Anda di halaman 1dari 10

I.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

II.

Identitas Buku

Judul
: Buku Ajar Koas Racun
Penulis
: Andreas Kurniawan, dr
Penerbit
: mediakita
Halaman
: 256
Terbitan Pertama : Oktober 2012
Jenis Cover
: Soft Cover
Kategori
: Motivasi
Ukuran
: 12,5 x 19 cm
Harga
: Rp. 39.000,ISBN
: 978-979-794-365-3

Sinopsis Buku

Koas adalah suatu masa dalam pendidikan dokter dimana seorang


mahasiswa kedokteran diajarkan pengalaman tentang kehidupan seorang dokter di
rumah sakit. Durasi dari koas itu sendiri berkisar antara dua atau tiga tahun sebelum
mereka disumpah menjadi seorang dokter.
Pada keseluruhan isi buku dibahas semua masalah-masalah yang dihadapi
oleh seorang koas. Pada buku koas racun ini berisi masalah koas yang komplek
mulai dengan jaga malam, dosen, pratikum, masalah tidur, ujian dan banyak lagi.
Pada bagian pertama, penulis menyajikan maslah terbesar yang dihadapi oleh
para koas yaitu jaga malam. Seorang koas yang paginya bertugas di bangsalbangsal pada malam hari akan menghadapi jaga malam yang pastinya menguras
tenaga seorang koas. Setelah keseharian mereka yang melelahkan ditambah lagi
dengan istirahat yang kurang membuat jaga mala mini sebagai masalah terbesar
yang dihadapi oleh koas.
Jaga malam adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa komponen.
Penulis menyebutkan dalam bukunya itu komponen jaga malam adalah konsulen
(dokter spesialis), dokter jaga (residen, yaitu dokter yang mengambil program
spesialis), bidan, perawat, dan koas. Komponen-komponen ini seharusnya bekerja
sama, namun ada juga diantara komponen ini nantinya terjadi perselisihan.
Pada saat jaga malam, seorang koas merupakan sumber daya manusia yang
diharapkan serba bisa. Seorang koas diharapkan bisa berperan sebagai penerima
pasien, melakukan pemeriksaan fisik, menulis status pasien, mengambil darah,
menyuntik obat, menjahit luka, dan lain-lain.
Semua tindakan itu dilakukan oleh koas untuk kejar tindakan. Pada awal stase
seorang koas akan mendapatkan sebuah buku yang berisi daftar kegiatan yang
harus mereka laksanakan. Kegiatan itu berupa tindakan klinis yang berkaitan dengan
stase masing-masing.
Pada saat jaga malam seorang koas diberi label-label tertentu. Ada yang
diberi label koas pemanggil pasien. Setiap koas pemanggil pasien hadir maka

bangsal akan penuh dengan pasien. Ada juga koas pengusir pasien. Ini merupakan
kebalikan koas pemanggil pasien. Setiap koas penghusir pasien hadir bangsal akan
kosong dengan pasien.
Kegiatan jaga malam merupakan sumber pengalaman yang menarik bagi
para koas. Jika kehidupan itu seperti roller coaster, maka jaga malam itu adalah saat
roller coaster naik dan turun yang tajam. Banyak kisah yang membuat tawa, gemas,
kesal, ataupun haru.
Pada bagian kedua, penulis menyajikan masalah dengan guru atau dosen.
Dosen ini adalah sumber ilmu yang akan memberikan ilmu dan penilaian kepada
mahasiswa kedokteran.
Guru pertama yang dihadapi seorang mahasiswa kedokteran bukanlah dosen
namun kadaver. Kadaver adalah jenazah ataupun potongan jenazah yang dipakai
untuk menjadi media pembelajaran mahasiswan kedokteran. Jenazah tersebut
diawetkan dengan formalin. Aroma dari formalin tersebut membuat aroma ruang
anatomi menjadi sangat menyengat dan dapat membuat kita menangis.
Kadaver itu sendiri merupakan orang-orang terlantar tanpa identitas yang
setelah meninggal tidak ada orang yang sebagai anggota keluarganya. Setelah
beberapa lama di kamar penyimpanan mayat dan pihak kepolisian yakin tidak ada
yang mengaku keluarga maka mayat akan dibakar masal da nada juga sebagian
yang dijual ke labor anatomy menjadi kadaver.
Belajar anatomi dengan kadaver itu menjadi beban tersendiri oleh mahasiswa
kedokteran. Kita belajar organ yang menjijikan dan itu semua ada di dalam tubuh
kita. Belajar dengan kadaver itu dapat menurunkan nafsu makan dan dapat menjadi
mimpi buruk dari seorang koas.
Guru selanjutnya dari seorang koas adalah konsulen. Konsulen adalah dokterdokter spesialis yang sudah lebih mendalami satu bidang tertentu. Konsulen sebagai
guru juga dapat sebagai masalah bagi seorang koas.

Banyak sekali hal yang dipelajari dari seorang konsulen. Mulai dari suntikmenyuntik sampai seni menghadapi seorang pasien. Kita juga harus melihat kondisi
ekonomi pasien bukan hanya penyakitnya.
Rekan sejawat dapat menjadi guru yang sangat berjasa. Pada saat pratikum
rekan sejawat dapat menjadi orang percobaan. Orang percobaan adalah orang yang
merelakan tubuhnya untuk menjadi orang untuk latihan mendidik rekan sejawat yang
lain.
Guru selanjutnya dari seorang koas adalah pasien. Pasien dating dengan
keluhan tertentu. Tentulah nantinya koas akan mempelajari kasus pasien tersebut
dengan membaca jurnal dan buku teks kedokteran.

Guru yang lain bagi seorang koas adalah rekan sejawat. Rekan sejawat dapat
menjadi guru ketika presentasi kasus di depan kelas. Kesempatan lain seorang
sejawat menjadi guru adalah ketika dia sakit hingga dirawat dirumah sakit. Sejawat
yang dirawat dirumah sakit akan hafal dengan lengkap penyakit yang dideritanya dan
akan menceritakan kesemua orang tentunya dengan bahasa kedokteran.
Pada bagian ketiga, penulis menyajikan pratikum seorang koas. Seorang
mahasiswa kedokteran memerlukan ilmu yang bersifat terapan. Ditangan seorang
dokter nyawa seorang pasien terdapat. Tentulah dibutuhkan keahlian yang sangat
matang sehingga tidak menimbulkan malpraktek.
Pratikum pertama yang dihadapi oleh seorang koas adalah pratikum anatomi.
Ringkasnya pratikum ini kita belajar mengenai organ tubuh seorang manusia,
letaknya di tubuh dan bentuknya.
Pratikum selanjutnya adalah pratikum histologi. Histologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang jaringan tubuh.l Pada pratikum ini kita akan menghadapi
sebuah preparat yang sudah diwarnai. Selanjutnya akan kita amati dibawah
mikroskop untuk mencari jaringan atau sel tertentu.

Pratikum selanjutnya adalah pratikum patologi. Pada pratikum ini kita akan
belajar membuat preparat setipis mungkin sehingga organ yang akan diperiksa dapat
diperiksa dengan bantuan mikroskop. Patologi adalah cabang ilmu kedokteran yang
mempelajari struktur sel atau organ yag mengalami kelainan.
Pratikum selanjutnya adalah pratikum parasitologi. Dari namanya saja kita
sudah dapat menyimpulkan bahwa pada pratikum ini kita akan mempelajari
mengenai parasit. Pada pratikum ini kita akan mencari cacing, lalat, kutu,
plasmodium, toxoplasma dan lain-lain.
Pada bagian keempat, penulis menjelaskan tentang tulisan seorang koas. Jika
kita ingin menjadi seorang koas yang baik maka kita akan selalu bertemu dengan
tulisan. Mulai dari menulis status pasien, sampai membuat tugas-tugas yang banyak.
Banyak orang mengatakan tulisan seorang dokter itu jelek. Awal pembentukan
tulisan jelek seorang dokter adalah saat koas. Koas diminta dapat menulis dengan
cepat. Alasan koas menulis cepat adalah untuk menyelesaikann semua tugas yang
menumpuk.
Untuk membaca tulisan seorang koas kita harus memiliki keahlian khusus.
Untuk membaca tulisan seorang koas kita harus tahu topik dari tulisan itu. Koas
menggunakan singkatan-singkatan untuk menulis status pasien. Oleh karena itu kita
wajib mencari topik untuk dapat menterjemahkan kode-kode yang dibuat koas.
Pada bagian kelima dari buku ini penulis menjelaskan tentang koas dan tidur.
Tidur adalah kebutuhan wajib bagi seorang manusia. Pada saat tidur tubuh kita
melakukan istirahat dan perbaikan supaya keesokan harinya tetap sehat.
Tidur ini merupakan masalah yang cukup besar bagi seorang koas. Orang
yang selalu terpapar dengan penyakit membutuhkan tidur yang lebih supaya sistem
imunnya tetap berfungsi baik.

Tidur bagi seorang koas seolah-olah menjadi kebutuhan tertier. Seorang koas
sangat sulit untuk mendapatkan waktu untuk tidur pulas karena adanya jaga malam
dan tugas yang menumpuk.
Ada beberapa cara untuk menangani mengantuk bagi seorang koas. Tentunya
tatalaksana terhadap ngantuk itu tentulah sudah dikaji secara ilmiah oleh para koas.
Dan penulis menyimpulkan tatalaksana terhadap ngantuk yaitu dengan tidur, kafein,
alih perhatian.
Tidur adalah tatalaksana terbaik untuk orang yang sedang mengantuk. Ritual
tidur sendiri dilakukan koas disela-sela waktu yang memungkinkan. Tidak jarang
dijumpai koas yang tidur saat kuliah, bikin tugas, dan tidur saat makan siang.
Namun kendalanya disini adalah tidak adanya waktu bagi seorang koas untuk
tidur. Untuk ini biasanya koas mengatasi masalah tersebut dengan mencari tempattempat yang strategis untuk dapat tidur tanpa gangguan dosen.
Tatalaksana kantuk yang lain yaitu kafein. Kafein adalah molekul yang
terkandung pada kopi, coklat, the, dan beberapa bahan lainya. Kafein ini bekerja
menghambat rasa kantuk dengan menghambat tertumpuknya adenosine.
Namun, perlu diperhatikan bahwa kadar kafein yang tinggi dalam tubuh dapat
memberikan efek samping. Selain itu, pada koas banyak yang ditemui sudah
resistensi kafein.
Agar efek dari kafein lebih maksimal maka ada beberapa saran untuk
meminum kopi. Sebaiknya minum kopi itu diluar kelas karena kita juga melakukan
aktifitas fisik sehingga mengurangi efek dari kantuk tersebut. Minum kopi sebaiknya
dengan suhu tinggi karena suhu tinggi pada kopi dapat memberikan efek anti-kantuk
yang lebih besar.
Pada bagian selanjutnya dibahas juga mengenai ujian yang dialami seorang
koas atau mahasiswa kedokteran. Seorang koas nantinya akan jadi seorang dokter.

Ujian ini dilakukan supaya koas tersebut memang berkompeten untuk menjadi
seorang dokter.
Ujian pertama yang harus dilewati oleh seorang koas adalah ujian tulis. Ujian
tulis di fakultas kedokteran umumnya menggunakan sistem pilihan berganda. Ini
merupakan kabar baik dan kabar buruk. Kabar baiknya jawaban dari masalah yang
ingin diselesaikan ada pada pilihan jawaban. Kabar buruknya dari pilihan tersebut
banyak hal-hal yang menjebak seorang koas..
Ujian kedua yang dihadapi mahasiswa kedokteran adalah ujian OSCE. Ujian
OSCE adalah ujian skill dokter kita. Pada saat ujian kita akan dinilai oleh seorang
penguji. Penguji akan menilai tindakan kita apakah benar atau ada hal yang kurang.
Tentulah penguji ini akan memberikan beban mental kepada seorang koas karena
semua tindakan kita diperhatikan oleh penguji. Kita akan erasa was-was terhadap
semua yang kita kerjakan.
Ujian selanjutnya yang dialami oleh seorang koas adalah ujian pasien. Dalam
ujian ini seorang koas berperan langsung seolah-olah menjadi seorang dokter dan
akan

melakukan

pemeriksaan

kepada

seorang

pasien

lengkap

sampai

penanganannya.
Pada ujian pasien ini terdapat dua sesi. Sesi pertama adalah sesi
pemeriksaan kepada pasien. Sesi kedua adalah sesi yang akan menguras tenaga
untuk berpikir yaitu sesi diskusi. Pada sesi ini kita akan ditanyai tentang kasus pasien
yang kita periksa.
Pada sesi diskusi ada beberapa tips untuk dapat bertahan dari pertanyaan
penguji. Pertama, jangan pernah mejawab pertanyaan penguji secara lengkap
seperti kita mau memberi kuliah kepada beliau. Penguji tidak akan kagum dengan
hal tersebutn melainkan akan terpancing untuk bertanya hal-hal yang mustahil untuk
dijawab oleh seorang koas.
Tips kedua yaitu jangan menyebutkkan hal yang tidak diketahui atau hanya
sedikit tahu. Ketika kita mengatakan suatu hal yang asing maka konsulen akan

langsung terpancing untuk menanyai lebih dalam mengenai masalah yang kita
sebutkan.
Tips

ketiga

yaitu

kuasai

bahan

dasar

seperti

penatalaksanaan

kegawatdaruratan dan imunisasi dasar. Kita harus mengetahui hal-hal yang


seharusnya dokter tahu secara mendalam. Jika kita tidak dapat menjawab hal dasar
tersebut bersiaplah untuk diceramahi oleh dokter konsulen.
Tips keempat yaitu jawablah pertanyaan konsulen tersebut denga jujur.
Namun perhatikan cara penyampaiaannya. Pemilihan kata yang tepat dapat
meredamkan amarah konsulen yang akan memarahi seorang koas.
Tips terakhir untuk menghadapi ujian sesi diskusi adalah Jangan sampai
menjawab asal-asalan. Ilmu kedokteran adalah ilmu yang berbasis bukti. Jika kita
tdak mengetahui suatu hal jawab saja belum dipelajari daripada menjawab asal. Jika
kita menjawab asal maka konsulen akan marah.
III.

Kesimpulan
Pengalaman adalah guru terbaik. Untuk dapat bertahan melewati masalah

pada saat koas kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman orang-orang yang
sebelumnya. Kita dapat mengambil hal yang positif dari pengalaman orang dan
jadikan sisi negatifnya sebagai perbaikan bagi diri kita.
IV.

Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan dari buku ini, penggunaan bahasanya sangat bagus dan mudah

dimengerti. Penulis seolah-olah berbicara langsung dengan pembaca dan tentu


dengan dibumbui dengan sedikit humor. Penulis menjabaran mengenai dunia
kedokteran dalam bukunya dan sedikit memberitahukan mengenai istilah-istilah
kedokteran menggunakan bahasa yang mudah dan menarik. Penulis juga
memberikan tips jadi seorang koas yang baik dengan contoh-contoh pengalaman
yang pernah dialaminya. Ditambah lagi dengan gambar-gambar menarik yang

mempermudah pemahaman kita. Desain dari bukunya pun tidak membuat mata
cepat lelah. Ditambah lagi dengan ukuran yang kecil dan harga yang terjangkau
Adapun kekurangan dari buku ini hanya terdapat pada penggunaan bahasa
yang kurang mengikuti kaidah bahasa yang benar.

V.

Saran
Untuk para pembaca yang ingin mengetahui masalah yang dihadapi seorang

koas dirumah sakit atau yang ingin menjadi seorang dokter. Ada baiknya jika anda
membaca buku ini karena pada buku ini kita diberikan tips-tips tentang kehidupan
koas dan tentu saja dibumbui dengan humor-humor yang akan membuat anda
mudah untuk membacanya.

Tugas Resensi Buku

Oleh,
Fauzan Muahammad
No. BP 1210313005

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir Perkuliahan Bahasa Indonesia

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS


PADANG
2013

Anda mungkin juga menyukai