Anda di halaman 1dari 7

RESENSI NOVEL “ Marmut Merah Jambu “

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Marmut
Merah Jambu” ini dengan baik tanpa halangan.

Laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menghibur sang pembaca. Oleh karena itu kami
mengharap segala kritik dan saran, kami mohon maaf setulus-tulusnya atas kesalahan maupun
kekurangan dalam menyusun laporan ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................ i

Daftar Isi..................................................................................................... ii

A. Identitas Novel .................................................................................. 1

B. Sinopsis.............................................................................................. 2

C. Unsur Intrinsik ................................................................................... 4

D. Unsur Ekstrinsik ................................................................................ 4

E. Ulasan .............................................................................................. 5

Daftar Pustaka............................................................................................ 7

A. Identitas Novel

 Judul : Marmut Merah Jambu

 Penulis : Raditya Dika

 Penerbit : Bukuné

 Kota Terbit : Jakarta

 Tahun Terbit : 2010

 Cetakan ke- :V

 Deskripsi Fisik : vi + 222 hlm; 13 x 20cm.

 ISBN : 602-8066-64-8

 Tebal Buku : 222 halaman 13×20 cm


B. Sinopsis

Cerita ini berawal saat Dika bercerita tentang pertemuannya dengan seorang cewek yang pernah
ditaksirnya pada masa SMA, namanya Ina. Setelah sebelumnya sukses mengajak jalan cewek ini
(diceritakan di bab Pertemuan Pertama dengan Ina Mangunkusumo), kebiasaan itu terus berlanjut tanpa
ada kesan – kesan berarti bagi Ina. Mereka pun berpisah karena Dika harus kuliah di Adelaide. Sampai
kemudian mereka bertemu kembali. Pada pertemuan mereka kemudian, Ina sudah bekerja di sebuah
Event Organizer dan Dika telah menjadi penulis. Mereka melakukan pertemuan seperti dahulu.

Di kesempatan itu, Ina curhat dengan Dika tentang Anto, cowok yang selalu diceritakan Ina ke Dika pada
masa SMA dulu dan Ina ternyata masih menyimpan perasaan kepada Anto. Sampai akhirnya Anto bilang
ke Ina kalau dia sudah punya pacar, saat itu Ina mulai sadar akan keberadaanya.

Sebenernya di pertemuan ini Dika ingin memberi tau Ina kalau dia lagi membuat buku baru, yaitu
Marmut Merah Jambu yang akan ada bab tentang perasaan cintanya tak terbalas pada Ina yang nggak
pernah tau. Saat itu, Dika dibilang berada dalam keadaan bingung untuk mengambil keputusan
bagaimana caranya untuk memberi tau Ina.

Akhirnya Dika mangatakannya juga pada Ina. Tapi sebelum selesai bercerita…

‘…Di salah satu bab buku ini ada cerita tentang cewek yang gak pernah bisa gue dapetin.’

Ina menaikkan alisnya, mulutnya kebuka setengah, lalu dia ketawa sekenceng – kencengnya,
‘HAHAHAHAH! Cinta tak terbalas? Serius? Lo ngapain peke nulis gituan segala sih?’

Muka Ina berubah jadi merah. Seolah – olah dia baru diceburkan ke dalam kuali. Sedangkan muka gue
juga berubah jadi merah. Solah – olah gue ikutan nyebur dalam kuali, belepotan minta tolong.

“Bukan sama gue kan? Hahahahahah!” Ina ngomong ngasal.

“Eeeeeeerrr yah bukan, masa sama elo, bukan, iya lah bukan, hahahahah bukan hahahahah, gak
segitunya, ge’er lo!” gue mulai meracau. Kampret……

Ina menghela napasnya. Dia berkata, ‘Lo tau gak sih. Menurut gue pemikiran yang bilang, “kita hanya
bisa sempurna jika ketemu dengan soulmate kita” itu pemikiran yang jahat banget.’

‘Maksudnya?’

‘Gini lho,’ kata Ina. Sekarang dia melihat ke mata gue tajam. ‘Kenapa kita baru bisa dibilang komplit
dengan kehadiran orang lain itu? Kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang, atau…atau hobi, baru
kita dibilang komplit? Kenapa harus dihubungkan dengan orang lain? Kenapa kesempurnaan hidup kita,
sebagai manusia, harus ditandai bahwa kita udah bisa ketemu dengan soulmate kita?’
Bener juga sih… Bagaimana dengan para jomblo abadi, yang mungkin mati sendirian? Bagaimana dengan
orang yang memilih untuk tidak pernah mencintai orang lain? Atau, ini yang paling parah: bagaimana
dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?

Unrequited love (cinta tak terbalas), adalah hal yang paling bisa bikin kita ngis tanah. Untuk tau kalau
cinta kita tak terbalas, rasanya seperti bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkan orang tersebut.
Rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak sempurna, atau setidaknya tidak cukup sempurna
untuk orang tersebut.

Cerita berakhir dengan memberikan kita sesuatu momen perenungan yang intinya tentang keberadaan
seseorang yang takkan bisa kita lupakan sepenuhnya. Orang yang, (mengutip Charlie Brown yang sangat
suka selai kacang dari komik Peanuts) menghilangkan rasa selai kacang Dari lidah kita. Buat Dika, Ina
adalah orang yang menghilangkan rasa selai kacang di lidahnya.

Yang awalnya Dika ingin membocorkan rahasia isi bukunya, pada pertemuan itu pula Dika mengurungkan
niatnya sampai akhirnya buku ini terbit. Itulah hal ter-manis yang Dika lakukan.

C. Unsur Instrinsik

1) Tema : Sosial-Pengalaman pribadi

2) Alur : Maju

3) Penokohan : -Dika : Dungu, jenaka, terlihat culun, pandai memecahkan kasus.

-Ina : Populer, baik, gengsian

-Mama : Panikan, sayang anak-anaknya

-Edgar : Tidak mau rugi

-Grup detektif : Konyol, hebat

-Ara : Baik, sahabat sejati

4) Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama

5) Latar :

 Tempat : Dalam cerpen ini juga menggunakan latar tempat, lebih tepatnya daerah
Jakarta Selatan sering dituliskan di novel ini seperti Kemang, Pondok Indah Mall,
McD, dan lain sebagainya, dikarenakan tempat tinggal Radith yang berada di Jakarta
Selatan tepatnya di Cikatomas, Kebayoran. Walaupun tempat tinggal Radit memang
tidak disebutkan dalam cerpen ini.

 Waktu : Berhari-hari

 Suasana : Lebih menggambarkan suasana hati Dika yang kadang senang kadang
juga miris.

D. Unsur Ekstrinsik

1. Nilai-nilai : Nilai sosial tentang percintaan remaja

2. Bahasa : Bahasa sehari-hari (bahasa remaja)

3. Gaya Cerita : Diceritakan secara jenaka

E. Ulasan

a. Kepengarangan :

Raditya Dika adalah seorang penulis yang telah terkenal dengan buku – bukunya yang bertema
komedi. Mahasiswa lulusan Adelaide University ini meluncurkan buku kelimanya yang berjudul Marmut
Merah Jambu.Proses pembuatan buku yang berjudul Marmut Merah Jambu menghabiskan waktu
hampir dua tahun. Buku Marmut Merah Jambu menceritakan kisah percintaan dan pengalaman di
kehidupan Raditya Dika.

b. Kelebihan :

 Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan itu mudah dipahami.

 Alurnya mudah dimengerti.

 Buku Marmut Merah Jambu memberikan kesenangan bagi pembacanya, karena buku ini adalah
buku komedi.

 Jika terdapat kata-kata sulit,penulis menjelskan di bagian catatan kaki buku.

 - Isi buku sangat sesuai dengan kehidupan remaja pasa saat ini,sehingga membuat
remaja(pembaca) tidak bosan dan mendapatkan banyak pelajaran dari buku tersebut.
c. Kekurangan :

 Adanya kalimat yang sumbang dalam beberapa bab.

 Adanya paragraf yang tidak selesai, sehingga baru bisa di pahami setelah membaca beberapa
kali.

 Tidak ada koherensi antar bab

 Banyak sekali permasalahan yang muncul

d. Perbandingan :

Setelah sukses dengan buku-buku sebelumnya yaitu Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus
Makankaskus dan Babi Ngesot. Yang paling terkenal adalah buku pertamanya yang berjudul Kambing
Jantan yang telah dikomikkan dan difilmkan, pada tanggal 1 Juni 2010 Dika meluncurkan buku kelima-nya
yang berjudul Marmut Merah Jambu. Marmut Merah Jambu adalah kumpulan tulisan komedi Raditya
Dika yang dikemas dalam bentuk novel. Sebagian besar dari tiga belas tulisan ngawur di dalamnya adalah
pengalaman dan observasi Dika dalam menjalani hal paling absurd (konyol) di dunia : Jatuh Cinta. Secara
garis besar, buku ini adalah tentang pengalaman soal percintaan dan bagaimana memahami apa itu cinta
melalui introspeksi ke dalam pengalaman-pengalaman Raditya Dika sendiri yang tertuang dalam cerita
ini. Dilihat dari segi isi buku ini memuat tiga belas bab yang mengulasnya.

e. Hal hal yang menarik :

Buku ini menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami oleh para pembacanya. Selain itu buku
ini juga ringan untuk dibaca, karena memang buku ini disisipi dengan hal-hal yang membuat pembacanya
tertawa. Cerita yang ditulis berdasarkan cerita pengalaman hidup si penulis sendiri, jadi real dan lucu.
Cover buku ini pun juga cukup menarik dengan warna yang cerah dibumbui warna pink karena memang
judul buku ini adalah Marmut Merah Jambu.

f. Ringkasan :

Film yang diangkat dari novel yang berjudul sama bercerita tentang Dika (Raditya Dika) yang datang ke
rumah Ina (Anjani Dina) seorang gadis yang merupakan cinta pertamanya sewaktu SMA. Disaat itu Dika
juga membawa seribu origami burung bangau di tangan kanannya, dan undangan pernikahan Ina di
tangan kirinya. Namun ironisnya, hari esok adalah hari penikahan Ina. Kedatangan Dika tidak diterima
dengan baik oleh Bapak Ina (Tio Pakusadewo) yang curiga kedatangan Dika hanya untuk kasus cinta lama
yang belum selesai dan berpikir bahwa Dika ingin menggagalkan pernikahan Ina.
Dika pun menceritakan tujuan kedatangannya yang sebenarnya. Kemudian kita flash back dulu melihat
bagaimana masa lalu Dika (Christoffer Nelwan), dia berteman akrab dengan Bertus (Julian Liberty). Pada
masa ini, Dika SMA jatuh cinta diam-diam kepada Ina. Baik Dika dan Bertus sama-sama sadar, untuk
mendapatkan cewek di sekolah, mereka harus populer. Untuk itu Dika dan Bertus membuat grup detektif
bersama Cindy (Sonya Pandarmawan). Mereka menyelesaikan kasus-kasus absurd yang terjadi di
sekolahnya.

Semakin banyak kasus yang terselesaikan, semakin dekat Dika dengan tujuan akhirnya yaitu jadian
dengan Ina. Di masa sekarang, seiring dengan Dika bercerita, seiring itu pula dia sadar ada sesuatu hal
yang belum selesai dari masa lalunya. Selain itu pula dia bertanya 'benarkah cinta pertama tidak akan
kemana-mana?'

g. Kesimpulan :

Buku ini sangat cocok untuk anak remaja yang haus akan bacaan yang mengandung unsur komedi,
karena sebagian besar buku ini merupakan lelucon. Selain itu buku ini juga menceritakan kisah cinta sang
penulis dan itu bisa membuat pembaca menjadi tertarik dengan buku ini. Bahasa yang digunakan mudah
dipahami karena menggunakan bahasa sehari-hari, harganya juga tidak terlalu tinggi serta alur yang
digunakan juga mudah dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Raditya Dika. 2010. Marmut Merah Jambu. Jakarta: Bukune

Anda mungkin juga menyukai