Anda di halaman 1dari 1

Percikan Revolusi & Subuh karya Pramoedya Ananta Toer

Judul
Pengarang
Penerbit

: Percikan Revolusi Subuh


: Pramoedya Ananta Toer
: Hasta Mitra

Jumlah halaman: 202 (tidak termasuk


hak cipta, kata pengantar, daftar isi, lampiran
karya, dan berbagai penghargaan.
Novel ini merupakan kumpulan cerita
berisi pemikiran Pramoedya Ananta Toer tentang
gambaran menyeluruh dari kehidupan dalam
perjuangan dan penderitaan dalam masa
revolusi yang pernah terjadi di Indonesia. Semua
cerita pendek yang dikumpulkan dalam buku ini
terkarang semasa pengarang berada dalam
tahanan semenjak aksi militer I tanggal 21 Juli
1947 sampai pembebasan semua tawanan
politik oleh belanda pada akhir tahun 1949. Tapi
meskipun hidup dalam kurungan, Pramoedya
mengalami juga revolusi dari dekat oleh karena
ia pun sebelumnya ikut dengan laskar rakyat
selama mempertahankan Jakarta.
Novel
ini
menceritakan
berbagai
permasalahan sosial realita yang bertemakan
perjuangan.
Pada
cerpen
Kemana???
menceritakan
betapa
ironinya
kehidupan
seorang mantan pejuang yang kehilangan
anggota tubuhnya dalam memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia, yang walaupun setelah
merdeka ia tetap tidak merasa kemerdekaan
karena tekanan belanda yang masih ingin
menjajah kembali Indonesia. Dan pada cerpen
Kemelut, menceritakan betapa egoisnya
saudara sebangsa terhadap sesama yang
bahkan enggan membantu meringankan beban
sesama saudara sebangsanya sendiri. Dan pada
akhirnya ini semua tentang perjuangan, yang
dimana dipengaruhi oleh pihak pihak yang
ingin menjatuhkan dan menjajah kembali
Indonesia.
Ada dua belas cerita pendek Pramoedya
Ananta Toer dalam buku ini. Tentu saja dengan
segenap hal aktual bahkan tidak berlebihan

dikatakan karya mahal dengan kesempurnaan


rangkaian gagasan. Ini pun diungkapkan secara
lugas oleh H. B. Yamin dalam kata - kata
pengantarnya di dalam buku ini. ...Semua ini
jadi buah renungan dan perhatian bagi
Pramoedya, bukan saja sebagai penonton, tapi
juga sebagai orang yang turut mengalami pada
tubuh dan jiwa revolusi dan segala akibatnya.
Buah renungan yang tidak cuma gelembungan,
tapi adalah hidup sendiri, jelas, tajam, disana
sini mengkirikkan bulu roma karena kejamnya,
penuh pertentangan baik dan buruk, jelek dan
bagus,
memperlihatkan
manusia
dalam
kesungguhannya, kepalsuannya, kekuatannya,
kelemahannya, keseluruhannya....
Di dalam melukiskan kebodohan,
kepicikan, dan kelemahan orang orang,
Pramoedya selalu menunjukan rasa kasihan dan
jiwa korsa, meskipun disana sini terasa pula
kepahitan yang membuatnya kadang kadang
menjadi kasar.
Tiap hasil sastra mempunyai tiga macam
analisir: nilai seni, nilai pengetahuan dan nilai
susila. Dalam cerita cerita pendek Pramoedya,
kita dapat menemukan ketiga tiganya dalam
paduan yang wajar.
Tidak berlebihan jika buku ini dengan
sekian kelebihan tidak lepas dari kekurangan.
Buku ini menggunakan perbendaharaan kata
yang cukup rumit, sehingga cukup sulit untuk
dipahami untuk ukuran seorang remaja terutama
yang kurang hobi membaca. Dan apabila begitu,
perlu pemahaman berulang ulang untuk
mendalami dan mengimajinasikan kejadian
peristiwa yang terdapat dalam novel ini.
Akan tetapi, bagi orang yang sudah
terbiasa dengan buku yang perbendaharaan
katanya yang rumit, akan memahami teknik
bercerita Pramoedya yang demikian kuat
membuat pembaca seakan menghadapi sebuah
reportase nyata di masa itu.
Novel ini sangat cocok untuk dibaca bagi
kalangan dewasa yang sangat menyukai cerita
petualangan, drama serta ironi. Karena di dalam
novel ini banyak sekali cerita cerita yang
menggambarkan perjalanan hidup yang pernuh
ironi sehingga terasa nyata dan membuat
pembaca ikut merasakan perasaan yang dialami
tokoh. Dan juga di dalam buku ini terdapat
banyak sekali nilai nilai kehidupan yang bisa
kita pelajari, pahami, dan hayati.

Benny Perdana Nugraha

Anda mungkin juga menyukai