan kegiatan produksi di pabrik yang menggunakan mesin ban berjalan atau
conveyer.
Pemanfaatan metode modern lebih efisien dalam penggunaan waktu sehingga sesuai untuk
produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional kurang tepat digunakan untuk produksi
dalam jumlah banyak karena produk yang dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk
yang sama. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam membuat produk, sehingga detail
bentuk produk yang dihasilkan akan berbeda pula. Pemanfaatkan metode produksi dan
pengaturan alur produksi mempengaruhi kualitas produk dan kelancaran produksi.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang memperhatikan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja dibuat berdasarkan
bahan, alat, dan proses produksi yang digunakan. Proses pembahanan dan pembentukan
material solid seringkali menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian
tubuh pekerjanya, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata pelindung, dan
masker. Pada proses pembahanan dan i nishing, apabila menggunakan bahan kimia yang
dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan, maka pekerja harus menggunakan sarung tangan
dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah penting adalah sikap kerja yang
rapi, hati hati, teliti, dan penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan
keselamatan kerja.
2.5 Kemasan Sebagai Bagian Penting Kerajinan untuk Pasar Lokal
Kemasan produk kerajinan berfungsi untuk melindungi produk dari benturan dan cuaca,
serta memberikan kemudahan membawa. Kemasan juga berfungsi untuk menambah daya
tarik dan sebagai identitas atau brand dari produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh
pemilihan material, bentuk, warna, teks, dan grafis yang tepat. Material yang digunakan
untuk membuat kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk
kerajinan yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material
berstruktur. Kemasan yang bertujuan memperlihatkan keindahan produk di dalamnya dapat
memanfaatkan material transparan. Pemilihan material juga disesuaikan dengan identitas atau
brand dari produk tersebut. Produk hiasan yang ingin dikenali sebagai produk alami akan
menggunakan material kemasan yang alami pula. Daya tarik dan identitas, selain ditampilkan
oleh material kemasan, juga dapat ditampilkan melalui bentuk, warna, teks, dan grafis.
Pengemasan dapat dilengkapi dengan label yang memberikan informasi teknis maupun
memperkuat identitas atau brand. Kemasan produk kerajinan berfungsi melindungi produk
dari debu dan kotoran, serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan yang melekat pada
produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa kemasan primer
yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan tersier. Kemasan primer
produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, serta berfungsi menampilkan daya
tarik dari produk kerajinan, serta memberikan kemudahan untuk distribusi dari tempat
produksi ke tempat penjualan. Perlindungan bisa diperoleh dari kemasan tersier yang
membuat kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan dikemas. Kemasan produk
kerajinan sebaiknya memberikan identitas atau brand dari produk tersebut atau dari
produsennya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Agar usaha kerajinan untuk pasar lokal berjalan baik dan benar. Mulailah dengan
perencanaan terlebih dahulu. Kumpulkan data tentang pasar, sasaran, potensi bahan baku, dan
teknik yang terdapat di daerah. Lanjutkan dengan proses perancangan produk yang diawali
dengan pencarian ide, kemudian pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian
dikembangkan menjadi model dari kerajinan yang akan dibuat, dilanjutkan dengan persiapan
produksi. Produksi kerajinan untuk pasar lokal dibagi menjadi empat yaitu pembahanan,
pembentukan, perakitan, dan finishing. Jangan lupa melakukan metode produksi dan
keselamatan kerja agar prodes produksi berjalan dengan aman. Terakhir mengemas produk agar
menambah daya tarik.
3.2 Saran
Penulis mengajak pembaca agar mulai aktif untuk membuat produk kerajinan untuk pasar
lokalnya endiri supaya menambah skill dalam berwirausaha sehingga dapat memajukan
perokonomian negara.
Daftar Pustaka
Hendriana Werdhaningsih, Wawat Naswati, Desta Wirnas, Rinrin Jamriati. 2018. Prakarya dan
Kewirausahaan Kelas XII. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai