Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ni Ketut Asri Diantari

Kelas : XII MIPA 2


Absen : 19
Tugas Bahasa Indonesia
Resensi Novel
Judul buku : Ubur-Ubur Lembur
Pengarang : Raditya Dika
Ilustrator : WD Willy
Penerbit : GagasMedia
Negara : Indonesia
Genre : Komedi
Tanggal rilis : 7 Februari 2018
Halaman : 231
Harga : Rp. 66.000,- ( P.Jawa )

Sinopsis

Ubur-Ubur Lembur adalah kumpulan kisah nyata dengan berbagai tema. Mulai dari
pertemanan, percintaan, karier, hingga cerita masa kecilnya. Cerita-cerita itu dibungkus dengan
komedi yang membuat kita ingin terus membuka lembar demi lembar, halaman demi halaman,
serta membaca kata demi kata yang Radit tulis di dalamnya. Di dalam novel ini kita akan
dihadapkan dengan masalah saat proses kita menuju dewasa, pengalaman Radit belajar dari apa
yang dia cintai sambil menemukan hal remeh yang bisa ditertawakan di sepanjang perjalanan.
Dengan kata lain tema dari novel ini adalah perjalanan hidup. Hal ini bisa kita lihat dari salah satu
kutipan pada buku di halaman 219.

“Semakin gue menua, semakin gue melihat bahwa cita-cita yang dimiliki anak kecil terus
mengalami perubahan”.

Dari contoh kutipan diatas kita menilai bahwa semakin tumbuh besar dunia akan terus berubah.
Itulah salah satu contoh dari apa yang dikemukakan Radit pada novel ini. Dari hal itu juga bisa
disimpulkan bahwa tema dari novel ini adalah perjalanan hidup.

Kelebihan :

Dengan judul yang selalu menggunakan nama hewan, hal mencirikan bahwa novel ini
adalah karangan seorang Raditya Dika. Alasan Radit menggunakan nama hewan adalah
menjadikan sebuah ciri khas. Sehingga orang akan lebih mudah menggingatnya, dan salah satu
alasannya adalah ia ingin buku yang berbeda dari yang lain. Novel Ubur-Ubur
Lembur memiliki cover yang kekinian banget. Ada ilustrasi makhluk bertubuh ubur-ubur
berwajah Raditya Dika. Dengan cover depan yang cukup memikat, cukup membuat kita semakin
penasaran dengan isi cerita di dalamnya.

Dari segi cerita, Radit cukup pintar dalam mengemas tiap bab yang ada di buku ini dengan
judul yang bisa dibilang out of the box. Tiap judul pada buku ini seperti menarik pembaca untuk
mendalami cerita dari Ubur-Ubur Lembur. Buku ini mampu membuat para pembaca tertawa dan
secara tidak langsung menyetujui bahwa memang di dalam buku tersebut terdapat hal yang baru
yang tentunya ditemukan dari kisah yang ada di dalamnya. Terdapat salah satu bab didalam buku
tersebut yang menceritakan bahwa cita cita jadi anak Indonesia sendiri saat ini sudah mulai
bergeser dan berubah dari sebelumnya. Ketika dulu seorang anak ditanya ingin menjadi apa,
jawaban mereka antara pilot, polisi, dokter, ataupun guru. Namun sekarang, banyak sekali anak
kecil yang memilih untuk menjadi seorang youtuber dan menurut saya pergeseran tersebut
memang benar adanya.

Di dalam buku tersebut juga diulas mengenai pahit dan manis menjadi seorang artis.
Dirinya mengatakan bahwa kehidupan dari artis yang dihadirkan melalui infotainment selama ini
tentunya tidak seperti apa yang ada di televisi. Menjadi artis bukan hanya mengenai uang yang
banyak, terkenal, dan juga memiliki penggemar. Namun didalamnya terdapat tangungjawab,
risiko, dan juga profesionalismenya yang tinggi yang dituntut untuk mereka.

Dan, bagian yang paling menarik dari buku ini adalah bab terakhir yang berjudul sama
seperti judul buku ini. Radit selalu menjelaskan apa makna hewan yang ia pilih sebagai judul buku
di bagian ending, pun dengan ubur-ubur. Namun di bagian ending buku yang satu ini, Bang Radit
nampak lebih dewasa dalam menyajikannya. Bab ini wajib dibaca untuk kalian yang ingin jadi
penulis. Ada semangat baru yang saya dapatkan seusai meng-khatam-kan buku ini. Walaupun
buku ini dibungkus dengan kata-kata yang membuat tertawa, akan tetapi tidak meninggalkan
amanat didalamnya.

Disamping dari ide cerita yang kekinian, Radit juga sangat kreatif dalam mengisi ilustrasi
cerita layaknya komik dan hal ini juga menjadi nilai plus bagii novel ini. Dengan gambar yang
menarik, ilustrasi yang ada dapat mengurangi rasa bosan ketika membaca novel ini.

Kekurangan :

Dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan oleh novel ini, bagi beberapa orang komedi
seorang Raditya Dika memang agak sulit dipahami. Hal ini karena memang pada novel ini, Dika
membagi setiap bab di novelnya menjadi cerita yang berbeda dan tidak menjadi satu kesatuan.
Gaya penulisan Dika yang tidak sistematis ini juga yang membuat pembaca bingung dengan cerita
pada novel, khususnya bagi pembaca awam. Humor-humor yang receh pada novel ini juga
memerlukan konsentrasi tinggi untuk dipahami, sehingga butuh tenaga yang cukup besar untuk
tertawa ketika membaca novel ini.
Buku ini juga rasanya tidak cocok dibaca oleh anak yang belum cukup umur, karena kata
humorisnya banyak yang tak senonoh dan belum pantas diketahui oleh anak dibawah umur seperti
percintaan. Karena di zaman ini banyak sekali fenomena yang terjadi dikalangan anak-anak terkait
dengan pacaran dan cinta, yang pada hakikatnya mereka tidak seharusnya pantas untuk melakukan
hal tersebut. Tatanan bahasa dalam novel ini juga tidak rapi, mungkin karena buku ini di cetak
hanya untuk hiburan semata tetapi tidak menghilangkan amanat-amanat yang dapat di ambil oleh
anak zaman milenial.

Sayangnya dalam buku ini, Radit menyisipkan beberapa materi stand up comedy yang
sudah pernah ia bawakan di channel youtube–nya. Bagi sebagian subscriber Radit bisa saja
merasa bosan karena tahu jalan cerita, ending, dan punchline–nya ada di mana. Tapi buat pembaca
yang belum pernah nonton stand up comedy Bang Radit, dipastikan masih bisa tertawa ketika
membacanya.

Rekomendasi

Dengan berbagai kekurangan dan kelebihan yang ada pada novel ini, tetap saja mampu
menjadikan novel ini unik dan menarik. Sebagai salah satu novel karangan Raditya Dika rasanya
sudah tidak perlu diragukan lagi kualitasnya. Seperti yang kita tahu, novel Ubur-Ubur Lembur
bukanlah novel pertama Radit tetapi novel kesekian yang bisa diberi predikat sebagai novel terbaik
di Indonesia seperti Kambing Jantan, Marmut Merah Jambu dan novel Radit lainnnya. Novel
Raditya Dika memang selalu ditunggu dan laris dipasaran. Oleh sebab itu, novel ini sangat saya
rekomendasikan untuk dibaca dan dibeli ataupun sebagai koleksi. Dengan skor dari saya yaitu 9/10
dan harga Rp. 66.000,- ( P.Jawa ) rasanya tidak akan rugi dikeluarkan untuk menikmati sebuah
karya seni dengan gaya bahasa dan penulisan khas seorang Raditya Dika ( bapak anak 2 ).

Anda mungkin juga menyukai