Anda di halaman 1dari 13

RESENSI BAHASA

INDONESIA
Buku Novel Laskar Pelangi
Nama Anggota Kelompok :

● Bagas Argya Syhabuddin (081002200001)


● Samuel Febrian Hamonangan Lumbantoruan
(081002200002)
● Fira Tiara Rachmawati (081002200003)
● Muhammad Fauzi Adi Nugroho (081002200004)
● Muhammad Firly Hardi (081002200005)
● Muhammad Fariz Wibisono (081002200006)
Data Buku :
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2005
Tebal : 534 halaman. Termasuk tentang Penulis.
Bahasa : Indonesia
Sampul : Latar langit yang abstrak, siluet kumpulan anak-anak yang sedang
berkumpul, tulisan berwarna putih, tulisan berwarna merah muda, dan
tulisan berwarna kuning
Orientasi Buku

Buku dengan judul “Laskar Pelangi” ini ditulis oleh seorang novelis
Indonesia yang berasal dari Provinsi Bangka Belitung, yakni Andrea Hirata
Seman Said Harun atau yang kerap dikenal sebagai Andrea Hirata. Di balik
usianya yang tidak muda lagi (lahir pada tanggal 24 Oktober 1967), Andrea
Hirata memiliki riwayat pendidikan yang sangat gemerlap, beliau telah
menempuh pendidikan di beberapa universitas ternama, seperti Universitas
Indonesia, Universitas Paris di Prancis, dan Universitas Sheffield Hallam di
Inggris. Dengan memiliki segudang prestasi sekaligus novelis yang cukup
hebat, Andrea Hirata telah memiliki 12 judul buku yang telah ia tulis.
Orientasi Buku

Buku ini terinspirasi dari kisah nyata kehidupan sang Penulis, yakni
Andrea Hirata yang mana saat itu dirinya bertempat tinggal di Desa Gantung,
Kabupaten Gantung, Belitung Timur. Buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh
para kaum muda karena memiliki banyak sekali pesan positif, dan juga sebagai
bahan renungan kepada kaum muda yang kerap kali bersenang-senang akan
kemudahan ekonomi dan tidak mengenal susah payahnya merintis kehidupan
dari nol demi menggapai masa depan yang gemilang. Tidak hanya untuk kaum
muda, buku ini sangat bagus untuk dibaca oleh tenaga pendidikan dan
pemerintah agar mereka dapat melek dan tidak lalai akan keadaan ranah
pendidikan di Indonesia.
Tafsiran Isi Buku
Buku ini merupakan sebuah kisah perjalanan para anggota Laskar Pelangi dalam
menjalankan pendidikan di SD Muhammadiyah Gantung ditemani oleh berbagai ragam emosional,
mulai dari rasa bahagia, dramatis, hingga mengharukan sekalipun. Buku ini mengangkat kisah dari
kenangan sang penulis akan pengalamannya di masa lalu. Buku menceritakan tentang perjuangan
dua orang guru yaitu Ibu Muslimah dan Bapak Harfa. Mereka adalah guru yang mendedikasikan
hidupnya dalam dunia pendidikan dimana dengan kesungguhannya mereka berdua berhasil
memajukan pendidikan di desa Gantong yaitu satu desa terpencil di pulau Belitong. Berawal dari
sekolah tersebut mengalami kekurangan anak untuk menjalankan suatu sekolah dimana mereka
harus memiliki minimal 10 anak. Namun, pada kenyataannya mereka hanya memiliki 8 anak. Ibu
Muslimah dengan semangatnya akan pendidikan, dia pergi keliling kampung untuk mencari 2 anak
yang mau sekolah di tempatnya. Tetapi, Ibu Muslimah hanya mendapatkan 1 anak. Mereka sempat
putus asa akan apa yang terjadi sebab di detik-detik terakhirnya, mereka tidak kunjung
mendapatkan murid yang tersisa.
Disaat terakhir ketika pintu mau ditutup, datanglah seorang anak siswa baru dan akhirnya
sekolah tersebut dapat terbuka kembali. Anak tersebut bernama Harum. Walau keadaan
yang tidak mendukung, mereka memiliki semangat juang untuk melanjutkan
pendidikannya di kampung Gantung, Kepulauan Bangka Belitung. Sebagian besar dari
kesepuluh anak yang menempuh pendidikan di SD Muhammadiyah Gantung merupakan
anak dari para penambang timah di pulau dengan perolehan kekayaan alam timah yang
terbesar di dunia. Di dalam buku ini terdapat karakter tokoh yaitu Ikal, Lintang, Sahara
Aulia Fadillah, Mahar Ahlan, Syahdan Noor Aziz, Muhammad Jundullah Gufron Nur
Zaman atau A Kiong, Samson atau Borek, Mukharam Kudai Khairani, Trapani Ihsan
Jamari, Harun Ardhli Ramadhan, dan Flo merupakan anggota Laskar pelangi sejak
mereka bersekolah di SD Muhammadiyah sampai mereka berhasil mencapai cita-citanya.
“Bangunan itu nyaris rubuh. Dindingnya miring bersangga sebalok kayu. Atapnya
bocor di mana-mana. Tetapi, berpasang-pasang mata mungil menatap penuh
harap. Hendak ke mana lagikah mereka harus bersekolah selain tempat itu? Tak
peduli seberat apapun kondisi sekolah itu, sepuluh anak dari keluarga miskin itu
tetap bergeming. Di dada mereka, telah menggumpal tekad untuk maju.”
Banyak hal menakjubkan yang terjadi di masa kecil anggota Laskar Pelangi.
Sebelas orang anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah, meski dalam
keadaan tidak simpatik. Lihat Lintang, kuli kopra cilik yang jenius dan dengan senang
hati berjalan sekitar 80 kilometer untuk memuaskan dahaga akan ilmu pengetahuan,
bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan lagu negara di penghujung jam sekolah
atau Mahar, anak laki-laki yang melakukan tugas untuk a pengikis kelapa serta
penghibur improvisasi yang imajinatif dan tidak logis. , yang kreatif dan sering
diremehkan oleh teman-temannya, namun berhasil mengangkat nama sekolah desa
mereka pada karnaval 17 Agustus, bersama sembilan orang lainnya dari Laskar Pelangi
yang antusias dengan kehidupan dan perjuangan untuk mencapai tujuan mereka.
Ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka,
indahnya petualangan mereka, dan temukan diri Anda tertawa,
menangis, dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Buku ini
dipersembahkan buat mereka yang meyakini the magic of childhood
memories, dan khususnya juga buat siapa saja yang masih meyakini
adanya pintu keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan.
Laskar Pelangi, kisah perjuangan anak-anak menimba ilmu.
Diceritakan dengan cara yang lucu dan menarik, novel ini menjadi novel
terlaris di Indonesia. Menginspirasi dan bermanfaat bagi siapa saja yang
menyukai
Andrea Hirata dalam buku Laskar Pelangi berhasil menghadirkan keragaman bahasa yang khas dan unik.
Dalam buku ini, penulis berusaha menyampaikan nuansa budaya masyarakat Melayu, serta aspek sosial dan
budaya yang ditampilkan secara jelas dalam dialognya. Kelihaian Andrea Hirata dalam mengubah kesedihan
menjadi humor tergambar dengan indah dalam buku Laskar Pelangi. Hal ini terlihat dalam dialog antara
anggota Laskar Pelangi dengan masyarakat Belitung. Selain itu, buku Laskar Pelangi mengandung banyak
sekali pesan positif seperti ketekunan, ketabahan, keberanian untuk bermimpi, berjuang mengejar pendidikan
sekolah serta memiliki moral agama yang kuat. Dalam buku ini juga memiliki isu-isu sosial dan ekonomi
yang sangat relevan dengan kehidupan sekarang dan masa depan. Ini termasuk kemiskinan, pendidikan,
kesenjangan sosial, dan lain sebagainya.
Evaluasi Isi Buku

Cerita dalam buku Laskar Pelangi sangat banyak pelajaran hidup yang bisa dipetik.
Sungguh persahabatan yang erat antara 10 bocah kecil yang sedang menempuh sekolahnya.
Akan tetapi, dibalik kesempurnaan cerita laskar pelangi ini terdapat kekurangan kekurangan
yang membuat pembaca kurang nyaman dalam membaca. Yaitu, banyak nama-nama ilmiah
yang digunakan tidak familiar bagi pembaca, seringkali istilah istilahnya tidak disertai dengan
glosarium yang tidak diletakkan dimana kata itu berada.

Tim resensi membandingkan novel yang berjudul " Laskar Pelangi " dengan novel
berjudul “Negri 5 Menara” begitu nyaman pembaca saat membaca novel “Negri 5 Menara”
dikarenakan novel “Negri 5 Menara” jarang sekali terdapat istilah-istilah atau bahasa ilmiah
yang tidak familiar, jadi pembaca akan lebih mudah memahami alur cerita dan isi dari novel
yang berjudul “Negri 5 Menara”.
Dengan alur cerita yang sangat menarik dan juga edukatif, Ada beberapa hal yang
mengganjal pada novel ini, yaitu terdapat glosarium pada bagian belakang novel ini yang
terkesan kurang praktis bagi pembaca, karena pembaca akan bolak balik ke glosarium saat
membaca novel ini. Alangkah baiknya jika glosarium yang di bagian belakang novel itu
langsung tertera pada kata kata itu berada.

Begitu banyak kelebihan pada novel “Laskar Pelangi”, nampaknya buku ini lebih
ampuh ditujukan kepada anak muda yang sedang menempuh sekolahnya agar bisa menjadi
acuan dan juga semangat mereka dalam belajar. Dengan ditujukannya buku ini kepada anak-
anak yang sedang menempuh pendidikannya, seharusnya desain sampul dari novel " Laskar
Pelangi " dibuat lebih formal agar guru guru sekolah dasar atau sekolah menengah pertama
cocok menggunakan buku ini untuk menjadi referensi anak anak disekolah maupun diluar
sekolah.

Tak hanya itu, diakhir cerita, tokoh ”aku” sering kali berubah ubah menjadi orang lain,
padahal tokoh tersebut adalah Ikal. Hal ini juga salah satu penguat mengapa novel “Laskar
Pelangi” kurang nyaman bagi si pembaca. Apabila hal ini bisa penulis kemas dengan rapih
mungkin penggemar novel ini dalam kalangan anak anak yang sedang menempuh pendidikan
akan lebih banyak lagi. Mengingat isi dari novel ini sangatlah membawa hal yang sangat
positif bagi anak anak yang sedang menempuh pendidikan.
Rangkuman Evaluasi

Buku novel “Laskar Pelangi” sangat bermanfaat, khususnya bagi anak-anak dan remaja yang
sedang berusaha untuk menggapai impian mereka, karena kesan yang di dapatkan setelah
membaca novel ini adalah motivasi agar terus berjuang dan berusaha untuk menggapai
impian dan cita-cita mereka. Serta kelihaian penulis dalam menggunakan gaya bahasa
deskriptrif struktural sehingga dapat menguraikan alur cerita dan keadaan tokoh dengan jelas
dan mudah di pahami oleh pembaca novel terlepas dari istilah kata yang digunakan oleh
penulis.

Anda mungkin juga menyukai