Gedung Mall
A. Penjelasan Wikipedia
Mal adalah jenis dari Pusat perbelajaan yang secara arsitektur BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1. Dalam Peraturan Presiden ini yang
berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan memiliki dimaksud dengan : (1). Pasar adalah area tempat jual beli barang
jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai
antara toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat
arsitektur bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal perdagangan maupun sebutan lainnya; (3). Pusat Perbelanjaan
memiliki tinggi tiga lantai. adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang
Di dalam sebuah mal, Penyewa Besar (anchor tenant) lebih dari dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri
satu (banyak). Seperti jenis pusat perbelanjaan lain seperti Toko untuk melakukan kegiatan perdagangan barang;
serba ada untuk masuk di dalamnya. Contoh dari sebuah standar
mal adalah Mal Kluang dan Blok M Mall. BAB II PENATAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN
TOKO MODERN. Bagian Kedua Penataan Pusat Perbelanjaan dan
Jika ditinjau dari lokasi, mal sebenarnya diperuntukkan berada di Toko Modern Pasal 3. (1) Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan
dekat lokasi perumahan. Karena itulah bangunan mal melebar, Toko Modern wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
karena dalam pada umumnya lokasi yang dekat perumahan ini, Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota,
harga tanah relatif lebih murah daripada pembangunan termasuk Peraturan Zonasinya.
sebuah Plaza, yang berada di lokasi pusat kota. Dalam bangunan
mal juga umumnya terdapat atrium. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PASAL 15 (1) Pemerintah dan
Pemerintah Daerah baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-
dESIGN By
B. Penjelasan Menurut Undang-Undang sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing melakukan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 pembinaan dan pengawasan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan
Tentang Penataan Dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat dan Toko Modern.
Perbelanjaan Dan Toko Modern.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 0 3
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
C. Defenisi Umum
Pada umumnya mal adalah bangunan tertutup multilantai dengan Menurut Wikipedia (2010) Agora adalah tempat untuk pertemuan
etalase-etalase dan interior yang eye catching, pengaturan udara terbuka di negara-kota di Yunani Kuno. Pada sejarah Yunani awal,
yang baik sehingga pengunjung dapat melakukan aktivitasnya (900±700 SM), orang merdeka dan pemilik tanah yang berstatus
dengan nyaman. Mal diisi oleh berbagai jenis retail atau toko dalam sebagai warga negara berkumpul di Agora untuk bermusyawarah
satu struktur yang kompak, tempat berkumpul sejumlah vendor dengan raja atau dewan. Di kemudian hari, Agora juga berfungsi
independen atau berbagai toko dengan beragam brand, antara satu sebagai pasar tempat para pedagang menempatkan barang
toko dengan lainnya dihubungkan oleh jalur sirkulasi dengan tujuan dagangannya di antara pilar-pilar Agora. Perdagangan ini pada
mempermudah pengunjung berjalan dari satu toko ke toko lainnya. awalnya berlangsung di pusat pemukiman, dengan tujuan menjalin
Perkembangan fungsi dan fasilitas mal luar biasa, saat ini fungsi sebuah hubungan perdagangan terintegrasi dengan pusat kota.
mal tidak hanya sebagai pusat perbelanjaan saja, fasilitas hiburan Ruang publik terbuka Agora di Yunani dikembangkan di kota-kota
kian dominan, dari bioskop, fashion, food court, tempat bermain besar di Romawi menjadi Forum. Forum merupakan ruang luar
anak-anak, ruang pameran, fitness, sampai meeting room tersedia, terbuka yang berada disekeliling bangunan utama seperti bait doa,
bahkan ada mal yang menyediakan fasilitas ruang untuk ibu candi, dan lain-lain, di Indonesia dikenal sebagai alun-alun.
menyusui, dan ruang ibadah Gereja di dalam mal.
Gedung Mall
Gedung Mall
kota walaupun barang yang dijual dalam toko sudah lebih spesifik. Pada abad ke-16, umumnya evolusi bangunan pasar di seluruh
Hal ini dapat dilihat dalam penjelasan Pevsner (1976: 29), bahwa Eropa fungsinya tidak digabung dengan fungsi lainnya. Bangunan
pasar masih dalam balai kota, lantai dasar diatur ke dalam pasar yang baru dibangun dengan struktur linier, ruang
kelompok toko-toko kecil, misalnya Thorn Town Hall, Polandia, 1250; memanjang, dan adanya gang yang bersisian dengan kios-kios took.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 0 6
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
dalam bentuk grid. Bazaar ini mewakili jenis yang disebut sebagai
'souk' dan ditemukan di banyak kotakota di wilayah ini (Coleman,
2006:23).
Sumber Gambar : Khan El-Khalili: The Most Famous Open-Air Market In The Middle East
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 0 7
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
Sumber Gambar : Journal Sejarah Evolusi Shoppingmall – Sriti Mayang Sari 2010 Sumber Gambar : The Dining Hall at Harrods: A Japanese Feast at The Sushi Bar
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 0 8
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
mulai menampilkan arsitektur-interior modern. Pembangunan kaleng untuk keperluan pembelanja, akan mempengaruhi mal
department store mulai dibandingkan dengan gedung perkantoran pinggiran kota. Toko supermarket pertama adalah Raja Kullen, yang
mewah saat itu, dan dieksploitasi melalui konstruksi besi, rangka dibuka di Queens, New York pada tahun 1930.
baja, besi cor yang memungkinkan membentuk ruang toko menjadi
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 0 9
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
Jalanan tetap terbuka dan jalan setapak melalui setiap toko. Toko- merupakan langkah perubahan berikutnya dari arcade dalam
toko dikelilingi oleh parkir mobil yang luas. Dan mall ini merupakan evolusi lingkungan belanja. Mal menjadi semakin besar dan ruang
mall pertama yang memiliki toilet umum. Konsep belanja di mall tertutup dengan interior mewah.
terpadu dan tertutup seluruhnya belum terlihat sampai dengan
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 0
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
Pusat perbelanjaan di Inggris Raya biasa disebut ‘shopping center’ , New Shoppingmall
‘shopping precint’. atau hanya ‘precint’. Tetapi sering dikenal Bullring di Birmingham,
Inggris, dibuka tahun
dengan pusat belanja bergaya Amerika di Inggris, penggunaan ‘Mall’
dESIGN By
2003
semakin meningkat, terutama di kalangan generasi muda. Precints
yang muncul di Eropa sejak arcade, merupakan perkembangan
yang signifikan dalan evolusi lingkungan belanja. Sebelumnya toko
secara acak diatur di jalan-jalan kota di Eropa. Sumber Gambar : The Dining Hall at Harrods: A Japanese Feast at The Sushi Bar
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 1
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
mempengaruhi evolusi shopping mall berikutnya. Walaupun interior mewah. Perkembangan mall pinggiran kota telah berhasil
penerapan prinsip dasar perencanaan ritel ini pada pertengahan mempengaruhi banyak bentuk mal regional dan super-regional di
1960-an, namun beberapa prinsip yang sama masih relevan dan seluruh dunia.
digunakan dalam desain shoppingmall generasi berikutnya.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 2
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
E. Klasifikasi Mall
Mall dalam berbagai topik sering disamakan dengan shopping 3. Berdasarkan Sistem Transaksi dan Penjualan
centre, sehingga dalam berbagai sumber literatur, klasifikasi mall Menurut Marlina (2008:217) dijelaskan bahwa berdasarkan
hampir sama dengan klasifikasi shopping center. Berdasarkan sistem transaksinya, sebuah pusat perbelanjaan dapat
beberapa sumber, klasifikasi mall adalah sebagai berikut : dibedakan sebagai berikut:
1. Dilihat Dari Jenis Barang Yang Dijual a. Toko Grosir, yaitu toko yang menjual barang dalam partai
Gibbert (1959:127) mengemukakan tiga jenis barang yang dijual besar. barang-barang tersebut biasanya disimpan digudang
dalam mall dan terdapat pada jenis toko sebagai berikut: atau ditempat lain, sedangkan yang ada dipajang hanya
a. Convinience Shop: pertokoan yang menjual barang-barang contohnya.
kebutuhan sehari-hari. b. Toko Eceran, yaitu toko yang menjual barang dalam partai
b. Demand Store: pertokoan yang menjual barang-barang kecil atau per satuan barang. Toko eceran lebih banyak
tertentu yang biasa diperlukan oleh pelanggan. menarik pembeli karena tingkat variasi barangnya yang
c. Impulse Store: Pertokoan yang menjual barang-barang tinggi.mewah.
mewah. Berdasarkan sumber ini, display area Untuk mall akan lebih baik
menggunakan sistem eceran apabila pengunjung yang
2. Dilihat dari Luas Areal Pelayanan ditargekan adalah konsumen langsung dari barang yang dijual.
Gibbert (1959:127) menyebutkan bahwa berdasarkan jangkauan
pelayanannya, dalam hal ini adalah luas wilayah, maka mall 4. Berdasarkan Unsur Lokasi
dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut: Menurut Marlina (2008:217) mall merupakan salah satu jenis
a. Tipe Mall Regional ,luas areal antara 32.000–95.000m2 pusat perbelanjaan yang berkembang hingga saat ini. Shopping
dESIGN By
dengan skala pelayanan 150.000–400.000 penduduk. mall memiliki ciri khas yang membedakannya dengan pusat
b. Tipe Mall Distrik dengan luas areal antara 10.000–30.000m2 perbelanjaan lain yaitu tersedianya jalur mall dan plaza yang
dengan jangkauan pelayanan antara 40.000–150.000 menghubungkan dua (2) atau lebih pusat keramaian
penduduk. (generator).
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 3
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
Gedung Mall
Orland Square
a. Self Service (swalayan) yaitu pengunjung memilih dan
mengambil sendiri barang- barang yang hendak di beli dari
rak-rak yang tersedia, lalu membawanya ke kasir untuk
dibayar. Sumber Gambar : dari mesin pencari google
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 5
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
G. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengembangan Mall 5. Perencanaan dan Desain Ruang, Perencanaan tata ruang dan
Terdapat beberapa variabel yang menentukan tingkat kesuksesan desain penting diperhatikan karena menyangkut optimalisasi
sebuah pusat perbelanjaan. Marlina (2008).menjelaskan bahwa imbal hasil investasi serta memenuhi kebutuhan operasional
kesuskesan tidak ditentukan oleh salah satu dari faktor-faktor ini penyewa.
namun semuanya merupakan satu rangkaian yang saling 6. Penyewa Utama ,merupakan ritel besar, punya nama besar dan
mempengaruhi. Berikut adalah faktor-faktornya : menjadi magnet untuk shopping mall ini. Kehadirannya bisa
1. Lokasi, adalah faktor pertama dan kunci untuk pembangunan menjadi daya tarik untuk peritel kecil agar mau menyewa
mall atau shopping center. Lokasi yang baik harus dekat dengan ruangan di mall.
wilayah populasi tangkapan yang terdiri dari kawasan 7. Keseimbangan Penyewa, Perlu diperhatikan keseimbangan
pemukiman, kawasan perkantoran atau industri, hotel, objek penyewa dengan tujuan untuk menciptakan kemudahan
wisata, sarana transportasi publik serta kelompok jenis usaha berbelanja, menciptakan efek sinergi dan menyediakan
yang sesuai. pengalaman berbelanja yang beragam bagi pengunjung.
2. Visibilitas, yang berarti posisi shopping mall harus dengan 8. Citra, Pemasaran dan Manajemen, Strategi pembinaan citra
mudah dapat dilihat oleh siapa saja. Idealnya, shopping mall sangat membantu diferensiasi pusat perbelanjaan dan
harus tampak jelas dari arus lalu lintas kendaraan dan pejalan membedakan pusat perbelanjaan yang sukses dengan para
kaki. pesaingnya.
3. Kemudahan Akses, Shopping center yang terakses dengan jalan 9. Berorientasi Layanan Pelanggan, Dalam mall harus dipahami
raya utama akan mendapatkan manfaat yang lebih tinggi karena siapa pelanggannya, dari mana asal pelanggan, apa yang
volume arus lalu lintas yang berimplikasi positif pada diinginkan pelanggan dan yang menarik minatnya.
pengunjung. Disimpulkan bahwa pemilihan lokasi harus menjadi pertimbangan
dESIGN By
4. Luas, sebuah pusat perbelanjaan biasanya berpatokan pada luas yang vital dalam pengembangan mall. Sementara dalam pemilihan
kotor seluruh area lantai (gross floor area). Luas kotor adalah lokasi yang strategis biasanya memiliki kekurangan dalam hal luas
jumlah total dari seluruh area lantai yang dibangun di dalam lahan yang tersedia sehingga dari lokasi dapat diperkirakan jenis
bangunan. mall yang akan terbangun.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 6
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
dari Mall yang dapat dianggap sebagai ‟distrik‟ pada pusat tujuan berbelanja akan tergantung pada nilai keuntungan yang
perbelanjaan. Penempatan toko erat kaitannya dengan magnet didapat konsumen bila berbelanja ke tempat yang ditujunya.
primer (crowd dan ruang publik terbuka) sebagai daya tarik Pada sumber yang sama juga dijelaskan teori tentang
utama dalam pusat perbelanjaan tersebut. berbelanja tersebut. Berikut rangkuman dari teori tersebut :
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 7
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
I. Lokasi Mall
a. Spatial Interaction Theory (Teori Interaksi Ruang) Jarak a. Tapak yang dipilih mempunyai ukuran yang cukup luas dan
pengunjung ke lokasi mall merupakan faktor penghambat bentuk yang sesuai untuk rancangan area perdagangan
sementara daya tarik mall merupakan faktor pendorong dengan segala kelengkapannya, termasuk ruang parkir yang
sehingga dapat dianalisa ketentuan jarak dan daya tari. cukup.
b. Behaviour Theory (Teori Perilaku Individu) Keputusan
konsumen dalam memilih dipengaruhi oleh keadaan b. Aturan-aturan pemanfaatan ruang pada lahan yang dipilih
konsumen tersebut terhadap fasilitas yang ada. Setiap tidak menghambat pembangunan yang akan dilakukan.
konsumen memiliki karakter yang berbeda sehingga perlu
dianalisa karakter-karakter konsumen yang akan c. Lokasi tapak mudah dicapai, terutama dari fasilitas umum
berkunjung. seperti bandara dan stasiun.
Berdasarkan sumber ini, maka dapat dikatakan bahwa semakin
jauh jarak mall dengan pusat keramaian maka semakin banyak d. Harga tanah harus disesuaikan dengan jumlah modal dan
pula hal/fasilitas menarik yang harus disediakan untuk menarik uang sewa yang mungkin diperoleh.
pengunjung atau dengan menyediakan potongan harga yang
cukup menjanjikan. Namun bukan berarti karena jaraknya dekat e. Ketersediaan jaringan utilitas yang memadai sesuai jenis
menjadikan mall minim fasilitas dan fitur menarik lainnya. pusat perbelanjaan yang direncanakan.
2. Pemilihan Tapak Marlina (2008:208) menjelaskan pertimbangan f. Kondisi geologi dan hidrologi tanah untuk analisis jenis
pemiilihan tapak untuk sebuah pusat perbelanjaan dapat pondasi yang digunakan. Berdasarkan sumber ini maka
dESIGN By
dilakukan berdasarkan kriteria sebagai berikut : dapat disimpulkan bahwa persyaratan lokasi yang terbaik
a. Tapak yang dipilih memungkinkan untuk dibangun dan adalah kedekatan dengan pemukiman yang juga berimbas
terletak di dalam kawasan perdagangan yang pada akses.
direkomendasikan dalam analisis pasar.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 8
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
J. Aspek Arsitektural
Berikut ini akan dijelaskan kriteria-kriteria perancangan mall ruang dalam dan ruang luar, namun akan memerlukan luasan
berdasarkan aspek arsitekturalnya yang terdiri dari bentuk, pola tapak yang lebih besar daripada closed mall.
penataan dimensi dan komposisi ruang penjualannya.
1. Bentuk Mall Menurut Maithland dalam Yempormase (2013:11) 2. Pola Sirkulasi Shopping Mall Maithland dalam Yempormase
dijelaskan bahwa terdapat tiga (3) bentuk umum mall dengan (2012:21) menyebutkan bahwa pada dasarnya pola mall berpola
keuntungan dan kerugiannya masing-masing, berikut merupakan linier. Tatanan mall yang sering dijumpai adalah mall berkoridor
rangkuman dari sumber tersebut : tunggal dengan lebar koridor standar antara 8-16 m. Untuk
a. Open Mall (mall terbuka), adalah mall tanpa pelingkup. memudahkan akses pengunjung, pintu masuk sebaiknya dapat
Keuntunganya adalah kesan luas dan perencanaan teknis dicapai dari segala arah.
yang mudah sehingga biaya lebih murah. Kerugianya berupa
kendala iklim dan cuaca (climatic control) (berpengaruh 3. Dimensi Mall Diterjemahkan dari Beddington (1982:16) dijelaskan
terhadap kenyamanan) dan kesan pewadahan kurang. hal yang perlu diperhatikan bahwa mall jangan terlalu panjang
b. Enclosed Mall (mall tertutup), adalah mall dengan pelingkup. karena dapat melelahkan pengunjung. panjang ideal sebuah
Keuntunganya berupa kenyamanan (climatic control). pedestrian mall berkisar antara 200-250 meter, setelah itu
Kerugiannya adalah biaya mahal dan kesan ruang kurang harus ada suatu ruang untuk istirahat dan pause point dan
jelas. suatu fokal poin yang menarik agar pengunjung tidak kehilangan
c. Integrated Mall (mall terpadu), adalah penggabungan mall seleranya.
terbuka dan tertutup. Biasany berupa mall tertutup dengan
akhiran mall terbuka. Hal ini juga merupakan salah satu 4. Penataan RetailMasih mengacu pada sumber di atas jika
dESIGN By
solusi climatic control. penataan sirkulasi mal hanya memiiki satu koridor, diharapkan
Berdasarkan keterangan sumber ini maka bentuk yang paling semua retail dapat dilewati pengunjung sehingga semua retail
menjawab solusi ruang mall adalah semi open mall, karena memiliki nilai nilai komersial yang sama.
dapat memberikan pilihan ruang yang lebih dinamis antara
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 1 9
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
J. Aspek Arsitektural
5. Komposisi Ruang Penjualan c. Peripheral Approach, pada metode ini telah dilakukan
McKeveer (1948) menjelaskan bahwa pada umumnya sebuah penanganan barang-barang dagangan tanpa mengganggu
pertokoan/perbelanjaan dapat dibagi menjadi dua area kegiatan penunjang. Area non selling diletakkan mengelilingi
berdasarkan pemakaiannya yang terdiri dari : area penjualan.
a. Ruang non penjualan (non selling area), meliputi : ruang- d. Annex Approach, pada metode ini semua kegiatan non-
ruang yang berhubungan dengan pelayanan konsumen penjualan dikelompokkan menjadi satu dan diletakkan
(customer service), proses memasukkan dan menukarkan terpisah dengan daerah penjualan.
barang dagangan dan aktivitas pengelola dan karyawan.
b. Ruang pajang barang dagangan (display), tempat terjadinya 6. Sistem Sirkulasi Mall Sementara Beddington (1982:32)
interaksi antara konsumen dengan penjual. Ruang ini juga menjelaskan beberapa pola sirkulasi untuk loading dan
disebut selling area. unloading dock berikut :
Sementara untuk orientasi ruang-ruang dalam mall, a. Sistem servis satu lajur, memanfaatkan satu lajur
berdasarkan kepuasan pelanggan dan produktivitas karyawan, (kiri/kanan) untuk digunakan sebagai loading dan unloading
ada empat pendekatan umum menempatkan ruang-ruang barang
penjualan : b. Sistem servis dua lajur, memanfaatkan 2 sisi lajur untuk
a. Sandwich Approach, keterbatasan sistem ini adalah tidak loading dan unloading
efisiennya bagi pelanggan dan karyawan ke lantai tertentu c. Sistem T, merupakan alternatif di tempat sempit dan untuk
dalam hubungannya untuk melakukan kegiatan non selling kelancaran sirkulasi sehingga truk barang tidak memerlukan
area. ruang untuk putar balik
dESIGN By
b. Core Approach, dengan menempatkan non selling area ke d. Pola Loading Dec, Dalam loading dan unloading barang
pusat core, arus kedatangan barang bercampur dengan seringkali truk harus parkir dan menunggu giliran, berikut
kegiatan penunjang dalam selling area. pola yang dijelaskan dalam Beddington (1982:32)
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 0
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
K. Aspek Struktural
Berikut ini akan dijelaskan kriteria perancangan mall berdasarkan Dalam sumber ini juga dijelaskan ada tiga bagian struktur yang
aspek struktural yang juga meliputi konstruksi dalam pembangunan digunakan dalam bangunan komersial yaitu :
mall. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
29/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan 1. Sub Structure berupa pondasi
Gedung, dijelaskan bahwa mall termasuk bangunan klas 6 dan ada 2. Supper Structure berupa kolom
beberapa persyaratan mengenai struktur bangunan komersial 3. Upper Structure berupa struktur penutup atap
sebagai berikut
Joseph De Chiara dan John Callender (1983:1297) dalam buku Time
1. Jarak struktur utama dari tapak sekurang-kurangnya 10 m ke Saver Standard menjelaskan beberapa kriteria desain yang
dalam tapak, menyangkut struktur diantaranya :
2. Bangunan dengan bentuk dasar T, L dan U hendaknya 1. Jarak kolom dalam modul sebaiknya 6 m; 7,5 m; atau 9 m
menggunakan dilatasi pada 25 m untuk mencegah kerusakan 2. Tinggi plafon berkisar antara 3–4 m untuk pandangan yang baik
akibat gempa, 3. Terdapat pilihan antara single level dan multi level, mall dengan
multi level memiliki void untuk pandangan secara vertikal.
3. Saat terjadi gempa, struktur bangunan harus dapat bertahan
dalam waktu yang cukup bagi pengguna untuk melarikan diri.
Gedung Mall
L. Aspek Utilitas
Berikut ini akan dijelaskan kriteria-kriteria perancangan mall d. Adaptasi bentuk bangunan terhadap pencahayaan alami
berdasarkan aspek utilitasnya. seperti bentuk yang ramping, void, fasad yang miring, fasad
1. Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang digunakan yang ditonjolkan atau bentuk segitiga yang memungkinkan
dalam mall terbagi menjadi 2 yaitu pencahayaan alami dan cahaya masuk dari kedua sisi bangunan.
buatan. Untuk pencahayaan alami terbaik adalah cahaya langit
(bukan sinar langsung) namun intensitasnya tidak bisa ditebak 2. Sistem Penghawaan Tangoro (2009) menjelaskan bahwa sistem
karena tergantung kondisi alam. Menurut Tangoro (2009) penghawaan pada Mall (Pusat Perbelanjaan) dapat digolongkan
pencahayaan alami dalam pusat perbelanjaan (mall) mengikuti menjadi dua yaitu alami dan buatan, lebih jelasnya sebagai
kriteria sebagai berikut : berikut :
a. Pencahayaan alami pada pusat perbelanjaan sebaiknya a. Sistem Penghawaan Alami Sistem penghawaan alami adalah
diterapkan terutama pada pagi hingga sore hari untuk suatu sistem penghawaan yang memanfaatkan hembusan
menekan biaya konsumsi energi lampu. angin dan iklim sekitar untuk penghawaannya atau tanpa
bantuan alat.
b. Pencahayaan alami yang paling sering digunakan dalam
pusat perbelanjaan adalah pencahayaan alami pada atrium b. Sistem Penghawaan Buatan Penghawaan pada suatu Mall
(void) dengan menggunakan skylight sehingga juga memberi (Pusat Perbelanjaan) dapat diatur oleh Air Conditioner atau
kesan luas dengan pencayhayaan yang optimal di siang hari. biasa disebut dengan AC. Suhu yang biasanya digunakan 18-
20 derajat celcius. Penggunaan AC biasanya digunakan pada
dESIGN By
c. Massa memanjang Timur-Barat lebih efektif untuk Mall dan Plaza yang biasanya cenderung terdiri dari
memasukkan cahaya alami, sementara massa berbentuk bangunan tunggal.
lingkaran digunakan untuk memasukan cahaya secara lebih
merata.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 2
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Gedung Mall
Contoh Beberapa Fasilitas-Fasilitas Retail Yang Ada Pada Mall Yang Suda
4. Fasilitas Servis, Adanya fasilitas servis akan sangat menunjang Disewa Berbagai Merek Ternama
seluruh aktivitas yang ada pada mall. Fasilitas untuk fasilitas
servis adalah toilet, kantor pengelola, parkir, dan ruang-ruang
utilitas.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 3
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Post Modern
A. Defenisi Post-Modernisme
Post-modernisme pertama kali diidentifikasikan sebagai suatu 3. Post-modernisme didefinisikan dalam bidang sosiologi sebagai
disiplin teoritis sejak tahun 1970-an sampai tahun 1995, aliran atau gerakan atau gejolak yang timbul dari adanya akibat
sebagaimana diformulasikan oleh Jencks yang dinyatakan sebagai atau hasil perubahan ekonomi, kebudayaan dan demografis.
berikut: Post-modernisme juga diidentifikasikan sebagai aliran atau
gerakan yang menandai faktor-faktor seperti meningkatnya
1. Post-modernisme didefinisikan sebagai aliran, pemikiran atau pelayanan ekonomi, pentingnya media-massa, meningkatnya
sesuatu yang berkaitan dengan sikap, atau bagian dari ketergantungan ekonomi dunia, serta pola konsumen generasi
kebudayaan umum, atau yang berkaitan dengan kritik teoritikal, muda (mendatang). Dalam bidang sosiologi post-modernisme
yang berhubungan dengan penekanan pada relativitas, anti- juga menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan: era/zaman
universalitas, nihilist, kritik terhadap rasionalisme, kritik informasi, globalisasi, kampung-kampung global (global
terhadap universalisme, kritik terhadap fundametalisme atau villages), termasuk teori media dalam seni.
sains. Bahkan kadang-kadang berkaitan dengan perubahan
kultur/kebudayaan yang berkaitan dengan: filsafat, agama dan 4. Post-modernisme didefinisikan sebagai aliran atau pemikiran
moralitas. yang berkaitan dengan reaksi-reaksi atas ‘kegagalan’ yang
terjadi dalam aliran arsitektur modern, yang timbul dalam
2. Post-modernisme didefinisikan sebagai aliran atau pemikiran bentuk kebosanan-kebosanan dalam tampilan bentuk, hilangnya
atau filsafat yang berkembang pada penghujung abad 20, identitas dari tempat atau lokasi, pengaruh yang mengungkung
dimana dalam bidang filsafat ‘post-modernis’ merupakan suatu dari efisiensi dan efektivitas produksi massal serta pengaruh
aliran pemikiran yang radikal bersifat kritis terhadap filsafat yang sangat kuat dari adanya industrialisasi dalam desain
dESIGN By
Post-Modern
B. Post-Modernisme Arsitektur
6. Terkungkungnya tampilan bentuk yang cenderung dikuasai oleh
Masjid Raya
produk-produk massal akibat proses industrialisasi.
Sumbar, Contoh Prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah perancangan dalam arsitektur
bangunan beraliran modern (sejak dari tahun 1958-1960 hingga tahun 1972-1979),
arsitektur post-
modern di
misalnya:
indonesia 1. Simplicity of Form (Kesederhanaan Bentuk) dari Mies Van de
Rohe, yang mendapat reaksi berupa Complexity of Form
Sumber Gambar : INVENSI : VOL. 1 NO. 1. JUNI 2016 80 MASJID RAYA SUMATRA BARAT SEBAGAI SIMBOL PERSATUAN (Kerumitan Bentuk) dan Diversity of Form (Keragaman Bentuk).
MUSLIM DI SUMATRA BARAT Nurhayatu Nufut Alimin
2. Less in More (Sederhana itu Indah) dari Mies Van de Rohe,
Melihat sejarah lahirnya aliran Arsitektur Post-modern, pada tahun mendapat reaksi Less is Bore (Sederhana itu Suatu Kebosanan).
1958 tokoh awal arsitektur post-modern, Charles Jencks : The 3. Regularity of Form (Keseragaman Bentuk) akibat prinsip-prinsip
Failure of Modern Architecture. Sebagai berikut: kesederhanaan, mendapat reaksi Form with Identity (Bentuk
1. Kebosanan akibat tampilan-tampilan bentuk yang cenderung dengan Identitas).
seragam/serupa. 4. Geometric of Form (Bentuk-bentuk Geometrik) akibat pemikiran
2. Kebosanan akibat tampilan/ekspresi bentuk yang terkungkung rasionalisme dalam hal efisiensi dan efektivitas bentuk.
oleh prinsip efisiensi dan efektivitas bentuk dalam arsitektur.
3. Kebosanan akibat munculnya keseragaman/kemiripan tampilan
Gedung Opera Sydney
bentuk dengan alasan mengangkat ciri kesederhanaan. di Sydney, New South
4. Tiada atau hilangnya identitas tempat atau lokasi akibat Wales adalah salah
dESIGN By
Post-Modern
B. Post-Modernisme Arsitektur
Aliran Atau paham dari arsitektur post-modern adalah aliran atau Sedangkan karya arsitektur yang menandai awal pergeseran dari
paham atau gerakan bidang arsitektur yang menyangkut arsitektur-modern ke Arsitektur-Post Modern adalah The Portland
perancangan arsitektur, dimana didalamnya ditekankan adanya Building di Portland, USA., dan The Las Vegas Strip yang fenomenal
ciri-ciri khas (karakteristik) post-modern seperti: karya Robert venture di las vegas, USA.
(1972-1979), dikenal tokoh-tokoh yang berpengaruh terhadap aliran 8. Mencerminkan aspirasi umum,
Arsitektur post modern, yang antara lain adalah Peter Eisenman, 9. Bersifat plural,
Philip Johnson, John Burgree, Robert Venturi, Ricardo Bofill, James 10. Bersifat ekletik.
Stirling, Charles Moore dan Frank Gehry.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 6
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Post-Modern
tersebut misalnya seperti pada kolom dengan corak ionic, doric modern. Elemen elemen arsitektur tradisional yang diterapkan
dan corinthians. Arsitek yang menganut aliran ini misalnya bisa berupa bentuk yang sama persis ataupun kesan dan
seperti Philip Johnson, Robert Venturi, Eero Saarinen, Kisho suasana yang dibuat seolah-olah menyerupai suasana
Kurokawa dan Kyonori Kikutake. tradisional.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 7
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Post-Modern
yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar. Sehingga maju lebih jauh dalam mendefinisikan ruang lebih dari sekedar
hasilnya adalah bangunan yang serasi Dan seirama dengan ruang abstrak dan menghasilkan antik arti ganda. Sehingga
lingkungan di sekitarnya. Arsitektur ini sangat beradaptasi terjadi keanekaragaman ruang dan memberi kejutan dan kesan
dengan gaya arsitektur di sebelahnya. Air aki juga disebut aliran kesan tertentu saat ditempati.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 8
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
tenant dan 25 toko induk, baik dari lokal maupun internasiona. • Spa Kecantikan • Counter makanan dan restoran
Lahan parker dapat menampung 5000 mobil. penyewa besar • Toko buku • Area Rekreasi
pakuwon mall antara lain Hypermart, Matahari, Lotte • Game arcade • Atm center
Mart, Timezone, Gramedia, XXI, The Premiere, IMAX, dll. • Ruangan Bioskop • Gymnastic
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 2 9
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
parkir dengan luas 28.000 meter persegi, yang bisa menamung • Spa Kecantikan • Gymnastic
950 unit mobil. Mantos juga memiliki sekitar 150+ tenant, • Toko buku • Fasilitas Umum
seperti Coconut Island, Dunkin‘ Donuts, Excelso, Levi's, Matahari, • Timezone
J&W Restaurant & Bar, Optik Tunggal, Planet Surf, dll. • Ruangan Bioskop
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 3 0
TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Pengelola adalah individu yang tergabung dalam suatu badan yang bertanggung jawab penuh terhadap segala kegiatan pengelolaan yang terdapat dalam pusat perbelanjaan. Pengelola
shopping center hanya meliputi dan behubungan dengan bangunan yang dikelola tidak termasuk pengelola yang adapada outlet masing-masing yaitu terdiri:
Penyewa adalah orang atau sekelompok orang yang menyewa dan mengunakan ruang
serta fasilitas yang disediakan dalam melakukan kegiatan jual beli. Penyewa dalam
pusat perbelanjaan dapat berupa permanen (membeli) ataupun sementara. Pengunjung
Pengunjung merupakan individu atau sekelopok orang yang datang mengunjungi suatu
PENYEWA
bangunan dengan maksud tertentu. Kegiatan utama pengunjung pada pusat
perbelanjaan ada 3 yaitu:
PENYEWA PERMANEN PENYEWA SEMENTARA
a. Mengkonsumsi kebutuhan berbelanja yang rutin /berulang misal kebutuhan
KARYAWAN berbelanja makanan.
dESIGN By
• Musolah
PULANG • Tempat Duduk
• Atm Center
Bagan Aktifitas Pelaku ‘pengunjung’ • Jalur Evakuasi
Sumber : Perencanaan Dan Perancangan Shopping Mall Di Kota Palembang 2017 Office/Service • Management & Department Office
• Receptionist/Information Center
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 3 5
ANALISIS ASPEK MANUSIA
presentasi rapat
Menerima Tamu/klien Karyawan/ Pagi - Memiliki Tempat Menerima dan Security Pagi - Tertutup, secara Tempat Satpam
pertama kali Resepsionis Sore kenyamanan menerima dan memeriksa tamu/klien, (pimpinan/ malam termal dan
Durasi termal, Ruang melayani tamu mengarahkan karyawan) sirkulasi nyaman Post satpam
Sebentar gerak cenderung pengunjung muat minimal 1 Kantor security
Resepsionis
kecil, tidak butuh orang
banyak perabot.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 3 6
ANALISIS ASPEK MANUSIA
Mengatur Seputar tiket Karyawan Pagi – Tertutup, secara Tempat karcis Melakukan Transaksi Penyewa Pagi - Kondisi termal, Tempat
pakir loket karcis malam termal nyaman, jual-beli Pengunjung malam sirkulasi aman & transaksi
pakir sepanjang aman, muat Loket karcis nyaman muat
hari untuk 1 orang untuk mesin Kasir
kasir
Menjaga keamanan Tukang Pagi - Secara termal Tempat
parkir Parkir malam dan sirkulasi Karyawan Melakukan transaksi Pengunjung Pagi - Tertutup, kondisi Tempat
sepanjang nyaman aman tukang parkir perbankan malam termal, sirkulasi Perbankan
hari untuk 2 orang aman & nyaman,
Pos jaga muat untuk ATM center
Tukang parkir mesin ATM Ruang ATM
Menerima Pertanyaan, Seluruh Pagi – Sirkulasi Mudah, Pusat Informasi Beristirahat, Melihat- Pengunjung Pagi - Kondisi termal, Area istirahat
Mengarahkan pengelola Malam Ruang gerak lihat, jalan-jalan, malam sirkulasi aman &
Pengunjung, durasi tidak terlalu Ruang Informasi bercengkrama nyaman, luas, Atrium
Melaporkan ke seluruh sebentar besar, mudah terbuka untuk Taman
bangunan terlihat publik Plaza
Rest Area
Menonton Film Pengunjung Pagi - Kondisi termal, Tempat Nonton
malam sirkulasi aman &
Waktu Suasan Bioskop
Rincian Kegiatan Pelaku Kebutuhan nyaman, luas,
Tertutup
PENYEWA DAN PENGUNJUNG
Bermain, Pengunjung Pagi - Kondisi termal, Tempat main
Membuka-menutup Pemilik Pagi – Kondisi termal, Kios Bercengkrama, anak-anak malam sirkulasi aman &
Arcade bermain
tempat bekerja, tempat/ malam sirkulasi aman & Menikmati fasilitas nyaman, luas,
Main/anchor (indoor/outdor)
melayani pengunjung, karyawan sepanjang nyaman, besaran bersekat tetap
hari ruang secondary terbuka untuk
bersih-bersih,
tergantung tenant Ritel publik
menjajakan produk
produk yang tambahan
dijual bazaar Rincian Kegiatan Pelaku Waktu Suasan Kebutuhan
Berjalan-Jalan, Pengunjung Pagi - Kondisi termal, Kios SELURUH UNIT PELAKU
dESIGN By
Menyaksikan dan Pengelola, Durasi dan Terbuka untuk Tempat event Mengunjungi ke setiap Pengelola Pagi - Sirkulasi nyaman Jalur sirkulasi
menggelar event penyewa, frekuensi public, luas, lantai bangunan Penyewa malam untuk kapasitas
(grand lauching, meet pengunjung flexible sirkulasi dan Atrium Escalator, Lift
pengunjung yang memadai
and greet, love music, termal nyaman, Hall Sky bridge
kompetisi, dll) aman Plaza Koridor
Convention pedestrian
center
Menaruh mesin, pompa, Muat untuk Tempat alat
Makan dan minum Pengelola, Pagi - Sirkulasi dan Tempat makan alat-alat mekanis dan peralatan yang
penyewa, malam termal nyaman, teknisi lainya seputar dibutuhkan R’ AHU, R’
pengunjung aman, luas Kios Pompa, R’ Mesin,
bangunan gedung
restoran R’ Mekanikal
Elektrikal, dll
Memasak, karyaan Pagi - Sirkulasi dan Tempat masak
menyiapkanbahan malam termal aman, Jalur Evakuasi Tangga darurat
masak, dll bersih Dapur
pantri
Beribadah Pengelola, Pagi - Terbuka untuk Tempat ibadah Dari pengelompokan kegiatan di atas dapat diketahui bahwa
penyewa,
pengunjung
malam public, luas,
sirkulasi dan Musollah beberapa beberapa kegiatan dari pelaku berbeda juga
termal nyaman , menggunakan ruang yang sama, hanya beberpaa ruang
bersih
diperuntukan perseorangan yang digunakan sendiri sendiri.
Menikmati Pengelola, Pagi - Terbuka untuk Tempat rekreasi
Pemandangan penyewa, malam public, luas, Contohnya ruangan yang digunakan berbagai pelaku dalam satu
Taman
pengunjung sirkulasi dan
termal nyaman , Plaza waktu yaitu ruang ibadah / musolah, taman, dan ruangan bersifat
bersih Badan Air
(Kolam)
public lainnya. Contoh ruang perseorangan bersifat privat adalah
Mengurus keperluan ibu Pengelola, Pagi - Tertutup, luas, Tempat ibu &
ruang karyawan, ruang manager, dan lainnya.
dan anak (khusus bayi penyewa, malam bersih, sirkulasi anak
dan balita) pengunjung dan termal
nyaman.
Nursery Room Pengguna ruang juga dapat diperincikan lagi berdasarkan umur dan
dESIGN By
Buang air besar dan Pengelola Pagi - Ruang bersekat Tempat buang air
gender, seperti dari anak kecil hingga orang dewasa. Dan penguna
kecil Penyewa malam tetapi terbuka
Toilet Wanita
laki-laki dan perempuan. Karena tentunya memiliki perbedaan
Pengunjung untuk public,
luas, sirkulasi Toilet Pria signifikan terhadap perilaku masing masing individu. Hal ini nanti
dan termal Toiler Anak
nyaman, bersih Toilet Difabel akan dijelaskan dalam analisa social budaya, kebiasaan manusia.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 3 8
ANALISIS ASPEK MANUSIA
Pantry/Dapur
tiap ruang, ruang yang memiliki sifat sejenis Ruang Loker
Shopping Informati- Meja, Kursi, 6 (AP) 2 Ruangan 12 Servis Nusrsery Lemari, Meja, 1,5 (DA) 3 4,5
Mall on Center Komputer Room Kursi
Lobby 0,6 (DA) Kapasitas 60 Toliet pria Urinor, Wastafel, 9 (AP) 5 Buah 45
100 Kloset, Cermin, dll Ruang
Elevator 0,6 (DA) Kpsitas 15 9 Toliet Wastafel, Kloset, 9 (AP) 5 Buah 45
Wanita Cermin. Ruang
Escalator
Tangga Darurat Toliet Wastafel, Kloset, 4 (AP) 5 Buah 20
Difabel Cermin, dll Ruang
Rest Area 0,6 (DA) Kpsitas 30 18
Parkir Loket Meja, Kursi, 1,2 (DA) 10 12
ATM Center 0,6 (DA) Kpsitas 10 6
Parkir komputer
Retail Kios Kecil Display Dll 6 (AP) 100 600
Pos Jaga Meja Kursi, 5 (AP) 4 20
Kios Display Dll 8 (AP) 50 400
Maintenance R. Genset 20 (SBT) 1 20
Menengah
R. Chiller 20 (SBT) 1 20
Departm- Display Dll 200 (AP) 1 200
ent Store R. Trafo, panel 20 (SBT) 1 20
Superma- Display Dll 500 (AP) 1 500 R. Pompa 20 (SBT) 1 20
rket
R. AHU 20 (SBT) 1 20
Foodcourt Pantry/ Lemari Dispenser, 1,2 (DA) Kapasitas 6
Dapur Kompor, Kulkas dll 5 Orang x R. PABX 20 (SBT) 1 20
1,2 x 1
R. CCTV` 20 (SBT) 1 20
Ruang Meja, Kursi 1,5 (DA) Kapasitas 30
Makan 100 x 2 Total 7731,24
Bermain
Outdoor 100 (AP) 4 400
Aspek Manusia
GAME ARCADE
kota sofifi merupakan ibukota profisi Maluku utara sejak 1999 namun baru diresmikan sebagai pusat pemerintahan pada 4 agustus 2010 oleh bapak
Susilo bambang yudoyono, kota sofifi yang terletak dipulau terbesar Maluku utara yakni pulau Halmahera, meskipun terletak dipulau Halmahera, kota
sofifi masuk dalam peta administrasi kota tidore kepulauan dengan luas total 1.550.37 Km2 dan jumlah penduduk 48.678 Jiwa, yang hingga saat ini
masi belum berstatus kota otonom.
dESIGN By
BWK 1 BWK 2
Pemerintahan, Kelurahan Kelurahan Sofifi, Perumahan,
Parawisata, Guraping, Desa Bukit Durian, Perdagangan, Jasa,
perumahan Desa Kaiyasa Desa Balbar, Pelabuhan/Dermaga
Desa Galal Penumpang,
Perumahan
BWK 3 BWK 4
Perdagangan dan Jasa, Desa Obi, Desa Garojou, Pelabuhan/Dermaga,
Pelabuhan/dermaga Desa Ampera, Desa Somahode, Penumpang,
penumpang, Perumahan Desa Akekolano Desa Kusu Perumahan,
Perdagangan dan
Industri pengelolahan
BWK Penunjang
Perumahan, Desa Toniku,
Perdagangan, Desa Rioribati,
dan Jasa Desa Tabadamai,
Desa Braha,
Desa Tewe,
dESIGN By
Desa Dodinga
Tinggi bangunan digunakan sebagai salah satu indikator dan Ketinggian Bangunan
pengendalian intensitas pemanfaatan ruang. Jumlah lantai atau tinggi Peruntukan
BWK 1 BWK 2 BWK 3 BWK 4 BWK Penunjang
bangunan ditentukan berdasarkan faktor daya dukung lahan terhadap
Pemerinahan 6 Lantai 6 Lantai - - -
bangunan dan faktor keserasian lingkungan perkotaan. Ketinggian
bangunan dihitung berdasarkan fungsi pemanfaatan ruang yang Perumahan
Kepadatan 12 Lantai 12 Lantai
12 Lantai 12 Lantai 12 Lantai
berkaitan dengan peruntukan lahan, yang juga disesuaikan dengan Sedang
kondisi lingkungan sekitar. Ketinggian bangunan juga dapat Perumahan
diidentifikasikan dengan Koefisien Lantai Bangunan (KLB), yaitu Kepadatan
Rendah
12 Lantai 12 Lantai 12 Lantai 12 Lantai 12 Lantai
1. Peruntukan lahan,
Transportasi
2. Kemampuan lahan, Laut
- 2 Lantai - - -
Adapun rencana pengaturan ketinggian bangunan di Kota Sofifi dan Rencana Pengaturan Ketinggian Bangunan di Kota Sofifi dan Wilayah Pengembangannya
Sumber : Hasil Rencana 2009
wilayah pengembangannya adalah sebagai berikut:
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 4 8
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
B. Pemilihan BWK
Pemilihan BWK bertujuan untuk menentukan Site lokasi yang tepat Kriteria BWK 3 BWK 4 BWK Penunjang
BWK 1 BWK 2
sesuai dengan objek pembangunan yang direncanakan. Pemilihan
BWK ini biasanya mengunakan metode kualitatif dan kuantitatif Lokasi Sesuai Dengan
1 2 3 2 3
Fungsi perancangan
dimana setiap yang diuji kelayakan harus berdasarkan data nyata
kemudian dibandingkan untuk mecapai nilai yang tinggi agar Akses Memadai ke seluruh
fasilitas Kota
2 3 2 1 1
c. Bukan Kawasan Lindung maka harus dipertimbangakan dengan kriteria paling vocal
d. Infrastuktur memadai dalam pemilihan, yaitu Akses ke fasilitas kota. BWK 3 dianggap
e. Jauh dari kepadatan yang terlalu tinggi paling layak dan tepat untuk ditetapkan sebagai BWK Terpilih
f. Bukan Kawasan Gersang (penuh bangunan)` untuk lokasi site perancangan
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 4 9
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Aspek Lingkungan
d. Dekat dengan jalur utama fasilitas kota dengan pantai Oba di laut nuku,
e. Bukan lokasi kepadatan aktifitas kota c. Lokasi C berapa pada bela Utara Oba Utara berdekatan
f. Tersedia Utilitas Air Bersih dengan jembatan sungai Ake lelei, depan jalan sultan nuku,
g. Tersedia Utilitas Jaringan Listrik d. Lokasi D berada pada sebelah Selatan Oba Utara.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 0
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Aspek Lingkungan
Aspek Lingkungan
Dikelilingi vegetasi existing 2 3 3 3 kesimpulan bahwa nilai tertinggi berada pada Site/Tapak C
dengan Total Bobot Nilai (42 Poin). Maka lokasi site/tapak
Topografi tidak terlalu curam 3 3 3 3 perancangan gedung mall kota sofifi berada pada Site C.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 2
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
3. Sosial Budaya
Kawasan sekitar merupakan kawasan yang bukan lokasi
aktifitas kota. Tidak padat pada siang hari dan akan sangat sepi
pada malam hari. Warga sekitar merupakan petani pangan, dan
penggembala sapi. Aktifitas manusia pada siang hari hanya
para petani yang mengawasi kebun dan pada malam hari hanya
50% yang menetap untuk mengawasi perkebunan dan hewan
ternak.
b. Sebelah Selatan
Merupaka areal hutan tropis, perkebunan milik warga
lokal/warga sekitar, dan berdekatan dengan desa
akekolano, oba utara yang merupakan daerah perumahan
dan fasilitas pendidikan, juga fasilitas pertokoan.
c. Sebelah Timur
Adalah batas desa ampera, oba utara, dengan desa Bukit
Durian yang dipenuhi 15% bangunan dan 85% hutan tropis
perkebunan milik warga lokal/warga sekitar.
d. Sebelah Barat
Merupakan daerah hutan tropis, perkebunan dan
dESIGN By
D. Existing Tapak
6. Aksesibilitas
• Jalan di depan site/tapak perancangan merupakan jalur utama JL. Raya Sultan Nuku dengan lebar mencapai 8m2.
• Jalur kendaraan berpola dua arah yang dipisahkan dengan ukuran lebar masing masing 4m2 dan 4m2.
• Meskipun merupakan jalur premier, Aktifitas lalulintas di JL. Raya Sulntan Nuku pada Hari kerja maupun hari libur selalu stabil.
• JL. Raya Sultan Nuku masi dalam tahap pengembangan perbaikan infrastruktur.
Aktivitas Manusia pada sekitaran tapak, biasanya terjadi ditiap hari biasa maupun akhir pekan
Setiap hari merupakan hari produktif bagi warga sekitar, yang merupakan petani dan peternak
Sedangkan pesepeda hanya akan cukup padat pada akhir peka dan libur nasional
dESIGN By
Akhir pekan menjadi pilihan tepat pesepeda karena bukan hari kerja
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 5
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
D. Existing Tapak
b. Kendaraan Bermotor
• Jenis Pola Jalur Kendaraan. Pola jalur kendaraan sekitaran site/tapak pada jalur utama merupakan jalur dua arah, yang dilalui
kendaraan umum, kendaraan pribadi, kendaraan proyek, maupun kendaraan pengangkut. Sedangkan jalur sekunder terdapat satu
jalur dua arah. Hanya dilalui kendaraan roda dua dan roda empat karena ukuran yang relative lebih kecil dari jalur utama. Pada area
tapak juga terdapat cluster road yang menuju ke desa oba di tepi pantai.
• Klasifikasi Jalan. Jalan sekitaran site/tapak merupakan jalan utama untuk berbagai kendaraan
• Tipe Jalur. Jalur sekitaran tapak diperuntukan pada semua jenis kendaraan, (Roda Dua, Roda Empat, Kendaraan Besar, dan lainnya).
• Pola Parkir. Area parkir untuk roda dua maupun roda empat dan kendaraan besar belum tersedia di sekitaran site/tapak sehingga
pinggiran jalan atau bahu jalan sering dugunakan pengendara untuk memarkir kendaran.
Aktifitas kendaraan tidak sampai menimbulkan macet, dalam 1 jam kendaraan yang berlalu lalang hanya berkisar 15-20 kendaraan.
Sirkulasi Aktivitas kendaraan Roda dua di sekitaran tapak, biasanya terjadi ditiap hari biasa Hingga
akhir pekan, dengan presentase 40% dari total keseluruhan
Sama halnya dengan Sirkulasi kendaraan roda dua, kendaraan roda empat juga terjadi
Hampir tiap hari, dengan presentase 35% dari total keseluruhan
dESIGN By
Sedangkan frekuensi kendaraan jasa pengangkut tidak terlalu banyak hanya sekitar
25%dari total keseluruhan
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 6
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Kapabilitas Site
Pemerintah memiliki aturan tersendiri tentang KDB dan KLB atau 2. Kesimpulan
dESIGN By
tentang Pedoman persyaratan teknis bangunan gedung. Hal ini Luasan dasar bangunan yang akan dibangun tidak boleh lebih
tertuang dalam Peraturan menteri pekerjaan umum nomor: dari 90.000m2, 10% dari Luasan Tapak dibuka untuk
29/prt/m/2006 pedoman persyaratan teknis bangunan gedung. Asesibilitas dalam Tapak. 36.000m2 tersedia untuk dibangun
area penghijauan. Jumlah lantai tidak boleh dari 3 lantai.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 7
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis Pencapaian
G. Pencapaian
Analisis Pencapaian bertujuan untuk mengetahui kualitas akses menuju tapak untuk kemudian dilakukan penyesuaian serta peningkatan akses menuju
dan dari tapak. Berikut adalah berbagai akses dari tapak menuju ke fasilitas-fasilitas kota sofifi.
• RS Umum Daerah Sofifi • Pelabuhan Speed Boat Sofifi
3,3 Km, Melalui Jl. Sultan tempuh 4,2 Km, Melalui Jl.
Nuku, dengan kondisi lalu Sultan Nuku, dengan kondisi
lintas Normal dan Stabil. lalu lintas Normal dan Stabil.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 8
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis Pencapaian
G. Pencapaian
Melalui Jl. Sultan Nuku, dan 2,7 Km, Melalui Jl. Sultan
JL. Merdeka dengan kondisi Nuku, dengan kondisi lalu
lalu lintas Normal dan Stabil. lintas Normal dan Stabil.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 5 9
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis Klimatologi
H. Klimatologi
Klimatologi atau ilmu iklim, adalah studi mengenai iklim, secara ilmiah didefinisikan sebagai kondisi cuaca yang dirata-ratakan selama periode
waktu yang panjang. Model iklim juga digunakan untuk mempelajari dinamika cuaca dan sistem iklim untuk memproyeksikan iklim pada masa
depan. Berikut adalah Data Klimatologi Lokasi Tapak.
Matahari 12:30
Jl. Sultan Nuku, Kelurahan Oba. Kec. Oba Utara. Kota Tidore Kepulauan. Maluku Utara. Indonesia
Sumber Gambar: Ilustrasi Data Klimatologi Pribadi x Planet-Do
• Matahari Tebit 06:29, (210) Area site sedikit terhalang • Angin Yang Terjadi/Bertiup Melewati site Sering Datang • Curah Hujan Tidak menentu/sering terjadi kemaru
oleh beberapa pohon kelapa dengan tinggi 7-9 meter. Dari Arah UT Laut Dan SB Daya (Bebas), dengan basah, suatu daerah terjadi hujan dan daerah lain panas,
• Puncak Panas Terjadi Pada Jam 12:30 Sampai Dengan kecepatan 10 km/jam sampai dengan 16 km/jam. • Hujan Terjadi 4x selama seminggu, dengan tingkat
15:20 (Indeks UV Extrem) berada di atas tapak (310). • Kualitas Udara sangat baik. Dengan induks kualitas kelembaban 62%. Tapi tidak kenyebabkan kerusakan.
• Matahari Terbenam 18:36 (240) Di Arah Barat site Yang udara. PM2.5 5.7µg/m3. NO2 1µg/m3. O3 30.82µg/m3. • Saat Hujan deras lokasi mengalami kelebihan debit air
Merupakan Area perkebunan dan pantai. SO2 12.34µg/m3. PM10 8.99µg/m3. CO 100µg/m3. sehingga akan menyebabkan genangan air di dalam site,
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 0
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis Klimatologi
H. Klimatologi
1. Analisis Klimatologi
Analisi Klimatologi bertujuan untuk menentukan orientasi site dan orientasi bangunan dalam merespon berbagai iklim yang terjadi pada site,
dan sekitarannya. Selain menentukan orientasi, analisis klmatologi juga bertujuan untuk menentukan material, dan konsep struktur yang yang
kemudian akan digunakan pada perancangan gedung.
alami dapat dimaksimalkan tanpa diakses dari JL. Sultan Nuku. Suhu bagian panjang gedung. penghawaan kekurangan yang tidak terlalu
takut suhu ruangan akan tinggi. ruangan tidak terlalu tinggi. View alami dapat dimaksimalkan. signifikan dan berpengaruh bagi
Kekurangan: lebih maksimal. Penggunaan ruang Kekurangan: site. Sedangkan kelebihan alternatif
View tidak maksimal. Membutuhkan site lebih maksimal. View tidak maksimal. Membutuhkan B cukup baik dalam merespon
rekayasa aksesibilitas yang lebih. Kekurangan: rekayasa struktur untuk menahan berbagai iklim dalam berbagai
Selain aksesibilitas, rekayasa Perlu rekayasa yang lebih untuk tekanan angin berlebih. Butuh akses cuaca. Alternatif B akan diterapkan
reduksi tekanan angin juga perlu. memaksimalkan penghawaan alami. lebih untuk masuk dalam site. dalam proses perancangan.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 1
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Analisis Klimatologi
H. Klimatologi
2. Output Klimatologi
Output Klimatologi adalah bentuk respon terhadap data dan analisis yang telah dikonfirmasi sebelumnya terdapat beberapa permasalahan
untuk kemudian dipecahkan. Berikut adalah hasil respon.
Dengan Menggunakan Perkerasan Langkah yang harus diambil Penggunaan atap flat pada Atap yang memiliki keiringan akan
Beton akan Mengakibatkan suhu adalah mengurangi perkerasan bangunan di kawasan tropis lebih efektif untuk digunakan pada
ruang meningkat karena angina dan menggantinya dengan rumput sangat tidak efektif dalam kawasan tropis, karena merespon
membawa suhu uapan yang organic agar menyerap panas menangani kelembaban dan dengan baik hujan, dan saat suhu
terpantul ke plat beton masuk ke agar tidak terpantul. Dengan genangan akibat hujan. Juga suhu terlalu panas, tidak langsung
Respon Klimatologi dalam bangunan. begitu angin sejuk bia masuk. ruangan akan cepat panas. masuk dan menaikan suhu ruang
Noice Analysis
I. Kebisingan
Jl. Sultan Nuku, Kelurahan Oba. Kec. Oba Utara. Kota Tidore Kepulauan. Maluku Utara. Indonesia
Sumber Gambar: Ilustrasi Data Desibel Bunyi Pribadi x Planet-Do
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 3
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Noice Analysis
I. Kebisingan
2m – 5m 5m – 10m
Ilustrasi anallisis dan output Kebisingan berdasarkan data lapangan
Sumber Gambar: Gambar Ilustrasi Pribadi x Planet-Do
• Posisi bangunan yang terlalu dekat dengan jalan raya atau area dengan sumber • Memberikan jarak yang agak jauh dengan tepat akan mereduksi frekuensi
bunyi yang tinggi, tidak dapat mereduksi atau meminimalisir suara bising. decibel suara bising hingga presentase tertentu, karena frekuensi tidak dapat
Karena frekuensi decibel yang masuk tidak terfilterkan. menjangkau terlalujauh ke arah sekitarnya.
• Area bangunan tanpa vegetasi yang hanya mengandalkan tembok pembatas • Penambahan vegetasi juga dapat mengurangi decibel frekuensi bising yang
juga akan sangat menimbulkan suara bising yang tidak terminimalisir. terfilterkan dan tidak sampai masuk kedalam bangunan.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 4
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
J. Analisis View
Point ini penting dalam penentuan arah bukaan demi memberikan kenyamanan pandang atau evek visual dari bukaan yang akan dimasukan dalam
design. Analisis ini juga tak harus membutuh pertimbangan dan rekayasa yang terlalu berarti jika memang view yang hadir di tapak suda
memenuhi kriteria untuk dihadirkan.
Pada Sebelah Utara dapat terlihat Pada Sebelah utara agak ke timur
jembatan penghubung kota sofifi site/tapak terdapat pemandangan
denga desa oba yang berada pada sungai ake lelai yang memisahkan
jalur jalan sultan nuku bukit durian dengan oba utara.
Pada Sebelah Utara dari kanan Pada Sebelah Timur, dari belakang
site/tapak dapat terlihat jalan site merupakan pemandangan
penghubung kota sofifi denga desa kebun warga dan hijau pegunungan
oba, dengan pemandangan hutan. dipulau Halmahera.
Pada Sebelah barat dari depan Pada Sebelah selatan dari kiri
site/tapak dapat terlihat jalan raya site/tapak dapat terlihat jalan
dESIGN By
Jl. Sultan Nuku, Kelurahan Oba. Kec. Oba Utara. Kota Tidore Kepulauan. Maluku Utara. Indonesia
Sumber Gambar: Dokumen pribadi mahasiswa
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 5
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
J. Analisis View
Dari sebelah selatan pada sisi kiri site/tapak terlihat seperti lapang
rumput yang luas membentang dengan landscape langit.
Jl. Sultan Nuku, Kelurahan Oba. Kec. Oba Utara. Kota Tidore Kepulauan. Maluku Utara. Indonesia
Sumber Gambar: Dokumen pribadi mahasiswa
• View atau pemandangan disekitaran site merupakan landscape hijau dengan langit • Perlu bukaan dengan tujuan visual untuk memaksimalkan view dari segala arah.
biru serta pegunungan Halmahera dan laut Maluku utara. • Menggunakan material kaca dibagian-bagian tertentu bangunan yang mendapat
• Begitu pula view dari luar ke dalam site/tapak. Merupakan landscape hijau dengan view atau pemandangan dengan visual terbaik.
langit biru, serta pegunungan halmahera dan laut Maluku utara. • mempertahankan beberapa vegetasi eksisting agar area tetap terlihat asri seperti
• Jangan menggunakan material yang dapat menghalang pandangan visual. kondisi exsiting sebalum dibangun bangunan.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 6 6
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
K. Ruang Luar
Penataan ruang luar bertujuan untuk memanfaatkan lahan hasil quantifikasi KDH, yang kemudian diolah untuk keperluan ruang terbuka dengan
berbagai kepentingan, salah satunya adalah sebagai ruang penyegaran dimana tanaman menyerap CO2 dan menghasilkan 02. dalam menata
ruang luar beberapa hal yang harus diperhatikan adalah penggunaan material dan pemilihan vegetasi yang akan digunakan dalam perancangan.
Disini merupakan pintu atau gerbang keluar Pada area ini akan diperiuntukan untuk jalur
masuk, serta sirkulasi aktifitas kendaraan dan kendaraan bermotor dan non bermotor. Yang
manusia untuk menuju ke dalam bangunan kemudian akan menjadi sirkulasi aktifitas
gedung mall kota sofifi. berbagai jenis kendaraan.
Ini adalah penempatan bangunan utama dalam Area ini diperuntukan pada penghijauan, filter
perancangan ini adalah gedung mall kota udara, dan cahaya. Akan ditanami beberapa
sofifi. Serta beberapa bangunan pendukung vegetasi untuk menyerap CO2 dan
(kantor pengelola dan parkiran berlantai). menghasilkan O2, serta mereduksi radiasi.
dESIGN By
K. Ruang Luar
2. Vegetasi
Merupakan bagian dari langkah penghijauan area perancangan, yang selain bertujuan untuk menonjolkan ciri aesthetic juga untuk
memfilterasi udara dan radiasi yang berada pada iklim setempat. Berdasarkan berbagai analisis klimatologi berikut adalah vegetasi yang
dibutuhkan dalam perancangan dengan berbagai fungsi:
K. Ruang Luar
2. Vegetasi
Penggunaan Vegetasi Harus di perhatikan dalam merancang tapak karena, jika penggunaan vegetasi yang salah dapat merugikan bangunan
dan ruang luar tapak. Jika diperhatikan setiap vegetasi memiliki ciri khas tersendiri. Dalam perancangan bangunan yang memiliki taman
disarankan memilih tanaman dengan karakteristik yang tidak memiliki akar besar yang menjalar ke samping. Vegetasi (pohon dengan ciri
akar yang kecil dan menjalar masuk ke dalam tanah sangat disarankan, agar tidak merusak perkerasan ruang luar maupun gedung. Tanaman
inti yang akan digunakan dalam menata ruang luar adalah, rumput hijau jepang, cemara dan pucuk merah. Berikut adalah ciri khas dari ketiga
tanaman tersebut.
K. Ruang Luar
2. Vegetasi
K. Ruang Luar
2. Vegetasi
Selain berbagai vegetasi di atas, kita juga dapat menggunakan berbagai tanaman khas Maluku utara untuk memperkuat elemen ruang luar
dan landscape bangunan. Berikut adalah beberapa tanaman khas Maluku utara yang cocok untuk diaplikasikan pada perencanaan ruang luar
gedung mall kota sofifi.
Dibandingkan dengan tanaman lainnya kenari yang identic dengan kebudayaan masyarakat pulau makean akan lebih menguatkan nuansa
Maluku utara, sedangkan pohon cengkeh memiliki harum khas yang akan meningkatkan nuansa kepulauan rempah pada sekitaan area
perancangan. Tanaman tanaman endemik tersebut menguatkan tema yang diterapkan pada perancangan.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 7 1
ANALISIS ASPEK LINGKUNGAN
Parking System
L. Sirkulasi Parkir
Sesuai perhitungan ruang kebutuhan ruang parkir maka, Sistem sirkulasi parkir yang akan diterapkan dalam perancangan gedung mall kota sofifi
ini adalah, system parkir indor berlantai dan parkiran outdor. Agar parkiran terkesan ramah bagi orang dengan clusterphobia. Pengidap
clusterphobia akan sangat merasa tidak aman dan terkadang panic akan ruang sempit seperti halnya basement bawah tanah.
Zoning
M. Zoning Site/Tapak
Penzoningan bertujuan untuk memberikan tanda, atau pembagian ruang dalam tapak berdasarkan tingkat privasi daerah didalamnya. Dengan
begitu pengguna bangunan akan nyaman karena dibatasi oleh keprivasian yang diberikan. Zona yang akan dibagi terdiri atas: Zona Publik, Zona
Semi Publik, Zona Serfice, Zona semi Prifat, dan Zona Prifat.
Adalah zona dimana pengunjung mendapatkan fasilitas penunjang untuk pengalaman lebih baik.
Biasanya diletakan pada area yang mudah diakses bagi seluruh pengguna gedung.
Sirkulasi
1
Adalah area bangunan utama (Mall) dimana hanya
2
diperuntukan bagi sirkulasi manusia,
4
5
3 Adalah area bangunan penunjang untuk lahan parkiran
2 3 berlantai dan kantor yang diperuntukan bagi sirkulasi
3
manusia dan kendaraan bermotor (mobil dan motor).
4
Adalah Jalur menuju parkiran, yang hanya dilalui atau
4
1 sirkulasi kendaraan bermotor.
5
utama masuk ke site/tapak.
P 0 7 4
Bentuk Dasar
Bentuk Dasar
• Sifat Lingkaran
Lingkaran merupaka sekumpulan titik yang membentuk lekungan tertutup, setiap titik pada lekungan berjarak sama terhadap titik pusat di dalam lingkaran.
Bentuk Diaplikasikan pada denah lalu dilakukan pengurangan/penambahan bentuk untuk kepentingan besaran ruang dan respon terhadap iklim setempat.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 7 7
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
Bentuk Dasar
Lingkaran
Ratio
citra ada figur objek yang akan ditransformasi dimana citra
objek dirubah menjadi citra sebaliknya.
4. Transformasi bersifat Distortion (meracunkan),
Ilustrasi Transformasi Bentuk (Morph)
kebebasan perancang dalam beraktifitas. Sumber Gambar: Ilustrasi Pribadi x Planet-D0
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 7 8
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
Tata Massa
Sekumpulan bentuk - bentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berkembang dari suatu unsur inti terpusat
berdekatan atau saling memberikan kesamaan visual. Jika organisasi terpusat kearah luar menurut jari-jarinya. Bentuk ini
memiliki dasar geometrik yang kuat dalam penataan bentuk-bentuknya, maka menggabungkan aspek pusat linier dan
organisasikelompok dibentuk berdasarkan persyaratan fungsional seperti menjadi satu komposisi.
ukuran, wujud ataupun jarak letak.
Ilustrasi Pola Tata Massa Bangunan
Sumber Gambar: Ilustrasi Pribadi x Planet-D0
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 7 9
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
Orientasi Massa
Ketinggian
E. Ketinggian Bangunan
Menurut quantifikasi luasan, bangunan hanya biasa membangun b. Aksesibilitas
hingga ketinggian kurang lebih 3 tingkat. Maka pada rancangan ini Dalam keadaan berlantai, bangunan komersil seperti
dimaksimalkan menjadi 4 lantai tambahan Selain orientasi dan gedung mall, memerlukan jalur sirkulasi vertical dengan
aspek banngunan yang mengarah pada respon terhadap system yang kompleks yang tersembunyi.
Klimatologi. Ketinggian Bangunan juga harus menyesuaikan dengan
analisis-analisis tersebut, agar menghasilkan produk akhir yang c. Utilitas
tepat sasaran dari berbagai aspek. Bangunan Komersil memiliki system utilitas yang
kompleks, meskipun begitu harus tersembunyi demi
1. Pertimbangan kenyamanan visual atau tonjolan sisi estetik bangunan.
Selain dari hasil quantifikasi, ketinggian bangunan juga harus
melakukan penyesuaian dan pertimbangan dari beberapa 2. Kesimpulan
aspek penunjang kelengkapan suatu bangunan. Berikut adalah Ketinggian bangunan 21m (termasuk dengan jalur utilitas dan
aspek yang menjadi pertimbangan dalam menentukan aksesibilitas), dengan ketinggian lantai satu mencapai 6m, dan
ketinggian bangunan perlantai: ktinggian lantai-lantai berikutnya masing-masing 5m.
a. Klimatologi
Dalam klimatologi pertimbangan yang dilakukan adalah Roof Top - 2100
Level 4 - 1600
respon terhadap tekanan angina dan frakuensi radiasi. Level 3 – 1100
Sirkulasi
1. Jenis Sirkulasi
Logi Tofani (2011) dalam laporan tugas akhirnya, menyebutkan pada dasarnya sirkulasi dapat dibagi menjadi 3 berdasarkan fungsinya, yaitu
Sirkulasi Kendaraan: Aditya Hari (2008) mengungkapkan bahwa secara hierarki sirkulasi kendaraan dapat dibagi menjadi 2 jalur, yakni antara lain:
1) jalur distribusi, jalur untuk gerak perpindahan lokasi (jalur cepat), dan 2) jalur akses, jalur yang melayani hubungan jalan dengan pintu masuk
bangunan.
Sirkulasi Manusia: Pergerakan manusia akan mempengaruhi sistem sirkulasi dalam tapak. Sirkulasi manusia dapat
berupa pedestrian atau plaza yang membentuk hubungan erat dengan aktivitas kegiatan di dalam tapak. Hal yang perlu
diperhatikan, antara lain lebar jalan, pola lantai, kejelasan orientasi, lampu jalan, dan fasilitas penyeberangan (Hari, 2009).
Selain itu ada beberapa ciri dari sirkulasi manusia, yakni: 1) kelonggaran dan flaxsibel dalam bergerak, 2) berkecepatan
rendah, dan 3) sesuai dengan skala manusia (Tofani, 2011)
Sirkulasi Barang: Sirkulsi barang umumnya disatukan atau menumpang pada sistem sirkulasi lainnya. Namun, pada perancangan tapak dengan
fungsi tertentu sistem sirkulasi barang menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Contoh sitem sirkulasi barang secara hovizontal dan vertikal
adalah lift barang, conveyor belt, jalur troli, dan lain-lain (Rahmah, 2010).
dESIGN By
Sistem sirkulasi memiliki dua tujuan, diantaranya yakni (Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012): 1).Mempunyai maksud tertentu dan berorientasi ke tempat tujuan, lebih bersifat langsung. Pemakai
mengharapkan bahwa perjalanan dalam system ini akan lebih singkat dan cepat dengan jarak seminimal mungkin. 2).Bersifat rekreasi dengan waktu tidak menjadi batasan. Kenyamanan dan
kenikmatan lebih diutamakan.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 8 2
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
Sirkulasi
2. Pola Sirkulasi
Pola sirkulasi dapat dibagi menjadi tiga, yakni sebagai berkut (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011):
Sistem Grid
Sistem Linier Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang jalan sejajar yang saling berpotongan pada
jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan ruang segi empat.
Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama deretan ruang. Ciri-ciri pola sirkulasi grid adalah sebagai berikut (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ;
Jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah, memotong jalan lain, Yadnya, 2012):
bercabang-cabang, atau membentuk putaran (loop). Ciri-ciri pola sirkulasi • Memungkinkan gerakan bebas dalam banyak arah sehingga hubungan aktifitas
linier, antara lain (Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012): kompak dan efisien.
• Sirkulasi pergerakan padat bila panjang jalan tak terbatas dan hubungan • Menata grid berdasarkan sistem heararki jalan.
aktifitas kurang efisien. • Penataan bangunan di sisi jalan dengan karakter yang berbeda.
• Gerakan hanya 2 arah dan memiliki arah yang jelas. • Kesan monoton ditanggulangi.
• Cocok untuk sirkulasi terbatas. • Masalah kurang menginahkan kondisi alam sulit ditanggulangi.
• Perkembangan pembangunan sepanjang jalan. • Masalah kemacetan pada titik simpul ditanggulangi dengan mengatur sirkulasi
• engarahkan sirkulasi pada titik pusat. searah.
• Akibat dimensi yang sama pada grid secara visual akan menciptakan kesan
monoton.
• Kurang mengindahkan kondisi alam seperti topografi keistimewaan tapak.
Sistem Radial • Semakin jauh dari simpul jalan pergerakan semakin baik namun pada titik
simpulnya dapat menimbulkan kemacetan akibat banyak arah sirkulasi yang
Konfigurasi radial memiliki jalan-jalan lurus yang berkembang dari sebuah ditampung pada titik simpul tersebut.
pusat bersama. Ciri-ciri dari pola sirkulasi radial adalah sebagai beriku • Kepadatan gerakan atau sirkulasi lebih mungkin dihindari.
(Sofyan, 2010 ; Tofani, 2011 ; Yadnya, 2012):
• Orientasi jelas. Masalah yang ditimbulkan merupakan masalah yang sulit di
tanggulangi
• Kurang mengindahkan kondisi alam. Sistem Organik
dESIGN By
Sirkulasi
atau katrol ganda, Jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kecepatannya sudah tertentu, sedangkan faktor lainnya yang juga harus digunakaan saat kondisi atau suasana normal, tetapi akan sangat membantu
hoist dorong dan hoist tarik. Lift ini, sering disebut elevator, yang merupakan dipertimbangkan adalah hal sebgai berikut : a. Sudut kemiringan, lebih saat kedaan darurat karena akan digunakan masal oleh seluruh pengguna
alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang didasarkan pada keterbatasan perencanaan dan kenyamanan. b. Tinggi antar gedung. Posisi yang biasa dipilih untuk penempatan tangga darurat biasanya
tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, lantai, lebih didasarkan pada keputusan perencanaan.c. Sistem operasi, berada pada sisi samping gedung demi mempercepat proses efakuasi atau
karena kemampuan orang untuk naik turun hanya mampu dilakukan 4 lantai. memungkinkan elevator bisa digerakan dengan arah keatas atau kebawah. memudahkan proses penanggulangan darurat.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 8 4
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
Zoning
Level 1 PUBLIC
SEMI
SEMI PUBLIC
PUBLIC
Level 2 Level 4
SEMI
SEMI PRIVAT
SEMI PUBLIC
PUBLIC
PUBLIC
SEMI
dESIGN By
Fasade
G. Fasad Bangunan
Fasad adalah suatu sisi luar (eksterior) sebuah bangunan, umumnya terutama yang dimaksud adalah bagian depan, tetapi kadang-kadang juga
bagian samping dan belakang bangunan. Kata ini berasal dari Bahasa prancis, yang secara harfiah berarti “depan” atau”muka”. Dalam arsitektur,
fasade bangunan adalah suatu hal yang paling penting dari sudut pandang design, karena ia memberikan suasana bagi bagian bangunan lainnya.
Belakang
Kanan Belakang
Kiri Belakang
Kanan Depan
Kiri Depan
dESIGN By
Depan
Material
H. Material Bangunan
Kekuatan dan Tampilan bangunan bersumber dari Material yang digunakan. Lokasi perancangan merupakan daerah dengan iklim tropis lembab,
maka dari itu selain respon bentuk. Material juga harus mengikuti atau menyesuaikan dengan kondisi iklim yang ada. Pemilihan material
menentukan bagaimana bangunan akan bertahan dari sisi kekuatan maupun tampilan. Berikut material yang direncanakan digunakan pada gedung:
Material Struktural
Beton Bata Beton
Dalam Konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari Bata beton ringan atau Autoclaved Aerated Concete adalah bahan pengisi dinding
kombinasi agregate dan pengikat semen. Bentuk paling umum adalah beton semen produsi pabrik yang terbuat dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit gypsum, air, dan
portland, yang terdiri dari agregate mineral (kerikil, pasir, semen dan air). dibuat berdasarkan gagasan untuk menambahkan gelembung udara ke dalam beton.
Material Non-Struktural
Tempered Glass Kayu
Adalah kaca yang kuat 5x dari kaca pada umumnya. Kaca jenis ini dikeraskan dengan Material kayu suda sering ditemukan diberbagai perancangan digunakan dalam
memanaskan kaca biasa hingga mencapai suhu sekitar 7000C, kemudian setelah kaca elemen struktural maupun nonstuktural, karakteristik kayu yang tak memantukan
dipanaskan, proses selanjutnya adalah mendinginkan dengan penyemprotan udara. radiasi sanngat cocok untuk digunakan sebagai elemen pendukung ruang luar.
2. Sistem Struktural
Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke
tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri.
Substructure Superstructure
Merupakan bagian dari struktur bangunan yang berada di bawah permukaan Dalam pengertian konstruksi artian superstruktur adalah sebuah bangunan
tanah, bagian struktur yang berfungsi mendukung atau menyangga struktur konstruksi yang mencakup semua bagian-bagian yang terletak di atas pondasi
atas dan menghubungkan antara keseluruhan bangunan dengan tampak, struktur dan komponen struktur, seperti rangka, kuda-kuda, pilar dan lantai.
bawah antara lain adalah pondasi dan tanah.
Kolom
Pondasi
Kolom atau pilar adalah istilah teknik
Pondasi merupakan komponen/ struktur paling pada arsitektur yang merujuk kepada elemen
bawah dari sebuah bangunan, meski tidak terlihat struktural yang meneruskan tekanan, yaitu berat
secara langsung saat bangunan sudah selesai, struktur di bagian atas (misalnya atap) ke
namun secara fungsi struktur, keberadaan elemen struktur lain di bawahnya (landasan atau
pondasi tidak boleh terabaikan. Perlu pondasi). Dengan kata lain, sebuah kolom adalah
dESIGN By
perencanaan yang matang, karena salah satu anggota kompresi. Istilah kolom biasanya
faktor yang mempengaruhi keawetan atau diterapkan kepada struktur penopang
keamanan bangunan adalah pondasi. berpenampang lingkaran (batang kolom)
dengan kapital dan dasar atau pedestal.
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 8 9
ANALISIS ASPEK BANGUNAN
2. Sistem Struktural
Sistem struktural sebuah bangunan dirancang dan dikonstruksi untuk dapat menyokong dan menyalurkan gaya gravitasi dan beban lateral ke
tanah dengan aman tanpa melampaui beban yang diizinkan atau yang dapat ditanggung oleh bagian-bagian sistem struktur itu sendiri.
Superstructure
Dalam pengertian konstruksi artian superstruktur adalah sebuah bangunan konstruksi yang mencakup semua bagian-bagian yang terletak di atas pondasi dan komponen struktur,
seperti rangka, kuda-kuda, pilar dan lantai.
Balok Dinding
Balok adalah bagian dari structural sebuah bangunan Dinding adalah suatu struktur padat yang membatasi
yang kaku dan dirancang untuk menanggung dan dan melindungi area. Umumnya, dinding membatasi
mentransfer beban menuju elemen-elemen kolom suatu bangunan dan menyokong struktur lainnya,
penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai membatasi ruang dalam bangunan menjadi ruangan-
pengikat kolom-kolom agar apabila terjadi pergerakan ruangan, atau melindungi atau membatasi suatu ruang
kolom-kolom tersebut tetap bersatu padu di alam terbuka. Tiga jenis dinding struktural, dinding
mempertahankan bentuk dan posisinya semula (boundary), penahan (retaining).
J. Utilitas Bangunan
Utilitas sering dikaitkan dengan sarana & prasana kelengkapan suatu fasilitas. Dari hal itu dapat kita Tarik kesimpulan Utilitas Bangunan adalah
suatu kelengkapan Fasilitas bangunan, Kelengkapan tersebut digunakan untuk menunjang agar tercapainya unsur-unsur kenyamanan dan
keamanan dalam bangunan yang meliputi kenyamanan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas bangunan. Berikut adalah penjabaran system
utilitas bangunan yang lazim ditemukan pada bangunan-bangunan public:
Utilitas Utama
Utilitas utama pada bangunan menyangkut dengan kebutuhan mendasar pada suatu bangunan, yaitu system utilitas yang menyangkut dengan utilitas air, listrik, dan sirkulasi penghawaan.
J. Utilitas Bangunan
Utilitas Penunjang
Utilitas penunjang biasanya adalah pengembangan dari utilitas utama yang bertujuan demi menghadirkan kenyamanan fisik maupun sikologis. Contohnya system kemanan CCTV dan Hydrant:
Sistem Keamanan
Sistem yang satu ini berguna untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi penghuni gedung dari hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas dan terorisme.
Dengan adanya pengawasan yang maksimal, berbagai ancaman bahaya pun bisa dihindari seperti kebakaran dan lain-lain. implementasi sistem keamanan bangunan
meliputi pemasangan kamera CCTV, hydrant, dan tabung pemadam kebakaran. juga termasuk pemasangan smoke detector, extinguisher, sensor detector gate,
door emergency dan sebagainya. Sistem keamanan ganda diterapkan oleh bangunan yang memaksimalkan fungsi alat keamanan cangging dan pengawasan manual.
dESIGN By
Sistem Komunikasi
sistem komunikasi yang diwujudkan dengan pemasangan perangkat informasi dan jaringan. Perangkat informasi dan jaringan tersebut di antaranya telepon,
jaringan WIFI internet, TV cable, instalasi fax, sound system/loudspeaker, dan lain sebagainya. Sistem komunikasi berguna untuk mengakses informasi yang
bersifat lokal, yaitu antar sesama penghuni gedung, serta informasi yang bersifat global.
P 0 9 2
Orientasi Bangunan
Fasade
Orientasi Bangunan Menghadap Ke arah Barat Laut.
Bentukan bangunan sengaja dibuat bertumpuk
dinamis degan ukuran yang berdeda-beda ditiap
lantai, merespon kondisi iklim setempat. Dengan
begitu pengkondisian bangunan akan lebih
maksimal dengan memanfaatkan kondisi alam.
Orientasi Bangunan
View Sirkulasi
Orientasi Bangunan Menghadap Ke arah Barat Laut.
View dari mana saja sangat memadai dan Bentuk denah yang meilingkar menjadikan
mendukung, maka dari itu dapat dibuat bangunan merespon berbagai sirkulaasi
bukaan dengan tujuan kenyamanan dengan sangat baik, seperti pertukaran
pandangan. Dengan mengaplikasikan elemen udara, dan pergerakan sirkulasi manusia di
transparan seperti kaca serta untuk dalam daerah bangunan.
menghalang silau digunakan secondary skin.
Jalur Sirkulasi Udara jika orientasi
bangunan seperti pada ilustrasi akan
memberikan efek pembelokan angin yang
masuk kedalam area bangunan dan
Material
menghasilkan penghawaan alami yang
efektif untuk pertukaran udara pada tapak.
Exterior bangunan menggunakan material
transparan berupa kaca yang memberikan Sedangkan untuk sirkulasi pergerakan
kenyamanan visual ke luar bangunan, lalu manusia beserta kendarannya, dapat
dilapisi dengan secondary skin yang dengan mudah diatur dengan bentukan
menghalang cahaya dan radisi berlebih yang denah yang melingkar dan menghadap
akan masuik kedalam bangunan. langsung ke jalur/jalan utama.
dESIGN By
Gubahan Bentuk
Mentah
dengan pegunungan. Jumlah pegunungan di Maluku utara kurang lebih 20 gunung, yag terdiri dari Gunung Gamkonora, Gamalama, Dukono, ibu,
Sibela, Todoko Ranu, Kie Besi, Tigalau, Bibinoi, Jailolo, Sabatai, Mare, Tobaru, Watowato, Rica, Dowora, Tarakani Lamo, Matubu, Hiri, dan Maitara.
Golden
Lingkaran
Ratio
Ilustrasi Transformasi Bentuk (Morph)
Sumber Gambar: Ilustrasi Pribadi x Planet-D0
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V P 0 9 6
KONSEP
Ruang Luar
Merupakan area parkir indoor untuk kendaraan roda dua dan Taman dan sirkulasi aktifitas manusia
kendaraan roda empat pengelola serta kendaraan service.
Jalur Sirikulasi Kendaraan bermotor dalam tapak
Merupakan area parker roda emat dan
roda dua untuk pengunjung dan pengelola. Bangunan Gedung Mall
Zoning
C. Konsep Zoning
Luar ruang biasanya terkesan terbuka dan meerupakan zona public, tetapi dalam perancangan, luar ruang dapat dibuat menjadi bagian-bagian
dan dipisah pisah untuk menghadirkan keprivasian demi meningkatkan keamanan dan kenyaman pengguna.
Area Semi Publik yang terletak Area Semi Publik yang terletak
di sebelah kanan belakang SEMI SEMI di sebelah kiri belakang
bangunan ini adalah taman dan PUBLIC PUBLIC bangunan ini adalah taman dan
parkiran pengunjung mall. parkiran pengunjung mall.
BANGUNAN/GEDUNG MALL
Area Semi Publik yang terletak Area Semi Publik yang terletak
di sebelah kanan depan SEMI SEMI di sebelah kiri depan bangunan
bangunan ini adalah PUBLIC PUBLIC ini adalah taman dan parkiran
penghijauan dan parkiran. pengunjung mall.
dESIGN By
Zoning
C. Konsep Zoning
Penzoningan bertujuan untuk mengatur sirkulasi dan aktifitas pengguna ruang di dalam perancangan. Penzoningan juga mengatur keamanan dan
kenyamanan yang akan terjamin untuk pengguna bangunan. Dengan adanya penzoningan berbagai aktifitas dapat dibatasi dalam mengakses suatu
ruang atau daerah tertentu.
Level 1 Level 3
PUBLIC
SEMI
SEMI PRIVAT
PUBLIC
SEMI
SEMI PUBLIC
PUBLIC
Level 2 Level 4
dESIGN By
Struktur
D. Konsep Struktur
Sesuai dengan analisa yang telah dilakukan sebelumnya maka konsep struktur diharapkan dapat menyesuaikan dengan hasil analisa-analisa
tersebut, maka dari itu berikut adalah konsep struktur yang disusun untuk gedung mall kota sofifi 4 lantai.
1. Pondasi
Gedung Mall kota sofifi direncanakan berlantai 4 dengan masing masing lantai memiliki ketinggian 5m sampai 6m. Total ketinggian bangunan
mencapai 21m. Ada berbagai pondasi yang dapat digunakan untuk bangunan jenis ini, beberapa diantaranya yakni pondasi sumuran, pondasi
bore pile, dan pondasi tiang pancang. Dengan kondisi tanah pada lokasi tapak perancangan merupakan tanah padat subur, maka pondasi yang
digunakan haruslah pondasi yang cukup dalam untuk memaksimalkan kekuatan penyaluran beban ke dalam tanah keras. Pondasi yang paling
tepat adalah Pondasi bored pile. Adalah suatu pondasi yang dipasang dengan cara mengebor tanah dengan diameter tertentu hingga
mencapai kedalaman yang sudah ditentukan, kemudian tulangan baja yang telah dirakit dimasukkan ke dalam lubang bor tersebut dan
dilanjutkan dengan pengisian agregat material beton ke dalam lubang.
dESIGN By
Struktur
D. Konsep Struktur
Kolom merupakan elemen struktural yang berperan Plat lantai yang bertumpu pada kolom dibantu oleh balok-balok
meneruskan tekanan. Jenis kolom terbagi atas tiga yaitu, bangunan. Plat lantai harus dibuat dengan kaku, rata, dan
kolom persegi (ikat), kolom bundar (spiral), dan kolom lurus. Dengan ketebalan yang disesuaikan dengan perhitungan.
komposit. Yang paling tepat digunakan untuk bangunan
berbentang ini adalah kolom persegi (Kolom Ikat). 5. Atap
3. Balok
dESIGN By
Uutilitas
E. Konsep Utilitas
Merupakan suatu kelengkapan Fasilitas bangunan, Kelengkapan tersebut digunakan untuk menunjang agar tercapainya unsur-unsur kenyamanan
dan keamanan dalam bangunan yang meliputi kenyamanan, kemudahan, komunikasi, dan mobilitas bangunan. Penerapan atau pengaplikasian
dalam bangunan utilitas sebaiknya dipisagkan perkelompok dengan jenis yang sama. Yakni utilitas dibuat menjadi dua yaitu: