Anda di halaman 1dari 38

Presentasi Bahasa Indonesia

Teks Ulasan

#smpn1wonosari8C
Anggota Kelompok

• Aryan Nurtyas Prastiwi (02)


• Cahyaning Raihan Dhian Sabila (04)
• Febriana Dwi Rahmawati (08)
• Khansa Hanun Afifah (11)
Struktur dan Unsur
KebahasaanTeks Ulasan Cerpen
“Sepenggal Kata Bijak”
Orientasi
Cerpen ini berkisah tentang keengganan gadis bernama Lizda untuk
mengikuti keinginan orangtuanya. Ayah-ibunya menginginkan Lizda agar
kelak dapat menjadi seorang guru agama. Namun karena
ketidaksesuaian antara mimpi dan apa yang harus ia patuhi, jadilah
Lizda hanya setengah hati, terpaksa dalam menjalani hidup. Betapa
tidak? Selama ini ia bermimpi ingin menjadi terkenal seperti artis
idolanya. Tapi nyatanya semua itu jauh. Maka, nilai-nilainya tak pernah
memuaskan.
Tafsiran
Lizda mempunyai sahabat bernama Azizah. Sahabatnya ini
sebenarnya juga mempunyai masalah yang sama dengannya. Azizah
sama sekali tak menginginkan kuliah di tempat yang kemungkinan
besar akan menjauhkannya dari mimpi. Namun sungguh tak
disangka. Seiring waktu berlalu, nyatanya Azizah mampu mengukir
prestasi yang gemilang. Inilah yang pada akhirnya membuat Lizda
sadar, bahwa apa yang tengah ia alami adalah ketentuan dariNya.
Perubahan positif pada diri Azizah membuat Lizda berpikir, bahwa
tidak ada yang lebih baik selain menjalani apa yang ada di depan
mata dengan hati yang ikhlas dan optimis. Bukan malah lari dari apa
yang telah digariskan untuknya.
Cerpen ini mengandung nilai positif untuk kita, bahwa segala
yang baik di mata seseorang, belum tentu baik untuknya. Tuhanlah
yang tahu, mana yang terbaik untuk kita. Maka, kunci untuk meraih
kebahagiaan adalah menerima apa yang terjadi tanpa merasa
terpuruk apalagi menyerah.
Evaluasi
Penulis cukup baik membawakan kisah sederhana ini menjadi
sebuah pelajaran. Gaya tulisannya pun enak dan nyaman untuk dibaca.
Tinggal terus diasah akan menjadi lebih baik nanti. Hanya ada beberapa
koreksi mengenai EYD dari Tim FAM. Kata "shalat" sebaiknya ditulis
"salat". "Menina bobokan" semestinya digabung menjadi
"meninabobokan". "Nafas" yang benar adalah "napas". "Di putar" yang
benar adalah "diputar" (karena merupakan kata kerja pasif). "Kemana-
mana" yang benar "ke mana-mana". "Ketentuan-Nya" dan "oleh-Nya"
yang benar ditulis "ketentuanNya" dan "olehNya".
Pada kata "nraktir" yang bukan merupakan bahasa baku, baiknya
diketik dengan huruf miring. Sementara kata "desaigner" mungkin
maksud penulis adalah "designer" atau "desainer". Sedangkan "orang
tua" yang ada dalam cerpen ini adalah Ayah dan Ibu Lizda, maka yang
tepat penulisannya adalah digabung menjadi "orangtua". Karena makna
dari terpisah dan tergabungnya kata "orang" dan "tua" adalah berbeda.
Rangkuman
Cerpen ‘Sepenggal Kata Bijak” mengandung nilai moral bagi
manusia, bahwa segala yang baik dimata seseorang, belum tentu baik
dihadapan tuhan. Selain itu cerpen ini juga memotivasi kita bahwa untuk
meraih kebahagiaa kita harus menerima apa saja yang terjadi tanpa
merasa terpuruk atau menyerah.
Unsur Kebahasaan
1. Kata sifat sikap
a. Inilah yang pada akhirnya membuat Lizda sadar, bahwa apa yang
tengah ia alami adalah ketentuan dariNya.
b. Perubahan positif pada diri Azizah membuat Lizda berpikir, bahwa
tidak ada yang lebih baik selain menjalani apa yang ada di depan
mata dengan hati yang ikhlas dan optimis.
2. Kata benda
a. Cerpen ini berkisah tentang keengganan gadis bernama Lizda untuk
mengikuti keinginan orangtuanya.
b. Ayah-ibunya menginginkan Lizda agar kelak dapat menjadi seorang
guru agama.
3. Kata kerja
a. Azizah sama sekali tak menginginkan kuliah di tempat yang
kemungkinan besar akan menjauhkannya dari mimpi.
b. Penulis cukup baik membawakan kisah sederhana ini menjadi sebuah
pelajaran.
4. Metafora
a. Namun karena ketidaksesuaian antara mimpi dan apa yang harus ia
patuhi, jadilah Lizda hanya setengah hati, terpaksa dalam menjalani
hidup.
 kata setengah hati bermakna tidak dengan kemauan penuh.
b. Namun sungguh tak disangka. Seiring waktu berlalu, nyatanya Azizah
mampu mengukir prestasi yang gemilang.
5. Kalimat majemuk setara
a. Selain itu cerpen ini juga memotivasi kita bahwa untuk meraih
kebahagiaa kita harus menerima apa saja yang terjadi tanpa merasa
terpuruk atau menyerah.
 pada kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara
pemilihan.
b. Gaya tulisannya pun enak dan nyaman untuk dibaca.
 pada kalimat tersebut merupakan kalimat majemuk setara
pengabungan.
6. Kata rujukan
a. Lizda mempunyai sahabat bernama Azizah. Sahabatnya ini
sebenarnya juga mempunyai masalah yang sama dengannya.
 kata sahabat ini merujuk pada sahabat lizda yang bernama Azizah
Struktur Teks Ulasan Novel
“Perahu Kertas”
Orientasi
Salah satu novel karya Dee yang sangat laris adalah Perahu Kertas.
Novel ini merupakan novel keenam Dee. Setelah sukses memikat hati
para pembaca dengan buku tritologi Supernova-nya, Dee meluncurkan
sebuah novel berjudul Perahu Kertas, yang sempat mati suri selama
sebelas tahun karena dilupakan. Namun, akhirnya, novel ini berhasil
diselesaikan dalam waktu 55 hari berkat kegigihan dan kenekatan
seorang Dee.
Tafsiran
Novel ke enam karya Dewi Lestari atau yang sering dikenal
“dee” ini menurut saya sangat menarik. Dimana novel ini mengulas
tema persahabatan yang serat akan konflik yang menghanyutkan
untuk para pembacanya. Dikemas dengan gaya bahasa yang lugas
dan ringan serta sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang
menjaikan novel ini dapat mudah dimengerti dan dinikmati oleh
pembaca pada berbagai lapisan usia.
Novel ini begitu edukatif dikarenakan kita bisa banyak belajar
dari novel ini. Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam
meraih mimpi-mimpi kita. Selain itu, novel ini juga penuh akan nilai-
nilai positif serta makna kehidupan yang tidak hanya bercerita
tentang remaja pada umumnya, tetapi bercerita tentang dinamika
kehidupan empat orang remaja serta korelasinya dengan lingkungan
internal. Dengan pelukisan latar waktu dan tempat yang sangat
mendetail tetapi tidak berlebihan, menambah daya tarik dari novel
in dan membuat seolah pembaca ikut terlibat di dalamnya.
Sekilas novel Perahu Kertas tampak standar dan biasa-biasa saja
karena bertemakan tentang cinta. Tetapi tidak hanya bererita tentang
cinta namun banyak unsur lain yang mendukung dan kuat dalam novel
ini yang membuat novel ini begitu inspiratif dan edukatif, seperti
tentang mimpi, persahabatan, dan kekeluargaan.
Penggambaran tokoh, latar, dan alur yang begitu kreatif dan jelas
membuat para pembaca novel Perahu Kertas tidak segan-segan untuk
bermain dengan dunia imajinasinya dan membayangkan secara nyata
apa yang terjadi dalam ceritanya.
Evaluasi
Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan
setting tempat sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan
menjadi bingung dalam memahami latar tempat cerita tersebut.
Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi
untuk para pembacanya.
Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton
sehingga timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan
pembaca dalam mendalami novel.
Rangkuman
Dengan mengesampingkan beberapa kekurangan tadi, novel
“Perahu Kertas” benar-benar sangat dibutuhkan bagi remaja karena
novel ini dapat memberikan motivasi untuk semangat dalam meraih
mimpi. Selain itu novel ini didukung dengan cerita tentang mimpi
persahabatan dan kekeluargaan sehingga menjadikan novel ini sangat
inspiratif dan edukatif.
Unsur Kebahasaan Teks Ulasan Novel
“Perahu Kertas”
1. Kata sifat sikap
a. Mulai dari bagaimana kita harus tetap semangat dalam meraih mimpi-
mimpi kita.
b. Novel ke enam karya Dewi Lestari atau yang sering dikenal “dee” ini
menurut saya sangat menarik.
2. Kata benda
a. Salah satu novel karya Dee yang sangat laris adalah Perahu Kertas.
b. Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi
Supernova-nya,.....
3. Kata kerja
a. Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga
timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam
mendalami novel.
b. Selain itu novel ini didukung dengan cerita tentang mimpi
persahabatan dan kekeluargaan sehingga menjadikan novel ini
sangat inspiratif dan edukatif.
4. Metafora
Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi
Supernova-nya, Dee meluncurkan sebuah novel berjudul Perahu Kertas,
yang sempat mati suri selama sebelas tahun karena dilupakan.
a. Memikat hati bermakna menarik hati ; membuat orang tertarik.
b. Mati suri bermakna hampir tidak ada
5. Kalimat majemuk setara
a. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman dan konsentrasi tinggi untuk para
pembacanya.
 pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk setara
pengabungan.
b. Pada beberapa bagian cerita, terdapat cerita yang monoton sehingga
timbul kesan kurang menarik dan timbul kebosanan pembaca dalam
mendalami novel.
 pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk setara
pengabungan.
6. Kalimat majemuk bertingkat
a. Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi
Supernova-nya, Dee meluncurkan sebuah novel berjudul Perahu
Kertas, yang sempat mati suri selama sebelas tahun karena
dilupakan.
 Pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat
majemuk bertingkat perluasan keterangan alat.
b. Dalam novel ini, penggambaran cerita banyak menggunakan
setting tempat sehingga sangat dapat beresiko pembaca akan
menjadi bingung dalam memahami latar tempat cerita tersebut.
 pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk
bertingkat perluasan keterangan pengakibatan
7. Kata rujukan
a. Setelah sukses memikat hati para pembaca dengan buku tritologi
Supernova-nya, Dee meluncurkan sebuah novel berjudul Perahu Kertas,
yang sempat mati suri selama sebelas tahun karena dilupakan. Namun,
akhirnya, novel ini berhasil diselesaikan dalam waktu 55 hari berkat
kegigihan dan kenekatan seorang Dee.
 Kata “novel ini” merujik pada novel perahu kertas
b. Salah satu novel karya Dee yang sangat laris adalah Perahu Kertas.
Novel ini merupakan novel keenam Dee.
 Kata “novel ini merujuk pada kata prahu kertas
Struktur Teks Ulasan Puisi
“Ragaku”
Orientasi
Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. Puisi
ini cukup unik. Pemilihan diksi yang sederhana tidak membuat makna
yang timbul terasa hambar, datar, atau kurang menarik. Namun justru
sebaliknya. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir.
Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi
menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan. Manusia memang
tidak ada apa-apanya. Manusia tidak akan menjadi "kuat", kaya,
pintar, hebat, dan lain sebagainya, apabila Tuhan tak berkehendak
padanya untuk menjadi demikian. Maka, manusia bak debu di tengah
badai. Begitulah manusia.
Tafsiran
Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut
Tuhannya", seolah membisikkan pada hati pembaca, bahwa
kekuasaan Tuhan itu tiada ada batasnya. Lihatlah tubuh manusia.
Berapa banyak yang manusia ketahui tentang tubuhnya sendiri?
Mungkin hanya seujung kuku. Tuhan menciptakan semua itu begitu
luar biasa, mulai dari daging, tulang, organ tubuh, dan lain
sebagainya. Itu hanya pada manusia. Sedangkan makhluk lainnya?
Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu adalah
ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya.
Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat
sombong sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia. Bukankah
manusia itu sangat kecil? Yang boleh sombong hanyalah Tuhan. Namun
sebagian dari manusia berbuat banyak kerusakan, sementara hati tak
sadar tentang siapa diri mereka dan siapa yang menciptakan mereka.
Mereka berpikir seolah bebas berbuat apa saja. Padahal dalam ketidak
sadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat disangkal, seperti napas
yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam tubuh mereka.
Evaluasi
Beberapa koreksi dari Tim FAM. Kata "di isi" seharusnya ditulis
"diisi", tidak terpisah karena merupakan kata kerja pasif. "Tau" yang
benar adalah "tahu". "Takkan" semestinya tertulis "tak 'kan"
(perhatikan spasi dan tanda apostrof). Sedangkan "pada-Nya" dan
"nama-Mu", yang benar ditulis "padaNya" dan "namaMu".
Rangkuman
Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak
boleh sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia,
melainkan yang boleh sombong hanyalah tuhan. Selain itu, didalam
puisi ini mengandung makna bahwa kita harus bersyukur atas apa saja
yang diberikan tuhan kepada kita. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan
keagungan tuhan.
Unsur Kebahasaan Teks Ulasan Puisi “Ragaku”
1. Kata sifat sikap
a. Melalui puisi ini, penulis juga ingin menyampaikan bahwa sifat sombong
sungguh tidaklah pantas bagi seorang manusia.
b. Penulis dengan cerdas mengambil sesuatu yang beda demi
menyampaikan pesan tentang keagungan Tuhan.
2. Kata benda
a. Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana.

3. Kata kerja
a. Jadi, puisi ini menyampaikan pesan keagungan tuhan.
b. Selain itu, didalam puisi ini mengandung makna bahwa kita harus
bersyukur atas apa saja yang diberikan tuhan kepada kita.
4. Metafora
a. Maka, manusia bak debu di tengah badai.
 Kata “Bak debu di tengah badai” bermakna bahwa manusia itu tidak
berdaya.
b. Puisi ini seperti sebuah sumur di tengah padang pasir.
 Kata “sebuah sumur di tengah padang pasir” bermakna puisi ini
sederhana namun membidik dan menarik untuk disimak.
5. Kalimat majemuk setara
a. Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh
sombong, karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan
yang boleh sombong hanyalah tuhan.
 Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat majemuk setara sebab
akibat. Alasannya karena kalimat yang bercetak tebal menyatakan
sebab dan kalimat yang bergaris bawah menyatakan akibat
b. Padahal dalam ketidaksadaran macam itu, kekuasaan Tuhan tak dapat
disangkal, seperti napas yang mereka hirup dan darah yang mengalir dalam
tubuh mereka.
 Pada kalimat tersebut menyatakan kalimat setara pengabungan yaitu dengan
kata hubung dan
6. Kalimat majemuk bertingkat
a. Pada baris yang berbunyi "elektronku setiap waktu menyebut Tuhannya", seolah
membisikkan pada hati pembaca, bahwa kekuasaan Tuhan itu tiada ada
batasnya.
 Pada kalimat tersebut merupakan contoh kalimat majemuk bertingkat
perluasan keterangan penjelasan.
b. Dalam puisi “Ragaku” penulis menyampaikan bahwa kita tidak boleh sombong,
karena sifat sombong tidak pantas bagi manusia, melainkan yang boleh sombong
hanyalah tuhan.
 Pada kalimat tersebut merupakan Contoh kalimat majemuk bertingkat
perluasan keterangan penjelasan
7. Kata rujukan
a. Ada berapa jenis makhluk hidup di muka bumi ini? Semua itu
adalah ciptaan Tuhan, bukti kekuasaanNya.
 Kata “semua itu” merujuk pada kata makhluk hidup di muka bumi
ini.
b. Puisi “Ragaku” merupakan salah satu puisi karya Tri Oktiana. Puisi ini
cukup unik.
 Kata “puisi ini” merujuk pada kata puisi ragaku
Sekian dan Terima Kasih

Oleh : Khansa Hanun Afifah


Siswa Kelas VIIIC SMPN 1 Wonosari
9 April 2015

Anda mungkin juga menyukai