Tia Chirstine
Tema : Roman
SINOPSIS
Sekolah itu adalah sekolah dasar Muhammadiyah yang berada di Gantung Belitong Timur.
Tapi, karena murid yang mendaftar genap 1, sekolah tersebut tidak jadi ditutup dan tetap
berjalan seperti sekolah pada biasanya. Sepuluh murid itu adalah anggota laskar pelangi.
Nama laskar pelangi diberikan oleh guru mereka yaitu Bu Mus.
Kesepuluh murid itu adalah Lintang, Ikal, Sahara, Mahar, Syahdan, A Kiong, Borek, Kucai,
Haru, dan Trapani. Novel ini berkisahkan tentang perjuangan dari sepuluh anak anggota
laskar pelangi untuk menggapai impian mereka yang penuh dengan tantangan. Kental dengan
cerita khas anak-anak melihat dunia dengan penuh ambisi yang simpel.
Kaidah kebahasaan
Berikut adalah kaidah kebahasaan dalam teks ulasan mengenai novel Laskar Pelangi:
Pembahasan
Di sini kita bisa melihat contoh-contoh dari empat kaidah kebahasaan di atas, yakni:
Kata Sifat
Kata Metafora
“... mengharumkan nama sekolah itu.” Artinya: memenangkan lomba yang mewakili sekolah.
“... keterbelakangan mental.” Artinya: seseorang yang memiliki gangguan intelektual yang
biasanya ditandai dengan kemampuan kecerdasan dan mentalnya terlambat berkembang
seperti orang-orang seusianya.
Kata Benda
Kata Kerja
Teks ulasan merupakan sebuah teks yang ditulis dengan tujuan untuk mengulas suatu karya
dan mendiskusikan masalah yang ditemukan. Kemudian teks ulasan akan dipublikasikan dan
diteruskan ke pembaca agar kita tertarik untuk membeli karya sastra tersebut berdasarkan
kualitas buku yang dinyatakan dalam teks ulasan atau resensi.
Nama kelompok :Cantika naura salsabila
Tia Chirstine
SINOPSIS
Rudy adalah kisah yang disusun dari cerita-cerita B.J. Habibie yang belum diceritakan
sebelumnya. Ini adalah kisah tentang perjalanan tumbuh dewasa seorang anak laki-laki dan
Indonesia yang masih belia.
Tak banyak yang tahu bahwa cita-cita membangun industri pesawat terbang untuk Indonesia
justru diawali oleh ketakutan Rudy akan burung besi pada masa Perang Dunia Kedua. Tak
banyak juga yang tahu kisah cinta tersembunyi Rudy sebelum akhirnya ia bertemu Ainun,
cinta sejatinya, dan fakta bahwa Rudy tak terlalu suka kata “mimpi” sebagai kata ganti hal
yang sangat diinginkannya. Baginya, “cita-cita” adalah kata yang lebih menjejak dan nyata.
Dalam buku ini kita akan temukan alasan kenapa Rudy jengah bila dipanggil gebius, tapi
lebih senang bila disebut sebagai pekerja keras yang setia. Setia pada cita-citanya. Setia pada
cintanya.
Kita akan mengikuti perjalanan bagaimana B.J. Habibie yang kita kenal datang dari visi besar
orangtuanya, pengorbanan keluarganya, dukungan para sahabatnya, dan inspirasi terbesarnya:
Indonesia.
Kaidah Kebahasaan