Anda di halaman 1dari 8

Nama : Pingki Siska Wardani

Kelas : XI MIPA 5
Absen : 28

RESENSI BUKU BAHASA INDONESIA


 Resensi novel “Sebuah Usaha Melupakanmu” Boy Chandra.

A. Identitas Buku
Judul buku : Sebuah Usaha Melupakanmu
Penulis : Boy Chandra
Penerbit : Mediakita
Kota Terbit : Jakarta Selatan
Tahun Terbit : 2016
Genre : Romance
Ketebalan buku : 13 x 19 cm
Jumlah Halaman : 305

B. Sinopsis
Buku ini bercerita tentang “Aku” yang sangat mencintai pasangannya, dia
awalnya memuji dan mengelukan pasangannya dengan kata-kata manis, pujian,
dan cinta, meski mereka berhubungan jarak jauh. Hubungan mereka manis,
penuh janji dan harapan. Namun, ketika si “aku” dihianati oleh pasangannya
akibat kehadiran orang ketiga, dia beralih menjadi pembenci, dan berkata kasar.
“aku” yang tadinya sangat romantis, manis, penuh kata-kata pujian tentang
bagaimana bahagianya dia menemukan pasangannya, beralih mengeluarkan kata-
kata yang kasar, seperti “Kau bukan
iklan tengah
orang yang layak diperjuangkan sepenuh hati” atau “Waktu akan mengutukmu,
hingga tak ada satu hal pun yang menjadi bahagia yang bersedia mengetuk
dadamu”. 

Buku ini bercerita bagaimana si “aku” berjuang menyembuhkan luka akibat


perpisahan tersebut hingga ahirnya si “aku” tersebut dapat menyembuhkan luka
dengan jatuh cinta kembali, menemukan cinta yang baru.

C. Unsur Intrinsik
1. Tema
Romansa Cinta

2. Tokoh dan Penokohan


a) Aku (tokoh utama)
Pekerja Keras, sabar dan tidak mudah menyerah
b) Kamu (lawan dari tokoh pertama)
Cerewet, pekrja keras, dan mudah terpengaruh oleh orang lain.

3. Latar
a) Waktu
1) Desember “awal cinta bulan desember.” (Halaman 221)
2) Sore “Sore itu debar dadaku tak menentu.” (Halaman 113)
3) Pagi “Larut berganti menjadi pagi” (Halaman 59)

b) Tempat
1) Guvera “Aku menghabiskan hari-hariku di Guvera” (halaman 203)
2) Pinggir pantai “Menikmati senja dipinggir pantai” (halaman 183)

c) Suasana
1) Cemas “Aku merasa cemas tetapi tidak tahu apa yang sedang
kucemaskan” (halaman 113)
2) Ketakutan “Tiba-tiba dihantui ketakutan akan kehilangan kamu yang
berlebihan (halaman 51)

4. Alur
Alur yang digunakan novel ini awalnya adalah alur maju tetapi dalam
pertengahan menggunakan alur campuran.

5. Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama, karena
menggunakan kata ganti “aku” dan dalam cerita ini si “aku” adalah tokoh
utama dalam cerita novel ini.

6. Gaya Bahasa
Personifikasi “Barangkali yang paling membunuh dua orang yang menjalani
hubungan jarak jauh adalah rasa curiga.” (halaman 31)

7. Amanat
a) Sesuatu yang bukan milikmu, sekeras apapun dipaksakan, tetap saja
tidak akan menjadi milikmu.
b) Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan dengan kesedihan
berkepanjangan.

D. Unsur Ekstrinsik
1. Biografi Pengarang
Boy Chandra lahir 21 November 1989 besar di Sumatera Barat. Pernah
kuliah di jurusan Administrasi Pendidikan, Unibersitas Negeri Padang.
Aktif di organisasi komunikasi dan radio di kampus (UKKPK UNP).
Menulis rutin di blog rasalelaki.com. Aktif menulis sejak tahun 2011 selain
ingin terus menulis novel dan buku fiksi lainnya, juga punya cita-cita
menerbitkan buku puisi.

2. Kondisi dan Situasi


Melalui novel tersebut, Boy Chandra (penulis novel) ingin
menyampaikan sebuah pengalaman kehidupan. Hidup adalah perjalanan
panjang. Langkah-langkah yang kamu ayunkan, akan menuntunmu
menemukan kembali jalan pulang ; ditemukan kembali oleh seseorang.

3. Nilai-Nilai yang Terkandung


a) Nilai Moral :
Tidak ada nilai moral yang terkandung dalam novel ini.
b) Nilai Pendidikan :
Tidak ada nilai pendidikan yang terkandung dalam novel ini.
c) Nilai Sosial :
Hidup terlalu pendek untuk dihabiskan dengan kesedihan yang
berkepanjangan.
d) Nilai Religi :
Tidak ada nilai religi yang terkandung dalam novel ini.

E. Kelebihan dan Kekurangan


a) Kelebihan
Novel ini sangat laris dipasaran karena banyak quotes yang banyak
disukai oleh remaja dan bisa menjadi acuan motivasi bagi pembacanya.

b) Kekurangan
Untuk yang kurang menyukai novel genre mellow, tidak akan
menyukai novel ini. Selain itu tidak ada nilai-nilai yang terkandung dalam
novel ini.

F. Kritik dan Saran


Terdapat Banyak kata-kata yang tidak dapat dengan mudah dipahami. Saran
saya harap diberi penerjemah kata-kata sulit pada bagian belakang atau halaman
terakhir novel.
G. Kesimpulan
Buku ini dapat dibaca oleh semua umur khususnya remaja yang sedang
mengalami patah hati dan ingin segera move on.

 Resensi novel “Poconggg juga pocong” Muhammad Arief.

A. Identitas Buku
Judul : Poconggg juga pocong
Penerbit : bukune, Jakarta
Tahun Terbit : 2008
Penulis : Muhammad Arief
Kategori : Komedi
Cetakan : ke-13, 2011
Tebal : 142 + vi hlm ; 13 x 19
cm
Harga Buku : Rp. 20.000,-
ISBN : 602-220-002-4

B. Sinopsis
Pocongg tidak seperti pocong-pocong kebanyakan. Sebagai pocong pendatang
baru, poconggg dianggap sebagai pocong cupu karena penakut dan yang paling
memalukan poconggg merupakan satu-satunya pocong yang tidak mampu
menakuti manusia dan malah takut dengan sesama hantu. Anjaw –pocong senior-
dan 4 anggota geng pocong sering mengintimidasi poconggg dan membuat hari-
hari poconggg tidak berjalan lancar.
Untungnya, ada kunti, kuntilanak paling cantik dan gaul, satu-satunya hantu
yang membantu poconggg beradaptasi dan akhirnya menjadi sahabatnya. Lebih
dari itu, kunti juga menjadi sosok hantu yang selalu menjadi tempat poconggg
berkeluh kesah ketika ia sedang diusili Anjaw atau sedang galau karena Sheila.
Sheila perempuan yang paling poconggg sayang. Sayangnya, hubungan
pertemanan –yang akhirnya berkembang menjadi rasa suka, harus berakhir tragis.
Poconggg belum sempat menyatakan perasaannya. Poconggg berupaya
menyampaikannya, tetapi dunia yang berbeda membuat segalanya tidak mudah.
Untungnya, poconggg tidak sendirian, ada kunti yang senantiasa membantunya.
Ada kunti yang menjadi tong sampah poconggg ketika ia galau melihat Adit,
senior Sheila di kampus yang mulai melakukan pendekatan ke Sheila.
Kepribadian poconggg yang penakut membuat semuanya menjadi rumit.
Anjaw yang usil. Kunti yang baik tapi galak. Dunia poconggg dan Sheila yang
sudah berbeda. Semuanya membuat poconggg galau.

C. Unsur Intrinsik
1. Tema
Cinta beda dunia yang kocak antara Poconggg dan cewek yang
disukainya yaitu Sheila. Poconggg yang merasa gagal sebagai setan untuk
menakuti manusia.

2. Tokoh
a. Poconggg
b. Sheila
c. Kunti
d. Anjaw
e. Adit

3. Sudut Pandang
Sudut pandang penulis dalambuku ini yaitu penulis sebagai orang
pertama.

4. Setting
Perumahan, bioskop dan kuburan.

5. Alur
Campuran (Maju-mundur)

6. Amanat
Sebenarnya novel ini tanpa amanat, tapi setelah saya baca dan saya
simpulkan sendiri bahwa pesan moral yang ada dalam novel ini kurang lebih
seperti :
a) Tembaklah orang yang anda cintai walau itu sulit.
b) Jangan takut ditolak, karena jika ditolak kita tinggal ucapkan
“April Mop”
c) Jika diterima berarti anda memang beruntung

D. Unsur Ekstrinsik
1. Gaya Bahasa : Bahasa sehari-hari
2. Nilai : Nilai sosial

E. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari Novel :
1. Kelebihan novel ini sangat menarik, kocak dan jenaka sehingga berbeda
dengan novel-novel pada umumnya.
2. Menggunakan bahasa sehari-hari. Kekonyolan yang lucu pun tidak terkesan
dipaksakan. Kekonyolannya pun cenderung baru, karena menggunakan
pocong sebagai tokoh utama.
3. Gaya penceritaannya pun santai dan diiringi humor.
4. Penyampaian ceritanya menarik.

Kekurangan dari Novel :

1. Kekurangan novel ini, isinya lebih sedikit dibandingkan dengan novel-novel


komedi lainnya sehingga para pembaca yang sudah membaca novel ini sering
beranggapan kalau buku tersebut lebih cocok disebut cerpen.
2. Alur yang agak tidak urut. Bukunya pun menggunakan kertas buram, jadi
kualitasnya tidak seberapa bagus.

F. Kritik dan Saran


Ada beberapa bagian yang menggunakan bahasa dan kata yang kasar, saran
saya bahasa yang kasar itu dapat diperhalus tanpa mengurangi kelucuan.

G. Kesimpulan
Buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan umur karena bahasa yang
digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga kita dapat dengan mudah
memahami isi buku ini. Kejenakaannya dalam menulis juga dapat memancing
para pembacanya untuk tertawa.

 Literasi novel “Hujan Bulan Juni” Sapardi Djoko Damono

Damono, Sapardji Djoko. 2015. Hujan Bulan Juni. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama.
HUJAN BULAN JUNI

tak ada yang lebih tabah


dari hujan bulan juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak


dari hujan bulan juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif


dari hujan bulan juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu

Dari puisi, menjadi lagu, kemudian komik dan nanti film, kini puisi “Hujan Bulan Juni”
karya Sapardi Djoko Damono beralih wahana menjadi novel. 3 bait puisi itu merambah
menjadi trilogi novel tentang 2 insan anak muda, Pingkan dan Sarwono, yang harus terpisah
jarak Jakarta-Jepang, beda keyakinan agama lalu beda adat istiadat.

Membaca novel pertama dari trilogi ini sungguh seperti pertunjukan sastra. Tentang cinta
habis-habisan namun tidak egois. Banyak sekali adat, musik, mitos, kepercayaan, yang
dijelaskan dalam buku 125 halaman ini. Keduanya, novel dan puisi hanya sebuah medium
perasaan tentang hubungan pelik antara perempuan dan laki-laki yang tinggal di sebuah
ruangan kedap suara yang bernama kasih sayang.

Sarwono, yang biasa dipanggil dengan Sar, karena ngambek jika dipanggil Wono adalah
seorang antropolog, dosen muda UI dan beradat jawa, tentu saja juga muslim. Pingkan selalu
mengartikan Sar sebagai kesasar dan Wono hutan, jadi Sarwono adalah kesasar di hutan.
Sedangkan Pingkan, pernah ditanyakannya kepada orang tuanya apa itu Pingkan, dan orang
tuanya hanya menjawab, lupa, habis kalau memakai nama Jawa, tidak cocok. Jadi, tidak ada
arti dari nama Pingkan. Pingkan juga seorang dosen muda, namun mengambil ilmu budaya di
UI dan sebentar lagi akan dikirim ke Jepang.

Sudah beda agama, beda adat, beda Negara pula. Itu yang harus dialami oleh Sarwono dan
Pingkan. Belum lagi diganggu oleh sontoloyo Jepang, Katsuo yang terus menerus nempel di
Pingkan selama Pingkan di Jepang. Mengatasi kerinduannya, Sarwono bekerja keliling
Indonesia sampai kesehatannya menurun dan akhirnya jatuh sakit, Pingkan langsung pulang,
namun seketika semuanya berubah di Jakarta.

Jakarta itu cinta yang tak hapus oleh hujan tak lekang oleh waktu, kata Pingkan kepada
dirinya sendiri sambil mengingat-ingat wajah Sarwono ketika melambaikan tangan dari
balik klise yang bersikeras untuk menjelma kembali ke habitatnya yang purba sebagai larik
puisi. Pingkan selalu menarik napas dalam-dalam setiap kali mengucapkan itu diam-diam
sambil menambahkan. Jakarta itu kasih sayang. (Hal. 125)

Bagian paling menarik dalam novel ini adalah selain ceritanya, tentu saja pemilihan kata yang
dipilih oleh Sapardi Djoko Damono, banyak sekali monolog batin untuk mengungkapkan
berbagai perasaan yang di rasa oleh kedua tokoh utama ini. Ada lagi, satu bab dimana
menggambarkan perasaan namun tidak ada satu pun tanda baca. Sungguh, membacanya
senyum-senyum sendiri.

3 bait puisi diatas, jika membacanya tanpa membaca novelnya mungkin akan menafsirkan
segala macam definisi berbeda, namun, sekarang saya mengerti setiap bait dan maknanya.
Mungkin, jika kalian membacanya, kalian akan punya pemikiran yang sama! Sekali lagi,
novel ini sungguh santai, namun sarat makna, novel ini tentang kepekaan, kepedihan,
kerinduan dan kesederhanaan. Novel yang sangat berbeda dari novel romantis pada
umumnya. Selamat membaca!

Anda mungkin juga menyukai