TEKNIK ARSITEKTUR
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah menciptakan
alam semesta ini dengan segala kebesaraNya,dimana dengan melihat dan
mengamati ciptaaNya,manusia dapat berpikir dan mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya.Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahan kepada
Nabi Muhammad SAW,keluarga,sahabat dan pengikutnya pada akhir zaman.
Dengan dilandasi semangat sehingga makala ini dapat tersusun sebagai
tugas Akhir Semester dengan mata kuliah TEORI & SEJARAH ARSITEKTUR
Makala ini dibuat bertujuan supaya kita lebih memahami Sejarah dan
Arsitektur pada zaman dahulu dan perkembanganya pada masa sekarang.
Dan tidak lupa pula saya mengucapkan terima kasih kepada :
Dosen Mata kuliah TEORI & SEJARAH ARSITEKTUR
yaitu
DidyAribowo
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................01
Daftar Isi................................................................................................................02
BAB I PENDAHULUAN
1.1.LatarBelakang..................................................................................................03
1.2. RumusanMasalah............................................................................................05
1.3.Tujuan Penulisan..............................................................................................05
1.4. Manfaat...........................................................................................................05
1.5. Metode Penelitian............................................................................................05
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Pengertian Masjid..........................................................................................07
2.2. Penyebaran Masjid..........................................................................................08
2.3. Arsitektur Masjid............................................................................................10
BAB III TINJAUAN UMUM OBJEK
3.1. Sejarah Masjid Besar Al-Mahmudiyah ..........................................................13
3.2. Bagian Bangunan Masjid Besar Al-Mahmudiyah..........................................16
3.3. Ornamen / Ragam Hias...................................................................................17
BAB IV ANALISA...............................................................................................19
BAB V KESIMPULAN.........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada masa klasik Islam, masjid mempunyai fungsi yang jauh lebih besar dan
bervariasi dibandingkan fungsinya yang sekarang. Disamping sebagai tempat
ibadah, masjid juga menjadi pusat kegiatan sosial dan politik umat Islam. Lebih
dari itu, masjid adalah lembaga pendidikan semenjak masa paling awal Islam.
Masjid pula yang menjadi pilar utama pembangunan peradaban pada suatu negeri.
Inilah yang dicontohkan Rasulullah ketika pertama kali beliau menginjakan
kakinya di Madinah.
Praktek Rasulullah ini menjadi panutan bagi khalifah dan penguasa muslim
sesudahnya. Pembangunan masjid terus berkembang di daerah-daerah kekuasaan
Islam. Setiap kota memiliki sejumlah masjid, sebab pembangunannya tidak saja
dilakukan penguasa resmi, tetapi juga oleh para bangsawan, hartawan dan
swadaya masyarakat. Jumlah masjid terus bertambah sejalan dengan meluas dan
majunya peradaban Islam. Tidak mengherankan bila pada abad ke-3 / 9 H,
menurut catatan al-Ya'qubi, kota Baghdad saja memiliki tidak kurang dari 3000
masjid. Di pihak lain pengelana terkenal, Ibnu Zaubair (614 H/1217 M)
memperkirakan bahwa kota Alexandria (Iskandariyah) mempunyai sekitar 12.000
masjid. Al-Nu'aymi, sarjana Damaskus yang hidup pada abad ke-10 H/16 M,
dalam bukunya ia mencatat di Damaskus jumlah masjid saat itu ada 500.
Observasi para sarjana tersebut menunjukkan betapa banyaknya jumlah masjid di
masa-masa awal kejayaan Islam, dan dalam konteks ini berarti semaraknya
pendidikan Islam di lakukan dalam masjid-masjid tersebut.
Barangkali di tengah bayangan definisi pendidikan modern, orang bisa saja
meragukan apakah pada periode paling awal ini kita telah bisa menganggap
masjid sebagai lembaga pendidikan. Tapi sejarah membuktikan bahwa fungsi
akademis masjid berkembang cukup pesat. Pada masa Umarbin Khattab kita bisa
menjumpai tenaga-tenaga pengajar yang resmi diangkat oleh khalifah untuk
mengajar di masjid-masjid, seperti di Kufah, Bashrah dan Damaskus. Seiring
dengan samakin pesatnya perkembangan islam yang mewarnai dunia, hingga
akhirnya sampailah ke indonesia.
dalam
transformasi
bentuk
dan
ruang
arsitektur
sebagai
karakteristik dominan.
Masjid di Indonesia pada zaman madya biasanya mempunyai ciri khas tersendiri,
diantaranya :
1. Atapnya berbentuk atap tumpang yaitu atap bersusun. Jumlah atap tumpang itu
selalu ganjil, 3 atau 5 seperti di Jawa dan Bali pada masa Hindu.
2.
Tidak adanya menara. Pada masa itu masjid yang mempunyai menara
hanya masjid Bantendan masjid Kudus.
3.
Biasanya masjid dibuat dekat istana, berada di sebelah utara atau selatan.
Biasanya didirikan di tepi barat alun-alun. Letak masjid ini melambangkan
bersatunya rakyat dan raja sesama makhluk Allah. Selain di alun-alun, masjid juga
dibangun di tempat-tempat keramat, yaitu makam wali, raja atau ahli agama.
Akulturasi merupakan proses pembudayaan lewat percampuran dua
kebudayaan atau lebih yang saling bertemu dan saling mempengaruhi.
Percampuran dan perpaduan budaya itu bisa berkenaan dengan wujud budaya
yang monumental. Salah satu bentuknya terdapat pada bidang seni bangun sebagai
contoh penampilan arsitektur masjid Masjid Besar Al-Mahmudiyah yang
memperlihatkan adanya wujud akulturasi lokal, masjid-masjid jawa,Serta
peninggalan bersejarah Masjid Besar Al-Mahmudiyah ,Berdasarkan latarbelakang
di atas, maka penelitian ini akan dibatasi pada permasalahan tentang bentuk
akulturasi budaya pada Arsitektur Masjid Besar Al-Mahmudiyah.
arsitektur pada
1. Pengumpulan Data
Tahap mengumpulkan data pada penelitian ini terdiri dari studi
kepustakaan dan studi lapangan,Serta sejarah Masjid Besar Al-Mahmudiyah
artikel,Jurnal serta arsip-arsip yang berhubungan dengan objek penelitian.
2. Pengujian Data
Untuk mendapatkan hasil yang otentitas dan kreadibilitas data-data tersebut
dilakukan dengan cara melakukan kritik wawancara untuk mencocokan
keaslian sumber tempat,waktu dari sumber tersebut
Nabawi
terletak
di
pusat
Madinah.
Masjid
Nabawi
10
Bentuk
Bentuk masjid telah diubah di beberapa bagian negara
Islam di dunia. Gaya masjid terkenal yang sering dipakai adalah
bentuk masjid Abbasi, bentuk T, dan bentuk kubah pusat di
Anatolia. Negara-negara yang kaya akan minyak biasanya
membangun masjid yang megah dengan biaya yang besar dan
pembangunannya dipimpin oleh arsitek non-Muslim yang dibantu
oleh arsitek Muslim.
11
Arab-plan
atau
hypostyle
adalah
bentuk-bentuk
awal
tempat
ibadah di
dalam.
Halaman
di
masjid
sering
Kesultanan
Utsmaniyah
kemudian
memperkenalkan
bentuk
12
13
14
untuk
meninggalkan
Kota
Palembang
karena
dianggap
15
16
Palembang
Demak
Dari luar, masjid ini tampak biasa-biasa saja. Bahkan, menurut warga
setempat, masjid ini seperti kurang terawat. Namun demikian, pada bagian dalam,
masjid ini tampak begitu indah, kendati dinding-dindingnya masih berupa beton
semen. Luas bangunan masjid yang berukuran 40 X 30 meter persegi ini, mampu
menampung jamaah hingga sekitar 1.000 orang.
17
Dan keunikan lain dari masjid Al-Mahmudiyah yaitu terdapat kolam yang
berada dibelakang masjid yang berfungsi sebagai tempat wudhu,dan uniknya lagi
kolam inii tidak pernah kering walaupun musim kemarau,sekarang kolam ini
sudah mengalami pemugaran ,dimana kolam ini sudah bibuat menggunakan
keramik tetapi air dikolam ini sendiri masih berasal dari mata air yang masuk
melalui celah-celah keramik.dan dikolam dikembang biakan ikan yang berfungsi
untuk membersikan lumut yang ada pada kolam ini.
18
Jendela pada masjid ini memiliki 2 daun yang lumayan lebar dengan pola
pembuka seperti kipas.dan dibatasin dengan kayu-kayu yang disusun secara
vertikal sebagai pembatas.jendela sendiri memiliki ketinggian dari lantai setinggi
+ 60 cm.
19
Masjid Al-Mahmudiyah sendiri memiliki 4 tiang utama seperti masjidmasjid nusantara lainya sebagai penopang utama masjid yang disebut soko
guru.dan memiliki 12 tiang lainya.
Dan yang unik lagi dari masjid ini pagar Masjid ini terbuatan dari
campuran perekat dan dicampur dengan pecahan barang-barang pecah belah.
20
masjid ini sangat menyatu dengan daerah disekitarnya, karena bentuk masjid ini
sama seperti rumah penduduk.
Bentuk menara masjid ini sendiri mendapatkan pengaruh dari kolonial ini
bisa dilihat dari menara yang memiliki 8 persegi Seperti marcusuar yang dibuat
belanda ditepi pantai sebagai pemantau kapal-kapal laut,tapi di masjid ini di buat
sebagai tempat pengeras suara sehingga jika azan dan ada pengumuman penting
mempunyai jangkaun yang jauh dengan bantuan Menara ini.dan terdapat unsur
cina juga dalam terbentuknya menara ini,yang mana secara garis besar ada
kemiripan dengan pagoda dicina.
pada masjid
Al-Mahmudiyah
Gambar Jendela
IV: Menara
Gamabr
IV :Marcusuar memiliki
Sembilangpengaruh
Gambardari
IV: Masa
Menara Porcelin
kolonial ini terlihat dari bukaan pintu yang lebar yang seperti kipas,dan dibatasi
susunan kayu yang disusus secara vertikal dan memiliki ketinggian dari Lantai itu
lebih dari 60cm.
21
Sumber : Google/Peninggalan
Kolonial
Mahmudiyah
Sumber : Dokumentasi
Sumber :
Pribadi
Gambar IV : Songket
Google /
Gambar IV : Ornamen
Palemabng
JendelaKolonia
al
Masjid Al-Mahmudiyah juga memiliki 4 tiang saka guru,dan dalam bahasa jawa
disebut soko guru yang berarti :
Soko = Tiang Penyangga
Guru = Utama
Dalam kamus besar bahasa indonesia saka guru berarti sesuatu yang menjadi
penegak atau pengukuh
22
Jadi dalam lingkup masjid Tiang soko guru berati tiang utama sebagai struktur
bangunan utama masjid.
Tiang soko guru dalam pembangunan masjid di jawa sendiri merupakan ciri khas
masjid di jawa salah satunya masjid Demak yang memiliki 4 tiang soko guru juga.
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
masjid Demak
23
BAB V KESIMPULAN
24
25
DAFTAR PUSTAKA
I.
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/28/m6byskmasjid-besar-almahmudiyah-palembang-klasik-dan-tradisional-3
II.
http://log.viva.co.id/news/read/379553-wisata-religi-masjid-agung-demakkota-wali
III.
http://www.visitjawatengah.com/in/what-to-experience-in-jawatengah/categories/culture-and-heritage/item/masjid-agung-demak-dan
IV.
http://id.wikipedia.org
26