Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BAHASA INDONESIA

Membuat Resensi Berdasarkan Novel yang Dibaca

Disusun oleh:
Alfa Rino Svedrilio ( 0052932949 )

Kelas : XI MIPA 5
Guru Bahasa Indonesia : Repita, S.Pd

SMA NEGERI 2 LUBUK BASUNG


2022 M / 1443 H
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, puji syukur atas limpahan rahmat Allah yang selalu
menyertai kita semua sehingga masih bisa beraktivitas sampai hari ini. Dan berkat itu kami dapat
menyusun makalah ini sebagai salah satu aspek penilaian dalam tugas akhir dalam pelajaran
Bahasa Indonesia.
Adapun dalam makalah ini kami sepenuhnya tidak bisa menetapkan ini adalah sempurna,
karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah ada pada-Nya. Untuk itu kami sebagai penulis
mohon maaf atas segala kekurangan yang mungkin didapati para pembaca saat mengamati
makalah ini. Terutama pada guru pembimbing yang senantiasa menemani kami dalam
mengembangkan makalah ini dari awal sampai akhir.

. Aamiin.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Sekian.
Wassalam.

Penulis
Maninjau, 02 Juni 2022
Mengambil Hikmah dari Novel:
Rembulan Tenggelam di Wajahmu

A. Identitas Buku

Judul Buku : Rembulan Tenggelam di Wajahmu


Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Terbit : Jakarta, 2009
Tebal Buku : 425 halaman
Cetakan : Cet. XXXVIII, Mei 2019

B. Resensi Buku

1. Data Penulis
Darwis atau yang lebih dikenal dengan nama pena Tere Liye, merupakan salah satu
nama seorang penulis terkenal tanah air dengan karyanya yang disukai banyak kalangan.
Diantaranya, dwi logi “Pulang” dan “Pergi”, sekuel “Bumi” yang saat ini telah memasuki
buku ke-12 yaitu “Bibi Gill”.
Beberapa karyanya yang pernah diadaptasi ke layar lebar yaitu Hafalan Shalat Delisa,
Bidadari Bidadari Surga, Moga Bunda Disayang Allah, dan yang kita bahas saat ini Rembulan
Tenggelam di Wajahmu.

2. Sinopsis

Di bawah ini, adalah kutipan dari halaman pembuka yang ada dalam novel berjudul
“Rembulan Tenggelam di Wajahmu”. Salah satu novel best seller karya Tere Liye. Saking
best seller-nya, buku yang penulis dapatkan adalah cetakan ke-38. Dari informasi yang
penulis ketahui, novel ini telah diangkat ke layar lebar tepat tujuh bulan setelah perilisan
cetakan
ke-38, yaitu pada 12 Desember 2019. Disutradarai oleh Daniel Rifki, sutradara yang sama
dengan film terkenal, Dilan 1990.
“ Puteri, sekarang Jakarta gerimis.
Cepat sekali berubah. Kayak hati.
Semoga pengertian, mau saling mengalah, saling
menghargai, saling menjaga, komunikasi yang baik, dan
tentu saja yang paling penting pemahaman agama yang baik
menyertai rasa sayang. Biar abadi sayangnya.
Tidak seperti cuaca.”

Jakarta, 6 Januari 2009

Keahlian seorang Tere Liye dalam membuat judul buku yang selalu bisa membuat
terkecoh para pembaca, kembali ia gunakan dalam novelnya kali ini. Yang awalnya penulis
kira akan menjadi novel romansa, ternyata memang romansa tapi dalam makna dan artian
yang lebih dalam. Novel ini berkisahkan tentang setiap manusia yang memiliki lima
pertanyaan besar dalam kehidupan mereka. Yang kemudian masing-masing mereka akan
mendapat jawaban atas pertanyaan tersebut dengan cara yang berbeda-beda.
Beruntuungnya Ray ( tokoh utama ) yang mendapat jawaban atas pertanyaan
tersebut lewat mimpi yang ia alami ketika ia dalam kondisi koma di rumah sakit.
Cerita diawali dengan Rinai seorang gadis enam tahun, yang menangisi dirinya dan
juga mempertanyakan tentang mengapa dirinya berada di kehidupan seperti ini.
Dibesarkan di panti asuhan, tanpa mengetahui siapa Ayah dan Ibundanya.
Sama halnya dengan Ray, seorang anak yang dibesarkan di panti. Ray- yang
seharusnya, dia menikmati masa kanak-kanaknya dengan kebahagiaan dalam pelukan
orang tuanya. Namun kali ini tidak, dia hidup dalam Panti Asuhan yang sangat
menyedihkan, hingga ia menyebut penjaga panti sebagai orang yang sok suci. Menyuruh
anak-anak untuk mengamen, berkerja, yang uangnya disetorkan kepada penjaga panti
untuk berhaji. Merasa tidak betah, Ray memutuskan kabur dari panti asuhan tersebut, dan
hidup menjadi seorang penjudi.
Di saat itulah, dia menjalani kehidupan yang berbeda. Karena selalu menang, ia
dikeroyok oleh preman-preman dan dilarikan di rumah sakit. Setelah keluar dari rumah
sakit, Ray tinggal di Ibukota, dan menemukan keluarga baru disana. Ray menemukan
kehidupannya yang baru disini. Ia menjalani tiga tahun kehidupan yang membahagiakan,
hingga ia terpaksa kemudian pergi dari sana, setelah tiga tahun lamanya.
Setelah pergi, Ray menjadi pengamen jalanan dan bertemu dengan Plee. Siapa
sangka, Plee merencanakan pencurian bersama Ray. Namun, mereka ketahuan, ia
menyembunyikan Ray –yang telah membunuh dua orang- dan akhirnya mengakui kepada
kepolisian bahwa dirinya lah yang melakukan semuanya. Plee dieksekusi, Ray hidup
bebas. Kali ini hidup berhasil merubahnya lagi.
Ray kembali ke kota asalnya, dan menjadi mandor. Di kota asalnya, ia bertemu
dengan istrinya. Hidupnya jauh lebih indah. Mendapat promosi jabatan, menikah,
mempunyai toko puding pisang. Namun kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Tuhan
mengambil istrinya, sekaligus anaknya. Ray mengutuk langit. Merasa tidak adil dengan
semua ini.
Setelah semuanya, Ray kembali ke ibukota. Meski sempat ditipu, dia bangkit lagi.
Imperium bisnisnya menggurita, pemilik gedung tertinggi, mengeliminasi musuh-musuh
bisnisnya satu persatu. Setelah mendapatkan semuanya, hatinya merasa hampa. Di
penghujung hidupnya, Ray menjalani kehidupan sakit-sakitan selama enam tahun lamanya.
Di penghujung umurnya pula, ia mendapat jawaban atas seluruh pertanyaan dalam
hidupnya.

3. Kelebihan
Novel ini sarat akan pesan moral kehidupan. Tere Liye melalui kehebatannya
menulis ulang adegan penuh kesedihan dan penderitaan, dan disisipkannya jawaban atas
pertanyaan besar dalam hidup, dengan cara yang sederhana. Sebenarnya, ada banyak sekali
pesan moral yang didapatkan dari novel ini. Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu ini
memberikan pemahaman tentang keikhlasan, kesederhanaan. Tere Liye juga menjelaskan,
bahwa setiap kejadian ada hikmahnya, setiap kehidupan itu adil, dan apa yang kita lakukan
berdampak pada orang lain. Bersiaplah, membaca novel ini kalian akan tenggelam dalam
kehidupan Ray, dan semoga kalian mendapat amanat yang diampaikan di buku ini!

4. Kekurangan
Saat membaca ini, terkadang saya sendiri tidak terlau paham dengan kalimatnya.
Namun secara konseptual novel ini bisa dipahami dengan mudah. Banyak juga yang menurut
saya, disampaikan secara tersirat, yang membuat pembaca harus mencerna isi cerita terlebih
dahulu.
Selain itu, alur maju mundur yang kadang masih sulit dipahami, karena cerita ini
terbilang cerita yang berat jika kita tidak membacanya dengan kurang cermat.

Anda mungkin juga menyukai