Anda di halaman 1dari 4

PENGALAMAN PERJALANAN CINTA RADITYA DIKA

Judul Buku

: Marmut Merah Jambu

Genre Buku

: Nonfiksi Komedi

Penulis

: Raditya Dika Nasution

Penerbit

: Bukun

Tempat Terbit

: Jakarta

Tanggal Terbit

: 1 Juni 2010

Tebal Buku

: 222 hlm ; 1320 cm

Harga Buku

: Rp 39.000

Raditya Dika dalam karyanya Marmut Merah Jambu novel yang hanya memiliki
tebal buku 218 halaman. Kalo dilihat sepintas, buku ini memang buku yang paling tebel bila
dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya yang telah terbit, yakni Kambing Jantan; Cinta
Brontosaurus, Radikus Makan Kakus, dan Babi Ngesot. Novel ini memang sangat cocok
untuk dibaca oleh anak-anak muda jaman sekarang apa lagi untuk anak-anak yang suka
menggunakan kata-kata yang lebay. Pada awal saya membeli buku ini saya bingung, buku ini
sejenis novel, apa sejenis cerpen, kenapa..? karena setelah saya membacanya dari judul
satu kejudul yang lainnya sangat berbeda tidak terdapat klimaks pada satu judul itu. Pada
awal tulisan radith mengatakan bahwa bukunya kali ini memang sedikit berbeda bila
dibandingkan dengan buku-bukunya yang sebelumnya. Selain bertemakan soal Cinta, komedi
yang ditampilkan juga memang bener-bener beda. Tapi tetep, kekonyolan-kekonyolan si
Radit masih tetap dipertahankan. Judul Marmut Merah Jambu sendiri mengisahkan tentang
bagaimana manusia pacaran, tentang manusia jatuh cinta, tentang penulis yang sedang jatuh
cinta. Dari mulai bagaimana jatuh cinta dengan diam-diam, sampai suka dengan orang lewat
dunia maya atau lewat chatting. Dan dari mulai susahnya mutusin cewek, samapai ditaksir
sama cewe aneh.
Tokoh utama yang ada pada novel ini adalah radit sendiri atau sering di sebut dengan
Mutun muka kartun. Radith sering mengambil atau menulis judul dibuku-bukunya
mengenai hewan kenpa? karena ia berpikir kalo hewan itu sangat romantis terhadap

pasangannya dan setia sampai mati. Radith juga sering memberikan contoh hewan yang
romantis salah satu contohnya yaitu hewan belalang sembah walaupun belalang jantan tahu
setelah kawin kepalanya akan dimakan oleh belalang betina tapi dia tetap melanjutkan
pengorbanan cintanya itu, karena cinta itu perlu pengorbanan dan yang satu lagi
hewanburung lovebirds burung ini sangat setia pada pasangannya walaupun sijantan telah
mati dia tidak pernah mencari penggantinya lagi. Untuk judul novel ini sediri ia ambil dari
sekor marmut merah jambu karena marmut itu sering loncat-loncat tidak tahu ingin kemana,
apalagi kalo dia berada didalam roda dia pasti terus berlari tanpa ia tak tahu kapan ia harus
berhenti. Sama halnya dengan kisah cinta yang dialami oleh penulis, entah berapa kali
penulis jatuh cinta, loncat dari satu hati kehati yang lainnya, mencoba berlari dan berlari di
dalam roda bernama cinta.
Penulis ini sangat pandai dalam menggunakan kata-katanya atau gaya bahasa dan
penggunaan kata yang digunakan Radith juga sangat mengena, walapun kata-katanya banyak
slenge-an tetapi dia tahu bahwa kata-kata yang slenge-an itu kata-kata yang mudah untuk
dipahami oleh pembaca apa lagi anak-anak muda jaman sekarang. Aspek Emotif itu sendiri
adalah berusaha menemukan unsur-unsur yang mengajak pada emosi atau perasaan pembaca.
Dan hebatnya juga penulis bisa membuat pembacanya seperti benar-banar diajak
menyaksikan atau melihat secara langsung adegan-adegan yang ada di buku ini. Dalam novel
ini menceritakan tentang cinta, berbeda dengan buku-buku sebelumnya yang selalu bertema
komedi dan kekonyolannya si pengarang. Tapi bukan berarti di buku ini terus menerus
menceritakan kesedihan atau sampai mengeluarkan air mata. Buku ini secara keseluruhan
cukup menarik, dan pembahasan tentang cintanya menurut saya sampai kepada pembaca,
terutama orang yang jatuh cinta diam-diam yang menggambarkan bagaimana seseorang yang
mencintai seseorang tapi takut untuk mengungkapkannya, karena hal tersebut pasti pernah
dirasakan oleh hampir semua orang. Alurnya juga mudah untuk diikuti. Saya bahkan ikut
merasakan bagaimana rasanya cinta kepada seseorang dengan diam-diam, sama halnya
dengan radith yang cintanya bertepuk sebelah tangan, radith yang memilih untuk merelakan
orang yang dicintainya dan hanya bisa berdoa semoga orang itu dapat yang terbaik dari pada
dirinya.
Radit bukan hanya menceritakan tentang masalah percintaan tapi ada juga yang
mengenai masalah kekeluargaan. Seperti halnya dia bisa memperhatikan pada saat adik
kesayangannya akan disunat yaitu edgar, walaupun dia sering dihantui dengan kecemasan
mamahnya dengan sunatan edgar. Tapi dengan sabar mutunpun terus menasehati edgar agar
tetap semangat untuk disunat. Hikmah yang bisa saya ambil tentang kekompakan dan
curahan kasih sayang sebuah keluarga. Walau sang tokoh sangat slenge-an, cuek tak
memperdulikan sekelilingnya tapi dia juga sangat perhatian dengan adik-adiknya bahkan
sampe-sampe sang kucing di bikin tokoh utama di bagian terakhir, bahkan yang tidak masuk
diakal menyamakan sekor binatang yaitu kucing dengan manusia. Lagi-lagi semuanya
dikemas dengan komedi hiperbola.
Marmut merah jambu adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika. Sebagian besar
dari 13 tulisan yang ada pada buku ini adalah pengalaman dan observasi Dika dalam

menjalani kehidupan bercinta. Cinta tak terbalas adalah hal yang paling bisa bikin kita nangis
tanah. Untuk tau kalau cinta kita tak terbalas, rasanya seperti bahwa kita tidak pantas untuk
mendapatkan orang tersebut. Rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak
sempurna, atau setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut.
Dika memulai buku ini dengan berusaha memahami apa itu cinta melalui introspeksi
ke dalam pengalaman pengalaman Dika sendiri. Alih alih seperti belalang, Dika merasa
seperti seekor marmut merah jambu yang terus menerus jatuh cinta, loncat dari satu
hubungan ke hubungan yang lainnya, mencoba terus berlari di dalam roda bernama cinta,
seolah olah maju, tapi tidak, karena sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak
tau kapan harus berhenti berlari di roda yang berputar.
Kekompakan dan curahan kasih sayang sebuah keluarga tercurahkan ketika Dika
sangat perhatian dengan adik adiknya bahkan kucing peliharaan keluarganya dibuatkan
tokoh utama di salah satu bab dimana sang kucing dimanusiakan. Sang mama yang sangat
khawatir dengan sunatan Edgar adik bungsu Dika berharap segalanya berjalan lancar yang
diceritakan di bab Balada Sunatan Edgar.
Ayahnya yang sepertinya cuek tapi ternyata perhatian pada Dika dengan ngasih
bingkisan lewat orang suruhan ayahnya di detik detik terakhir di bandara ketika Dika mau
shooting di Austrlia yang diceritakan di bab Catatan Si Pemeran Utama dengan Muka Kayak
Figuran.
Berawal dari cover. Buku ini memiliki cover yang bagus dengan gambar yang
menarik dan jenis kertas yang tidak mudah rusak. Warna yang digunakan juga cukup menarik
perhatian pembeli. Pembahasan yang di sampaikan pengarang amat sangat menarik untuk di
baca serta gaya bahasa yang digunakan pun mudah di pahami. Cerita tersebut juga
merupakan pengalaman pribadi sang pengarang saat masa-masa SMP dan SMA sehingga
membuat pembaca merasa terbawa dalan jalan cerita tersebut (ikut merasakan pengalaman
sang pengarang). Novel ini juga dapat memberi motivasi kepada para pembaca untuk
menuangkan pengalaman-pengalaman pribadi mereka ke sebuah novel atau cerita. Karena
novel ini banyak bercerita tentang pengalaman percintaan sang pengarang jadi buku ini layak
di baca terutama pada kalangan remaja yang sedang mengalami masa-masa percintaan
karena kita dapat mengerti dan merasakan cinta, karena cinta membutuhkan konsekuensi.
Menurut penulis buku ini hampir tidak memiliki kelemahan. Namun, hanya ada beberapa
bagian yang menurut penulis kurang menarik dan ada beberapa kata yang penulis kurang
mengerti.

Menurut kami buku ini sangat cocok untuk anak remaja yang haus akan bacaan yang
mengandung unsur komedi, karena sebagian besar buku ini merupakan lelucon. Selain itu
buku ini juga menceritakan kisah cinta sang penulis dan itu bisa membuat pembaca menjadi

tertarik dengan buku ini. Bahasa yang digunakan mudah dipahami karena menggunakan
bahasa sehari-hari, harganya juga tidak terlalu tinggi serta alur yang digunakan juga mudah
dimengerti.

Anda mungkin juga menyukai