Anda di halaman 1dari 6

RESENSI NOVEL

Judul Buku : Marmut Merah Jambu

Pengarang : Raditya Dika

Genre buku : Nonfiksi Komedi

Penerbit : Bukune

Tempat Terbit : Jakarta

Tanggal Terbit: 1 Juni 2010

Tebal Buku : 222 Halaman

Ukuran Buku : 13×20 cm

Harga Buku : Rp. 39.000,00.

1. SINOPSIS

“... Momennya lagi pas banget, pikir gue. Seperti yang Ara tadi anjurkan
lewat telepon, ini adalah saatnya gue bilang ke Ina kalau gue sangat
menikmati malam ini.

‘Tau gak sih, Na,’ kata gue sambil menyetir, memberanikan diri untuk
bicara. ‘Gue seneng banget hari ini.’

‘Seneng kenapa?’ tanya Ina.

‘Seneng, soalnya,’ kata gue, berhenti bicara sebentar dan menengok ke kiri
untuk melihat muka Ina. Gue masang muka sok ganteng. Gue natap
mukanya dengan jelas, memasang mata nanar, berkata dengan sungguh-
sungguh, ‘Seneng... soalnya... hari ini akhirnya... gue bisa pergi sama-

‘AWAS!!!!’ jerit Ina memecahkan suasana.


BRAK! Mobil gue naik ke atas trotoar. Mobil masih melaju kencang, dan
di depan ada pohon gede. Ina ngejerit, ‘Itu pohon! ITU ADA POHON,
GOBLOK!’

‘AAAAAAAAHHHH!’ jerit gue, kayak cewek disetrum. Lalu gue ngerem


dengan kencang. Ina teriak lepas. Suasana chaos.

Marmut Merah Jambu adalah kumpulan tulisan komedi Raditya Dika.


Sebagian besar dari tiga belas tulisan ngawur di dalamnya adalah
pengalaman dan observasi Raditya dalam menjalani hal paling absurd di
dunia: jatuh cinta.”

Raditya Dika, seorang penulis, blogger, sutradara, sekaligus youtuber yang


sedang naik daun saat ini memang telah lama dikenal dengan buku – bukunya
yang sukses mengocok perut pembaca. Selain bertema komedi, buku ciptaan
Raditya Dika juga memiliki ciri khas tersendiri yaitu pada pemilihan judul.
Dimana hampir setiap judul bukunya mengandung tema binatang, seperti
Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankaskus, dan Babi Ngesot.
Dan yang akan saya resensi disini adalah buku kelima Raditya yang berjudul
“Marmut Merah Jambu”.

Seperti yang di kutip pada sinopsis buku ini:

“Marmut Merah Jambu adalah kumpulan tulisan komedi Dika.


Sebagian besar dari tiga belas tulisan ngawur di dalamnya adalah pengalaman
dan observasi Dika dalam menjalani hal paling absurd (konyol) di dunia:
Jatuh Cinta.”

Secara garis besar, buku ini berisi kumpulan kisah cinta sederhana yang
pada kenyataannya sering kita alami. Melalui buku ini, Raditya Dika hendak
menjelaskan kepada kita tentang bagaimana memahami apa itu cinta melalui
introspeksi ke dalam pengalaman – pengalaman Raditya Dika sendiri dan tentu
saja dengan khas gaya komedinya yang lebih manis dan halus berbeda dengan
buku sebelumnya.

Pada buku yang kelima ini, Dika telah mencoba memperbaiki kebiasaanya
dalam menggunakan kata – kata yang cenderung terlalu frontal, karena sebagian
besar peminatnya adalah anak remaja. Jadi, penggunaan kata dalam buku ini lebih
halus, tanpa menghilangkan ciri khasnya Dika yaitu lelucon – lelucon  yang bisa
mengocok perut pembaca.

Buku Marmut Merah Jambu ini ditulis dengan bahasa sehari – hari Dika
atau bahasa khas gaul anak Jakarta. Disini kemampuan Dika meramu kata – kata
yang tak biasa dan menjadikannya humor telah jauh berkembang. Buku ini seperti
ditulis dengan pertimbangan yang lama dan panjang untuk setiap kata – kata dan
kalimat – kalimatnya. Dan yang paling luar biasa dari karya Dika adalah kata –
kata kontemplatif yang ditulisnya disetiap bab. Dengan sukses membuat perasaan
pembaca menjadi bercampur aduk, dalam buku ini Dika membedahnya cukup
baik dengan menembak dengan mengena pada bagian – bagian tertentu yang bisa
membuat pembaca termenung sejenak, mengingat hidup mereka, kemudian bisa
jadi berakhir dengan senyuman bahagia atau senyuman yang tak bisa
digambarkan dengan kata – kata, tertawa terbahak – bahak samapai teriris miris.

Pada buku kelimanya ini, penyampaian cerita Dika cenderung lebih


dewasa dan cukup serius pada beberapa partnya. Hal tersebut dapat kita lihat pada
bab pertama buku, yang diberi judul Orang yang Jatuh Cinta Diam – Diam. Dika
banyak menggunakan kutipan – kutipan yang menarik dari beberapa komik. Salah
satunya kutipan dari komik Peanuts, ketika tokoh Charlie Brown yang sangat suka
selai kacang jatuh cinta terhadap seseorang dan cintanya tak terbalas. Inilah kata
– kata Charlie Brown yang dikutip Dika “Nothing takes the flavor out of peanut
butter quite like unrequited love”, yang artinya “Tidak ada hal apapun yang dapat
menghilangkan rasa selai kacang sama seperti cinta yang tak terbalaskan”.

Dilihat dari fisiknya, buku ini lebih tebal, dan lebih berbobot. Cover
depannya memiliki warna yang lebih terang dan cerah. Kertas yang digunakan
juga mempunyai kualitas yang bagus. Terdapat pula pembatas buku yang pada
cetakan pertama berbentuk kaos dan cetakan kedua berbentuk marmut.

Setiap buku tentu mempunyai kekurangan dan kelebihan. Tak terkecuali


buku ini. Sayang sekali, ada beberapa kalimat yang tidak lengkap atau hilang pada
beberapa bab yang mungkin akibat kesalahan pada bagian editing. Contohnya
pada bab Pertemuan Pertama dengan Ina Mangunkusumo, ada paragraph yang
tidak selesai, sehingga membuat pembaca agak bingung dengan missing scene ini.

Jenis humor yang berbeda dari Dika ketimbang di buku sebelumnya juga
mempengaruhi pembaca. Karena humor yang ada di sini bisa dikatakan lebih
halus. Sulit sebenarnya mengatakan apa itu kelebihan atau kekurangan, karena itu
sebenarnya masalah selera pembaca. Sebagian pembaca ada yang mengatakan
bahwa Marmut Merah Jambu lebih lucu, tapi ada juga yang mengatakan kurang.
Tapi menurut saya, sejauh ini buku yang di tulis Dika tetap memberikan hal yang
bagus dan menarik. Dan yang terpenting, buku ini layak dibaca oleh semua umur.
Jika ada pembaca di bawah umur wajib didampingi orang tua.
RESENSI BUKU ILMU PENGETAHUAN

Judul Buku : STOP KANKER

Penulis : Tim CancerHelps

Penyunting : Yunita Indah

Penerbit : AgroMedia Pustaka

Tempat Terbit : Jagakarsa

Cetakan : Pertama, 2010

Tebal Buku : VIII + 204 Hal

ISBN : 979-006-323-7

Buku Stop Kanker ini ditulis khusus untuk kita, para masyarakat awam
agar lebih mengetahui apa itu kanker dan cara pencegahannya. Kanker merupakan
suatu penyakit kompleks yang berasal dari tidak normalnya sel – sel jaringan
tubuh yang pada akhirnya bermutasi menjadi sel kanker. Dibutuhkan kemauan
yang kuat, bijaksana, dan disiplin yang tinggi untuk dapat menaklukkan kanker itu
sendiri.
Dalam buku ini, telah dikupas tuntas tentang cara - cara atau strategi untuk
menang melawan kanker. Selain itu juga dibahas hal mengenai perkembangan
terbaru pengobatan kanker sesuai jenis dan stadium kanker. Dan yang paling
penting adalah adanya pembahasan tentang cara mengelola stress yang
ditimbulkan oleh kanker.
Seperti yang ada pada bab Tip Mengatasi Stress, salah satu tip yang
menurut saya paling efektif adalah "Dekatkan diri Anda kepada Tuhan. Di
situlah kekuatan yang dapat memberikan rasa damai, tenang, dan kesembuhan
yang sesungguhnya.”. Sebab jika kita jauh dari Tuhan, maka cobaan sekecil
apapun tidak akan bisa kita lalui.
Hal yang membuat buku ini menarik yaitu terletak pada unsur
kebahasaannya. Selain menggunakan bahasa baku dan sesuai dengan EYD, buku
ini juga menggunakan kalimat – kalimat persuasif yang mampu meyakinkan
pembaca. Jika dilihat dari sisi visualisasi pada setiap bab, buku ini dapat dikatakan
sangat lengkap. Karena pada setiap penjelasan, pasti terdapat ilustrasi gambar
yang mendukung penjelasan itu sendiri.
Dibalik banyaknya kelebihan yang ada pada buku ini, terdapat satu
kelemahan yang cukup fatal. Seperti cover yang kurang menarik. Cover yang
kurang menarik tentunya juga akan membuat pembeli berpikir beberapa kali
dahulu sebelum membeli.
Tetapi jika ditinjau dari keseluruhannya, buku ini sangatlah bermanfaat
dan layak untuk dibaca. Selain memberikan informasi lengkap tentang kanker,
terdapat tips healing yang bisa diterapkan bagi semua orang, bukan hanya
penderita kanker saja.

Anda mungkin juga menyukai