PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya dalam sektor perdagangan
saat ini sangat berpengaruh terhadap sarana dan prasarana yang tersedia. Hal ini
dapat dilihat dengan berbagai macam kebutuhuan akan fasilitas-fasilitas
perbelanjaan yang berkembang dikota-kota besar maupun kota-kota kecil, yang
dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Pertumbuhan itu juga ditopang oleh
perkembangan sentra-sentra perdagangan dan jasa. Hal ini juga memberikan
dampak terhadap meningkatnya taraf hidup masyarakat.
Dampak dari perkembangan ekonomi wilayah yang cukup tinggi terjadi
terhadap pertambahan pendapatan masyarakat di Kabupaten Halmahera Selatan,
khususnya Labuha. Perekonomian Kabupaten Halmahera Selatan pada tahun 2022
tumbuh sebesar 30,64 persen, merupakan yang tertinggi di Kabupaten Halmahera
Selatan. Berdasarkan data atas dari dinas Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ini di
tunjukan dengan meningkatnya kebutuhan dan aktifitas perdagangan dalam 4
(empat) tahun terakhir di Kabupaten Halmahera Selatan. Dengan pertumbuhan
ekonomi yang semaking meningkat, kebutuhan akan fasilitas perdagangan berupa
pusat-pusat perbelanjaan juga ikut bekembang. Untuk menunjang hal tersebut maka
pusat-pusat perbelanjaan sangat di butuhkan guna meningkatkan pelayanan dalam
sektor perdagangan. Dalam memenuhi permintaan pasar, sarana, perdagangan
berupa pusar-pusat perbelanjaan juga perlu di bangun dan di benahi lebih maksimal.
Minat berbelanja konsumen di Indonesia termasuk tinggi, bahkan cenderun
terus mengalami peningkat. Hal ini dapat dibuktikan dengan makin bertambahnya
jumlah tempat perbelanjaan di Indonesia. Tempat perbelanjaan yang ada pun sangat
beragam kondisi dan kelasnya. Berbelanja adalah salah satu kegiatan untuk
menenuhi kebutuhan sehari-hari kebutuhan tersebut dapat di peroleh dari warung,
toko, pasar tradisional ataupun pusat perbelanjaan yang tersedia. Bertambahnya
jumlah penduduk perilaku yang semakin maju, berkembang dan kejenuhan dalam
berbelanja yang menonton menimbulkan permasalahan baru, di antaranya
1
keinginan akan tersedianya suatu fasilitas pusat perbelanjaan yang mampu
menampung dan melayani kebutuhan, serta memberikan pelayanan kebutuhan-
kebutuhan baik berupa pelayanan secara fisik maupun psikis, bukan hanya sekedar
berbelanja tetapi juga untuk menghilangkan kejenuhan setelah beraktifitas.
Berdasarkan kondisi di atas, maka “Perancangan Pusat Perbelanjaan Di
Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan Dengan Pendekatan Arsitektur Neo-
Vernakular“ merupakan salah satu alternatif untuk mewadahi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
Aktivitas pusat perbelanjaan yang berkonsep neo-vernakuler biasa lebih
kearah gaya tradisional dan moderen yang sedang berkembang saat ini. Dari tempat
nongkrong di kafe dan restoran sampai toko yang berkaitan dengan kebutuhan
masyarakat baik itu berupa kebutuhan sehari-hari sampai pada kebutuhan yang
berupah hibuhan dan gaya hidup, misalnya barang teknologi, tempat bermain anak,
bioskop, olaraga, toko permak-permik, barang kerajinan hingga taman terbuka
tempat interaksi dan pertunjukan terangkum dalam satu wadah. Hal ini cukup
berhasil di terapkan oleh beberapa pusat perbelanjaan yang ada di Indonesia.
Kabupaten Halmahera Selatan yang merupakan salah satu Kabupaten yang
ada di Maluku Utara saat ini masih sangat minim akan fasilitas perbelanjaan seperti
disebutkan diatas, dalam arti ketersediaan akan sebuah fasilitas publik yang
kompleks guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Di samping itu ketersediaan
ruang publik sebagai ruag interaksi sosial masih sangat terbatas.
Dengan adanya “Perancangan Pusat Perbelanjaan Di Labuha, Kabupaten
Halmahera Selatan Dengan Pendekatan Arsitektur (Neo-Vernakular)“
diharapkan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat untuk berbelanja.
Pusat Perbelanjaan dirancang sebagai tempat untul berbelanja, berinteraksi
sosial, hiburan, tempat bermain dan bersosialisasi untuk anak-anak dan juga
melayani aktifitas masyarakat yang ada di Kabupaten Halmahera Selatan maupun
masyarakat yang datang dari luar daerah.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari beberapa permasalahan latar belakang diatas, maka yang
akan di bahas dalam perancangan pusat perbelanjaan dapat di ungkap sebagai
berikut :
a. Bagaimana merancang pusat perbelanjaan di Kabupaten Halmahera
Selatan dengan pendekatan arsitektur (Neo-Vernakular) ?
3
1.4 Ruang Lingkup Perancangan
Lingkup perancangan yang akan di bahas pada perancangan (Shopping
Mall) dengan fungsi sebagai wadah yang dapat manampung dan melayani kegiatan
perbelanjaan masyarakat akan barang-barang primer, sekunder maupun tersier dan
juga sebagai sarana rekreasi dan hiburan bagi pengunjung adalah seluruh aspek fisik
dari perancngan bangunan yang menyangkut dengan pola interior pada bangunan,
pembentukan ruang, sirkulasi luar ke arah bangunan pada perancangan.
4
pendalaman, pengkajian serta langkah-langkah strategis terkait dengan
pengembangan objek rancangan.
5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Tinjauan Objek Perancangan
Objek dari perancangan ini adalah Perancangan Pusat Perbelanjaan Di
Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan Dengan Pendekatan Arsitektur (Neo-
Vernakular) dengan pengertian yang di jelaskan secara rinci sebagai berikut :
2.1.1 Pengertian Perancangan Pusat Perbelanjaan Di Kabupaten
Halmahera Selatan Dengan pendekatan Arsitektur (Neo-
Vernakular)
A. Perancangan
Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu
yang akan dikerjakan dengan menggunakan teknik yang bervariasi
serta didalamnya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta
detail komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam
proses pengerjaannya. (Soetam Rizky, 2011 : 140)
B. Pusat
Menurut (KBBI) pusat merupakan tempat yang letaknya di bagian
tengah, pokok pangkal atau yang menjadi pumpunan, tumpuan pada
suatu titik berbagai urusan, hal.
C. Perbelanjaan
Menurut (KBBI) perbelanjaan adalah perihal (uang) belanja.
Perbelanjaan berasal dari kata dasar belanja.
D. Kabupaten Halmahera Selatan
Kabupaten Halmahera Selatan adalah salah
satu kabupaten di provinsi Maluku Utara, Indonesia. Ibu
kota kabupaten ini terletak di Kota Labuha.
E. Arsitektur Neo-Vernakular
Arsitektur neo–vernakular adalah salah satu konsep dari aliran post
modern. Neo-vernakular adalah gabungan dari dua konsep yang
berbeda yaitu modern dan vernakular. Arsitektur neo - vernakular
6
dapat diartikan sebagai arsitektur asli daerah tersebut yang dibangun
oleh masyarakat setempat, dengan menggunakan material lokal,
mempunyai unsur adat istiadat atau budaya dan disatu padukan
dengan sentuhan modern yang mendukung nilai dari vernacular itu
sendiri (Purnomo, 2017).
7
sedangkan pengawasannya diclakukan oleh pengelola yang
bertanggung jawab secara menyeluruh (Beddington, Desain of shoppinf
center).
c. Sekolompok kesatuan tempat perdagangan yang di bangun dan berikan
dan dirikan pada sebuah lokasi yang akan di rencenakan dan diatur
menjadi sebuah kesatuan operasi (operation unit), beruhubungan
dengan lokasi, ukuran, tipe toko, dan area perbelanjaan dan unit
tersebut. Unit ini juga menyediakan parkir yang di buat berhubungan
dengan tipe dan ukuran total toko (Urban land institute, shopping center
development handbook) jual beli beli, juga berfungsi sebagai tempat
untuk berkumpul atau berekreasi (Beddington, Desain of shoppinf
center).
Dari berbagai pengertian diatas, terdapat beberapa kata kunci yang terkait
dengan pusat perbelanjaan, yaitu :
a. Adanya kegiatan jual beli atau pertukaran barang dan jasa.
b. Dapat berfungsi juga sebagai tempat berkumpul dan berekreasi.
8
dalam satu bangunan yang bersama-sama menyediakan berbagai macam produk,
yang menyediakan kebutuhan-kebutuhan konsumen dengan kenyamanan
berbelanja yang disediakan seperti di rumah atau tempat kerja mereka sendiri.
Sementara Bloch, Ridgway dan Nelson (1991:445 ± 456) mengatakan bahwa
pusat perbelanjaan telah menjadi pusat perkumpulan, menawarkan daya tarik
rekreasi pada pengunjung seperti musik, bioskop, permainan, aktivitas seperti
makan di luar, menghadiri pertemuan dan bertemu teman. definisi yang
diungkapkan oleh Bloch, Ridgway dan Nelson adalah mungkin yang paling
menggambarkan kondisi pusat perbelanjaan saat ini.
9
jalan yang dulu dipakai bersantai sambil berbelanja tidak dapat ditemuai lagi.
Hampir semua jalan tersebut dipadati oleh berbagai macam alat transportasi.
Dengan adanya fenomena tersebut, maka orang akan rindu suasana yang dulu
pernah ada, sehingga timbul gagasan untuk mengembalikan bentuk pusat
perbelanjaan tersebut ke dalam pusat perbelanjaan.
Perkembangan pertama terjadi pada abad ke-19 yaitu dengan dibangunnya
Barton Arcade di kota Manchester. Bangunan berlantai empat yang memiliki arcade
ini sebenarnya mempunyai satu koridor yang bagian atasnya ditutupi kaca. Sebelum
bentuk arcade ini muncul, koridor yang terdapat dalam suatu pusat pertokoan
merupakan koridor terbuka/ pusat perbelanjaan terbuka. Bentuk ini biasanya
digunakan di negara-negara Eropa, menggunakan landscape untuk menutup jalan
yang akan digunakan sebagai pedestrian way yang terletak diantara toko-toko.
Tetapi bentuk ini tidak menguntungkan bila dilihat dari faktor iklimnya. Sebagai
langkah pemecahannya, timbul shelter sebagai pelindung dari panas, dingin, dan
hujan. Untuk semi-shelter digunakan sebagai kios, cafe, dsb, yang memberikan
kenyamanan dimusim gugur.
Pusat perbelanjaan tersebut ditutup dengan bahan yang tembus cahaya
matahari (sky light), sehingga orang yang berada di dalam pusat perbelanjaan
tersebut merasa seperti berada di alam bebas / alam terbuka. Dengan didukung alat
pengontrol iklim dan keamanan, maka pembeli dan pengunjung benar-benar dapat
berbelanja dengan santai. Konsep inilah yang mendasari adanya pusat
perbelanjaan.
10
Beberapa Pusat Perbelanjaan di Pusat Kota (S/D Th.2005)
Tabel 2.1. Beberapa Pusat Belanja Di Pusat Kota
No Nama Lokasi Luas(M2) Operasi(Th)
1. Sarinah Thamrin 21.000 1965
2. Duta Merlin Gaja Mada 13.000 1979
3. Gaja Mada Plaza Gaja Mada 38.000 1982
4. Metro Ps. Baru Pasar Baru 16.000 1985
5. Herco Ps. Baru Pasar Baru 20.000 1986
6. King’s Plaza Pasar Baru 20.000 1988
7. Plaza Indonenesia Thamrin 42.000 1990
8. Golden Truly Pasar Baru 20.000 1991
9. Mall Blok M Blok M 12.000 1993
10. Mall Menara Jakarta Kemayoman 90.000 2000
(sumber : Prolease, property Indonesia Edisi 2007)
11
Anggrek, Bandung,
Surabaya (2) Denpasar.
2. J.C Penney/AS (Grup Lippo) PT. Multipolar Lippo Super Mall**,
Lokasindo Mall Pondok Indah,
Plaza Blok M, Mega
Pasaraya (seribu), Mall
Kelapa Gading, Plaza
Senayan, Mega Mall,
Mall Taman Anggrek.
3. Marco Belanda (Grosir)* PT. Karabha Unggul Pasar Rebo, Kelapa
Gading, Maruya,
Ciputat, Surabaya,
Bandung, Alam Sutera,
Bekasi.
4 Mark & Spencer (inggris) PT. Maikalindo Plaza Blok M, Mall
Aneka Cipta Pondok Indah, Mall
Kelapa Gading, Plaza
Menteng*, Mall Taman
Anggrek.
5. Metro/Singapura (Toserba) PT. Metropolitan Mall pondok indah*,
Retailment (Grup Plaza Senayan**.
Rajawali)
6. Seibu/Jepan (Toserba) PT. Pasaraya Mega Pasaraya**
Nusakarya (A Latief
Corpertion)
7. Sogo/Jepan PT. Panen Lestari Plaza Indonesia**, Mall
Internusa (Grup Gaja Kelapa Gading**
Tinggal)
*
Keterangan : Tidak ada dalam perbelanjaan
**
Penyewa utama
12
2.6 Pengertian dan Batasan Mall
a. Jalur pejalan kaki yang di lengkapi dengan toko retail (eceran) dan
menghubungkan magnet-magnet kegiatan.
b. Suatu tempat dimana orang dapat berjalan dengan santai : dimana sebelah
kiri dan kananya berjejer toko-toko serta dapat dengan mudah dicapai
dari tempat parkir kendaraan pengunjung.
c. Suatu bentuk dan jalur jalan yang dialih fungsikan sebagai jalur pejalan
kaki dengan prasarana baru, pada daera bisnis dipusat kota yang di
berorientasi pada pendestetian yang dilayani oleh transportasi umum.
d. Suatu plaza bagi masyarakat umum, jalan atau jalur jalan yang dilengkapi
dengan pepohonan atau pengerasan baru yang dirancanakan sebagai
daerah pendesterian. Berdasarkan beberapa pergantian tersebut di atas,
maka dapat di ambil suatu batasan, bahwa mall tersebut :
“Suatu selasar/jalur pejalan kaki yang bebas dari arus lalu lintas di mana
sebelah kiri dan kananya terdapat sederetan toko-toko retail yang menghubungkan
beberapa magnet yang mana magnet itu berupa supermarket, departemen store serta
dilengkapi dengan fasilitas rekreasi lainnya seperti bioskop, restorant, food cort dan
lainnya.”
a. Pasar (market)
Merupakan kelompok fasilitas perbelanjaan sederhana (los, toko,
kios, dan sebagainya) bentuk pertokoan yang tertua, terdiri atas
rangkaian petak yang dia atur berderet-deret di ruang terbuka atau
13
tertutup dan biasanya berada dekat Kawasan permukiman, yang
melayani kebutuhan sehari-hari masyarakat di sekitarnya.
b. Pertokoan Sepanjang Jalan (shooping Street)
Pertokoan yang terletak di sepanjang kiri dan kanan jalan,
mempunyai gudang dan service di bagian belakang. Area
perbelanjaan ini merupakan jenis pasar yang berlokasi di sepanjang
tepi jalan. Jenis perbelanjaan seperti ini berkembang di kawasan-
kawasan wisata, atau kawasan pertokoan yang menarik dan di
jadikan tempat singgah untuk berbelanja. Kegiatan ini lintas
pengunjung dan arus barang di muka pertokoaan menjadi salah satu
dengan lalu lintas umum.
c. Chain Store
Chain store adalah kelompok kios-kios/toko yang menjual berbagai
macam barang yang berlokasi pada suatu bangunan toko/ruang
tertutup.
d. Decentralized Center
Decentralized center adalah kelopmpok pertokoan yang menjual
berbagai macam barang yang berlokasi pada persimpangan jalan.
e. Areal Perbelanjaan
Merupakan perkembangan bentuk dari toko berjejer. Untuk
menghindari terganggunya pengujung dari lalu-lintas kendaraan,
jalan ditutup sebagai jalur pedestrian. Akibatnya timbul bentuk
kelompok toko yang berorientasi pada suatu ruang bebas ditengah
yang khususkan bagi pejalan kaki.
f. Departemen Store
Merupakan pertokoan yang diusahakan oleh suatu badan usaha yang
mejual bermacam-macam barang. Depertemen store atau toko serba
ada, merupakan wadah perbelanjaan bermacam-macam barang atau
satu macam/jenis barang, berbentuk toko dalam skala besar yang
dikelolah oleh suatu perusahan niaga. Barang yang diperdagangkan
14
tidak membawa nama perusahan pengelolah departemen store.
Barang yang diperdagangkan adalah barang kebutuhan berkala
sampai kebutuhan khusus.
g. Supermarket
Pertokoan dengan ruangan yang luas, dimana terdapat kelompok
penjualan bermacam-macam barang. Supermarket atau pasar
swalayan merupakan wadah perbelanjaan barang kebutuha sehari-
hari (bersifat kering dan basah dalam bentuk kemasan), barang
kebutuhan berkala, sebagai barang khusus/atau mewah.secara umum
sifat pelayanan supermarket bentuk self service dengan harga yang
sudah ditetapkan.
h. Pusat perbelanjaan
Merupakan perkembangan dan gabungan dari beberapa perusahan
dagang enceran milik perorangan yang Bersama-sama menjalankan
usaha di dalam suatu wadah fisik dan di lengkapi dengan fasilitas-
fasilitas penunjang. Barang-barang yang di perdagangkan adalah
mulai dari dari barang kebutuhan sehari-hari sampai pada kebutuhan
berkala.
i. Mall
Merupakan pengembangan dari pusat perbelanjaan yang di padukan
dengan sarana rekreasi dan hiburan. Dan umumnya bentuknya
berupa selasar yang panjang. Barang yang di perdagangkan adalah
barang yang berkebutuhan sehari-hari sampai berkebutuhan khusus.
15
memberikan kesan alami, hal ini terlihat pada arcade seperti pohon, semak-
semak, bangunan dan kursi taman. Tipe mall ini juga mempunyai kelemahan,
utamanya bagi negara yang memiliki 4 (empat) musim. Yaitu adanya
hambatan dari iklim, sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat berlangsung
sepanjang tahun. Mall terbuka dapat dibedakan lagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu:
Full Mall, Transit Mall, dan Semi Mall.
a. Full Mall
Full Mall di hasilkan oleh jalan tertutup yang dulunya digunakan
oleh lalu-lintas kendaraan dan kemudian mengembangkan
pendestrian atau plaza dengan paving, pohon-pohon, tempat duduk,
penerangan dan kenyamanan-kenyamanan lainnya seperti sculpture
dan batu-batuan.
b. Transit Mall
Transit Mall di kembangkan dan pemindahan lalu-lintas automobil
dan truk pada site jalan dan hanya membiarkan lalu-lintas publik
seperti bus dan taxi. Parkir pada jalan dilarang, jalur penjalan kaki di
perlebar dan asesories lainnya ditambahkan.
c. Semi Mall
Semi mall jumlah lalu-lintas dan parkir dikurangi. Pengembangan
area pendestrian yang akan dihasilkan akan di lengkapi dengan
pepohonan, tempat duduk, penerangan dan asesories liannya.
2.8.2 Mall Tertutup (The Closed Mall Centre)
Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual dan
pembeli terlindung dalam satu area tertutup (bangunan) dan tempat
pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat
berlangsung sepanjang tahun.
16
Pada dasarnya Mall tertutup menerapkan konsep mall dalam
bangunan. Konsep ini door stereet ini diterapkan secara konsekuen, sehingga
elemen-elemen luar dan elemen jalan seperti lampu-lampu jalan hadir secara
nyata dalam mall tertutup. Selain terdapat dalam pengaturan pengkondisian
ruang, jenis mall ini juga menggunakan pecahan buatan (artificial lighting)
untuk membantu menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang
mengunakan skylight sebagai salah satu elemen utama mall. Dalam
merencanakan mall tertutup, dapat beberapa faktor yang harus diperhatikan,
yaitu:
a. Magnet/anchor
Dalam menghidupkan suasana dan minat pengunjunng, maka suatu
perbelanjaan haruslah dibuat unsur penarik yang di sebut magnet
atau anchor. Magnet tersebut dapat berupa supermarket atau fasilitas
rekreasi lainnya seperti cineplex, food court/restorant, playground.
Penempatan dari magnet ini dapat bermacam-macam. Tetapi
umumnya penerapan megnet menggunakan pola ‘Pimpong
Effect/Dumb Bell’. Dengan adanya pimpong effect tersebut,
membuat mall menjadi daerah pergerakan aktivitas yang tinggi
sehingga tidak ada retail shop yang tidak dilalui oleh pengunjung.
b. Tenant Mix
Pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang akan menempati retail
shop dan anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi
mayoritas pengunjung dan selera dari pengunjung. Pengaturan dan
penempatan jenis-jenis retail tersebut harus sesuai dengan
penempatannya, sehingga antara retail yang satu dengan yang
lainnya tidak saling mengganggu. Perbandingan jumlah antara
anchor dan retail-ratail tersebut adalah 40:60. Hal ini di
pertimbangkan dari infestasi dan pengambilan modal.
c. Desain Kriteria
17
Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat kriteria-kriteria
tertentu bagi para penyewa dalam mengatur retail yang disewanya,
agar dapat membentuk satu kesatuan dengan retail-retail lainnya.
Juga haruslah memperhatikan orientasi mall kedalam dan tidak
banyak bukaan-bukaannya.
Perancangan suatu mall harus memperlihatkan kesan santai atau
rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus diperhatikan
pintu masuk yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out
dari mall dibuat secara sederhana, mudah didefenisikan serta tidak
membosankan.
2.8.3 Gabungan Mall Terbuka Dan Tertutup (The Composite Mall
Centre)
Merupakan mall yang Sebagian terbuka dan Sebagian tertutup
maksudnya yaitu bahwa selasar di sepanjang arcade toko-toko
ditutup oleh atap tembus pandang dan atap penghubung antara toko-
toko yang saling berhadapan. Sehingga tidak semua pendestrian mall
perlu di tutup. Hal ini untuk mengantisipasi keadaan musim dingin.
18
Perletakan nodes disetiap pengakhiran poreder yang terdapat
disetiap lantai suatu mall. Jarak maksimal antara magnet tersebut
disetiap lantainya maksimal 200 meter, sedangkan jarak
optimumnya 180 meter.
19
e. Terdiri dari sejumlah department store, supermarket, junior
supermarket, toko-toko eceran, variety shop, convince store,
speciality store, bank, restorant dan beberapa fasilitas penunjang.
20
2.11.2 Perdagangan Jasa
Jasa Hiburana, yakni bioskop, theatre, billiard, bar/restorant, night
Club. Jasa Pelayanan, yakni barber shop/salon, bengkel reparasi
barang elektronik, peralatan rumah tangga, dan lain-lain.
a. Berdasarkan ruang lingkup pelayanan.
Perdagangan luar negeri, meliputi perdagangan eksport, import
dan transit. Perdagangan dalam negeri, meliputi perdagangan
lokal dan regional.
b. Berdasarkan cara penyampaiannya.
Perdagangan langsung, dimana barang-barang yang telah dibeli
dapat langsungdimiliki secara fisik.
Perdagangan tidak langsung, dimana barang-barang yang telah dibeli
tidak dimiliki secara langsung.
a. Sistem Distribusi Barang
System distribusi barang pada bangunan perbelanjaan dari produsen
ke konsumen merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan
dalam perencanaan suatu bangunan perbelanjaan.
Dalam sistem distribusi ini sangat berperan dalam pendistribusian
barang yaitu :
1. Produsen
Produsen bertindak sebagai penghasil barang, dimana dapat
bersumber dari pabrik atau importir. Produsen lalu
mendistribusikan barang ke distributor.
2. Distributor
Distributor bertindak sebagai penyalur barang ke dealer. Dalam
beberapa hal distributor dapat menjual barang langsung ke
konsumen.
3. Dealer/penyalur
21
Dealer menjual barang-barang langsung ke konsumen ataupun
kepada Sub dealer ( toko yang tidak mempunyai ikatan dengan
distributor ). Arus distribusi barang tersebut dapat digambarkan
dengan pihak-pihak yang terkait dalam distribusi tersebut yaitu :
Dealer konsumen
22
Pengelolaan administratif mencakup kegiatan pelayanan
terhadap penyewa, pengaturan area penjualan atau promosi,
pengawasan pegawai, pembebanan pungutan kegiatan
keuangan lainnya.
c. Hukum
Membantu penyewa/pedagang dalam proses mendapatkan
surat penunjukan tempat berdagang, membantu menangani
urusan kontrak penyewa/pedagang.
d. Keamanan
Meliputi kegiatan keamanan manusia, barang dagangan dan
tempat usaha dari ancaman kebakaran, persyaratan udara,
iklim maupun pencurian.
c. Sistem Pemilikan Ruang
Sistem Pemilikan Ruang pada bangunan perbelanjaan dapat
berbentuk :
1. Sistem Sewa
Sistem pemilikan dalam bentuk sewa/kontrak untuk jangka
waktu ertentu, merupakan sistem yang dapat membantu
meringankan beban calon penyewa ruang khususnya yang
bermodal kecil.
Kelemahan dari sistem ini adalah pengelolah dapat menaikkan
tarif pada masa kontrak selanjutnya.
2. Sistem Kredit
Pada sistem ini kredit calon pemilik dapat memiliki ruang
dengan cara mencicil selama jangka waktu yang telah ditetapkan
oleh pengelolah. Beban yang ditanggung oleh calon pemilik agak
lebih berat bila dibandingkan dengan sistem Sewa, tetapi
keuntungannya adalah calon pemilik dapat memilikinya dan
mengembalikan cicilan dengan nilai tetap tanpa adanya
kemungkinan perubahan harga seperti sistem sewa.
23
3. Sistem Pembayaran Tunai.
4. Pada sistem ini calon pemilik dapat langsung memiliki ruang
setelah membayar tunai/kontan sesuai dengan harga jual yang
telah ditetapkan oleh pengelolah.
d. Sistem Manajemen dan Penjualan
1. Sistem manajemen
Sistem manajemen pada mali dapat berbentuk sebagai berikut :
a) Independent Trade : merupakan sistem dimana masing-
masing pedagang mengurus dan mengusahakan sendiri
segala kebutuhan. Khususnya yang berkaitan dengan
pengadaan barang dagangan.
b) Cooperative Sociaties : merupakan sistem dimana para
pedagang membentuk suatu organisasi atau lembaga
dengan tujuan melayani kebutuhan anggotanya.
c) Multiple Shop : merupakan sistem dimana pengusaha
pertokoan / pengelolah mengurus dan mengusahakan
kebutuhan para pedagang dengan cara membeli barang
dalam jumlah besar, kemudian didistribusikan ke toko-toko
yang berada dalam mall.
2. Sistem Penjualan
Pada umumnya sistem penjualan yang diterapkan pada mall
dibedakan atas :
a. Conventional Shop, yaitu sistem penjualan barang dengan
cara tawar-menawar antara pembeli dengan penjual.
b. Self Service Shop, yaitu sistem penjualan dimana pembeli
memilih dan melayani sendiri dengan harga yang sudah
ditetapkan.
c. Mail Order, yaitu sistem penjualan barang dimana barang
tersebut iantar langsung kerumah, berdasarkan pesanan
pembeli.
24
e. Unsur Pelaku Kegiatan
Unsur-unsur pelaku kegiatan adalah para pelaku yang
berkepentingan didalam suatu bangunan perbelanjaan. Pelaku
kegiatan digolongkan atas dua bagian, yaitu :
1. Pelaku Kegiatan Utama Pelaku Kegiatan Utama adalah pelaku
kegiatan yang melakukan aktifitas dan terlibat secara langsung.
a. Pengunjung
Pengunjung adalah masyarakat umum yang datang
berkunjung pada mall tersebut untuk melihat dan mencari,
memilih, menawar serta membeli suatu atau beberapa jenis
barang berdasarkan kebutuhannya dengan motivasi yang
kuat atau dengan maksud untuk melihat atau sekedar
berekreasi
b. Pedagang
Pedagang adalah pelaku kegiatan, baik perorangan maupun
berbentuk badan usaha yang menyewa ruang yang ada dalam
mall dan mempergunakan ruang tersebut untuk menyediakan
dan memberikan jasa penjualan materi perdagangan.
2. Pelaku Kegiatan Penunjang
a) Pengelola/investor
1. Investor adalah kelompok atau perorangan (dapat
berbentuk badan usaha ) yang menyediakan penanaman
modal untuk pengadaan mall.
2. Pengelola adalah badan atau usaha berupa kelompok atau
perorangan yang ditunjuk oleh pihak investor untuk
mengelolah dan mengawasi kegiatan administrasi dan
operasional mall yang bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap investor atas kelangsungan usaha investor pada
mall tersebut.
b) Produsen
25
Peranan dari produsen dalam mall adalah dari segi produksi
dan pengadaan barang, menjamin mutu dan kwalitas barang
yang dihasilkan.
1. Bank
Bank merupakan lembaga sosial yang memberikan
pelayanan atau bantuan kepada masyarakat. Pelayanan
yang diberikan berupa pinjaman modal atau fasilitas
kredit.
2. Pemerintah
Pemerintah berperan sebagai pengarah, khususnya dalam
pengembangan pusat perbelanjaan dalam mall. Peranan
pemerintah juga tidak lepas dari masalah pengontrolan
pada efek sosial yang ditimbulkan dari pengadaan mall,
pengontrolan terhadap kestabilan harga, perpajakan serta
segala masalah yang berhubungan dengan peraturan
pemerintah.
3. Hubungan Antara Pelaku Kegiatan
a. Hubungan investor dengan pemerintah dalam hal
perizinan mendirikan usaha dan kewajiban membayar
pajak.
b. Hubungan pengelolah dengan pemerintah dalam hal
perpajakan kestabilan harga dan keamanan.
c. Hubungan produsen dengan pengelolah dalam hal
produksi dan promosi.
d. Hubungan produsen dengan pedagang dalam hal jual
beli atau distribusi barang.
26
2.12 Bentuk Shopping Mall Menurut Komposisi dan Bentuk.
2.12.1 Shopping Mall Dalam Bentuk L
Bentuk L merupakan shopping yang menghadap jalan utama dan ke
samping menghadap tempat parkir.
27
2.12.3 Shopping Mall dalam Bentuk U
Bentuk U merupakan Shopping mall menghadap jalan utama dan
kedua sisi menghadap tempat parkir
28
2.13.2 Double-Strip Center With Off-Street Parking
29
(sumber : Shopping Mall Interchange Terminal Amplas. 2010.)
30
2. Ruang-ruang yang saling berkaitan
a. Masing-masing ruang mempertahankan identitasnya dan
batasan sebagai suatu ruang
b. Bagian yang saking berkaitan dari dua ruang dapat
digunakan Bersama secara seimbang, maupun melebur
menjadi bagian integral dari ruang satunya, maupun
berfungsi sebagai penghubung bagi kedua ruang aslinya.
31
4. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang Bersama
a. Dua buah ruang yang terbagi oleh jarak dihubungkan
eleh ruang ke tiga
b. Ruang perantara dapat berbeda bentuk dan orientasi
dibanding dua ruang lainnya.
c. Ruang perantara dapat menjadi ruang dominan dalam
hubungan dan mampu mengorganisir sejumlah ruang.
a. Pola Terpusat :
1. Suatu ruang dominan dimana pengelompokkan sejumlah ruang
sekunder dihadapkan
2. Bersifat stabil, dimana ruang pusat sebagai ruang pemersatu dari
organisasi terpusat
3. Perbedaan antara ruang sekunder memungkinkan terbentuk
organisasi terpusat untuk tangap terhadap kondisi tapak yang
bermacam-macam.
32
Gambar 2.11. Pola Terpusat
(Sumber : www.academia.edu)
b. Organisasi Linear
1. Suatu urutan linear dari ruang-ruang yang berulang
2. Tiap-tiap ruang di sepanjang deretannya memiliki hubungan
dengan ruang luar.
3. Menunjukkan suatu arah dan menggambarkan gerak, pemekaran
dan pertumbuhan
33
(Sumber : www.academia.edu)
d. Organisasi Cluster
1. Ruang-ruang dikelompokkan berdasarkan adanya hubungan atau
bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
2. Bentuk organisasi luwes dan dapat dapat menerima pertumbuhan
dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.
e. Organisasi Grid
1. ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid structural atau grid dimensi
lainnya
2. Teratur dan keutuhan pola-pola menjadi ciri khas organisasi grid
3. Ketidakaturan grid dapat menimbulkan satu hierarki modul-modul yang
dibedakan oleh ukuran, proporsi atau lokasinya.
35
Gambar 2.17. Pola Radial
(Sumber : www.academia.edu)
3. Pola Spiral
Suatu pola sirkulasi ruang dengan cara berputar menjauhi titik
pusat Pola sirkulasi ini sangat berguna pada lahan yang
mempunyai luas terbatas dan pada lahan yang mempunyai kontur
tanah yang curam Contoh: ram parkiran di mal, jalan didaerah
pegunungan dsb.
4. Pola Network
Suatu pola sirkulasi ruang melalui jaringan (penyatuan) dari
beberapa ruang gerak untuk menghubungkan titik – titik terpadu
dalam suatu ruang. Umum nya pola ini dipergunakan pada ruang
– ruang gedung perkantoran dimaksudkan agar setiap orang bisa
dengan mudah beraktivitas. Contoh: Ruang perkantoran.
5. Pola Campuran
Suatu pola sirkulasi ruang yang terdiri dari gabungan 4 pola
(linier, Radial, Spiral dan Network) untuk menciptakan suatu pola
yang berbeda menimbulkan kesan harmonisasi dari perpaduan 4
pola. Akan tetapi untuk menciptakannya amat sulit. Apabila tidak
sesuai akan menimbulkan kesan membingungkan.
37
Gambar 2.21. Siste Sirkulasi Mansia
(Sumber : Whole Build Design Guide)
39
Gambar 2.22. Detail Pembagian Ruang Lift
(Sumber: Sukamita,2015:21)
40
Gambar 2.23. Dumb Waiter Untu Lift Makanan
(Sumber: Sukamita, 2015:22)
6. Landaian (Ramp)
Ramp adalah transisi halus atau landaian antar lantai sebuah
bangunan. Untuk mendapatkan kemiringan yang nyaman,
diperlukan jarak yang relatif panjang. Ramp digunakan untuk
mengakomodasi perubahan ketinggian sepanjang rute yang dapat
diakses atau untuk menyediakan akses bagi peralatan beroda.
Ramp yang pendek dan lurus bersifat seperti balok, dapat dibuat
dari kayu, baja, atau sistem lantai beton. Ramp yang panjang atau
memutar biasanya dibuat dari baja ataubeton yang diperkuat
(Francis D.K. Ching dan Cassandra Adams dalam buku Ilustrasi
Konstruksi Bangunan. 1993. Hal. 299).
7. Escalator
Escalator merupakan alat angkat yang menyerupai tangga,
namaun dapat berjalan sehingga penggunanya tidak perlu berlu
berjalan. Sudut kemiringan yang sesuai dengan standar ialah 30-
35 derajat. Selain itu, terdapat alat angkut dengan konveyor yang
bentuk jalurnya melingkar/berbelok-belok.
a. Sirkulasi Kendaraan
42
1) Parkir terletak pada muka tapak yang datar
2) Tempat parkir diusahakan berada pada permukaan yang datar.
Apabila permukaan tanah asal mempunyai kemiringan, maka
perlu dipikirkan penggunaan grading dengan sistem cut and
fill. Lokasi permukaan yang datar pada area parkir
dimaksudkan untuk menjaga keamanan kendaraan agar parkir
dengan aman dan tidak menggelinding.
3) Parkir terletak tidak terlalu jauh dari pusat kegiatanHubungan
pencapaian antara parkir dengan bangunan atau tempat
kegiatan diusahakan tidak terlalu jauh. Bila jarak antara tempat
parkir dengan pusat kegiatan cukup jauh, maka diperlukan
sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.
c. Standar Kendaraan
43
Gambar 2.27. Standar Ukuran Truk
(Sumber : Neufert 2002 : 101)
44
Gambar 2.30. Parkir Paralel
(Sumber : Rustam Hakim, 2002)
45
1. Tingkat pencahayaan atau penerangan disesuaikan dengan
kebutuhan kuat terang yang diinginkan sesuai aktifitas yang
dilakukan.
2. Teknik pencahayaan yang dirancang dapat sekaligus dimanfaatkan
untuk mendapat citra bangunan.
3. Distibusi jaringan elektial yang mendukung sistem pencahayaan
dapat diletakan diatas langit-langit ruangan, dibawah lantai pada
sturktur lantai yang diangkat (Rising Floor), atau pun ditanam
didalam dinding.
Adapun sumber cahaya, menjadi 2 macam yaitu :
1) Pencahayaan Alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang memiliki sumber
cahaya yang berasal dari alam, seperti mathari, bintang, dll.
Matahari adalah sumber pencahayaan alami yang paling utama,
namun sumber pencahayaan ini kepada waktu (siang hari atau
malam hari), musim dan cuaca (curah, mendung, berawan dll).
2) Pencahayaan Buatan
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari sumber
cahaya selain cahaya alami, contohnya lampu listrik, lampu minyak
tanah, gas, dan lain-lain.
b. Sistem Penghawaan
1. Penghawaan Alami
Arah dan kecepatan angin adalah pertimbangan penting pada
sebuah tapak disemua iklim. Variasi angin musiman dan harian harus
dipertimbangkan secara hati-hati dalam mengevaluasi potensi untuk
ventilasi ke interior ruangan dan halaman luar gedung pada saat cuaca
panas, menyebabkan kehilangan panas pada saat cuaca dingin dan akan
46
mempengaruhi beban lateral pada struktur bangunan. Angin antar benua
dan samudera serta akibatnya. Angin antar benua/samudera adalah
penyebab utama adanya siklus musim kemarau dan musim hujan di
daerah-daerah. Kecenderungan udara untuk mengalir dari tempat
bertekanan tinggi kearah yang bertekanan rendah. Kecenderungan
angin-angin dari daerah-daerah lintang utara untuk berserong ke kanan
bila mengalir ke khatulistiwa. Peta angin dan hujan bulan Pebruari (J.H.
Houbolt :Iklim di Indonesia” Bandung 1954).
a. Pengudaraan/penghawaan alami
Orientasi bangunan diletakkan antara lintasan matahari dan angin.
Letak gedung yang paling menguntungkan apabila memilih arah
dari timur ke barat. Bukaan-bukaan menghadap Selatan dan Utara
agar tidak terpapar langsung sinar matahari.
49
Gambar 2.36. Konfigurasi ruang Tipis Dan Tebal
( Sumber. https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id)
i. Wind tunnel
50
Gambar 2.39. Pergerakan Udara
(Sumber : https://arsitekturdanlingkungan.wg.ugm.ac.id)
j. Ventilasi silang
51
Menempatkan bukaan pada sisi yang bersebrangan: Aliran angina
tidak dapat menjangkau ke seluruh ruangan.
2. Penghawaan Buatan
Buatan Untuk mendapatkan kondisi ruangan yang memenuhi
thermal comfort atau kondisi yang harus memenuhi persyaratan
tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, tanpa adanya
ketergantungan dengan lingkungan luar, maka digunakan penghawaan
buatan(airconditioning). Penghawaan buatan di sini memiliki
pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan berdasarkan beban
kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Agar didapatkan suatu sistim
serta kapasitas pendingin yang tepat, maka perlu diketahui besarnya
beban kalor pada ruang/bangunan (karena fungsi AC adalah untuk
menghapus beban kalor tersebut) sehingga suhu dan kelembaban
udara tetap nyaman. Besar beban kalor yang terjadi ditentukan oleh:
hantaran panas radiasi matahari, hantaran panas secara transmisi,
hantaran panas ventilasi atau infiltrasi, beban panas intern (manusia
dan peralatan elektronik atau mesin).
a. AC Central
52
Mesin penyegaran udarah sentral suatu sistem penyegaran udara
untuk mendinginkan udara pada ruangan yang besar sehingga unit
mesinnya memerlukan ruangan tersendiri. Untuk menyalurkan
udara dingin atau udara yang Kembali, mesin tersebut
menggunakan pipa-pipa ducting dan berakhir pada lubang-lubang
di langit-langit tersebut difusser. Unit-unit pengelolah udara ini
berkapasitas besar yang disebut pengelolah udara (AHU). Unit-
unit untuk mesin kompresor dan kondensor diletakan jauh dari
terpisah yang disebut chiler dan dibantu oleh pompa. Mesin
penyegaran udara-udara sentral ini banyak digunakan untuk
penyegaran hotel maka perlu dibantu dengan alat dingin (cooling
tower).
53
diberi lapisan peredam suara agar tidak menimbulkan kebisingan
yang mengganggu ruangan lain.
55
menguasai segala bentuk kegiatan industri dan bersifat mengikat
sehingga dapat memberi sanksi hukum bagi pelangarnya.
b. Pengendalian teknis, yaitu suatu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara-cara yang berkaitan dengan
proses produksi seperti perlu tidaknya mengganti proses,
mengganti produksi seperti perlu tidaknya mengganti proses,
mengganti sumber energi/bahan bakar, instalasi pengolah limbah
atau menambah alat yang lebih modern/canggih. Dalam hal ini
yang perlu diperhatikan adalah :
1. Mengutamakan keselamatan manusia
2. Teknologinya harus sudah dikuasai dengan baik
3. Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan
56
b. APAR / Fire Extinguishers / Racun Api
Alat pemadam api ringan (fire extinguisher) atau APAR adalah
alat yang sangat penting, itu karena APAR berfungsi mematikan api
pada saat pertama kali muncul. Pengguna APAR yang efektif akan
mampu mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Ada banyak faktor
yang memperngaruhi efektifitas pencegahan kebakaran di tempat
kerja. Bukan saja pemilihan jenis alat pemadam api yang harus tepat,
akan tetapi harus diperhatikan pula faktor pemasangannya dan
pemeliharaannya.
57
2. Tanda untuk menyatakan tempat alat pemadam yang
dipasang pada tiang kolom.
3. Kebakaran dan jenis alat pemadam api ringan yang dapat
digunakan.
4. Jangka waktu pemeriksaan, pengisian kembali dan percobaan
tekan.
5. Cara dan konstruksi pemasangan alat pemadam api.
6. Suhu maksimum tempat penyimpanan alat pemedam.
7. Checklist item pemeriksaan alat pemadam.
8. Prosedur pemeriksaan alat pemadam.
9. Prosedur pengisian kembali tabung alat pemadam api ringan.
10. Sanksi pidana yang akan dikenakan terhadap pihak-pihak
yang tidak melaksanakan Peraturan Menteri ini.
c. Hydrant
Ada 3 jenis hydran, yaitu hydran halaman dan hydran kota, sesuai
namanya hydran ditempatkan dalam gedung, untuk hydran halaman
ditempatkan di halaman, sedangkan hydran kota biasanya
ditempatkan pada beberapa titik yang memungkinkan unit pemadam
kebarakan suatu kota mengambil cadangan air.
58
1. Detektor Asap/ Smoke DetectorPeralatan yang
memungkinkan secara otomatis akan memberitahukan
kepada setiap orang apabila ada asap pada suatu daerah maka
alat ini akan berbunyi, khusus untuk pemakaian dalam
gedung.
3. Sprinkler
59
Peralatan yang dipergunakan khusus dalam gedung, yang
akan memancarkan air secara otomatis apabila terajdi
pemanasan pada suatu suhu tertentu pada daerah dimana ada
sprinkler tersebut.
60
- Ruang luar adalah ruang yang terjadi dengan membatasi alam
hanya pada bidang alas dan dindingnya, sedangkan pada
bidang atapnya, tidak terbatas.
- Arsitektur tampa atap, tetapi di batasi oleh dua bidang, yaitu
dinding dan lantai atau ruang yang terjadi dengan
menggunakan dua elemen pembatas. Hal itu menyebabkan
lantau dan dinding menjadi elemen yang penting dalam
merancang ruang luar.
Ruang luar memiliki fungsi sebagai wadah dari aktivitas di ruang
terbuka, sirkulasi antar bangunan, jalur masuk ke dalam bangunan dan
parkir. Ruang luar dipengaruhi terutama oleh konteks lingkungan alami,
lingkungan terbangun serta fungsi bangunan dalam tapak.
b. Proses Terjadinya Ruang Luar
Ruang luar terbentuknya karena adanya ruang mati, ruang terbuka
dan ruanng positif.
1. Ruang mati (death space)
Ruang mati merupakan kebalikan dari ruang hidup. Ruang
hidup adalah ruang yang memiliki bentuk dah hubungan
yang benar serta komposisi dan struktur yang
direncanakan dengan baik. Sedangkan ruang mati adalah
ruang yang terbentuk dengan tidak direncanakan, tidak
terlingkup dan tidak dapat digunakan dengan baik. (ruang
yang terbentuk tidak dengan disengaja atau ruang yang
tersisa).
61
Gambar 2.50. Ruang Hidup dan Ruang Mati
(Sumber : Tata Ruang Luar (Prabawasari & Suparman, 1999)
2. Ruang terbuka
Ruang terbuka merupakan suatu wadah yang dapat
menampung kegiatan baik secara individu maupun
kelompok. Bentuk rung terbuka terganttung pada pola dan
susunan masa bangunan. Terdapat beberapa batasan pola
ruanng ruang terbuaka antara lain :
a. Bentuk dasar dari pada ruang terbuka di luar
bangunan
b. Dapat digunakan oleh public (setiap orang)
c. Memberi kesempatan untuk bermacam-macam
kegiatan
3. Ruang positif
Ruang positf merupakan ruang yang diolah dengan
peletakan massa bangunan atau objek pelingkup yang
menimbulkan sifat positif. Biasanya terdapat kepentingan
manusia di dalamnya. Sedangkan ruang negatif
merupakan ruang terbuka yang menyebar dan tidak
62
berfungsi dengan jelas. Ruang negatif terajadi secara
spontan dan pada awalnya tidak dimaksudkan untuk
kegiatan manusia. Setiap ruangnya tidak direncanakan,
tidak dilingkumpi atau tidak dimaksudkan untuk kegiatan
manusia merupakan ruang negatif.
63
d. Skala generik, yaitu perbandingan ukuran elemen
bangunan atau ruang terhadap elemen lain yang
berhubungan dengannya sekitarnya.
2. Tekstur
Fungsi dari tekstur adalah untuk memberikan kesan pada
persepsi manusia melalui penglihatan visual.
Terkstur menurut bentuknya dapat di bedakan menjadi 2
(dua) di antaranya :
a. Tekstur Halus, permukaannya di bedakan oleh
elemen-elemen yang halus atau warna.
b. Tekstur Kasar, permukaannya terdiri dari elemen yang
berbeda baik corak, bentuk maupun warna.
64
Gambar 2.54. Tekstur primer dan Tekstur Sekunder
(Sumber : Tata Ruang Luar (Prabawasari & Suparman, 1999)
3. Warna
Menurut teori prag, secara psikologis warna terdapat
dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu :
a. Hue : Semacam tempramen mengenai
panas/dinginnya warna
b. Value : Mengenai gelap terangnya warna
c. Insensity : Mengenai cerah redupnya warna
65
d. Quarternary, yaitu pencampuran dari dua warna
tertiary.
e. Tertiary (warna ketiga), merupakan campuran dari
dua warna binary.
Selain elemen perancangan secara visual, terdapat pula
elemenelemen lingkungan yang juga harus diperhatikan
dalammelakukan perencanaan dan perancangan ruang luar
atau lansekap. Elemenelemen tersebut, antara lain :
1. Pembatas Ruang
Terdapat 3 (tiga) elemen pembentukan ruang antara
lain :
a. Bidang atas/lantai (the base plane)
Berdaarkan teksturnya, permukaan lantai pada
ruang luar dapat di bedakan menjadi 2 ( dua)
yaitu :
- Tekstur keras, seperti : batu, kerikil, pasir,
beton, aspal, dan sebagainya
- Tekstur lunak, seperti : rumput, tanah, dan
sebagainya
66
Gambar 2.55. Bidang Alas dengan Perbedaan ketinggian
(Sumber : Tata Ruang Luar (Prabawasari & Suparman, 1999)
67
Gambar 2.56. Dinding Sebagai Pembatas Ruang
(Sumber : Tata Ruang Luar (Prabawasari & Suparman, 1999)
68
a. Visual kontrol (kontrol pandangan), yaitu
sebagai penahan silau yang ditimbulkan
matahari, lampu, pantulan sinar, ataupun
sebagai greens screen yaitu penghalang
pandangan terhadap hal-hal yang tidak
menyenangkan untuk dilihat misalnya :
sampah, galian, pembangunan, dan
sebagainya.
b. Pembatas fisik, untuk mengarahkan
pergerakan manusia.
c. Pengendali iklim, baik suhu, radiasi matahari,
angin dan kelembaban.
d. Pencegah erosi
e. Pemberi nilai etetis dan menambah kualitas
lingkungan.
69
Tabel 2.3 : Elemen Soft Material
2. Bentuk percabangan
batang tidak merunduk
5. Tidak mudahbtumbang
2 Peredam
1. Terdiri dari pohon,
kebisingan
perdu/semak;
2. Membentuk massa;
70
4 Pemecah 1. Tanaman tinggi,
angin perdu/semak;
5. Tinggi 0,5 - 3 m.
Kembang Kertas
6. Berbunga.
7. Berdaun hias.
Merambat
Sember : Diolah Penulis 2023
1 Grass Block
2 Gazebo
71
3 Lampu taman
4 Bangku taman
72
a. Strukrur Bawah
Struktur bawah adalah struktuur yang berhubungan dengan
pondasi, adapun pondasi merurut penggunaannya adalah:
1. Pondasi Dalam, pondasi ini digunakan ketika tanah tidak
stabil atau tidak mempunyai kapasitas daya dukung yang
mencukupi.
75
2.15. Tinjauan Tema
Tema yang dipilih untuk diterapkan dalam perancangan pusat perbelanjaan
ini adalah tema arsitektur post modern. Ada beberapa teori yang mengungkapkan
aspek-aspek mengenai tema arsitektur post modern, dari aspek-aspek tersebut akan
dipilih kembali untuk diterapkan pada objek perancangan pusat perbelanjaan. Salah
satunya Arsiterktur Neo-Vernakuler.
2.15.1 Pengertian Arsitektur Neo-Vernakuler
Arsitektur Neo Vernakular adalah salah satu konsep arsitektur yang
berkembang pada era Post Modern. Post modern adalah aliran arsitektur yang
muncul pada pertengahan tahun 1960-an, adanya post modern dikarenakan
adanya sebuah Gerakan yang dilakukan oleh beberapa arsitek salah satunya
adalah Charles Jencks untuk mengkritisi arsitektur modern. Hal tersebut
dilakukan dikarenakan arsitek-arsitek ingin memberikan sebuah konsep baru
yang lebih menarik dari arsitektur modern yang mempunyai bentuk-bentuk
yang monoton(Makassar et al., 2013)
Dimana menurut (Budi A Sukada, 1988) terdapat enam aliran yang
ada pada zaman arsitektur post modern salah satunya adalah arsitektur neo-
vernakuler. Dari semua aliran yang berkembang pada Era Post Modern ini
memiliki 10 (sepuluh) ciri-ciri Arsitektur sebagai berikut.
1. Mengandung unsur komunikatif yang bersikap lokal atau populer.
2. Membangkitkan kembali kenangan historik.
3. Berkonteks urban.
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi.
5. Bersifat representasional (mewakili seluruhnya).
6. Berwujud metaforik (dapat berarti bentuk lain).
7. Dihasilkan dari partisipasi.
8. Mencerminkan aspirasi umum.
9. Bersifat plural.
10. Bersifat ekletik.
76
Untuk dapat disebut sebagai post modern, bangunan tersebut tidak
harus memiliki keseluruhan dari ciri-ciri tersebut. Cukup dengan menerapkan
dari enam sampe tujuh cari dapat di katakana sebagai arsitektur post modern.
Charles Jenks Seorang tokoh pencetus lahirnya post modern menyebut
tiga alasan yang mendasari timbulnya era post modern(Fajrine et al., 2017),
yaitu.
a. Kehidupan sudah berkembang dari dunia serba terbatas ke dunia tanpa
batas, ini disebabkan oleh cepatnya komunikasi dan tingginya daya tiru
manusia.
b. Canggihnya teknologi menghasilkan produk-produk yang bersifat
pribadi.
c. Adanya kecenderungan untuk kembali kepada nilai-nilai tradisional atau
daerah, sebuah kecenderungan manusia untuk menoleh ke belakang.
Dilihat dari ketiga alasan tersebut maka dapat disimpilkan bahwa
arsitektur post modern dan arsitektur yang ada didalamnya adalah arsitektur
yang menerapkan sebuah konsep arsitektur tradisional dengan arsitektur
modern sehingga konsep tersebut menjadi sebuah kesatuan untuk mengkritisi
bentuk arsitektur modern. Dalam perkembangan arsitektur, bentuk arsitektur
tradisional adalah bentuk-bentuk yang sangat berbeda dengan bentuk
arsitektur modern yang monoton.
Selain Charles A. Jencks yang menggunakan konsep arsitektur neo
vernacular pada bangunananya. Masih banyak arsitek professional yang
menggunkan konsep arsitektur neo vernacular sebgai konsep desain
bangunan mereka salah satunya adalah bangunan istana budaya yang ada di
Malaysia.
77
Gambar 2.60. Istana Budaya, Malaysia
(Sumber : Malaysia Travel,2019)
78
(Sumber : Arcdaily,2010)
79
2.15.2 Sejarah Perkembangan Arsitektur Neo-Vernakuler
Dari waktu ke waktu tentu zaman terus berkembang dan
lebih modern. Sama halnya dengan banngunan yang mengalami
perubahan dan perkembang dalam segi bentuk, material, dan makna.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya sebuah proses
adaptasi terhadap lingkungan dan zaman yang terus berkembang.
Seperti halnya pada struktur bangunan yang dulunya menggunakan
tanah.
Sama halnya dengan konsep arsitektur neo-vernakular. Neo-
vernakular itu sendiri berasal dari interpretasi konsep arsitektur
tradisional dan vernakular. Yang mana berawal dari tradisional lalu
berkembang menjadi vernakular dan perkembangan terakhir neo -
ernacular. Perkembangan tersebut dilakukan agar ciri khas dari
daerah tersebut tidak hilang begitu saja. Butuh adanya sebuah
pertahanan diri sebagai cara untuk mempertahankan budaya yaitu
dengan cara mengikuti alur zaman yang berkembang.
80
Kata tradisi berasal dari bahasa Latin traditionem, dari
traditio yang berarti "serah terima, memberikan, estafet", dan
digunakan dalam berbagai cara berupa kepercayaan atau kebiasaan
yang diajarkan atau ditularkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, biasanya disampaikan secara lisan dan turun temurun.
Sebagai contoh adalah kegiatan-kegiatan keagamaan dan kegiatan-
kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat dan dilakukan setiap
waktu.(Pengajar et al., 2011).
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki tradisi
yang sangat beragam. Sehingga tradisi tersebut menciptakan sebuah
karya-karya bangunan yang mempunyai nilai tersendiri bagi daerah
tersebut. Contoh kecil bangunan vernacular yang ada di indonesia
seperti rumah adat Sumatera Barat yaitu rumah gadang dan juga
rumah adat bali seperti yang ada pada gambar dibawah ini. Bangunan-
bangunan tersebut lahir dikarenakan adanya tradisi-tradisi yang turun
menurun dilakukan dari generasi ke generasi sehingga menghasilkan
bangunan yang sangat bernilai harganya.
Namun, harga dari tradisi tersebut kian menghilang karena
adanya perkembangan zaman yang mengakibatkan tradisi tersebut
kian menghilang. Arsitektur vernacular tradisional mulai ditinggalkan
dan arsitektur vernacular modern mulai berkembang mengikuti zaman
yang bisa disebut dengan nama arsitektur neo-vernacular.
81
2.16 Studi Komparasi Objek Sejenis
2.16.1 Komparasi Bangunan Sejenis Berdasarkan Fungsi
1. Pakuwon Mall
82
25 toko induk, baik dari lokal maupun internasiona. Lahan parker
dapat menampung 5000 mobil. penyewa besar pakuwon mall antara
lain Hypermart, Matahari, Lotte Mart, Timezone, Gramedia, XXI,
The Premiere, IMAX, dll.
a. Profil ojek :
Nama ojek : Pakuwon Mall
Lokasi : Jalan Puncak Indah Lontar 2,
Surabaya
Pengembang : Pakuwon Jati
Pemilik : Grup Pakuwon
Jumlah toko : 300+ dan 25 Toko Induk
Luas pertokoan : 200.000 M 2
Jumlah lantai : 6 Lantai
Luas : 30 hektar
b. Fasiltitas Pakuwon Mall
- Supermarket
- Toko Elektronik
- Toko Fashion
- Spa Kecantikan
- Toko buku
- Game arcade
- Ruangan Bioskop
- Klinik kesehatan
- Fasilitas Umum dan hiburan
- Surabaya Convention center
- Counter makanan dan restoran
- Area Rekreasi
- Atm center
- Gymnastic
83
2. Manado Town Square Mall
84
IslandD, unkin Donuts, Excelso, Levi's, Matahari, J&W Restaurant
& Bar, Optik Tunggal, Planet Surf, dll.
a. Profil ojek :
Nama ojek : Manado Town Square
Lokasi : Jl. Pierre Tendean Boulevard,
Manado, Sulawesi Utara
Pengembang : PT Gerbang Nusa Perkasa.
Pemilik : Hengky Wijaya
Jumlah toko : 86 tenant-150+ tenant
Luas pertokoan : 150.000 M 2
Jumlah lantai : 2 Lantai
Luas : 6 hectare.
b. Fasiltitas Pakuwon Mall
- Supermarket
- Toko Elektronik
- Toko Fashion
- Spa Kecantikan
- Toko buku
- Timezone
- Ruangan Bioskop
- Counter makanan dan restoran
- Atm center
- Gymnastic
- Fasilitas Umum
3. Ala Moana Centre
85
Gambar 2.64. Bangunan Ala Moana Center
(Sumber : https://www.lightingdesignalliance.com/wp-
content/uploads/2018/01/CRTKL_AlaMoaEW24.jpg)
87
b. Lokasi di Honolulu, Hawaii
Ala Moana Centre berlokasi di Honolulu, Hawaii dan
menawarkan 357 toko - Gulir ke bawah untuk informasi
belanja Pusat Ala Moana: daftar toko (direktori), lokasi, jam
mal, kontak dan alamat. Alamat dan lokasi: 1450 Ala Moana
Boulevard, Honolulu, Hawaii - HI 96814. Bagikan pendapat
Anda dengan pengguna dan masukkan peringkat dan ulasan
mal untuk Ala Moana Centre
c. Parkiran
Ala Moana Centre menyediakan parkir gratis yang luas
untuk memastikan kenyamanan lengkap saat Anda
menikmati pengecer favorit, tempat makan, dan pilihan
hiburan. Parkir gratis tambahan tersedia di Gedung Ala
Moana setelah pukul 16:00 pada hari kerja dan setelah pukul
12:00 siang pada hari Sabtu dan pada hari Minggu. Tempat
parkir tambahan tersedia di lantai enam hingga sembilan
dari Parkir Mauka Ewa, dapat diakses melalui jalan Piikoi.
88
Gambar 2.67. Area Parkir Ala Moana Centre
(Sumber : http://2.bp.blogspot.com/-5MkBDsyx2Hk/UyxjbrJ-
UMI/AAAAAAAAk3U/jozbWE1rW8w/s1600/05b_Ala+Moana_1966.JPG/)
d. Tenant
SEMUA TOKO (360)
a. Aksesori (39)
b. Pakaian Anak-Anak (24)
c. Department Store (8)
d. Elektronik & Hiburan (13)
e. Makanan (105)
f. Kesehatan & Kecantikan (28)
g. Peralatan Rumah & Rumah Tangga (3)
h. Perhiasan & Arloji (21)
i. Pakaian Pria (53)
j. Layanan Profesional (1)
k. Sepatu (19)
l. Khusus (49)
m. Olahraga & Kebugaran (8)
n. Pakaian Wanita (75)
89
2.17 Kesimpulan Studi Komparasi
Tabel 2.5. Perbandingan Studi Komparasi
Jenis Pakuwon Mall Manado Ala Moana Kesimpulan
Perbandinga Town Centre
n Square
Mall
Pakuwon Mall Manado Ala Moana Dari ke 3 (tiga)
adalah pusat Town adalah pusat Objek bangunan
perbelanjaan
perbelanjaan Square di atas sama-sama
terbesar
Funsi terbesar di adalah mengusun fungsi
kedelapan di
Bangunan Indonesia sebuah mal bengunan yang
Amerika
dengan luas di Manado. Serikat dan mana tidak hanya
NLA sebesar Mal ini pusat sebagai tempat
200.000 m2. terletak di perbelanjaan berbelanja,
Pusat pusat kota terbuka bersantap, tetapi
terbesar di
perbelanjaan ini Manado juga tempat
dunia.
berdampingan tepatnya di rekreasi atau
dan menyatu Jalan Pierre hiburan
dengan Tendean.
Pakuwon Trade Mal ini
Center (atau terdiri atas
biasa disingkat dua lantai.
PTC). Pusat Mal ini
perbelanjaan ini dibuka pada
terletak di Jalan tahun 2006
Puncak Indah Manado
Lontar no 2, Town
Kompleks Square 1
Perumahan Manado
Pakuwon Indah, Town
90
Lontar, Square 2
Sambikerep, Manado
Kota Surabaya Town
dan merupakan Square 3.
bagian dari
Pakuwon Indah
Superblock
dengan total
luas 30 hektar,
tepat di pusat
CBD Surabaya
Barat.
91
Fasilitas Umum Ruangan Kesehatan & Hiburan dan
dan hiburan Bioskop Kecantikan Makan
Surabaya Counter (28)
Convention makanan Peralatan
center dan restoran Rumah &
Counter Atm center Rumah
makanan dan Gymnastic Tangga (3)
restoran Fasilitas Perhiasan &
Area Rekreasi Umum Arloji (21)
Atm center Pakaian Pria
Gymnastic (53)
Layanan
Profesional (1)
Sepatu (19)
Khusus (49)
Olahraga &
Kebugaran (8)
Pakaian
Wanita (75)
92
karenakan jika
hanya
membangun tipe
tertutup kurang
memdapat udapat
udara yang alami
dari luar.
93
BAB III
METODE PERANCANGAN
3.1 Lokasi Perancangan
Lokasi Perancngan ini berada di kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan
di desa Labuha, Kecamatan Bacan.
94
objek rancangan .Teknik interview yang dilakukan yaitu peneliti
melakukan wawancara terhadap kepada pihak-pihak terkait.
95
3.5.1 Analisa Aspek Manusia
Analisa aspek manusia yaitu menganalisis tentang perilaku,
aktifitas, dan kebutuhan ruang pengguna, antara lain :
1. Analisa Aktifitas
Analisa aktifitas adalah sebuah analisa untuk mengenal aktifitas yang
dilakukan oleh pengguna sehingga diketahui pola perilaku pada tiap-
tiap kelompok aktifitas, sehingga dengan adanya analisa aktifitas
diharapkan akan menghasilkan kebutuhan ruang, penzoningan ruang
dan kedekatakan/hubungan ruang.
2. Analisa Besaran Ruang
Analisa ruang merupakan analisa yang dilakukan untuk memperoleh
persyaratan-persyaratan ruang, standar ukuran ruang, kebutuhan
ruang, jumlah ruang. Berdasarkan analisis dan data yang diperoleh
agar pengunjung dan pengelola mendapatkan kenyamanan dan
kelayakan sesuai dengan fungsi observarium.
3.5.2 Analisa Aspek Lingkungan
Analisa aspek lingkungan terdiri dari :
1. Analisa Pilihan Site
2. Analisa Exsisting Site
3. Analisa Klimatologi
4. Analisa View
5. Analisa Vegetasi
6. Analisa Kebisingan
7. Analisa Sirkulasi
8. Analisa Ruang Luar
9. Analisa Penzoningan 57
10. Analisa Sistem Parkir
3.5.3 Analisa Aspek Bangunan
Analisa aspek manusia terdiri dari :
1. Analisa Pilihan Material Bangunan
96
2. Analisa Utilitas Bangunan
3. Analisa Sirkulasi dalam Bangunan
4. Analisa Bentuk Dasar Bangunan
5. Analisa Parkir dan konsep penataan
6. Analisa konsep Bangunan
7. Konsep Gubahan Bentuk Bangunan
8. Konsep Bentuk Ornamen Bangunan
9. Konsep Bentuk Lanskap
3.5.4 Analisa Konsep Dan Tampilan Bangunan
Konsep perancangan adalah gagasan atau ide yang di ambil dan di
terapkan pada objek perancangan. Tampilan bangunan biasanya didapatkan
setelah di lakukan analisis bentuk dan gubahan bentuk sebelumnya sehingga
kesesuaian bangunan dengan konsep dapat terlihat.
97
Gambar 3.1. Alur Perancangan
(Sumber : Penulis,2023)
98