Anda di halaman 1dari 3

Teks Ulasan Buku

Nama : Virginia Reyska Andi Baso Meringgi

NIM : 220211010131

A. Identitas Buku

Judul : Ubur-Ubur Lembur

Penulis : Raditya Dika

Penerbit : Gagas Media

Cetakan : Pertama

Tahun : 2018

Tebal : 232 Halaman

Bahasa : Bahasa Indonesia (Non-Baku)

B. Pendahuluan

Buku ini ditulis sama halnya dengan buku-buku yang dibuat oleh Raditya Dika
sebelumnya dengan menggunakan nama-nama hewan, seperti kambing, marmot, ikan
salmon, hingga koala. Alasan Raditya Dika menggunakan nama hewan pada buku-
bukunya adalah menjadikan sebuah ciri khas, sehingga orang akan lebih mudah
mengingatnya, dan salah satu alasannya adalah ingin membuat buku yang berbeda dari
yang lain.

Di dalam novel ini kita akan dihadapkan dengan masalah saat proses kita menuju dewasa.
Dengan kata lain tema dari novel ini adalah perjalanan hidup. Hal ini bisa kita lihat dari
salah satu kutipan pada buku di halaman 219.

“Semakin gue menua, semakin gue melihat bahwa cita-cita yang dimiliki anak kecil terus
mengalami perubahan”.
Dari contoh kutipan diatas kita menilai bahwa semakin tumbuh besar dunia akan terus
berubah. Itulah salah satu contoh dari apa yang dikemukakan Raditya Dika pada novel
ini. Dari hal itu juga bisa disimpulkan bahwa tema dari novel ini adalah perjalanan hidup.

Di novel ini kisah yang disajikan akan selalu dimulai dari awal lalu pada akhirnya akan
selesai dengan caranya masing-masing, di dalam novel ini juga sangat sedikit kita
disajikan suatu masalah lalu dihadapkan dengan bagaimana hal itu terjadi. Dengan contoh
kutipan di buku halaman 223.

“Bertahun-tahun berlalu. Gue lalu kerja di sebuah perusahaan media di Jakarta. Gue
ngantor disana dengan shift masuk siang dan pulang di pagi-pagi buta…”

Pada kalimat pertama yang terdapat pada kutipan diatas saja kita bisa menilai bahwa itu
merupakan sesuatu yang bersifat maju. Dari keseluruhan kisah pada novel ini selalu
berjalan maju kedepan menceritakan dengan runtut dari awal.

Novel Raditya Dika ini mengangkat cerita dari pengalaman yang dia hadapi dan ingin
menertawakan kisahnya yang sekiranya pahit. Raditya Dika menggunakan sudut pandang
orang pertama pelaku utama, disini Raditya Dika sebagai toko utama.

“Kesempatan gue pergi ke Jepang muncul pada April 2017. Film gue Hangout masuk ke
Okinawa International Movie Festival di Jepang. Di sela-sela promo The Guys, film gue
yang sedang tayang saat itu, gue minta Wira, manager gue, mencarikan waktu ke
Jepang” (halaman 105)

Kutipan diatas menggambarkan Raditya Dika sebagai tokoh utama di novel ini. Dia juga
menggunakan kata ganti orang pertama yang kurang baku yaitu gue. Dia disana sebagai
yang mengalami sendiri kejadian dalam dirinya, dia menceritakan pengalamannya
sendiri. Dengan kata lain kita membaca sebuah diary orang lain.

C. Kelebihan dan Kekurangan


Dilihat dari covernya saja sudah menarik, karena menggunakan ilustrasi ubur-ubur yang
berwajah Raditya Dika, walaupun buku ini dibungkus dengan kata-kata yang membuat
tertawa, akan tetapi tidak meninggalkan amanat didalamnya.
Namun, buku ini tidak cocok dibaca oleh anak yang belum cukup umur, karena kata
humorisnya banyak yang tak senonoh dan belum pantas diketahui oleh anak dibawah
umur. Tatanan bahasa dalam novel ini juga tidak rapi, mungkin karena buku ini di cetak
hanya untuk hiburan semata tetapi tidak menghilangkan amanat-amanat yang dapat di
ambil oleh anak zaman sekarang.

Anda mungkin juga menyukai