Seprisyam113@gmail.com1
Hasanuddin17c@gmail.com2
pramono@hum.unand.ac.id3
1,2,3
Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Abstract
This study aims to explain the form of commodification of Songket Silungkang in tourism
development in Sawahlunto Town. This research is a descriptive type of research with a qualitative
approach. Data are obtained from field observations, recorded interviews and documentary studies
regarding Songket Silungkang and the Sawahlunto International Songket Carnival (SISCA) event.
The data obtained ware processed using ethnographic methods. The results of this study found that
the commodification of Songket Silungkang occurred from the process of production to consumption.
The factors that influence the commodification of Songket Silungkang are changes in the social
structure of society, level of education, media and globalization, tourism and creative industries. The
Sawahlunto International Songket Carnival (Sawahlunto International Songket Carnival) event held
by the Sawahlunto government is one of the steps to promote tourism in Sawahlunto Twon. The
positive impact of Songket Silungkang commodification adds to the selling value of Songket
Silungkang and increases the economy of Sawahlunto Twon, while the negative impact of the
modification of Songket Silungkang is the loss of meaning values in the Songket Silungkang motif
itself.
Keywords: Commodification, Songket Silungkang, Tourism, SISCA
dilaksanakan tiap tahun oleh pemerintah produksi (komodifikasi desain, motif dan
Kota Sawahlunto dengan bentuk warna pakem), komodifikasi distribusi,
kegiatannya pawai budaya yang dan komodifikasi konsumsi.
menampilkan berbagai kreasi busana Penelitian ini membahas
berbahan Songket dengan tema yang telah komodifikasi Songket Silungkang dalam
ditetapkan panitia SISCA, hasil tersebut pengembangan pariwisata di Kota
cenderung dimodifikasi agar sesuai dengan Sawahlunto sebagai perspektif kajian
kebutuhan pariwisata sehingga dapat dijual budaya. Penelitian ini menjelaskan
kepada wisatawan. gambaran umum Songket Silungkang,
Komodifikasi sering kali dianggap berbagai bentuk komodifikasi, faktor yang
sebagai langkah negatif karena cendrung menyebabkan terjadinya komodifikasi, dan
mendistorsi nilai pada objek. Salah dampak sosial ekonomi serta makna
satunya yaitu penggunaan kain Songket komodifikasi Songket Silungkang.
Silungkang dalam kegiatan perkantoran,
acara resmi pemerintah dan pemekain METODE
seragam bagi siswa/siswi pada hari kamis
di Kota Sawahlunto. Dalam konteks Penelitian ini menggunakan
pengembangan pariwisata, objek industri metode etnografi. Etnografi
kerajinan tangan Songket Silungkang telah mendeskripsikan suatu kebudayaan,
memberikan dampak baik dalam termasuk di dalamnya kesenian. Spradley
pengembangan pariwisata di Kota (1997) menjelaskan, bahwa metode
Sawahlunto. etnografi merupakan pekerjaan untuk
Lambertus (2013) dalam tesisnya memahami suatu pandangan hidup dari
“Komodifikasi Warisan Budaya Tenun sudut pandang penduduk asli, termasuk
Ikat Masyarakat Bena, Kabupaten Ngada, objek yang diteliti. Metode etnografi
Flores Dalam Era Globalisasi“ menyiratkan suatu cara kerja (pendataan,
menjelaskan suatu pergeseran nilai dan analisis, dan penyajian) yang bersifat
fungsi warisan budaya berupa tenun ikat meyeluruh atau holistik.
masyarakat Bena yang diakibatkan oleh Penelitian komodifikasi Songket
perkembangan dunia pariwisata. Silungkang dalam pengembangan
Tenaya (2014) dalam tesisnya yang pariwisata di Kota Sawahlunto merupakan
berjudul “Komodifikasi Kain Tenun suatu penelitian bidang ilmu kajian
Songket Bali Di Tengah Perkembangan budaya. Kajian ini juga bersifat
Industri Kreatif Fashion Di Denpasar” multidisiplinner ilmu dengan adanya
mengangkat sebuah fenomena berbagai fenomena menarik di dalamnya,
komodifikasi terhadap artefak budaya seperti globalisasi, fashion, teknologi,
yaitu kain tenun tradisional Songket Bali sejarah, sosial budaya, arkeologi, dan
Penelitian mengenanai sebagainya.
komodifikasi Songket sudah ada yang Berdasarkan pada prinsip tersebut,
menelitinya, tapi secara keseluruhan belum paradigma kajian budaya berada di
ada yang mengungkapkan tentang wilayah postmodernisme dengan sistem
komodifikasi pada Songket Silungkang berfikir kritis. Oleh karena itu, aspek-
sebagi pengembangan pariwisata di Kota aspek Kebudayaan yang lebih berperan,
Sawahlunto. Penulis mengadopsi proses demikian juga teori-teori kontemporer
bentuk komodifikasi pada tesis Tenaya dan kebudayaanlah yang harus digunakan
Lambertus. Bentuk komodifikasi pada (Ratna dalam Naomi, 2012: 32).
kedua tesis mereka adalah komodifikasi
163 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2021 2021 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
tinggi yang diminati oleh banyak hitam, merah, kuning dan hijau. Adapun
wisatawan dan telah menjadi salah satu warna-warna pink, coklat, orange, ungu
sumber ekonomi yang menopang dan warna lainya bukanlah warna yang
kehidupan masyarakat dan pariwisata umum dipakai pada karya seni tradisional
Sawahlunto. Perkembangan nilai-nilai Songket Silungkang, tetapi pada saat ini
modern yang membawa nilai tukar uang warna tersebut banyak digunakan tertama
dan nilai-nilai kapitalis lainya membuaka terhadap kombinasi warna-warna pada
cakrawala baru perajin Songket Songket Silungkang.
Silungkang. Sistem pasar bebas sebagai b. Komodifikasi Desain
norma utama dari ideologi kapitalis SISCA pada tahun 2015
memiliki prinsip memproduksi barang dan merupakan langkah awal komodifikasi
jasa untuk dijual di pasar dan menjadikan Songket Silungkang. Sebelum terlaksana
harga pasar sebagai satu-satunya patokan. event SISCA, komodifikasi Songket
Konsekuensi dari prinsip ini adalah semua Silungkang telah ada baik dari segi motif
elemen industri dijadikan komoditas. dan warna. Bagi perajin dan desainer
Pelaku industri termasuk perajin Songket Songket Silungkang, event SISCA sebagai
Silungkang menyadari bahwa ajang atau sumber inspirasi untuk
komodifikasi, akan lebih banyak melahirkan karya-karya baru yang indah
kesempatan untuk menciptakan kekayaan. dan menarik bagi penikmatnya.
Komodifikasi produksi Songket Melalui event SISCA Songket
Silungkang telah terjadi dalam berbagai Silungkang menujukan kain tenun dapat
aspek baik dalam bentuk warna, motif dan ditampilkan lebih modern dan
desainnya. Para perajin Songket kontemporer. Sejak dilaksanakan event
Silungkang sudah bisa membaca selara ini, Songket Silungkang mengalami
pasar, mereka bisa membuat motif serta perkembangan yang signifikat, karena
warna sesuai dengan permintaan bahan dasar Songket mesti disesuikan
konsumen. dengan tema SISCA. Selain itu, Songket
a. Komodifikasi Motif dan Warna Silungkang juga dimanfaatkan sebagai
Karya-karya Songket Silungkang hiasan dekorasi interior yang disajikan
secara intensitif mengalami komodifikasi dalam pigura, layaknya sebuah lukisan,
dalam warna dan ragam motif yang sepatu, mainan kunci dan lain-lainnya
menghiasianya. Pada umumnya motif lah membuat beberapa model dari kain
yang banyak mengalami modifikasi adalah tenunan Songket Silungkang.
motif flora dan fauna. Selain banyak di Dalam kaitan komodifikasi
temukan motif baru yang bukan motif Songket Silungkang pada kegiatan event
tradisional Songket Silungkang. Seperti SISCA tidak saja digunakan sebagai
motif dari Medan, tujuan-tujuan pariwisata dan bisnis saja
Selain motif yang mengalami tetapi merupakan tindakan dari masyarakat
modifikasi, warna dari Songket untuk membentuk stratifikasi sosial baru.
Silungkang pada saat ini juga semakin Pemerintah Kota Sawahlunto tidak hanya
bervariasi. Trend fashion dan pemilihan menggelar event SISCA untuk kemajuan
pemakai menjadi patokan bagi perajin Songket Silungkang tetapi juga berkrasi
dalam menentukan pewarnaanya. Dalam dengan berbagai bahan dari Songket
proses pembuatan bahan pewarna, warna Silungkang seperti aksesoris, tas, sandal,
yang dahulunya Warna yang digunakan dasi, dan masih banyak yang lainnya.
dalam proses pembuatan Songket c. Komodifikasi Pakem
Silungkang secara tradisional adalah,
166 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2021 2021 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
menggunakan peralatan dari mesin hal ini Kota Sawahlunto, dengan hadirnya
terjadi kerana semakin banyak permintaan Songket Silungkang yang telah
Songket Silungkang. dimodifikasi sesuai kebututahan
Komodifikasi teknologi pembuatan pariwisata.
Songket juga berpengaruh terhadap B. Faktor-Faktor Penyebab
kemajuan pariwisata di Kota Sawahlunto, Komodifikasi Songket Silungkang
hadirnya kain Songket dengan buatan Komodifikasi Songket Silungkang
mesin memberi pembeda tersendiri pada adalah bagian dari sosial masyarakat Kota
kain Songket Silungkang dimana Sawahlunto yang semakin modern
wisatawan bisa memilih kain Songket ditambah lagi dengan pesatnya kemajuan
yang ada di Kota Sawahlunto sesuai pariwisata di Kota Sawahlunto. Ada
dengan keingin mereka. Sehingga ini beberapa faktor yang menjadi penyebab
member kepuasa kepada wisatawan yang terjadinya komodifikasi Songket
berkunjung ke Sawahlunto. Motif Songket Silungkang antara lain perubahan struktur
Silungkang juga bisa di pesan sesuai sosial masyarakat, pola konsumsi yang
dengan keinginan konsumen, motif apapu berubah, tingkat pendidikan, pengaruh
bisa dibuat oleh perajin dengan media dengan meningkatnya
menggukan aplikasi motif dengan perkembangan pariwisata dan industri
memanfaatkan teknolgi. kreatif di Kota Sawahlunto.
5. Komodifikasi Parwisata C.Dampak Dan Makna Komodifikasi
Hadirnya event SISCA di Kota Songket Silungkang
Sawahlunto merupakan salah satu upaya Dampak komodifikasi Songket
pemeritah untuk meningkatkan pariwisata Silungkang dalam penelitian ini adalah
yang ada disawahlunto, seperti yang sudah impilkasi yang luas dan jelas dalam
disampaikan bapak Tatang, untuk masyarakat baik sosial, budaya, dan
mendatangkan pengunjung ataupun ekonomi serta perluasan makna-maknadari
wisatawan segala aspek akan dilakukan komodifikasi songkat Silungkang.
pemerintah daearah untuk menarik 1. Dampak Sosial Budaya
perhatian wisatawan agar berkunjung ke Berkembangnya industri Songket
Kota Sawahlunto. Silungkang pada saat ini, tidak terlepaskan
Penetapan Songket Silungkang dari hubungan yang saling mempengaruhi
sebagai Warisan Budaya Tak Benda antara, faktor lingkungan, pemerintah dan
Indonesia (WBTBI) pada tahun 2018 salah hubungan sosial budaya masyarakat yang
satu upaya untuk memperkenalkan ada di Kota Sawahlunto, terjadinya
Songket Silungkang sebagai produk komodifikasi Songket Silungkang ini
indutri yang berperan dalam meningkatkan merupakan usaha untuk memperkenalkan
pariwisata Kota Sawahlunto. Songket Songket Silungkang ke luar daerah demi
Silungkang sudah menjadi daya tarik bagi memajukan pariwisata kota sawahlunto.
pemeritah Kota Sawahlunto, sehingga Salah satu dampak yang ditimbulkan dari
berbagai betuk cenderamata dibuat dari komodifikasi Songket Silungkang dalam
bahan Songket Silungkang mulai dari pelaksnaan event SISCA adalah
gantungan aksesoris, baju, kain sarung dan meningkatnya tatanan perekonomian
lain-lain. Komodifikasi Songket masyarakata Kota Sawahlunto yang
Silungkang yang dipengaruhi oleh tersebar ke pada pedagang, rumah makan,
pariwisata, dimana Songket Silungkang penginapan dan transportasi sehingga
sebagai objek komodifikasi untuk meningkatkan omset pendapatannya tiap
meningkatkatkan pariwisata yang ada di tahun.
169 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2021 2021 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
berbagai bentuk macam kegiatan yang pergesaran makna, tidak hanya dalam
berhubungan dengan Songket, mulai dari ekonomi namun juga menjalin makna
carnaval Songket Silungkang, fashion secara sosial buduya.
Songket, bazzar Songket Silungkang yang Kain Songket Silungkang yang
menjual berbagai bentuk hasil kerajinan memiliki motif yang begitu indah dan
Kota Sawahluto. Peningkatan nilai tambah menaraik, disetiap motif Songket
(value added) juga menambah income Silungkang memiliki nama dan makna
melalui event yang dilaksanakan sehingga bagi masyarakat Silungkang. dimana
peningkatan pemasaran nilai jual Songket motif-motif tersebut berdasarkan
meningkat. hubungan erat antara manusia dan alam,
3. Dampak Positif yang dimana prilaku flora dan fauna yang
Dampak positif dari Komodifikasi dituangkan ke dalam bentuk motif Songket
ini bagi masyarakat terutama untuk perajin Silungkang. Seperti dalam penelitian-
Songket Silungkang, dengan memberi penelitian Budiwirman, Erwiza Erman,
warna baru kepada Songket Silungkang, mengatakan bahwa Songket Silungkang
konsumen atau pembeli merasa tidak memiliki nilai-nilai simbolik bagi
bosan menggunakan Songket Silungkang, masyarakat Silungkang dan tergambar
dan event SISCA yang dilaksanakan pada motif-motif yang ada pada Songket
pemerintah menambah jual beli dari Silungkang atau ragam hias Songket
Songket Silungkang serta meningkatkan Silungkang, kerena Songket Silungkan
perekonomian Kota Sawahunto. salah satu warisan budaya yang ada di
4. Dampak Negatif Kota Sawahlunto.
Dampak Negatif dari komodifiksi Sekarang ini motif yang terdapat
Songket Silungkang adalah hilangnya pada Songket Silugkang sudah
nilai-nilai makna pada motif Songket dikombinasikan dengan motif-motif baru.
Silungkang tesebut, dimana dahulu hanya Tindakan menabrak pakem dengan
golongan darah biru saja yang mempuyai memanfaatkan motif-motif yang memiliki
Songket Silungkang disampaing itu makna dalam karya seorang perajin
hadirnya motif-motif yang baru yang jauh sebenarnya adalah gambaran perubahan
lebih menarik meninggalakan motif-motif dari masyarakat tradisional ke pada
lama Songket Silungkang. hadirnya event masyarakat modern.
SISCA membuat hilangnya makna pada a. Makna Kreativitas
pemakaian Songket Silungkat. Komodifikasi Songket
5. Makna Komodifikasi Songket Silungkang merupakan proyek kratifitas
Silungkang dari pelaku seniman perajin dan desainer,
Terjadinya komodifikasi pada mereka medesain dan memodifikasi
Songket Silungkang menyebabkan Songket Silungkang dengan berbagai
mengalami perubahan makna pada kain macam bentuk seperti baju, tas, icon
Songket itu sendiri. Dalam konteks SISCA, sepatu dan lain-lain menjadi
semiotika komodifikasi Songket sebuah kaya yang diminati oleh konsumen.
Silungkang berfungsi sebagai petanda Warna dan motif menjadi hal utama dalam
sedangankan yang ditandainya bermakna melakukan proses modifikasi. Dalam
sebuah proses mengubah Songket bentuk penciptaa karya icon SISCA yang
Silungkang dari pakaian adat menjadi berbahan Songket terjadi kerana adanya
objek penunjang pariwisata, fashion dan tema yang ditetapkan oleh panitia
sebagai peningkatan nilai jual Songket pelaksana SISCA. Karya-karya dari event
Silungkang. komodifikasi mengalami SISCA adalah hasil dari kreativitas para
171 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2021 2021 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294
pegrajin dan desainer. Para perajin suatu kebudaayaan yang baru. Demikian
membuatkan Songket susuai dengan juga hal yang terjadi pada industri Songket
keinginan dari desainer yang akan Silungkang yang dijadikan sebagai bentuk
mendesain Songket Silungkang menjadi penujang kepariwisataan di Kota
busana yang akan dilombakan pada Sawahlunto, dimana unsur-unsur estetika
kegiatan SISCA dan mereka pun yang ada dalam event SISCA bertujan
menampilkan karya-karya terbaik dalam untuk merancang hasrat dari pada
kegiatan tersebut. konsumen dan wisatawan untuk datang ke
b. Makna Pelestarian Sawahlunto.
Pelesrtaria Songket Silungkang
tidak hanya sebagai makna motifnya saja KESIMPULAN
namun juga sebagai warisan. Songket
sebagi warisan telah berfungsi dan penguat Kajian ini berupaya
solidaritas warisan budaya, seperti mengungkapkan komodifikasi Songket
peninggalan budaya (heritage). Songket Silungkang dalam pengembangan
warisan dimaknai sebagai pengikat satu pariwisata di Kota Sawahlunto, adapun
kaum dari pihak ibu, Songket warisan bentuk-bentuk komodifikasi yang terjadi
sebagai alat pemersatu keluarga dan pada Songket Silungkang antara lain
sebagai identitas suku. Songket komodifikasi produksi, komodifikasi
Silungkang Sebagai warisan budaya distribusi dan komodifikasi konsumsi.
dengan nilai-nilai budaya dan kearifan pertama komodifikasi produksi,
lokal masyarakat yang terdapat pada yaitu terjadi pada motif dan warna,
teknik pembuatan dan ragam motifnya bisa Selanjutnya komodifikasi desain, hadirnya
dikemas dalam berbagai bentuk baik event Sawahlunto international Songket
bersifat eknomomis maupun bersifat Carnival teleh merubah tatanan baru
pariwisata. kepada Songket Silungkang yang mana
c. Makna Identitas dahulunya Songket dipakai dalam acara
Identitas Songket Silungkang adat saja namun saat ini telah digunakan
dalam Komodifikasi dapat dilihat dalam dalam berbagai kegiatan, tidak hanya dari
aspek penunjang kepariwisataan dan segi pakaian saja Songket juga digunakan
sebagai busana. Secara harfia busana bagi sebagai aksesoris, dasi, tas, sepatu, gaun
manusia adalah sebgai pelindung untuk dan berbagai bentuk lainya.
menutupi badan agar terhidar dari Kedua komodifikasi distribusi,
kedinginan dan sebagai gaya fashion bagi dalam proses distribusi tataniaga Songket
masyarakat modern. Sedangkan pariwisata Silungkang sacara tradisonal, yaitu
untuk menikmati suasana yang indah yang pembayaran secara tunai. Produsen atau
bisa dinikmati oleh orang. pedagang bersifat menunggu datangnya
d. Makna Estetika. pembeli ke tokoh-tokoh dipinggir jalan
Unsur estetika yang terdapat dalam Silungkang. namu seiring dengan
komodifikasi Songket Silungkang tidak perkembangan zaman tataniaga Songket
kalah penting dengan pariwisata dan motif secara modern dengan memakai sistem
ekonomi yang mendorong perajin, pembalian yang panjang untuk sampai
pengusaha dan industri fashion. Para kepada konsumen. Perkembanga
perajin dan desainer memiliki idealisme teknologi, media serta informasi terutama
yang kuat untuk menghasilkan karya-karya internet yang sudah masuk ke daerah-
dan moti-motif Songket yang indah secara daerah pelosok Indonesia, distribusi
estetika. Sawahlunto telah memberi hasil Songket Silungkang semakin ramai
172 | JURNAL ILMU BUDAYA
Volume 9, Nomor 2, Tahun 2021 2021 E-ISSN: 2621-5101 P-ISSN:2354-7294