Sedangkan tujuan dari penelitian ini dengan berpedoman pada rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan pendapat siswa madrasah Kota Sawahlunto dengan perhatian
UNESCO terhadap peninggalan sejarah Cagar Budaya Ombilin Coal Mining
Heritage of Sawahlunto.
2. Untuk mendeskripsikan bentuk kontribusi siswa madrasah Kota Sawahlunto
sehubungan dengan adanya Cagar Budaya Ombilin Coal Mining Heritage of
Sawahlunto.
Manfaat Penelitian
Manfaat praktis dari penelitian ini, antara lain:
1. Bagi generasi muda Kota Sawahlunto umumnya dan bagi siswa madrasah khususnya.
a. Meningkatkan kesadaran berpikir, tanggap, dan berindak terhadap perhatian
UNESCO yang telah memberi kesempatan Kota Sawahlunto menjadi bagian
dari warisan sejarah dunia.
b. Merumuskan action atau tindakan nyata bentuk kontribusi siswa madrasah
Kota Sawahlunto sehubungan dengan aktifitas melestarikan dan
mempromosikan Cagar Budaya Ombilin Coal Mining Heritage Of
Sawahlunto.
2. Bagi peneliti
Mengetahui bentuk kontribusi siswa madrasah Kota Sawahlunto terhadap
Cagar Budaya Ombilin Coal Mining Heritage Of Sawahlunto.
Kajian Teori
Batu bara (coal), terbentuk dari sisa tumbuhan yang tertimbun dalam kurun waktu
panjang dan telah mengalami perubahan fisik maupun kimia. Batu bara berwarna hitam dan
tersusun dari kandungan atom karbon, hydrogen, dan oksigen. Karena itulah batu bara tidak
bisa diperbaharui dalam waktu singkat (Dasymi, 2008, p. 10).
Cagar budaya merupakan bagian dari sejarah kehidupan masa lalu. Seiring dengan
pendapat Kuntowijoyo (2018, p. 14) bahwa sejarah itu adalah rekonstruksi dari kejadian-
kejadian masa lalu. Artinya kejadian masa lalu dijadikan pedoman untuk menciptakan peri
kehidupan yang lebih baik dan bermartabat. Dengan kata lain, adanya Cagar Budaya Ombilin
Coal Mining Heritage Of Sawahlunto, membuktikan bahwa pada masanya Kota Sawahlunto
berdaya dan dikenal dengan keberadaan tambang batu bara. Sudah menjadi kewajiban
masyarakat utamanya generasi muda untuk merekonstruksi kejayaan Sawahlunto salah
satunya dengan melestarikannya.
Kejayaan batu bara Sawahlunto adalah kenyataan, bukan sekedar dongeng atau mitos
belaka. Menurut Heryati (no date, p. 14), mitos merupakan cerita yang mungkin diyakini oleh
sebagian masyarakat. Namun mitos tidak secara rinci mejelaskan kapan pastinya kejadian itu
berlangsung. Beda dengan sejarah yang secara detail mencantumkan waktu berlangsungnya
peristiwa dan jejak/bekas kejadian itu masih terpampang nyata.
Tinjauan Pustaka
1. Siswa Madrasah
Siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) pada umumya adalah individu yang
berada pada periode masa remaja. Mereka berada pada rentang usia 13 – 19 tahun.
Hurlock (2006, p. 206) mengatakan bahwa “awal masa remaja usia 13 - 16 tahun atau
17 tahun, dan berakhir pada 18 tahun”. Sedangkan menurut Erikson (dalam Damsar
2011, p. 88) individu di rentang usia 12 – 18 tahun terdorong menemukan jati dirinya
melalui interaksi dengan teman sebaya serta lingkungan sosialnya. Dalam proses
interaksi ia akan menemukan kepercayaan ideologi yang pada akhirnya muncul
keterampilan mengatasi persoalan kehidupan.
Siswa madrasah merupakan bagian dari masyarakat. Winarni (2018)
menyatakan bahwa masyarakat berperan aktif dalam pelestarian cagar budaya. Hal ini
juga dikuatkan adanya dasar hukum yaitu UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. UU ini mengatur bahwa masyarakat berhak
untuk melestarikan Cagar Budaya. Bentuk peran aktif masyarakat tentunya
disesuaikan dengan kapasitas masyarakat tersebut dan tentunya sesuai dengan aturan-
aturan yang berlaku.
Keberadaan Situs Cagar Budaya Ombilin Coal Mining Heritage Of Sawahlunto,
akan menjadi salah satu persoalan hidup apabila tidak dilestarikan. Maka sebagai
generasi muda Sawahlunto, siswa madrasah tentunya diharapkan mempunyai
kontribusi dan kepedulian terhadap aset bangsa ini.
2. Cagar Budaya
UU Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, menyebutkan tentang
perlindungan terhadap Cagar Budaya melalui upaya penyelamatan, pengamanan,
zonasi, pemeliharaan, dan pemugaran (Rosidi, K., Rozikin, M., Trisnawati, No-
Date). UU ini tidak serta menjadi perhatian pemerintah saja, namun butuh
perhatian dari masyarakat. Siswa madrasah sebagai bagian dari masyarakat Kota
Sawahlunto juga perlu tanggap terhadap UU tersebut.
Sebagai contoh dari hasil penelitian Sugianti (2017) menemukan suatu
bentuk kepedulian masyarakat dengan membentuk komunitas pemerhati situs
Cagar Budaya Tuk Umbul. Tujuan komunitas ini adalah menggerakkan
masyarakat untuk berperan melestarikan dan melindungi kawasan Cagar Budaya.
Metode Penelitian
B. Subyek penelitian
Pada penelitian ini subyek penelitian adalah siswa MTsN 2 Kota Sawahlunto,
kepadanya melekat data atau informasi tentang obyek penelitian. Subyek penelitian ini
akan menjadi sumber data penelitian atau informan (Satori dan Komariah, 2011: p.
49).
Sumber data atau informan ditentukan melalui metode Sampling Purposive.
Sugiyono (2018, p. 85) menjelaskan, “sampling purposive adalah teknik pengambilan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Maka dari itu dengan pertimbangan waktu dan
biaya maka informan pada penelitian ini ditetapkan siswa MTsN 2 Kota Sawahlunto
kelas IX-A yang berjumlah 32 orang.
Jadwal Penelitian
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Konsultasi pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
guru pembimbing
2 Observasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lapangan
3
Studi dokumen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Analisis data dan √ √ √
4
penyusunan
laporan
5 Pengumpulan √
laporan
6
Proses penelitian √ √ √ √ √ √
Analisa data hasil √ √ √ √
7 penelitian,
penyusunan
laporan penelitian
Daftar Pustaka
Asoka, A., Samry, Zubir, Zulqayyim, Saputra . (2016). Peninggalan Bersejarah dan
Permuseuman. Pusat Studi Humaniora (PSH) Universitas Andalas Padang dan
Minangkabau Press.
Basrowi & Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Rineka Cipta. Jakarta.
Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Kencana Pranada Media Grup.
Rosidi, K., Rozikin, M., Trisnawati. (No-Date). Analisis Pengelolaan dan Pelestarian Cagar
Budaya sebagai Wujud Penyelenggaraan Urusan Wajib Pemerintah Daerah. Jurnal
Administrasi Publik (JAP). Vol. 2 N0. 5 Hal. 830 – 836.
Sugianti, D. (2017). Pelestarian Kawasan Cagar Budaya Tuk Umbul Warungboto Berbasis
Masyarakat. Jurnal Tata Kelola Seni. Vol. 3 No. 3 Desember 2017.
Satori, J dan Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan RD. Bandung.
Alfabeta.
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization. (2019). Ombilin Coal
Mining Heritage of Sawahlunto.