Anda di halaman 1dari 6

Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X

e-ISSN 2541-3805

Redesain Showroom Kerajinan


Berbasis Komunitas untuk Meningkatkan
Ekonomi dan Wisata
(Studi Kasus: Embung Senja Tirtoadi)
Zantya Ilmi Pratama1, Stefani Natalia Sabatini2
1,2
Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Duta Wacana
Jl. dr. Wahidin Sudirohusodo No. 5-25, Yogyakarta
1
zantya.pratama@students.ukdw.ac.id
2
stefanisabatini@staff.ukdw.ac.id

Abstract — Providing appropriate development plans to boost UMKM setempat khususnya Dusun Sendari. Dua tahun lalu
tourism, which has an effect on the economy, is one of ketika realisasi taman Embung Senja diberlakukan,
architecture's key roles in the development of the tourism showroom kerajinan memiliki pergeseran desain hingga
industry. His craft showroom in Embung Senja Tirtoadi has a relokasi pada penataannya. Menurut pengrajin bamboo
number of architectural and functional issues, and he learned
Sendari pada wawancara 25 maret 2022, dampak yang
about these issues through interviews and observations, which
he then used as research for his design solution. Users who ditimbulkan oleh relokasi dan penataan yang kurang
have been utilizing the current showroom conditions provided strategis pada kawasan wisata Embung Senja adalah
recommendations for a number of showroom remodel designs. peluang usaha yang menurun.
Problems with the craft showroom at Sendari Village are Saat ini, showroom kerajinan memiliki berbagai
addressed by the design for integrating it into a tourism facility permasalahan baik secara fungsional maupun arsitektural
and repairing the building's condition. This essay attempts to yang berpengaruh pada pengembangan wisata secara
explore the design process and outcomes of a community-based berlanjut. Berbagai masalah tersebut tentunya perlu direspon
participatory craft showroom. There have been attempts to untuk memperoleh pendekatan maksimal dalam mendesain
create a participatory design process. By combining the entry
showroom yang dapat meningkatkan wisata dan ekonomi.
and parking paths, the renovation aims to integrate with the
Embung Senja tourist destination. By making things easier to Tulisan ini bertujuan mendiskusikan proses dan hasil desain
reach and predicting dead spots that could lead to showroom kerajinan secara partisipatif oleh stakeholder dan
uncomfortable conditions for purchasing and selling, efforts masyarakat setempat. Redesain showroom kerajinan ini
are made to boost the economy. adalah untuk memberikan berbagai rancangan yang
bermanfaat yakni sebagai berikut:
Keywords— architecture, craft, redesign, showroom, tourism 1. Memberikan showroom yang layak bagi pelaku UMKM,
2. Meningkatkan peluang usaha bagi pelaku UMKM,
3. Memberikan peluang usaha yang sama antar UMKM.
I. PENDAHULUAN
A. Tinjauan tentang Showroom
Saat ini, pengembangan kawasan wisata dapat dilihat dari
pembangunan fasilitas yang tepat. Fasilitas ini akan Showroom, atau dalam Bahasa Indonesia disebut ruang
pamer, biasa didefinisikan sebagai tempat untuk
berpengaruh pada kemajuan ekosistem wisata. Bentuk
fasilitas layanan di dalam suatu destinasi antara lain: memamerkan produk tertentu, seperti otomotif, furnitur, dan
akomodasi, transportasi di lokasi destinasi, restoran, fasilitas lain-lain yang berfungsi untuk meningkatkan pemasaran.
olahraga dan aktivitas, serta outlets retails [6]. Salah satu Showroom kerajinan yang ada di Dusun Sendari ini
pengembangan yang penting ialah pada sector industri. merupakan area pamer yang lebih berorientasi seperti pasar
karena bangunan bermaterial bambu sederhana. Selain itu
Sektor industri dipersiapkan agar mampu menjadi
aktivitas tawar-menawar yang ada di pasar tradisional
penggerak (leading sector) perkembangan sector
perekonomian lainnya [1]. Hal ini berarti bahwa tercipta di showroom kerajinan Dusun Sendari.
pembangunan wisata pada sektor industri merupakan bagian Dalam pemahaman ekonomi, pasar menitikberatkan
penting dalam meningkatkan wisata dan ekonomi. aktivitas jual dan beli. Pada prinsipnya, aktivitas
Kabupaten Sleman memiliki salah satu potensi wisata perekonomian yang terjadi di pasar didasarkan pada adanya
kebebasan dalam bersaing, baik itu untuk pembeli maupun
pada sektor kerajinan bambu yang berada di Cebongan.
penjual. Unsur kegiatan pada pasar yang utama ialah
Kerajinan ini memiliki showroom pada area kawasan wisata
Embung Senja, showroom kerajinan ini diisi oleh pelaku aktivitas tawar-menawar, namun penunjang pelayanan
Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X
e-ISSN 2541-3805

untuk hal tersebut berawal dari proses distribusi barang, Sementara itu, sejak tahun 1960-an di Amerika dan Eropa
penyimpanan barang dagangan, dan penyajian barang telah tumbuh gerakan menentang pendekatan perencanaan
dagangan. Selain itu, intensitas pengunjung dan tatanan juga dan perancangan teknis rasional yang dominan pada masa
mempengaruhi peluang usaha yang ada di pasar. Lokasi itu, serta juga memperjuangkan terbentuknya praktik
yang menimbulkan pergerakan populasi/ orang. Pasar-pasar profesional baru yang memiliki unsur moral dan politik,
sangat peka pada sirkulasi, konsentrasi dari pejalan kaki, berkeadilan sosial, dan memberi kekuasaan pengambilan
lalu lintas, dan hal yang paling berhasil dari sebuah pasar keputusan pada masyarakat (citizen empowerment). Gerakan
adalah karena begitu dekat dengan massa. Studi yang sama ini kemudian menghasilkan beberapa paradigm perencanaan
mengemukakan bahwa pasar yang berhasil berada di dan perancangan partisipatif seperti Community
Central Businness District, kumpulan pedagang formal yang Architecture [3].
lain, pusat/ konsentrasi industri, sekitar terminal transportasi Desain berbasis komunitas ialah proses perencanaan yang
umum (terminal bus, stasiun kereta api, dan sebagainya) dilakukan dengan melibatkan pihak terkait untuk
atau lokasi yang memiliki kepadatan tinggi [12]. mengetahui masalah yang ada, dijadikan tolak ukur, dan
Masih menurut studi tersebut, masalah yang paling sering dipecahkan secara bersama. Setelah itu, data tersebut dimuat
dijumpai berhubungan dengan penataan (lay out) fisik ruang untuk dijadikan tindakan dalam pendekatan merancang
pasar adalah masalah ruang terpinggirkan atau spatial desain. Beberapa metode dalam desain partisipatif adalah
marginalization. Menurutnya, ruang terpinggirkan dan melakukan FGD (focus group discussion), observasi, dan
jarang dikunjungi disebut dead spots. Bentuk dead spots wawancara bersama pihak terkait, wawancara khususnya
terbagi menjadi beberapa bentuk yaitu sebagai berikut: berguna untuk mendapatkan gambaran di balik pengalaman-
1. Dead spots (Gambar 1) disebabkan oleh bentuk pasar pengalaman partisipan [8].
yang tidak bersebelahan atau terpecah (caused by a non- Selain itu, pengumpulan data juga dilakukan dengan cara
contiguous, fragmented market form). observasi secara mandiri. Observasi merupakan proses
pengamatan sistematis dari aktivitas manusia dan
pengaturan fisik dengan kegiatan tersebut berlangsung
secara terus-menerus dari lokus aktivitas bersifat alami
untuk menghasilkan fakta [4]. Pengamatan dilakukan untuk
mengetahui masalah yang terjadi di kawasan Embung Senja
Gambar 1. Bentuk pasar yang tidak bersebelahan atau terpecah khususnya pada showroom kerajinan. Pengamatan
dilakukan dengan cara berkunjung pada area showroom
2. Dead spots (Gambar 2) yang disebabkan oleh banyaknya
untuk mengetahui masalah arsitektural maupun fungsional.
pertemuan jalur sirkulasi pengunjung.
II. METODE PELAKSANAAN

Pada metodologi berisi mengenai proses dalam


mendapatkan data, ada dua cara untuk mendapatkan data
yaitu proses wawancara dan observasi. Wawancara
mendalam dilakukan per orang karena kondisi pandemi.
Gambar 2. Dead spots pasar karena banyaknya pertemuan
TABEL I
3. Dead spots (Gambar 3) yang disebabkan terlalu lebarnya JADWALWAWANCARA
jalur sirkulasi pengunjung.
No Subyek Waktu
1 Pengrajin Jumat, 25 Maret 2022
2 Lurah Tirtoadi Selasa, 5 April 2022
3 Carik Tirtoadi Kamis, 7 April 2022
4 Direktur Bumdes Minggu, 10 April 2022

Gambar 3. Dead spots pasar karena jarak sirkulasi terlalu jauh


Pertanyaan yang ditanyakan pada wawancara adalah
terkait masalah terhadap showroom dan gagasan terhadap
B. Desain yang Partisipatif showroom. Wawancara dilakukan kepada pengrajin dahulu
Metode perancangan partisipatori merupakan salah supaya keinginan dari mereka dapat disampaikan pada
satu pengembangan dari metode penelitian aksi waktu wawancara bersama stakeholder setempat. Jadwal
partisipatif (Participatory Action Research) . Penelitian wawancara dapat dilihat pada Tabel I.
aksi partisipatif (PAR) dianggap sebagai bagian dari Selain wawancara, observasi dilakukan di waktu Minggu
penelitian tindakan, yang merupakan pengumpulan dan 17 April 2022 untuk melihat langsung dan mencermati
analisis data yang sistematis untuk tujuan mengambil permasalahan yang ada pada area showroom kerajinan.
tindakan dan membuat perubahan dengan pengetahuan
praktis [10].
Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X
e-ISSN 2541-3805

TABEL II Menuntaskan √
DAFTAR OBJEK OBSERVASI masalah showroom
No Aspek Keterangan Di area showroom √
1 Akses Koneksi showroom pada sebuah akan ditambahkan
showroom kawasan wisata (pengamatan akses kuliner dan toilet
showroom) Menjadikan √
2 Kondisi Kondisi fisik bangunan terkait atap, masterplan dan RAB
bangunan material lantai, penghawaan, ukuran untuk acuan
showroom ruang pembangunan
3 Sirkulasi Jalur pembeli (selasar toko) Ingin menjadikan √
pengunjung Embung Senja
4 Area parkir Konfigurasi ruang parkir pada sebagai taman ramah
kawasan wisata terpadu anak
3 Carik Masalah di showroom √
Desain kemudian dibuat sesuai dengan data yang diperoleh. Tirtoadi sulit dituntaskan
karena pendekatan
Pada prosesnya, redesain kemudian ditunjukkan kepada
pada pengrajin begitu
stakeholder setempat melalui sesi presentasi dan kepada sulit
publik melalui pameran untuk mendapatkan feedback. Tidak ada koperasi √
melainkan usaha
III. HASIL DAN PEMBAHASAN individu pengrajin
A. Pengumpulan Data Permasalahan Sebenarnya sudah √
ada sampel desain
Berdasarkan temuan data, redesain showroom kerajinan namun apakah nanti
diperlukan karena berbagai masalah yang mengakibatkan tepat
menurunnya sektor wisata dan pendukungnya seperti pada Sulitnya kerjasama √
aspek jual beli kerajinan. Agar lebih terperinci dan terurai, dengan pengrajin
maka dalam pembahasan ini akan disajikan sesuai dengan karena mereka tidak
permasalahan yang diteliti. Data tersebut dapat ditilik pada mau bekerja secara
Tabel III. Hasilnya permasalahan dapat digolongkan kolektif, padahal itu
untuk mereka sendiri
menjadi masalah desain dan non-desain. Presentasi
4 Direktur Wisata Embung √
dilakukan pada tanggal 3 Juni 2022 sedangkan pameran Bumdes Senja tidak berelasi
dilaksanakan pada tanggal 26 Juni 2022. dengan showroom
TABEL III Komunikasi dengan √
DATA HASIL WAWANCARA pengrajin begitu sulit
karena dinamika
No Subyek Gagasan Aspek sosial yang telah ada
Desain Non- Akses keluar dan √
Desain masuk dipisah
1 Pengrajin Penataan haruslah √ Tidak adanya fasilitas √
tepat. yang memadai bagi
Ukuran toko 4x6m² √ wisata Embung Senja
terlalu kecil sehingga Pengelolaan yang √
beralih pada 5x8m² kurang karena
supaya furnitur dan perhatian dari
barang yang dijual pemerintah desa tidak
dapat berjumlah lebih ada
banyak
Penataan haruslah √
Berdasarkan Tabel III diperoleh kesimpulan bahwa
sama peluang
usahanya masalah terhadap showroom adalah sulitnya kolaborasi
Bengkel √ dengan pengrajin dalam menemukan solusi desain, koneksi
produksi/workshop showroom sebagai kesatuan wisata tidak ada. Selain itu
tetap ada karena terdapat gagasan terhadap showroom yang berkaitan dengan
menjadi area untuk desain yaitu mengenai ukuran toko, penataan toko, dan
perbaikan produk implementasi ruang workshop.
ketika terdapat Masalah tersebut kemudian dilengkapi dengan hasil
kerusakan observasi langsung ke lokasi. Hasil observasi dapat dilihat
2 Lurah Ingin membangun √ pada Tabel IV.
Tirtoadi showroom bagi
pengrajin
Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X
e-ISSN 2541-3805

TABEL IV. (tampias), finishing lantai belum ada, penghawaan dalam


DATA OBSERVASI AREA SHOWROOM
ruang tidak mendukung ketika siang hari, sirkulasi
No Aspek Gambar pendukung Keterangan
pengunjung belum ada (selasar), ruang parkir belum ada,
1 Akses Showroom dan akses showroom yang tidak terkonfigurasi sebagai
showroom tidak menjadi kesatuan wisata.
bagian dalam
kesatuan B. Respon Permasalahan
wisata Respon permasalahan merupakan desain yang
sehingga dikembangkan melalui aspirasi pengrajin. Fokus terhadap
persebaran manusia/ pengguna yang menggunakan aplikasi ini adalah
intensitas langkah awal yang dilakukan dalam perancangan aplikasi
massa dari
dengan melakukan user research yang dapat memahami
Embung tidak
terkoneksi.
kebutuhan pengguna [11]. Selain itu teori lain menyatakan
Selain itu adanya partisipasi masyarakat yang optimal dalam
akses masuk perencanaan diharapkan dapat membangun rasa pemilikan
atau keluar yang kuat di kalangan masyarakat terhadap hasil-hasil
juga belum pembangunan yang ada [9]. Kebutuhan desain merupakan
ditetapkan sesuatau yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan
2 Kondisi Tritisan yang user yang menempatinya. Maka dari itu beberapa strategi
bangunan tidak desain telah dikembangkan berdasarkan data permasalahan
merespon dan keinginan pengrajin yakni sebagai berikut:
curah hujan
tinggi 1. Ukuran toko
sehingga
produk
kerajinan
terkena
tampias
material lantai
belum dilapisi
finishing

Gambar 4. Ukuran toko menjadi 5x8 m²


Penghawaan
yang kurang Ukuran setiap toko disamaratakan, yaitu dengan modul 5
mendukungka x 8 meter, sesuai masukan dari pengrajin (Gambar 4).
rena material 2. Peluang usaha
penutup atap
tidak
berinsulasi
3 Sirkulasi Tidak ada
pengunjung selasar untuk
kebutuhan
pembeli
dalam
berkunjung

4 Parkir Tidak ada


penetapan
atau tatanan
ruang parker Gambar 5. Orientasi toko dibuat berhadapan
kendaraan
sehingga Orientasi sirkulasi kendaraan dan pengunjung berada di
menjadikan bagian central area showroom sehingga toko yang saling
kendaraan berhadapan memiliki peluang yang sama untuk
parker tidak dihampiri pembeli (Gambar 5).
beraturan 3. Bengkel produksi atau ruang workshop
Berbagai masalah arsitektural dan fungsional terkait
kondisi showroom adalah tritisan yang kurang lebar
Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X
e-ISSN 2541-3805

Sirkulasi selasar yang sebelumnya pada eksisting tidak


diberikan, pada perancangan desain ini
diimplementasikan untuk memudahkan mobilitas
pembeli dalam memilih barang (Gambar 9).

Gambar 6. Penyediaan bengkel produksi


Gambar 9. Penambahan selasar
Bengkel produksi diberikan untuk menunjang kebutuhan
user. Hal ini berkaitan dengan kebutuhan mereka untuk 7. Area parkir
memperbaiki kerusakan barang, menunjukkan proses
produksi kepada klien, ataupun workshop edukasi
(Gambar 6).
4. Relasi terhadap kawasan wisata dan akses showroom

Gambar 10. Pengelolaan area parkir

Penataan ulang area parker diberikan untuk mewadahi


kendaraan pengunjung maupun pengelola dalam
aktivitasnya (Gambar 10). Konfigurasi ruang parker
untuk menghindari crowded jika terjadi peningkatan
intensitas pengunjung.
Gambar 7. Sirkulasi showroom yang terintegrasi C. Evaluasi Hasil Redesain Showroom
Melalui presentasi dan pameran hasil redesain, diperoleh
Showroom kerajinan terhubung dan menjadi satu beberapa masukan. Masukan dapat dilihat melalui Tabel V.
penyangga wisata. Showroom dihubungkan dengan Tabel ini menampilkan gagasan dari berbagai elemen
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Hal tersebut adalah masyarakat setempat terkait redesain showroom kerajinan.
salah satu pemanfaatan sirkulasi untuk persebaran massa Masukan menunjukkan desain mampu diterima oleh
pengunjung (Gambar 7). perwakilan stakeholder dan pengrajin. Selain itu, beberapa
5. Kondisi bangunan masukan lain memiliki urgensi yang berbeda seperti
penambahan komponen pada rancangan desain.
TABEL V
FEEDBACK EVALUASI DESAIN

No Subyek Isi Gagasan


1 Carik “Terkait masterplan, sudah bagus namun
Tirtoadi perlu pendampingan ketika akan
dilaksanakan. Harapan dengan desain ini
kawasan wisata Embung Senja menjadi satu
kesatuan wisata.”
Gambar 8. Aplikasi metode passive design 2 Ketua “Dengan adanya redesain darianak-anak
kelompok arsitek UKDW, saya sangat berharap bias
Bangunan merespon permasalahan eksisting serta pengrajin ditindaklanjuti oleh pemerintah kelurahan
merespon iklim negara tropis, yaitu dengan Tirtoadi karena sudah sangat bagus.”
meningkatkan kenyamanan lewat metode passive design 3 Pengunjung “Mungkin bias ditambahkan tanaman hias
seperti pelebaran tritisan, penghawaan alami dari berinisial S seperti bunga.”
skylight, dan bukaan. Selain itu material tapak selasar 4 Tidak “Bisa ditambahkan gazebo dan food court.”
menggunakan finishing paving andesit (Gambar 8). diketahui
6. Sirkulasi pengunjung 5 Tidak “So far so good.”
diketahui
Prosiding Sendimas VII Tahun 2022 p-ISSN 2541-559X
e-ISSN 2541-3805

D. Proses yang Berbasis Komunitas IV. SIMPULAN


Terkait proses dan hasil desain secara partisipatif, proses Proses desain partisipatif telah diupayakan dilaksanakan
telah melibatkan stakeholder dan masyarakat setempat dengan melakukan desain berdasarkan hasil wawancara dan
khususnya pengrajin, meskipun dengan keterbatasan observasi serta meminta feedback evaluasi desain melalui
kondisi, yakni dilaksanakan tanpa focus group discussion presentasi dan pameran. Meski begitu, keterbatasan kondisi
(FGD) lanjutan karena pandemi dan waktu yang sulit. yang tidak dapat memungkinkan terjadinya FGD secara
Partisipasi yang dilakukan ialah dengan memberikan simultan sebetulnya dapat meningkatkan partisipasi
gagasan bagi pengembangan wisata Embung Senja dengan terutama partisipan di luar stakeholder utama. Pada hasil,
metode wawancara. Beberapa gagasan penting diperoleh redesain telah mengupayakan integrasi dengan atraksi
dan dijadikan alas an dalam tindakan desain supaya relevan wisata Embung Senja melalui penyatuan alur akses dan
dengan permasalahan user. Selain wawancara, proses desain parkir. Upaya peningkatan ekonomi diupayakan melalui
didukung juga dengan metode observasi untuk melihat tercapainya kemudahan dan kenyamanan akses serta
kecocokan gagasan dengan kondisi lapangan sehingga data antisipasi dead spots yang diharapkan dapat menciptakan
yang diperoleh lebih akurat. Proses desain juga telah suasana jual beli yang nyaman sehingga memberikan kesan
mengupayakan pengambilan feedback dari stakeholder dan positif kepada pembeli untuk melakukan kunjungan
warga. kembali. Hasil redesain telah mendapatkan respon positif
Gagasan dari stakeholder terkait dengan permasalahan dari sebagian stakeholder setempat.
wisata Embung menjadi sedikit karena mereka fokus pada
permasalahan sosial yang terjadi dengan pengrajin sehingga UCAPAN TERIMA KASIH
data untuk respon desain menjadi minim. Berbeda dengan
pengrajin yang telah menempati showroom relokasi saat ini, Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang
penyampaian gagasan desain yang dialami dari Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya tulisan ini
dapat terselesaikan. Tulisan ini juga dapat diselesaikan
permasalahan factual seperti peluang usaha, ukuran toko,
melalui proses yang didukung oleh stakeholder dan warga
dan ketersediaan bengkel produksi menjadi factor utama
Dusun Sendari, KelurahanTirtoadi.
dalam respon desain sehingga mampu mewadahi keinginan
pengrajin yang ada di Dusun Sendari. DAFTAR PUSTAKA
Pada hasil redesain showroom, pembahasan mengarah
pada efektivitas metode perancangan showroom dalam
meningkatakan wisata Embung Senja dan ekonomi dari [1] Anggraini, Wulan, dkk “PengaruhInfrastrukturFisikTerhadap Output
pelaku UMKM. Metode perancangan ini tentunya berangkat SektorIndustriPengolahan Di Indonesia,” Equilibrium Volume 10. No.
dari data yang diperoleh berdasarkan wawancara dan 1, 2021.
observasi. [2] Asqhor, Rian Faisal, Dkk, “Investigasi Desain Arsitektur Yang
TidakTerkondisiBerbasisMetodePartisipatif,” National Academic
E. Desain yang Meningkatkan Ekonomi melalui Wisata Journal Of Architecture, Vol. 8, No.2, 2021
[3] Barliana, M. Syaom, Pendidikan Dan ArsitekturBerbasisKomunitas:
Redesain showroom dalam meningkatkan wisata ialah SebuahUpayaDemokratisasi Ruang Publik Kota, Bandung, Universitas
dengan menjadikan showroom kerajinan sebagai salah satu Pendidikan Indonesia, 2008.
penyangga wisata kawasan Embung Senja. Perancangan [4] Hasanah, Hasyim, “Teknik-Teknik Observasi,” Jurnal at-Taqaddum,
dengan mengaitkan showroom menggunakan akses sirkulasi Volume 8, Nomor 1, Juli 2016.
[5] Helpiastuti ,Selfi Budi,
akan menjadikan satu destinasi dengan wisata Embung
“PengembanganDestinasiPariwisataKreatifMelalui Pasar Lumpur
Senja. Pentingnya showroom kerajinan adalah menjadi (AnalisisWacana Grand Opening “Pasar Lumpur” Kawasan Wisata
aspek something to buy. Something to buy terkait dengan Lumpur, KecamatanLedokombo, KabupatenJember),” Journal of
suvenir khas yang dibeli di daerah wisata sebagai Tourism and Creativity, Vol.2 No.1, Januari 2018.
memorabilia pribadi wisatawan [5]. Maka peningkatan [6] Pangestuti, Eka Rosyidah A.S.E, “PengaruhDaya Tarik Wisata Dan
FasilitasLayananTerhadapKepuasanWisatawan Di Pantai
wisata dapat diperoleh dari sektor kerajinan yang BalekambangKabupaten Malang,” JurnalAdministrasiBisnis (JAB), Vol.
sebelumnya belum terintegrasi di kawasan Embung Senja. 51 No. 2, 2017
Metode redesain dalam meningkatkan ekonomi adalah [7] Rahantoknam , Steward, “Pemanfaatan Ruang Para Pedagang Di Pasar
dengan cara menambahkan akses jalan untuk menuju TradisionalBahu,Manado Dan
showroom kerajinan, dikoneksikan dengan wisata Embung PengaruhnyaTerhadapKondisiAksesibilitas Kawasan,” E-journal
Unsrat. [Diakses 2 Juni 2022].
Senja untuk mendapatkan persebaran massa yang lebih. [8] Siregar, Nina Siti Salmaniah, Metode Dan Teknik Wawancara, Medan,
Selain itu arah sirkulasi yang melewati area central Universitas Medan Area, 2022.
showroom membuat peluang usaha antar took memiliki [9] Wirawan, Ricky, dkk, “Partisipasi Masyarakat DalamPerencanaan
kesamaan karena dihadapkan pada orientasi pengunjung Pembangunan Daerah,” JurnalIlmuSosial dan IlmuPolitik(JISIP), Vol.
yang sama. Dengan pendekatan desain tersebut kemampuan 4, No. 2, 2015.
wisata dalam suplay pembeli di area showroom akan [10] Dayamaya.id, “Mengenal Participatory Action Research,” [Online].
Available: https://dayamaya.id/mengenal-participatory-action-research/.
bertambah sehingga ekonomi dari UMKM kerajinan akan [Diakses 2 Juni 2022].
meningkat.

Anda mungkin juga menyukai