Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN Tutun Seliari

RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI PARIWISATA

PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN


BERDASARKAN RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI
PARIWISATA
Studi Kasus: Desa Wisata Kasongan, Yogyakarta

Tutun Seliari
Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Universitas Kristen Duta Wacana
Gedung Agape lantai 5, Jl. Dr. Wahidin 5-25 Yogyakarta
*Email: seliaritutun@gmail.com

ABSTRAK
Desa Wisata Kasongan merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Yogyakarta, dengan produk
wisata yang ditawarkan adalah kerajinan gerabah. Industri kerajinan gerabah dan pariwisata di Kasongan
mempunyai peran terhadap peningkatan aktivitas perekonomian masyarakat di Kasongan. Penelitian ini
bertujuan untuk memaparkan rantai nilai industri kreatif dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di
kawasan Kasongan. Dalam pembahasan terdapat landasan rantai nilai industri kreatif yaitu kreasi, produksi,
distribusi, dan komersialisasi yang digunakan sebagai dasar pembahasan. Pembahasan rantai nilai industri
kreatif di Kasongan juga akan dikaitkan dengan perkembangan kawasan Kasongan sebagai desa penghasil
gerabah mulai tahun 1925an hingga saat ini menjadi desa wisata gerabah. Metode yang digunakan pendekatan
deskriptif kualitatif karena penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi mengenai
peran industri kreatif dalam pengembangan pariwisata di Kasongan. Dari hasil pembahasan didapatkan bahwa
dari aspek kreasi, seniman mempunyai peran penting dalam perkembangan variasi produk gerabah Kasongan.
Penggunaan alat-alat modern dan sistem informasi menjadi aspek yang sangat penting dalam jaringan industri
kreatif di Desa Wisata Kasongan terkait produksi, distribusi, dan komersialisasi. Saat ini tidak hanya gerabah,
kerajinan kayu, batu, bambu, recycled material menjadi produk yang ditawarkan di Kasongan. Kehidupan
masyarakat yang tetap menjaga nilai-nilai kelokalan dan kegiatan festival juga menjadi daya tarik tersendiri
untuk Desa Wisata Kasongan. Hal ini menunjukkan bahwa industri kreatif sangat berpengaruh terhadap
kegiatan pariwisata dan perekonomian.

Kata Kunci: pariwisata berkelanjutan; industri kreatif; rantai nilai; gerabah kasongan.

PENDAHULUAN Nomor 4 Tahun 2011 Tentang RTRW


Kabupaten Bantul Tahun 2010-2030, Kasongan
Sektor kerajinan merupakan salah satu masuk dalam Kawasan strategis sosio-kultural,
subsektor dari industri kreatif dimana industri meliputi Kawasan Strategis Desa Wisata dan
kreatif memberi pengaruh besar terhadap Kerajinan Kasongan-Jipangan-Gendeng-
perekonomian. Berbagai macam produk Lemahdadi (Kajigelem) (Gambar1).
dihasilkan di Yogyakarta, dari mulai barang-
barang kerajinan, kesenian masyarakat, produk
inovasi pangan, hingga produk kreatif yang
berbasis ilmu teknologi. Terdapatnya berbagai
macam industri kreatif tersebut secara langsung
dan tidak langsung sangat berpengaruh terhadap
berkembangnya pariwisata di Yogyakarta dan
menjadi penguat daya saing tersendiri bagi
Yogyakarta. Kasongan merupakan salah satu
sentra industri gerabah yang penting, terutama Gambar 1. Peta Kawasan Strategis
dengan melihat perkembangan yang terjadi KajigelemSumber: Diolah dari Peta Pertanahan Desa
Bangunjiwo (2015)
sampai saat ini. Sesuai Perda Kabupaten Bantul

151
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 01, JAN 2018 151-159

Perkembangan secara ekonomis di Berdasarkan latar belakang tersebut dapat


Kasongan ditunjukkan oleh adanya aktivitas dirangkum rumusan permasalahan “bagaimana
perekonomian yang makin meningkat, misalnya kontribusi industri kreatif terhadap pariwisata di
meningkatnya jumlah usaha penjualan keramik Kasongan?”. Tujuan dari penelitian ini adalah
melalui art-showroom yang yang semakin untuk mengetahui rantai nilai industri kreatif
banyak di sepanjang jalan Kasongan. Secara subsektor kerajinan di Kasongan, dan peran
administratif Kasongan berada di Dusun Kajen, industri kreatif terhadap perkembangan
Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, pariwisata di Kasongan.
Kabupaten Bantul yang bisa kita lihat dalam
bagan 1 berikut. Namun berbicara Kasongan
sebangai sentra industri gerabah dan desa METODE PENELITIAN
wisata, tidak dapat dibatasi secara administratif.
Wilayah Kasongan sebagai sentra industri dan Dalam penelitian ini digunakan tipe
desa wisata tidak hanya di dusun Kajen tetapi penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang
juga mencakup sebagian dari Kelurahan memberikan gambaran atau uraian atas suatu
Tirtonirmolo, Kecamatan Sewon. keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan
Creative Economy Report yang terhadap objek yang diteliti.
dipublikasikan oleh UNCTAD (United Nations Menurut Sukmadinata (2007:54),
Conference on Trade and Development), penelitian deskriptif adalah metode penelitian
memberikan definisi kreatifitas sebagai proses yang ditujukan untuk menggambarkan
di mana gagasan dihasilkan, dihubungkan dan fenomena-fenomena yang ada yang berlangsung
ditransformasikan kedalam wujud benda-benda pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian
yang bernilai, orisinil. Artinya menciptakan ini bermaksud untuk mendapatkan deskripsi dan
sesuatu dari sesuatu yang sebelumnya tidak ada gambaran mengenai rantai nilai industri kreatif
atau mengulang kerja (mengerjakan kembali) subsektor kerajinan di Kasongan, sifat
sesuatu dari yang sudah ada. Di dalam konteks pendekatan penelitian ini termasuk dalam
pemahaman kreativitas di bidang industri penelitian kualitatif.
kreatif, konsepsi kreativitas dapat diasosiasikan Untuk mengumpulkan data dan
dengan rantai proses penciptaan nilai yang mendapatkan gambaran dan deskripsi yang jelas
umumnya memang terjadi di industri kreatif. tentang industri kreatif di Kasongan dilakukan
Rantai nilai ini memiliki urutan linier sebagai wawancara terhadap 28 perajin gerabah
berikut (Departemen Perdagangan RI, 2008): kasongan dan survei langsung ke lapangan. Pada
1. Kreasi, dalam hal ini yaitu daya kreativitas, penelitian ini akan memfokuskan perkembangan
ketrampilan, dan bakat, orisinalitas ide yang Kasongan mulai dari tahun 1925an hingga saat
sangat dipengaruhi oleh edukasi, inovasi, ini. Sejak tahun 1925-an Kasongan mulai
ekspresi, kepercayaan diri, pengalaman dan dikenal menjadi daerah penghasil gerabah.
projek, proteksi, dan agen talenta. Secara garis besar perkembangan kerajinan
2. Produksi, yaitu segala aktivitas yang gerabah Kasongan sebagai berikut:
dibutuhkan dalam mentransformasi input 1. Periode I (Tahun 1925-1970an)
menjadi output, baik berupa produk maupun Produksi gerabah di Kasongan pada masa ini
jasa seperti teknologi jaringan outsourcing untuk tujuan pemenuhan alat-alat rumah
jasa, dan skema pembiayaan. tangga. Unit keluarga sebagai unit produksi.
3. Distribusi, yaitu segala kegiatan dalam Kemampuan pembuatan gerabah diperoleh
penyimpanan dan pendistribusian output dari turun-temurun.
yang dipengaruhi oleh faktor negosiasi hak 2. Periode II (Tahun 1970an-1990an)
distribusi, internasionalisasi, dan Arah perkembangan produksi gerabah mulai
infrastruktur. mendapat perhatian dari seniman, LSM,
4. Komersialisasi, yaitu segala aktivitas yang yayasan, mahasiswa seni, dan pemerintah.
berfungsi memberi pengetahuan kepada Gerabah mulai nampak sebagai hasil
pembeli tentang produk dan layanan yang kerajinan. Pada tahun 1985 Didirikan Kantor
disediakan, dan juga mempengaruhi UPT sebagai kepanjangan tangan pengrajin
konsumen untuk membelinya. Aspek yang ke pemerintah. Memperkenalkan gerabah
mempengaruhi antara lain adalah pemasaran, menjadi suatu industri melalui perbaikan
penjualan, dan promosi. mutu, desain, skala produksi. Kasongan
mulai dikenal sebagai daerah wisata.

152
Edisi cetak
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN Tutun Seliari
RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI PARIWISATA

Terdapat fasilitas berupa bengkel Berdasarkan wawancara yang dilakukan


kerja/showroom untuk mewadahi proses dan terhadap 28 perajin, ide desain pembuatan
hasil produksi gerabah Kasongan. produk berasal dari:
3. Periode III (Tahun 1990an-sekarang) 1. Inovasi sendiri, ide desain produk berasal
Gerabah sebagai bagian dari hasil seni dari kreasi hasil pemikiran murni perajin.
industri kreatif. Mulai berkembang kerajinan 2. Dari media cetak dan elektronik, antara lain
yang semula hanya industri gerabah juga dari majalah, buku dan media internet.
industri keramik, tetapi juga berkembang 3. Mengikuti tren yang sedang laku di pasaran,
kerajinan kayu dan batu. Produksi gerabah seperti yang diungkapkan Bapak Timbul
dan keramik merambah pasar luar sebagian besar perajin membuat produk
negeri/ekspor. Gerabah menjadi daya tarik berdasarkan tren yang sedang laku di
wisatawan dan pembeli dari dalam dan luar pasaran.
negeri. 4. Hal ini terkait dengan penjualan produk
supaya laris di pasaran. Pernyataan Bapak
Timbul tersebut terbukti dari survey yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dilakukan terhadap 28 perajin, 15 perajin
memngungkapkan bahwa mereka
Rantai nilai yang menjadi pokok bahasan mendapatkan ide desain hasil produk mereka
dalam penelitian ini memiliki urutan linear dengan mengikuti tren yang sedang laku di
sebagai berikut: kreasi, produksi, distribusi, dan pasaran.
komersialisasi. Perkembangan Kasongan akan 5. Dari costumer atau pembeli, seperti yang
dibahas berdasarkan perkembangan dari Periode diungkapkan oleh Bapak Surahman (Umi
I hingga Periode III. Keramik) ide desain produk hasil kerajinan
gerabah berasal dari permintaan pembeli.
1. Kreasi Pernyataan Bapak Surahman ini
diperkuat dengan penyataan perajin Bapak
Kreasi adalah penciptaan dimana daya Sigit Purnomo (Sanggar Purnama) dan
kreasi merupakan faktor suplai/input dalam Bapak M. Hidayad (Putra Insan Keramik)
industri kreatif dengan melibatkan segala hal yang mengatakan bahwa pembeli datang ke
yang berhubungan dengan cara-cara perajin dengan membawa desain ataupun
mendapatkan input, menyimpannya dan sample produk agar barang diproduksi oleh
mengolahnya. Sehingga daya kreativitas, perajin dan diperbanyak. Perkembangan ide
keterampilan dan bakat, orisinalitas ide adalah desain hasil produk kerajinan gerabah di
faktor suplai/input yang paling penting. Kasongan yang awalnya berupa pemenuhan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan produk alat dapur, mulai bergeser
terhadap 28 perajin gerabah di Kasongan dapat menghasilkan produk seni untuk pemenuhan
diungkapkan bahwa tidak semua perajin kebutuhan estetik dan artistik. Hal ini tidak
mempunyai background pendidikan tentang lepas dari pengaruh para seniman yang
gerabah. Sebagian besar dari mereka banyak terlibat dan memberikan masukan
mempunyai keterampilan sebagai perajin desain serta berkolaborasi dengan para
gerabah dengan otodidak ataupun secara turun perajin di Kasongan. Di Kasongan saat ini
temurun. Dari survey yang dilakukan terhadap sudah banyak terdapat studio perajin dan
28 perajin, 9 perajin mengungkapkan bahwa workshop yang memungkinkan pengunjung
mereka pernah mengikuti keterampilan ataupun atau wisatawan untuk langsung terlibat
kursus tentang gerabah. Mereka mengikuti dalam pembuatan gerabah (Gambar 2).
kursus keterampilan ataupun pembekalan
tentang gerabah antara lain di UPT Kasongan,
KUB Setyobawana, dan dari seniman Bapak
Sapto Hudoyo. Hasil produk kerajinan gerabah
di kasongan seiring berkembangnya waktu
mengalami perubahan tren desain. Berdasarkan
survey, barang-barang kerajinan yang
diproduksi perajin antara lain berupa patung,
guci, pot, vas, anglo, celengan, souvenir.

153
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 01, JAN 2018 151-159

Faktor internal :
-kreativitas perajin
-tokoh perajin kreatif

Produk rumah tangga


Produksi untuk
& produk seni untuk
pemenuhan alat Inovasi
pemenuhan kebutuhan
dapur estetik & artistik

Faktor eksternal :
-pengaruh seniman+
pemerhati budaya
-lembaga pemerintah,
swasta, perguruan tinggi
-perkembangan pariwisata
-pedagang seni&mancanegara
-permintaan customer

Gambar 2 . Faktor yang Mempengaruhi Hasil


Kreasi Produksi di Kasongan
Gambar 3. Proses Pembakaran Gerabah
2. Produksi Menggunakan Cara Tradisional di Pekarangan
Rumah dan Menggunakan Tungku/Oven
Peralatan yang digunakan dalam proses
pembuatan seni kerajinan keramik Kasongan 3. Distribusi
mengalami perkembangan. Pada awalnya
pembakaran gerabah dilakukan secara manual Pada awalnya produksi gerabah Kasongan
yang dilakukan di pekarangan rumah saat ini dijual dengan cara dipajang didepan rumah
sudah banyak yang menggunakan tungku/oven perajin dan dijajakan keliling dengan sepeda
(Gambar 3). Pada umumnya alat produksi ataupun di pasarkan di pasar-pasar tradisional
gerabah di Kasongan terdiri dari alat pembuat di seputaran daerah Yogyakarta. Saat ini
bahan, alat pembentuk, alat penghias, alat berbagai macam produk gerabah Kasongan bisa
pembakar, alat finishing, dan alat packing. didapatkan di toko-toko artshop di sepanjang
Proses pembuatan gerabah di Kasongan antara jalan utama Kasongan. Sedangkan untuk
lain: persiapan bahan gerabah, proses desain pengiriman ke luar daerah ataupun ekspor
kerajinan gerabah, dekor badan gerabah, biasanya menggunakan truk-truk container.
pengeringan, pembakaran, finishing, Jaringan distribusi produk industri kerajinan
pengepakan. Saat ini UPT Kasongan bekerja gerabah di Kasongan tidak terlepas dari
sama dengan Universitas Gadjah Mada sedang hubungannya dengan pemasok bahan baku dan
mengembangkan alat radiologi digital untuk pemasok produk ataupun barang setengah jadi.
hasil kerajinan gerabah di Kasongan. "radiologi Seperti yang diungkapkan Bapak Wagiman
digital" sebagai pengontrol kualitas produk (pengrajin gerabah dari dusun Sentanan), beliau
kerajinan guna mendukung sektor industri mengungkapkan bahwa hasil produk yang
kreatif. Alat ini merupakan inovasi beliau produksi merupakan produk setengah jadi
pengembangan teknologi dari alat medis yang (belum dibakar). Hasil produk tersebut nantinya
kami di-create untuk kerajinan. Alat ini akan diambil oleh pemesan dan dipasarkan
diperuntukkan bagi para pelaku industri kreatif hanya di lingkungan sekitar Kasongan. Menurut
terutama kalangan perajin, guna mengetahui keterangan dari Bapak Suwarjo selaku
kualitas produk kerajinan hingga meningkatkan Koordinator UPT Kasongan, produk yang dijual
nilai jualnya. Industri kreatif di Kasongan di Kasongan tidak hanya berasal dari para
mempunyai jaringan kegiatan industri yang pengrajin di Kasongan, tetapi juga dari sentra
sangat luas. Jaringan tersebut antara lain: industri gerabah Pundong Bantul dan Bayat
pemasok bahan baku, tenaga kerja/karyawan Klaten. Hal ini terjadi karena Kasongan dinilai
yang sebagian bersasal dari Brebes, jasa lebih dikenal oleh wisatawan ataupun
pengepakan/packaging. masyarakat luas sebagai sentra industri gerabah
daripada Pundong dan Bayat sehingga apabila
dipasarkan di Kasongan mempunyai peluang

154
Edisi cetak
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN Tutun Seliari
RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI PARIWISATA

lebih besar untuk laku. Hasil produk gerabah 2. Penjualan, Sistem penjualan industri gerabah
Kasongan tidak hanya dipasarkan di Indonesia, di Kasongan dilakukan dengan beberapa
bahkan sudah merambah ke pasar internasional. cara, antara lain: penjualan langsung ke
Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Temu konsumen, disetor ke toko/agen, ada yang
(Temu Ceramics), hasil produk yang dihasilkan menggunakan sistem konsinyasi.
oleh Temu Ceramics diekspor langsung ke luar 3. Promosi, promosi hasil produksi kerajnan
negeri, antara lain ke Australia, Denmark, dan gerabah di Kasongan ditempuh dengan
Belgia. berbagai cara, antara lain: melalui media
cetak (surat kabar, brosur, leaflet), media
4. Komersialisasi elektronik (televisi, internet, blog, facebook,
twitter), dari mulut ke mulut (gethok tular).
Komersialisasi merupakan segala
aktivitas yang berfungsi memberi pengetahuan Berdasarkan keterangan dari Ibu Rara
kepada pembeli tentang produk dan layanan (Dinas Pariwisata Bantul, Bidang Promosi dan
yang ada di industri gerabah Kasongan. Kemitraan), Pemda Bantul juga sangat
Aktivitas yang terjadi dalam tahap mendukung dalam promosi desa Kasongan,
komersialisasi antara lain: dengan cara membuat brosur dan buku saku
1. Pemasaran, berdasarkan wawancara yang yang dititipkan saat pameran-pameran
dilakukan kepada para perajin gerabah di pariwisata dan kegiatan travel dialog.
Kasongan segmen pasar yang dituju untuk Dari hasil pembahasan rantai nilai secara
pemasaran hasil produk utamanya adalah linier industri kreatif gerabah di Kasongan,
wisatawan yang berkunjung ke Kasongan, dapat kita ketahui bahwa di setiap tahapannya
baik wisatawan nusantara maupun manca sangat erat kaitannya dengan kegiatan
negara, ada pula yang mempunyai sasaran pariwisata.
perusahaan di luar negeri dan kolektor. Secara garis besar dapat kita lihat dalam
Selain Wisatawan bagi perajin yang rangkuman Tabel 1 dan 2.
menghasilkan barang produk berupa barang Gambar 4 merupakan skema peruangan di
mentah/setengah jadi, produk mereka kawasan Kasongan berdasarkan komponen
dipasarkan kepada agen atau penjual yang rantai nilai industri kreatif.
memerlukan produk barang mentah/setengah
jadi (belum di-finishing).

Tabel 1. Hubungan Komponen Rantai Nilai Industri Kreatif dengan Atraksi Wisata di Kasongan
Rantai Atraksi Wisata
Periode I Periode II Periode III
Nilai Di Kasongan
Produk gerabah untuk Selain pemenuhan Pemenuhan alat-alat Produk gerabah
pemenuhan alat-alat alat-alat dapur dapur dan produk seni yang dipajang di
dapur mulai bergeser untuk pemenuhan artshop sepanjang
Kreasi

menghasilkan kebutuhan estetik dan jalan utama


produk seni. artistik. Selain gerabah Kasongan menjadi
juga mulai muncul daya tarik bagi
produk lain, batu, kayu, wisatawan, dan juga
recycled material. kegiatan pembuatan
Pembuatan gerabah & Mempunyai Produksi gerabah dan gerabah menjadi
pembakaran dilakukan bengkel kerja/ keramik dipasarkan di daya tarik karena
Produksi

secara manual di studio/workshop, dalam dan luar negeri. wisatan bisa terlibat
pekarangan rumah. produk gerabah Gerabah dipasarkan langsung.
Masih jadi satu dengan dipasarkan melalui dengan dipajang di
unit hunian. toko-toko/artshop. galeri-galeri, dititipkan di
Dipajang di depan koperasi, dan ekspor.
rumah, dijajakan Walaupun masih banyak
Distribusi

keliling dengan sepeda warga yang melakukan


dan di pasar-pasar kegiatan produksi
tradisional. gerabah jadi satu dengan
unit hunian.

155
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 01, JAN 2018 151-159

Rantai Atraksi Wisata


Periode I Periode II Periode III
Nilai Di Kasongan
Pemasaran produk Hasil produksi Promosi produk melalui Agar lebih dikenal
Komersialisasi

langsung ke konsumen, gerabah Kasongan media cetak elektronik, masyarakat luas dan
informasi dari mulut ke mulai dikenal pameran wisata dan wisatawan diadakan
mulut (gethok tular). wilayah luar. internet. Kasongan Art
Pembeli mulai Festival dan
berdatangan ke Terracotta
daerah Kasongan. Biennalle.

Tabel 2. Perkembangan Atraksi Wisata di Kasongan


Atraksi
Periode I Gerabah sebagai hasil produksi alat-alat rumah tangga belum menjadi daya tarik
Periode II 1. Gerabah mulai dikenal sebagai barang seni kerajinan, mulai terdapat artshop yang
menjual hasil kerajinan gerabah.
2. Proses pembuatan gerabah juga sebagai daya tarik.
Periode III 1. Produk gerabah dan proses pembuatannya sebagai daya tarik, terdapat artshop dan
workshop disepanjang jalur utama Kasongan.
2. Wisatawan juga bisa terlibat dalam proses pembuatannya (workshop gerabah).
3. Festival Kasongan sebagai daya tarik (seperti Kasongan Art Festival yang diadakan setiap
tahun (mulai 2011 hingga sekarang, dan Terracotta Biennalle).
4. Keragaman hasil produk yang dijual di kawasan Kasongan selain gerabah antara lain
kerajinan dari batu, logam, kayu, dan home vintage decor).

Gambar 4. Skema Peruangan Kawasan Kasongan Berdasarkan Rantai Nilai Industri Kreatif

156
Edisi cetak
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN Tutun Seliari
RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI PARIWISATA

Tabel 1. Hubungan komponen rantai nilai industri kreatif dengan atraksi wisata di Kasongan
Rantai Atraksi Wisata
Periode I Periode II Periode III
Nilai Di Kasongan
Produk gerabah untuk Selain pemenuhan Pemenuhan alat-alat Produk gerabah
pemenuhan alat-alat dapur alat-alat dapur mulai dapur dan produk seni yang dipajang di
bergeser untuk pemenuhan artshop sepanjang
Kreasi

menghasilkan produk kebutuhan estetik dan jalan utama


seni. artistik. Selain gerabah Kasongan menjadi
juga mulai muncul daya tarik bagi
produk lain, batu, kayu, wisatawan, dan
recycled material. juga kegiatan
Pembuatan gerabah & Mempunyai bengkel Produksi gerabah dan pembuatan gerabah
pembakaran dilakukan kerja/studio/workshop, keramik dipasarkan di menjadi daya tarik
Produksi

secara manual di produk gerabah dalam dan luar negeri. karena wisatan bisa
pekarangan rumah. Masih dipasarkan melalui Gerabah dipasarkan terlibat langsung.
jadi satu dengan unit toko-toko/artshop. dengan dipajang di
hunian. galeri-galeri, dititipkan
Dipajang di depan rumah, di koperasi, dan ekspor.
dijajakan keliling dengan Walaupun masih
Distribusi

sepeda dan di pasar-pasar banyak warga yang


tradisional. melakukan kegiatan
produksi gerabah jadi
satu dengan unit hunian.
Pemasaran produk Hasil produksi Promosi produk melalui Agar lebih dikenal
Komersialisasi

langsung ke konsumen, gerabah Kasongan media cetak elektronik, masyarakat luas


informasi dari mulut ke mulai dikenal wilayah pameran wisata dan dan wisatawan
mulut (gethok tular). luar. Pembeli mulai internet. diadakan Kasongan
berdatangan ke daerah Art Festival dan
Kasongan. Terracotta
Biennalle.

Tabel 2. Perkembangan atraksi wisata di Kasongan


Atraksi
Periode I 1. Gerabah sebagai hasil produksi alat-alat rumah tangga belum menjadi daya tarik
Periode II 2. Gerabah mulai dikenal sebagai barang seni kerajinan, mulai terdapat artshop yang menjual
hasil kerajinan gerabah.
3. Proses pembuatan gerabah juga sebagai daya tarik.
Periode III 4. Produk gerabah dan proses pembuatannya sebagai daya tarik, terdapat artshop dan workshop
disepanjang jalur utama Kasongan
5. Wisatawan juga bisa terlibat dalam proses pembuatannya (workshop gerabah).
6. Festival Kasongan sebagai daya tarik (seperti Kasongan Art Festival yang diadakan setiap
tahun (mulai 2011 hingga sekarang, dan Terracotta Biennalle).
7. Keragaman hasil produk yang dijual di kawasan Kasongan selain gerabah antara lain
kerajinan dari batu, logam, kayu, dan home vintage decor).

Dari uraian di atas dipaparkan bahwa yang dicari. Namun disatu sisi, hal ini juga
proses penciptaan produksi gerabah di merugikan bagi para perajin yang tidak
Kasongan sangat erat kaitannya dengan kegiata mempunyai artshop di sepanjang jalan
pariwisata di Kasongan. Berdasarkan Gambar Kasongan. Biasanya mereka menitipkan barang
4, bisa kita ketahui bahwa artshop artshop yang nya kepada pemilik galeri/artshop yang berada
menjual barang produksi gerabah banyak di sepanjang jalan utama Kasongan.
terdapat di sepanjang jalan utama Kasongan.
Hal ini sangat baik karena memudahkan
wisatawan untuk mendapatkan langsung barang

157
Edisi cetak
Jurnal Arsitektur dan Perkotaan “KORIDOR” vol. 09 no. 01, JAN 2018 151-159

Gambar 4. Skema Peruangan Pariwisata di Kasongan

KESIMPULAN Kasongan menjadi daya tarik utama bagi


wisatawan yang berkunjung di kawasan
Berdasarkan hasil pembahasan terhadap Kasongan.
rumusan masalah pada penelitian ini, maka 4. Komersialisasi, dengan berkembangnya
dapat disimpulkan bahwa, perkembangan media internet memudahkan para perajin
industri kreatif kerajinan gerabah di Kasongan untuk mempromosikan daerah wisata
sangat berpengaruh terhadap perkembangan Kasongan. Kasongan Art Festival dan
pariwisata di Kasongan. Kontribusi industri Teracotta Binnalle yang sudah sering
kreatif terhadap pariwisata berdasarkan diadakan di Kasongan, menjadi atraksi
komponen rantai nilai sebagai berikut: yang wajib dikunjungi karena tidak hanya
1. Kreasi, seniman dan perajin merupakan menampilkan produk gerabah tetapi juga
aktor penting dalam perkembangan produk ditampilkan kegiatan seni budaya dan nilai
gerabah di Kasongan. Dengan nilai lokal Kasongan. Bertambahya daya
meningkatnya inovasi dan ragam produk di tarik wisata Kasongan tidak hanya produk
Kasongan meningkat pula daya tarik wisata dan proses pembuatan gerabah, tetapi juga
di Kasongan. Kasongan Art Festival menambah daya
2. Produksi, dengan berkembangnya tarik kawasan yang berakibat pada
teknologi semakin memudahkan proses kebutuhan ruang ruang komunal (common
produksi gerabah di Kasongan untuk land) untuk mewadahi atraksi wisata
mempercepat pemenuhan permintaan tersebut.
produk di pasaran. Di sisi lain masih
banyak perajin yang masih menggunakan Berikut adalah strategi yang terkait
cara tradisional, hal ini merupakan industri kreatif yang sudah dilakukan di
keunikan tersendiri karena juga merupakan Kasongan sebagai penggerak sektor pariwisata
daya tarik bagi wisatawan. Wisatawan bisa sehingga tercipta pariwisata yang berkelanjutan
langsung terlibat dalam proses di Kasongan, antara lain memperkuat posisi
produksinya. Kasongan dengan kluster industri kreatif
3. Distribusi, pemajangan produk hasil (Kasongan berada di kluster wisata Kajigelem)
gerabah di Kasongan di deretan artshop dan mempersiapkan sumber daya manusia yang
yang berada di sepanjang jalan utama kreatif di Kasongan, antara lain bekerja sama

158
Edisi cetak
PENGEMBANGAN PARIWISATA BERKELANJUTAN BERDASARKAN Tutun Seliari
RANTAI NILAI INDUSTRI KREATIF DESTINASI PARIWISATA

dengan para seniman, perguruan tinggi (ISI), Sukmadinata, Nana Syaodih (2007) Metode
pihak swasta dan pemerintah. Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.

Daftar Pustaka UNCTAD (United Nations Conference on Trade


and Development) (2010) Creative
Barringer, Richard, et.al. (2004) The Creative Economy Report 2010. PBB.
Economy in Maine: Measurement &
Analysis. The Southern Maine Review: Simatupang, Togar M. (2010) Manajemen
University of Southern Maine. Rantai Nilai Dalam Era Kreatif. Pidato
Ilmiah Guru Besar ITB.
Departemen Perdagangan RI. (2008)
Pengembangan Ekonomi Kreatif Yozcu, Özen Kırant dan İçöz, Orhan (2010) A
Indonesia 2025: Rencana Model Proposal on the Use of Creative
Pengembangan Ekonomi Kreatif Tourism Experiences in Congress
Indonesia 2009-2015. Tourism and the Congress Marketing
Mix. PASOS. Vol. 8(3) Special Issue
Effendi, Sofian dan Tukiran (Eds). (2012) 2010.
Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES.

Hermantoro, Henky (2011) Creative-Based


Tourism: Dari Wisata Rekreatif Menuju
Wisata Kreatif. Jawa Barat: Aditri.

Koestantia, Tantie (2013) Disertasi: Pola


Sebaran Industri Kreatif dan
Implikasinya pada Sistem Keruangan
Destinasi Pariwisata, Studi Kasus: Kota
Bandung. Yogyakarta: UGM.

Osman, dan Amin (2012) Rumah Produktif:


Sebagai Tempat Tinggal dan Tempat
Bekerja di Permukiman Komunitas
Pengrajin Emas (Pola Pemanfaatan
Ruang Pada Usaha Rumah Tangga).
Prosiding 2012 Volume 6 Desember
2012. Jurusan Arsitektur Universitas
Hasanuddin.

Raharjo, Timbul (2009) Historitas Desa


Gerabah Kasongan. Yogyakarta:
Program Pascasarjana Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.

Raharjo, Timbul (2009) Globalisasi Seni


Kerajinan Keramik Kasongan.
Yogyakarta: Program Pascasarjana
Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Silas, Johan (2000) Rumah Produktif. Surabaya:


Laboratorium Perumahan dan
Permukiman ITS.

159
Edisi cetak

Anda mungkin juga menyukai