Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar

budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan

kawasan cagar budaya di darat dan di air yang perlu dilestarikan keberadaannya

karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama,

dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan (UU No 11 Tahun 2010).

Pelestarian terhadap bangunan bersejarah dapat didefinisikan sebagai suatu upaya

memelihara dan melindungi suatu peninggalan bersejarah baik berupa artefak,

bangunan, kota maupun kawasan bersejarah lainnya. Hal ini dilakukan dengan

memanfaatkannya sesuai dengan fungsi lama atau menerapkan fungsi yang baru

untuk membiayai kelangsungan eksistensinya (Akbar dan Wijaya, 2008).

Kawasan bersejarah di Kota Palembang menyimpan nilai-nilai sejarah dan

kearifan lokal sejak awal berkembangnya Kerajaan Sriwijaya sampai masa

Kolonial Belanda menurut lampiran Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota

Palembang seperti kawasan Benteng Kuto besak, Kampung Almunawar,

Kampung Kapitan, kemudian Bangunan Museum tekstil, Masjid Agung, Masjid

Suro, Masjid Lawang Kidul, Masjid Kimerogan dan sebagainya. Kawasan dan

Bangunan tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai wisata sejarah

dan identitas kota. Perkembangan perkotaan telah merubah pola spasial kota yang

telah lama terbentuk, terutama di kawasan kota tua. Pengelolaan yang belum

optimal serta fenomena alih fungsi bangunan dan lahan di perkotaan menjadikan
2

peninggalan bersejarah tersebut tidak terpelihara dan bahkan beberapa telah

dimusnahkan akibat kebutuhan ruang. Fenomena spasial yang terjadi akan terus

mengancam eksistensi bangunan cagar budaya di Kota Palembang, sehingga perlu

mengkaji alternatif kebijakan pelestarian terhadap bangunan cagar budaya.

Penelitian merupakan upaya pelestarian terhadap kekayaan heritage

building di Kota Palembang yang disajikan dalam informasi spasial sebagai

langkah yang tepat untuk mengetahui prioritas pelestarian heritage building dan

menjadi database informasi spasial terkait penyebaran bangunan cagar budaya.

Informasi dan hasil analisis yang dibuat diharapkan memberikan alternatif kepada

pemerintah dalam pelestarian bangunan cagar budaya untuk mempertahankan

identitas Kota Palembang.

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan diatas tersebut sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner Palembang?

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari perencanaan dan perancangan ini adalah sebagai

berikut:

1. Menciptakan sebuah tempat yang memfasilitasi kegiatan pendidikan non-

formal di bidang pengembangan kuliner lokal.

2. Menciptakan sebuah tempat makan yang menyediakan semua jenis kuliner

khas Palembang.
3

3. Memberikan suatu wadah yang menampung para pemilik kuliner khas

Palembang dan membantu pemilik kuliner untuk mempromosikan kulinernya.

4. Mempermudah pencari kuliner wisatawan lokal maupun asing untuk mencari

lokasi pusat kuliner yang menjual semua jenis kuliner khas Palembang.

1.4. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dalam perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner

Palembang yaitu:

1. Membahas aspek-aspek dalam perencanaan dan perancangan yang

menyangkut pengguna, pengunjung, sirkulasi, kebutuhan ruang, tapak serta

bangunan sehingga menjadi satu kesatuan bangunan yang bersinergi.

2. Membahas hal-hal yang berkaitan dengan sebuah bangunan yang berfokus

pada bidang kuliner sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu arsitektur dan

peraturan- peraturan yang telah ditentukan.

1.5. Metode Pembahasan

Dalam metode pembahasan ini menggunakan metode kuantitatif dan

kualitatif dengan tahapan-tahapan pembahasan sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dibagi menjadi 2 yaitu: data primer meliputi hasil survey,

wawancara, studi banding objek sejenis, dan data sekunder meliputi studi

literature dan peraturan- peraturan yang telah ditentukan.

2. Analisis
4

Merupakan proses pengolahan data yang didapat dari data primer dan

sekunder sehingga diperoleh output yang berupa landasan dan program

perancangan.

3. Konsep Perancangan

Merupakan hasil dari data-data yang telah di proses berupa konseptual yang

dapat dijadikan acuan/dasar dalam perencanaan.

1.6. Kerangka Berfikir

LATAR BELAKANG
5

PERMASALAHAN MAKSUD DAN TUJUAN

METODE PEMBAHASAN
- Data Primer
- Data Sekunder
- Studi Objek Sejenis

ANALISA PERANCANGAN
- Manusia
KONSEP PERANCANGAN
- Bangunan
- Lingkungan

TRANSFORMASI KONSEP

DESAIN

1.7. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan latar belakang yang menjadi topik pembahasan yang

diambil, perumusan permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup


6

pembahasan, metode pembahasan, kerangka berfikir, dan sistematika

penulisan.

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan tinjauan dan data yang didapat yang terkait dengan

perencanaan dan perancangan Pusat Kuliner Palembang, antara lain:

Pengertian dan contoh objek sejenis.

BAB III TINJAUAN OBJEK

Berisikan kebutuhan ruang, pelaku kegiatan, dan lokasi perencanaan

dan perancangan Pusat Kuliner Palembang.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisikan analisa dari lingkungan non fisik, analisa tapak dan

bangunan, analisa sistem bangunan, dan analisa kebutuhan ruang.

BAB V KONSEP

Berisi uraian konsep dasar rancangan, program ruang, konsep

rancangan tapak dan konsep rancangan bangunan Pusat Kuliner

Palembang yang kemudian akan ditransformasikan dalam bentuk

Desain.

Anda mungkin juga menyukai